harman writes:

supaya lebih jelas, kekhawatiran itu terhadap kekaguman si anak
atau ke orang yang dikagumi (AR) --> mohon pencerahan...

Maaf kalo ambigu, yang saya khawatirkan adalah kekaguman si anak terlepas dari orang yang dikaguminya. Termasuk yang saya khawatirkan di sini adalah betapa sebagian orang mengelu-elukan 'idola'-nya (kalo gak salah 'idola' berasal dari kata 'idol' yang artinya pujaan, sesembahan, tuhan) sampai-sampai histeris atau melakukan hal-hal yang aneh-aneh. Sebagai contoh nyata saja, di Argentina ada sekelompok orang yang menuhankan Maradona.


http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/2396503.stm

Ya sih ga' nuduh tapi ada sedikit dugaan...apalagi anak itu masih
seumur jagung dan jagungnya pun baru tumbuh beberapa hari yg blm
mengerti apa itu pengkultusan, yg ia fahami Cindy kagum sama AR, masih mending toh dia kagum sama AR daripada kagum sama Kapten kartun Subasha
atau Dora Emon?

Nah, yang saya khawatirkan adalah munculnya bibit-bibit pengkultusan yang secara tidak sadar muncul. Mumpung masih kecil kan mungkin lebih bisa diarahkan (bukan mesti berarti dimarahi kan). Seperti saya katakan, kagum adalah wajar namun ketika manifestasi kekaguman itu berlebihan kan jadi bahaya. Sama saja bahayanya baik mengkultuskan doraemon, kapten subasha, kiai, jenderal atau siapa pun.


Tapi kira-2 apa yang terbaik dilakukan jika kita dalam posisi tersebut
misalnya kita dikagumi terus kemudian disurati dan ada harapan ingin
ketemu dan kebetulan juga kita menjadi publik figur? kira-2 mana sikap yang baik itu ditemui atau tidak ditemui?

Baiknya saya kutipkan saja teladan dari figur yang paling berhak untuk dikagumi yakni Rasululullah yang wajib dicintai oleh setiap mukmin lebih dari cinta terhadap orang tua, anak, diri sendiri dan sekalian manusia.


'Abdullah bin Asy-Syikhkhir menuturkan: "Tatkala aku ikut pergi bersama suatu delegasi Bani 'Amir menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, kami berkata:
"Engkau adalah sayyid (tuan) kita." Maka beliau bersabda: "Sayyid yang sebenarnya adalah Allah Tabaraka wa Ta'ala." Lalu kami berkata: "Dan engkau adalah yang paling mulia dan paling agung kebaikannya di antara kita." Beliaupun bersabda: "Ucapkanlah semua atau sebagian kata-kata yang wajar bagi kamu sekalian dan janganlah terseret oleh syetan." (HR Abu Dawud dengan sanad jayyid).


Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu 'anhu, ia menuturkan bahwa ada orang-orang berkata:

"Ya Rasulullah; wahai orang yang paling baik di antara kita dan putera orang yang paling baik di antara kita; wahai tuan kita dan putera tuan kita!" Maka, ketika itu, bersabdalah beliau: "Saudara-saudara sekalian! Ucapkanlah kata-kata yang wajar saja bagi kamu sekalian dan janganlah sekali-kali kamu sekalian terbujuk oleh syetan. Aku adalah Muhammad, hamba Allah dan utusan-Nya. Aku tidak senang kamu sekalian mengangkatku melebihi kedudukanku yang telah diberikan kepadaku oleh Allah 'Azza wa Jalla." (HR An-Nasa'i dengan sanad jayyid)

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam bersabda,

"Barangsiapa suka dihormati manusia dengan berdiri, maka hendaknya ia mendiami tempat duduknya di Neraka." (HR. Ahmad, hadits shahih)

Anas bin Malik berkata,

"Tak seorang pun yang lebih dicintai oleh para sahabat dari-pada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam. Tetapi, bila mereka melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam (hadir), mereka tidak berdiri untuk beliau. Sebab mereka mengetahui bahwa beliau membenci hal tersebut." (HR. At-Tirmidzi, hadits shahih)

Saya ko' malah khawatir nih baca ulasan sanak ridha kpd anak yg baru
kelas 5 SD, masak sih kita harus bilang "nak itu namanya pengkultusan dan itu dosa loh, ntar masuk neraka"

Masalah cara bilangnya saya serahkan ke ahlinya namun para orang tua tentu harus hati-hati. Sama saja halnya misalnya anaknya diajak shalat walaupun belum wajib namun untuk mengarahkan atau misalnya diajak puasa walau cuma setengah hari. Selain itu juga tentunya perlu diperhatikan bagaimana 'mengarahkan' yang sudah dewasa.


Sekian dari saya. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Segala kebaikan hanyalah dari Allah subhanahu wa ta'ala dan keburukan datang dari diri saya sendiri atau syaithan.

Allahu a'lam.

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H)



____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke