Pak Dodi yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada 
masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja milis 
ini dan tidak usah ada diskusi agama... :) 

Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk saling ber 
amar ma'ruf nahi munkar. Jadi kalau ada diskusi berdasarkan ilmu itu 
adalah suatu yang baik dan jangan dianggap memaksakan kehendak atau 
tidak memahami perbedaan yang ada. Nah, Mengenai kesimpulan akhirnya, 
itu baru menjadi hak masing-masing orang. Kalau memang kita berniat 
mencari kebenaran dalam diskusi ini, niscaya yang akan dipilih adalah 
pendapat yang lebih mendekati kebenaran (pendapat yang lebih Shahih).

Mengenai sholawat, jika ada satu hadits yang disepakati ke-shahih-annya 
menyebutkan penambahan kata sayyidina, mungkin masalah perbedaan bunyi 
sholawat ini tidak akan ada. Tapi yang terjadikan tdk begitu. Bahkan 
saya pernah membaca bahwa Ibnu Rajab (seperti juga yg pernah diposting 
pak Wandy) dan beberapa Ulama Besar terdahulu pernah membahas masalah 
penambahan kata sayyidina ini. Jika Pak Dodi mempunyai hadits sholawat 
yang menyebutkan kata Sayyidina yang telah disepakti ke-shahihahnnya 
menurut beberapa ulama hadits, silakan dipostingkan.

Berikut saya postingkan bunyi teks sholawat yang tercantum dalam Buku-
buku Hadits yang Shahih:

1.      "Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa ahli baythihi, 
wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi,  kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim 
wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Wa baarik 'ala muhammad 
wa 'alaa ahli baythihi, wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi, kamaa baa 
rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid." 
(HR Ahmad dan Thahawi dengan SANAD SHAHIH, dan Bukhari serta Muslim 
tanpa lafadz `ahlu baythihi')

2.      "Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad, 
kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum 
majid. Alloohuumma baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa 
baa rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum 
majiid." (HR Bukhari, Muslim, Nasa'I, Humaidi, Ibnu Mandah, dan dia 
menyatakan Hadits ini telah DISEPAKATI SHAHIH-nya)

3.      "Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad, 
kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum 
majid. Wa baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa 
rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid." (HR 
Ahmad, Nasa'I, dan Abu Ya'la dengan SANAD SHAHIH)

4.      "Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa 
aali muhammad, kamaa shollayta 'alaa aali Ibrohiim. Wa baarik 'ala 
muhammadinn nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa 
rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim fil `aalamiina, Innaka hamiidum 
majiid." (HR Muslim, Abu `Awanah, Ibnu Abi Syaibah, Abu Dawud, dan 
Nasa'I, disahkan oleh Hakim)

5.      "Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin `abdika wa rosuulika, kamaa 
shollayta 'alaa aali Ibrhoohim. Wa baarik 'ala muhammad `abdika wa 
rosuulika wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa 
aali Ibroohim" (HR Bukhari, Nasa'I,  Thahawi, Ahmad, Isma'il al-Qadhi)

6.      "Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad. Wa 
baarik 'ala muhammadin wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollayta wa 
barokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid." (HR 
Nasa'I, Thahawi, Abu Sa'id Ibnul A'rabi)

Kesemua hadits (yang sebagian telah disepakati shahihnya) mengajarkan 
bacaan sholawat yang tidak satu pun menambahkan kata sayyidina. Ada 
satu yang tersebut dalam hadits Ibnu Masu'd kata-kata "Sayyidil 
Mursalin", tapi itu pun menurut Ibnu Hajar sanad hadits tersebut adalah 
DHO'IF, begitu pula yang saya baca di bukunya Al-Albani. Dan jika bapak-
bapak perhatikan di kitab-kitab para ulama NGETOP terdahuhulu (Imam 
Syafi'i, Imam Nawawi, Imam Suyuthi, dll) dalam muqaddimah mereka tidak 
ada satu pun yang menambahkan kata "sayyidina" dalam sholawatnya.

Jadi, kalau sudah ada begitu banyak hadits shahih yang mengajarkan 
bunyi sholawat yang benar, buat apa memilih yang belum jelas? 

Tapi kembali itu semua terserah anda, saya hanya sekedar menyampaikan 
apa yang saya tahu... :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "dodindra" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ass.Wr.Wb.
> Ibu Yatie yang baik, semoga Alloh melimpahkan barokah dan rohmatNYA
> pada kita semua, amiin.
> 
> Yang ibu sampaikan, tidaklah salah, namun, yang disampaikan oleh pak
> Munif juga tidak ada kelirunya.
> Faa Insya Alloh, hadits yang saya kutip juga berderajat SHAHIH.
> Jadi bukan pendapat Ulama jaman sekarang lhooo.........
> Maka, masalah SAYYIDINA ini dalam sholawat, menurut saya, mari kita
> serahkan saja kepada masing-masing untuk memilihnya.
> 
---cut----





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke