Tambahan ide dari saya. Mestinya premium/bensin/solar tetap dengan harga
Rp4.500, tapi yang boleh beli hanya sepeda motor, kendaraan plat kuning,
bis/truk, dan kendaraan umum lainnya (ambulan, mobil jenazah, dsb...). Untuk
mobil, penerapan smart card harus segera, karena kalau tidak pakai smart
card, mereka akan beli premium lalu segera dijual lagi dengan harga yang
lebih tinggi. Sepeda motor bisa tanpa smart card, karena daya tampung
tankinya relatif kecil, tetapi kalau mau pakai smart card, boleh juga. Ide
smart card ini jauh lebih ringan daripada rencana pemerintah utk menerapkan
smart card untuk seluruh kendaraan (mobil/motor) kan?

Lalu premium untuk kendaraan pribadi, tetapkan saja Rp10.000 per liter,
sekalian untuk subsidi silang. Sedang untuk pertamax, karena rata2 utk mobil
mahal/mewah/baru, tetapkan Rp20.000/liter. Utk kedua kelompok ini (premium
mbl pribadi dan pertamax), harga itu ada kemungkinan tidak memengaruhi pola
berkendaraan mereka (paling cuma mengeluh saja, tapi tetap bisa beli BBM),
atau menyebabkan mereka berpindah ke mode transportasi yang lebih hemat,
entah naik motor, entah naik kendaraan umum (jangan bahas dulu lah:
bagaimana kalau nenek2 tua harus ngantor ato harus ke rumah sakit...
pengecualian2 bisa kita bahas sendiri).

Wah, ide saya itu memerlukan penerapan sistem informasi yang bagus dong?
Sebaiknya iya sih, jaman sekarang, banyak pekerjaan kita di kantor (utk
level individu, seperti mengingatkan ulang tahun kawan, nomor telpon
kolega), sudah harus pakai teknologi informasi. Lha pada level negara, kita
tidak mengandalkan pada teknologi INPORMASI (lihat saja pendaftaran pemilih
suara pada pemilu, pendaftaran BLT, dst...dst..... bahkan mengejar wajib
pajak saja, Pemerintah tidak bisa.....!!!).

Ide lengkap saya dapat teman2 lihat di http://maswing.wordpress.com lho.

Yang prihatin dgn kondisi rakyat kebanyakan,

Wing






On Thu, May 15, 2008 at 6:22 PM, Hok An <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>  .
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke