;-)
setelah mbak Ning bisa hebat menilai saya, 
oke kita masuk ke substansi ya...

sekarang mbak Ning, anda baca ayat (29:48).
lalu anda baca yang Eyang bicarakan... lihat motivasinya kenapa pendapatnya 
seperti itu.
lalu lihat apa yang Eyang persoalkan dari pendapat saya...
bagaimana pendapat anda?

kan jelas juga, 
TIDAK PERNAH SAYA BILANG RASUL PERNAH BACA KITAB, MENYENGAJA MEMPELAJARI
YAHUDI DAN NASRANI... LHA WONG ROSUL ITU BUTA HURUF!
Tapi bilang rasul tidak tahu sama sekali tentang ajaran Yahudi dan Nasrani, 
itu kebodohan luar biasa!!! Penghinaan terhadap rasulullah!! :-)

saya gak pernah punya motivasi lain, selain mencari kebenaran arti dari ayat.
jadi motivasinya tidak pernah reaktif, "karena orang lain bilang begini, loop 
holenya harus ditutup whatever necessary"... wahahahahahahaha makanya kebobolan 
terus.... menipu diri sendiri jadinya...
itulah perilaku jahiliyah... kebanggaan diri membutakan mata hati dari 
kebenaran.

mau orang lain menilai begini-begitu, silahkan saja...
saya hanya mengingatkan saja, tapi kalo sudah tertutup ya sudah... :-D

kalo cuman nuduh sesat atau mungkar... 
gak perlu jadi tua dulu, sekarang saya juga bisa... ;-)


  ----- Original Message ----- 
  From: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 05, 2010 6:55 AM
  Subject: RE: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme


    
  Baca diskusi ini.. kok saya lihat mas Ary yang kebakaran jenggot tuh.... 
CUman as usual.. berusaha tampak tenang dengan menambahkan emoticon2-nya..:-) 
(Ikut2an ahhh..). Sorry, saya biasanya ngga pernah menilai penulis, biasanya 
hanya komen tentang tulisannya. Tapi jadi tergelitik untuk komen menilai 
penulisnya dari diskusi ini..

  Anyway, kalau yang saya pahami dari bacaan di bawah,yang abah permasalahkan 
itu BUKAN masalah ketemu atau interaksi dengan orang Yahudi atau Nasrani. Tapi 
mengenai mempelajari tentang Yahudi dan Nasrani. Itu jelas suatu yang beda 
dong, mas... Kita ketemu dan berinteraksi dengan suatu komunitas tertentu kan 
tidak dengan menyengaja mempelajarinya.. ya cuman sebatas berinteraksi saja. 

  Itu yang saya pahami.

  Wallahua'lam bishowab.

  Wassalaam,

  -Ning

  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Ary Setijadi Prihatmanto
  Sent: Thursday, February 04, 2010 6:17 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

  jelas sudah dibaca atuh... ya tetep saja kebakaran jenggot, keliatan gitu 
kok... ;-)

  sudah dibilang maksud ayat itu menerangkan keuntungan dari "RASULULLAH YANG 
TIDAK BISA MEMBACA DAN MENULIS" bukan tentang Rasulullah yang tidak terekspose 
dengan ajaran Nasrani dan Yahudi, 
  masih saja ngotot bilang pendapat saya bertentangan dengan ayat itu... 

  Eyang mmg tidak pernah bilang secara eksplisit Rasulullah itu pemuda kuper.
  Tapi bilang Rasul tidak pernah tahu, gak pernah ngobrol, gak pernah kenal 
dll...
  Lha gimana gak kuper, 
  lha wong pernah jalan2 ke Syam dagang kok gak kenal dan ngobrol sama orang 
Yahudi dan Nasrani...
  Ya jelas ketemu orang-orang yang tepat, kalo gak tidak akan terbentuk empati 
yang besar thd mereka Ahli Kitab.
  Coba ketemu sama Hitler... ;-)

  Mengartikan "Rabb" kok cuman kayak maen sulapan... apa tiba-tiba Rasul kayak 
gitu?
  Semua desahan nafas kita merupakan pengurusan Allah terhadap kita...
  dari awal hingga kesempurnaan, fisik maupun mental...

  maksud ayatnya...
  Apakah Rasul tahu tentang Yahudi dan Nasrani sekalipun itu TIDAK RELEVAN, 
  karena beliau itu orang buta huruf. Bisa menghasilkan Al-Quran itu 
mukjizat!!! 
  Al-Quran itu bukan tentang pengetahuan Muhammad saw, tapi tentang Al-Quran 
ITU SENDIRI!
  Jadi harusnya tidak ada yang sangsi ttg kerasulan... 

  Keliatan, dari motivasi Eyang saja bukan mencari kebenaran, 
  malah urusan perang-perangan kayak gitu... Jahiliyah....
  herannya masih merasa tahu kebenaran, padahal cuman mencoba membela pendapat 
sendiri, 
  tapi pake alasan membela Islam... :-(

  makanya gawangnya kebobolan terus... 
  Terserah deh... gak akan ditanggapi lagi...
  emang gue pikirin... :-)

  ----- Original Message ----- 
  From: H. M. Nur Abdurahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
  Sent: Thursday, February 04, 2010 3:08 PM
  Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

  Saya ulangi, copy paste dari bawah

  Sehingga tentu saja Allah mempersiapkan Rasulullah sejak kecil dengan 
  berbagai macam cara yang tidak perlu terlihat istimewa buat kita, termasuk 
  mempertemukan beliau dengan banyak orang-orang yang tepat.
  #############################################################
  HMNA:
  Baca dahulu tulisan saya di atas baru baca ini:
  Tidak ada yang kebakaran jenggot. Pernyataan apapun yang mengatakan di Makkah 
Nabi belajar agama Yahudi dan Kristen mendalam atau tidak mendalam, itu adalah 
pernyataan yang mungkar, karena bertentangan dengan ayat (29:48). Termasuk yang 
mungkar juga yaitu beliau dipertemukan dengan banyak orang-orang yang tepat, 
yang dapat dijabarkan menjadi: "Muhammad knew all the sources: Christian, 
Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs before he could compile the 
Qur'ân." 

  Tambahan, saya garis bawahi, ente puynya asumsi: berbagai macam cara yang 
tidak perlu terlihat istimewa buat kita, termasuk berbagai macam cara yang 
tidak perlu terlihat istimewa buat kita, termasuk mempertemukan beliau dengan 
banyak orang-orang yang tepat. Apa yang diteorikan para orientalis dan Kristen 
itu bertolak dari asumsi orang Islam seperti ente punya asumsi tsb, yaitu 
mereka jabarkan menjadi "Muhammad knew all the sources: Christian, Jewish, 
Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs before he could compile the 
Qur'ân." Lubang yang berupa asumsi itu harus ditutup, dan itu termasuk nahi 
mungkar
  .
  ###############################################################

  ----- Original Message ----- 
  From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <ary.setij...@gmail.com 
<mailto:ary.setijadi%40gmail.com> >
  To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com 
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> >
  Sent: Thursday, February 04, 2010 09:40
  Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

  Jangan lah kebakaran jenggot tanpa perlu Eyang...

  Coba dipikir lagi, 
  "Belajar" itu tentu saja berbeda "membaca dan menulis kitab" dalam (29:48)

  "Belajar" itu tidak perlu nongkrong duduk lalu dikhotbahi sama pendeta Yahudi 
atau Nasrani di kelas2, baca injil dll.
  Bergaul lama, banyak ngobrol, kan jadi ngerti dikit-dikit...
  Sebagai seorang Arab yang tinggal di Makkah, Singapuranya Jazirah Arab saat 
itu, 
  adalah wajar dan natural Rasulullah terekspose dengan ajaran-ajaran Yahudi 
dan Nasrani.

  RasulullahTIDAK BISA MEMBACA DAN MENULIS!! itu lah makna dari ayat di atas, 
  bukan seperti sangkaan Eyang bahwa Rasulullah itu pemuda kurang gaul di 
Mekkah.
  ##########################################################################
  HMNA:
  Rasulullah itu pemuda kurang gaul di Mekkah, itukan ente punya asumsi 
mengenai pendirian saya. Di mana ente dapatkan dari tulisan saya bahwa saya 
mmenyangka Rasulullah itu pemuda kurang gaul di Mekkah.
  ###########################################################################
  Jika Rasul itu pemuda kurang gaul, tidak mungkin mendapat gelar Al-Amin!

  Adalah mungkar bicara sesuatu yang tidak sebenarnya dan hanya berangkat dari 
pikiran sempit belaka dan penuh nafsu curiga dan amarah. 

