Renungan-renungan saat mengikuti program pertukaran pelajar AFS ke Cairns, QLD, Australia Suatu hari di Mulgrave Share Library Smithfield QLD Australia (Public Library dekat rumah keluarga Australiaku, Seinen Family) Agustus 1991
(Kenapa aku begitu terdorong untuk aktif di tim renang, tim polo air, tim rugby union IVANHOES Smithfield dan rugby union di sekolah dan tim bola basket sekolah disamping mewakili sekolah pada Australian Math Competition, Chenmistry Quiz, English Literacy Competition dan Students' Managing Australian Economy Competition) Ada filosofi barat dan timur yang seakan-akan berkontradiksi di diriku. Filsafat Barat lebih mengutamakan bergerak sedangkan filasafat timur mengutamakan bernafas. Bukankah ke duanya apabila kita alpa melakukan maka kita akan mati? Bergerak teratur melalui irama dan stamina dalam berolahraga sebenarnya juga harus bernafas teratur. Bernafas teratur pada kebudayaan timur misalnya yoga juga harus dalam gerakan yang teratur pula. Namun untuk bergerak aku memilih filsafat barat dengan sportnya, karena bergerak dalam kebudayaan barat terutama berenang harus dan wajib bernafas teratur kalau tidak akan lemas dan gagal/tenggelam, Ditambah lagi energi yang keluar akan memacu untuk mengkonsumsi makanan. Aku tidak memilih filasfat timur yang memaksakan secara absurd dengan konsentrasi untuk bernafas teratur melalui yoga misalnya. Tetapi badan jasmaniah sesudah bernafas secara "pemaksaan" teratur itu walaupun ada energi pula yang dibuang namun secara postur tubuh dan stamina tidak sebaik sport dalam arti yang sebenarnya. Kebudayaan barat dalam hal ini sport/bergerak aku lakukan dengan menjadi anggota tim olah raga di sekolahku dan kebudayaan timur/bernafas dengan konsentrasinya yang lebih, aku gunakan dalam mengikuti lomba-lomba sains se Australia tersebut. Namun yang aku sadari keteraturan adalah segala-galanya. Baik tehnik, taktik dan strategi maupun hubungan fisika dan metafisika. Bergerak secara teratur akan menguatkan pemahaman akan fisika dan kita akan dirasuki oleh kekuatan fisika. Sedangkan bernafas secara teratur akan menguatkan pemahaman akan metafisika dan kita akan dirasuki oleh kekuatan metafisika. Inilah keadaan faktualnya dimana barat dominan pada fisika dan timur dominan pada metafisika dengan hampir semua agama-agama berasal dari timur. Namun aku untuk tidak menjadi skidzofrenik, aspek metafisika itu haruslah aku kendalikan menjadi dimensi fisika dan bukan sebaliknya agar dapat menjadi tetap rasional. Inilah yang kumaksud dengan kesadaran pemaknaan, yang akan aku tularkan ke semua pelajar dan siswa di Indonesia. Bukankah belajar adalah suatu kesadaran bergerak dan bukan pemaksaan bernafas? Karena bernafas adalah keniscayaan dan kadang-kadang merupakan repetisi tanpa makna. Sedangkan bergerak dilakukan oleh seluruh alam semesta tanpa terkecuali. Meaningful journey of education!!!!!!!!! Untuk (ALM) Yayik/kakekku yang sebelum berangkat ke Australia mengatakan padaku aku harus masuk Akademi militer AKABRI setelah pulang AFS karena militerisitiknya Indonesia saat ini, agar aku bisa menjadi presiden, beliau adalah satu-satunya keluargaku yang yakin suatu saat aku akan menjadi presiden Indonesia. Namun aku memilih jalur sipil dengan masuk fakultas hukum Universitas Indonesia. Semoga jiwa yang tenang yang dimillikinya diterima TUHAN dan pusaranya di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta memberi keberkahan padaku berupa ingatan akan kembali kepadaNYA. Harry Samputra Agus AFS Exchange Student Smithfield State High School QLD 1991/1992