Kita ikuti berita menyusul: Senin Ini, Tanah Makam Tan Malaka Disambut Meriah Senin,27 Februari 2017 - 09:36:59 WIB
LIMAPULUH KOTA—Penghormatan dan menyambut tim delegasi pemulangan jasad pahlawan revolusi asal Limapuluh Kota, Ibrahim Datuk Tan Malaka, akan berlangsung hari ini, Senin (26/2) di batas Kabupaten Limapuluh Kota – Lintau. Rombongan tersebut akan disambut di Alang Laweh, Kecamatan Lareh Sago Halaban, sekaligus prosesi untuk menuju ke Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh. Rencananya, akan dilakukan iring-iringan kendaraan rombongan menuju Koto Tinggi. “Artinya kita melakukan pawai partisipatif dari batas Limapuluh Kota, diantar ke Pandam Gadang, tanah kelahirannya dan makam terakhir Tan Malaka, Senin (27/2) dari Alang Laweh,” ujar Pimpinan rombongan Wabup Ferizal Ridwan, melalui pesan singkat, Minggu sore. Dikatakannya, di Alang Laweh bakal diatur iring iringan rombongan dalam menuju Pandam Gadang. Rencananya, rombongan yang berjumlah sekitar 150 orang itu akan berhenti sejenak, untuk menyusun barisan pawai antisipatif. “Dari Alang Laweh pawai akan diberangkatkan langsung ke Pandam Gadang,” sebut Ferizal Ridwan. Seperti diketahui, tim delegasi penjemput jasad Tan Malaka dipimpin langsung Wakil Bupati Ferizal Ridwan, yang berangkat dari Tanjung Pati, Kamis (23/2) sekitar pukul 10.00 WIB. Tim yang terdiri dari para tokoh Sumatera Barat dan masyarakat Limapuluh Kota berangkat menggunakan 8 unit kendaraan, yang terdiri dari 3 unit bus dan 5 mobil pribadi. Armada rombongan dibubuhi stiker dan spanduk. Tim delegasi penjemputan Jasad Tan Malaka resmi menempuh jalur darat dan menyinggahi beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Jawa. Mereka yang ikut dalam rombongan itu terdiri dari para tokoh ulama, tokoh adat, tokoh sejarah, unsur pemuda, LSM hingga wartawan. Sebagian bahkan terdiri dari ibu-ibu berusia di atas 50 tahun. Tak ketinggalan sejumlah pejabat di kementrian serta beberapa Anggota DPR RI, di antaranya Khatibul Umam Wiranu (politisi Demokrat-Direktur Eksekutif TMI Pusat), Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI. Rombongan yang menempuh jalur darat menuju Kediri, sampai di Lampung disambut meriah. Prosesi penyambutan tim delegasi berlangsung sakral dalam balutan seremoni adat. Penyambutan juga diikuti kerapatan Raja-Raja Lampung serta Gusti Pangeran Raja Adipati (KGPRA) Arya Djipang II Barik Barlian, atau Raja Djipang II dari Cepu, Kabupaten Blora. Sejumlah pemangku adat Kelarasan Bungo Satangkai, yang ikut dalam rombongan bersama para bundo kanduang, memakai pakaian adat Minangkabau. Disamping pemberian ucapan doa bagi keselamatan dan pembekalan bagi rombongan tim delegasi, pemerintah kabupaten Lampung Tengah juga sempat menganugerahi gelar adat, kepada Wabup Ferizal Ridwan dan sejumlah penghulu. Gelar kerabat kerajaan dari para Raja Lampung itu bernama Sutan Purnama Agung. Pemberian gelar ditandai penyematan lencana kerajaan oleh Bupati Lampung Tengah, Ir Mustafa. Adapun sebagai balasan, pemangku adat Kelarasan Bungo Satangkai juga menganugerahi gelar Sutan Rajo Mudo kepada Bupati Ir Mustafa, sebagai bentuk jalinan kekerabatan adat antara Lampung Tengah dan Limapuluh Kota. "*Alhamdulillah*, banyak berkah di sepanjang perjalanan kami," tutur salah seorang anggota rombongan, Mai Nanda. Pada bagian lain dikatakannya, berdasarkan hasil penelitian para ahli sejarah, diantaranya sejarawan asal Belanda, Harry Poeze, makam Tan Malaka berada di Desa Selopanggung, Kabupaten Kediri. Sehingga, karena keraguan, pada 2007 pihak keluarga dan kaum berkeinginan melakukan tes DNA atas jasad di makam dimaksud, guna memastikan kebenaran atas jasad sang datuk. "Tidak hanya dari hasil tes DNA, yang mana dari 14 item bagian jasad yang diuji, 9 item dipastikan positif Tan Malaka. Uji lainnya juga sudah dilakukan secara metafisika dan menyatakan jika makam di lereng Gunung Wilis itu benar Tan Malaka. Jadi, tidak ada keraguan lagi, bagi pihak keluarga serta ahli waris,” ulas Ferizal Ridwan. *(h/zkf)* On Friday, February 24, 2017 at 8:53:49 PM UTC-8, Sjamsir Sjarif wrote: > > Berita menyusul: > > > Bus Rombongan Penjemputan Jasad Tan Malaka Mengalami Kecelakaan > Jumat,24 Februari 2017 - 10:27:23 WIB > > > JAKARTA, HALUAN—Satu unit mobil yang membawa rombongan di Sumatera Barat > membawa tanah Tan Malaka mengalami kecelakaan di Tol Cipali, Jakarta. Tidak > ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. > > > > Salah seorang rombongan Nasrul Azwar saat dihubungi Harianhaluan.com > mengatakan, kecelakaan terjadi saat satu bus kembali dari kuburan Tan > Malaka di Kediri, Jawa Timur, Kamis (23/2). Setelah sampai di tol Cipali > mobil mengalami kecelakaan tunggal dan terperosok ke dalam parit. > > > > “Saya beda rombongan. Tapi informasi yang didapat hanya satu orang yang > mengalami keseleo dan sudah di rawat di rumah sakit sekitar,” terangnya. > > > > Dijelaskannya, saat ini rombongan sudah kembali menuju Sumbar. Mobil yang > rusak diganti dengan mobil yang lain. > > > > “Untuk bus ada sekitar empat yang membawa rombongan, dan ada sekitar lima > mobil pribadi. Tapi perlu diluruskan tentang adanya info kecelakaan puluhan > penumpang luka parah, dan berdarah-darah itu tidak benar. Penumpangnya ada > sekitar 16 orang,” ungkapnya. > > > > Sebelumya pada Selasa, (21/2), rombongan warga dari Kabupaten Limapuluh > Kota mengunjungi makam pejuang kemerdekaan Tan Malaka di Kediri, Jawa > Timur. Kunjungan tersebut bagian dari prosesi memindahkan jenazah tokoh > asal Minangkabau itu ke kampung halamannya. > > > > Pemindahan jenazah dilakukan secara simbolis dengan mengambil delapan > genggam tanah. (h/rvo) > > > > Editor : Rivo Septi Andries > > > On Tuesday, February 21, 2017 at 9:04:05 PM UTC-8, Sjamsir Sjarif wrote: >> >> Dari Haluan kita baca: >> >> Rasa Haru Warnai Proses Pengangkatan Jasad Tan Malaka >> Rabu,22 Februari 2017 - 11:14:13 WIB >> >> KEDIRI, HALUAN – Hujan tangis mewarnai prosesi adat pemindahan makam >> pahlawan nasional, Ibrahim Datuk Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kecamatan >> Semen, Kabupaten Kediri, Selasa (21/2). Para undangan tidak kuasa >> menahan tangis saat ahli waris Tan Malaka, Hengky Novaron membacakan >> riwayat singkat almarhum. Disebutkan, almarhum meninggal karena dieksekusi >> kawan seperjuangan akibat perbedaan pandangan. >> >> Tangis pun pecah saat sekitar ratusan undangan memenuhi areal pemakaman >> umum Desa Selopanggung. Banyak undangan yang terisak sampai mengucurkan >> air mata. Pemindahan makam Tan Malaka ini hanya berlangsung secara >> simbolis. Tetua adat hanya mengambil sampel tanah dari kuburannya untuk >> dibawa ke tanah kelahirannya di Kabupaten Limapuluh Kota. >> >> >> Prosesi selanjutnya, tanah dari pusara Tan Malaka dibungkus kain kafan. >> Tanah itu kemudian dimasukan ke dalam peti besi berselimut bendera >> merah-putih. Sebelum pengambilan tanah, juga ilakukan prosesi adat >> Minangkabau oleh tetua adat. Hal ini dilakukan karena Ibrahim Datuk Tan >> Malaka merupakan raja di tanah kelahirannya. >> >> >> Di antara prosesi adalah penobatan Hengki Novaron sebagai raja ke 7. >> Sedangkan Ibrahim Datuk Tan Malaka merupakan raja ke 4. Peralihan prosesi >> adat ini ada yang terputus karena sebelumnya tidak diketahui jejak makam >> Tan Malaka. Makam Tan Malaka baru diketahui setelah penelitian >> bertahun-tahu yang dilakukan Harry A Poeze dari Belanda. “Hari ini telah >> ada kesempurnaan prosesi adatnya yang terputus sejak 1948,” ungkap Ferizal >> Ridwan, Wakil Bupati Limapuluh Kota. >> >> >> Prosesi secara simbolis dengan mengambil tanah sudah memenuhi unsur >> ketentuan adat. “Kami tidak memindahkan tulang belulang atau fosil. Cukup >> tanahnya. Unsur tanah ini sudah sempurna dan terwakili,” tambahnya. >> >> Perjuangan pahlawan nasional Tan Malaka diharapkan diteruskan oleh >> generasi penerus bangsa. Ahli waris Tan Malaka dari keturunan ibu, Hengky >> Navaron Datuk Tan Malaka, mengajak para generasi muda untuk mempelajari dan >> menghayati kepahlawanan Tan Malaka. “Saya sebagai pemangku adat tidak hanya >> sampai di sini, bagaimana kita ingin meneruskan perjuangannya Ibrahim Datuk >> Tan Malaka,” kata Hengky. >> >> >> Menurutnya, Tan Malaka sudah memikirkan masa depan Indonesia sebelum >> negara ini merdeka melalui buku Naar de Republiek Indonesie (Menuju >> Republik Indonesia) yang ditulis pada 1925. Ia juga menilai jika Tan Malaka >> bukan sekadar pahlawan nasional melainkan internasional. Sebab, Tan Malaka >> menjadi tokoh berpengaruh dalam kemerdekaan 15 negara di Asia. “Tugas kita >> mengisi kemerdekaan ini. Kita hendaknya memperajari, jangan hanya mencari >> jeleknya saja. Beliau sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh >> Presiden Sukarno,” ajaknya. >> >> Ia juga bersyukur upacara adat telah diselesaikan dengan baik. Ia >> berharap hubungan antara Kabupaten Limapuluh Kota dengan Kediri terus >> berjalan harmonis. Mengenai pemugaran makam, ia tetap menghormati keputusan >> pemerintah pusat melalui Dinas Sosial. “Kami sudah bertemu Dirjen Sosial, >> kami akan membuat waktu audiensi dengan Menteri Sosial. Nanti keputusannya >> masih menunggu, semoga dalam waktu dekat bisa diselesaikan,” harapnya. >> (h/ben) >> > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.