  Saya sedang melakukan nahyi mungkar juga sekarang.

  ----- Original Message ----- 
  From: H. M. Nur Abdurahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
  Sent: Thursday, February 04, 2010 7:36 AM
  Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

  ===========
  Nahi Mungkar
  ===========

  Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah ia 
mengubah dengan tangannya (falyughayyiru biyadihi), apabila ia tak sanggup, 
hendaklah diubahnya dengan lisannya (fabilisa-nihi), apabila itupun tak sanggup 
cukup dengan kalbunya (biqalbihi), namun yang terakhir ini pertanda yang 
terlemah imannya.

  Falyughayyiru, dalam kata ini ada LAM al-amar, LAM yang menyatakan perintah. 
Jadi mengubah yang mungkar, atau nahi mungkar itu WAJIB hukumnya, berdosa kalau 
tidak dikerjakan. Saya fokuskan pada nahi mungkar dengan lisan / tulisan, 
karena saya bukan polisi dan jaksa, tidak mempunyai otoritas secara hukum untuk 
nahi mungkar dengan tangan / tindakan.

  Saya banyak mendapat kritikan karena tidak kurang dari tulisan saya yang 
REAKTIF. Yang mengkritik itu tidak faham, bahwa nahi mungkar itu memang 
perbuatan yang reaktif, sesuai dengan hukum aksi vs reaksi. Aksi mungkar itu 
dilawan dan perlawanan itulah reaksi.

  -------------------------------
  Ilustrasi dalam milis ini:
  -------------------------------
  Saya baca dari beberapa publikasi dari para orientalis dan misionaris 
Kristian yang menulis pernyataan sebagai berikut : "Muhammad knew all the 
sources: Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs before 
he could compile the Qur'ân." Ini tidak bisa didiamkan, karena ini prasangka 
yang mungkar. Lahirlah tulisan saya Seri 740. Islam Phobia yang Bersifat 
Proaktif => 
http://waii-hmna.blogspot.com/2006/08/740-islam-phobia-yang-bersifat-proaktif.html.
 Dalam Seri 740 tsb kemungkaran para orientalis dan misionaris Kristian saya 
sungkurkan dengan ayat (29:48): Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya 
sesuatu Kitabpun dan kamu tidak menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; 
Andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar (tetaplah) ragu 
orang-orang ingkar.

  Dalam milis ini timbul perlawanan dari Ari Condro yang menyatakan: "ada di 
sirah nabi, kan nabi belajar mengetahui tentang agama yahudi dan kristen juga." 
Pernyataan bahwa Nabi belajar Yahudi dan Kristen ini juga sebagai suatu 
kemungkaran karena menentang ayat (29:48). Dan berlanjut soal jawab anatara 
lain: "Muhammad muda pernah mendengarkan khotbah Qus ibn Sâ`idah, seorang 
pendeta Kristen dari Thaif. Muhammad Husain Haikal," Jadi Adi Condro semula 
mengatakan Nabi belajar Yahudi Kristen, lalu mundur mengatakan Muhammad muda. 
Lalu saya jawab: "Kejadian itu tidak bisa dijadikan reasoning, bahwa Muhaamd 
sebelum Nabi pernah belajar pada orang Kristen. Beliaukan bilang: "aku tidak 
hafal detail ungkapannya." Hingga akhirnya Ari Condro mengatakan: "saya kan gak 
bilang belajar teologi kristen dan yahudi secara mendalam. :)) sampai capek 
bilang, bahwa di makkah lah nabi ketemu orang kristen dan yahudi." Mendengar 
khuthbah Qus ibn Sâ`idah yang pendeta Kristen itu bukan belajar agama namanya, 
lagi pula Ari Condro mengatakan ketemu orang Yahudi di Makkaah(untuk belajar 
agama). Nabi ketemu orang Yahudi nanti setelah di Madinah. 

  ----- Original Message ----- 
  From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <ary.setij...@gmail.com 
<mailto:ary.setijadi%40gmail.com> >
  To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com 
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> >
  Sent: Wednesday, February 03, 2010 18:03
  Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
  Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

  Dengan komentar Eyang ini,
  nanti kalo ada yang bilang Rasulullah gak kuat ingatannya,
  ada lagi yang marah-marah..... wahahahahahaha duh susah....

  Kenapa sih harus kebakaran jenggot jika memang Rasulullah sedikit tahu ttg 
  Nasrani dan Yahudi?
  Lha namanya saja sumbernya sama dan merupakan kelanjutan...
  Kalo beda sama sekali kan dimana kelanjutannya? Dimana benang merahnya?

  Bukankah jika kita perhatikan,
  pengurusan Allah terhadap kita kan tidak hanya bersumber pada wahyu,
  tapi yang pasti setiap detik pengalaman hidup kita merupakan bentuk 
  pengurusan Allah kepada kita.
  Termasuk siapa saja yang kita temui, apa saja yang kita pelajari setiap 
  saat, apa yang TIDAK SEMPAT kita pelajari juga, merupakan bagian dari 
  pengurusan Allah kepada kita.

  Sehingga tentu saja Allah mempersiapkan Rasulullah sejak kecil dengan 
  berbagai macam cara yang tidak perlu terlihat istimewa buat kita, termasuk 
  mempertemukan beliau dengan banyak orang-orang yang tepat.
  #############################################################
  HMNA:
  Baca dahulu tulisan saya di atas baru baca ini:
  Tidak ada yang kebakaran jenggot. Pernyataan apapun yang mengatakan di Makkah 
Nabi belajar agama Yahudi dan Kristen mendalam atau tidak mendalam, itu adalah 
pernyataan yang mungkar, karena bertentangan dengan ayat (29:48). Termasuk yang 
mungkar juga yaitu beliau dipertemukan dengan banyak orang-orang yang tepat, 
yang dapat dijabarkan menjadi: "Muhammad knew all the sources: Christian, 
Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs before he could compile the 
Qur'ân." 
  ###############################################################

  ----- Original Message ----- 
  From: H. M. Nur Abdurahman
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
  Sent: Wednesday, February 03, 2010 4:07 PM
  Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: 
  Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

  ----- Original Message ----- 
  From: "Ari Condro" <masar...@gmail.com <mailto:masarcon%40gmail.com> >
  To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com 
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> >
  Sent: Wednesday, February 03, 2010 15:51
  Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar:
  Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

  Muhammad muda pernah mendengarkan khotbah Qus ibn Sâ`idah, seorang pendeta
  Kristen dari Thaif. Muhammad Husain Haikal, sebagaimana dikutip Khalîl 
  Abdul
  Karim, menjelaskan isi khotbah Qus ibn Sâ`idah itu sebagai berikut;

  "Wahai manusia, dengarkan dan sadarlah. Siapa yang hidup pasti mati, dan
  siapa yang mati pasti musnah. Semuanya pasti akan datang. Malam gelap
  gulita, langit yang beribntang, laut yang pasang, bintang-bintang yang
  bercahaya, cahaya dan kegelapan, kebaikan dan kemaksiatan, makanan dan
  minuman, pakaian dan kendaraan. Aku tidak melihat manusia pergi dan tidak
  kembali, menetap dan tinggal di sebuah tempat, atau meninggalkannya 
  kemudian
  tidur. Tuhannya Qus ibn Sa'adah tidak ada di muka bumi. Agama yang paling
  mulia semakin dekat waktunya denganmu, semakin dekat saatnya. Maka sungguh
  beruntung bagi orang yang mendapati dan kemudian mengikutinya, dan celaka
  bagi yang mengingkarinya".

  Muhammad Husain Haikal melanjutkan kisah tentang Qus ibn Sâ`idah. Alkisah,
  utusan Bani Iyad--suku Qus ibn Sa`îdah--menemui Nabi. Nabi bertanya
  keberadaan Qus. Mereka menjawab, Qus ibn Sâ`idah sudah meninggal dunia.
  Mendengar informasi tersebut, Nabi teringat akan khotbahnya di Pasar 
  Ukazh;
  ia menunggang unta yang berwarna keabuan sambil berbicara. Tapi, aku tidak
  hafal detail ungkapannya.
  ###########################################################
  HMNA:
  Kejadian itu tidak bisa dijadikan reasoning, bahwa Muhaamd sebelum Nabi
  pernah belajar pada orang Kristen. Beliaukan bilang: "aku tidak hafal 
  detail
  ungkapannya."
  ###########################################################

  [Non-text portions of this message have been removed]

  [Non-text portions of this message have been removed]

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke