Selamat pagi,

Saya sepakat dgn Herman... IPA, mewakili anggotanya, sdh menyampaikan
makalah usulan perbaikan iklim investasi migas, khususnya eksplorasinya
sejak tahun 2015an... bahkan waktu itu pak Dirjend beserta staff sempat
bertamu ke kantor IPA utk mendapat penjelasan lbh lanjut dr usulan IPA.
Namun demikian sampai skg tdk satupun yg menjadi kenyataan.

Kita memang heran dan bingung dgn strategi pemerintah karena sepertinya tdk
ada sense of urgency sama sekali meskipun sudah 3 priode lelang blok migas
gagal mendapatkan pemenang. Aktifitas eksplorasi juga terjun bebas sejak
bbrp tahun terakhir ini. Semua hanya berhenti dalam bentuk WACANA...


Salam,




On Tue, Jan 3, 2017 at 8:49 AM herman darman - herman_dar...@yahoo.com
<SRS0-orrZ=YR=yahoo.com=herman_dar...@iagi.or.id> wrote:

> Pak Ong,
>
> Bapak mengatakan "Maka itu input anggota IAGI untuk Pemerintah dalam
> pengambilan kebijakan adalah sangat penting. Kelangsungan hidup anggota
> IAGI tergantung dari policy dan keibijakan-kebijakan yang dikeluarkan
> Pemerintah".
>
> Pada prinsipnya saya setuju dengan statement bapak ini. Tapi saya juga
> perhatikan banyak sekali pihak2 yang mencoba untuk memberikan masukan
> kepada pemerintah. Saya tau beberapa K3S (operator) mengadakan workshop
> tertutup dan mengundang berbagai instansi, termasuk departemen keuangan
> untuk menjelaskan betapa beratnya krisis energi Indonesia ini. Tentunya
> operator2 ini mengharapkan perubahan policy / kebijakan pemerintah yang
> memberikan angin segar untuk iklim eksplorasi Indonesia. Ternyata, hasil
> pengamatan saya, pemerintah sudah tau. Mereka juga mendapatkan masukan
> serupa dari IPA. Yang jadi masalah, sekali lagi dari pengamatan saya,
> adalah mekanisme di dalam pemerintahan sendiri. Seolah-olah mereka saling
> tunggu, dan hal ini memakan waktu. Dalam workshop2 itu, para perwakilan
> pemerintah akan pulang dan membawa inputnya kepada atasan2 mereka. Dari
> atasan mereka kemudian di bawa ke mentri. Setiap metri punya prioritas /
> agenda masing-masing. Jadi semakin lamalah kita menunggu.
>
> Jadi menurut saya, pemerintah kita sudah mendapat banyak masukan dan tau
> permasalahannya. Tinggal tunggu eksekusinya. Dalam hal ini IAGI bisa saja
> memberikan masukan tambahan, tapi agak sulit rasanya untuk membantu
> pemerintah untuk mempercepat proses.
>
> Sekedar sharing opinion, pak.
>
> Salam,
>
> Herman Darman
>
>
>
>
> ------------------------------
> *From:* Ong Han Ling <hl...@geoservices.co.id>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Sent:* Monday, January 2, 2017 9:37 PM
> *Subject:* RE: [iagi-net] Pentingny IAGI membantu Pemerintah
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Pak Iwan, terimakasih atas tanggapannya yang positif.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Salam,
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> HL Ong
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id
>
> [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of *munajat iwan -
>
> kangim...@yahoo.com
>
>
> *Sent:* Monday, January 2, 2017 2:31 PM
>
>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id; Ong Han Ling; iagi-net@iagi.or.id
>
>
> *Subject:* Re: [iagi-net] Pentingny IAGI membantu Pemerintah
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Yang saya hormati dan kagumi prof Ong Han Ling,
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Terima kasih atas pencerahannya Prof Ong. Saya belajar
>
> banyak dari tulisan bapak ini dan yang sebelumnya.
>
>
>
>
>
>
>
>
> Semoga prof selalu terjaga kesehatannya dan tetap bisa terus
>
> membagi ilmunya dengan kami.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Wassalam,
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Iwan munajat
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> GEA-81
>
>
>
>
>
>
>
>
> Sent from Yahoo
>
> Mail on Android <https://overview.mail.yahoo.com/mobile/?.src=Android>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> On Mon, 2 Jan, 2017 at 11:22, Ong Han Ling
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> <hl...@geoservices.co.id> wrote:
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Teman-teman
>
> IAGI,
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Pertama-tama,
>
> bagi mereka yang merayakan, saya ucapkan Selamat Tahun Baru 2017.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Membaca
>
> laporan "Catatan Akir Tahun 2016", kami ikut bangga dan ingin
>
> mengucapkan selamat kepada seluruh team IAGI tahun 2016 dibawah pimpinan
> Bpk
>
> Daru Prihatmoko.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Namun
>
> menurut saya, ada satu yang missing. Banyak dari anggota IAGI kerja di
>
> perusahaan Asing hingga mereka tau betul dunia Internasional. Tidak
> demikian
>
> dengan ESDM yang kebanyakan pegawainya sejak awal adalah pegawai negeri.
> Maka
>
> itu input anggota IAGI untuk Pemerintah dalam pengambilan kebijakan adalah
>
> sangat penting. Kelangsungan hidup anggota IAGI tergantung dari policy dan
>
> keibijakan-kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Dalam
>
> bukunya Soetayo Sigit yang diluncurkan pada PIT IAGI, bulan Oktober 2016,
