Dear all,
Bagus juga kalo apoteker yang membuat resep, bisa meringankan tugas dokter. 
Dokter mendiagosis saja, lalu apoteker yg meresepi.

Misalnya dirumah sakit, dokter memerksa, membuat diagnosis. Sdetelah itu 
penulisan resep dan pengobatan diserahka apoteker. 
Selanjutnya dokter visit, buat diagnosis sesuai perkembangan. Apoteker lagi yg 
membuat resep dan pengobatannya.
Contoh, pasien sesak nafas setelah diperiksa, keyemu diagnosis sbb; gagal 
jantung grade 3, DM hiperglikemia. Sepsis dan asidosis metabolik.
Nah dokter cukjup membuat diagnosis, kemudian apoteker visit, dan $embuat resep 
atas dasar diagnosis itu.

Bila bisa begitu, tugas dokter lbh ringan..

Mau dicoba?
Boleh, ide baik saya kira.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: syr...@yahoo.com
Sender: desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com
Date: Wed, 4 Sep 2013 21:41:31 
To: Desentralisasi  kes<desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com>
Reply-To: desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com
Subject: Re: [des-kes] Fwd: Dunia Kesehatan Indonesia Hanya Milik Dokter

Judul diskusi besarnya adalah, reform dalam pelayanan kes oleh Org profesi kes 
di berbagai tingkatan, mengingat semakin kompleknya pemsalahan kes,  ...jd 
semua profesi kes(seperti yg ada dlm pp 32),memiliki peran nyata dan mendapat 
imbalan professional terkait apa yg dpt diberikan oleh profesi tersebut, perlu 
kesetaraan, termasuk profesi pemberian pelayan obat tradisional(misalnya),jika 
profesi pemberi pelayan obat tradisonal ini dapat berjalan secara massif dan 
dilandasi dg niat luhur u kemandirin bangsa,maka cukup banyak devisa yg dpt 
dihemat. Guna memberikan pelayanan kpd masy profesi kes hendaknya dapat 
ber-cemistry sbagai tim dan dpt memberikan kontribusi sesuai dg peran masing2, 
tdk ada superior lagi, hilangkan ego profesi dan keadilan pula dalam jasa 
pelayanan yg diberikan, tujuan akhir hidup manuia apa sih yg dicari, salah satu 
diantranya adalah kepuasan bathin, jadi bukan semata materi. Jk masy mampu 
mendapatkan pengobatan sendiri dg benar dan dg penetahuan dari profesi kes, itu 
juga merupakan bagian dr pelayanan o profesi kes, pelayan lainnya o kerjasama 
tim baik di RS, Puskesmas,klinik,praktek pribadi dst . Banyak langhak yg 
direkomendasikan, salah satu langkah awalnya segera reform sist pendidikan di 
poltek menjadi institute, sehingga keluaran anak didiknya  dalam melayani masy 
dilapangan dpt lebih setara, dosen2nya dpt menjadi DR bahkan professor 
(menndapat imbalan speti sejawatnya di PTN dan PTS)shingga mampu memberikan 
pengajaran yg setara pula u memberikan bekal agar dpt melakukan kerjasama tim 
dlm memberikan pelayanan diberbgai tingkatan, dg SOP dan standar2 yg disepakti 
bersma. "Lanjutan perdebatan secara konstruktif dalam rangka menciptakan 
kesetaraan profesi", indahnya berbagi dan semoga berkenan
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: pauline watofa <watofa_paul...@yahoo.com>
Sender: desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com
Date: Thu, 5 Sep 2013 00:02:32 
To: 
desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com<desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com>
Reply-To: desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com
Subject: Re: [des-kes] Fwd: Dunia Kesehatan Indonesia Hanya Milik Dokter

sejawat sesama tenaga kesehatan 
setuju sependapat bahwa tulisan ini ditulis untuk tidak mewakili profesi 
apoteker 


________________________________
 From: Panji Hadisoemarto <hadisoemartopa...@yahoo.com>
To: desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, 3 September 2013 5:59 PM
Subject: Re: [des-kes] Fwd: Dunia Kesehatan Indonesia Hanya Milik Dokter
 


  
Kalau feeling saya sih ya, tulisan ini tidak merepresentasikan pendapat profesi 
apoteker secara keseluruhan. Nggak perlu dibahas sampai berkerut-kerut.

Panji

wendy nugraha <wendyfre...@yahoo.com> wrote:

  
Pernyataan bahwa penulisan resep oleh dokter merupakan perampasan profesi 
apoteker membuat saya tertegun
Sudah sejauh inikah cara pandang profesi lain terhadap profesi dokter?
Isu kesetaraan profesi menjadi senjata untuk menekan para dokter
Dibutuhkan kebersamaan para dokter difasilitasi organisasi profesi untuk 
mendudukan masalah sebenarnya.

Salam,
WF 




________________________________
 From: Billy N. <bi...@mediator.web.id>
To: 
Sent: Monday, September 2, 2013 10:05 PM
Subject: [des-kes] Fwd: Dunia Kesehatan Indonesia Hanya Milik Dokter
 

http://rakyatsulsel.com/dunia-kesehatan-indonesia-hanya-milik-dokter.html
Dunia Kesehatan Indonesia Hanya Milik Dokter
Muh Irwan (Alumnus Fakultas Farmasi)

Masih terbesik dibenak kita kasus puyer pada tahuun 2007 silam yg
menewaskan seorang bayi. Pada saat itu dokter angkat bicara soal
puyer, padahal itu bukaan rana dokter, farmasis lah yg mempunyai
wewenang. Penulisan resep oleh dokter yang dinilai sebagai perampasan
profesi oleh apoteker.
Pada tahun 2007 silam Menteri Kesehatan Siti Fadila Supari menggagas
sebuah konsep farmaceutical care, dimana semua stockholder Kesehatan
di Indonesia perpegang teguh pada
 profesinya masing masing. Untuk
menyembuhkan seorang pasien, maka diperlukan semua element kesehatan
yaitu Dokter, Apoteker, Perawat, Bidan, Analisis kesehatan bekerja
pada profesinya masing masing.
Dokter tugasnya mendiagnosa, Apoteker yabg meresepkan obat serta
perawat yabg merawat pasien itu hingga sembuh, tapi apa yabg terjadi
di Negeri ini.? Dokter menulis resep, memberi resep dll, sehingga
muncul paradigma baru di masyarakat bahwa apoteker dan perawat adalah
babu dokter
Wajar saja jika perawat menjerit memintah keadilan lewaat pengesahan
UU keperawatan, wajar saja jika farmasis meminta kesetaraan profesi.
Dokter dicetak dengan nominal rupiah yang banyak.
Kami menyadari kesemuanya ini terjadi dikarenakan dunia pendidikan
Kesehatan Indonesia yang semakin mahal, mau jadi dokter siapkan modal
minimal Rp 200 Juta, sehingga muncul paradigma kapitalis di Dunia
Kesehatan.
Sebuah keresahan atas permasalahan
 pendidikan dan dunia kesehatan
indonesia, Dunia Kesehatan yang didominasi oleh kerja kerja kedokteran
sehingga melupakan esensi stockholder Kesehatan yang lain. Apa yang
dituntut oleh Apoteker dan perawat itu sah sah Saja karena perilaku
dokter yang tidak bekerja profesional dan merampas hak Profesi lain.
Tentu Semua masyarakat pernah melihat iklan obat yang ada di media,
diakhir iklan ada tulisan: “jika sakit berlanjut hubungi dokter”.
Jika kita sadar konteks, maka iklan tersebut mempertegas kalau di
Indonesia Dunia kesehatan hanya milik dokter. Padahal jika sakit kita
berlanjut dan ketika harus ke dokter akan menambah beban biaya lagi
buat pasien.
Mahalnya biaya pendidikan Kedokteran di indonesia membuat para dokter
menghilangkan esensi UUD negara ini yaitu memberi kan rasa keadilan
sosial untuk semua masyarakat indonesia tanpa terkecuali.
Tentunya pahaman masyarakat juga harus diubah “Kesehatan
 gratis”
Pejabat di indonesia sudah merumuskan konsep Kesehatan gratis dengan
hitungan matematik yang pas.
Sulawesi Selatan menjadi percontohan konsep ini, tapi definisi gratis
dipahamani pejabat tidak sejalan dengan definisi pahaman orang awam,
buktinya Rumah Sakit-Rumah Sakit di MAKASSAR milik pemerintah masih
tetap saja membuyarkan harapan masyarakat miskin.


------------------------------------

Archives terdapat di http://www.yahoogroups.com/group/desentralisasi-kesehatan
Situs web terkait http://www.desentralisasi-kesehatan.net


Yahoo! Groups Links





 

Kirim email ke