Dear nakita-ers,

Semoga membantu

Salam,
Uttiek

ATASI MASALAH DENGAN HIPNOTERAPI

Memasukkan sugesti positif adalah inti dari terapi ini. Bagaimana detail caranya?

 

 

Pepatah "tak kenal, maka tak sayang" sepertinya cocok untuk menggambarkan hipnoterapi. Memang banyak yang belum kenal terapi ini, bahkan langsung ngeri mendengar istilah "hipno"-nya. Maklum metode hipnotis telanjur dicap miring sebagai sarana untuk memperdaya orang lain. Padahal hipnosis yang dipakai dalam kegiatan psikoterapi ini dipakai untuk membuka memori anak. Diperkirakan ada kejadian-kejadian di masa lalu yang berpengaruh terhadap kondisinya saat ini. Dari situ, sederet masalah anak bisa diatasi, seperti gangguan belajar, sulit makan, sulit tidur, dan sebagainya.

MAMPU BERPIKIR ABSTRAK

Hipnoterapi efektif untuk anak-anak yang sudah mampu berpikir abstrak, yaitu berusia 10-11 tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan diterapkan pada anak-anak usia di bawahnya asalkan sudah mampu berpikir abstrak. Kemampuan ini menjadi syarat penting karena tanpa kemampuan berpikir abstrak, terapi ini tidak bisa dijalankan.
Dalam proses hipnoterapi dikenal istilah hipnosis. Meski dalam bahasa Yunani "hypno" berarti "tidur", tapi pengertiannya adalah keadaan yang menyerupai tidur, dimana si anak masih mampu mendengar (suatu hal yang tidak terjadi bila anak benar-benar dalam kondisi tidur). Melalui pemeriksaan Positron Emission Tomography Scan , ak- tivitas gelombang otak menunjukkan status alpha tinggi pada fase ini.
Status alpha adalah kondisi meditasi namun siaga dan siap menerima masukan (pada tahap permulaan tidur gelombang ini muncul minimal). Pada kondisi inilah beragam sugesti dicoba dimasukkan ke dalam pikiran anak. Hipnoterapi menekankan peran aktif anak untuk menjelajah pikiran, perasaan, dan perbuatannya dalam sebuah proses internal dengan menampilkan imajinasi bebas terhadap dirinya. Proses ini ditujukan untuk memperoleh pencerahan dan pemahaman (insight and understanding). Dua hal ini sangat berperan dalam upaya modifikasi perilaku secara langsung, termasuk perhatian untuk menghilangkan atau mengalihkan gangguan.
Tahapan-tahapan yang dilalui dalam proses ini adalah:
* Restrukturisasi kognitif
Pada proses ini anak dapat mengeksplorasi pikiran, peng- alaman, dan berbagai gangguan yang dialami.
* Abreaksi, katarsis, desentisisasi
Melalui proses pelepasan emosi, anak diharapkan mampu menyusun kembali formulasi ketegangan, hambatan, dan ketakutannya secara bertahap.
* Modifikasi gejala
Anak diajarkan melakukan teknik relaksasi yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan gangguan. Dengan demikian anak akan memiliki kontrol bila gangguan tersebut muncul dalam situasi nyata.
* Pendidikan dan rehabilitasi
Setelah melalui rangkaian proses tersebut, anak punya keterampilan baru, bahkan konsep percaya diri yang lebih tinggi.

BERAGAM TEKNIK

Sebagai gambaran, berikut teknik yang digunakan dalam proses hipnoterapi:
* Teknik arm-weight
Anak diminta untuk menutup mata dan mengulurkan tangannya sejauh mungkin di depan tubuh. Kemudian membayangkan dirinya sedang memegang sebuah tas yang berisi dua buah batu bata, dan tangan satunya diikat dengan balon berwarna cerah yang diisi helium. Bila dalam tas itu ditambahkan dua buah batu bata, maka beratnya menjadi bertambah sehingga terasa berat dan tangannya terkulai ke bawah. Setelah itu, anak diminta untuk konsentrasi lagi dan mengibaskan kedua tangannya sehingga balon maupun tas yang berisi batu bata terlepas.
* Teknik hand sculpture
Anak diminta berkonsentrasi dan mengulurkan kedua tangan di pangkuan sehingga jari-jemarinya bertaut dengan membayangkan sedang memandang sesuatu yang indah. Semakin indah, semakin erat jari-jemarinya bertaut sehingga sulit dilepaskan. Setelah itu, lemaskan otot dan biarkan jari-jemari terlepas, namun kenangan indah tersebut tetap ada.
* Teknik umbrella
Anak diminta membayangkan seolah-olah sedang berjalan di bawah hujan lebat sambil membawa payung. Semakin keras angin menerpa, payung makin terangkat ke atas, bahkan tubuhnya pun ikut terangkat. Setelah itu biarkan payung lepas dan anak diminta membuka matanya kembali.
* Teknik sway
Terapis berusaha membuat efek bandul dengan cara menggerakkan tubuh anak ke kiri-kanan, depan-belakang.
Untuk memasukkan sugesti, terapis akan mengucapkan kata-kata dengan kriteria sebagai berikut:

- Kata-kata dan kalimatnya konkret, sederhana dan jelas maksudnya.

- Bahasanya yang mudah dipahami.

- Disertai ekspresi positif sekaligus menghindari ekspresi negatif.

- Sedapat mungkin hindari kata "coba".

- Mengintegrasikan saran dengan tanda-tanda tertentu.

- Mengaitkan respons yang diinginkan dengan akibat positif.

- Menggunakan sugesti langsung dan tidak langsung.

- Mengulang-ulang sugesti yang ingin dimasukkan.

- Mengidentifikasikan "tanda" untuk status kesadaran hipnotik.

- Menggunakan imajinasi atau pengalaman.

Hanya saja, meski teknik-teknik tadi pada dasarnya bisa dipelajari, tetap saja yang boleh mempraktikkannya adalah terapis berlisensi.

BEBERAPA PEMAHAMAN HIPNOTERAPI YANG SALAH

· Dilakukan sejak bayi
Pendapat yang menyebutkan bahwa hipnoterapi bisa dilakukan sejak bayi tidaklah benar. Untuk menjalani terapi ini dibutuhkan kemampuan berpikir abstrak yang belum dikuasai bayi dan balita. Sugesti mungkin saja dilakukan, misalnya orang tua berusaha menenangkan anaknya yang sedang menangis karena terjatuh dengan menciumnya. Bisa saja dalam bayangan anak, kalau orang tua sudah menciumnya, sakitnya akan sembuh. Ini adalah sugesti dan bukan hipnoterapi.
· Rentan dikuasai orang lain
Banyak orang tua yang khawatir menjalani terapi ini karena beranggapan anak yang sedang pada kondisi hipnosis akan mudah dikuasai orang lain. Ini juga kurang tepat, sebab dalam proses hipnosis, anak tetap mampu melakukan proses penilaian, membuat keputusan, mengarahkan tingkah lakunya sendiri dan sebagainya. Pemahaman itu sedikit banyak dipicu oleh tontonan teve yang menggambarkan kemampuan seseorang menghipnotis orang lain sehingga menuruti keinginannya.
· Khawatir tidak bisa "bangun" lagi
Banyak orang tua cemas kalau-kalau anaknya tidak bisa "bangun" lagi dari proses hipnosis. Ini tidak benar. Sebab selama proses itu berlangsung, hakikatnya anak tetap dalam kondisi sadar. Ia tetap bisa mengarahkan dirinya sendiri untuk keluar dari fase ini meskipun ditinggal oleh terapisnya atau bahkan dalam keadaan pingsan.
· Bisa dilakukan pada semua orang
Pemahaman ini juga kurang tepat karena hipnosis tidak bisa dilakukan pada semua anak. Anak penyandang autisme atau hiperaktif, tentu sulit sekali untuk diminta konsentrasi dan menjalankan apa yang diperintahkan oleh terapisnya.
Marfuah Panji Astuti. Foto: Agus/NAKITA

Narasumber:

A. Kasandravati, Psi .,

Direktur Psychological Practice Kasandra Persona Prawacana




=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke