Pak Wing,

Menurut pendapat sy sekalian saja kendaraan pribadi tidak boleh beli
premium. Biar gampang kontrolnya. Jadi Premium khusus untuk angkutan umum
saja. Motor tetap kendaraan pribadi dan harus pake pertamax. Sehingga untuk
premium tidak ada dual pricing. Disetiap SPBU sudah adal larangan membeli
premium u kendaraaan pribadi, dipampang secara tegas dan SPBU diawasi.
Kedapatan melanggar, hentikan supply bbm ke SPBU terkait satu minggu. Asal
tegas pasti berhasil.

 

Sebagai tambahan, kalaupun masalah kenaikan harga barang konsumsi perlu
dicegah, bisa saja kendaraan distribusi tetap diberi subsidi solar. Solar
tidak naik untuk truk2 angkutan, tapi untuk kendaraan pribadi, pertamina kan
bisa bikin jenis solar baru. Atau pake nama baru untuk solar non subsidi,
biar tidak ada dual pricing.

 

Justru penerapan smart card yang nggak mutu. Maintain jaringannya itu yang
susah pak. Bayangkan, semua SPBU harus online. Berarti akan ada tambahan
investasi hardware alat komunikasi dan minimal satu orang IT support biar
pantau koneksi. Kalau pas ada orang gesek smart card terus koneksi
tergangggu, bagaimana? Tidak transaksi. ATM aja kadang ngadat. Apalagi di
SPBU. Memang mau investasi berapa setiap SPBUnya. 

Smart card tidak usah direalisasikan saja, hanya menambah kerjaan dan pasti
tidak efektif. 

 

DZ

 

www.dikkyzulfikar.com

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wing Wahyu
Winarno
Sent: 17 Mei 2008 8:08
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] [pro-con] Tepatkah Keputusan Pemerintah Menaikkan
Harga BBM Demi Selamatkan APBN ?

 

Tambahan ide dari saya. Mestinya premium/bensin/solar tetap dengan harga
Rp4.500, tapi yang boleh beli hanya sepeda motor, kendaraan plat kuning,
bis/truk, dan kendaraan umum lainnya (ambulan, mobil jenazah, dsb...). Untuk
mobil, penerapan smart card harus segera, karena kalau tidak pakai smart
card, mereka akan beli premium lalu segera dijual lagi dengan harga yang
lebih tinggi. Sepeda motor bisa tanpa smart card, karena daya tampung
tankinya relatif kecil, tetapi kalau mau pakai smart card, boleh juga. Ide
smart card ini jauh lebih ringan daripada rencana pemerintah utk menerapkan
smart card untuk seluruh kendaraan (mobil/motor) kan?

Lalu premium untuk kendaraan pribadi, tetapkan saja Rp10.000 per liter,
sekalian untuk subsidi silang. Sedang untuk pertamax, karena rata2 utk mobil
mahal/mewah/baru, tetapkan Rp20.000/liter. Utk kedua kelompok ini (premium
mbl pribadi dan pertamax), harga itu ada kemungkinan tidak memengaruhi pola
berkendaraan mereka (paling cuma mengeluh saja, tapi tetap bisa beli BBM),
atau menyebabkan mereka berpindah ke mode transportasi yang lebih hemat,
entah naik motor, entah naik kendaraan umum (jangan bahas dulu lah:
bagaimana kalau nenek2 tua harus ngantor ato harus ke rumah sakit...
pengecualian2 bisa kita bahas sendiri).

Wah, ide saya itu memerlukan penerapan sistem informasi yang bagus dong?
Sebaiknya iya sih, jaman sekarang, banyak pekerjaan kita di kantor (utk
level individu, seperti mengingatkan ulang tahun kawan, nomor telpon
kolega), sudah harus pakai teknologi informasi. Lha pada level negara, kita
tidak mengandalkan pada teknologi INPORMASI (lihat saja pendaftaran pemilih
suara pada pemilu, pendaftaran BLT, dst...dst..... bahkan mengejar wajib
pajak saja, Pemerintah tidak bisa.....!!!).

Ide lengkap saya dapat teman2 lihat di HYPERLINK
"http://maswing.wordpress.com"http://maswing.wordpress.com lho.

Yang prihatin dgn kondisi rakyat kebanyakan,

Wing

On Thu, May 15, 2008 at 6:22 PM, Hok An <HYPERLINK
"mailto:Hokan%40t-online.de"[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> .
>
> 
>

[Non-text portions of this message have been removed]

 

 

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.20/1453 - Release Date: 18/05/2008
9:31


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.0/1460 - Release Date: 22/05/2008
7:06
 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke