Bu,

berikut saya saya attach artikel ttg bedah caesar yang masih saya simpan.
Mungkin tidak menjawab pertanyaan ibu, tapi semoga bisa jadi bahan masukan.

 

ita-bundanya Gilang <<[balita-anda] FW: [i-kan-ayahbunda] untung rugi operasi Caesar>> 


> ----------
> From:         Inka[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To:     [EMAIL PROTECTED]
> Sent:         Monday, May 15, 2000 1:26 PM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      [balita-anda] Operasi Sectio Caesar
> 
> hallo rekan-rekan sekalian, 
> 
> Saat ini saya tengah hamil untuk kedua kalinya dengan usia kehamilan 28 minggu. 
> Satu setengah tahun yang lalu dilakukan operasi sectio caesar pada saya untuk 
>mengeluarkan janin saya yang meninggal dalam kandungan / IUFD  pada usia 27 minggu ( 
>suatu pengalaman yang benar2 menguji iman dan ketabahan kami ). 
> Operasi terpaksa dilakukan karena letak plasenta sudah menutupi jalan lahir, padahal 
>pada saat check terakhir dua minggu sebelumnya placenta masih dalam posisi normal. 
>Untuk mempersingkat 'cerita' , sebaiknya saya tidak usah menceritakan penyebab IUFD 
>tersebut  ( kecuali ada request lho...).
> 
> Berkaitan dengan kehamilan saya sekarang ini, sebenarnya saya berharap tidak 
>menjumpai halangan apapun sehingga bisa melahirkan secara normal, namun saya tetap 
>merasa khawatir juga apabila terpaksa harus dilakukan operasi untuk kedua kalinya. 
> Seorang teman saya yang kondisi panggulnya tidak memungkinkan dia untuk melahirkan 
>secara normal, diharuskan oleh DSOG-nya untuk stop hamil dan melahirkan untuk ketiga 
>kalinya mengingat kondisi dinding rahimnya yang sudah menipis akibat dua operasi yang 
>dilakukan sebelumnya. 
> Saya tidak ingin hal itu terjadi pada saya karena kami berharap ( apabila diijinkan 
>olehNya )  untuk memiliki putra/i lebih dari satu.
> 
> Nah....saya akan sangat berterimakasih apabila ada diantara rekan sekalian yang bisa 
>memberikan info atau pengalaman pribadinya pada saya mengenai jumlah maksimal 
>diperbolehkannya melahirkan melalui operasi sectio caesar.
> Apakah benar bahwa dinding rahim akan semakin menipis apabila telah dilakukan 
>operasi beberapa kali, sehingga tidak memungkinkan untuk hamil dan melahirkan kembali 
>?
> Saya sangat membutuhkan second opinion disamping info yang saya dapatkan dari DSOG 
>saya. 
>  
> Yaah...doakan semoga saja kekhawatiran saya tidak perlu terjadi dan saya bisa 
>melahirkan dengan normal.
>  
> Sebelumnya terima kasih banyak untuk sharingnya.
>  
> salam,
> Inka   
> 


Saya rasa e-mail dari Bp. Yohanes berguna untuk pertimbangan Bapak
menentukan persalinan dan semoga istri segera mendapatkan kesembuhan.


----------
From:  Yohanes Santosa [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
<mailto:[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]> 
Sent:  23 Nopember 1999 13:53
To:  e-AyahBunda
Subject:  [i-kan-ayahbunda] untung rugi operasi Caesar

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 

N THE NET

UNTUNG-RUGI PERSALINAN CAESARAda beda pendapat di antara para ibu dan bapak
soal pilihan cara melahirkan melalui operasi caesar. Di antara kaum bapak
ada yang merasa "diuntungkan" dengan operasi itu. Sebaliknya, banyak ibu
yang merasa belum sempurna bila tidak pernah merasakan pengalaman melahirkan
anak secara alami. Tapi sebenarnya, untung-rugi operasi caesar tak cuma itu.
Ibu Lisa telah memiliki dua orang anak yang manis-manis. Mereka lahir dengan
cara normal. Namun, menjelang melahirkan anak ketiga, dia disarankan dokter
untuk melahirkan dengan cara operasi caesar. Pertimbangannya, keluarga ini
berencana langsung melakukan operasi sterilisasi usai melahirkan. Saran
dokter ini diterima dan operasinya berlangsung baik. Ibu dan anaknya pun
dalam keadaan baik. Sayang, keesokan harinya cateter urine yang terpasang
pada ibu agak macet. Kantung kemihnya membengkak. Hari berikutnya, di
sekitar vulva terus-menerus terasa basah. Setelah diperiksa dengan teliti,
ternyata telah terbentuk satu fistula (semacam saluran antara kantung kemih
dan vagina, vesico vaginalis). Dari hasil konsultasi dengan urolog
diputuskan untuk dilakukan operasi koreksi. Fistula pun berhasil diangkat.
Namun, pada saat penyembuhan justru terdapat dua fistula di dekat fistula
yang sudah diangkat. Operasi koreksi dilakukan lagi. Setelah sembuh ternyata
fistula masih tetap bercokol. Sang urolog pun angkat tangan.Berbulan-bulan
Ibu Lisa menderita karena fistula. Berbungkus-bungkus pamper (pembalut)
telah dihabiskannya. Tanpa bahan penyerap ini urinenya akan membasahi tempat
tidur atau tempat duduknya. Penderitaan berkepanjangan itu baru berakhir
setelah seorang urolog dari Jerman berhasil melakukan operasi pengangkatan
fistula.Pengalaman di atas memang amat jarang terjadi. Namun, kejadian itu
bisa menggambarkan bahwa teknik operasi, yang namanya diambil dari nama
kaisar Romawi yang lahir dengan pembedahan, Julius Caesar, ini tak
sepenuhnya aman. Ada kalanya, operasi untuk mengeluarkan bayi ini menyisakan
masalah baru yang tak terduga. Sebaliknya, perlu diakui pula operasi caesar
telah banyak menyelamatkan jiwa ibu yang mengalami kesulitan
melahirkan.Perkembangan bedah caesar
Dengan makin majunya perkembangan ilmu kedokteran, bidang teknik pembedahan,
anestesi, dan perineonatologi (bidang yang menangani janin berusia 28 minggu
sebelum dilahirkan hingga 28 minggu usai dilahirkan), yang berkaitan dengan
bedah caesar juga ikut maju pesat. Dalam bidang teknik pembedahan, kini
frekuensi ibu yang bisa menjalani operasi caesar dengan aman telah meningkat
menjadi empat kali semasa hidupnya. Padahal, sebelumnya cuma bisa tiga
kali.Arah sayatannya pun berkembang. Dulu hanya dikenal teknik operasi
caesar klasik (corpora) dengan sayatan membujur dari bawah pusar ke arah
tulang kemaluan. Kini sayatan bisa melintang dari kiri ke kanan di atas
tulang kemaluan (trans profunda). Secara estetis, teknik pembedahan baru ini
lebih baik. Bila hendak mandi matahari dengan cuma mengenakan bikini, bekas
operasi dengan sayatan klasik akan tampak pada perut, sehingga orang Malang
menyebutnya tidak sulum (baca: mulus) lagi. Sedangkan dengan sayatan trans
profunda bekas operasi bisa disembunyikan dari pandangan umum. Luka bekas
operasi juga bisa dimanipulasi (tapi halal) agar tidak tampak. Caranya,
dengan teknik penjahitan yang sering digunakan oleh ahli bedah plastik.Dalam
bidang pembiusan (anestesia), dulu sering digunakan aether yang berbau
merangsang tidak kepalang. Bahkan, bau ini tetap terasa hingga pascaoperasi.
Akibatnya, penderitanya mual-mual dan hilang nafsu makan. Kini, telah
dikembangkan beberapa obat bius baru yang tidak berbau dan yang bisa
disuntikkan langsung ke pembuluh darah atau tulang belakang. Dulu pembiusan
juga dilakukan secara menyeluruh, sehingga pasien jadi tergeletak tak
sadarkan diri. Kini, pembiusan ini bisa dibuat macam pas foto, hanya
setengah badan di bawah pusar. Jadi, yang dibius bisa tetap sadar dan bisa
mendengarkan gemerincingnya peralatan bedah yang dipilih atau diletakkan
oleh tim bedah selama operasi berlangsung. Si ibu pun bisa mendengar
tangisan pertama si bayi yang telah diangkat dari rahimnya.Dalam bidang
perineonatologi juga terjadi perkembangan menarik. Misalnya, bayi yang
dilahirkan dengan bobot badan 500 g kini dapat diselamatkan. Bayi prematur
yang umumnya mengalami gangguan pernapasan (respiratory distress syndrome)
karena kekurangan surfactan subtance (lipoprotein yang memungkinkan
paru-paru berkembang selama bernapas) pun kini bisa diselamatkan dengan
preparat surfactan subtance, meski untuk itu pasien atau keluarganya mesti
merogoh kantung lebih dalam.Seiring dengan majunya bidang-bidang yang
berkaitan dengan operasi caesar, kriteria perlu tidaknya suatu persalinan
melalui operasi caesar juga ikut berkembang. Dalam proses persalinan
terdapat tiga faktor penentu, yakni power (tenaga mengejan atau kontraksi
otot dinding perut dan dinding rahim), passage (keadaan jalan lahir), dan
passenger (si janin yang akan dilahirkan).Mula-mula indikasi operasi caesar
hanya karena ada kelainan passage, sehingga kelahiran tidak bisa melalui
jalan yang benar, vagina. Namun, akhirnya merambat ke faktor 3P lainnya,
yakni power dan passenger. Kelainan power yang memungkinkan dilakukannya
operasi caesar, misalnya daya mengejan lemah, ibu berpenyakit jantung atau
penyakit menahun lain yang mempengaruhi tenaga. Soal kelainan passenger di
antaranya anak terlalu besar, anak "mahal", anak dengan kelainan letak
lintang, premi gravida di atas 35 tahun dengan letak sungsang, anak tertekan
terlalu lama pada pintu atas panggul, dan anak menderita foetal distress
syndrome (denyut jantung janin kacau dan melemah).Sementara itu kelainan
passage yang membuat operasi caesar bisa dilakukan tidak cuma terbatas pada
sempitnya panggul, tapi bisa juga lantaran diduga akan terjadi trauma
persalinan serius pada jalan lahir atau pada anak. Atau, adanya infeksi di
jalan lahir yang diduga bisa menular ke anak, umpamanya herpes kelamin
(herpes genitalis), condyloma lata (kondiloma sifilitik yang lebar dan
pipih), condyloma acuminata (penyakit infeksi yang menimbulkan massa mirip
kembang kol di kulit luar kelamin wanita), hepatitis B, dan hepatitis
C.Indikasi lain yang sulit dipercaya tetapi nyata dan hampir atau sama
sekali tidak berhubungan dengan 3P, di antaranya karena ibu tidak ingin
keadaan vaginanya agak longgar, atau karena terlalu sayang pada anak
sehingga tidak tega membiarkan anak menunggu lahir atau bersusah payah
"mendobrak" jalan lahir. Atau, karena percaya adanya hubungan antara saat
kelahiran dengan perjalanan nasib. Nasib seakan-akan bisa diatur dengan
merekayasa waktu persalinan. Anehnya lagi, kok ada dokter yang mau
dilibatkan dalam rekayasa seperti ini.Jalan lahir jadi tak teruji
Terlepas dari apakah indikasi operasi caesar wajar atau tidak, tindakan
medis ini bisa menguntungkan, bisa pula merugikan.Menguntungkan, apabila
tindakan ini dilakukan dengan pertimbangan tepat dan didukung data objektif
lainnya. Umpamanya, diagnosis kesempitan panggul atau foetal distress
didukung data pelvimetri dan rekaman jantung anak yang akurat. Sulitnya bagi
penderita atau keluarganya, tidak semua indikasi caesar mudah dibuktikan.
Tidak jarang seorang dokter menentukan indikasi tindakan berdasarkan firasat
dan perasaannya (dalam hal ini, kepercayaan menjadi dasar terpenting dalam
hubungan penderita dan dokternya). Misalnya, ada dugaan bakal terjadi trauma
kelahiran lebih serius pada ibu atau anak setelah proses persalinan.Yang
merugikan pada operasi caesar tidak cuma terjadi pada sang ibu, tetapi juga
pada anak yang dilahirkan. Pada anak, pembiusan yang terlalu lama (semula
dimaksudkan untuk membius sang ibu) bisa membuat anak ikut terbius.
Akibatnya, anak yang dilahirkan tidak spontan menangis melainkan harus
dirangsang sesaat untuk bisa menangis. Kelambatan menangis ini mengakibatkan
kelainan hemodinamika dan mengurangi apgar score (penilaian) terhadap anak.
Pengeluaran lendir atau sisa air ketuban di saluran napas anak juga tidak
sempurna. Pada persalinan alamiah, tubuh bayi harus melalui lorong jalan
lahir sempit seakan-akan dadanya diperas sehingga sisa cairan dalam saluran
napas terperas keluar.Dengan operasi caesar, bayi yang dilahirkan selalu
dibayangi penyakit hyalin membrane disease (HMD). Kemungkinan terjadinya
trauma persalinan juga ada. Sayatan terlampau dalam bisa mengakibatkan tubuh
bayi ikut tersayat.Di samping itu, pada persalinan alamiah anak akan
melewati vagina yang dalam keadaan normal mengandung bakteri dan jamur. Pada
tubuh ibu sehat sudah terkandung antibodi terhadap antigen asing itu dan
secara pasif membagikan sebagian antibodinya kepada janin. Pada persalinan
alamiah sistem kekebalan tubuh janin segera dan langsung terpapar ulang
antigen yang sama sehingga respons kekebalannya akan secara aktif lebih
cepat membentuk antibodi dan secara bertahap diperkenalkan dengan antigen
lain di sekitarnya. Pada persalinan lewat bedah caesar, proses ini tidak
terjadi karena bayi berhadapan langsung dengan lingkungan steril.Yang
merugikan ibu bila persalinan dilakukan dengan operasi caesar juga tak
sedikit. Yang pasti ibu akan mendapat luka operasi baru di perut dan
kemungkinan timbulnya infeksi bila luka operasi tidak dirawat dengan baik.
Ibu juga akan membatasi pergerakan tubuhnya karena adanya luka operasi tadi,
sehingga proses penyembuhan luka dan pengeluaran cairan atau bekuan darah
kotor dari rahim ibu setelah melahirkan ikut terpengaruh.Kemampuan jalan
lahir juga tidak teruji bila ibu belum pernah melahirkan per vagina dan
keadaan penyempitan panggul berada dalam batas perkiraan yang meragukan.
Apalagi kalau anak yang dilahirkan tidak terlalu besar, mungkin bobotnya
cuma 2.500 - 4.000 g. Waktu pemulihan pasca-melahirkan juga lebih lama
karena pemulihan bekas luka operasi memerlukan tempo lebih lama. Bahkan, ibu
berpeluang mendapatkan efek sampingan yang tidak diharapkan seperti bekas
parut luka operasi di perut yang tidak estetis, infeksi pascapersalinan, dan
fistula.Adanya parut luka di rahim akan membatasi jumlah tindakan operasi
caesar sehingga jumlah anaknya juga akan terbatas. Karenanya tindakan
pembedahan pada rahim mestinya sangat dibatasi dan hanya dilakukan bila
perlu. Terakhir, setiap tindakan manipulasi rongga perut akan mengakibatkan
perlekatan antar organ dalam rongga perut. Ini menghalangi lapangan operasi
berikutnya atau perlu waktu lebih lama karena operator harus membersihkan
lapangan operasi dari perlekatan itu.Bagi masyarakat, setidaknya ada tiga
aspek yang merugikan akibat adanya operasi caesar. Kalau tindakan ini kurang
tepat sasaran, sebagian dana produktif harus dipakai untuk mendanai sesuatu
yang berada di luar perencanaan. Sebagian dana masyarakat tersedot untuk
investasi di rumah sakit, operasi caesar seyogyanya dilakukan di rumah sakit
yang dilengkapi peralatan dan SDM (sumber daya manusia) untuk itu. Tindakan
operasi caesar dapat dianggap sebagai suatu "penyiksaan" di kalangan
beberapa suku yang tidak memiliki kebiasaan beristirahat lama setelah
melahirkan.Jadi, sebaiknya pertimbangkan matang-matang sebelum memutuskan
menerima tindakan operasi caesar. Kalau memang faktor 3P itu tidak
memungkinkan terjadinya proses kelahiran secara normal, ya apa boleh buat.
(dr. Paul Zakaria daGomez, M.S.)


Join our mailing list!




I-KAN %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% e-AyahBunda
-----------------------------------------------------------------------
WEB--> http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-ayahbunda
<http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-ayahbunda>  SUBSCRIBE--> To:
[EMAIL PROTECTED] <mailto:[EMAIL PROTECTED]> ,
Isi/Body: kosong UNSUBSCRIBE--> To: [EMAIL PROTECTED]
<mailto:[EMAIL PROTECTED]> , Isi/Body: kosong Ayo. Mampir
di Muara Informasi Kristen [MIK] http://www.sabda.org <http://www.sabda.org>


Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ 
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet









>> Pusing milih POP3 atau web mail? mail.telkom.net solusinya <<
>> Belanja Info & Keperluan Balita? Klik, http://www.balitanet.or.id
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]










Kirim email ke