[Baraya_Sunda] FPI bubar?

2010-08-25 Terurut Topik Remi
Membubarkan FPI, Mungkinkah? Reportase Diskusi Kampus di Malang
Oleh Edi Purwanto

Indonesia yang terkenal dengan penduduk muslimnya terbesar di dunia seolah 
tidak memberikan jawaban bahwa Islam adalah agama yang membawa pesan perdamaian 
dan cinta kasih. Apalagi akhir-akhir ini sering kita mendengar dan bahkan 
melihat dengan mata kepala kita sendiri bahwa kekerasan berbasis agama sudah 
semakin sering dilakukan, baik oleh individu terlebih kelompok. 
Tindakan-tindakan Front Pembela Islam (FPI) yang cenderung main hakim sendiri 
menjadi salah satu contoh nyata betapa memang kekerasan telah semakin membudaya 
di diri sebagian bangsa ini. 

Kekerasan adalah cermin jiwa yang rapuh, begitu tutur Mahatma Gandhi suatu 
ketika. Memang jika kita telisik lebih jauh ucapan yang diutarakan oleh tokoh 
nasional India tersebut merupakan cermin kekerdilan akan kondisi suatu 
individu, kelompok bahkan bangsa yang menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan 
permasalahan yang terjadi. Sudah berlembar-lembar sejarah telah ditorehkan 
dalam perjalan bangsa ini. Berlembar-lembar itu pula sejarah kekerasan 
terus-menerus diproduksi dan di reproduksi ulang. Entah dalam konteks sosial, 
budaya, agama ataupun dalam kancah perpolitikan. Kekerasan seolah selalu 
menjadi jawaban akhir. Ruang-ruang publik yang seharusnya bisa menjembatani 
perbedaan ternyata tidak dimanfaatkan sepenuhnya. Bagi mereka yang tidak 
sepakat, ruang publik semacam dialog terbuka tidak dilihat sebagai sebuah 
jawaban atas penyikapan perbedaaan tersebut. Naïf, ruang publik justru dilihat 
sebagai salah satu media brainwashing.

Indonesia yang terkenal dengan penduduk muslimnya terbesar di dunia seolah 
tidak memberikan jawaban bahwa Islam adalah agama yang membawa pesan perdamaian 
dan cinta kasih. Apalagi akhir-akhir ini sering kita mendengar dan bahkan 
melihat dengan mata kepala kita sendiri bahwa kekerasan berbasis agama sudah 
semakin sering dilakukan, baik oleh individu terlebih kelompok. 
Tindakan-tindakan Front Pembela Islam (FPI) yang cenderung main hakim sendiri 
menjadi salah satu contoh nyata betapa memang kekerasan telah semakin membudaya 
di diri sebagian bangsa ini. Pembakaran, fatwa penyesatan, pengucilan adalah 
sedikit dari sekian yang dilakukan oleh yang mengklaim diri mereka yang paling 
benar. Tindakan main hakim sendiri ini dari sisi manapun tidak bisa dibenarkan.

Kekerasan yang dilakukan oleh FPI di berbagai kota memberi inspirasi Pusat 
Studi dan Pengembangan Kebudayaan (PUSPeK) Averroes bekerja sama dengan 
Jaringan Islam Liberal (JIL) Jakarta mengadakan diskusi publik pada 26 Juli 
2010. Diskusi tersebut mengangkat tema, Pembubaran Ormas Islam Keras 
Mungkinkah? (Tinjauan Konseptual Dan Yuridis Atas Gagasan Pembubaran FPI).

Acara yang dihelat di gedung IKA Universitas Brawijaya Malang ini dihadiri oleh 
kurang lebih sekitar 110 peserta. Peserta datang dari berbagai kelompok dan 
elemen yang kebanyakan adalah mahasiswa. Termasuk HTI tidak pernah mau 
ketinggalan untuk kegiatan seperti ini. Beberapa tampak hadir dari LSM, 
organisasi kepemudaan, media cetak dan elektronik juga sempat meliput acara 
ini. Bahkan salah satu radio sempat meliput on air acara tersebut.

Pada sesi pembuka diskusi ini diawali dengan paparan Fajar Santoso. Wacana 
pembubaran Front Pembela Islam (FPI) ramai di bincangkan dan diwacanakan, 
karena tindakannya yang anarkis dan sering main hakim sendiri. Kekerasan yang 
lakukannya terjadi di berbagai daerah, terakhir terjadi di Banyuangi. FPI 
membubarkan sebuah acara sosialisasi kesehatan yang diselenggarakan tiga 
anggota DPR dari PDI Perjuangan, Nursuhud, Ribka Tjiptaning dan Rieke Dyah 
Pitaloka yang dilaksanakan di Rumah Makan Buyung, Kelurahan Pakis, Banyuwangi. 
Berbagai forum dan pengamat banyak yang mengusulkan agar FPI dibubarkan.

Aktivis LBH Malang ini menilai bahwa pembubaran ormas Islam semisal FPI hingga 
sekarang masih dalam perdebatan. Salah satu problemnya, karena organisasi 
tersebut tidak berbadan hukum. Ketika beberapa saat yang lalu diajukan uji 
materi pembubaran FPI, Mahkamah Konstitusi (MK) membantah dengan alasan tidak 
berkompeten untuk mengadili masalah ini. Karena Undang-Undang hanya memberi 
amanah pembubaran partai politik (parpol), bukan pembubaran ormas. Ini adalah 
problem ketika pembubaran ormas diajukan ke MK, ungkap Fajar Santoso dalam 
pertemuan itu.

Lebih lanjut Fajar beranggapan bahwa wacana pembubaran FPI memang ada 
kekosongan hukum. Namun bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa di tengah 
kekosongan hukum itu. Jika masalah ini diajukan di pengadilan, hakim tidak bisa 
menolak dengan alasan tidak ada hukumnya. Alasan hakim seperti itu terbantahkan 
dengan asas hukum yang mengatakan solis populis sprimalek (keselamatan rakyat 
adalah hukum tertinggi). Alasan ini cukup kuat jika digunakan untuk membubarkan 
ormas semisal FPI, ungkap alumni Sekolah demokrasi ini.

Dalam melihat masalah ini, Levi Riansyah memiliki pandangan yang berbeda. 
Direktur PUSPeK Averroes 

[Baraya_Sunda] Re: FPI bubar?

2010-08-25 Terurut Topik Remi

 
 Dalam melihat masalah ini, Levi Riansyah memiliki pandangan yang berbeda. 
 Direktur PUSPeK Averroes ini malah tidak sepakat jika FPI dibubarkan. Saya 
 sebenarnya orang yang tidak sepakat dengan pembubaran ormas maupun partai dan 
 saya tidak sepakat dengan pembubaran apa pun, karena di dunia ini semua 
 berhak hidup, siapapun itu. Ada atau tidak ada hukum, meskipun ada perkara 
 lain tapi mereka berhak hidup, tegasnya.
 
 

Kuring satuju jeung alinea di luhur. Masalah na teh lain urusan bubar atawa TEU 
bubar. Anu jadi masalah paling gede di urang mah nyaeta: perlakuan hukum anu 
TEU rata.

Di nagara urang masih keneh aya individu jeung kelompok anu AYA atawa dianggap 
di luar hukum.

FPI oge sok dianggap di luar hukum. Sabab nepi ka ayeuna can aya upaya hukum 
anu nyeret FPI ka pangadilan.

Mun kuring teu pupuguh nyabok Kang Waluya sabab kuring teu resep nempo Kang 
Waluya nginum bir, misalna. Tah, pulisi wwajib nyieuntindakan ka kuring. Teu 
perlu pandang bulu, najan kuring anak jendral atawa anak presiden oge. Di mata 
hukum... KABEH warga nagara ulah dipilah2.

Sacara hukum...Naon bedana FPI anu maen gaplok jeung preman terminal anu maen 
gaplok oge?



Re: [Baraya_Sunda] Re: FPI bubar?

2010-08-25 Terurut Topik dkabayan
Bedana ngan ukur make sorban, jubah, jeung kopeah Kang ;). 

Matakna diturutan lamun penjahat terus di sidang di pangadilan penampakan nana 
sok ujug-2 agamis religius tea ;). 

Make baju koko terus make kopeah jrrd. Nya ngarana ge usaha susuganan weh bisa 
kurang hukumana atawa bisa bebas :D
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Remi rsyaif...@yahoo.com
Sender: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
Date: Wed, 25 Aug 2010 09:24:47 
To: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
Reply-To: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
Subject: [Baraya_Sunda] Re: FPI bubar?


 
 Dalam melihat masalah ini, Levi Riansyah memiliki pandangan yang berbeda. 
 Direktur PUSPeK Averroes ini malah tidak sepakat jika FPI dibubarkan. Saya 
 sebenarnya orang yang tidak sepakat dengan pembubaran ormas maupun partai dan 
 saya tidak sepakat dengan pembubaran apa pun, karena di dunia ini semua 
 berhak hidup, siapapun itu. Ada atau tidak ada hukum, meskipun ada perkara 
 lain tapi mereka berhak hidup, tegasnya.
 
 

Kuring satuju jeung alinea di luhur. Masalah na teh lain urusan bubar atawa TEU 
bubar. Anu jadi masalah paling gede di urang mah nyaeta: perlakuan hukum anu 
TEU rata.

Di nagara urang masih keneh aya individu jeung kelompok anu AYA atawa dianggap 
di luar hukum.

FPI oge sok dianggap di luar hukum. Sabab nepi ka ayeuna can aya upaya hukum 
anu nyeret FPI ka pangadilan.

Mun kuring teu pupuguh nyabok Kang Waluya sabab kuring teu resep nempo Kang 
Waluya nginum bir, misalna. Tah, pulisi wwajib nyieuntindakan ka kuring. Teu 
perlu pandang bulu, najan kuring anak jendral atawa anak presiden oge. Di mata 
hukum... KABEH warga nagara ulah dipilah2.

Sacara hukum...Naon bedana FPI anu maen gaplok jeung preman terminal anu maen 
gaplok oge?




Re: [Baraya_Sunda] Re: FPI bubar?

2010-08-25 Terurut Topik muhamad rafah
urang babarengan we atuh...
silih asah asih asuh
kadang ngasuh budak sok leleuy, sok heuras...

 lingkungan ceunah mangaruhan..
pan urang ge ngilu ngawarnaan lingkungan
ari maksiat baheula mah era eun nu ngalakukeunna teh...
ayeuna era ku ham jeung kabebasan ceunah mun ngulah ngulah...

rek mabok nyumput 
rek zina nyumput
rek musrik nyumput..
eta teh baheula...

ayeuna siga nu promosi., kuat aya  videona
kuat aya payung hukumna
rek ngaku malekat... bebas
rek ngaku nabi mangga
rek ngaku pangeran oge mangga

ceunah eta mah kumaha individu masing masing???

mudah mudahan teu katerusan...da  ceuanah manusa mah beradab
gaduh adab
ngan binatang nu teu eraeun(beradab)

pang leutik leutikna iman... teh isin...
mun isin wae teu boga ( teu boga ka era)???

tos ah isin...

    


--- Pada Rab, 25/8/10, dkaba...@gmail.com dkaba...@gmail.com menulis:

Dari: dkaba...@gmail.com dkaba...@gmail.com
Judul: Re: [Baraya_Sunda] Re: FPI bubar?
Kepada: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 25 Agustus, 2010, 4:28 PM







 



  



  
  
  












Bedana ngan ukur make sorban, jubah, jeung kopeah Kang ;). 

Matakna diturutan lamun penjahat terus di sidang di pangadilan penampakan nana 
sok ujug-2 agamis religius tea ;). 

Make baju koko terus make kopeah jrrd. Nya ngarana ge usaha susuganan weh bisa 
kurang hukumana atawa bisa bebas :DSent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  Remi rsyaif...@yahoo.com
Sender:  Baraya_Sunda@yahoogroups.com
Date: Wed, 25 Aug 2010 09:24:47 -To: Baraya_Sunda@yahoogroups.comReplyTo: 
 Baraya_Sunda@yahoogroups.com
Subject: [Baraya_Sunda] Re: FPI bubar?

 




  
  
  

 

 Dalam melihat masalah ini, Levi Riansyah memiliki pandangan yang berbeda. 
 Direktur PUSPeK Averroes ini malah tidak sepakat jika FPI dibubarkan. Saya 
 sebenarnya orang yang tidak sepakat dengan pembubaran ormas maupun partai dan 
 saya tidak sepakat dengan pembubaran apa pun, karena di dunia ini semua 
 berhak hidup, siapapun itu. Ada atau tidak ada hukum, meskipun ada perkara 
 lain tapi mereka berhak hidup, tegasnya.

 

 



Kuring satuju jeung alinea di luhur. Masalah na teh lain urusan bubar atawa TEU 
bubar. Anu jadi masalah paling gede di urang mah nyaeta: perlakuan hukum anu 
TEU rata.



Di nagara urang masih keneh aya individu jeung kelompok anu AYA atawa dianggap 
di luar hukum.



FPI oge sok dianggap di luar hukum. Sabab nepi ka ayeuna can aya upaya hukum 
anu nyeret FPI ka pangadilan.



Mun kuring teu pupuguh nyabok Kang Waluya sabab kuring teu resep nempo Kang 
Waluya nginum bir, misalna. Tah, pulisi wwajib nyieuntindakan ka kuring. Teu 
perlu pandang bulu, najan kuring anak jendral atawa anak presiden oge. Di mata 
hukum... KABEH warga nagara ulah dipilah2.



Sacara hukum...Naon bedana FPI anu maen gaplok jeung preman terminal anu maen 
gaplok oge?






 













 





 



  







[Baraya_Sunda] saha nu teu hayang janten KADES atuh gan...???

2010-08-25 Terurut Topik Aldo Desatura ™
  Kamis, 26 Agustus 2010
 *Jabatan Kades Banyak Diminati*
  SUMEDANG,(GM)-
Tergiur tunjangan yang lumayan besar dan kendaraan operasional serta kucuran
dana pembangunan desa, membuat banyak masyarakat yang berminat menjadi
kepala desa (kades) di lingkup Pemkab Sumedang. Indikasi ke arah itu begitu
kentara dari tingginya minat masyarakat yang ikut mencalonkan diri menjadi
kades.

Setiap diadakan pemilihan kepala desa, sedikitnya 4-8 orang anggota
masyarakat mendaftarkan diri sebagai calon kades kepada panitia pemilihan
kepala desa (pilkades).

Menariknya lagi, mereka yang mendaftarkan diri untuk menjadi calon kades,
berasal dari berbagai latar belakang status sosial dan profesi, termasuk
mantan anggota DPRD yang tidak terpilih lagi sebagai wakil rakyat.

Namun dalam realisasinya, tidak semua dari mereka yang mendaftarkan diri
sebagai calon kades bisa mengikuti tahapan berikutnya. Pasalnya, sesuai
amanat peraturan daerah, calon kepala desa dibatasi maksimal 5 orang.

Meski minat masyarakat untuk mencalonkan diri menjadi kades cukup tinggi,
namun tidak serta-merta semuanya bisa mengikuti tahapan proses pilkades
selanjutnya. Sebab selain jumlahnya dibatasi maksimal 5 orang, juga
sebelumnya mereka harus lolos seleksi umum yang dilaksanakan panitia
pilkades di desanya masing-masing, kata Kepala Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Sumedang, Drs. H.O.Y. Hermawan, M.Si.,
kepada GM, Rabu (25/8).

Hermawan menambahkan, bila mencermati tingginya minat masyarakat yang ingin
menjadi kades, hal itu diindikasikan adanya kepedulian dari masyarakat untuk
membangun desanya. (B.108)**

-- 
Aldo Desatura ®  ©

Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata


[Baraya_Sunda] GEOTHERMAL GUNUNG TAMPOMAS

2010-08-25 Terurut Topik Aldo Desatura ™
 sikuring mah teu pati terang kana teori nu dipaparkeun dihandap iyeu
ngenaan geothermal tea... nu pentingmah keur kuring ulah nepi ka siga
LAPINDO wae lembur kuring teh... jeung kudu aya nilai tambihna keur bangsa
sunda umumna atawa sumedang dina khususna... ulah nepika siga freeport tah..
warga papua na mah ngadaharan sagu, nu ngasaan duit freeport mah ngadahar
keju.. mung bisa mah sadaya padamelanana dicepeng ku putra-putri daerah...
pan eta usaha aya di sumedang.. nya kudu urang sumedang atuh nu jadi SDM
na... kumaha tah.. MAS DON.. saran si kuring...?? ulah dibawa wae ka wetan
atuh euy ...karunya rahayat...


GEOTHERMAL GUNUNG
TAMPOMAShttp://sumedangonline.com/2010/05/16/geothermal-gunung-tampomas
Sunday,
May 16th, 2010 at 22:38
[image: 1 Star][image: 2 Stars][image: 3 Stars][image: 4 Stars][image: 5
Stars] (No Ratings Yet)
[image: Loading ...] Loading ...

http://sumedangonline.com/2010/05/16/geothermal-gunung-tampomas.html/tampomas

google.co.id

Salah satu potensi alam lainnya di daerah Sumedang adalah Gunung Tampomas,
yang tidak hanya terkenal menghasilkan pasirnya (Pasir Cimalaka) juga
memiliki pontensial energi yang besar, yaitu Energi Panas Bumi (Geothermal)
yang dapat menghasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Potensi ini sebenarnya sudah lama dimiliki oleh Sumedang, namun nampaknya
Pemerintah Daerah tidak gencar mencari investor, sehingga rencananya baru
kali ini kemungkinan akan dibangun di Desa Cipanas, Kecamatan Buahdua,
disekitar kawasan rekreasi pemandian Cipanas di kaki Gunung Tampomas sebelah
Utara, yang memiliki kandungan panas bumi cukup potensial sekitar 55 mega
watt.

Baru-baru ini rencananya PT.PLN bersama dengan Perusahaan BUMN yang bergerak
dalam bidang energi akan segera melakukan ekplorasi Geothermal Tampomas
untuk sekitar 20 Mega Watt, dengan konsesi selama 35 tahun dan waktu
explorasi selama 5 tahun.

Indonesia sebenarnya adalah merupakan negara yang memiliki Potensial Energi
Panas Bumi (geothermal) terbesar di dunia, yang diperkirakan dapat
menghasilkan listrik sekitar 27,000 MW atau sekitar 40% dari cadangan energy
panas bumi dunia. Namun pada saat ini di Indonesia hanya miliki sekitar 18
PLTGU yang beroperasi yang memberikan kontribusi sekitar 1,050 MW, atau baru
sekitar 30% dari Program Rencana Pemerintah Pengadaan Listrik – 10,000 MW.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari kebijakan pemerintah dalam penentuan
harga.

Namun terlepas dari itu semua, terutama untuk masyakat Sumedang perlu
mengetahui bagaimana Prinsip Kerja PLTP tersebut, supaya nantinya tidak
sampai beranggapan dan menimbulkan dampak negative dan membahayakan.

*Prinsip Kerja Geothermal*.
http://sumedangonline.com/2010/05/16/geothermal-gunung-tampomas.html/prinsip-kerja-gheothermal

prinsip kerja gheothermal

Secara prinsipnya setiap 100 meter kita turun ke dalam perut bumi,
temperatur batu-batuan cair tersebut naik sekitar 3º C. Jadi semakin jauh ke
dalam perut bumi suhu batu-batuan maupun lumpur akan makin tinggi. Bila suhu
di permukaan bumi adalah 27º C, maka untuk kedalaman 100 meter suhu bisa
mencapai sekitar 30º C. Untuk kedalaman 1 kilometer suhu batu-batuan dan
lumpur bisa mencapai 57º – 60º C. Bila kita ukur pada kedalaman 2 kilometer
suhu batuan dan lumpur bisa mencapai 120º C atau lebih.

Panas bumi tersebut bila bercampur dengan udara karena terjadi
*fracture*atau retakan maka selain menghasilkan air panas akan keluar
juga uap panas (
*steam*). Air panas dan steam inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai
sumber pembangkit tenaga listrik. Agar panas bumi (*geothermal*) tersebut
bisa dikonversi menjadi energi listrik tentu diperlukan pembangkit (*power
plants*). Reservoir panas bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua
golongan yaitu yang bersuhu rendah (low temperature) dengan suhu 150º C dan
yang bersuhu tinggi (high temperature) dengan suhu diatas 150º C. Yang
paling baik untuk digunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik adalah
yang masuk kategori high temperature. Namun dengan perkembangan teknologi,
sumber panas bumi dengan kategori low temperature juga dapat digunakan
asalkan suhunya melebihi 50º C.

Pembangkit listrik (*power plants*) untuk tenaga panas bumi dapat beroperasi
pada suhu yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122º s/d 482º F (50º s/d
250º C). Bandingkan dengan pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi pada
suhu sekitar 1022º F atau 550º C. Inilah salah satu keunggulan pembangkit
listrik geothermal. *Keuntungan lainnya ialah bersih dan aman, bahkan
geothermal adalah yang terbersih dibandingkan dengan nuklir, minyak bumi dan
batu bara.*

Pembangkit yang digunakan untuk mengkonversi *fluida geothermal* menjadi
tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plants
lain yang bukan berbasis geothermal, yaitu terdiri dari *generator, turbin
sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller, pompa,* dan
sebagainya. Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas
bumi (*geothermal
power plants*) yang dapat mengkonversi panas