----- Original Message ----- 
From: "Abbas" <abas_ami...@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, January 20, 2010 08:23
Subject: [wanita-muslimah] Re: PELAJARAN BERHARGA - Tragedi Kiyai Liberal, 
Akhir Hayatnya Memilukan


> Hehehehe, pak HMNA janganlah keaiban seseorang OKNUM dijadikan
> contoh untuk keseluruhan kelompok.
> Di tiap kelompok juga ada yang baik ada yang buruk. Itulah manusia.
##################################################################3
HMNA:
Baik dan buruk itu menurut standar Al-Furqan, jadi saya tidak menyebarkan 
aib seseorang
###################################################################
>
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)" 
> <ning...@...> wrote:
>>
>> Sepertinya fiksi...
>>
>> Tapi .. mudah2an memberi hikmah bagi siapa pun yang membacanya..
>>
>> Audzubillahi min dzalika... ngeri..
>>
>>
>>
>> Wassalaam,
>>
>> -Ning
>>
>>
>>
>> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
>> [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of H. M. Nur
>> Abdurahman
>> Sent: Tuesday, January 19, 2010 10:21 PM
>> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
>> Subject: Re: [wanita-muslimah] PELAJARAN BERHARGA - Tragedi Kiyai
>> Liberal, Akhir Hayatnya Memilukan
>>
>>
>>
>>
>>
>> Sebuah kisah (fiktif atau nyata?) yang cukup menarik, kira-kira
>> begitulah gambaran pergolakan bathin mendiang Nurholis Madjid icon Islam
>> Liberal, tatkala mengentahui anak perempuannya kawin dengan seorang
>> Yahudi.
>>
>> Wassalam
>> HMNA
>>
>> ----- Original Message ----- 
>> From: "ismail sutopo" <manmandir...@...
>> <mailto:manmandirimy%40gmail.com> >
>> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com
>> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> >
>> Cc: <badaw...@... <mailto:badawimy%40gmail.com> >; <
>> issut...@... <mailto:issutopo%40yahoo.com> >
>> Sent: Tuesday, January 19, 2010 20:22
>> Subject: [wanita-muslimah] PELAJARAN BERHARGA - Tragedi Kiyai Liberal,
>> Akhir Hayatnya Memilukan
>>
>> Tragedi Kiyai Liberal, Akhir Hayatnya Memilukan
>>
>> 100119-ISMAIL-Assalaamu'alaikum wr. wb
>>
>> Suatu pelajaran berharga bagi Jaringan Islam Liberal-ICRP dll ketika
>> seorang
>> tokoh cendekiawan Liberal mendapati puterinya dihamili orang ..bacalah
>> kisahnya ..
>>
>> "Apa!? kamu hamil?!" Pak tua itu terbelalak mendengar pengakuan putri
>> bungsu yang dicintainya. Dia langsung berdiri dan memburu ke arah sang
>> putri, mengangkat tangannya tinggi-tinggi, siap mendaratkan tamparannya,
>> tapi...
>>
>> "Jangan Paa... sabaar..!" istrinya menjerit sambil berusaha menghalangi
>> dengan memeluk erat tubuh gadis kesayangannya. Sang bapak pun
>> mengurungkan
>> niatnya, tapi nampak jelas kemarahan dan kekecewaan luar biasa menguasai
>> dirinya. Tubuhnya bergetar, matanya merah melotot, menatap tajam ke arah
>> putrinya.
>>
>> "Siapa!? Siapa yang berbuat kurang ajar begini, hah??" bentaknya
>> tiba-tiba.
>>
>> Sang putri hanya terdiam, terisak dan menyembunyikan wajahnya dalam
>> pelukan
>> sang ibu.
>>
>> "Ya Allahhh. kenapa ini terjadi pada keluargakuu. .?? Aku yang
>> ditokohkan
>> orang sebagai cendekiawan muslim terkemuka di negeri ini, hanya
>> membesarkan
>> seorang pelacur!!!" Orang tua itu mengeluh dan mengomel seolah ingin
>> memuntahkan seluruh kekesalan dan kekecewaan dari ubun-ubunnya.
