Salam Wah mas dipo yang bingung , Suatu ketika saya pernah disodori anak saya yang masih duduk di kelas 1 SD , disitu ada jadwal sholat 5 waktu yang harus diisi si anak jika melakukan sholat dan harus di tanda tangani orang tua murid setiap hari . Tetapi saya merasa bangga dengan anak saya karena dia ternyata mengisi dengan jujur sekali , sholat 5 waktunya hanya diisi satu saja yaitu sholat magrib , setelah saya tanya kenapa , dia menjawab soalnya hanya sholat magrib saja sama ayah . Nah. Jika ditanya Kenyakinan seorang anak apakah bisa diukur dengan nilai ? Jawabnya pasti tidak bisa , karena kenyakinan sifatnya absurt . dan akan bertambah seiring dengan waktu dan kedewasaan si anak. apakah nantinya si anak bersifat religius atau tidak juga tergantung si anak , lingkungan dan suasana religi di rumah . Contoh kecil yang saya utarakan diatas saya bisa ambil kesimpulan ternyata si anak akan ikut orang tua apakah sholat atau tidak . ini memang bersifat pembelajaran . (ini contoh kecil saja ) Sekarang kenapa ada " nilai " ? nilai untuk agama dan ilmu2 yang lain bersifat evaluasi pemahaman seorang anak terhadap materi . jadi hanya bersifat penguasaan saja ...apakah nantinya di amalkan atau diterapkan di kehidupan selanjutnya itu tergantung si anak dan tidak bisa dinilai dengan angka2. salam
-----Original Message----- From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of dipo Sent: Friday, May 02, 2008 4:46 PM To: F P K Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] masalah pendidikan Ada yang bisa jelaskan apa kegunaan nilai dalam mata pelajaran agama; perlukah keyakinan seseorang (anak murid) dinilai? Apa maksud & tujuan pelajaran agama di sekolah umum?