wabhisahnya Indonesia itu ya mamat suryanto itu, orang yang saat ini hatinya 
belum adem, ayem karena dia tahu apa yang diperbuatnya sesungguhnya sesuatu 
yang telah menyesatkannya. tobat ya mat

--- Pada Jum, 5/12/08, Mamat Suryanto <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Dari: Mamat Suryanto <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: Re: [zamanku] Fwd: cerpen tentang yoga
Kepada: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], zamanku@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED]
Tanggal: Jumat, 5 Desember, 2008, 2:20 AM










    
            "Akana li al-nas 'ajaban an auhaina ilaa rajulin minhum," kata 
Tuhan. 
Kata-kata itu bagus orang mudah percaya bahwa itu kata-kata Tuhan. Tapi 
al-Quran bukan hanya berisi kata-kata yang baik, contoh "Penggal Kepala orang 
kafir." Apa itu kata-kata Tuhan. Kalo banyak isi al-Quran bukan kata-kata Tuhan 
mbok jangan disebarluaskan cuma yang baik kata-kata Tuhan, itu namanya 
menyesatkan. Udah aja bilang al-Quran berasal dari Muhammad dan cuma Muhammad 
sumbernya. Nah gambang menilainya, engga perlu nanya Kanjeng Rasul untuk 
memahami Yoga, pake nalar sendiri aje.


--- On Wed, 12/3/08, nurul huda maarif <nurulhudamaarif@ gmail.com> wrote:

From: nurul huda maarif <nurulhudamaarif@ gmail.com>
Subject: [zamanku] Fwd: cerpen tentang yoga
To: advokasi_kub@ yahoogroups. com, kebangkitan_ [EMAIL PROTECTED] ps.com, 
islam-pluralisme@ yahoogroups. com, islamliberal@ yahoogroups. com, 
islamprogresif@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] 
ps.com
Date: Wednesday, December 3, 2008, 3:06 AM






---------- Forwarded message ----------
From: nuh maarif <[EMAIL PROTECTED] net>
Date: Dec 3, 2008 8:48 AM
Subject: cerpen tentang yoga
To: staffwahidinstitute @yahoogroups. com, nurulhudamaarif@ gmail.com


Yoga
Sepenggal firman tersurat: fas aluu ahl al-dzikr in kuntum la ta'lamuun. "Jika 
tidak tahu, sampaikanlah pertanyaan kalian kepada ahli zikir". Dua kali Tuhan 
menyuratkannya pada dua surat yang berbeda..
Secara spesifik, sepenggal firman itu merupakan bagian dari rangkaian kisah 
dialektikal Nabi dengan sebagian kalangan Arab waktu itu yang didera keraguan, 
mempertanyakan kerasulan Muhammad, sebab menimbang dirinya hanyalah manusia. 
Mungkin mereka juga bakal meragukan siapapun, seandainya ada manusia lain yang 
memproklamirkan diri menjadi rasul. Keyakinan mereka terhadap transendental 
Tuhan, memunculkan sikap penyucian terhadap-Nya (al-tanzih). Tuhan mesti 
dijauhkan dari dunia empiris, tidak layak bersentuhan dengan hal-hal profan, 
dari hal-hal yang berbau tanah bumi, beraroma keringat manusia. Maka, yang 
pantas menjadi rasul, menurut mereka, adalah para malaikat, mahluk langit.
"Allah a'dzam min an yakuna rasuluhu basyar," kata orang-orang itu. "Mosok iya, 
Tuhan dengan segenap keagungannya mau menjadikan rasul-Nya dari kelas manusia?! 
Itu akan menggerogoti transendental Tuhan!"
Ini persoalan kelas berat, yang nalar Nabi sendiri barangkali tak dapat 
memberikan jawaban meyakinkan kepada mereka. Maka, Tuhan sendiri yang 
menjawabnya.
"Akana li al-nas 'ajaban an auhaina ilaa rajulin minhum," kata Tuhan. 
"Memangnya kenapa, jika yang menjadi rasul adalah manusia?! Herankah Kalian dan 
merasa aneh, jika Aku berikan titah kepada seorang laki-laki di antara Kalian?!"
"Wama arsalna min qablika illa rijalan nuhi ilaihim," Kata Tuhan lagi. "Pada 
masa lalu, yang Aku jadikan rasul pengantar wahyu juga manusia, lebih 
spesifiknya para lelaki."
"Jadi, why not?!"
Agaknya mereka yang didera keraguan itu hanyalah orang-orang yang pandangan 
hidupnya membentur dinding tebal masa di mana mereka hidup, eksklusif dengan 
pemikiran, pengetahuan, dan informasi yang beredar pada masanya atau 
kalangannya saja, tanpa menyadari atau mungkin juga tak mau tahu jika di balik 
dinding tebal masanya ada masa lalu yang menghamparkan pemandangan luas. Mereka 
tidak memiliki jargon mulia seperti dalam tradisi NU: al-muhafadzah 'ala 
al-qadim al-shalih, wal-akhdzu bi al-jadid al-ashlah. Menggali, menemukan, dan 
merawat warisan masa lalu, menengok preseden masa silam yang dapat memberikan 
pengayaan wacana, sekaligus mengikuti, mengamati, bahkan melibatkan diri pada 
perkembangan wacana masa kini yang juga dapat memberikan pengayaan, agar 
pengetahuan menjadi komperhensif dan lebih kaya. 
Mungkin juga, karena tidak atau belum memiliki keimanan, mereka tidak atau 
belum memahami adagium bijak nan bajik, "al-hikmah dhallah al-mu'minin" atau 
"kebijaksanaan adalah barang hilang orang-orang beriman". Karena lokasi 
hilangnya tidak jelas betul, maka di mana pun dan pada apa pun kebijaksanaan 
itu dijumpai, pungut saja. 
Maka, jadilah mereka katak dalam tempurung. Eksklusif. Mereka melihat dirinya 
digdaya, tapi sebenarnya adalah kedunguan.
Mereka tidak tahu, perihal rasul dan risalah telah merayap sejak zaman purba, 
telah ada presedennya, dan yang terjadi dengan Muhammad hanyalah mata rantai. 
Dengan muatan kombinasi kemulian tradisi NU dan kebajikan adagium di atas, 
Allah menyarankan lawan dialektikal Rasul agar banyak belajar kepada siapa 
saja, termasuk kepada orang paling alimnya kelompok Nasrani, paling ahlinya 
kalangan Yahudi, para pakar Taurat, para pakar Injil, jika memang informasi 
dari Islam dianggap kurang kuat dan komprehensif. "Fas aluu ahl al-dzikr in 
kuntum la ta'lamuun". 
Ahl al-dzikr, ahli zikir bukanlah orang-orang yang zikirnya khusyuk dengan 
deraian air mata diiringi isak tangis sebagai latar sendu. Ahli zikir adalah 
para pakar intelektual. Kepada merekalah, lawan dialektikal Rasul disuruh 
menghadap membawa kebodohannya.
"Jika kalian tidak yakin, coba tanyakan, diskusikan dengan para intelektulal 
dari kalangan mana pun, Islam, Nasrani, Yahudi, atau para pakar mana pun yang 
menguasai kitab-kitab samawi, kalian akan menemukan satu jawaban, bahwa para 
rasul yang telah diterjunkan ke bumi, semuanya adalah manusia, tidak ada satu 
pun dari jenis malaikat. Dan itu tidak ada kaitanya dengan transendental atau 
profan. Sebab, bagaimana pun, Aku akan tetap menjadi diriku sendiri. Jangankan 
sekedar mengutus rasul dari kelas manusia, keagunganku tak akan dekaden secuil 
pun, meski umat seluruh dunia mengutukku. Atau, seandainya umat seluruh dunia 
memujiku, itu sama sekali tak akan menambah derajat kemualianku, " begitu 
kira-kira jawaban Tuhan untuk lawan dialektikal Rasul.
Saya kira, ada saat di mana Rasul selalu bersandar pada wahyu untuk memberikan 
jawaban atau menyelesaikan persoalan masyarakatnya, dalam hal yang relatif 
berat, seperti hal dan informasi gaib. Biasanya, kemudian, jawabanya saklek 
dari Tuhan, sebut saja, misal, "wa idza saalaka 'ibadi 'anni fa inni qarib", 
"Muhammad, jika ada yang bertanya soal Aku kepadamu," (jawab saja), "Aku cukup 
dekat kok." Atau, "Yasaluka al-nas 'an al-sa'ah, qul innama 'ilmuha 'inda 
Allah", "Orang-orang bertanya kepadamu soal kiyamat. Jawab saja, cuma Allah 
yang tahu."
Ada saatnya juga Rasul menerima persoalan remeh temeh. Rasul bukan tidak mau 
menjawab, hanya saja, pertanyaan itu muncul dari kemanjaan, kemalasan berpikir 
untuk berusaha mencari jawabannya sendiri.
Suatu ketika, ada salah seorang sahabat bernama Wabishah, bertanya kepada Rasul 
tentang definisi "kebaikan" dan "dosa", syukur-syukur sekalian dengan 
contoh-contoh kongkritnya. Jawab Rasul,
"Istafti qalbak, ya wabihsah!" Rasul sampai perlu mengulanginya tiga kali, 
menandakan penekanan, "al-birru ma ithmaannat ilaihi al-nafsu, wa al-itsmu ma 
haka fi al-nafsi."
"Tanyakan pada hatimu! Mintalah fatwa pada kalbumu! Mintalah pertimbangan 
sukmamu! Jika hatimu merasa nyaman, adem, ayem, maka yang kamu lakukan itu 
berarti baik. Tapi kalau malah bikin resah, gelisah, berarti itu tidak baik, 
sehingga kamu merasa berdosa melakukanya. "
Saya, kok, jadi berkhayal, Kanjeng Rasul rawuh ke Indonesia , kemudian 
seseorang menghadapnya, bertanya soal yoga. Saya tidak dapat membayangkan 
ekspresi wajah Kan jeng Rasul…
~
http://jumanrofarif.wordpress.com




      
      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

Kirim email ke