Berangkat dari pertanyaan (dan kekuatiran) pak Bambang Murti bahwa lokasi geografis yang "cukup-jauh" dari suatu provenance membuat interpretasinya tentang "prograding delta" jangan-jangan keliru (dan bisa gawat nich:))....... sayapun bertanya-tanya:
- Berapa kilometer (dan beda gradient) yang dianggap sebagai "dekat", "cukup jauh", dan "jauh" itu??? - Adakah yang bisa memberikan referensi praktis empiris tentang hubungan antara Jarak Transport versus Besar Butir di berbagai cekungan sedimen di dunia? - Kalaupun toch ada hubungan empirisnya, apakah jarak datar (dari provenance) saja yang menentukan gradasi besar butir? Bagaimana dengan beda gradient antara provenance dan lingkungan pengendapan? Mudah-mudahan kalau kita bisa share bersama-sama referensi tersebut, kekuatiran-kekuatiran macam yang diungkapkan pak Bambang Murti itu, paling tidak sudah bisa terjawab di salah satu komponen-nya; yaitu: 1. Jarak dari provenance yang "cukup-jauh" tersebut ternyata memang masih OK-OK saja untuk menghasilkan sedimen dengan besar butir optimum untuk reservoir (batupasir); 2. Atau malah ternyata jarak yang "cukup jauh" tersebut benar-benar jauh, sehingga tidak mungkin mendapatkan besar butir optimum untuk reservoir (batupasir) yang berasal dari provenance tersebut. Yang ada tinggal suspensi saja...(?) ADB ----- Original Message ----- From: "Bambang Murti" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Friday, October 31, 2003 1:02 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu > Pak Awang, > Ya itu, justru concern mengenai sequence delta pertama (Miosen Awal) ini > yang membuat "gulung koming"/discrepancy. Kemarin ada case, dimana TD > sumurnya (ini kalau paleontologinya bener) menunjukkan umur not younger than > Late Oligocene, bathyal (mestinya ini setara Berai time). > Lha sekitar 200-300 msec dibawahnya, koq terlihat adanya pola-pola sigmoid > yang mirip dengan prograding delta. Kalau melihat pola reflektornya sih, koq > seperti low-stand deposit. > Masalahnya, lokasi geografisnya cukup jauh dari punggungan Kuching High > tadi. Kemungkinan rework ? > Walah, jangan-jangan aku keliru interpretasi .... bisa gawat nih ...:) > Bambang > -----Original Message----- > From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: 31 Oktober 2003 12:42 > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu > > > Pak Bambang, > > Betul memang Punggung Kalimantan itu dari BD-TL dari Kuching > High-Muller-Sibu-Rajang-Crocker-Kinabalu jadi provenance sedimen buat > lowerstream basins di sekeliling Kalimantan. Terangkatnya paling cepat > sekitar Oligosen Akhir atau yang paling banyak disebut orang adalah Miosen > Awal, pada saat micro-continent2 seperti Luconia, Dangerous Ground, Reed > Bank collided Kalimantan. Collision ini menyebabkan Punggung Kalimantan > menggeliat terangkat lalu South China Sea berhenti memekar. Di Kutei, sekuen > delta pertama disebut2 Miosen Awal (Pak Andang silakan koreksi). Sementara > itu dulu ya.. > > Salam, > Awang-BP Migas > > Bambang Murti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > men-temen, > Kalau kita melihat sistim delta di Kalimantan, baik yang disisi timur > (Mahakam, Tarakan, etc.) dan disisi Barat (Baram, Rajang, Trusan, etc), > mungkin juga Kapuas, mestinya mereka berasal dari host/source rock yang > besar sekali, kemungkinan dari Kuching High - Kinabalu trend. Adakah yang > punya "clue" untuk hipotesa ini ? Kapan kira-kira tinggian tersebut > terangkat dan menjadi provenance untuk delta-delta tsb ? > Salam, > Bambang > --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------