Gak faham, programnya gak ada? Mau apa di jakarta? Apa pengaruhnya ke kota wisata kuliner? Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message----- From: faizalrazi2...@gmail.com Date: Wed, 28 Mar 2012 00:41:43 To: <iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Jokowi-Ahok for Change Saya Mendukung ke netralan IAGI sebagai lembaga yang independen, BR Faizal Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: Prianggito Sulistiono <git_m...@yahoo.com> Date: Wed, 28 Mar 2012 12:35:38 To: <iagi-net@iagi.or.id><iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Jokowi-Ahok for Change Mendukung Man City :p Sent from my iPhone On 28/03/2012, at 12:27 PM, "ok.taufik" <ok.tau...@gmail.com> wrote: > Tak mendukung! Bagaimana iagi mendukung siapa? > > Wargi bandung > Powered by Telkomsel BlackBerry® > From: nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com> > Date: Wed, 28 Mar 2012 08:25:08 +0800 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> > Subject: Re: [iagi-net-l] Jokowi-Ahok for Change > > Kami mendukung penuh ...!!! > > Wass, > nyoto > > > > 2012/3/28 Made Sulitra <made.suli...@petrochina.co.id> > Oce banget Jokowi Ahok, Bravo for change! > > mds > ----- Original Message ----- > From: leona...@centrin.net.id > To: iagi-net@iagi.or.id > Sent: Tuesday, March 27, 2012 5:24 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] kenaikan (harga) BBM... > > > Hehehehe lagu lama tapi masih ahok > > LL > Powered by Telkomsel BlackBerry® > From: "Fatchur Zamil" <fatchurza...@yahoo.co.id> > Date: Tue, 27 Mar 2012 09:56:19 +0000 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> > Subject: Re: [iagi-net-l] kenaikan (harga) BBM... > > "That's the way ahok-ahok, I like it...ahok-ahok" > Powered by Telkomsel BlackBerry® > From: "Ismail" <lia...@indo.net.id> > Date: Tue, 27 Mar 2012 08:38:39 +0000 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> > Subject: Re: [iagi-net-l] kenaikan (harga) BBM... > > Tunggu Jokowi Ahok , buswaynya nyaman pakai Esemka > > Ism > Sent by Liamsi's Mobile Phone > From: "Sugeng Hartono" <sugeng.hart...@petrochina.co.id> > Date: Tue, 27 Mar 2012 14:22:59 +0700 > To: <iagi-net@iagi.or.id>; <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> > Subject: RE: [iagi-net-l] kenaikan (harga) BBM... > > Punggawa Prakoso, > > Saya dan bbrp teman sudah lebih dari 2 th selalu selalu menggunakan angkutan > umum (Busway dan Kopaja) pergi-pulang kantor. Tadinya busway cukup nyaman > tetapi sejak setahun yll kualitas pelayanannya merosot drastis. Baik pagi > maupun sore selalu penuh sesak; kedatangan bus juga sulit ditebak. Ada teman > karyawati yg hanya pagi hari mau naik busway, sore hari patungan dengan > teman-2 naik taxi. "Cukup sekali saja disiksa busway, di pagi hari" katanya. > Karyawati yg lain, yang rumahnya di kawasan Ciputat kembali membawa mobil > pribadi karena selain penuh sesak, dia juga merasakan ada pelecehan di dalam > busway-- yang tadinya digadhang-2 akan menyelesaikan kemacetan Jakarta. > Seorang karyawati lain yg kantornya di Kuningan lebih memilih naik Kopaja > (P-20 dari Lebakbulus-Pasar Senen) dari Lk.Bulus langsung, turun di depan > kantor; dia emoh naik busway, selain naik-turun tangga, mau masuk dan dalam > busway juga sangat sulit. Sementara kalau naik kopaja (ada yang bocor kalau > hujan) sudah dapat tempat duduk. Akhirnya warga kota akan memilih yang > terbaik baginya. > > Pagi hari sekitar jam 06:00 saya selalu naik dari halte Dept Pertanian (halte > pertama setelah stasiun Ragunan); dulu cukup nyaman karena bus berhenti di > tengah halte, lalu kedua pintu dibuka; penumpang wanita masuk lewat pintu > depan, pria lewat pintu belakang. Karena banyak penumpang, halte > diperpanjang, dan bus tidak lagi berhenti di tegah-2 tetapi di ujung halte > dan HANYA satu pintu yang dibuka. Akibatnya kerumunan manusia saling dorong > dan saling injak, berebut untuk bisa masuk ke dalam bus. Saya sudah bbrp > kali mengeluhkan hal ini lewat telpon, surat, dan surat pembaca tetapi > jawabannya sungguh mengherankan "Ini peraturan baru". Lha buat peraturan kok > malah menyusahkan penumpang. Susahnya apa agar bus kembli parkir di tengah > halte, dan kedua pintunya dibuka. > Saya penah menulis tentang busway ini di Kompasiana, dan mendapat banyak > tanggapan; dalam tulisan ini sempat saya singgung bahwa pelayanan Busway kita > ini masih kalah nyaman dan efisien dibanding bus kota di Singapura 30 th yll! > > Seandainya busway ini dikelola dengan baik (pelayanannya ditingkatkan) maka > akan banyak pengguna mobil pribadi yang beralih ke angkutan umum ini. > > Salam hangat, > sugeng > (lagi di rig Jabung, tidak ada kemacetan) > > From: PRAKOSO, Anton [mailto:prakoso.an...@gmail.com] > Sent: Tue 3/27/2012 10:22 AM > To: <iagi-net@iagi.or.id> > Subject: Re: [iagi-net-l] kenaikan (harga) BBM... > > sebenarnya subsidi BBM itu bisa ditekan kalau sarana dan prasarana yang ada > itu nyaman, aman dan efisien; misalkan public transportation contohnya > > kalau ini bisa dibikin nyaman, aman dan efisien (tepat waktu), banyak mungkin > yang nggak ke kantor bawa kendaraan pribadi tetapi naik public transport; > berapa konsumsi BBM yang bisa dikurangi/ditekan > > lhah di jakarta yang nggak lihat jam dan hari; dimana-mana macet, bahkan > sempat denger ada yang bilang bahwa jakarta sudah bukan 'macet' lagi > istilahnya, tapi 'kendaraan parkir di jalan' plus mesin dan AC yang hidup > terus, berapa konsumsi BBM yg terbuang sia-sia hanya untuk diam di jalan > ataupun kalau jalan hanya 10 meter/jam apalagi klo hujan > > jalanan sempit dan rusak pun mengakibatkan konsumsi BBM yang tinggi juga, > truk2 pengangkut sembako yang harusnya bisa sampe tujuan 10 jam, molor jadi > 17 jam; kan sudah agenda rutin tahunan sebelum Lebaran kalau pantura itu > selalu diperbaiki karena jalan yg banyak lubang, rusak, bocel sana sini > > jadi hemat saya kalau cuman lihat big picture nya bahwa BBM naik karena harga > minyak mentah naik kok ya kurang pas juga; karena komponen2 lain yang membuat > subsidi BBM melonjak itu nggak coba diurut satu2, karena nggak cuma di > jakarta saja tetapi hampir disemua daerah lebarnya ruas jalan nggak/kurang > berkembang cepat yang mengakibatkan lambatnya perjalanan dari satu tempat ke > tempat lain, efeknya ke BBM > > pertanyaannya, apakah dengan naikkan BBM ini solusi sesaat atau jangka > panjang ? ataukah benang kusut konsumsi BBM yang meningkat ini perlu dilihat > lebih jernih lagi sebabnya... > > monggo kerso > > > On 26 Mar 2012, at 21:56, Ok Taufik <ok.tau...@gmail.com> wrote: > >> Harga BBM di dunia akan naik terus untuk negara yang kecil cadangannya >> seperti Indonesia dan tergantung atas import, waktu kenaikan BBM juga tak >> bisa di tolak lagi kapan akan dinaikkan, bisa tiap semester. setiap tahun >> sampai negara ini sudah tak mampu mengontrolnya lagi. >> Selama kebanyakan dari bangsa ini life stylenya boros BBM maka kesulitan >> tersebut lebih terasa. Sampai waktunya negara tak bisa lagi mengontrol >> tingkat konsumsi BBM maka swasta akan mengambil alih sepenuhnya harga BBM >> sesuai permintaan. Akankah harga BBM akan bisa lebih tinggi dari saat ini?, >> sangat mungkin bisa 2x lipat dan seterusnya karena pemerintah tak punya >> cadangan devisa untuk menyuplai BBM. >> >> 2012/3/27 noor syarifuddin <noorsyarifud...@yahoo.com> >> Dari Detik.... >> >> >PDI Perjuangan, kata Aria Bima, menolak kenaikan harga BBM lantaran >> >>meyakini pemerintah sebenarnya masih bisa mencari jalan keluar selain >> >>menaikkan harga BBM. Misalnya melakukan penghematan anggaran perjalanan >> >>dinas pejabat, melakukan efisiensi BPH Migas dan Pertamina, serta >> >>meningkatkan produksi (lifting) minyak dalam negeri. >> >> ===> sepakat, tapi seberapa realistis sih hal ini? >> - yang terus ngotot study banding ke LN juga orang-orang DPR >> - BPH MIGAS: apa sih perannya kok sampai in-efisiensinya bisa menekan harga >> BBM? >> - peningkatan produksi dan atau lifting: sepakat, tapi kalau defisit BBM >> sudah sedemikian besar kok rasanya berat untuk swasembada lagi walau >> produksi digenjot habis-habisan (kalaupun bisa)... >> >> >> >Pemerintah, ujar Aria Bima, juga bisa menekan harga BBM dengan membeli >> >>langsung minyak mentah kepada negara produsen, bukan melalui makelar dan >> >>spekulan seperti selama ini. Seiring dengan itu, pemerintah bisa >> >>menyiapkan kilang-kilang pengolahan BBM di dalam negeri dan mengembangkan >> >>industri bahan bakar nabati pengganti BBM. >> >> ==> sepakat juga, ada yang tahu seberapa besar "fee" yang diambil mereka dan >> apakah cukup untuk nombok subsidi BBM? >> Menyiapkan kilang = membangun kilang..? lha kha tetap perlu crude juga untuk >> bisa dikilang...kalau crude dalam negeri nggak cukup khan masih harus import >> juga... >> >> >> >"Namun, opsi selain menaikkan harga BBM itu tidak pernah serius >dilakukan. >> >Pemerintah hanya mau cari gampangnya saja dengan langsung >menaikkan harga >> >BBM," katanya. >> >> ==> sepakat juga, tapi DPR juga saya rasa cuman cari gampangnya: menyalahkan >> pemerintah dan ti