Indosat, Strategi dan Target setelah Mencapai 10 Juta Pelanggan

Tekan Kartu Hangus, Seragamkan Pusat Layanan Terpadu

Pekan lalu pelanggan seluler Indosat telah tembus 10 juta. Sayangnya,
sukses besar Indosat tersebut masih dibayang-bayangi tingginya tingkat
kartu hangus (churn rate).

Perburuan operator seluler untuk menggenjot jumlah pelanggan kini semakin
memuncak. Berbagai kiat, trik, dan strategi dikerahkan untuk bisa
mengoleksi pelangan sebanyak mungkin. Terakhir, strategi yang banyak
dilakukan operator seluler adalah menurunkan harga kartu perdana
serendah-rendahnya. Itu pun masih diberi bejibun bonus, mulai pulsa hingga
layanan pesan singkat (SMS) gratis. Ini tentu memberikan dampak yang
kurang menguntungkan bagi operator, seperti meningkatnya jumlah kartu
hangus (churn rate).

Direktur Consumer Market Indosat Hasnul Suhaimi mengakui, churn rate
Indosat akhir-akhir ini memang cukup tinggi. Pada awal 2005, tingkat kartu
hangus rata-rata mencapai 8-9 persen per bulan. Menurut dia, ada beberapa
penyebab mengapa churn rate cukup tinggi. Antara lain, adanya kegiatan
khusus seperti polling, pemilihan bintang, atau momen hari besar.

"Misalnya saat Lebaran, banyak yang beli kartu perdana, tapi setelah itu
tidak dipergunakan lagi," papar Hasnul. Untuk menekan meningkatnya kartu
hangus, pihaknya segera melakukan langkah antisipasi. Misalnya dengan
pemberian bonus pulsa atau program baru yang memberikan insentif ke
pelanggan. "Dengan strategi tersebut, churn rate bisa ditekan antara 1-2
persen," imbuhnya.

Selain menekan churn rate, perusahaan yang 41,9 persen sahamnya dimiliki
Singapore Technologies Telemedia (STT) itu juga bakal menyeragamkan semua
Galeri Indosat. Galeri Indosat merupakan pusat layanan pelanggan seluler
terpadu yang memberikan informasi produk, pembayaran tagihan, hingga
layanan penjualan. Untuk proyek percontohan, telah diresmikan Galeri
Indosat di Serpong, Tangerang.

Nantinya, pusat layanan terpadu yang didominasi warna kuning ini akan
diimplementasikan pada seluruh galeri yang ada di Indonesia. "Galeri
Indosat adalah wujud komitmen kami untuk terus meningkatkan pelayanan
kepada pelanggan. Keberadaan galeri ini diharapkan dapat memudahkan
pelanggan yang membutuhkan pelayanan produk Indosat, seperti Matrix,
Mentari, IM3, dan StarOne. Selain itu, sekaligus untuk menyeragamkan
kualitas layanan," imbuh Senior Vice President (SVP) Customer Care Center
Indosat Steve Yanuar.

Dia mengaku, investasi yang dikucurkan untuk pembuatan Galeri Indosat
tidak begitu tinggi. Semuanya tergantung pada lokasi dan besar kecilnya
galeri. "Kalau yang di Serpong ini tidak sampai menghabiskan dana Rp 1
miliar. Semua tergantung lokasi dan size-nya," tukasnya. Steve belum bisa
memastikan berapa lagi pusat layanan seluler terpadu akan dibangun di
tanah air. Sebab, pihaknya masih akan melihat dulu kondisi yang ada di
lapangan.

Tetap Fokus Seluler, Luncurkan Blackberry Ritel

Masa depan bisnis telekonomunikasi adalah seluler. Tak heran bila Indosat
juga memilih tetap fokus di segmen itu. Salah satu andalannya adalah
BlackBerry yang versi ritelnya baru saja diluncurkan.

Dari tahun ke tahun, kontribusi pendapatan dari sambungan langsung
internasional (SLI) PT Indosat Tbk terus menyusut. Padahal, awalnya
Indosat didirikan khusus untuk melayani sambungan internasional. Kini,
kontribusi pendapatan terbesar (sekitar 70 persen) perusahaan yang
didirikan pada 1967 itu berasal dari seluler.

Sementara bisnis baru Indosat di segmen telepon tetap nirkabel (FWA),
StarOne, sepertinya hanya digarap setengah-setengah. Ini terlihat dari 80
persen dari belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD 1 miliar
pada 2005 dialokasikan untuk pengembangan seluler. Indosat terkesan enggan
head to head dengan kompetitor yang telah dulu eksis. "Diakui atau tidak,
pendapatan terbesar Indosat saat ini dari seluler," terang Direktur
Consumer Market Indosat Hasnul Suhaimi.

Tentu saja, untuk memperkuat posisinya di sektor seluler, Indosat merilis
sejumlah produk andalan. Salah satunya adalah BlackBerry bagi pelanggan
ritel dan bisnis, setelah meluncurkan BlackBerry versi korporat. Menurut
Hasnul, layanan ini memungkinkan pelanggan menikmati fitur terintegrasi
berbasis teknologi nirkabel. Melalui handset khusus, pelanggan bisa
menikmati berbagai alternatif komunikasi melalui satu ponsel. "Peluncuran
BlackBerry bagi pelanggan ritel merupakan komitmen kami untuk menyediakan
layanan komunikasi bagi masyarakat dengan satu handset," paparnya.

Dengan kartu pascabayar Matrix, tambah dia, konsumen dapat menikmati
layanan telepon seluler, email, SMS, organizer, dan aplikasi browsing
tanpa dial-up. Layanan BlackBerry mengadopsi teknologi push email yang
menggunakan jaringan GPRS, sehingga memungkinkan setiap email baru yang
masuk inbox user akan terkirim ke handset. "Indosat adalah peruashaan
pertama yang secara komersial meluncurkan BlackBerry di Indonesia pada
Desember 2004," sebutnya.

Untuk sementara, Indosat mendatangkan langsung handset BlackBerry dari
Kanada. Sebenarnya, sudah ada banyak model yang bisa menggunakan sistem
BlackBerry. Misalnya saja Siemens SK 65, atau Nokia 6810. Namun, handset
tersebut masih membutuhkan instalasi khusus agar bisa digunakan untuk
BlackBerry. Saat ini, layanan BlackBerry sudah dapat dinikmati di sembilan
wilayah. Yakni Medan, Batam, Jabotabek, Bandung, Semarang, Jogjakarta,
Surabaya, Denpasar dan Balikpapan.

Pelanggan dapat memperoleh layanan BlackBerry mulai akhir Maret 2005 di
sejumlah Galeri Indosat. Pihaknya menargetkan bisa meraih 15 ribu
pelanggan BlackBerry. "Kami fokus pada segmen korporasi dan ritel, karena
mereka adalah pelanggan terbesar," ujarnya. (oki)

-- 
> Trans TV akan menyiarkan Film "PASSION OF THE CHRIST"
> pada Jumat, 25 Maret 2005 pukul 20.00-22.30


Visit our website at http://www.warnet2000.net 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke