Lha, memang tujuan Gestapu 1965 adalah memancing agar terjadi 
pembunuhan besar-besaran terhadap Jenderal Loyalis Sukarno : Yani 
cs, PKI, dan orang-orang Sukarnois.

Ujung-ujungnya memang penguasaan lahan minyak asing oleh Amerika 
Serikat dengan centengnya begundal-begundal Orde Baru. 

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Terjajah ExxonMobil di Cepu 
> 
> Oleh: Kwik Kian Gie 
> 
> Kali ini saya tidak akan membahas tentang pengertian subsidi -
apakah 
> itu sama dengan uang tunai yang harus keluar atau tidak- dan hal-
hal 
> teknis lain seperti itu. Saya akan membahas tentang negara kaya 
yang menjadi miskin kembali karena terjerumus ke dalam mental kuli 
yang oleh penjajah Belanda disebut mental inlander. Mental para 
pengelola ekonomi sejak 1966 yang tidak mengandung keberanian 
sedikit pun, yang menghamba, yang ngapurancang ketika berhadapan 
dengan orang-orang bule.
> 
> Ibu pertiwi yang perut buminya mempunyai kandungan minyak sangat 
> besar dibanding kebutuhan nasionalnya, setelah 60 tahun merdeka 
hanya mampu menggarap minyaknya sendiri sekitar 8 persen. Sisanya 
diserahkan 
> kepada eksplorasi dan eksploitasi perusahaan-perusaha an asing.
> 
> Apa pekerjaan dan sampai seberapa jauh daya pikir para pengelola 
> ekonomi kita sejak merdeka sampai sekarang? Istana Bung Karno 
dibanjiri para kontraktor minyak asing yang sangat berkeinginan 
mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak bumi di Indonesia. Bung 
Karno menugaskan Chairul Saleh supaya mengizinkannya hanya sangat 
terbatas. Putrinya, Megawati, bertanya kepada ayahnya, mengapa 
begitu? Jawaban Bung Karno kepada putrinya yang baru berumur 16 
tahun, "Nanti kita kerjakan sendiri semuanya kalau kita sudah cukup 
mempunyai
> insinyur-insinyur sendiri." 
> 
> Artinya, Bung Karno sangat berketetapan hati mengeksplorasi dan
> mengeksploitasi minyak oleh putra-putri bangsa Indonesia sendiri. 
Mengapa sekarang hanya sekitar 8 persen? Lebih menyedihkan ialah 
keputusan pemerintah memperpanjang kerja sama dengan Exxon Mobil 
(Exxon) untuk blok Cepu selama 20 tahun sampai 2030.
> 
> Begini ceritanya. Exxon membeli lisensi dari Tommy Soeharto untuk
> mengambil minyak dari sebuah sumur di Cepu yang kecil. Exxon lalu
> melakukan eksplorasi tanpa izin. Ternyata ditemukan cadangan dalam 
> sumur yang sama sebanyak 600 juta barel. Ketika itu Exxon 
mengajukan usul untuk memperpanjang kontraknya sampai 2030. 
Keputusan ada di tangan Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina 
(DKPP). Dua dari lima anggota menolak. Yang satu menolak atas 
pertimbangan yuridis teknis. Yang lain atas pertimbangan sangat 
prinsipil. 
> 
> Dia sama sekali tidak mau diajak berargumentasi dan juga sama 
sekali
> tidak mau melihat angka-angka yang disodorkan Exxon beserta para 
kroninya yang berbangsa Indonesia. Mengapa? Karena yang menjadi 
pertimbangan pokoknya, harus dieksploitasi bangsa Indonesia sendiri, 
yang berarti bahwa Exxon pada 2010 harus hengkang, titik. Alasannya 
sangat mendasar, tetapi formulasinya sederhana. Yaitu, bangsa yang 
60 tahun merdeka selayaknya, semestinya, dan seyogianya mengerjakan 
sendiri eksplorasi dan eksploitasi minyaknya. Bahkan, harus 
melakukannya di mana saja di dunia yang dianggap mempunyai 
kemungkinan berhasil. Menurut peraturan yang berlaku (sebelum 
Pertamina berubah menjadi Persero), kalau DKPP tidak bisa mengambil 
keputusan yang bulat, keputusan beralih ke tangan presiden. Maka, 
bola ada di tangan Presiden Megawati Soekarnoputri. Beliau tidak 
mengambil keputusan, sehingga Exxon kalang kabut. Exxon mengirimkan 
executive vice president-nya yang langsung mendatangi satu anggota 
DKPP yang mengatakan "pokoknya tidak". 
> 
> Dia mengatakan, sejak awal sudah ingin bertemu satu orang anggota 
DKPP ini yang berinisial KKG, tetapi dilarang kolega-koleganya 
sendiri. KKG tersenyum sambil mengatakan karena para koleganya masih 
terjangkit mental inlander. 
> 
> Lalu dia berargumentasi panjang lebar dengan mengemukakan semua 
angka betapa Indonesia diuntungkan. KKG menjawab bahwa kalau dia 
ngotot sampai seperti itu, apa lagi latar belakangnya kalau dia 
tidak memperoleh untung besar dari perpanjangan kontrak sampai 2030? 
Karena itu, kalau mulai 2010, sesuai kontrak, Exxon harus hengkang 
dan seluruhnya dikerjakan Pertamina, semua laba yang tadinya jatuh 
ke tangan Exxon akan jatuh ke tangan Indonesia sendiri. Lagi pula, 
KKG menjelaskan bahwa sudah waktunya belajar menjadi perusahaan 
minyak dunia seperti Exxon. KKG bertanya kepadanya, "Bukankah kami 
berhak mulai merintis supaya menjadi Anda di bumi kita sendiri dan
> menggunakan minyak yang ada di dalam perut bumi kita sendiri?" 
> 
> Eh, dia mulai mengatakan tidak bisa mengerti bagaimana orang
> berpendidikan Barat bisa sampai seperti itu tidak rasionalnya! 
Jelas 
> KKG muntap dan mulai memberi kuliah panjang lebar bahwa orang 
Barat sangat memahami dan menghayati tentang apa yang dikatakan EQ, 
dan bukan hanya IQ. Apalagi, kalau dalam hal blok Cepu ini ditinjau 
dengan IQ juga mengatakan bahwa mulai 2010 harus dieksploitasi oleh 
Indonesia 
> sendiri. 
> 
> Bung Karno juga berpendidikan Barat dan sejak awal beliau 
mengatakan,
> "Man does not live by bread alone." Dalam hal blok Cepu, dua 
argumen
> berlaku, yaitu man does not live by bread alone, dan diukur dengan 
bread juga menguntungkan Indonesia, karena laba yang akan jatuh ke 
tangan Exxon menjadi labanya Pertamina.
> 
> Pikiran lebih mendalam dan bahkan dengan perspektif jangka panjang 
yang didasarkan materi juga mengatakan bahwa sebaiknya blok Cepu
> dieksploitasi oleh Pertamina sendiri. Mengapa? Jawabannya 
diberikan oleh mantan Direktur Utama Pertamina Baihaki Hakim kepada 
Menko Ekuin ketika itu bahwa Pertamina adalah organisasi yang 
telanjur sangat besar. Minyak adalah komoditas yang tidak dapat 
diperbarui. Penduduk indonesia bertambah terus seiring dengan 
bertambahnya konsumsi. 
> 
> Kalau sekarang saja terlihat bahwa konsumsi nasional sudah lebih 
besar daripada produksi nasional, di masa mendatang kesenjangan ini 
menjadi semakin besar, dan akhirnya organisasi Pertamina yang 
demikian besar itu akan dijadikan apa? 
> 
> Apakah hanya menjadi perusahaan dagang minyak, dan apakah akan 
mampu
> berdagang saja dalam skala dunia, bersaing dengan the seven 
sisters? Maka visi jangka panjang Baihaki Hakim, mumpung masih 
lumayan cadangannya, sejak sekarang mulai go international dan 
menggunakan cadangan minyak yang ada untuk sepenuhnya menunjang 
kebijakannya yang visiuner itu. 
> 
> Menko Ekuin ketika itu memberikan dukungan sambil mengatakan, "Pak 
Baihaki, saya mendukung sepenuhnya. Syarat mutlaknya ialah kalau 
Anda ingin menjadikan Pertamina menjadi world class company, Anda 
harus juga memberikan world class salary kepada anak buah Anda." 
