Pak Maryanto,
 
Sepanjang Tersier di Indonesia Barat biasanya kita golongkan jadi pre-rift, syn-rift, 
post-rift & sagging, syn-inversion dan post-inversion. Walaupun di sekuen dominan 
extension bisa saja terjadi inverted compression, juga sebaliknya di sekuen dominan 
compression bisa saja terjadi extension. Saya pikir ini masalah skala dominasi yang 
ekspresinya memang di orde-orde tektonostratigrafi. Intra-Miosen memang mulai inversi 
dominan, tetapi di beberapa tempat inversi pernah terjadi di Paleogen (yang di Barito 
Basin pernah saya tulis di IPA 1996 di bawah judul Paleogene unconformities).
 
4.6 Ga adalah taksiran umur Bumi dan saya yakin saat itu belum ada continental plate, 
sehingga apalagi Sundaland tentu belum muncul. Umur mineral tertua zirkon 3.8 Ga 
ditemukan di kraton Australia (Gondwanaland). Sundaland baru ada sejak Mesozoik, 
terrane penyusunnya memang lebih tua, tetapi itu bukan sundaland sebab sundaland 
adalah collages of terranes.
 
Saya tidak sependapat kalau gerakan benda langit  mempengaruhi gerak mantel bumi yang 
selanjutnya mempengaruhi gerak tektonik. Gerak mantel Bumi adalah melulu hasil 
konveksi oleh internal heat yang dipunyai material mantel. Sekarang tengah ada 
penelitian kalau sirkulasinya megikuti prinsip chaos (Ian Stewart). Benda langit hanya 
mempengaruhi kulit tipis litosfer. 
 
Salam,
Awang-BP Migas

Maryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Jadi gimana komentar Pak Awang bahwa saya prediksi inversi terjadi sejak Mid
Miosen, 14.8 Ma, setelah extention mulai Mid Eosen, 49.8 Ma ? Dengan begitu,
maka adanya inversi-post rift sebelumnya, yakni late oligocen, dan awal
Miosen adalah inversi-extention sequnce orde3. 

Saya masih pikirkan bahwa dalam extention - kompresion (inversion)
sinusoidal sequence orde 2 (pereode 70 Ma)itu, masih ada didalamnya
sinusoidal orde 3 (pereode 7 Ma, dengan amplitudo separo dari orde2), yang
tentu terdapat extention-kompresion juga. Nah untuk orde2 itu, sewaktu
extention 49.8 - 14.8 Ma, terdapat inversi-extention mulai umur-umur, 46.3,
39.3, 32.3, 25.3, 25.3, 18.3 Ma berasosiasi awal umur : Mid Eosen, Late
Eosen, OligoceEarlyLate, Early Miosen, Mid Miosen. Jadi andaikan ada inversi
lalu post rift Late Oligosen dan juga di Early Miosen, maka kami duga belum
permulaan inversi orde2. Permulaan inversi orde2 adalah 14.8 Ma, sebagai
hitungan seperempatan dari 70 Ma, dan dengan adanya orde3, maka permulaan
inversi ada di 13.1 Ma

Hipotesa Salam ini cocok dengan tectonostrat Runtu. Model ini saya turunkan
dari Cekungan Sumatra Tengah, yang hasilnya sepertinya cocok untuk juga
seluruh Sundaland setidaknya (sedikit berbeda untuk Kutei Basin oleh
beberapa peneliti, dimana Robert Hall masih sesuai dengan hipotesa tadi).

Melanjutkan komentar pak Herman Darman:
Sunda Land, dimana Kalimantan berada, adalah bagian dari Benua Eurasia yang
sejak 4.6 Ga, diputar dan ditarik oleh siklun tektonik Laut Banda ketimur
menjahui pusat Pangea NE Afrika. Lempeng tektonik diputar kekanan-kekiri,
extention-kompresion, dengan sumbu putar NE Afrika-Core-SouthPasific,
keduanya pusat kontinen dan lempeng laut dipermukaan bumi, dengan pereode
Salam.

Seluruh kontinetal bumi (Pangea) mengalami kompresi-extention, selalu
pusatnya NE Afrika, dan Semua lempeng laut (Phantalasa), pusat Tahiti (South
Pasific). Sejak Kambrium, kontinental mengalami kompresi, jari-jari
kontinental mengecil, hingga PermianTriasik, diputar kanan, dan sejak itu
hingga kini, maka extention, jari-jari pangea membesar, putar kiri pada
orde1 ini. Sumbu putarnya adalah NE Afrika-Core-Tahiti. NE Afrika sendiri
bergerak dari 23 LS (Ordovisian), katulistiwa (PermianTriasik 200 Ma), 20 LU
(sekarang). Equator magnetiknya meliwati NE Africa-Laut Banda(Batas
Pangea-Panthalasa timur), Tahiti, Laut Karibia (batas Pangea-Phantalasa
barat). Kedua batas kontinen-laut tadi terjadi Siklun tektonik (difinisi
kami). 

Inversi orde2 menghasilkan lokasi subduksi baru. Inversi terakhir, 13.1 Ma,
maka pergerakan kebarat lempeng Pasifik adalah dua kali lipat pergerakan
lempeng IndiaAustralia keutara, maka terjadilah putar kiri dengan sumbu Laut
Banda. Siklun ini juga bergerak ketimur relatif terhadap pusat Pangea,
menjadikan Sundaland adalah bagian EurAsia yang diputar dan ditarik ketimur
oleh siklun tektonik Laut Banda. Sekitar 7 megashear memusat ke Laut Banda.
Pengembangan jari-jari Pangea terjadi sejak PermianTriasik, maka dengan
sumbu PermianTriasik Malaka-Bangka-Kalimantan, subduction bergerak menjauhi
sumbu ini keutara-keselatan (Katili, 1985). Antiklinorium adalah masalah
skala, dengan pusat Laut Banda ini, kesegala arah. Putaran-putaran (termasuk
Kalimantan) mudah dilihat pada peta Collins, 2003, hal yang juga
mempengaruhi hipotesa salam.

Keteraturan pergerakan lempeng (geodinamika) ini, saya duga dari kemagnitan
mantel yang dipengaruhi pergerakan elektromagnetik benda-benda angkasa, yang
bervevolusi.

Salam,
Maryanto-Caltex
-----Original Message-----
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, November 11, 2003 1:29 Pagi
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Kuching High - Kinabalu


Ini kesan saya saja :

Kalimantan disusun oleh berbagai platelet (terrane, micro-plate, c.q. :
mikro-kontinen) yang sekarang saling docking membentuk collages of terranes.
Yang gampang dilihat dan dibuktikan di permukaan adalah Schwaner terrane,
yang subsurface : Mangkalihat, agak ke offshore dan subsurface adalah
Luconia, Paternoster juga Reed Bank dan Dangerous Ground. Sebuah collages
antar terrane ini tentu akan melibatkan kerak2 oceanik yang semula berada di
antara terrane (mis : Meratus ophiolite), juga hasil scrapping off dalam
suatu subduction (seperti zona Sibu-Embaluh melange). Fragmen2 benua ini
semua asosiasinya adalah Gondwanaland yang rifted dan drifted di Late
Paleozoic - Early Mesozoic dengan pembukaan dan penutupan paleo-meso-Tethys
Sea dan collage Kalimantan pernah mencapai posisi paling utara di 30 LU,
lalu sejak Kapur Akhir sudah menduduki posisi equator seperti sekarang
dengan posisi pulau agak meniarap, karenanya ia perlu suatu anti-clockwise
rotation sekitar 50 deg buat tegak berdiri
seperti sekarang.

Rotating atau non-rotating akan bergantung ke jumlah pengukuran
paleomagnetik yang dilakukan. Neville Haile yang pertama menyebut rotasi
Kalimantan di tahun 1977 hanya mengukur di salah satu platelet Kalimantan
yaitu bagian utara Schwaner. Katanya group SE Asia Research yang dikomandoi
Robert Hall pernah mengukur di banyak platelet, tetapi saya tidak tahu pasti
karena publikasinya tidak mudah mendapatkannya (Tectonophysics, Tectonics,
Journal of SE Asian earth sciences, dll), dan dari sejumlah pengukuran baru
ini maka mereka mnyimpulkan anti-clockwise rotation buat Kalimantan, jadi
tidak berbeda jauh dari konsep Haile 1977.

Beberapa sesar besar (mega-shear) bisa saja dikategorikan sebagai
manifestasi extrusion tectonics Taponnier, seperti Adang-Lupar (saya pernah
tulis di PIT IAGI 1996) yang bisa diikat ke TPF (three pagoda fault) dan
Wang Chao fault di IndoChina), sehingga mungkin bisa dibilang Kalimantan
disegmentasi sesar ini, dan di sepanjang trace sesar besar ini banyak
manifestasi pull-apart basins dan basic intrusions. Kalau mau dipanjangkan
lagi, dari Lupar ke Adang, bisa saja menyambung ke Paternoster Fault di
Makassar Strait, lalu ke Walanae Fault di South Sulawesi dan menyeberangi
Laut Flores lewat Sumba Fracture (yah orang2 tektonik kan "enak saja"
menarik garis-garis seperti itu...), asal bisa menjelaskan reasoning-nya ya
kita lihat saja, why not...

Kenapa Kuching masih uplifting ? Apakah benar, tentu harus ada pengukuran
detail dulu dengan geodetic resolution yang tinggi, saya pikir ini belum
pernah dilakukan. Suplay sedimen deltaic ke Kutei kan bisa lewat
cannibalism, tidak usah Kuching yang terangkat. South China Sea sudah
selesai spreading sejak Reed Bank, Dangerous Ground dkk collided Kalimantan,
Makassar Strait juga sudah berhenti rifting sejak dihentikan oleh collage
Eastern Sulawesi Arc dan terranes Buton dan Banggai. Dari mana gaya tektonik
agar Kuching bisa naik terus sampai sekarang ? Apakah dari megashear yang
sambung-menyambung sampai ke sumba fracture dan di situ collision Australia
ke Banda Arc (yang dibuktikan dengan uplifted recent coral reefs di seluruh
pantai selatan Banda arc) dipropagasi lalu akhirnya sampai ke Kuching, ah...
terlalu lemah gayanya sebab di Makassar Strait pun tak ada bukti kompresi,
apalagi sampai ke kuching. 

Tambahan pula, Kuching High sekarang terletak jauh di pedalaman sebab
Sundaland, terutama di bagian timur dan tenggaranya, tumbuh terus melalui
akresi oleh sejarah collision dan subduction (walaupun belakangan mengalami
dispersal oleh rifting Makassar Strait dan drfited-nya Sumba). Sehingga,
Kuching, jauh dari active margin. 

Jadi, kesan saya, Kuching High, adalah paleo high (paling tidak sampai
Miosen - Plio), walaupun Ian Longley bilang semua gerak plates menuju
Kalimantan, tetapi tidak reasonable mekanisme propagasi gaya tektonik yang
bisa mengangkat Kalimantan terus-menerus. Lagipula, Sundaland tidak stop di
akresi melulu, habis itu ada sejarah dispersal yang uniknya ke arah melawan
arah kompresi yang disebutkan Longley, nah inilah sejarah terakhir
Kalimantan : dispersal...

Nah ini iklan (he2...soalnya kebetulan lagi pas diskusinya) : di PIT
IAGI-HAGI Desember besok, saya akan coba bawakan paper tentang tektonik
sejarah akresi dan dispersal SE Sundaland, termasuk Kalimantan tentunya
sebab itu core Sundaland), judulnya : "Accretion and Dispersion of SE
Sundaland : the Growing and Slivering of a Continent". Namanya tektonik...,
boleh saja kan "mengkhayal", asal bisa mempertahankan argumen dan ada
dukungan data.

Yah, segitu dulu.

Salam,
Awang-BP Migas

"Darman, Herman H BSP-TSX/4" wrote:
Saya mau kasih summary mengenai tectonic Kalimantan:

1. Robert Hall-2002: rotating Borneo 
Hasil plate reconstruction studies menyatakan bahwa pulau Kalimantan
berputar anti-clockwise
2. Richard Murphy-2002: non-rotating Borneo
Menyatakan bahwa pulau Kalimantan terdiri dari beberapa plates dan
masing-masing bergerak satu samalain dan yang paling penting mereka bergerak
naik dan turun relatif satu sama lain.
3. Taponnier et al-1982: extrusion tectonic
Extrusion dari bagian lempeng Eurasia karena tumbukan India ke utara,
menghasilkan pegunungan Himalaya dan side effectnya menimbulkan extrusi
Indochina ke arah Kalimantan. (Taponier tidak melihat SEasia secara utuh)
4. Longley - 2000: anti-extrusion tectonic
Indochina, Pacific, Australasia semua bergerak ke arah Borneo / Kalimantan.
Dengan demikian wajar kalau ada uplift yang extrim di Kalimantan. 

Komentar? Ahli tectonic Indonesia punya teori lain?

Herman


---------------------------------
Do you Yahoo!?
Protect your identity with Yahoo! Mail AddressGuard

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------
Do you Yahoo!?
Protect your identity with Yahoo! Mail AddressGuard

Kirim email ke