Bukankah penulis Belanda itu si Indo Tjalie Robinson yang abu jenazahnya
ditaburkan di Teluk Jakarta?
 
Wass.OH
 
-----Original Message-----
From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
anton_djakarta
Sent: Monday, May 05, 2008 11:44 AM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: "Asal Usul" Berakhir: Terima Kasih
dan Maaf
 
Kalo ini benar terjadi, ada rasa haru yang menyesakkan dan penuh 
gerutu pada kebijakan KOMPAS yang saya anggap tidak benar 
itu....saya ingat sekali sejak masih SD suka sekali membaca kolom 
Asal Usul ini dari jamannya Mahbub Djunaidi dengan humor yang lugas. 
Terus terang saya tidak begitu menyukai tulisan M Sobari, padahal 
dulu saya sangat menyukai anekdot-anekdot M Sobari. Dari semua 
penulis asal-asul era Sandyakalaning Asal Usul, jelas Ariel Heryanto 
yang terbaik termasuk kalimat pembuka yang monumental dan membuka 
kesadaran sejarah tapi ditulis dengan bahasa ringan seperti : 

"Tampaknya belum ada teori yang lebih unggul dari Marxisme dalam 
menjelaskan seluk-beluk "buruh". Jutaan orang Indonesia paham ini 
sampai tahun 1965. Sejak berkuasanya Orde Baru pada tahun 1966, 
Marxisme diharamkan dalam diskusi publik. Mereka yang paling 
berkepentingan paham, yakni kaum buruh sendiri, dikorbankan secara 
berganda: tidak cuma secara politik-ekonomi, tetapi juga intelektual.

Kirim email ke