Dari Haluan kita baca: Rasa Haru Warnai Proses Pengangkatan Jasad Tan Malaka Rabu,22 Februari 2017 - 11:14:13 WIB
KEDIRI, HALUAN – Hujan tangis mewarnai prosesi adat pemindahan makam pahlawan nasional, Ibrahim Datuk Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Selasa (21/2). Para undangan tidak kuasa menahan tangis saat ahli waris Tan Malaka, Hengky Novaron membacakan riwayat singkat almarhum. Disebutkan, almarhum meninggal karena dieksekusi kawan seperjuangan akibat perbedaan pandangan. Tangis pun pecah saat sekitar ratusan undangan memenuhi areal pemakaman umum Desa Selopanggung. Banyak undangan yang terisak sampai mengucurkan air mata. Pemindahan makam Tan Malaka ini hanya berlangsung secara simbolis. Tetua adat hanya mengambil sampel tanah dari kuburannya untuk dibawa ke tanah kelahirannya di Kabupaten Limapuluh Kota. Prosesi selanjutnya, tanah dari pusara Tan Malaka dibungkus kain kafan. Tanah itu kemudian dimasukan ke dalam peti besi berselimut bendera merah-putih. Sebelum pengambilan tanah, juga ilakukan prosesi adat Minangkabau oleh tetua adat. Hal ini dilakukan karena Ibrahim Datuk Tan Malaka merupakan raja di tanah kelahirannya. Di antara prosesi adalah penobatan Hengki Novaron sebagai raja ke 7. Sedangkan Ibrahim Datuk Tan Malaka merupakan raja ke 4. Peralihan prosesi adat ini ada yang terputus karena sebelumnya tidak diketahui jejak makam Tan Malaka. Makam Tan Malaka baru diketahui setelah penelitian bertahun-tahu yang dilakukan Harry A Poeze dari Belanda. “Hari ini telah ada kesempurnaan prosesi adatnya yang terputus sejak 1948,” ungkap Ferizal Ridwan, Wakil Bupati Limapuluh Kota. Prosesi secara simbolis dengan mengambil tanah sudah memenuhi unsur ketentuan adat. “Kami tidak memindahkan tulang belulang atau fosil. Cukup tanahnya. Unsur tanah ini sudah sempurna dan terwakili,” tambahnya. Perjuangan pahlawan nasional Tan Malaka diharapkan diteruskan oleh generasi penerus bangsa. Ahli waris Tan Malaka dari keturunan ibu, Hengky Navaron Datuk Tan Malaka, mengajak para generasi muda untuk mempelajari dan menghayati kepahlawanan Tan Malaka. “Saya sebagai pemangku adat tidak hanya sampai di sini, bagaimana kita ingin meneruskan perjuangannya Ibrahim Datuk Tan Malaka,” kata Hengky. Menurutnya, Tan Malaka sudah memikirkan masa depan Indonesia sebelum negara ini merdeka melalui buku Naar de Republiek Indonesie (Menuju Republik Indonesia) yang ditulis pada 1925. Ia juga menilai jika Tan Malaka bukan sekadar pahlawan nasional melainkan internasional. Sebab, Tan Malaka menjadi tokoh berpengaruh dalam kemerdekaan 15 negara di Asia. “Tugas kita mengisi kemerdekaan ini. Kita hendaknya memperajari, jangan hanya mencari jeleknya saja. Beliau sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Sukarno,” ajaknya. Ia juga bersyukur upacara adat telah diselesaikan dengan baik. Ia berharap hubungan antara Kabupaten Limapuluh Kota dengan Kediri terus berjalan harmonis. Mengenai pemugaran makam, ia tetap menghormati keputusan pemerintah pusat melalui Dinas Sosial. “Kami sudah bertemu Dirjen Sosial, kami akan membuat waktu audiensi dengan Menteri Sosial. Nanti keputusannya masih menunggu, semoga dalam waktu dekat bisa diselesaikan,” harapnya. (h/ben) -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.