Pak Awang,

Kok tanggapannya selalu lebih banyak daripada punya saya jadinya pe er
saya tambah banyak dong Pak. Saya belum selesai memikirkan email lain
eh muncul lagi email baru dari Pak Awang dan lebih panjang lagi
hehehe....

Pak, akhirnya saya mendapatkan makalah mengenai komposisi Merapi dan
Semeru. Kebetulan sekali, Journal of Petrology bisa diakses dengan
gratis di situs mereka (http://petrology.oxfordjournals.org/).

Makalah dari Carn and Pyle (2001) - Vol. 42 (9), 1643-1683 - memuat
hasil pengamatan SiO2 dari sample Semeru, yang berkisar antara 56 - 58
wt% lebih sedikit. Jika diklasifikasikan, tipe magma ini cenderung ke
basaltic andesit dan mengarah ke andesit (medium-K Basaltic Andesit
dan Medium-K Andesite).

Di makalah lain, yaitu Gertisser dan Keller (2003) - Vol. 44 (3),
457-489 - hasil pengamatan mereka justru menunjukkan tipe magma Merapi
adalah sedikit basaltik hingga andesit basaltik. Kisaran SiO2-nya
mulai dari 48-57 wt% dan ternyata ada yang tipe Medium-K dan High-K.

Sekilas saya lihat justu komposisi magma Merapi dan Semeru ini justru
terbalik dengan apa yang dituliskan Pak Awang yah? Jadi Merapi sedikit
lebih basa daripada Semeru, atau katakanlah sebenarnya sama saja.

Sementara demikian dulu yah Pak, sambil cari referensi lain pelan-pelan.

