Tunggu Jokowi Ahok , buswaynya nyaman pakai Esemka

Ism

Sent by Liamsi's Mobile Phone

-----Original Message-----
From: "Sugeng Hartono" <sugeng.hart...@petrochina.co.id>
Date: Tue, 27 Mar 2012 14:22:59 
To: <iagi-net@iagi.or.id>; <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: RE: [iagi-net-l] kenaikan (harga) BBM...

Punggawa Prakoso,
 
Saya dan bbrp teman sudah lebih dari 2 th selalu selalu menggunakan angkutan 
umum (Busway dan Kopaja) pergi-pulang kantor. Tadinya busway cukup nyaman 
tetapi sejak setahun yll kualitas pelayanannya merosot drastis. Baik pagi 
maupun sore selalu penuh sesak; kedatangan bus juga sulit ditebak. Ada teman 
karyawati yg hanya pagi hari mau naik busway, sore hari patungan dengan teman-2 
naik taxi. "Cukup sekali saja disiksa busway, di pagi hari" katanya. Karyawati 
yg lain, yang rumahnya di kawasan Ciputat kembali membawa mobil pribadi karena 
selain penuh sesak, dia juga merasakan ada pelecehan di dalam busway-- yang 
tadinya digadhang-2 akan menyelesaikan kemacetan Jakarta. Seorang karyawati 
lain yg kantornya di Kuningan lebih memilih naik Kopaja (P-20 dari 
Lebakbulus-Pasar Senen) dari Lk.Bulus langsung, turun di depan kantor; dia emoh 
naik busway, selain naik-turun tangga, mau masuk dan dalam busway juga sangat 
sulit. Sementara kalau naik kopaja (ada yang bocor kalau hujan) sudah dapat 
tempat duduk. Akhirnya warga kota akan memilih yang terbaik baginya.
 
Pagi hari sekitar jam 06:00 saya selalu naik dari halte Dept Pertanian (halte 
pertama setelah stasiun Ragunan); dulu cukup nyaman karena bus berhenti di 
tengah halte, lalu kedua pintu dibuka; penumpang wanita masuk lewat pintu 
depan, pria lewat pintu belakang. Karena banyak penumpang, halte diperpanjang, 
dan bus tidak lagi berhenti di tegah-2 tetapi di ujung halte dan HANYA satu 
pintu yang dibuka. Akibatnya kerumunan manusia saling dorong dan saling injak,  
berebut untuk bisa masuk ke dalam bus. Saya sudah bbrp kali mengeluhkan hal ini 
lewat telpon, surat, dan surat pembaca tetapi jawabannya sungguh mengherankan 
"Ini peraturan baru". Lha buat peraturan kok malah menyusahkan penumpang. 
Susahnya apa agar bus kembli parkir di tengah halte, dan kedua pintunya dibuka.
Saya penah menulis tentang busway ini di Kompasiana, dan mendapat banyak 
tanggapan; dalam tulisan ini sempat saya singgung bahwa pelayanan Busway kita 
ini masih kalah nyaman dan efisien dibanding bus kota di Singapura 30 th yll!
 
Seandainya busway ini dikelola dengan baik (pelayanannya ditingkatkan) maka 
akan banyak pengguna mobil pribadi yang beralih ke angkutan umum ini.
 
Salam hangat,
sugeng
(lagi di rig Jabung, tidak ada kemacetan)

________________________________

From: PRAKOSO, Anton [mailto:prakoso.an...@gmail.com]
Sent: Tue 3/27/2012 10:22 AM
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] kenaikan (harga) BBM...


sebenarnya subsidi BBM itu bisa ditekan kalau sarana dan prasarana yang ada itu 
nyaman, aman dan efisien; misalkan public transportation contohnya

kalau ini bisa dibikin nyaman, aman dan efisien (tepat waktu), banyak mungkin 
yang nggak ke kantor bawa kendaraan pribadi tetapi naik public transport; 
berapa konsumsi BBM yang bisa dikurangi/ditekan

lhah di jakarta yang nggak lihat jam dan hari; dimana-mana macet, bahkan sempat 
denger ada yang bilang bahwa jakarta sudah bukan 'macet' lagi istilahnya, tapi 
'kendaraan parkir di jalan' plus mesin dan AC yang hidup terus, berapa konsumsi 
BBM yg terbuang sia-sia hanya untuk diam di jalan ataupun kalau jalan hanya 10 
meter/jam apalagi klo hujan

jalanan sempit dan rusak pun mengakibatkan konsumsi BBM yang tinggi juga, truk2 
pengangkut sembako yang harusnya bisa sampe tujuan 10 jam, molor jadi 17 jam; 
kan sudah agenda rutin tahunan sebelum Lebaran kalau pantura itu selalu 
diperbaiki karena jalan yg banyak lubang, rusak, bocel sana sini


jadi hemat saya kalau cuman lihat big picture nya bahwa BBM naik karena harga 
minyak mentah naik kok ya kurang pas juga; karena komponen2 lain yang membuat 
subsidi BBM melonjak itu nggak coba diurut satu2, karena nggak cuma di jakarta 
saja tetapi hampir disemua daerah lebarnya ruas jalan nggak/kurang berkembang 
cepat yang mengakibatkan lambatnya perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, 
efeknya ke BBM

pertanyaannya, apakah dengan naikkan BBM ini solusi sesaat atau jangka panjang 
? ataukah benang kusut konsumsi BBM yang meningkat ini perlu dilihat lebih 
jernih lagi sebabnya... 

monggo kerso



On 26 Mar 2012, at 21:56, Ok Taufik <ok.tau...@gmail.com> wrote:



        Harga BBM di dunia akan naik terus untuk negara yang kecil cadangannya 
seperti Indonesia dan tergantung atas import, waktu kenaikan BBM juga tak bisa 
di tolak lagi kapan akan dinaikkan, bisa tiap semester. setiap tahun sampai 
negara ini sudah tak mampu mengontrolnya lagi. 
        Selama kebanyakan dari bangsa ini life stylenya boros BBM maka 
kesulitan tersebut lebih terasa. Sampai waktunya negara tak bisa lagi 
mengontrol tingkat konsumsi BBM maka swasta akan mengambil alih sepenuhnya 
harga BBM sesuai permintaan. Akankah harga BBM akan bisa lebih tinggi dari saat 
ini?, sangat mungkin bisa 2x lipat dan seterusnya karena pemerintah tak punya 
cadangan devisa untuk menyuplai BBM.
        

        2012/3/27 noor syarifuddin < <mailto:noorsyarifud...@yahoo.com> 
noorsyarifud...@yahoo.com>
        

                Dari Detik....
                
                >PDI Perjuangan, kata Aria Bima, menolak kenaikan harga BBM 
lantaran >meyakini pemerintah sebenarnya masih bisa mencari jalan keluar selain 
>menaikkan harga BBM. Misalnya melakukan penghematan anggaran perjalanan >dinas 
pejabat, melakukan efisiensi BPH Migas dan Pertamina, serta >meningkatkan 
produksi (lifting) minyak dalam negeri.
                
                ===> sepakat, tapi seberapa realistis sih hal ini?
                - yang terus ngotot study banding ke LN juga orang-orang DPR
                - BPH MIGAS: apa sih perannya kok sampai in-efisiensinya bisa 
menekan harga BBM?
                - peningkatan produksi dan atau lifting: sepakat, tapi kalau 
defisit BBM sudah sedemikian besar kok rasanya berat untuk swasembada lagi 
walau produksi digenjot habis-habisan (kalaupun bisa)...
                
                
                >Pemerintah, ujar Aria Bima, juga bisa menekan harga BBM dengan 
membeli >langsung minyak mentah kepada negara produsen, bukan melalui makelar 
dan >spekulan seperti selama ini. Seiring dengan itu, pemerintah bisa 
>menyiapkan kilang-kilang pengolahan BBM di dalam negeri dan mengembangkan 
>industri bahan bakar nabati pengganti BBM.
                
                ==> sepakat juga, ada yang tahu seberapa besar "fee" yang 
diambil mereka dan apakah cukup untuk nombok subsidi BBM?
                Menyiapkan kilang = membangun kilang..? lha kha tetap perlu 
crude juga untuk bisa dikilang...kalau crude dalam negeri nggak cukup khan 
masih harus import juga...
                
                
                >"Namun, opsi selain menaikkan harga BBM itu tidak pernah 
serius >dilakukan. Pemerintah hanya mau cari gampangnya saja dengan langsung 
>menaikkan harga BBM," katanya.
                
                ==> sepakat juga, tapi DPR juga saya rasa cuman cari 
gampangnya: menyalahkan pemerintah dan tidak mau tahu permasalahan kronik yang 
sedang kita hadapi ini....
                
                
                salam,
                
                NSy
                (pemakai BBM non subsidi, dan setia membeli di SPBU Pertamina)
                
                
                
--------------------------------------------------------------------------------
                PP-IAGI 2011-2014:
                Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at] 
<http://gmail.com/> gmail.com <http://gmail.com/> 
                Sekjen: Senoaji, ajiseno[at] <http://ymail.com/> ymail.com 
<http://ymail.com/> 
                
--------------------------------------------------------------------------------
                Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 
2012.
                Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at] <http://gmail.com/> 
gmail.com <http://gmail.com/> . Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012.
                
--------------------------------------------------------------------------------
                To unsubscribe, send email to: 
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id <http://iagi.or.id/> 
                To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id 
<http://iagi.or.id/> 
                For topics not directly related to Geology, users are advised 
to post the email to: <mailto:o...@iagi.or.id> o...@iagi.or.id
                Visit IAGI Website: <http://iagi.or.id/> http://iagi.or.id 
<http://iagi.or.id/> 
                Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
                Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
                No. Rek: 123 0085005314
                Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
                Bank BCA KCP. Manara Mulia
                No. Rekening: 255-1088580
                A/n: Shinta Damayanti
                IAGI-net Archive 1: 
<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%20IAGI-net> 
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
                IAGI-net Archive 2: <http://groups.yahoo.com/group/iagi> 
http://groups.yahoo.com/group/iagi
                
---------------------------------------------------------------------
                DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to 
information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In 
no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited 
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of any information posted on IAGI mailing list.
                
---------------------------------------------------------------------
                
                




        -- 
        Sent from my Computer®
         
        

________________________________

"Save a Tree" - Please consider the environment before printing this email.



Save a Tree  Please consider the environment before printing this email.

====================================================================================================================================================================================
DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is 
intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain 
confidential information. You are hereby notified that the taking of any action 
in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, 
printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than 
the intended recipient(s) is strictly prohibited. 
If you have received this Message in error, you should delete this Message 
immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and 
other information in this Message that do not relate to the official business 
of PetroChina International Companies In Indonesia or its Group of Companies 
shall be understood as neither given nor endorsed by 
PetroChina International Companies In Indonesia or any of the companies within 
the Group.
==============================================================================================================================================================

Kirim email ke