~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Layanan Informasi Aktual eskol@mitra.net.id ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Hot Spot: Sabtu, 19 November 2005
BALI POST Sabtu Kliwon, 19 Nopember 2005 Merangkai Gerakan sang Teroris -- Nongkrong di Warung, Bidik dan ''Dooor'' ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Bukalah situs www.anshar.net untuk mengetahui bagaimana teroris mengincar targetnya. Tak cuma itu, teroris juga punya keyakinan (versi mereka) untuk melakukannya. Berikut ini isi situs tersebut sekadar memberi gambaran untuk diwaspadai. SAAT dibuka, situs ini sudah sangar. Setelah diklik, langsung saja muncul gambar granat nanas. Dua senjata AK-47 berada di samping kanan dan kiri dengan tulisan ''Anshar El Muslimin''. Gambarnya lebih sangar daripada namanya. Apa yang menarik dari situs ini? Di salah satu ''rubriknya'', situs ini memuat judul ''taktik''. Di sinilah digambarkan secara rinci dan cermat, lengkap dengan gambar grafik bagaimana cara teroris melaksanakan operasi-operasinya. Sang teroris memberi petunjuk bagaimana melakukan aksi terornya di tempat-tempat tertentu. Terdapat lima situasi, yaitu di jalan perempatan jalan, di jalan ketika masuk atau keluar kantor atau shopping mall, dan di jalan biasa, di pintu masuk tol, atau antrean pintu masuk/keluar shopping center, convention center, saat bayar karcis atau ambil karcis di tol, di jalan tol yang macet atau aliran masuk jalan tol ke jalan tol yang lain, seperti di Jalan Tol Gatot Subroto. Jalan tol Gatot Subroto dikenal sebagai kawasan pusat perkantoran dan bisnis di Jakarta. Di bagian awal, ''rubrik taktik'' itu disebut target di perempatan jalan seperti di Jalan Buncit Raya dan di Duren Tiga Jakarta. Di dua jalan ini memang berjajar berbagai pusat perkantoran dan pusat binsis. Kantor media massa ibu kota dan kantor pusat Partai Keadilan Sejahtera berada di sepanjang jalan ini. Siapa yang dibidik teroris, entahlah. Selanjutnya, sejumlah tempat disebut dalam situs ini. Teroris juga memberi gambaran bagaimana melancarkan serangan di pusat-pusat perbelanjaan, hiburan dan perkantoran. Mereka menyebut sejumlah tempat seperti Taman Safari Jaya Ancol, Planet Hollywood, Taman Safari, Kebun Binatang, Pusat Olahraga Senayan Golf Driving Range, Hotel, Pusat Pameran Jakarta Convention Center. Modus operandi yang dilakukan belum secara rinci menyebut bagaimana mereka melakukan bom bunuh diri, mengebom gedung, hotel, pusat perbelanjaan dan sebagainya. Tetapi, mereka baru memberi gambaran serangan di jalanan dengan trik serang dan lari. Operasi penembakan di jalan ketika target berada di dalam mobil. Versi pertama, "Penembak utama shooter 1 manakala shooter 2 bertindak sebagai penembak sokongan dan juga sebagai pemerhati kondisi sekitar. Objektif tembakan ditujukan kepada penumpang mobil (target) bukan kepada sopir. Pastikan target mati dengan beberapa tembakan terutama ke dada dan kepala. Tembakan kepada sopir tidak merupakan objektif karena biasanya sopir beragama Islam kecuali sopir itu membahayakan." Demikian tulis situs tersebut. Teroris juga sangat hati-hati dalam melakukan operasi. Buktinya mereka memberi peringatan. Misalnya, posisi yang mengakibatkan kondisi crossfire (tembakan silang) harap diperhatikan. Para penembak bisa terkena tembakan kawan (friendly fire). "Hati-hati dengan posisi di belakang mobil. Ada kemungkinan mobil diundurkan (terlatih atau gegabah) atau mobil yang di belakang menabrak shooter. Begitu juga dengan posisi persis di depan mobil. Ada kemungkinan sopir (terlatih atau gegabah) menabrak shooter." Operasi juga disertai dengan kelemahan cara modusnya. "Kelemahan utama aksi penembakan adalah keutuhan kaca mobil. Kaca mobil hanya akan berlubang dan tidak pecah apabila ditembak. Oleh itu agak sulit mengkonfirmasi target cedera atau sudah mati. Untuk itu tembakan dilakukan bertubi-tubi." Versi kedua dilakukan dengan tembakan dan lemparan granat. "Di sini tembakan dikombinasikan dengan granat yang dilemparkan ke dalam mobil. Granat digunakan untuk memastikan target yang sudah cedera itu mati (insya Allah). Granat yang digunakan bisa granat biasa atau granat api supaya mobil terbakar." Versi ketiga merupakan jalan alternatif. "Alternatif yang lebih baik, granat bisa ditempelkan ke kaca jendela mobil, persis di samping target. Granat juga bisa ditempelkan di kaca belakang. Shooter mengambil perlindungan dan setelah granat meledak, shooter melakukan tembakan. Bisa saja tembakan disusul lagi dengan lemparan granat." Operasi teroris juga dilakukan apabila dalam kondisi mobil bergerak. Jika dalam kondisi mobil bergerak, "Secara garis kasar, dua (2) orang pelaku menunggang sepeda motor mengikuti mobil target. Apabila kondisi trafik memungkinkan, sepeda motor akan mepet ke mobil dan pembonceng sepeda motor akan menempelkan granat ke mobil. Posisi tempelan granat bisa saja di kaca depan, kaca jendela di samping target, kaca belakang atau di atas bumbung mobil... Granat atau bom yang berukuran kecil (sekitar 2 kg) bisa saja digantungkan di spion mobil. Setelah granat/bom meledak, tembakan susulan bisa dilakukan. Modus operandi mobil bergerak ada 3, seperti berikut: (a) tempel dan kabur, (b) tempel, tunggu granat meledak, dan kembali melakukan tembakan (c) tembak dan lontar granat. Operasi bisa dilakukan oleh dua personel menggunakan satu sepeda motor. Peralatan terdiri atas satu pistol dan bom tempel atau bom sangkut (spion). "Akan tetapi lebih baik sekiranya di tambah dengan dua personal lagi berspeda motor. Oleh itu jumlah personal 4 orang (2 sopir 2 penempel/shooter) dengan 2 sepeda motor." Teroris juga merancang serangan orang yang berada di gedung, seperti hotel, rumah makan, dll. Para pelaku mengintai target dengan cara mengikuti ke gedung atau rumah makan dan ikut makan. Teroris mengukur jalan keluar dan angkutan yang akan dipakai sepeda motor sudah siap. Teroris dibantu oleh beberapa pendukung atau supporting fire (SF). Keduanya tidak boleh saling mengenal. Peranan SF ini juga untuk mencegah apabila ada satpam atau orang lain yang mengganggu aksi pelaku dalam menghabisi target atau meledakkan bom. Setelah aksi dilakukan, sepeda motor menjemput pelaku dan SF. Cara lain yang digunakan teroris ialah pelaku (shooter) bersama sepeda motor menunggu di tempat nongkrong. Lalu, SF menunggu di halte sambil melakukan observasi. Apabila target sudah terlihat, barulah SF menghubungi pelaku (shooter). Pelaku bergerak dan melakukan tembakan di lokasi. Kebutuhan untuk model ini dua sepeda motor, 4 personel, 2 shooter (penembak) dan 2 sopir, 2 laptop, pakaian kantor dua buah dan optional nenas tempel. Dalam situs ini disebut juga zone serangan bila di rumah makan. "Biasanya bule-bule yang berkantor di MU, Ra, XL dan Dm makan dan shopping di Amb atau ITC. Mereka akan berjalan melewati zone biru. Di situlah mereka diserang." Pelaku biasanya nongkrong di teras atau di warung dorong dan di dekat tukang ojek. Selain melakukan observasi juga lebih mudah untuk melarikan diri setelah serangan dilakukan. Sekadar menjadi perhatian agar semua pihak mewaspadai orang-orang yang mencurigakan. * heru b. arifin Copyright © Bali Post Online All rights reserved. http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/11/19/n4.htm ************************************************************************************************* Satu tangan tak kuasa menjebol 'penjara ketidakadilan'. Dua tangan tak mampu merobohkannya. Tapi bila satu dan dua dan tiga dan seratus dan seribu tangan bersatu, kita akan berkata, "Kami mampu!" "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36) ************************************************************************************************* Redaksi Eskol-Net menerima informasi/tulisan/artikel yang relevan. Setiap informasi/tulisan/artikel yang masuk akan diseleksi dan di edit seperlunya. Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan masukan harap menghubungi Redaksi Eskol-Net <eskol@mitra.net.id> *************************************************************************************************