>
> tercatat tulisannya Almarhum pada penganugerahan gelar Doctor HC di ITB.
>
> Nasehat yang diberikan sangat berbobot karena keluar dari seorang tokoh
> yang
>
> bisa dikatakan adalah Bapak Pertambangan Indonesia. Beliau seakan-akan
> ingin
>
> memberi pesan terakhirnya kepada bangsa ini:
>
>
>
>
> "
>
>
>
>
>
>
>
> *Tingkatperkembangan dan kemajuan pertambangan di suatu negara, bukannya
> terutamaditentukan oleh potensi sumberdaya mineralnya betapapun juga
> kayanya, tetapilebih banyak bergantung pada kebijaksanaan pemerintah yang
> berkuasa dalammenciptakan iklim yang diperlukan".*
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Banyak
>
> orang berpendapat termasuk penjabat tinggi dan bahkan Presiden, sering
>
> mengemukakan bahwa Indonesia kaya dan mineral resources Indonesia luar
> biasa
>
> besarnya. Umpama, bahwa lebih dari 50% Geothermal dunia berada di
> Indonesia. Gas
>
> Indonesia baru 6% terpakai. Minyak Indonesia masih banyak kalau di explore
>
> dengan benar. Gas Natuna cadangannya terbesar didunia. Indonesia kaya
> energi
>
> baru dan terbarukan. Dsb. Selain itu, beberapa tulisan anggota IAGI
> menunjukan
>
> betapa kayanya dan besarnya potensi bumi Indonesia ini. Prinsip explorer
> yang
>
> selalu didengungkan adalah bahwa kalau diberi dana, pasti akan ditemukan
>
> cadangan baru.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Namun
>
> semua kekayaan SDM tidak ada artinya kalau kebijakan Pemerintah keliru
> seperti
>
> yang dikemukan oleh Pak Sigit. Kalau kebijakan tidak mendukung eksplorasi.
>
> Kalau the cost of doing business terlalu mahal. Kalau harga commodity yang
>
> diberikan  tidak wajar dan diluar harga commercial. Hal terakir, kewajaran
>
> harga, akan kita bahas disini.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Sejak
>
> 2002 Oil companies meminta/mengemis untuk diberikan harga commercial
>
> berdasarkan British Themal Unit, untuk produksi gas yang mereka supply ke
> PLN.
>
> Karena gas adalah monopoli PLN, harga diteken $2-4/mmbtu, atau jauh dibawah
>
> harga import diesel berdasarkan BTU content. Oil Co. juga minta supaya
> credit
>
> rating PLN dinaikkan karena PLN sering menunggak. Pemerintah menolak
> permitaan
>
> K3S tsb. Konsekwensinya,  marginal gas field yang terdapat di Sumatra
>
> Selatan, Jawa Barat maupun Jawa Timur tidak berkembang. Demikian juga
> sekitar
>
> 25 perusahaan CBM di Sumatra Selatan yang memerlukan harga lebih tinggi
> dari
>
> gas alam untuk pengembangannya, semuanya tumbang.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Tahun
>
> 2012, PLN Muara Karang beli LNG dari Bontang yang seharusnya dijual ke
> Taiwan dengan
>
> harga $17/mmbtu, dialihkan lewat PT Regassing Nusantara untuk dipakai di
> PLN
>
> Muara Karang untuk keperluan listrik Jakarta. Biaya transport LNG, biaya
>
> regassing, dan keuntungan PT, diperkirakan harga gas menjadi $21-23/mmbtu,
>
> hingga listrik di Jakarta termasuk termahal didunia. Seandainya PLN pada
> waktu
>
> itu berani menawarkan kepada K3S harga gas US$21/mnmbtu fob. Muara Karang,
>
> pasti gas South Sumatra termasuk CBM dan gas di Jawa Barat, yang pada
> waktu itu
>
> cuma dihargai S2-6/mmbtu, akan dikembangkan. Dengan harga tsb., K3S akan
>
> langsung melakukan pemboran dan pembangunan infrastruktur gas ke Jakarta.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> PGN
>
> diberi monopoli distribusi gas dengan membangun infrastruktur pipa gas,
> hingga
>
> keuntungan PGN cukup significant dengan risiko kecil. Namun, keuntungan PGN
>
> yang seharusnya dipakai untuk membangun infrastruktur pipa gas, telah
> dipakai
>
> untuk mendirikan perusahaan minyak dan berkompetisi dengan Pertamina.  PGN
>
> melakukan eksplorasi dan bahkan melakukan investasi E&P di luar Negeri,
>
> semua berrisiko tinggi, sesuatu yang baru baginya. PGN lalai salah satu
> tugas
>
> utamanya, yaitu melayani Oil companies dengan membangun infrastruktur gas
> untuk
>
> membawa produksi gas K3S ke market, yaitu kota-kota industri.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Harga
>
> yang wajar untuk energy baru dan terbarukan (EBT) juga merupakan impian
> saja.
>
> Kecuali di US, semua negara mengenakan pajak import untuk minyak yang
> besarnya
>
> bervariasi, rata-rata mungkin 100%. Perusahaan EBT disuru bertanding dengan
>
> harga minyak yang dikenakan pajak tsb. Untuk Indonesia tidak demikian;
>
> perusahaan EBT Indonesia dianjurkan Pemerintah tetapi mereka harus
> bertanding
>
> dengan harga minyak subsidi (non-commercial).
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> *Kesimpulan.*
>
> Untuk gas baru yang akan dibeli PLN untuk Jawa sebaiknya disesuaikan dengan
>
> harga commercial.  Demikian juga dengan harga Geothermal yang diberikan
>
> kepada pengembang. Keduanya perlu diekivalenkan berdasarkan BTU dengan
> harga
>
> import minyak diesel yang masih banyak dipakai oleh PLN untuk pembangkit
>
> listriknya. Selain patokan diesel, bisa juga dipakai patokan pembelian LNG
>
> untuk pembangkit listrik sejak 2012. Pemerintah saat ini sudah punya tiga
>
> regassing plant yang beroperasi dan sedang membangun yang lainnya. Supaya
> fair,
>
> harga import LNG, meskipun mahal, perlu dijadikan sebagai harga commercial
> yang
>
> wajar hingga K3S (termasuk Geothermal, CBM, dan shale gas) bisa berlomba
>
> mencari gas/energy baru. Perlombaan ini akan menurukan harga gas. Dengan
> adanya
>
> commercial dan fair prices tersebut, Geologist kita bisa bersaing dan
> bergairah
>
> untuk mencarikan resources yang baru yang selama ini didasarkan pada harga
>
> non-commercial, yaitu subsidized dan fictive prices.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Salam,
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> HL
>
> Ong
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> *Catatan*:
>
>
>
>
> Kalau
>
> IAGI ingin memuat tulisan ini di majalah IAGI, silahkan.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
>
>
>
> Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
>
>
> Bandung , October 10-13 2016
>
>
> for further information please visit our website at
>
> http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
>
>
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>
>
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
>
>
> No. Rek: 123 0085005314
>
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)
>
>
> No. Rekening: 255-1088580
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>
>
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>
>
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>
>
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
>
> limited
>
>
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
>
>
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use
>
> of
>
>
> any information posted on IAGI mailing list.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
>
>
>
> Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
>
>
> Bandung , October 10-13 2016
>
>
> for further information please visit our website at
>
> http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
>
>
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>
>
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
>
>
> No. Rek: 123 0085005314
>
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)
>
>
> No. Rekening: 255-1088580
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>
>
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>
>
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>
>
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
>
> limited
>
>
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
>
>
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use
>
> of
>
>
> any information posted on IAGI mailing list.
>
>
>
>
>
> =
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
>
>
>
>
> Bandung , October 10-13 2016
>
>
>
>
> for further information please visit our website at
> http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>
>
>
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>
>
>
>
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
>
>
>
>
> No. Rek: 123 0085005314
>
>
>
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)
>
>
>
>
> No. Rekening: 255-1088580
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
>
>
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>
>
>
>
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
>
>
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>
>
>
>
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>
>
>
>
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
>
>
>
>
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
>
>
>
>
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
>
>
>
>
> any information posted on IAGI mailing list.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
>
>
>
>
> Bandung , October 10-13 2016
>
>
>
>
> for further information please visit our website at
> http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>
>
>
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>
>
>
>
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
>
>
>
>
> No. Rek: 123 0085005314
>
>
>
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)
>
>
>
>
> No. Rekening: 255-1088580
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
>
>
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>
>
>
>
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
>
>
>
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>
>
>
>
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>
>
>
>
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
>
>
>
>
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
>
>
>
>
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
>
>
>
>
> any information posted on IAGI mailing list.
>
>
>
>
>

----------------------------------------------------

Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
Bandung , October 10-13 2016
for further information please visit our website at 
http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id

----------------------------------------------------

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314
Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)
No. Rekening: 255-1088580

----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

Kirim email ke