Terima kasih Mbak Utiek..
  ----- Original Message ----- 
  From: uttiek 
  To: milis-nakita List Member 
  Sent: Thursday, March 13, 2008 1:37 AM
  Subject: [milis-nakita] Waktu pemberian makanan padat {03}


  Dear nakita-ers,

  Jika kesemua bahan tadi tidak menimbulkan reaksi alergi, menjelang usia 12 
bulan, makanan bayi boleh dicampur telur. Awalnya, berikan putihnya dulu, 
karena biasanya kuning telur lebih sering memicu alergi. Bisa terpisah atau 
dicampur ke dalam buburnya.

  Pendapat di atas sudah dikonfirmasi oleh narasumber kami, Pritasari, SKM., 
M.Sc., ahli gizi dari Politeknik Kesehatan Jakarta II, 
  menurut beliau lebih dulu berikan putih telur baru kuning telur.
  semoga membantu

  salam,
  uttiek



  Asro Yuli wrote: 
    Parents.. dan mbak Utiek, sekedar share nih. Saya pernah baca di sebuah 
suplemen majalah bahwa pemberian telur sebaiknya dimulai pada saat si kecil 
usia 1 tahun (kuning dulu) baru diberi putihnya setelah usia 2 tahun. Hal 
tersebut kebalikan dari artikel di atas. Jadi, manakah yang tepat? Thanks. 
      ----- Original Message ----- 
      From: uttiek 
      To: milis-nakita List Member 
      Sent: Wednesday, March 12, 2008 8:27 AM
      Subject: [milis-nakita] Waktu pemberian makanan padat {01}








      Dear nakita-ers,

      Artikel ini sudah pernah saya posting sebelumnya. 
      Semoga membantu

      Salam,
      Uttiek

      "BUNDA, MANA MAKANAN PADAT PERTAMAKU?" 
      T erlambat mengenal makanan padat bisa sebabkan anak sulit makan. 
            U sai pemberian ASI eksklusif di usia 6 bulan, bayi mesti 
dikenalkan dengan makanan pendamping ASI. Contohnya bubur susu, bubur saring, 
dan nasi tim. Mengapa di usia 6 bulan? Mulai usia ini kapasitas pencernaan, 
enzim pencernaan, dan kemampuan metabolisme bayi sudah siap untuk menerima 
makanan lain selain ASI. Ini adalah hasil penelitian terbaru setelah sebelumnya 
ditetapkan ASI eksklusif hanya sampai usia 4 bulan. 
            Pengenalan tekstur dan rasa sejak dini bertujuan agar bayi memiliki 
memori yang memudahkan dia mengonsumsi aneka bahan makanan bergizi. Misalnya 
anak yang sedari bayi kenal sayuran, umumnya sampai besar akan suka sayuran. 
Kesulitan pemberian makan pun lebih jarang terjadi karena anak sudah terbiasa 
dengan beragam bahan makanan sejak dini. 
            Pemberian makan secara teratur pun di sisi lain membentuk kebiasaan 
yang berkaitan dengan disiplin. Ia jadi tahu kapan waktunya minum susu, makan 
bubur, makan buah, dan lainnya. Disiplin ini penting untuk pertumbuhan fisik 
dan pembentukan pola hidupnya kelak. 
            Lantas, kapan kita memberikan makanan dan minuman kepada bayi? 
Inilah perinciannya: 
            USIA 6-7 BULAN 

            Makanan/minuman tambahan dikenalkan secara bertahap mengingat 
mekanisme menelan dan mencerna bayi usia 6-7 bulan masih lemah. Mulailah dengan 
makanan yang lunak dan cair seperti bubur susu untuk membiasakan alat cerna 
bayi lebih siap menerima, mencerna, dan menyerap makanan pada waktu-waktu 
tertentu. Untuk yang pertama, berikan dalam jumlah sedikit dulu dalam bentuk 
encer. Lalu secara bertahap kentalkan dan tambah jumlahnya. Yang juga perlu 
diperhatikan, gunakan hanya satu bahan makanan utama saja setiap kali memasak 
agar bayi terbiasa dengan rasa dan teksturnya, dan bila terjadi alergi akan 
mudah menelusuri sumbernya. 
            * Pukul 6.00-7.00 atau sesaat setelah bangun tidur 
            Sebelum atau sesudah bayi mandi, kita bisa memberikan ASI/susu 
formula. Di usia ini, kebutuhan minum susu formula umumnya 185 sampai 220 cc 
            tiap kali minum atau sekenyangnya bila ibu tetap memberikan ASI. 
Selanjutnya, susu bisa diberikan di sela-sela makan bubur susu atau buah, 
sehingga dalam sehari bayi bisa minum sampai 5 kali. 
            * Pukul 9.00 
            Berikan bubur susu. Bila ingin praktis, kita bisa menggunakan bubur 
susu kemasan untuk usia 4-6 bulan. Namun bila ingin membuatnya sendiri, gunakan 
bahan dari tepung serealia bebas gluten (karena tidak semua bayi mampu mencerna 
protein yang disebut gluten ini) seperti beras, beras merah, maizena, kacang 
hijau, dengan ditambah susu (ASI atau pengganti ASI) dan sedikit gula. 
            * Pukul 11.00 ­12.00 
            Berikan makanan yang segar-segar berupa buah yang merupakan sumber 
vitamin, mineral, dan serat. Buah-buahan yang cocok diberikan untuk bayi usia 
ini adalah jeruk, pepaya, pisang, dan tomat. Penyajiannya bisa berupa jus yang 
dicampur susu, atau untuk pisang bisa juga dikerok langsung dan disuapkan ke 
bayi. Khusus tomat, sebelum diberikan rebuslah dulu dalam air mendidih yang 
sudah diangkat dari kompor. Ini supaya rasa tomatnya tidak terlalu tajam selain 
juga sarinya akan lebih banyak keluar. Tomat juga sebaiknya tidak diblender 
karena bayi tidak tahan bau "listrik" yang tertinggal di tomat. Kemudian kupas 
kulitnya dan lumatkan lalu saring. 
            Pilihlah buah yang baik mutunya, rasanya manis, tidak asam, tidak 
bergetah karena dapat menimbulkan diare, dan aromanya tidak menusuk. Oleh 
karena itu, untuk pengenalan awal jangan pilih buah mangga, sawo, dan nanas, 
apalagi nangka dan durian. Jangan lupa juga, perhatikan reaksi bayi setelah 
memakannya. Bila timbul mencret, mungkin bayi tidak cocok dan kita harus 
menggantinya dengan buah yang lain. Sebaiknya, kita tidak menambah gula pada 
buah-buahan ini karena tujuannya adalah memperkenalkan rasa alami. 
            * Pukul 14.00 
            Kita bisa memberikan bubur susu lagi di siang harinya. Pilihan ini 
kita lakukan karena umumnya bayi perlu makanan yang mengenyangkan seperti bubur 
susu. 
            * Pukul 17.00 
            Di sore hari mungkin bayi akan merasa lapar lagi, kita bisa 
memberinya biskuit yang sudah dilunakkan dengan susu. Namun, bila ingin 
memberinya buah, silakan saja. 
            * Pukul 18.00 ­ tidur malam 
            Sebaiknya, di malam hari kita tidak memberikan makanan yang 
berat-berat, cukup ASI atau susu formula 185-220 cc. Selain akan meringankan 
kerja pencernaan bayi sehingga dapat tidur lebih nyenyak, penyajiannya pun 
lebih cepat sehingga bayi tidak terlanjur rewel. 
            USIA USIA 8-9 BULAN 

            Selanjutnya di usia 8 bulan dan seterusnya, secara bertahap kita 
perkenalkan makanan yang lebih padat. 
            * Pukul 6.00-7.00 atau sesaat setelah bangun tidur 
            Tetap berikan ASI sepuasnya atau susu formula sebanyak 200 ­ 220 cc 
setiap kali minum. Selanjutnya berikan susu di sela-sela pemberian makanan 
pendamping ASI sehingga dalam sehari bisa mencapai 4 kali. 
            * Pukul 09.00 
            Tetap berikan bubur susu (berbahan buah atau tepung) tetapi 
porsinya ditambah menyesuaikan keinginan bayi. 
            * Pukul 11.00 ­ 12.00 
            Buah diganti dengan bubur saring. Di usia ini buah diberikan di 
sela-sela pemberian makanan tambahan, apakah pagi ke siang atau siang ke sore. 
Bubur saring bisa dibuat sendiri dari beras, makaroni, kentang, kacang hijau, 
atau roti. Hal ini bisa menjadi ajang perkenalan bayi terhadap makanan lain di 
luar bubur susu. Cara membuatnya sama seperti membuat bubur nasi. Namun, 
penggunaan garam tidak dianjurkan untuk makanan bayi dan ketika diberikan harus 
disaring dahulu. 
            Selain karbohidrat, bubur saring juga sebaiknya mengandung protein. 
Campurkan bahan-bahan seperti hati ayam, daging ayam, ayam, dan ikan yang 
dihaluskan bersama bahan bubur. Khusus untuk ikan, pilihlah yang dagingnya 
aman, seperti kakap, tenggiri, gindara, atau salmon yang tidak banyak memiliki 
tulang halus. Tambahkan pula sumber protein nabati seperti tempe atau tahu yang 
dihaluskan. 
            Jika kesemua bahan tadi tidak menimbulkan reaksi alergi, menjelang 
usia 12 bulan, makanan bayi boleh dicampur telur. Awalnya, berikan putihnya 
dulu, karena biasanya kuning telur lebih sering memicu alergi. Bisa terpisah 
atau dicampur ke dalam buburnya. 
            * Pukul 14.00 
            Berikan bubur susu (berbahan buah atau tepung atau biskuit). 
            * Pukul 17.00 
            Agar kebutuhan gizinya seimbang, beri lagi bubur saring. 
            * Pukul 18.00 - tidur malam 
            Beri ASI/susu formula. 
            USIA 9-12 BULAN 

            Menginjak usia 9 bulan dan seterusnya, bayi mulai mampu mencerna 
makanan semipadat. Latihan mengunyah makanan yang lebih padat sekaligus 
merangsang pertumbuhan gigi bayi. Makanan semipadat yang dimaksud yaitu nasi 
tim beserta lauk pauknya. 
            * Pengenalan nasi tim 
            Jadwal pemberian nasi tim tidak mesti dipatok. Boleh pagi, siang, 
atau sore. Namun dalam sehari, bayi harus dilatih makan nasi tim paling tidak 
dua kali. Untuk pertama kali, berikan sedikit-sedikit. Jangan lupa, biasanya 
bagian atas nasi tim lebih keras dibandingkan bagian bawahnya. Agar bayi tidak 
menolak makanan baru ini, aduklah dahulu agar kepadatannya sama. 
            * Bubur saring, buah, ASI/susu formula tetap diberikan 
            Selebihnya, tetap berikan bubur saring satu kali, buah dua kali, 
dan ASI/susu formula 3-4 kali sehari sebanyak 220-250 cc tiap kali minum. Boleh 
saja sebagai selingan bayi diberi bubur susu dari mangga, jeruk, atau pisang 
untuk memperkaya pengenalan rasa padanya. 
            * Pisahkan nasi tim dari lauknya 
            Perhatikan pula kandungan nasi tim ini. Sebagai patokan, selain 
beras yang merupakan sumber karbohidrat, nasi tim juga harus dilengkapi sumber 
protein hewani dan nabati (ikan, hati ayam, ceker ayam, tempe, tahu, telur, 
daging ayam, daging sapi, dan sebagainya), serta sumber vitamin dan mineral 
(sayur-sayuran). Sebaiknya lauk pauk dari ikan, telur, ayam, dan sup diolah 
terpisah untuk nantinya dihidangkan bersama nasi tim. Bila lauk-pauk dan nasi 
dicampur lalu dihangatkan berulang-ulang, maka kandungan gizinya akan 
berkurang. Selain itu, lauk dan sayur yang dipisah lebih terjaga kesegarannya. 
            * Pengenalan bumbu sederhana alami 
            Di usia ini pun kita bisa mengenalkan bumbu sederhana alami, 
misalnya ikan ditumis dengan bawang putih dan mentega, sayur sup dimasak dengan 
bawang merah, bawang putih, dan daun bawang. Garam pun sudah boleh diberikan 
sedikit. Tak perlu khawatir makanan si kecil kurang asin atau gurih karena anak 
sebetulnya belum terlalu menuntut rasa. 
            Idealnya, tepat satu tahun, anak harus sudah bisa makan sesuai menu 
keluarga. Namun perhatikan kemampuannya. Misal, lauk pauknya dipotong 
kecil-kecil agar lebih mudah dimasukkan ke mulut, dikunyah, dan ditelan. 
            STANDAR KEBUTUHAN GIZI BAYI 

            * Kalori: 100-120 per kilogram berat badan. 
            Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 

            8 x 100 /120 = 800/960 kkal 

            * Protein: 1,5-2 gram per kilogram berat badan 

            Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya 8 x 1,5/2 = 
12/16 : 4 = 3/4 gram 

            * Karbohidrat: 50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari 

            Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 50%-nya = 400 : 4 = 100 
gram 

            * Lemak: 20 persen dari total kalori 

            Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40 
gram 

            PERHATIKAN KEBERSIHAN 

            M engingat tubuh bayi rentan terhadap penyakit, maka setiap kali 
mengolah makanan, lakukan hal-hal berikut: 
            * Cuci semua bahan makanan seperti buah dan sayur sampai bersih. 

            * Gunakan peralatan makan dan minum yang steril, yakni dicuci 
bersih di air mengalir dan direndam di air mendidih atau dimasukkan ke dalam 
alat steril selama 5 menit. 

            * Pastikan tangan kita sudah dicuci bersih. Apalagi jika sebelumnya 
sempat menyentuh bagian-bagian tubuh atau benda-benda lain yang diduga terdapat 
virus/kuman seperti hidung. Bila tangan kita sempat terluka, tutup dengan 
plester. 

            * Gunakan sendok yang berbeda ketika kita ingin mencicipinya. Hal 
ini untuk menghindari perpindahan virus atau kuman yang mungkin ada di mulut 
kita ke mulut bayi. 

            * Cuci peralatan makan bayi setiap kali selesai dipakai. Buang sisa 
makanannya karena enzim yang berasal dari ludah bayi akan mulai "mencerna" 
makanan itu, mengubahnya menjadi berair, dan cepat busuk. 

            Irfan Hasuki. Foto: Ferdi/nakita 
            Konsultan Ahli: 

            Pritasari, SKM., M.Sc., 

            ahli gizi dari Politeknik Kesehatan Jakarta II 
           

=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

    =+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

    





      Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
           using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
                 accept no liability for any loss or damage arising
                     from the use of this E-Mail or attachments.





          Disclaimer: Although this message has been checked for all known 
viruses
          using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
          accept no liability for any loss or damage arising
          from the use of this E-Mail or attachments.
         



------------------------------------------------------------------------------







  Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
       using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
             accept no liability for any loss or damage arising
                 from the use of this E-Mail or attachments.






Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
     using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
           accept no liability for any loss or damage arising
               from the use of this E-Mail or attachments.

Kirim email ke