Iya, itu yg mau kita dorong. Public awarenessnya. Pemilu legislatif dan 
presiden ini ya sudahlah. Kalaupun saya milih SBY, itu karena gak pingin 
wiranto atau prabowo menang :) Tapi masih mikir2 juga, apa mending golput aja 
:-) 

Komitmen saya sih justru mendukung public awarenessnya tadi, minimal di wilayah 
DPR dulu deh, yang memang jadi wilayah pantauan tempat saya bekerja. Kalaupun 
yg mengerjakan orang lain, gpp.. asal idenya dijalankan. Ada beberapa orang yg 
tertarik dng ide itu. Dana selalu jadi masalah, tapi selemah2nya iman, 
persoalan dana bisa diatasi. Ada beberapa program kita yg self-finance juga. 
Tetap jalan, ada atau tidak ada dana. Bagian dari kerja "pro-bono". 

Yg saya lagi pikirkan adalah, kayanya kalau mengajak masyarakat umum, pasti 
asik! dan pasti lebih bagus dan seru. Lihat aja, obrolan politik di milis2, 
fesbuk, selalu seru! :-) Mungkin ada gap pengetahuan soal prosedur2 di DPR dan 
hal-hal lainnya soal gimana sistem kenegaraan kita bekerja, tapi itu bisa 
diatur. Sinerginya dulu yg perlu dibangun.  Teman2 di NGO punya data, akses dan 
pengetahuan.. dan persoalannya gimana hal ini bisa didistribusikan dan dipakai 
oleh publik? Cuma belum hoki aja nemu orang yg bisa diajak kerjasama utk soal 
ini. 

Hal yg sama bisa dipakai utk presiden terpilih nanti. Catatan publik 
kebijakannya spt apa aja sih. 

Buat saya, mau ideologinya kaya apa, ya silakan aja. Transparan aja, gak usah 
jaim. Mau zealot sekalipun! :) Yg bahaya kan yg hidden agenda, bukan? Buat saya 
bukan soal posisi, tapi alasan2 dibaliknya. Walaupun orang yg "beroposisi" suka 
salah mengerti hehehe. Dan ini semangat yg juga dibangun di WM. Maksudnya, 
mental WMnya kebawa ke dunia nyata hehehe...

Ariel mau bantu? :-)


salam,
Herni


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" <ariela4e...@...> wrote:

 
 
yup, pada pemilu ini yg terjadi adalah perang PR, contoh SBY ditampilkan 
sebagai sosok yang kalem, Megawati dekat rakyat cilik, JK yg cekatan, tujuan 
akhirnya adalah memenangkan persepsi masyarakat. Isu jilbab, neoliberalisme, 
deklarasi capres dll adalah bagian dari proses  PR ini. Sudah tentu sebelumnya 
konsultan PR dari masing2 capres sudah melakukan mapping segmen pasar mana yg 
potensial bisa direbut, dan kebetulan masyarakat sebagai calon konsumen senang 
dengan model2 pencitraan ini.
 
Jadi jangan berharap banyak, capres2 ini akan membicarakan lebih spesifik 
masalah yg aktual seperti pendidikan, kesehatan, lapangan kerja.    

Seperti mbak herni sampaikan, yang diperlukan saat ini adalah menumbuhkan 
public awareness, agar pemilu kali ini tidak hanya sekedar menjadi bahan 
penelitian untuk tugas akhir mahasiswa jurusan PR & komunikasi :-)
 
salam,
-ariel-  


Kirim email ke