>> Sementara,
>> sambil terus memeluk anaknya, sang istri berusaha menenangkan suasana.
>>
>> "Istigfar Paa, siapa sih yang pelacur? Anak kita kan hanya korban."
>> belum
>> selesai si istri berbicara, "Korban apa? Wong dia sengaja melakukannya!
>> !!"
>> Pak tua yang masih kesal itu kini bertambah marah mendengar istrinya
>> berusaha membela sang anak.
>>
>> Suasana langsung hening, sang istri hanya menunduk, tidak mampu berkata
>> apa-apa. Sejenak kemudian lelaki tua itu menarik kursi ke arah istri dan
>> anaknya yang masih saling berpelukan, dan menghempaskan tubuhnya yang
>> mulai
>> renta itu.
>>
>> "Ufhhh., kenapa kau lakukan ini, Nak?" nada bicaranya nampak mulai
>> menurun.
>> Lalu dia menunduk sambil menutupi mukanya dengan kedua tangan
>> keriputnya,
>> seakan tindakan itu bisa menutupi rasa malu yang akan dipikulnya ketika
>> tersiar kabar di media massa infotaintment, "Putri Cendikiawan Muslim
>> Terkemuka Liberalis, Hamil di Luar Nikah dengan Pemuda Kristen."
>>
>> "Pokoknya, kamu harus dicambuk seratus kali!" tiba-tiba dia berucap
>> tegas. I
>>
>> Istrinya yang sedari tadi diam, serta-merta menoleh ke arahnya sambil
>> mengernyitkan dahi.
>>
>> "Apa, Pa? Dicambuk? Bukannya papa pernah bilang cambuk itu hukuman
>> primitif
>> yang tidak pantas untuk diberlakukan lagi? Papa juga sering menulis di
>> buku
>> dan berbagai media bahwa hudud itu sudah tidak relevan dan ketinggalan
>> zaman?!" sang istri memberanikan diri untuk angkat bicara.
>>
>> Mendengar itu, sang cendekiawan pun semakin terhenyak ke kursinya, dia
>> pun
>> terdiam tak tahu harus bagaimana.
>>
>> *****
>>
>> Semenjak kejadian itu, kini lelaki tua tujuh puluh tahunan itu terkulai
>> lemah di atas pembaringan sebuah ruangan gawat darurat sebuah rumah
>> sakit
>> ibu kota . Dia mengalami depresi yang cukup berat. Dalam dirinya terjadi
>> pertentangan batin yang hebat. Dia sadar bahwa selama ini dia terdepan
>> meneriakkan keabsahan nikah beda agama, meneriakkan slogan anti
>> penerapan
>> syariat Islam, menentang jilbab dan menyatakan jilbab bukan ajaran Islam
>> tapi tradisi Arab. "Itu budaya orang Arab, bukan budaya Islam!" tegasnya
>> setiap saat ketika memberikan mata kuliah di depan mahasiswanya.
>>
>> Tapi, kini nuraninya berontak ketika menyaksikan kedua putri-putrinya
>> menyingkap aurat, berpakaian minim dan sudah tidak seakidah lagi
>> dengannya.
>> Dia ingin menyuruh mereka istiqamah dalam syariat Islam, hidup dalam
>> rumah
>> tangga islami, dan menutup aurat seperti yang diperintahkan Al Quran,
>> tapi
>> apa daya nasi sudah menjadi bubur.
>>
>> Kedua putrinya justru jadi orang yang gigih mengamalkan ideologi sekuler
>> liberalnya.
>>
>> Dengan busana gaul ala artis MTV, kini putrinya terjerumus kepada
>> perbuatan
>> zina dengan pemuda non muslim. Nuraninya menuntut untuk menjatuhkan
>> hukuman
>> sesuai dengan syariat Islam. Karena dia sangat mengerti bahwa hukuman di
>> dunia akan membebaskan sang putri dari hukuman yang lebih dahsyat di
>> akhirat
>> nanti.
