Mas Dwi, ini saya menyempatkan diri mampir di WM. Kata "nabi" jelas merupakan kosa kata bahasa Semitis. Makanya, tak disebutkan ada nabi di luar bangsa Semitis. Dan, menyangkut "kitab suci", maka hal inilah yang pernah diributkan di milis WM ini, apakah KS seperti Alquran itu absolut firman Tuhan ataukah paduan firman Allah dan sabda Nabi Muhammad. Waktu itu, saya tidak mau turut campur agar tidak membingungkan teman-teman WM. Yang saya tegaskan waktu itu adalah pengertian "wahyu" yang senantiasa diturunkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya.
Jadi, mengingat wahyu itu diturunkan sesuai dengan bahasa dan adat/budaya kaum yang mendapatkan wahyu itu --see Q. 14:4-- maka seolah-olah para rasul/nabi itu tidak diturunkan di bangsa-bangsa selain yang di TIMTENG. Ditegaskan dalam Q bahwa sebagian rasul itu diceritakan dan sebagian lainnya tidak diceritakan di dalam Q [4:164 dan 40:78]. Mengapa banyak rasul/nabi yang tidak dikisahkan di dalam Alquran? Karena, setiap nabi itu punya misi yang sama yaitu menciptakan masyarakat tauhid. Wujud pentauhidan itulah yang berbeda-beda. Nah, yang diceritakan dalam Quran, ya tentunya yang bisa dipahami oleh masyarakat pertama yang menerima wahyu itu. Dalam hal ini, masyarakat pertama yang menerima Alquran adalah bangsa Arab! Dus, penampilan ritual di depan patung, jelas memiliki pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan pemahaman suatu bangsa terhadap tauhidnya. Artinya, pemujaan di depan patung yang dilakukan oleh suatu bangsa belum tentu sama pengertiannya dengan yang dilakukan oleh bangsa lain! Dengan menyebarnya agama Islam ke luar dari Jazirah Arabia, diperlukan kearifan yang luar biasa dalam memahami bangsa-bangsa lain. Sekarang saya berikan contoh konkrit tentang syirik yang dilakukan oleh pemerintah KSA. Dua puluh juta riyal atau sama dengan 60 miliar rupiah dihabiskan untuk membuat kain penutup Ka'bah setiap tahunnya. Kalau bukan perbuatan syirik, mengapa mereka harus mengeluarkan dana sebesar itu? Bukankah kain hitam biasa sudah cukup untuk menggantinya pada setiap tahun? Bukankah elit-elit Qureisy lebih mementingkan dana untuk pemujaan daripada memperhatikan nasib manusia yang kelaparan, miskin, tertindas dalam perbudakan, dan lain sebagainya, sehingga 360 patung itu harus dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad dari lingkungan Ka'bah? Lalu, perhatikan Kejawen yang membuat ritual dengan membungkus pohon besar dengan kain mori agar pohon tidak ditebang atau dirusak. Lingkungan selamat dengan cara seperti itu! Oleh karena itu, tidak diperlukan nabi-nabi untuk mengingatkan akhlak dan moral mereka. Bacalah kembali kitab hukum dan undang-undang Majapahit Manawa Kutara Dharma Sastra yang membuat para lelaki tidak akan berani melecehkan kaum perempuan meskipun perempuan itu tidak menutup buah dadanya. Tak ada laki-laki yang berani jawal-jawil apalagi memperkosanya! Wassalam, chodjim ----- Original Message ----- From: ariel To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 21, 2009 5:14 PM Subject: [wanita-muslimah] BARACK-->Re: Hamas Tolak Gencatan Senjata pada saat di wilayah middle east berdatangan para nabi, di wilayah benua amerika pun telah muncul peradaban indian, tapi kenapa tidak ada kisah para nabi yg tercatat di peradaban aztec, maya, inca, dan suku-suku indian lain di amerika utara? ada sih rujukannya, tapi tidak detil, pada setiap kaum ada setiap nabi, lalu ada sekian ribu nabi, sekian puluh rasul yg pernah datang. tapi setahu saya tidak ada kisah nabi di catatan sejarah peradaban indian yg punya irisan sama dengan di middle east. salam, -ariel- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ari Condro" <masar...@...> wrote: > > Orang jawa banyak yg kejawen dan nyembah pohon, kok nggak dikirimin nabi yah ? > > Apalagi orang bali, jelas jelas mereka nyembah patung, india dan china animisme, dinamisme, nyembah berhala, atheis, tapi kok tuhan gak kirim nabi yah ? Padahal kalau ditotal jendral mereka sudah separuh penduduk dunia. > > Masa tuhan salah hitung ? > > > salam, > > > [Non-text portions of this message have been removed]