Kalo MUI sudah mengharamkan "itu" berarti mutah haram? wah berarti
Fatwa MUI itu jauh lebih dahsyat dong dari pada AQ yang katanya
diturunkan langsung dari Auloh?...gimana sih ini??????

salam

--- In zamanku@yahoogroups.com, "tawangalun" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> MUI belum memfatwakan mutah itu halal,kenapa anda malah mempromosikan?
> 
> Shalom,
> tawangalun.
> 
> - In zamanku@yahoogroups.com, "Ibrahim Y. Syihab" <dakwah_umat@> 
> wrote:
> >
> > 
> > Menurut rekan-rekan islam, ajaran berikut ini kira-kira berasal
> > dari Tuhan atau setan?
> > 
> > 
> > 
> > Nikah mutĀ¢ah = Pelacuran yang dihalalkan oleh islam
> > 
> > 
> > 
> > Dalam nikah mut'ah tidak ada batas minimal mengenai kesepakatan
> > waktu berlangsungnya mut'ah. Jadi boleh saja bersepakat nikah 
> mut'ah dalam
> > jangka waktu satu malam, satu hari, satu minggu, satu bulan, atau 
> satu tahun.
> > 
> > 
> > 
> > Dari Khalaf bin Hammad dia berkata aku mengutus seseorang untuk
> > bertanya pada Abu Hasan tentang batas minimal jangka waktu mut'ah? 
> Apakah
> > diperbolehkan mut'ah dengan kesepakatan jangka waktu satu kali 
> hubungan suami
> > istri? Jawabnya : ya.
> > 
> > 
> > 
> > Orang yang melakukan nikah mut'ah diperbolehkan melakukan apa saja
> > layaknya suami istri dalam pernikahan yang lazim dikenal dalam 
> Islam, sampai
> > habis waktu yang disepakati. Jika waktu yang disepakati telah 
> habis, mereka
> > berdua tidak menjadi suami istri lagi, alias bukan mahram yang 
> haram dipandang,
> > disentuh dan lain sebagainya. Bagaimana jika terjadi kesepakatan 
> mut'ah atas
> > sekali hubungan suami istri? Yang mana setelah berhubungan layaknya 
> suami istri
> > mereka sudah bukan suami istri lagi, yang mana berlaku hukum 
> hubungan pria
> > wanita yang bukan mahram? Tentunya diperlukan waktu untuk berbenah 
> sebelum
> > keduanya pergi.
> > 
> > 
> > 
> > Dari Abu Abdillah, ditanya tentang orang nikah mut'ah dengan
> > jangka waktu sekali hubungan suami istri. Jawabnya : " tidak 
> mengapa,
> > tetapi jika selesai berhubungan hendaknya memalingkan wajahnya dan 
> tidak
> > melihat pasangannya".
> > 
> > 
> > 
> > Nikah mut'ah berkali-kali tanpa batas = Ngelonte berkali-kali yang
> > dihalalkan auloh setan.
> > 
> > 
> > 
> > Diperbolehkan nikah mut'ah dengan seorang wanita berkali-kali
> > tanpa batas, tidak seperti pernikahan yang lazim, yang mana jika 
> seorang wanita
> > telah ditalak tiga maka harus menikah dengan laki-laki lain dulu 
> sebelum
> > dibolehkan menikah kembali dengan suami pertama. Hal ini seperti 
> diterangkan
> > oleh Abu Ja'far, Imam Syiah yang ke empat, karena wanita mut'ah 
> bukannya istri,
> > tapi wanita sewaan. Disini dipergunakan analogi sewaan, yang mana 
> seseorang
> > diperbolehkan menyewa sesuatu dan mengembalikannya lalu menyewa 
> lagi dan
> > mengembalikannya berulang kali tanpa batas.
> > 
> > 
> > 
> > Dari Zurarah, bahwa dia bertanya pada Abu Ja'far, seorang
> > laki-laki nikah mut'ah dengan seorang wanita dan habis masa 
> mut'ahnya lalu dia
> > dinikahi oleh orang lain hingga selesai masa mut'ahnya, lalu nikah 
> mut'ah lagi
> > dengan laki-laki yang pertama hingga selesai masa mut'ahnya tiga 
> kali dan nikah
> > mut'ah lagi dengan 3 lakii-laki apakah masih boleh menikah dengan 
> laki-laki
> > pertama? Jawab Abu Ja'far : ya dibolehkan menikah mut'ah berapa 
> kali sekehendaknya,
> > karena wanita ini bukan seperti wanita merdeka, wanita mut'ah 
> adalah wanita
> > sewaan, seperti budak sahaya.
> > 
> > 
> > 
> > Wanita mut'ah diberi mahar sesuai jumlah hari yang disepakati =
> > bayaran ngelonte yang dihalalkan auloh setan.
> > 
> > 
> > 
> > Wanita yang dinikah mut'ah mendapatkan bagian maharnya sesuai
> > dengan hari yang disepakati. Jika ternyata wanita itu pergi maka 
> boleh menahan
> > maharnya.
> > 
> > 
> > 
> > Dari Umar bin Handholah dia bertanya pada Abu Abdullah : aku nikah
> > mut'ah dengan seorang wanita selama sebulan lalu aku tidak 
> memberinya sebagian
> > dari mahar, jawabnya : ya, ambillah mahar bagian yang dia tidak 
> datang, jika
> > setengah bulan maka ambillah setengah mahar, jika sepertiga bulan 
> maka ambillah
> > sepertiga maharnya.
> > 
> > 
> > 
> > Jika ternyata wanita yang dimut'ah telah bersuami ataupun seorang
> > pelacur, maka mut'ah tidak terputus dengan sendirinya.
> > 
> > 
> > 
> > Jika seorang pria hendak melamar seorang wanita untuk menikah
> > mut'ah dan bertanya tentang statusnya, maka harus percaya pada 
> pengakuan wanita
> > itu. Jika ternyata wanita itu berbohong, dengan mengatakan bahwa 
> dia adalah
> > gadis tapi ternyata telah bersuami maka menjadi tanggung jawab 
> wanita tadi.
> > 
> > 
> > 
> > Dari Aban bin Taghlab berkata: aku bertanya pada Abu Abdullah, aku
> > sedang berada di jalan lalu aku melihat seorang wanita cantik dan 
> aku takut
> > jangan-jangan dia telah bersuami atau pelacur. Jawabnya: ini bukan 
> urusanmu,
> > percayalah pada pengakuannya.
> > 
> > 
> > 
> > Ayatollah Ali Al Sistani berkata :
> > 
> > 
> > 
> > Masalah 260 : dianjurkan nikah mut'ah dengan wanita beriman yang
> > baik-baik dan bertanya tentang statusnya, apakah dia bersuami 
> ataukah tidak.
> > Tapi setelah menikah maka tidak dianjurkan bertanya tentang 
> statusnya.
> > Mengetahui status seorang wanita dalam nikah mut'ah bukanlah syarat 
> sahnya
> > nikah mut'ah[79].
> > 
> > 
> > 
> > ---- Ibrahim Yohannes Syihab ----
> > 
> > Aku percaya bahwa auloh itu adalah setan, dan muhammad adalah 
> utusan setan.
> > 
> > Kunjungi: www.indonesia.faithfreedom.org
> >
>


Kirim email ke