Ass.Wr.Wb.
Ibu Yatie yang baik, semoga Alloh melimpahkan barokah dan rohmatNYA
pada kita semua, amiin.

Yang ibu sampaikan, tidaklah salah, namun, yang disampaikan oleh pak
Munif juga tidak ada kelirunya.
Faa Insya Alloh, hadits yang saya kutip juga berderajat SHAHIH.
Jadi bukan pendapat Ulama jaman sekarang lhooo.........
Maka, masalah SAYYIDINA ini dalam sholawat, menurut saya, mari kita
serahkan saja kepada masing-masing untuk memilihnya.

Tidaklah perlu kita perpanjang lagi, semuanya mempunyai dasar, yang
menurut saya, sama-sama SHAHIHnya.
Pilihan adalah kecondongan hati, daripada kita memaksakan pemahaman
kita pada yang lain, alangkah indahnya jika perbedaan pemahaman tadi
kita jadikan sebagai luasnya khasanah ilmu beragama kita, sehingga
akan ada kesejukan dalam beramal ibadah.Jika ada pengetahuan, silahkan
disampaikan, walaupun mungkin kita tidak mengamalkan, namun, bisa
membantu saudara kita yang beramal yang barangkali belum tahu dasar
amalnya tersebut. Alangkah indahnya....saling memberi dan menerima
pengetahuan, tanpa saling memaksakan pemahaman, bimbinglah kami ini ya
Alloh.....

Mohon dipahami, diantara Para Ulama Ahli Hadits, sering kali berbeda
dalam menghukumi derajat suatu HADITS. Silahkan ibu teliti, Kitab
Hadits Shahih yang ditulis oleh Imam Suyuthi, lalu bandingkan dengan
Kitab Hadits Shahih yang ditulis oleh Imam Nashirudin Al Bani.
Atau, kitab Shahih Imam Bukhori, ternyata oleh Imam Nashirudin Al
Bani, ada beberapa yang tidak dianggap shahih ( Padahal, Kitab Shahih
Imam Bukhori menempati urutan pertama dari Kitab-kitab Hadits yang
paling dipercaya).
Disinilah diperlukan kearifan kita dalam memilih, bagi saya, maka
istikhoroh pada Alloh adalah jalan terbaik yang saya tempuh untuk
meilih keshahihan mana yang akan saya anut terhadap hadits yang
dihukumi dengan derajat berbeda oleh para Ulama Ahli Hadits tersebut.

Demikian juga terhadap para Imam Mujtahid Fiqih/ Imam Mahdzab.
Jika ibu senang dengan Mahdzab Syafi'i, silahkan, dan jika ada saudara
kita yang memilih Mahdzab Imam Ja'far Ash-Shiddiq, atau Imam Abu
Hanifah, atau Imam Maliki, ya monggo, kita saling menghormati saja
pilihan masing-masing.

Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan, semoga Alloh mengampuni saya
dan kita semua ditetapkan dishiroothol mustaqiimNYA, amiin.
Selamat menunaikan Ibadah Shoum, udah 10 hari nih.....

wassalam,
dodi

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "y4tie" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pak Munif, saya juga membaca penjelasan lain di milis ini, tolong 
> dibaca juga oleh anda dengan membuka hati dan pikiran anda. Didalam 
> postingan Pak wandy saya membaca penjelasan dari IMAM IBNU HAJAR 
> dengan sangat jelas, juga IMAM NAWAWI yang menyebutkan bahwa 
> penggunaan SHOLAWAT yang benar  adalah tanpa menggunakan sayyidina. 
> Kemudian juga ditambahkan di dalam muqaddimah kitab al-Umm IMAM 
> SYAFI'I menyebutkan lafaz sholawat kepada Nabi saw TANPA Sayyidina.
> 
> Pak Ari Dino juga kemudian mengulas bahwa pengucapan kata sayyidina 
> juga bertentangan dengan Hadits Shahih yang melarang pengucapan 
> tersebut, dan tidak dalil Shahih yang menunjukkan bolehnya 
> penambahan kata sayyidina di dalam sholawat.
> 
> Jika didalam Hadits2 Shahih sudah disebutkan dengan JELAS bunyi 
> sholawat yang benar, ditambah lagi penjelasan para ulama terdahulu 
> di dalam kitab-kitab mereka, mengapa anda masih saja ngotot memilih 
> pendapat ulama sekarang yang bertentangan dengan apa yang tertera di 
> Hadits Shahih dan kitab ulama terkemuka terdahulu?
> 
> Bukankah kita diperintahkan untuk berpegang teguh kepada Al-Quran 
> dan Hadits sesuai dengan pemahaman ulama terdahulu, yaitu para 
> sahabat, tabi'in dan para imam mujtahid? 
> 
> Jika kita menyandarkan pemahaman agama kita hanya pada ulama-ulama 
> jaman sekarang saja tanpa memperhatikan Ulama2 terdahulu, maka 
> hasilnya akan ada banyak pemahaman dalam agama kita ini, seperti 
> yang terjadi sekarang...
> 
> Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itu mungkin  
> disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :)
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <munif2006@> 
> wrote:
> >
> > Assalaamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh
> > ===========deleted






Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke