Dukungan Syariat Belum Tentu Cermin Ketakwaan Jakarta, Kompas - Dukungan yang diberikan masyarakat terhadap pelaksanaan syariat Islam belum tentu merupakan refleksi dari tingkat ketakwaan dalam Islam. Dukungan tersebut lebih disebabkan faktor eksternal yang terjadi di masyarakat.
Hal ini disampaikan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Anies Baswedan, ketika memaparkan hasil survei nasional LSI tentang Dukungan dan Penolakan Terhadap Radikalisme Islam di Jakarta, Kamis (16/3). "Penolakan dan penerimaan terhadap ide yang bersumber pada syariat itu tidak semata-mata merupakan cermin ketaatan pada agama, tetapi merupakan cermin faktor lainnya," ujarnya. Anies menjelaskan, pandangan terhadap beberapa ide syariat memperlihatkan pola yang menarik. Pada tema yang tidak menyangkut hubungan antara pria dan wanita, pandangan responden Muslim dan Muslimah Indonesia relatif sama. Tetapi dalam isu poligami, atau zina, terjadi perbedaan. Sosiolog FISIP Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, mengatakan, dari survei ini sulit mendapatkan jawaban apakah pandangan tersebut merupakan refleksi dari peningkatan ketakwaan atau reaksi atas kondisi eksternal. "Apa yang ada di pikiran dan diungkapkan, belum tentu bisa dilakukan," ujar Imam Prasodjo. Menurut Imam, ada bias peneliti dalam survei LSI itu, terutama terkait dengan radikal Islam. Misalnya, orang yang setuju dengan poligami dianggap radikal atau yang ingin merajam pezina dan memotong tangan pencuri itu radikal. (mam) http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/ [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/