[daarut-tauhiid] Kenapa Mesti Allah?

2006-09-14 Terurut Topik firliana putri
BERTUHAN KEPADA SIAPA?
   
  Kepada siapakah manusia mesti bertuhan? Semuanya sangat bergantung pada 
kecerdasan akalnya. Apakah dia bisa menemukan Tuhan yang paling Perkasa atau 
tidak. Apakah dia bisa menemukan Tuhan yang Paling Baik ataukah tidak. Apakah 
dia bisa bertemu Tuhan yang Paling Besar di antara segala eksistensi alam 
semesta ataukah tidak.
   
  Banyak orang memilih Tuhan yang begitu sepele dan lemah. Misalnya, berupa 
kalung azimat. Atau, patung sesembahan. Atau, Dewi Keberuntungan. Atau, bahkan 
dirinya sendiri yang dijadikan Tuhan. Kita bisa berdiskusi panjang untuk 
menunjukkan betapa lemah dan sepelenya Tuhan-Tuhan yang mereka pilih itu. Dan 
sungguh tidak pantas menjadi Tuhan bagi orang-orang yang memiliki akal dan 
kecerdasan cukup baik. Apalagi kecerdasan tinggi.
   
  Seseorang yang memiliki kecerdasan cukup baik, pasti akan memilih Tuhan yang 
layak dijadikan tempat bergantung. Bukan Tuhan yang 'tidak layak', yang justru 
bergantung kepada kita. Tuhan yang 'memberikan manfaat' ketika disembah. Bukan 
Tuhan yang justru 'memanfaatkan' kita, atau kita yang memberikan manfaat kepada 
dia. Tuhan yang jauh lebih Perkasa dari kita, Bukan Tuhan yang kalah perkasa 
oleh kita. Tuhan yang mampu memberikan pertolongan ketika kita butuhkan, bukan 
Tuhan yang justru membutuhkan pertolongan kita.
   
  Sayangnya banyak manusia tidak melakukan pemikiran seperti itu di dalam 
mencari Tuhan yang pantas dia 'sembah' dan agung-agungkan. Entahlah, kenapa 
banyak manusia lebih suka bertuhan secara untung-untungan, ikut-ikutan, 
menduga-duga, dan bahkan asal-asalan.
   
  Jarang yang sengaja melakukan pencarian dengan melewati pemikiran panjang 
yang terstruktur dengan baik. Sehingga dia memperoleh kesimpulan meyakinkan, 
yang bisa dipertanggung jawabkan.
   
  Saya lebih suka melakukan pendekatan yang terakhir ini, dalam mencari Tuhan. 
Saya juga tidak mau sekadar ikut-ikutan dalam bertuhan. Sebab, semua akibatnya 
adalah saya sendiri yang menanggungnya. Bahagia maupun derita. Dunia maupun 
akhirat.
   
  Kepada siapakah kita sebaiknya bertuhan? Tentu pertanyaan ini sangat relevan 
untuk diajukan kepada siapa pun. Termasuk kepada saya dan Anda. Ya, cobalah 
Anda pikirkan jawabannya. Menurut Anda, kepada siapakah Anda ingin bertuhan?
   
  Kepada 'sesuatu' yang lemah ataukah yang kuat dan perkasa? Pasti Anda akan 
menjawabnya: ya, pastilah kepada yang kuat dan perkasa. Masa iya ,kita mau 
bertuhan kepada yang lemah?!
   
  Kepada siapakah Anda ingin bertuhan, kepada yang pintar ataukah yang bodoh? 
Pastilah juga Anda akan menjawab: tentu saja kepada yang pintar bahkan sangat 
pintar!! Tahu segala macam sehingga bisa menjadi tempat bertanya dan 
berkonsultasi!
   
  Kepada siapakah juga Anda ingin bertuhan, kepada yang besar ataukah yang 
kecil? Tentu pula Anda akan menjawab: saya kira kita semua ingin bertuhan 
kepada sesuatu yang besar Jauh lebih besar dari kita. Bahkan sangat besar, 
sehingga lebih besar dari apa pun yang pernah kita pahami!
   
  Kepada siapakah Anda ingin bertuhan, kepada yang suka ngasih rezeki atau yang 
malah moroti rezeki kita? Sudah juga bisa dipastikan, bahwa Anda akan bertuhan 
kepada yang suka ngasih rezeki.
   
  Dan seterusnya. Dan seterusnya. Anda bisa menginventarisasi spesifikasi Tuhan 
yang Anda inginkan, beratus-ratus spesifikasi lagi.
   
  Tapi intinya, pasti Anda ingin memiliki Tuhan yang bisa dibanggakan. Tuhan 
yang bisa dijadikan tempat bergantung ketika butuh pertolongan. Tuhan yang bisa 
ngajari ilmu pengetahuan dan kepahaman tentang segala sesuatu. Tuhan yang 
selalu menjaga kesehatan kita dan selalu mencukupi kebutuhan hidup kita. Ya, 
Tuhan yang menyayangi dan sekaligus 'menarik' untuk kita cintai dan kita 
sayangi.
   
  Pokoknya Tuhan yang banyak memberikan manfaat dan kebahagiaan kepada kita! 
Bukan Tuhan yang menyusahkan kita. Anda setuju??! Sudah pasti setuju. Karena, 
saya juga ingin bertuhan kepada Tuhan yang demikian itu.
   
  Bahkan saya juga ingin Tuhan itu begitu dekatnya dengan saya, sehingga dimana 
pun dan kapan pun saya memerlukan pertolonganNya, saya bisa langsung bertemu 
denganNya. Dan pasti, DIA mengabulkan permintaan-permintaan kita dengan penuh 
kasih sayang.
   
  Bukan Tuhan yang begitu jauh dan tak jelas 'keberadaannya sehingga sulit 
dihubungi. Apalagi, Tuhan yang cuek terhadap kita. Tentu tidak masuk dalam 
kriteria Tuhan yang kita inginkan. Dan, sulit untuk menjadi klangenan kita, 
alias menjadi yang selalu kita rindukan.
   
  Ya, ringkas kata, tuhan yang pantas dijadikan Tuhan adalah DIA yang penuh 
perhatian kepada kita, sebagai hambaNya. Tuhan yang tidak membutuhkan kita 
untuk membangun kepentinganNya, tapi justru DIA menjadi kebutuhan kita, dan 
selalu memenuhi kepentingan kita. Tuhan yang 'menguntungkan' untuk disembah dan 
dijadikan pusat dari segala orientasi kehidupan kita!
   
  Wah, adakah eksistensi yang bisa memenuhi spesifikasi yang berat itu? 
Benarkah ada 'Sosok Sempurna' yang demikian hebat? Itulah yang mesti 

[daarut-tauhiid] 10 Indikasi “Gagal EMeraih Keutamaan Ramadhan

2006-09-14 Terurut Topik abuluthfi ar-rasyid
  Sumber: http://www.jkmhal.com/main.php?sec=contentcat=2id=3574

 10 Indikasi “Gagal EMeraih Keutamaan Ramadhan   
   

--“Berapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan apa-apa 
kecuali lapar dan dahaga... E(HR. Bukhari dan Muslim). Hadits Rasulullah 
tersebut harusnya dapat membangkitkan kewaspadaan kita untuk menjauhi dan tidak 
terjerumus didalamnya. Apalah artinya berpuasa bila hanya meninggalkan kering 
pada kerongkongan dan lapar didalam perut?

Berikut ini adalah uraian yang patut direnungkan agar kita tidak termasuk 
orang-orang yang disinggung dalam hadits Rasulullah tersebut. Kegagalan yang 
dimaksud tentu bukan sebuah klaim yang pasti. Itu memang hak Allah SWT semata. 
Tapi setidaknya kita perlu berhitung dan memiliki neraca agar segenap amal 
ibadah kita di bulan Ramadhan ini benar-benar berbobot, hingga kita bisa lulus 
dari madrasah Ramadhan menjadi pribadi yang lebih berkualitas. Amiiin.

PERTAMA, ketika kurang optimal melakukan “warming up Edengan memperbanyak 
ibadah dibulan Sya’ban. Ibarat sebuah mesin, memperbanyak ibadah di bulan 
Sya’ban berpungsi sebagai pemanasan bagi ruhani dan fisik untuk memasuki bulan 
Ramadhan. Berpuasa sunnah, memperbanyak ibadah shalat, tilawah Al-Qur’an 
sebelum Ramadhan. akan menjadikan suasana hati dan tubuh kondusif untuk 
pelaksanaan ibadah di bulan puasa. Dengan begitu, puasa, ibadah malam, 
memperbanyak membaca Al-Qur’an, berdzikir, taqarrub kepada Allah, menjadi lebih 
lancar.

Mungkin, itulah hikmahnya kenapa Rasulullah SAW dalam hadits riwayat ‘Aisyah, 
disebutkan paling banyak melakukan puasa di bulan Sya’ban. Bahkan sejak bulan 
Rajab, dua bulan menjelang Ramadhan, beliau sudah mengajarkan doa kepada para 
sahabatnya, “Allaahumma bariklanaa fii Rajaba wa Sya’ban, wa balighna 
Ramadhana. EYa Allah, berkahilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban, dan 
sampaikanlah usia kami pada bulan Ramadhan. Rasulullah dan para sahabat ingin 
mengkondisikan jiwa dan fisik mereka untuk siap menerima kehadiran tamu agung 
bulan Ramadhan.

KEDUA, ketika target pembacaan Al-Qur’an yang dicanangkan minimal satu kali 
khatam, tidak terpenuhi selama bulan Ramadhan. Di bulan ini, pembacaan 
Al-Qur’an merupakan bentuk ibadah tersendiri yang sangat dianjurkan. Pada bulan 
inilah Allah SWT menurunkan wahyunya dari Lauhul Mahfudz kelangit dunia. 
Peristiwa ini disebut sebagai malam lailatul qadar.. Pada bulan ini pula Jibril 
as biasa mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW.

Orang yang berpuasa dibulan ini, sangat dianjurkan memiliki wirid Al-Qur’an 
yang lebih baik dari bulan-bulan selainnya. Kenapa minimal harus dapat 
mengkhatamkan satu kali sepanjang bulan ini? Karena itulah terget minimal 
pembacaan Al-Qur’an yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Ketika Abdullah bin 
Umar bertanya kepadanya, “Berapa lama sebaiknya seseorang mengkhatam Al-Qur’an? 
ERasul menjawab, ��Satu kali dalam sebulan. EAbdullah bin Umar mengatakan, “Aku 
mampu untuk lebih dari satu kali khatam dalam satu bulan. ERasul berkata lagi, 
“Kalau begitu, bacalah dalam satu pekan. ETapi Abdullah bin Umar masih 
mengatakan bahwa dirinya masih mampu membaca seluruh AL-Qur’an lebih cepat dari 
satu pekan. Kemudian Rasul mengatakan, “Kalau begitu, bacalah dalam tiga hari. E
KETIGA, Ketika berpuasa tidak menghalangi seseorang dari penyimpangan mulut 
seperti membicarakan keburukan orang lain, mengeluarkan kata-kata kasar, 
membuka rahasia, mengadu domba, berdusta dan sebagainya. Seperti yang sudah 
banyak diketahui, hakikat puasa tidak terletak pada menahan makanan dan minuman 
masuk masuk kedalam kerongkongan. Tapi puasa juga mengajak pelakunya untuk bisa 
menahan diri dari berbagai penyimpangan, salah satu yang dilakukan oleh mulut. 
Rasulullah SAW menyatakan bahwa dusta akan menjadikan puasa sia-sia. (HR. 
Bukhari).

Mulut merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sukar untuk di kembalikan 
namun nilainya sangat mahal. Rasulullah berpesan, adakalanya kalimat buruk yang 
ringan diucapkan oleh seseorang, tapi karena Allah tidak ridha dengan kalimat 
itu, maka orang itu tercampak ke dalam neraka. Sebaliknya adakalanya kalimat 
baik yang ringan diucapkan oleh seseorang, tapi karena Allah ridha dengan 
kalimat itu, orang tersebut dimasukan ke dalam surga. (HR. Ahmad)

KEEMPAT, ketika puasa tak bisa menjadikan pelakunya berupaya memelihara mata 
dari melihat yang haram. Mata adalah penerima informasi paling efektif yang 
bisa memberi rekaman kedalam otak dan jiwa seseorang. Memori informasi yang 
tertangkap oleh mata, lebih sulit terhapus ketimbang informasi yang diperoleh 
oleh indra yang lainnya. Karenanya, memelihara mata menjadi sangat penting 
untuk membersihkan jiwa dan pikiran dari berbagai kotoran. Salah mengarahkan 
pandangan, bila terus berulang akan menumbuhkan suasana kusam dan tidak nyaman 
dalam jiwa dan pikiran. Ini sebabnya mengapa Islam mewasiatkan sikap hati-hati 
dalam menggunakan nikmat mata.

Puasa yang tak menambah pelakunya lebih memelihara mata dari yang 

[daarut-tauhiid] Kehidupan Adalah Kematian

2006-09-14 Terurut Topik agussyafii
Kehidupan Adalah Kematian

Saya mengenal seseorang mantan guru SD, setiapkali ketemu dengan dia
selalu menunjukkan wajah kedamaian seolah semua kebutuhan hidupnya
sudah tercukupi. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi ditengah hidup
yang kompetitif dan keras ini, berbagai macam cara dihalalkan
sementara ada orang yang bisa hidup dengan damai tanpa masalah.

Seperti halnya saya selalu dipusingkan dengan yang bayar listrik,
bayar rumah, telpon, Hana yang mulai beranjak gede, sudah mesti
mikirin biaya sekolah. Disisi lain yang membuat saya hormat semua
persoalan begitu mudah baginya. Saya masih ingat ketika bertanya
padanya, bagaimana kedamaian bisa hadir didalam hidup kita?
Katanya, Kehidupan adalah kematian dari segala bentuk keinginan.
Disaat kita bisa mati dari segala bentuk keinginan itulah kedamaian
hadir ditengah hidup kita.

Bagaimana dengan kedamaian yang anda dapatkan?

Wassalam,
Agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com









===
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=== 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[daarut-tauhiid] FWD: Shadaqah menyembuhkan penyakit

2006-09-14 Terurut Topik suryati
Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh


Shadaqah Menyembuhkan Penyakit
Rabu, 06 September 06 atau klik di sini : 
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatannurid=396


Di antara problematika kehidupan yang banyak dihadapi manusia adalah ditimpa 
berbagai macam penyakit, baik jasmani maupun rohani. Dan untuk mengobati 
penyakit, beragam ikhtiar dan usaha dilakukan oleh manusia. Ada di antara 
manusia yang menyalahi syari'at Islam dalam melakukan ikhtiar, seperti 
mendatangi dukun, orang pintar dan paranormal. Namun banyak juga yang sadar 
tentang bahaya perdukunan, sehingga mereka pun berusaha mencari pengobatan 
dengan cara yang sesuai dengan syari'at Islam, seperti mendatangi dokter, 
berbekam, mengonsumsi habbatus sauda' (jinten hitam) dan madu, atau dengan cara 
ruqyah syar'iyyah. 

Dalam tulisan kali ini akan dibahas tentang salah satu sebab syar'i untuk 
memperoleh kesembuhan, simak dan resapilah nasehat Nabi kita Muhammad 
shallallahu 'alaihi wasallam, beliau telah bersabda, Obatilah orang-orang yang 
sakit di antara kalian dengan ber-shadaqah. (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh 
Al-Albani di dalam Shahih al-Jami') 

Cobalah iringi ikhtiar dan usaha yang kita lakukan secara syar'i dalam mencari 
kesembuhan dengan bershadaqah dan tanamkanlah niat shadaqah tersebut di dalam 
hati kita agar Allah subhanahu wata'ala menyembuhkan penyakit yang sedang 
menimpa kita. 

Sebab-Sebab Syar'i untuk Memperoleh Kesembuhan 

Pertama: Melakukan ikhtiar secara Islami dan jangan melakukan ikhtiar yang 
terlarang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, 
Sesungguhnya Allah yang menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah 
kalian tapi jangan berobat dengan cara yang diharamkan (Hadits ini dihasankan 
oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah) 

Kedua: Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah subhanahu wata'ala adalah 
satu-satunya Dzat Yang Maha Menyembuhkan, sedangkan makhluk yang terlibat 
proses pengobatan seperti dokter, tabib, obat-obatan dan hal-hal yang terkait 
lainnya, itu semua hanyalah sarana menuju kesembuhan, dan buanglah sejauh 
mungkin keyakinan-keyakinan dan ungkapan-ungkapan yang menyimpang dari aqidah 
tauhid, seperti seseorang mengungkapkan perkataan setelah memperoleh 
kesembuhan, Dokter Fulan memang hebat, obat itu memang manjur, dan 
ungkapan-ungkapan keliru lainnya. 

Ke tiga: Dekatkan diri dan tingkatkan ketaqwaan kepada Allah subhanahu 
wata'ala, serta mohonlah kepada-Nya ampunan atas dosa-dosa yang kita perbuat, 
karena salah satu hikmah Allah subhanahu wata'ala menurunkan penyakit pada diri 
kita adalah agar kita kembali ke jalan-Nya. 

Ke empat: Bertawakkallah kepada-Nya dan berdo'alah selalu kepada Allah 
subhanahu wata'ala Dzat Yang Maha Menyembuhkan segala penyakit, agar penyakit 
segera diangkat dari diri kita dan janganah bosan untuk berdo'a, sebab kita 
tidak tahu kapan Dia menjawab do'a kita. Perhatikan sebab-sebab terkabulnya 
do'a serta penuhi syarat-syaratnya. 

Ke lima: Bershadaqahlah semampu kita karena Rasulullah shallallahu 'alaihi 
wasallam menjanjikan kesembuhan melalui shadaqah, dan tepislah jauh-jauh 
anggapan bahwa bershadaqah itu mengurangi harta kita, justru Allah subhanahu 
wata'ala akan melipatgandakan harta kita. Dan niatkanlah shadaqah untuk 
memperoleh kesembuhan dari Allah subhanahu wata'ala. 

Ke enam: Yakini dan tanamkan keyakin-an sedalam-dalamnya bahwa Allah subhanahu 
wata'ala akan menyembuhkan penyakit kita. 

Kisah-Kisah Nyata Orang Sembuh Setelah Bershadaqah 

Syaikh Sulaiman Bin Abdul Karim Al-Mufarrij berkata, Wahai saudaraku yang 
sedang sakit, shadaqah yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah shadaqah yang 
diniatkan untuk memperoleh kesembuhan, boleh jadi anda telah banyak melakukan 
shadaqah, tetapi hal itu tidak anda lakukan dengan niat untuk mendapatkan 
kesembuhan dari Allah subhanahu wata'ala, oleh karena itu coba anda lakukan 
sekarang dan tumbuhkanlah kepercayaan dan keyakinan bahwa Allah subhanahu 
wata'ala akan menyembuhkan diri anda. Isilah perut para fakir miskin hingga 
kenyang, atau santunilah anak yatim, atau wakafkanlah harta anda, atau 
melakukan shadaqah jariah, karena sesungguhnya shadaqah tersebut dapat 
mengangkat dan menghilangkan berbagai macam penyakit dan berbagai macam musibah 
dan cobaan, dan hal seperti itu sudah banyak dialami oleh orang-orang yang 
diberi taufiq dan hidayah oleh Allah subhanahu wata'ala, sehingga mereka 
memperoleh obat penawar yang bersifat rohani (termotivasi oleh keimanan, 
ketaatan dan
 keyakinan pada Allah subhanahu wata'ala) dan itu lebih bermanfaat daripada 
sekedar obat-obat biasa. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, juga 
telah melakukan pengobatan dengan metode pengobatan ruhaniyah ilahiyyah (yaitu 
pengobatan yang menitikberatkan pada aspek keimanan, ketaatan dan keyakinan 
pada Allah subhanahu wata'ala). Demikian juga dengan para generasi salafus 
shaleh, mereka juga selalu bershadaqah sesuai kadar sakit dan derita yang 
menimpa mereka, dan shadaqah yang mereka 

[daarut-tauhiid] TAFSIRAN TAUHID DAN SYAHADAT LAA ILAHA ILLA ALLAH

2006-09-14 Terurut Topik Dony Syehnul
TAFSIRAN TAUHID DAN SYAHADAT LAA ILAHA ILLA ALLAH


Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab



Firman Allah Ta'ala:

Artinya : Orang-orang yang diseru oleh kaum musyrikin itu, mereka
sendiri senantiasa berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan mereka,
siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepadaNya), dan mereka
mengharapkan rahmat-Nya serta takut akan siksa-Nya, sesungguhnya siksa
Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti. [Al-Isra': 57]

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapak dan
kaumnya; Sesungguhnya aku melepaskan diri dari segala apa yang kamu
sembah, kecuali Allah saja Tuhan yang telah menciptakan aku, karena
hanya Dia yang akan menunjukiku (kepada jalan kebenaran). [Az-Zukhruf:
26-27]

Artinya : Mereka, menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka
sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan (mereka mempertuhankan pula)
Al-Masih putera Maryam, padahal mereka itu tiada lain hanyalah
diperintahkan untuk beribadah kepada Satu Sembahan, tiada Sembahan yang
haq selain Dia. Maha Suci Allah dari perbuatan syirik mereka.
[At-Taubah: 31]

Artinya : Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah, yaitu dengan mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah...[Al-Baqarah: 165]

Diriwayatkan dalam Shahih (Muslim), bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:

Artinya : Barangsiapa mengucapkan Laa ilaha illa Allah dan mengingkari
sesembahan selain Allah, haramlah harta dan darahnya, sedang hisab
(perhitungan)nya adalah terserah kepada Allah 'Azza wa Jalla.


Kandungan dalam tulisan ini:

[1]. Ayat dalam surah Al-Isra'. Diterangkan dalam ayat ini bantahan
terhadap kaum musyrikin yang menyeru (meminta) kepada orang-orang
shaleh. Maka, ayat ini mengandung sesuatu penjelasan bahwa perbuatan
mereka itu syirik akbar.

[2]. Ayat dalam surah Bara'ah (At-Taubah). Diterangkan dalam ayat ini
bahwa kaum Ahli Kitab telah menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib
mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan diterangkan bahwa mereka
tiada lain hanya diperintahkan untuk beribadah kepada Satu Sembahan
yaitu Allah. Padahal tafsiran ayat ini, yang jelas dan tidak
dipermasalahkan lagi, yaitu mematuhi orang-orang alim dan rahib-rahib
dalam tindakan mereka yang bertentangan dengan hukum Allah; dan
maksudnya bukanlah kaum Ahli Kitab itu menyembah mereka.

Dapat diambil kesimpulan dari ayat ini bahwa tafsiran Tauhid dan
Syahadat Laa ilaha illa Allah yaitu: pemurnian ketaatan kepada Allah,
dengan menghalalkan apa yang dihalalkan Allah dan mengharamkan apa yang
diharamkan-Nya.

[3]. Kata-kata Al-Khalil Ibrahim 'alaihissalam kepada orang-orang kafir:
Sesungguhnya aku melepaskan diri dari apa yang kamu sembah, kecuali
Allah saja Tuhan yang telah menciptakan aku...

Disini beliau mengecualikan Allah dari segala sembahan. Pembebasan diri
(dari segala sembahan yang bathil) dan pernyataan setia (kepada Sembahan
yang haq, yaitu Allah) adalah tafsiran yang sebenarnya dari syahadat
Laa ilaha illa Allah. Allah Ta'ala berfirman: Dan Ibrahim menjadikan
kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya, supaya mereka
kembali (kepada jalan kebenaran). (Az-Zukhruf: 28)

[4]. Ayat dalam surah Al-Baqarah yang berkenaan dengan orang-orang
kafir, yang dikatakan oleh Allah dalam firman-Nya: Dan mereka tidak
akan dapat keluar dari neraka.

Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa mereka menyembah
tandingan-tandingan selain Allah, yaitu dengan mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah. Ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai kecintaan
yang besar kepada Allah, akan tetapi kecintaan mereka itu belum bisa
memasukkan mereka kedalam Islam. Dari ayat dalam surah Al-Baqarah ini
dapat diambil kesimpulan bahwa tafsiran tauhid dan syahadat Laa ilaha
illa Allah yaitu: pemurniaan kecintaan kepada Allah yang diiringi
dengan rasa rendah diri dan penghambaan hanya kepada-Nya.

Lalu bagaimana dengan orang yang mencintai sembahan-nya lebih besar
daripada kecintaannya kepada Allah? Kemudian, bagaimana dengan orang
yang hanya mencintai sesembahan selain Allah itu saja dan tidak
mencintai Allah?

[5]. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Barang siapa
mengucapkan Laa ilaha illa Allah dan mengingkari sesembahan selain
Allah, haramlah harta dan darahnya, sedang hisab (perhitungan)nya adalah
terserah kepada Allah 'Azza wa Jalla.

Ini adalah termasuk hal terpenting yang menjelaskan pengertian Laa
ilaha illa Allah. Sebab apa yang dijadikan Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam sebagai pelindung darah dan harta bukanlah sekedar
mengucapkan kalimat Laa ilaha illa Allah itu, bukan pula dengan
mengerti makna dan lafadznya, bukan pula dengan mengakui kebenaran
kalimat tersebut, bahkan bukan juga tidak meminta kecuali kepada Allah
saja, yang tiada sekutu bagi-Nya. Akan tetapi tidaklah haram dan
terlindung harta dan darahnya hingga dia menambahkan kepada pengucapan
kalimat Laa ilaha illa Allah itu pengingkaran kepada segala sembahan

[daarut-tauhiid] Menit-menit Sangat Berharga Dalam Hidup

2006-09-14 Terurut Topik yenni elvira
Menit-menit sangat berharga dalam hidup
   
  Tempat mengadu, meminta, dan kembali segala urusan bagi orang beriman 
hanyalah Allah, Rasulullah memberitahukan menit-menit yang sangat berharga 
untuk menghadap dan memohon kepada Allah
   
  1. Waktu sepertiga malam terakhir saat orang lain terlelap dalam tidurnya, 
Allah SWT berfirman:
   
  Mereka para muttaqin sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir 
malam, mereka memohon ampun kepada Allah. (QS Adz Dzariyat: 18-19). 
  Rasulullah SAW bersabda: Rabb (Tuhan) kita turun disetiap malam ke langit 
yang terendah, yaitu saat sepertiga malam terakhir, maka Dia berfirman: Siapa 
yang berdoa kepadaKu maka Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka Aku 
berikan kepadanya, dan siapa yang meminta ampun kepadaKu maka Aku ampunkan 
untuknya. (HR Al Bukhari)
  Dari Amr bin Ibnu Abasah mendengar Nabi SAW bersabda: tempat yang paling 
mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adala saat ia dalam sujudnya dan jika 
ia bangun melaksanakan sholat pada sepertiga malam yang akhir. Karena itu, jika 
kamu mampu menjadi orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu maka 
jadilah. (HR At Tirmidzi dan Ahmad)
   
  2. Waktu antara adzan dan iqamah, saat menunggu shalat berjamaah
   
  Rasulullah SAW bersabda: Doa itu tidak ditolak antara adzan dan iqamah, maka 
berdoalah! (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)
  Hadits Abdullah bin Amr Ibnul Ash ra, bahwa ada seorang laki-laki berkata: 
Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin itu telah mengungguli kita, maka 
Rasulullah SAW bersabda: Ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh para 
muadzan itu dan jika kamu selesai (menjawab), maka memohonlah, kamu pasti 
diberi. 
  (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban)
   
  3. Pada waktu sujud, yaitu sujud dalam shlat atau sujud-sujud lain ang 
diajarkan Islam. (seperti sujud syukur, sujud tilawah dan sujud sahwi)
   
  Kedudukan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia dalam 
keadaan sujud, maka perbanyaklah doa. (HR Muslim)
  Dan dalam hadits Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah SAW membuka tabir 
(ketika beliau sakit), sementara orang-orang sedang berbaris (sholat ) 
dibelakang Abu Bakar ra, maka Rasulullah SAW bersabda; Wahai sekalian 
manusia, sesungguhnya tidak tersisa dari mubasysyirat nubuwwah (kabar gembira 
lewat kenabian) kecuali mimpi baik yang dilihat oleh seorang muslim atau 
diperlihatkan untuknya. Ingatlah bahwasanya aku dilarang untuk membaca Al 
Qur'an ketika ruku' atau ketika sujud. Adapun didalam ruku', maka agungkanlah 
Allah dan adapun di salam sujud, maka bersungguh-sunguhla h berdoa, sebab (hal 
itu) pantas dimaqbulkan bagi kamu semua. (HR Muslim)
   
  4. Setelah sholat fardhu. Yaitu setelah melaksanakan sholat-sholat wajib yang 
lima waktu, termasuk sehabis sholat Jumat.
   
  Allah berfirman: dan bertasbihlah kamu kepadaNya di malam hari dan selesai 
sholat (QS Qaaf: 40)
  Rasulullah SAW ditanya tentang kapan doa yang paling didengar (oleh Allah), 
maka beliau bersabda: Tengah malam terakhir dan setelah sholat-sholat yang 
diwajibkan. (HR At Tirmidzi)
   
  5. Waktu-waktu khusus, tetapi tidak diketahui dengan pasti batasan-batasannya.
   
  Sesungguhnya di malam hari ada satu saat (yang mustajab), tidak ada seorang 
muslim pun yang bertepatan pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan urusan 
dunia dan akhirat melainkan Allah pasti memberi kepadanya. (HR Muslim)
  Dalam kitab Al JAwabul Kafi dijelaskan: ...JIka doa itu disertai dengan 
hadirnya kalbu dan dalam penuh khusyu' terhadap apa yang diminta dan bertepatan 
dengan salah satu dari waktu-waku yang ijabah yang enam itu yaitu: (1). 
sepertiga akhir dari wakt malam, (2). ketika adzan, (3). waktu antara adzan dan 
iqamah, (4). setelah sholat-sholat fardhu, (5) ketika imam naik ke atas mimbar 
pada hari Jumat sampai selesainya sholat Jumat pada hari itu, (6). waktu 
terakhir setelah Ashar.





===
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=== 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[daarut-tauhiid] Menerima Berarti Memberi

2006-09-14 Terurut Topik agussyafii
Menerima Berarti Memberi

Ada seorang ibu muda bertutur kepada saya lewat email bahwa suaminya
telah berselingkuh dengan berbagai macam penderitaan dia telah
lewati, disakiti hatinya sampai disaat sang suami telah jatuh
terlilit hutang. Toh masih juga setia menemani suaminya.

Sungguh sangat luarbiasa ibu muda ini mampu menerima kenyataan hidup
dengan ikhlas. Kemampuannya menerima itu berarti telah memberi obat
penyembuh bagi suaminya. Saya katakan padanya, mari ibu pada
kesempatan yang baik ini kita sama-sama berdoa semoga Allah SWT
membimbing suami ibu kembali ke jalan yang benar sehingga dapat
berkumpul bersama keluarga, anak dan istrinya. Dan ibu muda itu
mengamininya.

Wassalam,
Agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com











===
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=== 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[daarut-tauhiid] Realistis itu Lebih Baik

2006-09-14 Terurut Topik Ima Azzahra
Realistis itu Lebih Baik
   
  Menurut Prof.Jalaludin Rahmat, agama, selain bisa sangat menyehatkan jiwa, 
ternyata juga bisa menimbulkan gangguan jiwa. Agama akan menjadi apa, tergatung 
bagaimana cara kita memahami dan mengamalkannya.
   
  Belakangan ini, banyak psikolog meneliti tentang agama dan 
gangguan kejiwaan yang ditimbulkannya. Penelitian itu menunjukkan hasil yang 
tidak konsisten. Ditemukan bahwa agama bisa menimbulkan gangguan jiwa, tetapi 
agaka juga bisa sangat membantu kesehatan mental atau kesehatan jiwa.
  Kesimpulannya? “Bukan agama yang menimbulkan gangguan kejiwaan, 
melainkan cara orang beragama yang menimbulkan gangguan kejiwaan. Jadi ada cara 
beragama yang membuat hidup kita lebih tenteram, lebih bahagia, lebih mampu 
mengatasi goncangana-goncangan kehidupan. Tapi ada juga cara beragama yang 
membuat kita mudah menderita gangguan kejiwaan. EKata Prof.Jalal.
  Ia mengurai cara beragama yang mendorong penganutnya mengalami 
gangguan kejiwaan:

   Agama yang membuat kita tidak lagi berpikir realistis. Membuat kita menolak 
realitas. Agama yang akan mendorong anda menderita delusi dan hausinasi. 
“Misalnya, agama mangajarkan penyelesaian persoalan secara cepat, mengatasi 
persoalan dengan cara sederhana untuk memperbaiki keadaan. EKata Prof.Jalal.
  “Seorang ibu mengeluh, ‘Ustadz apa ada dzikir yang bisa mengembalikan suami 
aya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya? ENah kalau saya berpikir sebagai 
ustadz komersial, supaya mendapat banyak uang misalnya, saya akan mengajari dia 
dzikir. ECerita Prof.jalal.
  Ia melihat wanita itu menginginkan pemecahan yang tidak realistis. Sementara, 
“Mestinya, sebagai konsultan, saya harus memgurai peta masalah yang realistis. 
Misah sulnya melalui pertanyaan: apa sih yang menyebabkan suaminya lari? Apa 
karena tergida perempuan lain, lalu ada pemecahannya, apa harus dengan cara 
seperti itu, apa tidak ada cara yang realistis? Celakanya, kalau orang sudah  
sumpek, pemikirannya cenderung kepada yang gaib-gaib. ELanjut Prof.Jalal.
  Ibu yang sedang gundah itu pun pergi ke ustadz lain, tapi 
suaminya tidak balik-balik juga.  ESi ibu gagal juga dengan doa saya, dia ke 
ustadz lain di jakarta dan kebetulan ustadz itu ahli jin. Kata ustadz itu, 
“memang rumah ibu dipenuhi jin dan sekarang suami ibu sedang dikuasai oleh 
seorang atau seekor jin yang perkasa. Nanti saya kirim jin untuk melawannya. 
Tapi ibu harus melakukan cara-cara tertentu. EDilakukannya cara-cara itu, tapi 
rupanya jin itu lebih uat dari jin dia. Tidak selesai juga, suaminya tetap 
tidak balik-balik. Kalau terus-menerus berbuat seperti itu, persoalan tidak 
selesai dan ia akan mengalami gangguan psikologis.
  Karena itu saya anjurkan nasehat yang relaistik, “Kalau ibu sakit hati karena 
suami ibu, belajarlah memaafkan dia dan menerima sesuatu yang tidak bisa 
diubah. ELanjut Jalal.
   

   Agama yang bisa menggoncang jiwa, adalah juga agama yang mengorbankan akal. 
“Jadi, akal sudah tidak dipakai lagi. Penyelesaian yang cepat memang 
mengorbankan akalnya. Biasanya guru agama datang mengajarkan, agama itu masalah 
iman, bukan akal. Padahal dia menggunakan akalnya untuk memahami waktu. Nah, 
sekarang ini yang tidak masuk akal dianggap sebagai wahyu. Itu agama yang 
mengorbankan akal sehat. EJelas Prof.Jalal.
   

   Survey membuktikan, bahwa agama yang menyebabkan gangguan mental itu adalah 
agama kaum fundementalis, yang merasa diri paling benar, yang menganggap orang 
lain selain kelompoknya sebagai sesat.
  “Yang seperti ini, kelompok yang melihat pemeluk agama lain akan masuk neraka 
semua, kecuali dia dan kelompoknya. EKata Prof.Jalal.
  Satu hal penting ia sebutkan, bahwa, “Penelitian juga membuktikan bahwa orang 
yang berpikiran liberal, yang menerima keberagaman agama yang lain, jiwanya 
lebih sehat, Ekata Prof.Jalal.
  Nah, Anda pilih mana?
   
  [Tabloit WI]






===
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=== 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[daarut-tauhiid] Sholat Khusyu'

2006-09-14 Terurut Topik agussyafii
Sholat Khusyu'

Setiap kali saya sholat selalu tidak bisa khusyu' banyak sekali yang
tidak saya pikirkan muncul malah dipikiran sewaktu sholat. Bahkan ada
teman bercerita saking tidak khusyu' waktu sholat, jika kehilangan
kunci dia sholat setelah itu dia akan tahu dimana dia menaruh
kuncinya.

Pada satu kesempatan saya betanya pada bapak, bagaimana sih sholat
biar khusyu' itu. Kata bapak, sewaktu sholat taruh aja kepala.
Maksudnya bagaimana pak, tanya saya. Jawab bapak, Maksudnya pada
waktu sholat jangan banyak berpikir.

Wassalam,
Agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com









===
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=== 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/