Sang Menko Ekuin keluar dari kabinet Abdurrahman Wahid. Setelah itu 
dia
> kembali ke kabinet sebagai kepala Bappenas dan ex officio menjabat
> anggota DKPP. Maka pikirannya masih dilekati visi jangka 
panjangnya 
> Pak Baihaki Hakim dan kebetulan direktur utama Pertamina ketika 
itu juga masih Pak Baihaki Hakim. Tetapi, kedudukan kita berdua 
sudah sangat lemah, karena dikreoyok para anggota DKPP dan anggota 
direksi lain yang mental, moral, dan cara berpikirnya sudah kembali 
menjadi inlander. 
> 
> Baihaki Hakim yang mempunyai visi, kemampuan, dan telah 
berpengalaman 13 tahun menjabat direktur utama Caltex Indonesia 
langsung dipecat 
> begitu Pertamina menjadi persero. Alasannya, kalau diibaratkan 
sopir, dia adalah sopir yang baik untuk mobil Mercedes Benz. 
Sedangkan yang
> diperlukan buat Pertamina adalah sopir yang cocok untuk truk yang
> bobrok. Bayangkan, betapa inlander cara berpikirnya. Pertamina 
diibaratkan truk bobrok. Caltex adalah Mercedez Benz. Memang sudah 
> edan semua..
> 
> Ada tekanan luar biasa besar dari pemerintah Amerika Serikat di 
> samping dari Exxon. Ceritanya begini. Dubes AS ketika itu, Ralph 
Boyce, sudah membuat janji melakukan kunjungan kehormatan kepada 
kepala Bappenas, karena protokolnya begitu. Tetapi, ketika sang 
Dubes tersebut mendengarkan pidato sang kepala Bappenas di Pre-CGI 
meeting yang sikap,isinya pidato, dan nadanya bukan seorang 
inlander, janjinya 
> dibatalkan.
> 
> Eh, mendadak dia minta bertemu kepala Bappenas. Dia membuka 
pembicaraan dengan mengatakan akan berbicara tentang Exxon. Kepala 
Bappenas dalam kapasitasnya selaku anggota DKPP mengatakan bahwa 
segala sesuatunya telah dikemukakan kepada executive vice president-
ya Exxon, dan dipersilakan berbicara saja dengan beliau.
> 
> Sang Dubes mengatakan sudah mendengar semuanya, tetapi dia hanya 
melakukan tugasnya. "I am just doing my job". Kepala Bappenas 
mengatakan lagi, "Teruskan saja kepada pemerintah Anda di Washington 
semua argument penolakan saya yang diukur dengan ukuran apa pun, 
termasuk semua akal sehat orang-orang Amerika pasti dapat diterima." 
> 
> Kepala Bappenas keluar lagi dari kabinet karena adanya 
pemerintahan baru, yaitu Kabinet Indonesia Bersatu, dan Exxon menang 
mutlak. 
> Ladang minyak di blok Cepu yang konon cadangannya bukan 600 juta 
barrel, tetapi 2 miliar barrel, oleh para inlander diserahkan kepada 
Exxon penggarapannya.
> 
> Saya terus berdoa kepada Bung Karno dan mengatakan, "Bung Karno 
yang saya cintai dan sangat saya hormati. Janganlah gundah dan 
gelisah, walaupun Bapak sangat gusar. Istirahatlah dengan tenang. 
Saya juga sudah bermeditasi di salah satu vihara untuk menenangkan 
hati dan batin saya. Satu hari nanti rakyat akan bangkit dan 
melakukan revolusi lagi seperti yang pernah Bapak pimpin, kalau para 
cecunguk ini sudah dianggap terlampau lama dan terlampau 
mengkhianati rakyatnya sendiri." 
> 
> *) Mantan Menteri Negara PPN/kepala Bappenas
> 
> 
>  
> Satrio Arismunandar 
> Executive Producer
> News Division, Trans TV, Lantai 3
> Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 
> Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4023,  Fax: 79184558, 79184627
>  
> http://satrioarismunandar6.blogspot.com
> http://satrioarismunandar.multiply.com  
>  
> "Perjuangan seorang mukmin sejati tidak akan berhenti, kecuali 
kedua telapak kakinya telah menginjak pintu surga." (Imam Ahmad bin 
Hanbal)
> 
> 
>  
>  
> 
> 
>       
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke