Surga Dibawah Telapak Kaki Ibu

By: agussyafii

Surga dibawah telapak kaki ibu, begitulah sabda Baginda Nabi Muhamad SAW. 
Apapun yang terjadi, ibu tetaplah seorang ibu yang harus dimuliakan dan 
dihormati oleh anak-anaknya. Sekalipun ibu berbuat salah terhadap anaknya, sang 
anak tetaplah harus menghormati ibu.  Dengan cara yang santun bila ingin 
mengingatkan ibu bila melakukan kesalahan.

Pernah pada hari Ahad di Rumah Amalia kedatangan seorang tamu yang ditemani 
putrinya. Tamu itu seorang ibu pengusaha sukses dibidangnya. Beliau bertutur 
bahwa memiliki ibu yang masih energik dan pekerja keras namun persoalan bagi 
beliau adalah ibu tua cantik itu sekarang bersaing dengan dua anak gadisnya dan 
cucu perempuannya dalam memikat lelaki. Semua teman dan pacar anak gadis dan 
cucunya yang datang berkunjung selalu digoda dan mereka tidak percaya jika 
dikatakan bahwa perempuan cantik itu calon mertua. 

Ibu cantik itu bahkan berhasil merebut calon mantunya untuk diajak kencan dan 
jalan-jalan. Babak akhir dari persaingan itu mengakibatkan semua laki-laki yang 
tahu duduk soal kemudian lari menjauh dari gadis-gadis kekasihnya, karena 
sungkan atau malu. Ibu pengusaha itu juga menjadi serba salah, malu kepada 
suaminya, malu kepada calon ipar dan calon mantunya. Ia tidak bisa mengusir ibu 
kandungnya, tidak  mampu pula untuk menanggung malu. Adik dan anaknya juga 
tidak berani mengusir ibu dan neneknya, meskipun hatinya mendongkol dan sedih. 
Penghuni rumah itu kemudian menjadi pendiam semuanya, kecuali ibu tua cantik 
yang tetap kenes.

Ibu itu bertutur bahwa dirinya telah berusaha mengatasi kegalauan perasaanya 
itu  dengan renang di kolam renang sampai kelelahan, tetapi hanya sekejap ia 
dapat melupakan permasalahan di rumahnya. Ia terkadang nyetir mobil dengan 
ngebut untuk membuang kegundahannya, ia juga mencoba membaur dengan alam, 
dengan makan gelar tikar di pinggir jalan, ia ingin alamiah seperti orang lain, 
tetapi fikiran tetap kusut. Saya merasa benar-benar menjadi orang yang paling 
malang di dunia ini, katanya.  
Dari omong santai dan terkadang serius itu akhirnya saya menyarankan agar ibu 
itu untuk membantu faqir miskin dan kaum dhuafa disekitar rumahnya. saya 
katakan bahwa pekerjaan itu merupakan hiburan, menghibur orang dan diri sendiri 
terhibur, mengobati orang dan diri sendiri terobati, membangun orang lain dan 
diri sendiri terbangun, yakni seperti minyak wangi yang membuat orang lain 
harum, tetapi minyak wangi itu sendiri tetap lebih harum.

Kepada ibu itu saya mengatakan seperti lilin yang menerangi orang lain, tetapi 
ia terbakar, bergaul akrab dengan tukang pandai besi, kalau tidak kena percikan 
api sekurang-kurangnya belepotan oleh abunya. Akan sangat baik jika menjadi 
matahari, memanasi orang lain tetapi dirinya lebih panas, atau seperti api, 
memanaskan besi tapi panas dirinya tetap lebih, atau seperti minyak wangi tadi, 
mengharumkan orang tetapi dirinya tetap lebih wangi, tetapi jangan pula seperti 
lampu yang terang benderang dari jauh, sementara yang di bawahnya tetap 
remang-remang. Jadilah berlian, meski terpendam dalam lumpur ia tetap indah 
jika dibersihkan digosok, jangan seperti kertas yang segera hancur jika 
terendam air. 

Sejak pertemuan itu ibu pengusaha setiap kali datang ke Rumah Amalia senantiasa 
bercerita tentang kegiatan yang dilakukan seperti membantu anak-anak jalanan di 
daerah Jakarta Timur maupun mengadakan pengobatan gratis di lingkungan  sekitar 
tempat tinggalnya. Apa yang dilakukan oleh Ibu pengusaha tentunya perkembangan 
yang sangat menggembirakan buat saya.

Tuturnya, ‘alhamdulillah Mas Agus, masalah ibu saya bukan lagi sebuah masalah 
justru saya membantu orang lain untuk menyelesaikan masalahnya dan akhirnya 
dengan sendirinya masalah ibu saya terselesaikan mengalir begitu saja.

Ibu tetaplah ibu, sampaikanpun karena dibawah telapak kakinya terdapat surga 
bagi anak-anaknya. Memuliakan ibu sampai akhir hayat itulah tugas dan bakti 
seorang anak kepada ibunya.



Wassalam,
agussyafii
-------
Senyum menyambut ramadhan, senyum kemenangan adalah senyum amalia. Yuk, 
berkenan berbagi senyuman dalam sebuah program 'Senyum  Amalia'. Kegiatan 
program 'Senyum Amalia' adalah Obrolan Puasa (Opus), Tadarus, Berbuka Puasa 
Bersama, Paket Bingkisan Senyum Amalia, akan diselenggarakan pada hari Ahad, 30 
Agustus 2009 di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan senyuman anda di 
http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 
087 8777 12431




      

Kirim email ke