Mbak Wati,
 
Sebenarnya kalau hanya perubahan fasies dari laut dangkal ke laut dalam seperti halnya 
di "suture" Sumatra Timur (greywacke dan kuarsit) dari Malacca ke Mergui microplate 
atau Atahoc dan Cribas di Timor, patut kita pertanyakan apakah itu memang suture asli. 
Jalur panjang ofiolit seperti Nan-Uttaradit-Raub-Bentong itulah suture sesuai definisi 
sebab mereka memang merekam sisa trapped oceanic crust yang closed dan obducted akibat 
dua terrane saling bertemu. Contoh bagus di Indonesia adalah Meratus suture antara 
Schwaner dan Paternoster terranes, atau juga Central Sulawesi suture antara West 
Sulawesi dan Banggai Sula terranes. Kedua suture itu jelas trapped oceanic crust. 
Tapi, sudah banyak orang bilang yang di Sumatra Timur itu suture, akibatnya garis 
terusan Raub-Bentong di Malaya itu ke Sumatra Timur banyak versinya (versi Hamilton, 
Tjia, Hutchison) karena memang tak ada ofiolit di Sumatra Timur (rekan Caltex atau 
Pertamina CPP silakan koreksi) hanya kuarsit dan greywacke yang
 disebut Pulunggono dan Cameron (1984) : Mutus Assemblage. Yang di Timor, mungkin 
Lolotoi Unit (Mutis) lebih mirip suture.
 
Tapi anggaplah dulu yang di Sumatra dan Timor itu memang suture, maka, saya pikir, 
tetap bahwa yang di Sumatra adalah paleo-tethys suture sedangkan yang di Timor adalah 
neo-tethys. Silakan lihat semua rekonstruksi rifting-drifting-suturing terranes dari 
tepi utara Gondwanaland ke SE Asia sejak dari Audley Charles, Smith, Sengor, 
Hutchison, Metcalfe, Hall semua menafsirkan bahwa amalgamasi/suturing Sumatra terjadi 
lebih dulu daripada Timor. Rift-drift-suturing terranes tersebut terjadi melalui 
opening dan closing Tethyan Seas akibat timbulnya pusat2 pemekaran baru di satu sisi 
dan collision di sisi lain. Sumatra bersama Cimmerian continents lainnya sudah lebih 
dulu rift dan drift ke utara menuju Cathaysian continents oleh pembentukan 
paleo-tethys sekitar Devon, baru sekitar Late Jurassic Timor terpisah dari Australia 
oleh pembentukan neo-tethys, dan baru pada Pliosen bertemu kembali dengan north 
Australia sebagai overthrusting dan Australia underthrusting dengan suture di Lolotoi 
unit.
 
Pemikiran terbaru (mis Metcalfe, 1996), mendetailkan sistem rifting terranes dari 
Gondwanaland itu menjadi tiga : Paleo-Tethys (Devonian), Meso-Tethys (Karbon-Early 
Permian) dan Ceno-Tethys (Late Triassic-Late Jurassic). Cimmerian continents pecah di 
Paleo-Tethys itu, dan Timor pecah di Ceno-Tethys.
 
Sebenarnya SE Asia itu adalah ultimate eastern extension dari Paleo-Tethys. Lenyapnya 
Paleo-Tethys di sini digantikan oleh pembentukan orogeny Indosinia(Cimmeride) yang 
Late Triassic-Early Jurassic (Sengor, 1984, Hutchison, 1989). Neo-Tethys Ocean belum 
seluruhnya habis tereliminasi orogeny, kita sedang melihat prosesnya di Paleogen 
Alpide (Himalayan) Orogeny (India collided Eurasia sekitar 50 Ma) dan telah jadi 
suture di Tibet dan Burma. Samudra Hindia sekarang adalah sisa Neo-Tethys.
 
Secara regional, umur suture di Eastern Asia dan SE Asia makin muda ke arah selatan 
dan ke arah tenggara. Ya, gampang dimenengerti, karena pecahan Gondwana satu per satu 
bergerak ke utara-baratlaut. 
 
Semoga cukup membantu dan tidak menambah bingung...
 
Salam,
Awang H. Satyana
Eksplorasi BP Migas
 
.
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear All,
Bila demikian, tentunya tercermin dari data-data stratigrafi dan struktur,
misalnya pada batuan Paleozoik di Timor (Fm.Atahoc dan Cribas) justru
sebagai paleo deep tethys, sedangkan di Australia berupa sedimen dangkal
sebagai paleo shallow Tehtys. Wilayah ini sebagai bagian yg terpisah scr
kronologi atas penggabungan dan pecahnya Gondwanaland dari sebelah barat.
Sebaliknya litologi Mesozoik di Sumatra Timur menunjukkan metasedimen
berupa greywacke, quartzite, produk collision neotethys.
Bingung nih, tolong didasarkan data-data yang komplit.
Salam,
Wati



> Sisa suture Cimmerian continents dan proto Asia di Indonesia barangkali
> bisa ditemukan di terusan suture Uttaradit Raub Bentong di sekitar
> Sumatra Timur dekat Riau Kepulauan, itulah paleotethys suture. Jadi,
> saya pikir, paleo-tethys lebih cocok. Yang neo-tethys mungkin jauh ke
> tenggara Indonesia, bisa dicurigai di Indonesia Timur, katakanlah
> collision Australia-Timor, patut dicurigai.
>
> Salam,
> Awang H. Satyana
> Eksplorasi BP Migas



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------



---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

Kirim email ke