;-) Eyang HMNA yss.,

lepaskan dulu bagaimana orientalis berargumen dari pikiran Eyang.
soal bagaimana kita menghadapinya itu kita bicarakan BELAKANGAN...
saya sih males ngurus orang2 yang niatnya sudah gak bener...  biarlah Allah 
yang mengurusnya....
serahkan sama seperti ketika Rasulullah menyerahkan kepada Allah semua 
urusan ketika dipermalukan dan dipersekusi di Tha'if...

IMHO, ayat 29:48 tersebut menceritakan blessing in disguise dari ke buta 
huruf an dari Rasulullah,
lha wong semua orang Arab saat itu telah kenal Muhammad dengan sangat baik, 
bagaimana buta hurufnya beliau.
Begitu juga para ahli kitab sebetulnya telah mengantisipasi nabi yang buta 
huruf.

sehingga sifat otentik dari Al-Quran itu tidak bisa dirujuk pada pekerjaan 
Rasulullah yang buta huruf,
tapi hanya bisa langsung dilihat dari Al-Quran itu sendiri.
Jadi para musyrikin Quraisy (yang dituju sebetulnya bukan Yahudi dan 
Nasrani) yang kenal Rasulullah sejak kecilnya sebetulnya tidak punya 
keraguan bahwa bukan Rasulullah yang membuat Al-Quran...

Tidak mungkin seorang buta huruf TANPA track-of-record sebelum dan 
sesudahnya, sehebat apapun ingatannya, "membuat, merekaulang dari ingatan", 
Alquran kepada Muhammad, yang memuat akidah yang sangat tinggi nilainya, 
dilengkapi dengan bukti-bukti yang meyakinkan, mempunyai gaya bahasa yang 
sangat indah tidak ada seorangpun yang dapat menandinginya, sekalipun di 
waktu itu di kalangan bangsa Arab banyak pujangga-pujangga sastra yang 
kenamaan dan seni sastra sedang berkembang pula....

Kan Al-Quran sudah menantang, jika memang sanggup silahkan buat satu ayat 
saja yang menyamainya.

Soal orientalis, mereka tidak menyadari betapa Islam itu bukan karya 
manusia, tapi merupakan fitrah manusia. Kemiripan dan kesamaan Islam dengan 
sebelumnya itu malah suatu KEHARUSAN. Jika tidak bagaimana disebut sebagai 
hal yang sama? Awareness Rasulullah terhadap "sisters in faith" seperti 
Yahudi dan Nasrani sebetulnya pelajaran berharga bagi semua, termasuk umat 
Islam sendiri! Lha wong Allah bilang, jika dia inginkan mudah membuat 
seluruh manusia seragam, tapi dia menghendaki berbeda, agar kita saling 
kenal dan memahami serta BELAJAR dari perbedaan. Bagi Yahudi dan Nasrani 
yang beramal shalih bahkan dijamin tidak akan merugi.





----- Original Message ----- 
From: H. M. Nur Abdurahman
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 05, 2010 9:02 AM
Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme




----- Original Message ----- 
From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <ary.setij...@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, February 05, 2010 09:19
Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

;-)
setelah mbak Ning bisa hebat menilai saya,
oke kita masuk ke substansi ya...

sekarang mbak Ning, anda baca ayat (29:48).
lalu anda baca yang Eyang bicarakan.
#####################################################################################################
HMNA:
Ini saya copy paste yang saya cuplik dari postingan saya sebelumnya:
Saya lagi2 garis bawahi: => Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya sesuatu 
Kitabpun dan kamu tidak menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; Andaikata 
(kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar (tetaplah) ragu orang-orang 
ingkar (29:48).
Sempit benar pemahaman ente apa itu arti membaca. Membaca itu bisa membaca 
dari tulisan, tetapi bisa pula membaca dari ingatan. Maksud ayat itu Nabi 
SAW membaca dalam makna membaca dari ingatan. Jadi Nabi tidak bisa membaca 
dari tulisan dan tidak bisa menulis, karena Nabi itu buta huruf, namun Nabi 
selalu membaca dari ingatan, termasuk yang ente asumsikan dan dijabarkan 
oleh para orientalis dan Kristen bahwa Nabi membaca dari ingatan akan 
pelajaran dari Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab 
beliefs, yang didengar beliau dalam pergaulan, dan inilah yang dinafikan 
oleh ayat (29:48). Faham !?
######################################################################################################

.. lihat motivasinya kenapa pendapatnya seperti itu.
lalu lihat apa yang Eyang persoalkan dari pendapat saya...
bagaimana pendapat anda?

kan jelas juga,
TIDAK PERNAH SAYA BILANG RASUL PERNAH BACA KITAB, MENYENGAJA MEMPELAJARI
YAHUDI DAN NASRANI... LHA WONG ROSUL ITU BUTA HURUF!
Tapi bilang rasul tidak tahu sama sekali tentang ajaran Yahudi dan Nasrani,
itu kebodohan luar biasa!!! Penghinaan terhadap rasulullah!! :-)

saya gak pernah punya motivasi lain, selain mencari kebenaran arti dari 
ayat.
jadi motivasinya tidak pernah reaktif, "karena orang lain bilang begini, 
loop holenya harus ditutup whatever necessary"... wahahahahahahaha makanya 
kebobolan terus.... menipu diri sendiri jadinya...
itulah perilaku jahiliyah... kebanggaan diri membutakan mata hati dari 
kebenaran.

mau orang lain menilai begini-begitu, silahkan saja...
saya hanya mengingatkan saja, tapi kalo sudah tertutup ya sudah... :-D

kalo cuman nuduh sesat atau mungkar...
gak perlu jadi tua dulu, sekarang saya juga bisa... ;-)

----- Original Message ----- 
From: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 05, 2010 6:55 AM
Subject: RE: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

Baca diskusi ini.. kok saya lihat mas Ary yang kebakaran jenggot tuh.... 
CUman as usual.. berusaha tampak tenang dengan menambahkan 
emoticon2-nya..:-) (Ikut2an ahhh..). Sorry, saya biasanya ngga pernah 
menilai penulis, biasanya hanya komen tentang tulisannya. Tapi jadi 
tergelitik untuk komen menilai penulisnya dari diskusi ini..

Anyway, kalau yang saya pahami dari bacaan di bawah,yang abah permasalahkan 
itu BUKAN masalah ketemu atau interaksi dengan orang Yahudi atau Nasrani. 
Tapi mengenai mempelajari tentang Yahudi dan Nasrani. Itu jelas suatu yang 
beda dong, mas... Kita ketemu dan berinteraksi dengan suatu komunitas 
tertentu kan tidak dengan menyengaja mempelajarinya.. ya cuman sebatas 
berinteraksi saja.

Itu yang saya pahami.

Wallahua'lam bishowab.

Wassalaam,

-Ning

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Ary Setijadi 
Prihatmanto
Sent: Thursday, February 04, 2010 6:17 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

jelas sudah dibaca atuh... ya tetep saja kebakaran jenggot, keliatan gitu 
kok... ;-)

sudah dibilang maksud ayat itu menerangkan keuntungan dari "RASULULLAH YANG 
TIDAK BISA MEMBACA DAN MENULIS" bukan tentang Rasulullah yang tidak 
terekspose dengan ajaran Nasrani dan Yahudi,
masih saja ngotot bilang pendapat saya bertentangan dengan ayat itu...

Eyang mmg tidak pernah bilang secara eksplisit Rasulullah itu pemuda kuper.
Tapi bilang Rasul tidak pernah tahu, gak pernah ngobrol, gak pernah kenal 
dll...
Lha gimana gak kuper,
lha wong pernah jalan2 ke Syam dagang kok gak kenal dan ngobrol sama orang 
Yahudi dan Nasrani...
Ya jelas ketemu orang-orang yang tepat, kalo gak tidak akan terbentuk empati 
yang besar thd mereka Ahli Kitab.
Coba ketemu sama Hitler... ;-)

Mengartikan "Rabb" kok cuman kayak maen sulapan... apa tiba-tiba Rasul kayak 
gitu?
Semua desahan nafas kita merupakan pengurusan Allah terhadap kita...
dari awal hingga kesempurnaan, fisik maupun mental...

maksud ayatnya...
Apakah Rasul tahu tentang Yahudi dan Nasrani sekalipun itu TIDAK RELEVAN,
karena beliau itu orang buta huruf. Bisa menghasilkan Al-Quran itu 
mukjizat!!!
Al-Quran itu bukan tentang pengetahuan Muhammad saw, tapi tentang Al-Quran 
ITU SENDIRI!
Jadi harusnya tidak ada yang sangsi ttg kerasulan...

Keliatan, dari motivasi Eyang saja bukan mencari kebenaran,
malah urusan perang-perangan kayak gitu... Jahiliyah....
herannya masih merasa tahu kebenaran, padahal cuman mencoba membela pendapat 
sendiri,
tapi pake alasan membela Islam... :-(

makanya gawangnya kebobolan terus...
Terserah deh... gak akan ditanggapi lagi...
emang gue pikirin... :-)

----- Original Message ----- 
From: H. M. Nur Abdurahman
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
Sent: Thursday, February 04, 2010 3:08 PM
Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

Saya ulangi, copy paste dari bawah

Sehingga tentu saja Allah mempersiapkan Rasulullah sejak kecil dengan
berbagai macam cara yang tidak perlu terlihat istimewa buat kita, termasuk
mempertemukan beliau dengan banyak orang-orang yang tepat.
#############################################################
HMNA:
Baca dahulu tulisan saya di atas baru baca ini:
Tidak ada yang kebakaran jenggot. Pernyataan apapun yang mengatakan di 
Makkah Nabi belajar agama Yahudi dan Kristen mendalam atau tidak mendalam, 
itu adalah pernyataan yang mungkar, karena bertentangan dengan ayat (29:48). 
Termasuk yang mungkar juga yaitu beliau dipertemukan dengan banyak 
orang-orang yang tepat, yang dapat dijabarkan menjadi: "Muhammad knew all 
the sources: Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs 
before he could compile the Qur'ân."

Tambahan, saya garis bawahi, ente puynya asumsi: berbagai macam cara yang 
tidak perlu terlihat istimewa buat kita, termasuk berbagai macam cara yang 
tidak perlu terlihat istimewa buat kita, termasuk mempertemukan beliau 
dengan banyak orang-orang yang tepat. Apa yang diteorikan para orientalis 
dan Kristen itu bertolak dari asumsi orang Islam seperti ente punya asumsi 
tsb, yaitu mereka jabarkan menjadi "Muhammad knew all the sources: 
Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs before he 
could compile the Qur'ân." Lubang yang berupa asumsi itu harus ditutup, dan 
itu termasuk nahi mungkar
.
###############################################################

----- Original Message ----- 
From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <ary.setij...@gmail.com 
<mailto:ary.setijadi%40gmail.com> >
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com 
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> >
Sent: Thursday, February 04, 2010 09:40
Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

Jangan lah kebakaran jenggot tanpa perlu Eyang...

Coba dipikir lagi,
"Belajar" itu tentu saja berbeda "membaca dan menulis kitab" dalam (29:48)

"Belajar" itu tidak perlu nongkrong duduk lalu dikhotbahi sama pendeta 
Yahudi atau Nasrani di kelas2, baca injil dll.
Bergaul lama, banyak ngobrol, kan jadi ngerti dikit-dikit...
Sebagai seorang Arab yang tinggal di Makkah, Singapuranya Jazirah Arab saat 
itu,
adalah wajar dan natural Rasulullah terekspose dengan ajaran-ajaran Yahudi 
dan Nasrani.

RasulullahTIDAK BISA MEMBACA DAN MENULIS!! itu lah makna dari ayat di atas,
bukan seperti sangkaan Eyang bahwa Rasulullah itu pemuda kurang gaul di 
Mekkah.
##########################################################################
HMNA:
Rasulullah itu pemuda kurang gaul di Mekkah, itukan ente punya asumsi 
mengenai pendirian saya. Di mana ente dapatkan dari tulisan saya bahwa saya 
mmenyangka Rasulullah itu pemuda kurang gaul di Mekkah.
###########################################################################
Jika Rasul itu pemuda kurang gaul, tidak mungkin mendapat gelar Al-Amin!

Adalah mungkar bicara sesuatu yang tidak sebenarnya dan hanya berangkat dari 
pikiran sempit belaka dan penuh nafsu curiga dan amarah.

Saya sedang melakukan nahyi mungkar juga sekarang.

----- Original Message ----- 
From: H. M. Nur Abdurahman
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
Sent: Thursday, February 04, 2010 7:36 AM
Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

===========
Nahi Mungkar
===========

Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah ia 
mengubah dengan tangannya (falyughayyiru biyadihi), apabila ia tak sanggup, 
hendaklah diubahnya dengan lisannya (fabilisa-nihi), apabila itupun tak 
sanggup cukup dengan kalbunya (biqalbihi), namun yang terakhir ini pertanda 
yang terlemah imannya.

Falyughayyiru, dalam kata ini ada LAM al-amar, LAM yang menyatakan perintah. 
Jadi mengubah yang mungkar, atau nahi mungkar itu WAJIB hukumnya, berdosa 
kalau tidak dikerjakan. Saya fokuskan pada nahi mungkar dengan lisan / 
tulisan, karena saya bukan polisi dan jaksa, tidak mempunyai otoritas secara 
hukum untuk nahi mungkar dengan tangan / tindakan.

Saya banyak mendapat kritikan karena tidak kurang dari tulisan saya yang 
REAKTIF. Yang mengkritik itu tidak faham, bahwa nahi mungkar itu memang 
perbuatan yang reaktif, sesuai dengan hukum aksi vs reaksi. Aksi mungkar itu 
dilawan dan perlawanan itulah reaksi.

-------------------------------
Ilustrasi dalam milis ini:
-------------------------------
Saya baca dari beberapa publikasi dari para orientalis dan misionaris 
Kristian yang menulis pernyataan sebagai berikut : "Muhammad knew all the 
sources: Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs 
before he could compile the Qur'ân." Ini tidak bisa didiamkan, karena ini 
prasangka yang mungkar. Lahirlah tulisan saya Seri 740. Islam Phobia yang 
Bersifat Proaktif => 
http://waii-hmna.blogspot.com/2006/08/740-islam-phobia-yang-bersifat-proaktif.html.
 
Dalam Seri 740 tsb kemungkaran para orientalis dan misionaris Kristian saya 
sungkurkan dengan ayat (29:48): Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya 
sesuatu Kitabpun dan kamu tidak menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; 
Andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar (tetaplah) ragu 
orang-orang ingkar.

Dalam milis ini timbul perlawanan dari Ari Condro yang menyatakan: "ada di 
sirah nabi, kan nabi belajar mengetahui tentang agama yahudi dan kristen 
juga." Pernyataan bahwa Nabi belajar Yahudi dan Kristen ini juga sebagai 
suatu kemungkaran karena menentang ayat (29:48). Dan berlanjut soal jawab 
anatara lain: "Muhammad muda pernah mendengarkan khotbah Qus ibn Sâ`idah, 
seorang pendeta Kristen dari Thaif. Muhammad Husain Haikal," Jadi Adi Condro 
semula mengatakan Nabi belajar Yahudi Kristen, lalu mundur mengatakan 
Muhammad muda. Lalu saya jawab: "Kejadian itu tidak bisa dijadikan 
reasoning, bahwa Muhaamd sebelum Nabi pernah belajar pada orang Kristen. 
Beliaukan bilang: "aku tidak hafal detail ungkapannya." Hingga akhirnya Ari 
Condro mengatakan: "saya kan gak bilang belajar teologi kristen dan yahudi 
secara mendalam. :)) sampai capek bilang, bahwa di makkah lah nabi ketemu 
orang kristen dan yahudi." Mendengar khuthbah Qus ibn Sâ`idah yang pendeta 
Kristen itu bukan belajar agama namanya, lagi pula Ari Condro mengatakan 
ketemu orang Yahudi di Makkaah(untuk belajar agama). Nabi ketemu orang 
Yahudi nanti setelah di Madinah.

----- Original Message ----- 
From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <ary.setij...@gmail.com 
<mailto:ary.setijadi%40gmail.com> >
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com 
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> >
Sent: Wednesday, February 03, 2010 18:03
Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar:
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

Dengan komentar Eyang ini,
nanti kalo ada yang bilang Rasulullah gak kuat ingatannya,
ada lagi yang marah-marah..... wahahahahahaha duh susah....

Kenapa sih harus kebakaran jenggot jika memang Rasulullah sedikit tahu ttg
Nasrani dan Yahudi?
Lha namanya saja sumbernya sama dan merupakan kelanjutan...
Kalo beda sama sekali kan dimana kelanjutannya? Dimana benang merahnya?

Bukankah jika kita perhatikan,
pengurusan Allah terhadap kita kan tidak hanya bersumber pada wahyu,
tapi yang pasti setiap detik pengalaman hidup kita merupakan bentuk
pengurusan Allah kepada kita.
Termasuk siapa saja yang kita temui, apa saja yang kita pelajari setiap
saat, apa yang TIDAK SEMPAT kita pelajari juga, merupakan bagian dari
pengurusan Allah kepada kita.

Sehingga tentu saja Allah mempersiapkan Rasulullah sejak kecil dengan
berbagai macam cara yang tidak perlu terlihat istimewa buat kita, termasuk
mempertemukan beliau dengan banyak orang-orang yang tepat.
#############################################################
HMNA:
Baca dahulu tulisan saya di atas baru baca ini:
Tidak ada yang kebakaran jenggot. Pernyataan apapun yang mengatakan di 
Makkah Nabi belajar agama Yahudi dan Kristen mendalam atau tidak mendalam, 
itu adalah pernyataan yang mungkar, karena bertentangan dengan ayat (29:48). 
Termasuk yang mungkar juga yaitu beliau dipertemukan dengan banyak 
orang-orang yang tepat, yang dapat dijabarkan menjadi: "Muhammad knew all 
the sources: Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs 
before he could compile the Qur'ân."
###############################################################

----- Original Message ----- 
From: H. M. Nur Abdurahman
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, February 03, 2010 4:07 PM
Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar:
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

----- Original Message ----- 
From: "Ari Condro" <masar...@gmail.com <mailto:masarcon%40gmail.com> >
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com 
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> >
Sent: Wednesday, February 03, 2010 15:51
Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar:
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

Muhammad muda pernah mendengarkan khotbah Qus ibn Sâ`idah, seorang pendeta
Kristen dari Thaif. Muhammad Husain Haikal, sebagaimana dikutip Khalîl
Abdul
Karim, menjelaskan isi khotbah Qus ibn Sâ`idah itu sebagai berikut;

"Wahai manusia, dengarkan dan sadarlah. Siapa yang hidup pasti mati, dan
siapa yang mati pasti musnah. Semuanya pasti akan datang. Malam gelap
gulita, langit yang beribntang, laut yang pasang, bintang-bintang yang
bercahaya, cahaya dan kegelapan, kebaikan dan kemaksiatan, makanan dan
minuman, pakaian dan kendaraan. Aku tidak melihat manusia pergi dan tidak
kembali, menetap dan tinggal di sebuah tempat, atau meninggalkannya
kemudian
tidur. Tuhannya Qus ibn Sa'adah tidak ada di muka bumi. Agama yang paling
mulia semakin dekat waktunya denganmu, semakin dekat saatnya. Maka sungguh
beruntung bagi orang yang mendapati dan kemudian mengikutinya, dan celaka
bagi yang mengingkarinya".

Muhammad Husain Haikal melanjutkan kisah tentang Qus ibn Sâ`idah. Alkisah,
utusan Bani Iyad--suku Qus ibn Sa`îdah--menemui Nabi. Nabi bertanya
keberadaan Qus. Mereka menjawab, Qus ibn Sâ`idah sudah meninggal dunia.
Mendengar informasi tersebut, Nabi teringat akan khotbahnya di Pasar
Ukazh;
ia menunggang unta yang berwarna keabuan sambil berbicara. Tapi, aku tidak
hafal detail ungkapannya.
###########################################################
HMNA:
Kejadian itu tidak bisa dijadikan reasoning, bahwa Muhaamd sebelum Nabi
pernah belajar pada orang Kristen. Beliaukan bilang: "aku tidak hafal
detail
ungkapannya."
###########################################################

[Non-text portions of this message have been removed]


 

Kirim email ke