Ibu Shinta ysh: Terima kasih untuk oleh-olehnya; khusunya tentang 'satu hal' dari sekian banyak hal penting yang dibahas dengan senior kita yang kita semua sangat hormati dan menjadi tempat untuk mendapatkan referensi; Prof. Koesoemadinata: yaitu tentang 'kode etik, sertifikasi sekaligus peran dan fungsi IAGI atas keduanya'
Tanpa bermaksud menyimplifikasi bahwa bidang lain akan bisa segera dirintis pembuatan 'kode penghitungan sumber daya dan cadangan dan sertifikasi pelakunya' namun keberhasilan MGEI (sbg bagian dari IAGI) bekerja sama dengan rekan-rekan PERHAPI telah mampu menyusun dan mengimplementasikan dua hal yang juga menjadi rekomendasi dari Prof. Koesoema: Kode dan Sertifikasi pelaksananya (dalam hal ini yang sudah terjadi adalah untuk mineral dan batubara-KCMI dan CPI). Bukan suatu yang berlebihan jika acknowledgement diberikan kepada salah satu calon ketua telah berhasil memimpin (bersama-sama dengan rekan-rekan lain dari MGEI dan tentu peran BESAR dan PENTING rekan-rekan dari PERHAPI) sebuah usaha keras dan terjun langsung dalam pekerjaan teknisnya membuat kedua hal di atas terjadi. Alasan yang sama, argumentasi yang mirip dengan 'concern' Prof Koesoema-lah yang mendasari usaha itu. Jika ada yang masih ingat bahwa calon yang kami dukung ingin "me-RPO-kan IAGI: (Recognized Professional Organization) karena semata-mata bahwa syarat dari sebuah organisasi profesi yang berhak menyandang RPO adalah jika perusahaan tsb memiliki mekanisme mengatur, mengawasai/memantau, memberikan sangsi jika ada pelanggaran sekaligus 'memberikan bantuan' jika anggota-nya mengalami masalah-masalah terkait dengan kegiatan profesional-nya. Organisasi yang seperti itu kan (itu jugalah) yang lebih 'berhak' atau 'afdhal' mengeluarkan sertifikasi anggotanya. Untuk informasi saja bagi anda semua IAGI-ers: proses ini (mendapatkan status RPO bagi IAGI untuk 'sementara' sektor mineral dan batubara) sudah kami mulai usaha-usaha ke arah sana yang bekerja sama dan berdiskusi dengan beberapa organisasi sejenis dari Australia, yang kami lakukan melalui pintu MGEI. Masih perlu waktu dan usaha keras termasuk konsolidasi dan sosialisasi ke dalam IAGI) namun kami yakin ini akan akan terjadi. Bagaimana rekan IAGI-ers? Sudah 'klop' kan dengan apa yang disampaikan oleh Prof Koesoema; paling tidak untuk sektor mineral dan batubara. Berikutnya? Oil and Gas, kegeotek-hidrologian, ketatalingkungan-kegeologikuarteran? Dll. Kenapa tidak? Kita punya lebih dari cukup kemampuan untuk melakukan semua itu . . . Saya paham betul seberapa keras dan besarnya usaha yang telah, sedang dan akan terus serta harus dilakukan untuk membuatnya terjadi dan lebih diterima lebih luas lagi. Dan karena kesadaran akan hal itulah maka bagi kami menjadi sangat masuk akal jika kami mendukung seseorang yang memang telah berada di garis depan memberi arahan, berada diantara kami berbagi dan memberdayakan dan berada di belakang kami untuk memotivasi sampai kerja besar itu membuahkan hasil. Dengan keyakinan yang sama dan dukungan yang lebih besar maka kami yakin, calon yang kami dukung mampu 'sekali, dua kali, tiga kali lagi (dan seterusnya) untuk membuat capaian itu berulang, lagi dan lagi. "Untuk IAGI yang lebih Membumi" quoted fr Sukmandaru Prihatmoko. Salam, Budi stj Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: Shinta Damayanti Gumelar <shinta_damayant...@hotmail.com> Sender: <iagi-net@iagi.or.id> Date: Sun, 14 Sep 2014 13:15:48 To: <iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] IAGI pemegang kontrol QC Rekan2 IAGI, Saya dan beberapa rekan menyempatkan silahturahmi kekediaman pak Koesoemadinata sabtu kemarin. Rumah di elevasi Bandung Utara menyuguhkan pemandangan kota Bandung begitu turun dari mobil. Belum lagi udara segar yg terhirup pada setiap tarikan nafas. Sungguh suasana yg luar biasa sebelum menapaki tangga rumah bergaya modern minimalis. Tercatat sebagai anggota IAGI no 13, pak Koesoema menyempatkan berbagi sejarah terbentuknya IAGI. "Sejarah pembentukan IAGI dimulai dengan berlangsungnya Pertemuan Ilmiah Geologi yg pertama di Bandung yg berlangsung dari tanggal 7 sd 12 Maret 1960", demikian ulasan Sejarah Pembentukan IAGI yg tertulis pada majalahIAGI pertama. "Pantia Persiapan" mempelajari kemungkinan pembentukan perhimpunan ahli geologi dan menentukan "Panitia Lima" yang diserahi tugas mempercepat realisasi pembentukan perhimpunan. Sesuai namanya, "Panitia Lima" teridiri dari 5 orang yaitu: - Ismet, dari perusahaan minyak Indonesia - J.A. Katili, dari Institut Teknologi Bandung - Sartono, dari Institut Teknologi Bandung - Djajadi Hadikusumo, dari jawatan geologi - S. Sigit, dari jawatan geologi IAGI adalah asosiasi science dan profesi. Menurut pak Koesoema, IAGI belum berimbang sebagai asosiasi science nya. Profesi geologi sarat dengan evaluasi dan interpretasi. IAGI harus menjadi lembaga yg mengatur kode etik interpretasi dan evaluasi tsb, kaitannya jika akan dipublikasikan. IAGI juga harus berperan terhadap informasi geologi yg tidak benar dan merugikan, bahkan menjurus ke penipuan. Namun IAGI juga harus mampu membela usaha kriminalisasi evaluasi teknis anggotanya. Pak Koesoema melihat sudah saatnya IAGI memiliki standarisasi operasional untuk Indonesia. SOP penghitungan cadangan salah satu yg dicontohkan. Sehingga sertifikasi dan pendidikan profesi menjadi hal mutlak menjadi program IAGI, mengingat profesi ahli geologi berkaitan langsung dengan savety dan investasi. Mencontohkan seorang apoteker dan notaris, fresh graduate geologi perlu diberi pembekalan mengenai industry yg akan digelutinya. Terakhir sebelum berpamitan pulang, pak Koesoema berpesan agar IAGI tidak MEMIHAK namun memberi edukasi. Demikian sedikit sharing dari silahturahmi dengan salah satu anggota pertama IAGI. IAGI bagi Negeri, berkarya mendunia! Salam, Shinta Damayanti ---------------------------------------------------- Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 ---------------------------------------------------- Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ----------------------------------------------------