[daarut-tauhiid] Kenapa Mesti Allah?
BERTUHAN KEPADA SIAPA? Kepada siapakah manusia mesti bertuhan? Semuanya sangat bergantung pada kecerdasan akalnya. Apakah dia bisa menemukan Tuhan yang paling Perkasa atau tidak. Apakah dia bisa menemukan Tuhan yang Paling Baik ataukah tidak. Apakah dia bisa bertemu Tuhan yang Paling Besar di antara segala eksistensi alam semesta ataukah tidak. Banyak orang memilih Tuhan yang begitu sepele dan lemah. Misalnya, berupa kalung azimat. Atau, patung sesembahan. Atau, Dewi Keberuntungan. Atau, bahkan dirinya sendiri yang dijadikan Tuhan. Kita bisa berdiskusi panjang untuk menunjukkan betapa lemah dan sepelenya Tuhan-Tuhan yang mereka pilih itu. Dan sungguh tidak pantas menjadi Tuhan bagi orang-orang yang memiliki akal dan kecerdasan cukup baik. Apalagi kecerdasan tinggi. Seseorang yang memiliki kecerdasan cukup baik, pasti akan memilih Tuhan yang layak dijadikan tempat bergantung. Bukan Tuhan yang 'tidak layak', yang justru bergantung kepada kita. Tuhan yang 'memberikan manfaat' ketika disembah. Bukan Tuhan yang justru 'memanfaatkan' kita, atau kita yang memberikan manfaat kepada dia. Tuhan yang jauh lebih Perkasa dari kita, Bukan Tuhan yang kalah perkasa oleh kita. Tuhan yang mampu memberikan pertolongan ketika kita butuhkan, bukan Tuhan yang justru membutuhkan pertolongan kita. Sayangnya banyak manusia tidak melakukan pemikiran seperti itu di dalam mencari Tuhan yang pantas dia 'sembah' dan agung-agungkan. Entahlah, kenapa banyak manusia lebih suka bertuhan secara untung-untungan, ikut-ikutan, menduga-duga, dan bahkan asal-asalan. Jarang yang sengaja melakukan pencarian dengan melewati pemikiran panjang yang terstruktur dengan baik. Sehingga dia memperoleh kesimpulan meyakinkan, yang bisa dipertanggung jawabkan. Saya lebih suka melakukan pendekatan yang terakhir ini, dalam mencari Tuhan. Saya juga tidak mau sekadar ikut-ikutan dalam bertuhan. Sebab, semua akibatnya adalah saya sendiri yang menanggungnya. Bahagia maupun derita. Dunia maupun akhirat. Kepada siapakah kita sebaiknya bertuhan? Tentu pertanyaan ini sangat relevan untuk diajukan kepada siapa pun. Termasuk kepada saya dan Anda. Ya, cobalah Anda pikirkan jawabannya. Menurut Anda, kepada siapakah Anda ingin bertuhan? Kepada 'sesuatu' yang lemah ataukah yang kuat dan perkasa? Pasti Anda akan menjawabnya: ya, pastilah kepada yang kuat dan perkasa. Masa iya ,kita mau bertuhan kepada yang lemah?! Kepada siapakah Anda ingin bertuhan, kepada yang pintar ataukah yang bodoh? Pastilah juga Anda akan menjawab: tentu saja kepada yang pintar bahkan sangat pintar!! Tahu segala macam sehingga bisa menjadi tempat bertanya dan berkonsultasi! Kepada siapakah juga Anda ingin bertuhan, kepada yang besar ataukah yang kecil? Tentu pula Anda akan menjawab: saya kira kita semua ingin bertuhan kepada sesuatu yang besar Jauh lebih besar dari kita. Bahkan sangat besar, sehingga lebih besar dari apa pun yang pernah kita pahami! Kepada siapakah Anda ingin bertuhan, kepada yang suka ngasih rezeki atau yang malah moroti rezeki kita? Sudah juga bisa dipastikan, bahwa Anda akan bertuhan kepada yang suka ngasih rezeki. Dan seterusnya. Dan seterusnya. Anda bisa menginventarisasi spesifikasi Tuhan yang Anda inginkan, beratus-ratus spesifikasi lagi. Tapi intinya, pasti Anda ingin memiliki Tuhan yang bisa dibanggakan. Tuhan yang bisa dijadikan tempat bergantung ketika butuh pertolongan. Tuhan yang bisa ngajari ilmu pengetahuan dan kepahaman tentang segala sesuatu. Tuhan yang selalu menjaga kesehatan kita dan selalu mencukupi kebutuhan hidup kita. Ya, Tuhan yang menyayangi dan sekaligus 'menarik' untuk kita cintai dan kita sayangi. Pokoknya Tuhan yang banyak memberikan manfaat dan kebahagiaan kepada kita! Bukan Tuhan yang menyusahkan kita. Anda setuju??! Sudah pasti setuju. Karena, saya juga ingin bertuhan kepada Tuhan yang demikian itu. Bahkan saya juga ingin Tuhan itu begitu dekatnya dengan saya, sehingga dimana pun dan kapan pun saya memerlukan pertolonganNya, saya bisa langsung bertemu denganNya. Dan pasti, DIA mengabulkan permintaan-permintaan kita dengan penuh kasih sayang. Bukan Tuhan yang begitu jauh dan tak jelas 'keberadaannya sehingga sulit dihubungi. Apalagi, Tuhan yang cuek terhadap kita. Tentu tidak masuk dalam kriteria Tuhan yang kita inginkan. Dan, sulit untuk menjadi klangenan kita, alias menjadi yang selalu kita rindukan. Ya, ringkas kata, tuhan yang pantas dijadikan Tuhan adalah DIA yang penuh perhatian kepada kita, sebagai hambaNya. Tuhan yang tidak membutuhkan kita untuk membangun kepentinganNya, tapi justru DIA menjadi kebutuhan kita, dan selalu memenuhi kepentingan kita. Tuhan yang 'menguntungkan' untuk disembah dan dijadikan pusat dari segala orientasi kehidupan kita! Wah, adakah eksistensi yang bisa memenuhi spesifikasi yang berat itu? Benarkah ada 'Sosok Sempurna' yang demikian hebat? Itulah yang mesti
[daarut-tauhiid] 10 Indikasi “Gagal EMeraih Keutamaan Ramadhan
Sumber: http://www.jkmhal.com/main.php?sec=contentcat=2id=3574 10 Indikasi “Gagal EMeraih Keutamaan Ramadhan --“Berapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga... E(HR. Bukhari dan Muslim). Hadits Rasulullah tersebut harusnya dapat membangkitkan kewaspadaan kita untuk menjauhi dan tidak terjerumus didalamnya. Apalah artinya berpuasa bila hanya meninggalkan kering pada kerongkongan dan lapar didalam perut? Berikut ini adalah uraian yang patut direnungkan agar kita tidak termasuk orang-orang yang disinggung dalam hadits Rasulullah tersebut. Kegagalan yang dimaksud tentu bukan sebuah klaim yang pasti. Itu memang hak Allah SWT semata. Tapi setidaknya kita perlu berhitung dan memiliki neraca agar segenap amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini benar-benar berbobot, hingga kita bisa lulus dari madrasah Ramadhan menjadi pribadi yang lebih berkualitas. Amiiin. PERTAMA, ketika kurang optimal melakukan “warming up Edengan memperbanyak ibadah dibulan Sya’ban. Ibarat sebuah mesin, memperbanyak ibadah di bulan Sya’ban berpungsi sebagai pemanasan bagi ruhani dan fisik untuk memasuki bulan Ramadhan. Berpuasa sunnah, memperbanyak ibadah shalat, tilawah Al-Qur’an sebelum Ramadhan. akan menjadikan suasana hati dan tubuh kondusif untuk pelaksanaan ibadah di bulan puasa. Dengan begitu, puasa, ibadah malam, memperbanyak membaca Al-Qur’an, berdzikir, taqarrub kepada Allah, menjadi lebih lancar. Mungkin, itulah hikmahnya kenapa Rasulullah SAW dalam hadits riwayat ‘Aisyah, disebutkan paling banyak melakukan puasa di bulan Sya’ban. Bahkan sejak bulan Rajab, dua bulan menjelang Ramadhan, beliau sudah mengajarkan doa kepada para sahabatnya, “Allaahumma bariklanaa fii Rajaba wa Sya’ban, wa balighna Ramadhana. EYa Allah, berkahilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah usia kami pada bulan Ramadhan. Rasulullah dan para sahabat ingin mengkondisikan jiwa dan fisik mereka untuk siap menerima kehadiran tamu agung bulan Ramadhan. KEDUA, ketika target pembacaan Al-Qur’an yang dicanangkan minimal satu kali khatam, tidak terpenuhi selama bulan Ramadhan. Di bulan ini, pembacaan Al-Qur’an merupakan bentuk ibadah tersendiri yang sangat dianjurkan. Pada bulan inilah Allah SWT menurunkan wahyunya dari Lauhul Mahfudz kelangit dunia. Peristiwa ini disebut sebagai malam lailatul qadar.. Pada bulan ini pula Jibril as biasa mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. Orang yang berpuasa dibulan ini, sangat dianjurkan memiliki wirid Al-Qur’an yang lebih baik dari bulan-bulan selainnya. Kenapa minimal harus dapat mengkhatamkan satu kali sepanjang bulan ini? Karena itulah terget minimal pembacaan Al-Qur’an yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Ketika Abdullah bin Umar bertanya kepadanya, “Berapa lama sebaiknya seseorang mengkhatam Al-Qur’an? ERasul menjawab, ��Satu kali dalam sebulan. EAbdullah bin Umar mengatakan, “Aku mampu untuk lebih dari satu kali khatam dalam satu bulan. ERasul berkata lagi, “Kalau begitu, bacalah dalam satu pekan. ETapi Abdullah bin Umar masih mengatakan bahwa dirinya masih mampu membaca seluruh AL-Qur’an lebih cepat dari satu pekan. Kemudian Rasul mengatakan, “Kalau begitu, bacalah dalam tiga hari. E KETIGA, Ketika berpuasa tidak menghalangi seseorang dari penyimpangan mulut seperti membicarakan keburukan orang lain, mengeluarkan kata-kata kasar, membuka rahasia, mengadu domba, berdusta dan sebagainya. Seperti yang sudah banyak diketahui, hakikat puasa tidak terletak pada menahan makanan dan minuman masuk masuk kedalam kerongkongan. Tapi puasa juga mengajak pelakunya untuk bisa menahan diri dari berbagai penyimpangan, salah satu yang dilakukan oleh mulut. Rasulullah SAW menyatakan bahwa dusta akan menjadikan puasa sia-sia. (HR. Bukhari). Mulut merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sukar untuk di kembalikan namun nilainya sangat mahal. Rasulullah berpesan, adakalanya kalimat buruk yang ringan diucapkan oleh seseorang, tapi karena Allah tidak ridha dengan kalimat itu, maka orang itu tercampak ke dalam neraka. Sebaliknya adakalanya kalimat baik yang ringan diucapkan oleh seseorang, tapi karena Allah ridha dengan kalimat itu, orang tersebut dimasukan ke dalam surga. (HR. Ahmad) KEEMPAT, ketika puasa tak bisa menjadikan pelakunya berupaya memelihara mata dari melihat yang haram. Mata adalah penerima informasi paling efektif yang bisa memberi rekaman kedalam otak dan jiwa seseorang. Memori informasi yang tertangkap oleh mata, lebih sulit terhapus ketimbang informasi yang diperoleh oleh indra yang lainnya. Karenanya, memelihara mata menjadi sangat penting untuk membersihkan jiwa dan pikiran dari berbagai kotoran. Salah mengarahkan pandangan, bila terus berulang akan menumbuhkan suasana kusam dan tidak nyaman dalam jiwa dan pikiran. Ini sebabnya mengapa Islam mewasiatkan sikap hati-hati dalam menggunakan nikmat mata. Puasa yang tak menambah pelakunya lebih memelihara mata dari yang
[daarut-tauhiid] Kehidupan Adalah Kematian
Kehidupan Adalah Kematian Saya mengenal seseorang mantan guru SD, setiapkali ketemu dengan dia selalu menunjukkan wajah kedamaian seolah semua kebutuhan hidupnya sudah tercukupi. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi ditengah hidup yang kompetitif dan keras ini, berbagai macam cara dihalalkan sementara ada orang yang bisa hidup dengan damai tanpa masalah. Seperti halnya saya selalu dipusingkan dengan yang bayar listrik, bayar rumah, telpon, Hana yang mulai beranjak gede, sudah mesti mikirin biaya sekolah. Disisi lain yang membuat saya hormat semua persoalan begitu mudah baginya. Saya masih ingat ketika bertanya padanya, bagaimana kedamaian bisa hadir didalam hidup kita? Katanya, Kehidupan adalah kematian dari segala bentuk keinginan. Disaat kita bisa mati dari segala bentuk keinginan itulah kedamaian hadir ditengah hidup kita. Bagaimana dengan kedamaian yang anda dapatkan? Wassalam, Agussyafii http://agussyafii.blogspot.com === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] FWD: Shadaqah menyembuhkan penyakit
Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh Shadaqah Menyembuhkan Penyakit Rabu, 06 September 06 atau klik di sini : http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatannurid=396 Di antara problematika kehidupan yang banyak dihadapi manusia adalah ditimpa berbagai macam penyakit, baik jasmani maupun rohani. Dan untuk mengobati penyakit, beragam ikhtiar dan usaha dilakukan oleh manusia. Ada di antara manusia yang menyalahi syari'at Islam dalam melakukan ikhtiar, seperti mendatangi dukun, orang pintar dan paranormal. Namun banyak juga yang sadar tentang bahaya perdukunan, sehingga mereka pun berusaha mencari pengobatan dengan cara yang sesuai dengan syari'at Islam, seperti mendatangi dokter, berbekam, mengonsumsi habbatus sauda' (jinten hitam) dan madu, atau dengan cara ruqyah syar'iyyah. Dalam tulisan kali ini akan dibahas tentang salah satu sebab syar'i untuk memperoleh kesembuhan, simak dan resapilah nasehat Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, beliau telah bersabda, Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan ber-shadaqah. (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih al-Jami') Cobalah iringi ikhtiar dan usaha yang kita lakukan secara syar'i dalam mencari kesembuhan dengan bershadaqah dan tanamkanlah niat shadaqah tersebut di dalam hati kita agar Allah subhanahu wata'ala menyembuhkan penyakit yang sedang menimpa kita. Sebab-Sebab Syar'i untuk Memperoleh Kesembuhan Pertama: Melakukan ikhtiar secara Islami dan jangan melakukan ikhtiar yang terlarang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, Sesungguhnya Allah yang menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah kalian tapi jangan berobat dengan cara yang diharamkan (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah) Kedua: Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah subhanahu wata'ala adalah satu-satunya Dzat Yang Maha Menyembuhkan, sedangkan makhluk yang terlibat proses pengobatan seperti dokter, tabib, obat-obatan dan hal-hal yang terkait lainnya, itu semua hanyalah sarana menuju kesembuhan, dan buanglah sejauh mungkin keyakinan-keyakinan dan ungkapan-ungkapan yang menyimpang dari aqidah tauhid, seperti seseorang mengungkapkan perkataan setelah memperoleh kesembuhan, Dokter Fulan memang hebat, obat itu memang manjur, dan ungkapan-ungkapan keliru lainnya. Ke tiga: Dekatkan diri dan tingkatkan ketaqwaan kepada Allah subhanahu wata'ala, serta mohonlah kepada-Nya ampunan atas dosa-dosa yang kita perbuat, karena salah satu hikmah Allah subhanahu wata'ala menurunkan penyakit pada diri kita adalah agar kita kembali ke jalan-Nya. Ke empat: Bertawakkallah kepada-Nya dan berdo'alah selalu kepada Allah subhanahu wata'ala Dzat Yang Maha Menyembuhkan segala penyakit, agar penyakit segera diangkat dari diri kita dan janganah bosan untuk berdo'a, sebab kita tidak tahu kapan Dia menjawab do'a kita. Perhatikan sebab-sebab terkabulnya do'a serta penuhi syarat-syaratnya. Ke lima: Bershadaqahlah semampu kita karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjanjikan kesembuhan melalui shadaqah, dan tepislah jauh-jauh anggapan bahwa bershadaqah itu mengurangi harta kita, justru Allah subhanahu wata'ala akan melipatgandakan harta kita. Dan niatkanlah shadaqah untuk memperoleh kesembuhan dari Allah subhanahu wata'ala. Ke enam: Yakini dan tanamkan keyakin-an sedalam-dalamnya bahwa Allah subhanahu wata'ala akan menyembuhkan penyakit kita. Kisah-Kisah Nyata Orang Sembuh Setelah Bershadaqah Syaikh Sulaiman Bin Abdul Karim Al-Mufarrij berkata, Wahai saudaraku yang sedang sakit, shadaqah yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah shadaqah yang diniatkan untuk memperoleh kesembuhan, boleh jadi anda telah banyak melakukan shadaqah, tetapi hal itu tidak anda lakukan dengan niat untuk mendapatkan kesembuhan dari Allah subhanahu wata'ala, oleh karena itu coba anda lakukan sekarang dan tumbuhkanlah kepercayaan dan keyakinan bahwa Allah subhanahu wata'ala akan menyembuhkan diri anda. Isilah perut para fakir miskin hingga kenyang, atau santunilah anak yatim, atau wakafkanlah harta anda, atau melakukan shadaqah jariah, karena sesungguhnya shadaqah tersebut dapat mengangkat dan menghilangkan berbagai macam penyakit dan berbagai macam musibah dan cobaan, dan hal seperti itu sudah banyak dialami oleh orang-orang yang diberi taufiq dan hidayah oleh Allah subhanahu wata'ala, sehingga mereka memperoleh obat penawar yang bersifat rohani (termotivasi oleh keimanan, ketaatan dan keyakinan pada Allah subhanahu wata'ala) dan itu lebih bermanfaat daripada sekedar obat-obat biasa. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, juga telah melakukan pengobatan dengan metode pengobatan ruhaniyah ilahiyyah (yaitu pengobatan yang menitikberatkan pada aspek keimanan, ketaatan dan keyakinan pada Allah subhanahu wata'ala). Demikian juga dengan para generasi salafus shaleh, mereka juga selalu bershadaqah sesuai kadar sakit dan derita yang menimpa mereka, dan shadaqah yang mereka
[daarut-tauhiid] TAFSIRAN TAUHID DAN SYAHADAT LAA ILAHA ILLA ALLAH
TAFSIRAN TAUHID DAN SYAHADAT LAA ILAHA ILLA ALLAH Oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Firman Allah Ta'ala: Artinya : Orang-orang yang diseru oleh kaum musyrikin itu, mereka sendiri senantiasa berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan mereka, siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepadaNya), dan mereka mengharapkan rahmat-Nya serta takut akan siksa-Nya, sesungguhnya siksa Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti. [Al-Isra': 57] Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapak dan kaumnya; Sesungguhnya aku melepaskan diri dari segala apa yang kamu sembah, kecuali Allah saja Tuhan yang telah menciptakan aku, karena hanya Dia yang akan menunjukiku (kepada jalan kebenaran). [Az-Zukhruf: 26-27] Artinya : Mereka, menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan (mereka mempertuhankan pula) Al-Masih putera Maryam, padahal mereka itu tiada lain hanyalah diperintahkan untuk beribadah kepada Satu Sembahan, tiada Sembahan yang haq selain Dia. Maha Suci Allah dari perbuatan syirik mereka. [At-Taubah: 31] Artinya : Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, yaitu dengan mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah...[Al-Baqarah: 165] Diriwayatkan dalam Shahih (Muslim), bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Artinya : Barangsiapa mengucapkan Laa ilaha illa Allah dan mengingkari sesembahan selain Allah, haramlah harta dan darahnya, sedang hisab (perhitungan)nya adalah terserah kepada Allah 'Azza wa Jalla. Kandungan dalam tulisan ini: [1]. Ayat dalam surah Al-Isra'. Diterangkan dalam ayat ini bantahan terhadap kaum musyrikin yang menyeru (meminta) kepada orang-orang shaleh. Maka, ayat ini mengandung sesuatu penjelasan bahwa perbuatan mereka itu syirik akbar. [2]. Ayat dalam surah Bara'ah (At-Taubah). Diterangkan dalam ayat ini bahwa kaum Ahli Kitab telah menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan diterangkan bahwa mereka tiada lain hanya diperintahkan untuk beribadah kepada Satu Sembahan yaitu Allah. Padahal tafsiran ayat ini, yang jelas dan tidak dipermasalahkan lagi, yaitu mematuhi orang-orang alim dan rahib-rahib dalam tindakan mereka yang bertentangan dengan hukum Allah; dan maksudnya bukanlah kaum Ahli Kitab itu menyembah mereka. Dapat diambil kesimpulan dari ayat ini bahwa tafsiran Tauhid dan Syahadat Laa ilaha illa Allah yaitu: pemurnian ketaatan kepada Allah, dengan menghalalkan apa yang dihalalkan Allah dan mengharamkan apa yang diharamkan-Nya. [3]. Kata-kata Al-Khalil Ibrahim 'alaihissalam kepada orang-orang kafir: Sesungguhnya aku melepaskan diri dari apa yang kamu sembah, kecuali Allah saja Tuhan yang telah menciptakan aku... Disini beliau mengecualikan Allah dari segala sembahan. Pembebasan diri (dari segala sembahan yang bathil) dan pernyataan setia (kepada Sembahan yang haq, yaitu Allah) adalah tafsiran yang sebenarnya dari syahadat Laa ilaha illa Allah. Allah Ta'ala berfirman: Dan Ibrahim menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya, supaya mereka kembali (kepada jalan kebenaran). (Az-Zukhruf: 28) [4]. Ayat dalam surah Al-Baqarah yang berkenaan dengan orang-orang kafir, yang dikatakan oleh Allah dalam firman-Nya: Dan mereka tidak akan dapat keluar dari neraka. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa mereka menyembah tandingan-tandingan selain Allah, yaitu dengan mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai kecintaan yang besar kepada Allah, akan tetapi kecintaan mereka itu belum bisa memasukkan mereka kedalam Islam. Dari ayat dalam surah Al-Baqarah ini dapat diambil kesimpulan bahwa tafsiran tauhid dan syahadat Laa ilaha illa Allah yaitu: pemurniaan kecintaan kepada Allah yang diiringi dengan rasa rendah diri dan penghambaan hanya kepada-Nya. Lalu bagaimana dengan orang yang mencintai sembahan-nya lebih besar daripada kecintaannya kepada Allah? Kemudian, bagaimana dengan orang yang hanya mencintai sesembahan selain Allah itu saja dan tidak mencintai Allah? [5]. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Barang siapa mengucapkan Laa ilaha illa Allah dan mengingkari sesembahan selain Allah, haramlah harta dan darahnya, sedang hisab (perhitungan)nya adalah terserah kepada Allah 'Azza wa Jalla. Ini adalah termasuk hal terpenting yang menjelaskan pengertian Laa ilaha illa Allah. Sebab apa yang dijadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai pelindung darah dan harta bukanlah sekedar mengucapkan kalimat Laa ilaha illa Allah itu, bukan pula dengan mengerti makna dan lafadznya, bukan pula dengan mengakui kebenaran kalimat tersebut, bahkan bukan juga tidak meminta kecuali kepada Allah saja, yang tiada sekutu bagi-Nya. Akan tetapi tidaklah haram dan terlindung harta dan darahnya hingga dia menambahkan kepada pengucapan kalimat Laa ilaha illa Allah itu pengingkaran kepada segala sembahan
[daarut-tauhiid] Menit-menit Sangat Berharga Dalam Hidup
Menit-menit sangat berharga dalam hidup Tempat mengadu, meminta, dan kembali segala urusan bagi orang beriman hanyalah Allah, Rasulullah memberitahukan menit-menit yang sangat berharga untuk menghadap dan memohon kepada Allah 1. Waktu sepertiga malam terakhir saat orang lain terlelap dalam tidurnya, Allah SWT berfirman: Mereka para muttaqin sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir malam, mereka memohon ampun kepada Allah. (QS Adz Dzariyat: 18-19). Rasulullah SAW bersabda: Rabb (Tuhan) kita turun disetiap malam ke langit yang terendah, yaitu saat sepertiga malam terakhir, maka Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepadaKu maka Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka Aku berikan kepadanya, dan siapa yang meminta ampun kepadaKu maka Aku ampunkan untuknya. (HR Al Bukhari) Dari Amr bin Ibnu Abasah mendengar Nabi SAW bersabda: tempat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adala saat ia dalam sujudnya dan jika ia bangun melaksanakan sholat pada sepertiga malam yang akhir. Karena itu, jika kamu mampu menjadi orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu maka jadilah. (HR At Tirmidzi dan Ahmad) 2. Waktu antara adzan dan iqamah, saat menunggu shalat berjamaah Rasulullah SAW bersabda: Doa itu tidak ditolak antara adzan dan iqamah, maka berdoalah! (HR Ahmad dan Ibnu Hibban) Hadits Abdullah bin Amr Ibnul Ash ra, bahwa ada seorang laki-laki berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin itu telah mengungguli kita, maka Rasulullah SAW bersabda: Ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh para muadzan itu dan jika kamu selesai (menjawab), maka memohonlah, kamu pasti diberi. (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban) 3. Pada waktu sujud, yaitu sujud dalam shlat atau sujud-sujud lain ang diajarkan Islam. (seperti sujud syukur, sujud tilawah dan sujud sahwi) Kedudukan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa. (HR Muslim) Dan dalam hadits Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah SAW membuka tabir (ketika beliau sakit), sementara orang-orang sedang berbaris (sholat ) dibelakang Abu Bakar ra, maka Rasulullah SAW bersabda; Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak tersisa dari mubasysyirat nubuwwah (kabar gembira lewat kenabian) kecuali mimpi baik yang dilihat oleh seorang muslim atau diperlihatkan untuknya. Ingatlah bahwasanya aku dilarang untuk membaca Al Qur'an ketika ruku' atau ketika sujud. Adapun didalam ruku', maka agungkanlah Allah dan adapun di salam sujud, maka bersungguh-sunguhla h berdoa, sebab (hal itu) pantas dimaqbulkan bagi kamu semua. (HR Muslim) 4. Setelah sholat fardhu. Yaitu setelah melaksanakan sholat-sholat wajib yang lima waktu, termasuk sehabis sholat Jumat. Allah berfirman: dan bertasbihlah kamu kepadaNya di malam hari dan selesai sholat (QS Qaaf: 40) Rasulullah SAW ditanya tentang kapan doa yang paling didengar (oleh Allah), maka beliau bersabda: Tengah malam terakhir dan setelah sholat-sholat yang diwajibkan. (HR At Tirmidzi) 5. Waktu-waktu khusus, tetapi tidak diketahui dengan pasti batasan-batasannya. Sesungguhnya di malam hari ada satu saat (yang mustajab), tidak ada seorang muslim pun yang bertepatan pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan urusan dunia dan akhirat melainkan Allah pasti memberi kepadanya. (HR Muslim) Dalam kitab Al JAwabul Kafi dijelaskan: ...JIka doa itu disertai dengan hadirnya kalbu dan dalam penuh khusyu' terhadap apa yang diminta dan bertepatan dengan salah satu dari waktu-waku yang ijabah yang enam itu yaitu: (1). sepertiga akhir dari wakt malam, (2). ketika adzan, (3). waktu antara adzan dan iqamah, (4). setelah sholat-sholat fardhu, (5) ketika imam naik ke atas mimbar pada hari Jumat sampai selesainya sholat Jumat pada hari itu, (6). waktu terakhir setelah Ashar. === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Menerima Berarti Memberi
Menerima Berarti Memberi Ada seorang ibu muda bertutur kepada saya lewat email bahwa suaminya telah berselingkuh dengan berbagai macam penderitaan dia telah lewati, disakiti hatinya sampai disaat sang suami telah jatuh terlilit hutang. Toh masih juga setia menemani suaminya. Sungguh sangat luarbiasa ibu muda ini mampu menerima kenyataan hidup dengan ikhlas. Kemampuannya menerima itu berarti telah memberi obat penyembuh bagi suaminya. Saya katakan padanya, mari ibu pada kesempatan yang baik ini kita sama-sama berdoa semoga Allah SWT membimbing suami ibu kembali ke jalan yang benar sehingga dapat berkumpul bersama keluarga, anak dan istrinya. Dan ibu muda itu mengamininya. Wassalam, Agussyafii http://agussyafii.blogspot.com === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Realistis itu Lebih Baik
Realistis itu Lebih Baik Menurut Prof.Jalaludin Rahmat, agama, selain bisa sangat menyehatkan jiwa, ternyata juga bisa menimbulkan gangguan jiwa. Agama akan menjadi apa, tergatung bagaimana cara kita memahami dan mengamalkannya. Belakangan ini, banyak psikolog meneliti tentang agama dan gangguan kejiwaan yang ditimbulkannya. Penelitian itu menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Ditemukan bahwa agama bisa menimbulkan gangguan jiwa, tetapi agaka juga bisa sangat membantu kesehatan mental atau kesehatan jiwa. Kesimpulannya? “Bukan agama yang menimbulkan gangguan kejiwaan, melainkan cara orang beragama yang menimbulkan gangguan kejiwaan. Jadi ada cara beragama yang membuat hidup kita lebih tenteram, lebih bahagia, lebih mampu mengatasi goncangana-goncangan kehidupan. Tapi ada juga cara beragama yang membuat kita mudah menderita gangguan kejiwaan. EKata Prof.Jalal. Ia mengurai cara beragama yang mendorong penganutnya mengalami gangguan kejiwaan: Agama yang membuat kita tidak lagi berpikir realistis. Membuat kita menolak realitas. Agama yang akan mendorong anda menderita delusi dan hausinasi. “Misalnya, agama mangajarkan penyelesaian persoalan secara cepat, mengatasi persoalan dengan cara sederhana untuk memperbaiki keadaan. EKata Prof.Jalal. “Seorang ibu mengeluh, ‘Ustadz apa ada dzikir yang bisa mengembalikan suami aya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya? ENah kalau saya berpikir sebagai ustadz komersial, supaya mendapat banyak uang misalnya, saya akan mengajari dia dzikir. ECerita Prof.jalal. Ia melihat wanita itu menginginkan pemecahan yang tidak realistis. Sementara, “Mestinya, sebagai konsultan, saya harus memgurai peta masalah yang realistis. Misah sulnya melalui pertanyaan: apa sih yang menyebabkan suaminya lari? Apa karena tergida perempuan lain, lalu ada pemecahannya, apa harus dengan cara seperti itu, apa tidak ada cara yang realistis? Celakanya, kalau orang sudah sumpek, pemikirannya cenderung kepada yang gaib-gaib. ELanjut Prof.Jalal. Ibu yang sedang gundah itu pun pergi ke ustadz lain, tapi suaminya tidak balik-balik juga. ESi ibu gagal juga dengan doa saya, dia ke ustadz lain di jakarta dan kebetulan ustadz itu ahli jin. Kata ustadz itu, “memang rumah ibu dipenuhi jin dan sekarang suami ibu sedang dikuasai oleh seorang atau seekor jin yang perkasa. Nanti saya kirim jin untuk melawannya. Tapi ibu harus melakukan cara-cara tertentu. EDilakukannya cara-cara itu, tapi rupanya jin itu lebih uat dari jin dia. Tidak selesai juga, suaminya tetap tidak balik-balik. Kalau terus-menerus berbuat seperti itu, persoalan tidak selesai dan ia akan mengalami gangguan psikologis. Karena itu saya anjurkan nasehat yang relaistik, “Kalau ibu sakit hati karena suami ibu, belajarlah memaafkan dia dan menerima sesuatu yang tidak bisa diubah. ELanjut Jalal. Agama yang bisa menggoncang jiwa, adalah juga agama yang mengorbankan akal. “Jadi, akal sudah tidak dipakai lagi. Penyelesaian yang cepat memang mengorbankan akalnya. Biasanya guru agama datang mengajarkan, agama itu masalah iman, bukan akal. Padahal dia menggunakan akalnya untuk memahami waktu. Nah, sekarang ini yang tidak masuk akal dianggap sebagai wahyu. Itu agama yang mengorbankan akal sehat. EJelas Prof.Jalal. Survey membuktikan, bahwa agama yang menyebabkan gangguan mental itu adalah agama kaum fundementalis, yang merasa diri paling benar, yang menganggap orang lain selain kelompoknya sebagai sesat. “Yang seperti ini, kelompok yang melihat pemeluk agama lain akan masuk neraka semua, kecuali dia dan kelompoknya. EKata Prof.Jalal. Satu hal penting ia sebutkan, bahwa, “Penelitian juga membuktikan bahwa orang yang berpikiran liberal, yang menerima keberagaman agama yang lain, jiwanya lebih sehat, Ekata Prof.Jalal. Nah, Anda pilih mana? [Tabloit WI] === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[daarut-tauhiid] Sholat Khusyu'
Sholat Khusyu' Setiap kali saya sholat selalu tidak bisa khusyu' banyak sekali yang tidak saya pikirkan muncul malah dipikiran sewaktu sholat. Bahkan ada teman bercerita saking tidak khusyu' waktu sholat, jika kehilangan kunci dia sholat setelah itu dia akan tahu dimana dia menaruh kuncinya. Pada satu kesempatan saya betanya pada bapak, bagaimana sih sholat biar khusyu' itu. Kata bapak, sewaktu sholat taruh aja kepala. Maksudnya bagaimana pak, tanya saya. Jawab bapak, Maksudnya pada waktu sholat jangan banyak berpikir. Wassalam, Agussyafii http://agussyafii.blogspot.com === Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/