Salam,
mnw

2010/3/8 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>:
> Minarwan,
>
> Tanggapan kedua saya atas ulasan kedua Minarwan :
>
> 1. Merapi memang telah aktif sejak beberapa bulan sebelum terjadi gempa Yogya 
> pada 27 Mei 2010. Saat terjadi gempa Yogya, aktivitasnya meningkat beberapa 
> hari kemudian. Saat itu ramai pula diskusi di milis bahwa keduanya saling 
> berpengaruh, ada yang bilang gempa dipicu Merapi, ada yang bilang sebaliknya. 
> Saya berpendapat aktivitas Merapi sebelum gempa tak ada hubungannya dengan 
> gempa; tetapi setelah gempa aktivitas Merapi sedikit/banyak dipengaruhinya. 
> Wikipedia memang tidak peer-reviewed, tetapi ulasan2-nya menurut hemat saya 
> bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
>
> 2. Lubang kepundan Merapi dan sumbat Merapi ada beberapa, di area yang tak 
> tersumbat magma bisa menembus dan turun sebagai lava. Lava pun bisa menembus 
> beberapa bagian sumbat yang mengakibatkan deformasi sumbat lava. Justru 
> mekanisme inilah yang memudahkan gugurnya sumbat lava. Jadi, turunnya lava 
> tidak bisa diartikan bahwa semua sumbatnya telah tidak ada.Tiga hari setelah 
> gempa Yogya, aktivitas awan panas meningkat. Awan panas ini (nuee ardente) 
> kebanyakan berasal dari guguran sumbat lava lama. Terobosan lava telah 
> memudahkan gugurnya sumbat lava, saat pada waktunya sumbat itu digoncang 
> gempa dan beberapa hari kemudian runtuh. Barangkali Minarwan ingat bahwa saat 
> itu rakyat Yogya hendak naik ke arah Kaliurang menghindari isu tsunami dari 
> gempa Yogya, tetapi dari atas Kaliurang awan panas mulai meningkat.
>
> 3. Lava basalto-andesitik pada dasarnya berkomposisi lebih basa dibandingkan 
> andesit-basaltik yang intermediat atau riolitik yang asam. Semakin basa lava 
> semakin mudah dibangkitkan oleh suatu aktivitas. Magma Merapi meskipun 
> dikatakan basalto-andesitik, berbeda dalam komposisi SiO2-nya dibandingkan 
> dengan Merapi, relatif lebih asam; semakin banyak SiO2 semakin kental dan 
> kecenderungan membentuk sumbat lava semakin besar. Goncangan gempa adalah 
> energi yang akan mengaktivitas fluida, fluida apa pun itu yang ada di bawah 
> permukaan; bisa migas, air, maupun magma. Saat "dikocok" begini, lava basal 
> akan lebih merespon dibandingkan lava asam; maka meskipun Semeru terletak 
> lebih jauh dari episentrum gempa Yogya, peningkatan aktivitasnya bersamaan 
> dengan Merapi yang lokasinya lebih dekat. Jadi, respon Semeru cepat; respon 
> Merapi relatif lebih lambat karena komposisi kedua gunungapi ini relatif 
> berbeda dan tambahan pula di puncak Merapi terdapat beberapa sumbat
>  lava lama.
>
> 4. Saya pernah menulis di majalah Tempo soal hubungan getaran gempa dan 
> aktivitas gunungapi di sekitarnya, saat mengulas betapa seringnya gempa di 
> area Minahasa-Halmahera dan gunungapi2 di sekitarnya yang dipengaruhinya 
> (Soputan, Gamalama, Gamkonora). Semakin asam semakin susah dipengaruhi sebab 
> semakin kental. Tetapi semakin asam aktivitasnya akan semakin eksplosif. 
> Krakatau 1883 meletus saat kadar SiO2-nya 72 %. Saat ini terjadi diferensiasi 
> magma di Anak Krakatau, tetapi ia masih di sekitar 50-an % SiO2-nya.
>
> 5. Semua gunungapi aktif mengalami siklus diferensiasi magmatik yang kemudian 
> akan tercermin kepada aktivitasnya. Gunungapi yang mudah teraktifkan adalah 
> yang saat itu tengah di puncak siklus, dalam kondisi yang saya sebut 
> "critical venting system". Apa pun gangguan (perturbation) terhadapnya akan 
> mempengaruhi aktivitasnya. Lebih-lebih lagi saat itu Merapi sudah memulai 
> aktivitasnya terlebih dahulu dibandingkan dengan gempa Yogya. Ia tengah 
> aktif. Saat gempa besar Aceh Desember 2004, Nias Mei 2005 Merapi tengah tak 
> aktif, saat gempa Pangandaran Juli 2006, Merapi sudah menuju ke siklus 
> bawahnya lagi. Itu juga yang saya pakai sebagai penyebab mengapa gununglumpur 
> tua dari Pulungan-GunungAnyar-KalangAnyar yang sama-sama seletak segaris 
> dengan Lusi tak direaktivasi, sebab ketiga gununglumpur ini berbeda 
> stages-nya dengan Lusi. Mereka sudah melewati stage 4 gununglumpur, sedangkan 
> Lusi mau dari ke-3 menuju ke-4. Stage 1-4 gununglumpur bisa dilihat di paper
>  saya di Proceedings IPA 2008 tentang gunung2lumpur di Jawa (Satyana and 
> Asnidar, 2008).
>
> 6. Transient pressure change dan permanent stress change dari Walter et al. 
> (2007)  sekali lagi tidak memasukkan komposisi magmatik. Perubahan tekanan 
> akibat getaran itu akan direspon dulu oleh kondisi reologi dan komposisi 
> magma. Kemudian, percobaan mereka tak memasukkan vektor propagasi gelombang 
> gempa saat itu. Vektor gelombang gempa ini lebih ke arah timurlaut dan timur 
> menuju Tuban dan Semeru, daripada ke arah utara-baratlaut menuju Merapi. Ini 
> bisa dicek ulang dengan plotting semua aftershock gempa Yogya yang juga 
> menunjukkan vektor ke arah timurlaut. Maka meskipun jarak Semeru lebih jauh 
> dari episentrum (relatif dibandingkan terhadap Merapi), propogasi stress 
> sebenarnya lebih banyak ke arah Semeru. Yang tergetarkan di Merapi saat itu 
> lebih banyak di permukaan Merapi (oleh surface wave gempa), bukan dapur 
> magmanya oleh bodywave gempa; maka ia hanya meruntuhkan beberapa sumbat lava 
> yang memang sebelumnya sudah digerus lava baru.
>
> 7. Gunung Kelud mengapa tak ikut direaktivasi saat itu, saya pikir apa yang 
> dipikirkan Minarwan sudah benar yaitu bahwa saat gempa Yogya terjadi, ia 
> tidak dalam kondisi sebagai critical venting system. Bukan Kelud saja, 
> mengapa Lawu pun tidak. Untuk memeriksa kebenaran pernyataan saya ini bisa 
> dicek dengan mudah, tinggal mengumpulkan monitoring harian Gunung Kelud dan 
> Gunung Semeru pada hari2 sebelum gempa dan sesudah gempa. Kelud pun kita tahu 
> kemudian meningkatkan aktivitasnya kan; apakah itu berhubungan dengan gempa 
> Yogya sebagai apa yang disebut Mellors et al. (2007) sebagai possibility of 
> delayed triggering, bisa diselidiki lebih jauh.
>
> 8. Gempa 2001 di area Yogya sedalam 130 km kalau diplot di gambar skematik 
> konvergensi lempeng di selatan Yogya sampai area Merapi mestinya itu slab 
> earthquake; coba dicek lagi apakah ia mempengaruhi aktivitas Merapi; saya 
> meragukannya. Slab earthquake karena reologi mantel yang lebih kecil 
> dibandingkan reologi slab, maka propagasi getaran tidak akan vertikal menuju 
> permukaan, melainkan akan diagonal merambat sepanjang slab dan akhirnya 
> mempengaruhi bagian updip dan permukaan slab yang jatuhnya ada di selatan 
> garis pantai atau bahkan Samudera Hindia. Lagipula berapa dalam dapur magma 
> Merapi itu, saya tidak yakin ia mengadakan kontak dengan slab yang menunjam 
> di bawahnya.
>
> salam,
> Awang
>


-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.geotutor.tk
http://www.linkedin.com/in/minarwan

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke