Pak Zaim

Saya ga bisa datang ke AAPG karena ada IAGI yg lebih penting next time kalo di 
IPA ato IAGI insyaAllah saya datang

Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
Date: Mon, 10 Sep 2012 14:15:27 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN
Pak Zaim,
 
Terima kasih, juga atas infonya, saya akan sempatkan berkunjung ke booth poster 
tersebut.
 
Salam,
Awang

--- Pada Sen, 10/9/12, yahdi zaim <z...@gc.itb.ac.id> menulis:


Dari: yahdi zaim <z...@gc.itb.ac.id>
Judul: Re: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 4:34 AM



Pak Awang yth,
Menarik uraian Pak Awang tentang Cekungan Ombilin. Sekedar informasi,hasil 
kajian kami (ITB+Radiant) tentang cekungan tersebut akan kami presentasikan 
dalam AAPG-ICE di Singapura pada 16-19 September 2012 sebagai Poster 
presentation pada 18 Sept.siang.
Salam,
Y.Zaim
Prodi Tek.Geologi
FITB-ITB
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> 
Date: Sun, 9 Sep 2012 23:39:59 +0800 (SGT)
To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>; Geo 
Unpad<geo_un...@yahoogroups.com>; Eksplorasi 
BPMIGAS<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: [iagi-net-l] EKSPLORASI CEKUNGAN OMBILIN






Di acara Forum Farm Out Jumat 7 September 2012 yang lalu di Hotel Conrad, 
Benoa, Bali, seorang teman dari Radiant Bukit Barisan yang mengoperasikan 
Wilayah Kerja (WK) Southwest Bukit Barisan mempresentasikan sejarah eksplorasi 
dan potensi WK ini yang seluruhnya termasuk ke dalam Cekungan Ombilin. Cekungan 
Ombilin adalah cekungan terkenal di dalam-pegunungan (intramountain basin), 
salah satu cekungan yang masih 'frontier' statusnya meskipun terletak tidK jauh 
di sebelah barat Cekungan Sumatra Tengah, cekungan minyak penyumbang sekitar 40 
% produksi minyak Indonesia. Meskipun demikian, lain Sumatra Tengah lain 
Ombilin.

(1) Pertanyaan atau perdebatan pertama muncul, apakah Ombilin pernah menjadi 
bagian Sumatra Tengah atau tidak. Menurut hemat saya tidak. Ombilin terjadi 
lebih awal daripada Sumatra Tengah, Ombilin terjadi pada Eosen ketika dua 
terrane Mesozoik yang berakresi yaitu Mergui di timur dan Woyla di barat 
dikoyak akresinya oleh Sesar Sumatra Tua, sebuah sesar mendatar dextral, 
membuka cekungan tarikan/ pull-apart basin Ombilin. Suture Woyla-Mergui terbuka 
kembali. Sesar dextral Sumatra Tua itu adalah wujud tectonic escape pada saat 
India membentur Eurasia pada sekitar 50 Ma. Sementara itu, graben2 di Sumatra 
Tengah baru terjadi kemudian ketika splay dari sesar Sumatra tua ini mengoyak 
akresi basement melalui mekanisme transtension. Jadi bila Ombilin terjadi di 
atas master fault Sumatra Tua, maka graben2 Sumatra Tengah seperti Bengkalis, 
Aman, Central Deep atau Rangau terjadi di beberapa splay-nya, cabang2nya. Bahwa 
Ombilin merupakan pull-apart basin akan
 memengaruhi sejarah termalnya. Cekungan2 seperti ini akan tinggi termalnya, 
semula saja, tetapi kemudian segera mendingin karena lepas melalui sesar2 tegak 
yang berperan sebagai konduit termal/termal release. 

(2) Perdebatan kedua. Ombilin telah dibor melalui dua sumur, Sinamar-1 dan 
South Sinamar-1 masing2 oleh Caltex dan HIPCO pada tahun 1980-an dan awal 1990. 
Sumur Sinamar-1 cukup baik karena ketika dites mengalirkan gas 13,6 gas mmcfpd 
(juta kaki kubik perhari) dan kondensat 314 bcpd (barrel perhari) berasal dari 
batupasir Miosen Sawahtambang. Sumur South Sinamar ditinggalkan tanpa dites, 
meskipun dilaporkan banyak tanda2 minyak. Menurut Radiant, gas dan kondensat 
Sinamar-1 berasal dari batuan induk Sangkarewang yang sudah lewatmatang 
(overmature). Menurut hemat saya, tak mungkin gas dan kondensat Sinamar-1 
berasal dari Sangkarewang, tetapi dari Sawahlunto yang banyak mengandung 
batubara. Mengapa, sebab Sangkarewang sangat oil-prone (ini batuan dengan 
kualitas oil-shale terbaik di Indonesi) dan bila overmature, yang akan 
dihasilkan hanyalah sebagian kecil dry gas. Kalau kondensat dihasilkan, maka 
pasti berasal dari wet gas. Kandidat terbaik untuk itu
 adalah Sawahlunto. Pendapat saya ini bisa diuji dengan melakukan isotop 
karbon13 pada komponen etana, propana dan butana untuk mengetahui kematangan 
gas; kemudian mengukur kematangan Ro sampel kondensat menggunakan biomarker 
aromatik methyl phenanthrene. Angka2 kematangan gas dan minyak ini kemudian 
diuji balik dengan plotting Ro versus depth baik untuk Formasi Sawahlunto 
maupun Sangkarewang. 

(3) Informasi lain, di sebelah selatan WK ini ada rembesan minyak yang menurut 
rekonstruksi berasal dari Sangkarewang yang memang sangat oil-prone. 
Kemungkinan ini benar, sebab ke arah selatan Sangkarewang mendangkal. Sekalipun 
demikian, ujilah lagi pendapat itu dengan melakukan berbagai analisis geokimia 
pada sampel minyak. sidik jari minyak akan menentukan apa batuan induknya, 
sehingga kita tak spekulatif melakukan rekonstruksi. 

(4) informasi lain, kandungan CO2 pada gas di Sinamar1 cukup tinggi >40 %. 
Sebagai cekungan yang terletak di tengah Pegunungan Bukit Barisan, maka intrusi 
magmatik sangat mungkin terjadi di WK atau sekitar WK ini. Intrusi magmatik 
bisa menyebabkan gas CO2 tinggi, seperti juga volkanisme. Tetapi spekulasi ini 
sekali lagi harus diuji secara geokimia menggunakan analisis isotop karbon13 
pada gas CO2 dan isotop helium. Helium akan tinggi pada gas yang berasal dari 
magmatik. Kemungkinan lain adalah terdapat degradasi termal gamping pada 
basement di bawah Ombilin (gamping Silungkang/Tuhur) karena masalah 
overmaturity kemudian masuk ke batupasir Sawahtambang melalui sesar2 tegak di 
wilayah ini. Demikian hal2 critical dan perlu dipelajari lebih jauh bagi siapa 
saja yang mau mengeksplorasi Cekungan Ombilin. Menarik secar sains, tetapi juga 
menantang.

Salam,
Awang

Kirim email ke