>>
>> "Nak, walau bagaimana, kamu adalah seorang muslimah, jika terlanjur
>> melakukan zina, kamu harus bertobat dan dihukum dengan hukuman yang
>> telah
>> ditetapkan oleh Islam." Entah untuk ke berapa kalinya dia mengatakan itu
>> pada sang putri. Karena tuntutan nuraninya, dia selalu mencoba
>> meyakinkan
>> putrinya agar mau menjalani hukuman cambuk dan pengasingan.
>>
>> Hingga suatu ketika, saat saat sang putri membesuknya, dia mencoba
>> membujuk
>> putrinya. Tak disangka-sangka sang putri langsung berkata, "Ya sudah,
>> kalau
>> memang dalam Islam seperti itu, aku mau masuk Kristen aja!"
>>
>> "Apaaa?!" bak disambar petir, pak tua itu langsung terlonjak berdiri.
>> Matanya melotot seolah mau copot. "Kamu sudah gila, ya? Kalo kamu masuk
>> Kristen, kamu berarti Murtad!! Kamu kafir dan..." Ia tak sanggup lagi
>> meneruskan kata-katanya, karena amarahnya sudah membumbung tinggi.
>> Dengan
>> suara menggelegar dia hardik sang putri yang langsung terdiam, menggigil
>> ketakutan.
>>
>> "Apa nggak salah denger nih, Pa?" tiba-tiba putri sulungnya yang
>> kebetulan
>> sedang berkunjung, angkat bicara membela adiknya. "Papa ngomong apa sih,
>> murtad.. kafir.
>>
>> Hak Diana dong Pa, untuk masuk Kristen, karena dia sudah merasa tidak
>> cocok
>> dengan Islam. Agama kan, wilayah privat yang tidak bisa dicampuri orang
>> lain. Pindah agama ke Kristen adalah wilayah privat Diana. Papa tidak
>> bisa,
>> dong... ikut campur!"
>>
>> "Jangan asal ngomong kamu, Len!!" pak tua itu langsung membentaknya.
>>
>> "Dengar Lena, sebenarnya papa tidak pernah merestui kamu menikah dengan
>> orang Kafir itu. Haram hukumnya muslimah menikah dengan orang kafir!!"
>>
>> "Sekarang papa berani bilang begitu, lalu kenapa papa selama ini sibuk
>> menulis di buku dan berbagai media bahwa semua agama itu sama
>> kebenarannya?
>> Untuk apa papa berkoar-koar semua pemeluk agama akan masuk surga? Itu
>> semua
>> bohong? Iya, Pa ? Papa selama ini hanya menipu orang banyak dengan semua
>> tulisan dan ucapan Papa itu?" Lena memberondong sang ayah yang sudah tua
>> dan
>> sedang sakit itu dengan berbagai pertanyaan yang sangat menyudutkan.
>>
>> "Diaamm..!!!" dia semakin kalap mendengar ocehan sang putri sulung.
>>
>> "Kenapa Lena harus diam? Lena kan hanya mengulang ucapan-ucapan yang
>> Papa
>> ajarkan!" Si sulung tidak mau kalah, balas membentak. "Asal Papa tahu,
>> sekarang aku sudah ikut agama Mas Yudha, aku sudah masuk agama Budha!"
>>
>> "Apaa?! ... beraninya kamu murtad Lena .. kamu sudah kafir, akan masuk
>> neraka. darahmu sekarang halal ditumpahkan. akan aku bun... aaaakhhh!"
>>
>> "Pa..pa..istigfar pa., istigfaaar!! !" Sang istri berusaha menenangkan
>> suaminya yang berteriak-teriak mengigau. Lelaki itu terus meronta-ronta
>> sambil berteriak tak karuan.
>>
>> "Susteer. tolong susteer.." Sang istri pun menjerit histeris. Tak lama
>> kemudian berdatanganlah beberapa perawat laki-laki, memegangi tangan dan
>> kakinya sampai dia tenang kembali.
>>
>> "Ahh.. hhh..hhh" lelaki itu nampak terengah, nafasnya memburu..
>>
>> "Tenang Pak, istigfar.." salah seorang perawat terus berusaha
>> menenangkannya.
>>
>> Lelaki tua itu pun berangsur tenang, perlahan dia membuka kedua bola
>> matanya, memandang sekelilingnya. Nampak olehnya sang istri yang masih
>> menyisakan cemas di wajahnya. Kedua biji matanya menyapu sekeliling
>> ruangan
>> itu, namun tak didapatinya kedua orang putrinya.
>>
>> "Ma.. apa.. d..Di..ana jj..jadi masuk kk..Kristen?" mulutnya bergetar,
>> dengan suara yang amat lemah dia berusaha bertanya ke istrinya. Setelah
>> terdiam beberapa saat, bingung harus menjawab apa, sang istri pun
>> memberanikan diri untuk mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
>>
>> ..Kepalanya terkulai lemas, tatapannya kosong, perlahan dia pun kembali
>> memejamkan mata. tiba-tiba.. dia teringat sebuah hadits Nabi yang dulu
>> sangat dihafalnya sejak kecil...
>>
>> "Fhhhhh." lelaki itu menghembuskan nafas kuat-kuat, seolah ingin
>> melepaskan
>> semua beban di dadanya. Kepalanya terkulai lemas, tatapannya kosong,
>> perlahan dia pun kembali memejamkan mata. tiba-tiba.. dia teringat
>> sebuah
>> hadits Nabi yang dulu sangat dihafalnya sejak kecil... "Apabila anak
>> Adam
>> meninggal dunia, terputus seluruh amalannya kecuali tiga perkara. Ilmu
>> yang
>> bermanfaat, shadaqah jariah, dan anak shaleh yang akan mendoakan.."
>>
>> Dia langsung membelalakkan matanya, "Anak yang shalehhh." mulutnya
>> berdesis.
>> "Aku tidak punya anak yang shaleeeh. kedua putri ku telah murtaaad!!..
>> aahhh, siapa nanti yang akan mendoakanku? ? Hik..hik..hik. ." dia pun
>> terisak, tubuhnya berguncang hebat menahan isakan tangis penyesalannya.
>>
>> ***
>>
>> Sang cendekiawan tertunduk menatap tajam ke arah gundukan tanah yang
>> masih
>> merah tempat istrinya dibaringkan untuk selama-lamanya. Tanpa disangka,
>> istrinya yang segar-bugar, mendahuluinya menemui sang Khaliq. Sementara
>> sang
>> cendekiawan tua yang belum bisa mengatasi depresi berat itu masih
>> bertahan
>> hidup, meski sakit-sakitan. Kini, tinggallah Kyai Liberal ini dengan dua
>> orang putrinya.
>>
>> Tiba-tiba dia tersentak, teringat kedua putrinya kini beda agama
>> dengannya,
>> berarti hanya dia sendiri yang muslim.
>>
>> Ketika hendak beranjak berdiri. Tanpa sengaja bola matanya terpaku pada
>> sebuah nisan berlambang salib, tak jauh dari makam istrinya. "Ya Allah,
>> bila
>> aku mati nanti, akankah namaku terpampang di batu nisan seperti di makam
>> salib itu?" [...@hra/voa-islam.com]
>>
>> http://www.voa- islam.com/ news/hikmah/ 2009/12/27/ 2231/tragedi-
>> kiyai-liberalakh ir-hayatnya-
>> memilukan/<
>> http://www.voa-islam.com/news/hikmah/2009/12/27/2231/tragedi-kiyai-liber
>> alakhir-hayatnya-memilukan/>
>>
>> 1/6/2010 12:34 PM
>>
>> [Non-text portions of this message have been removed]
>>
>>
>>
>>
>>
>> [Non-text portions of this message have been removed]
>>
>
>
>
>
> ------------------------------------
>
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com
>
> Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
>
>
>

Kirim email ke