hehehe, opa betul. dulu rame jaman2nya IRC yah. lalu sekarang ada game
nexia....(kudu onlen) dan game counter strike (gak harus onlen). tapi
kesemuanya memang pada jamannya masing2 untuk mengundang para pengunjung ke
warnet.....

soal tulisan saya "jangan membandingkan", itu gak refer ke opa. tetapi ke
gejala umum. kita di milis khan banyak yang suka bilang, "di vcd lebih porno
daripada internet". nah lalu di koran, ada yang bilang "di internet lebih
porno daripada tv". jadi ya "mbulet" aja kesitu-situ, gak ada
ujung-pangkalnya.

apalagi kompas hari ini menulis secara tegas "jangan bertransaksi e-banking
di tempat umum, semisal warnet".
ini khan berkaitan dengan "citra" internet secara umum, dan warnet secara
khusus.
mungkin gak opa, Awari memberikan penjelasan kepada para bank yang
menyelenggarakan e-banking tentang fakta-fakta kejahatan via warnet dan
pencegahannya. lalu Awari juga berseru kepada pemilik warnet untuk memeriksa
setiap komputernya, dan berseru kepada masyarakat pengguna Internet
dimanapun untuk selalu waspada.

berdasarkan hasil survey, 48,32% orang mengakses dari warnet, 20,7% dari
rumah dan 31% dari kantor. kalau sampai citra internet, khususnya warnet,
menjadi buruk di mata masyarakat non-pengguna Internet, maka akan bukan
tidak mungkin akan terjadi peluang yang hilang (opportunity lost) dari sisi
transaksi bisnis (e-banking, e-commerce, dll) sebesar 48,32% tersebut. kalau
seandainya citra ini juga tidak diperbaiki, dan terus menerus dibombardir
dengan statement di media massa atau presepsi di masyarakat umum, maka bisa2
orang akan ragu menggandeng warnet untuk berbisnis. ya itu pikiran yang jauh
mungkin. tapi konteksnya adalah pada "citra" si internet dan warnet.
meskipun saya bukan "maling", tapi kalau ada yang mencitrakan saya sebagai
"maling" dan orang-orang percaya hal itu, maka saya akan diperlakukan
seperti "maling". (kalo gak tahan mental, bisa2 saya jadi maling beneran).
itulah jahatnya proses "labelling" di masyarakat.

jadi kita gak perlu urusan tetek-bengek dengan "konten" di Internet (mau
porno kek, mau judi kek, dll), tapi kita harus concern dengan "citra"
internetnya. gimana orang mau mengenal internet, kalau yang mereka dengar
adalah yang negatifnya. gimana orang mau bertransaksi di warnet, kalau yang
mereka baca hanyalah pembobolan rekening bank.

jadi biarkanlah pornografi di internet, toh itu bukan kuasa kita untuk
menghentikannya. biarkan judi di internet, toh itu mungkin salah satu mata
pencaharian orang :)

tapi sekarang kita perlu secara bersama "bersuara" kepada masyarakat umum
(awam) non-pengguna Internet, bahwa Internet itu bisa ini, bisa itu, dan
hal-hal lain yang positip dan negatif. positipnya bisa untuk pendidikan,
keluarga, dst dst. lalu negatifnya ini ini ini. jelaskan pula bahwa kita
bisa menanggulangi negatifnya (porno, judi, crime, dll) melalui cara ini ini
ini.

saya akan dukung dan bantu Awari semampu saya. apa yang opa perlu dibantu,
kasih tau saja. soalnya, sudah beberapa media massa (warta kota, kompas,
warta ekonomi) yang menurunkan tulisan tentang resiko bertransaksi via
warnet. yang bisa kita lakukan bukan berkata "oh itu berita tidak benar, itu
hanya satu-dua warnet saja", tetapi kita harus berkata "ya memang, ada
resiko bertransaksi di warnet, tetapi para warnet, khususnya anggota awari,
telah kami ajarkan teknik menghindari penyadapan di komputer, dst dst".

statement penyangkalan yang keras justru akan semakin menguatkan kesan yang
tengah ditimpakan kepada kita.

ya mudah2an jangan sampai nanti ada statement di media massa bahwa paling
enak mengakses pornografi di warnet. wah itu bisa jadi kerjaan yang berat.
soalnya kebanyakan orang2 IT (tidak terkecuali saya) selalu reaktif.
menyangkal sana sini, tetapi rujukannya selalu diri sendiri.
hehehehehe....... :)

nb: opa, mungkin belum terlalu terlambat, saya usulkan awari mencanangkan
semacam "bersih warnet" (atau apalah namanya). ya intinya, memberikan
pemahaman dan pengetahuan tentang "keylogger", teknik2 crime via warnet,
dll. jadi setidaknya bisa mencegah meluasnya crime via warnet, dan perlahan2
mengembalikan kepercayaan orang untuk bertransaksi via warnet. tapi itu baru
sebagian kecil yang harus kita jalankan. ada sosialiasi internet ke
masyarakat oleh warnet sekitar, ada tools (brosur, dll) yang sebaiknya
disiapkan warnet2 untuk para pengunjungnya dan bisa dibawa pulang karena
isinya bermanfaat bagi rumah tangga, ada kesadaran moral dari para ISP untuk
menginformasikan situs2 positip dan teknik2 memfilter PC di rumah, dll. tapi
itu memang butuh waktu dan dana. balik-baliknya, tergantung bagaimana niat
kita aja sih :)

-dbu-
Pekerja TI Biasa

----- Original Message -----
From: "Michael S. Sunggiardi" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>;
<[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>;
<[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, February 26, 2002 7:49 AM
Subject: Re: [GENETIK@] Bacalah Warta Kota --> Re: CITRA !!! -->Re: Togel
Online


> Mas Donny,
>
> Coba baca pelan-pelan tulisan saya .......... saya tidak langsung
melakukan
> perbandingan A dan B, yang saya tulis yaitu kalau barang baru, semua
> menakjubkan ..... dan kebetulan saya kasih contoh televisi itu ...
>
> Jadi yang saya mau sampaikan, kalau bentuk dan tongkrongannya baru, semua
> pasti nyari-nyari kelemahan dan kekuatannya .... kalau sudah lama, yah ...
> seperti business as usual !
>
> Semua ini kita lihat di pasar ... dua tahun yang lalu kenapa bisnis warnet
> boom .... karena salah satunya ada sarana chatting, nah .. lama-lama
> chatting akan membosankan, karena itu lagi, itu lagi, dan kalau sudah
> membosankan .... semua ditinggal, sehingga bisnis warnet jadi tidak
semarak
> lagi ..... sekarang semua larinya ke game centre ..... nanti dua tahun
lagi
> mungkin trend-nya main getar-getaran .... hehehehe
>
>
> Opa
>
> At 12:56 AM 2/26/2002 +0700, donnybu wrote:
>
> >sudah baca warta kota edisi hari senin (25/2/2002) ?
> >di situ ada wawancara dengan arswendo atmowiloto (kalo gak salah).....
> >pokoknya secara jelas, si nara sumber (arswendo?) yang di wawancara oleh
> >warta kota tersebut menegaskan bahwa kurang tepat MUI ngomel soal
pornografi
> >di media TV. lantaran apa?
> >
> >lantaran: "justru lebih banyak pornografi itu bisa di dapat di multimedia
> >seperti internet" !!!
> >itu pendapat yang saya kutip langsung dari warta kota!
> >
> >hayo, kalo MUI/pemerintah/pendidik lalu baca pendapat si nara sumber itu,
> >lalu pigimana?
> >atau setidaknya kalo masyarakat awam non-pengguna internet lalu membaca
> >komentar tersebut, lalu apa presepsi yang timbul tentang internet?
> >
> >jadi janganlah kita tunjuk media A lebih porno dari media B, atau
> >sebaliknya. gak bakalan selesai. sekarang bagaimana bercerita ke orang
agar
> >media kita (internet) nyaring terdengar yang positip2nya... jadi jangan
> >nyalahin si nara sumber, jangan nyalahin MUI/pemerintah, jangan nyalahin
> >media lain. tapi bagaimana agar media kita sendiri (internet) bisa
nyaring
> >terdengar citra positipnya di masyarakat umum (yang mayoritas tidak/belum
> >kenal Internet)...
> >
> >gitu opa maksud saya :) ...
> >
> >-dbu-
> >Pekerja TI Biasa


_______________________________________________
Milis Komunitas Sekolah2000 (A.K.A [EMAIL PROTECTED])
Untuk posting kirim email ke : [EMAIL PROTECTED]
Untuk mengubah mode langganan anda, berhenti langganan kunjungi:
http://milis.sekolah2000.org/mailman/listinfo/komunitas

Kirim email ke