Maaf berat, ini khayalan saja, mudah mudahan gak cocok ..... sekali lagi ini
khayalan ...

Orang optimis: brain drain itu bagus untuk menunjukkan bahwa kita mampu jadi
expat dengan kualitas dunia, dapat uang dan fasilitas layaknya expat, bisa
menyekolahkan anak dengan standar international dan cas cis cus pake bahasa
inggris

Orang netral1: siapapun punya hak untuk memilih kalo pilihan itu ada dan itu
mungkin terbaik buat mereka, dari segi financial dan non financial. sekarang
saya memilih untuk tetap disini.

Orang netral2: kerja dimana aja sama kok, uang bukan segalanya, saya cukup
bahagia dengan apa yang saya dapat. Tidak selamanya mereka bahagia hidup
sebagai expat.

anda?



On 5/28/07, OK Taufik <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

kalau braindrain saya pikir itu fenomena kelompok, kalau individu mugnkin
lebih ke adventurelah. Braindrain itu lebih banyak unsur pilihan "terpaksa",
karena di tempat sendiri pilihan tak ada atau kalaupun ada, kualitasnya
jelek sekali untuk kepuasan lahir-bathin,jiwa-raga,materi-rohani.
Braindrain itukan bahasa inggih untuk "pelarian", lari dari rasa
ketidakpuasan atas kondisi buruk dari kesalahan manajemen,
ketidakberpihakan, lingkungan yg "membatu"(tak mau berubah), status quo, tak
innovatif akibat politik dan low capacity dari para pelaku institusi. Karena
hijjrah sudah tak ada lagi selepas zaman Nabi, braindrain mungkin lebih
cocok di kaitkan dengan jihad.

Kirim email ke