Duh... "Gw sering tidur di lantai".. bukan berarti gw mayoritas tidur di
lantai melebihi ranjang. Duh!

Agree dengan sisanya.

Btw observasi menarik. Salah satu sektor yang banyak nerapin no-open-source
policy kan government agencies.. Java maupun .net. Dan surprise surprise,
microsoft justru nge-lead di pasar government.
Misalnya
http://computerworld.co.nz/news.nsf/tech/A738E58D7AD67DA7CC257595007473BD
No coincident I guess.
Disana, cuma 20% dari seluruh server organisasi pemerintah yg mengandung OSS
software... Bahkan 8% organisasi pemerintahan punya explicit no-open-source
policy.

Ms kayaknya punya advantage lebih di pasar gitu2an... Yang menarik, tepat di
bawah microsoft adalah..... well... oracle. Yang juga notoriously dedengkot
anti oss.

2009/6/10 Jecki <jecki...@gmail.com>

>
>
> 2009/6/10 Hendry Luk <hendrym...@gmail.com <hendrymail%40gmail.com>>:
> >
> > Kayak yg gw bilang... Dengan no-oss policy mereka, lari ke ms adalah
> logical
> > choice (e.g. lebih murah). No-oss policy juga common kok di java.
> "Common"
> > as in "gak aneh", bukan as in "mayoritas".
> > Gw sama sekali gak nyangka no-oss itu segitu asingnya di JUGI. Memang
> no-oss
> > policy itu termasuk golongan minoritas, tapi gw expect at least everyone
> di
> > profesi ini tau bahwa itu exist.
> >
>
> jelas di bidang manapun ekstrim kiri dan kanan selalu ada. tapi
> pernyataan loe kontradiktif. di email sebelumnya loe bilang:
> "Gw gak tau company indo, tapi kebanyakan company di negara2 yang
> hukumnya kuat, OSS itu sering strictly dilarang."
>
> tapi abis itu loe bilang no-OSS policy adalah minoritas.
>
> IMO, to OSS or not to OSS is merely a choice. harusnya pilihannya
> objective, tapi tidak dipungkiri kadang pilihannya jadi subjective.
> ada orang yang sangat suka sekali dengan OSS dan berusaha promote ke
> mana2. ada juga orang yang sangat TIDAK suka OSS dan promote ke mana2.
> politik juga ikut berperan di sini. jadi banyak faktor yang menentukan
> company pakai OSS atau tidak.
>  
>

Kirim email ke