163. Kelahiran Kembali karena Berdana

O para bhikkhu, ada delapan jenis kelahiran kembali karena berdana. Apakah yang delapan itu?

Di sini, para bhikkhu, seseorang membuat persembahan untuk seorang petapa atau brahmana, mempersembahkan kepadanya makanan, minuman, pakaian dan kendaraan; kalungan bunga, wangi-wangian dan minyak oles; tempat tidur, tempat tinggal dan penerangan. Pada saat membuat persembahan ini, dia mengharapkan imbalan. Kini dia melihat para bangsawan yang kaya raya, para brahmana yang kaya raya, atau para perumah-tangga yang kaya raya, yang bersenang-senang karena diperlengkapi lima macam kenikmatan indera, dan dia berpikir, "O, dengan hancurnya tubuh, setelah kematian, semoga aku terlahir di antara mereka!" Dan dia mengarahkan pikirannya pada buah pikir itu, menjaganya dengan kuat dan mengembangkannya. Buah-pikimya ini mengarah pada apa yang rendah, dan jika tidak dikembangkan menuju apa yang lebih tinggi maka hal ini akan membawanya pada kelahiran kembali yang seperti itu saja.(21) Dengan hancurnya tubuh, setelah kematian, dia akan terlahir kembali di antara para bangsawan yang kaya raya, para brahmana yang kaya raya atau para perumah-tangga yang kaya raya. Namun, kunyatakan hal ini hanya untuk orang-orang yang bermoral, bukan untuk yang tak bermoral; karena, para bhikkhu, kemurniannyalah yang membuat berhasilnya keinginan hati orang yang bermoral.(22)

Kemudian lagi, seseorang membuat persembahan untuk seorang petapa atau brahmana, mempersembahkan kepadanya makanan ... atau penerangan. Pada saat membuat persembahan ini, dia mengharapkan imbalan. Kini dia mendengar tentang umur panjang, keelokan dan kebahagiaan para dewa di alam Empat Raja Besar ... dewa-dewa Tavatimsa ... dewa-dewa Yama ... dewa-dewa Tusita ... dewa-dewa Yang Bahagia dengan Penciptaan... dewa-dewa Yang Mengontrol Apa yang Diciptakan oleh Yang Lain, dan dia berharap untuk terlahir kembali di antara mereka. Dia mengarahkan pikirannya pada buah-pikir itu, menjaganya dengan kuat dan mengembangkannya. Buah-pikirnya ini mengarah pada apa yang rendah, dan jika tidak dikembangkan menuju pada apa yang lebih tinggi maka hal ini akan membawanya pada kelahiran kembali yang seperti itu saja. Dengan hancurnya tubuh, setelah kematian, dia akan terlahir kembali di antara dewa-dewa di alam Empat Raja Besar . . . atau di antara para dewa Yang Mengontrol Apa Yang Diciptakan oleh Yang Lain. Namun, aku nyatakan hal ini hanya untuk orang-orang yang bermoral, bukan untuk yang tak bermoral; karena, para bhikkhu, kemurniannyalah yang membuat berhasilnya keinginan hati orang yang bermoral.

Kemudian lagi, seseorang membuat persembahan untuk seorang petapa atau brahmana, mempersembahkan kepadanya makanan ... atau penerangan. Dia sekarang mendengar tentang umur panjang, keelokan dan kebahagian luar biasa yang dialami para dewa di Alam Brahma, dan dia berharap terlahir kembali di antara mereka. Dia mengarahkan pikirannya pada buah-pikir itu, menjaganya dengan kuat dan mengembangkannya. Buah-pikirnya ini mengarah pada apa yang rendah, dan jika tidak dikembangkan menuju apa yang tinggi maka hal itu akan membawanya pada kelahiran kembali yang seperti itu saja. Dengan hancurnya tubuh, setelah kematian, dia akan terlahir kembali di antara para dewa di Alam Brahma. Namun, aku nyatakan hal ini hanya untuk orang-orang yang bermoral, bukan untuk yang tak bermoral; hanya untuk orang yang terbebas dari nafsu, bukan untuk orang yang penuh nafsu.(23) Karena dia tanpa nafsu, para bhikkhu, maka keinginan hati orang yang bermoral membuahkan hasil.

Inilah para bhikkhu, delapan jenis kelahiran kembali karena berdana.

(VIII, 35)

Catatan kaki

21 AA: "'Mengarah pada apa yang rendah': pada lima objek indera (tingkat) rendah. 'Pada apa yang lebih tinggi': pikirannya belum dikembangkan melampauinya, yaitu ke arah Jalan Mulia dan buah (dari Pemasuk-Arus, dsb.)."

22 AT: "Ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa perbuatan tak bermoral akan menciptakan rintangan, dan bukan hanya tindakan jasa dalam bentuk berdana sajalah yang menyebabkan kelahiran yang menyenangkan."

23 Bebas dari nafsu (vitaragassa). AA: "Yaitu, orang yang sudah bebas dari nafsu (AT: nafsu indera), bisa karena telah menghapusnya lewat jalan Yang-Tidak-Kembali-Lagi, atau karena telah menekannya lewat pencapaian meditatif (jhana). Orang tidak dapat terlahir di alam Brahma hanya semata-mata lewat berdana. Namun, berdana merupakan faktor yang mendukung dan memuliakan keadaan pikiran, yang ditujukan untuk ketenangan dan kebijaksanaan. Jika orang melatih brahma-vihara (tempat kediaman Brahma) dengan pikiran yang telah menjadi lembut karena perbuatan berdana, dia akan terlahir kembali di alam Brahma."

 

 



** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




SPONSORED LINKS
Religion and spirituality Spirituality


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke