RE: [daarut-tauhiid] Info Tempat belajar Tafsir Al Qur'an
Asswb,. Tafsir Quraan juga bertempat di majelis MUDZAKARAH, setiap Senin jam 19.00 WIB di ruang rapat, Planet Cafe, kompleks pertokoan Mega Kuningan. Info bisa menghubungi Mudzakarah : 0818 - 065 - 47287 . Wasswb. Yours faithfully, Saraswati Sastrosatomo Counsel ExxonMobil Oil Indonesia Inc. Wisma GKBI, 29th. Floor Jl. Sudirman No. 28, Jakarta 10210 Indonesia 'Telp. 62 21 5798 6452 Fax 62 21 571 5031 Mobile 62 81 198 0169
[daarut-tauhiid] Minta ringkasan pengajian Aa' Gym
Ass. Wr. Wb. Kemarin hari minggu saya rencana mau mengikuti pengajian Aa' Gym di masjjid istiqlal. Tapi salah informasi mengenai jamnya, saya datang jam 12.00. Sementara acara di mulai jam 8.00. Karena itu saya minta ringkasan pengajiannya. Terima kasih. [Non-text portions of this message have been removed]
[daarut-tauhiid] Panggilan dari Makkah
Panggilan dari Makkah sumber :eramuslim.com Oleh Sus Woyo Perempuan itu sudah lama berwajah duka. Umurnya saat ini sudah limapuluh tahun lebih. Kerut-kerut di wajahnya, dan kelopak matanya yang agak masuk ke dalam, menandakan bahwa ia sering tidak bisa tidur pada malam-malam harinya. Ternyata, semakin tua, manusia itu tidak semakin enak ya ada saja problem yang silih berganti. Dulu saya membayangkan, kalau umur kita semakin senja, maka kebahagiaan akan bisa segera dicapai. Karena anak-anak semakin besar dan mapan. Kenyataannya tidak seperti yang saya bayangkan Ia sering sekali mengeluh seperti itu saat saya berdekatan dengannya. Biografi hidupnya memang termasuk luar biasa bagi saya. Kematian sang suami saat ketiga anaknya masih duduk di bangku SD, sungguh-sungguh sangat memukul hatinya. Ia menjadi TKW di Arab Saudi, sampai anak-anaknya bisa sekolah semua di SMA. Dalam bayangannya, kalau semua anaknya sudah tamat sekolah, ia akan lebih gembira dan bahagia hidup di rumah dengan menyaksikan kesuksesan anak-anaknya. Ternyata apa yang ia impikan terlalu jauh dengan kenyatan hidup. Problem dan masalah keluarganya, baik dengan anaknya ataupun dengan saudara-saudara almarhum suaminya, seolah tak pernah berhenti menyerang dirinya. Hari-harinya makin kusut dan tak bergairah. Saya temasuk salah satu orang yang khawatir, ia menjadi depresi dan stress berkepanjangan. Setiap kali mencurahkan hatinya, saya hanya mampu memberikan nasehat sesuai dengan yang pernah di contohkan Nabi kepada kita. Di matanya, apa-apa yang saya katakan, mungkin sesuatu yang klasik. Sesuatu yang terlalu biasa dikatakan semua orang jika ada saudara, atau siapa saja sedang mengalami kegundahan hati. Tapi, saya seringkali memaksakan dia agar kembali kepada Allah. Memperbaiki sembahyang lima waktu, memperbanyak dzikir di malam hari, berpuasa untuk tidak terlalu banyak ngomong, apalagi membicarakan hal ihwal tetangga. Itu resep mujarab, agar kita bisa tenang hati menjalani hari-hari tua, kata saya suatu saat. Ia mulai mau kembali getol beribadah. Ia mulai menjauh dari acara ngrumpi dengan para perempuan tetangganya. Kata anaknya, ia juga sering lama-lama duduk bersimpuh sehabis shalat lima waktu. Saya ikut senang mendengar penuturan anak sulungnya. Karena ternyata ia bisa mulai menikmati hidup seadanya, tidak muluk-muluk. Saat kehidupannya mulai tenang, ada masalah datang lagi. Kini dengan saudara-saudara almarhum suaminya, yang menjadikan ia kembali gelisah. Ia bercerita panjang lebar, tentang kesedihannya. Ia tak nyenyak tidur. Air matanya selalu keluar. Seandainya aku masih muda, dan masih bisa menjadi TKW lagi, lebih baik aku akan pergi lagi keluar negri. Mungkin aku lebih tenang bekerja di sana, kisahnya kepada saya. Saya tak bisa memberi nasehat apa-apa, kecuali kalimat-kalimat yang pernah saya katakan beberapa waktu lalu. Saya tak bisa memberi jalan keluar apapun terhadapnya, apalagi dengan sesuatu yang berupa materi. Beberapa hari kemudian, anak sulung perempuan itu menemui saya. Ia memberitahu, bahwa ibunya mau pergi ke Arab Saudi lagi. Saya sempat terperanjat. Mungkinkah orang setua itu masih bisa bekerja di sana? Adakah biaya untuk proses keberangkatan ke luar negeri? Mampukan ia menunggu proses di tempat penampungan yang sekarang makin sulit dan menjemukan? Saya membayangkan itu semua. Sampai pada ahirnya saya penasaran dan menemui sendiri perempuan itu. Ia dengan muka berseri-seri bercerita panjang lebar. Ada seseorang mengajak saya untuk bekerja di Makkah. Saya tak dipungut biaya. Semua proses, dari pembuatan paspor, medikal dan tiket ke sana gratis. Saya tinggal pergi saja, katanya. Ia tak mampu menyembunyikan kegembiraannya.. Perubahan dalam hatinya mungkin sangat drastis. Kalau beberapa waktu yang lalu ia sering murung, sekarang ia benar-benar ada dalam keceriaan. Saya akan banyak ibadah di sana. Saya akan manfaatkan ibadah umrah dan juga ibadah haji sebaik-baiknya. Tugas saya, sekarang adalah memperbanyak doa untuk kebaikan saya, dan anak cucu. Tak pernah terlintas dalam hati dia, bahwa ia akan bisa kembali ke Arab Saudi apalagi ke Makkah yang mulia. Tak pernah terlintas sedikitpun akan ada seseorang datang padanya dan menawarkan sesuatu yang segalanya mudah pada dirinya. Tak pernah terlintas sedikitpun pada saat air mata berderai karena banyaknya permasalahan, akan datang malaikat penolong dengan wajah yang sangat bersahabat. Tak pernah terlintas dalam dirinya, anaknya, dan tentu juga tetangga-tetangganya, bahwa pada saat ekonomi sulit seperti ini dan terlalu banyaknya orang yang ingin bekerja di luar negri, akan datang suatu panggilan dari Makkah yang tanpa dipungut biaya serupiahpun. Selamat berbahagia perempuan! Semoga engkau bisa menapaki hari tuamu di kota suci dengan naungan kemuliaan dari Sang Penguasa alam. Kebencian yang ditebarkan orang-orang yang tidak suka denganmu, semoga bisa berubah menjadi
[daarut-tauhiid] Mengumbar Syahwat
MENGUMBAR SYAHWAT Syahwat adalah fitrah manusia. Tidak bersifat buruk. Juga tidak bersifat baik. Netral. Bergantung kepada orang yang memiliki dan melakukannya. Karena itu, syahwat tidak boleh dimatikan. Karena, ini adalah salah satu sifat bawaan yang menjadikan manusia menjadi bersifat manusiawi. Bukan malaikat, yang tanpa syahwat. Syahwat adalah dorongan nafsu biologis di dalam diri manusia yang menyebabkan ia tertarik kepada lawan jenisnya. Seorang lelaki tertarik kepada wanita. Dan seorang wanita tertarik kepada lelaki. Itu normal. Tetapi, ada juga yang tertarik kepada sesama jenis. Lelaki tertarik kepada lelaki, dan wanita tertarik kepada wanita. Yang ini tidak normal. Meskipun dorongan itu juga disebut sebagai syahwat. Hal ini pernah terjadi pada umat nabi Luth. Mereka banyak yang mempraktekkan hubungan homoseks, antara sesama laki-laki. Praktek semacam ini adalah perbuatan yang melampaui batas. Karena telah menyimpang dari fitrah yang seharusnya. Bahwa syahwat itu mesti disalurkan dengan lawan jenisnya. QS. Al A' raaf (7): 81 Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan syahwatmu (kepada mereka), bukan kepada wanita, sungguh kamu adalah kaum yang melampaui batas. Larangan Allah itu bukan untuk kepentingan siapa-siapa. Semua itu adalah untuk kepentingan orang yang bersangkutan. Segala perbuatan yang melawan fitrah pastilah akan menimbulkan masalah. Cepat atau lambat. Demikian pula dengan perbuatan homoseks. Praktek semacam ini sangat berpotensi untuk menimbulkan berbagai macam penyakit, sosial maupun individual. Fisik maupun psikis. Sehingga dalam ayat berikut ini, Allah mengaitkan perbuatan homoseks itu dengan akibat negatif, yang kebanyakan belum kita ketahui sebelumnya. Atau boleh jadi akan terus terkuak dampak-dampak negatifnya di masa depan. QS. An Naml (27): 55 Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat, bukan wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu). Di era modern ini, kita telah mengetahui sebagian akibat negatif dari praktek homoseksual tersebut. Di antaranya adalah tersebarnya penyakit HIV-AIDS yang sangat mematikan dan sulit disembuhkan, hingga kini. Korban-korban terus berjatuhan, dan meluas ke segala lapisan masyarakat. Jika dulunya banyak diketemukan di kalangan homoseks dan pemakai narkoba, maka kini sudah menyebar ke orang-orang yang tidak ikut menjalaninya. Di antaranya kepada wanita-wanita nakal di lokalisasi. Dan kemudian menular kepada lelaki hidung belang. Akhirnya menular kepada istri dan anak-anak mereka yang tidak berdosa. Selain penyakit yang bersifat fisik, tentu saja hal ini memunculkan berbagai penyakit sosial dan masalah pada penurunan generasi-generasi sesudahnya. Begitulah akibat perbuatan-perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah. Sehingga Allah lantas memperingatkan kita terhadap azab yang bakal menimpa kita, meskipun kita tidak melakukannya. Karena kita tidak berusaha mencegahnya. QS. Al Anfaal (8): 25 Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. Syahwat tidak perlu dimatikan, karena ini adalah dorongan yang bermanfaat untuk meneruskan generasi manusia. Jika syahwat ini disalurkan sebagaimana mestinya, justru akan menghasilkan energi positif yang bermanfaat buat kita. Baik secara fisik, psikis, maupun sosial. Secara fisik, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa penyaluran syahwat yang baik dan benar justru akan menyehatkan. Memberikan energi dan kekuatan kepada kita. Baik bagi kerja jantung, sistem hormonal, maupun kerja otak. Secara psikis, penyaluran syahwat yang terkendali dengan baik akan memberikan rasa tenang dan bahagia. Apalagi jika menghasilkan keturunan. Dan secara sosial, penyaluran syahwat yang baik dan benar akan menekan angka penyakit-penyakit sosial yang cenderung meruyak di jaman modern ini. Seperti pelacuran, perselingkuhan, aborsi, pelecehan seksual, bahkan pembunuhan yang disebabkan oleh kombinasi perbagai dampak di atas. Sayangnya, kehidupan modern justru cenderung untuk mengajak mengumbar syahwat. Bukan mengendalikannya. Mulai dari berita-berita koran, majalah, tabloid, televisi, cara berpakaian, tempat-tempat hiburan, sampai pada pelacuran yang terorganisasi dan dilegalkan. Kehidupan modern telah dikepung budaya mengumbar syahwat. Saking seringnya kita melihat adegan seperti itu, sampai-sampai kita menganggapnya sudah biasa. Dan wajar-wajar saja. Kalau pun kita tidak setuju, paling-paling kita hanya menyimpannya dalam hati. Tidak berusaha untuk mengatasinya. Tapi apa akibatnya? Ternyata, kita juga harus menanggung dampak negatifnya. Ya, orang-orang yang tak ikut berbuat dosa, ikut terkena getahnya. Karena itu Allah mengingatkan kita agar mencegah perbuatan dosa, dan mengajak pada kebaikan. Kemanfaatan bagi semua. Perselingkuhan -
[daarut-tauhiid] Macam�Macam Puasa Sunnah Menurut Hadits Nabi
Assalamu'alaikum wr wb, Berikut adalah macam-macam Puasa Sunnah berdasarkan Hadits Nabi. Mudah-mudahan kita bisa pelajari dan amalkan untuk kemudian kita sebarkan bagi yang lain. Wassalam Macam Macam Puasa Sunnah Oleh : Dadan Rusmawan Sebulan penuh Umat Islam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan lalu, dan hari yang fitri ( 1 Syawal 1427 Hijriah) pun telah kita lalui. Apalagi kita masih berada di bulan Syawal. Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda : Barangsiapa berpuasa Ramadhan dan kemudian meneruskannya dengan 6 hari pada bulan Syawal, maka seolah-olah dia berpuasa sepanjang hidupnya. (Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nisaa'i dan Ibn Maajah). Berpuasa 6 hari pada bulan Syawal setelah puasa wajib di bulan Ramadhan adalah merupakan puasa Sunnah Mustahabbah, bukan wajib. Namun puasa ini sangat disarankan kepada umat Muslim, karena kebaikan yang banyak yang ada padanya dan pahalanya yang amat besar. Barangsiapa berpuasa 6 hari pada bulan Syawwal (setelah berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan) akan dicatat baginya pahala seperti dia telah berpuasa selama satu tahun penuh, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits sahih. Puasa tersebut menurut Imam Ahmad dapat dilakukan berturut-turut atau tidak berturut-turut dan tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut golongan Hanafi dan golongan Syafi'i, lebih utama melakukannya secara berturut-turut, yaitu setelah hari raya. Puasa tanggal 9 Dzulhijjah (Arafah) bagi selain orang yang melaksanakan Haji. Dari Abu Qatadah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu satu tahun yang telah berlalu dan satu tahun yang akan datang. (HR Jamaah kecuali Bukhari dan Tirmidzi). Dari Hafshah ra, dia berkata, Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah saw, yaitu puasa Asyura, puasa sepertiga bulan (yakni bulan Dzulhijjah), puasa tiga hari dari tiap bulan, dan salat dua rakaat sebelum Subuh. (HR Ahmad dan Nasa'i). Dari Uqbah bin Amir ra bahwa Rasulullah saw bersabda, Hari Arafah, hari Kurban dan hari-hari Tasyriq adalah hari raya umat Islam dan hari-hari tersebut adalah hari-hari makan dan minum. HR Khamsah (lima imam hadis) kecuali Ibnu Majah dan dinyatakan sahih oleh Tirmidzi. Dari Ummu Fadhal, dia berkata, Mereka merasa bimbang mengenai puasa Nabi saw di Arafah, lalu Nabi saw saya kirimi susu. Kemudian Nabi saw meminumnya, sedang ketika itu beliau berkhotbah di depan umat manusia di Arafah. (HR Bukhari dan Muslim). Puasa Bulan Muharram dan Sangat Dianjurkan pada Tanggal 9 dan 10 (Tasu'a dan 'Asyura). Dari Abu Hurairah ra dia berkata, Rasulullah saw ditanya, 'Salat apa yang lebih utama setelah salat fardhu?' Nabi menjawab, 'Salat di tengah malam'. Mereka bertanya lagi, 'Puasa apa yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?' Nabi menjawab, 'Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan Muharrom'. (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud). Dari Muawiyah bin Abu Sufyan ra, dia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Hari ini adalah hari 'Asyura dan kamu tidak diwajibkan berpuasa padanya. Sekarang, saya berpuasa, maka siapa yang mau, silahkan puasa dan siapa yang tidak mau, maka silahkan berbuka. (HR Bukhari dan Muslim). Dari Aisyah ra, dia berkata, Hari 'Asyura' adalah hari yang dipuasakan oleh orang-orang Quraisy di masa jahiliyah, Rasulullah juga biasa mempuasakannya. Dan tatkala datang di Madinah, beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang-orang untuk turut berpuasa. Maka, tatkala diwajibkan puasa Ramadhan beliau bersabda, 'Siapa yang ingin berpuasa, hendaklah ia berpuasa dan siapa yang ingin meninggalkannya, hendaklah ia berbuka'. (Muttafaq alaihi). Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, Nabi saw datang ke Madinah lalu beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari 'Asyura', maka Nabi bertanya, 'Ada apa ini?' Mereka menjawab, hari 'Asyura' itu hari baik, hari Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa saw dan Bani Israel dari musuh mereka sehingga Musa as berpuasa pada hari itu. Kemudian, Nabi saw bersabda, 'Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kamu', lalu Nabi saw berpuasa pada hari itu dan menganjurkan orang agar berpuasa pada hari itu. (Muttafaq alaihi). Dari Abu Musa al-Asy'ari ra, dia berkata, Hari 'Asyura' itu diagungkan oleh orang Yahudi dan mereka menjadikan sebagai hari raya. Maka, Rasulullah saw bersabda,Berpuasalah pada hari itu. (Muttafaq alaihi). Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, Tatkala Rasulullah saw berpuasa pada hari 'Asyura' dan memerintahkan orang-orang agar berpuasa pada hari itu, mereka berkata, Ya Rasulullah, ia adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nashrani, maka Nabi saw bersabda, Jika datang tahun depan, insya Allah kami berpuasa pada hari kesembilan (dari bulan Muharrom). Ibnu Abbas ra berkata, Maka belum lagi datang tahun depan, Rasulullah saw sudah wafat. (HR Muslim dan Abu Daud). Para ulama menyebutkan bahwa puasa Asyura' itu ada tiga tingkat: tingkat pertama, berpuasa selama tiga hari yaitu hari
[daarut-tauhiid] B1 dan B2 Satu Dalam Warteg
BismillaaHir Rohmaanir Rohiim Assalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu B1 dan B2 Satu Dalam Warteg Kawasan Cililitan, Cawang dan UKI di jalan Letjen Soetoyo, Jakarta, merupakan kawasan yang cukup ramai. Sebagai salah satu pintu gerbang Jakarta di bagian selatan, banyak warga pendatang yang masuk Jakarta melalui kawasan ini. Hal itu juga ditandai dengan banyaknya agen bus antar kota antar propinsi yang menjual tiket ke berbagai tujuan, baik di Jawa maupun luar Jawa. Kawasan tersebut juga merupakan arus pertemuan antara jalur Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Bandung) dan Jawa Tengah-Jawa Timur melalui jalan tol Jagorawi dan jalan tol Cikampek. Tak heran jika di tempat itu selalu ramai manusia yang lalu lalang, datang dan pergi silih berganti serta bertukar kendaraan dari bus antar kota dengan metro mini atau mikrolet dan sebaliknya. Sebagai konsekuensi ramainya kawasan tersebut, para pedagang pun sibuk dengan dagangannya masing-masing, yang mengharap rizki dari orang-orang yang lalu lalang tersebut. Ada yang jualan berbagai makanan, minuman, buah-buahan, barang-barang kebutuhan sehari-hari hingga kaset dan CD. Merekapun terlihat ramai pengunjung. Tetapi bagi Anda yang lewat dan berjalan kaki di tempat tersebut harap hati-hati, karena selain pedagang, tukang ojek dan calo, ada juga para pencopet yang siap merogoh kantung siapa saja yang lengah. Apa yang ingin kami sampaikan bukan saja bahaya copet yang selalu mengintip dan menunggu kita lengah, tetapi juga penjual makanan dan minuman haram. Bukan rahasia lagi kalau di kawasan tersebut banyak warung dan tempat makan yang menjual menu babi dengan berbagai variasinya. Ada yang secara terus terang menyebutkan menu babinya, ada pula yang masih malu-malu menyebutnya dengan berbagai kode. Terdapat beberapa warung yang menuliskan menu babinya, seperti 'sate babi' dan 'babi panggang' dengan tulisan yang jelas dan mudah dibaca. Dengan penulisan tulisan tersebut tentu saja sangat memudahkan bagi para pengguna dan konsumen yang memang mencari menu tersebut, disamping juga memudahkan konsumen muslim untuk menghindarinya dengan mudah pula. Di samping itu ada pula beberapa warung yang menggunakan kode-kode dalam menunjukkan menu yang ditawarkannya. Sebut saja rumah makan Horas, Pardede, Tao Hutagaol dan Betlehem, menuliskan menu-menu berkode B1 dan B2 di depan warung mereka. Sebenarnya dari nama-nama rumah makan tersebut orang sudah bisa menduga apa sebenarnya menu yang dihidangkannya. Tidak ada salahnya ketika mereka menjual menu babi ataupun anjing yang menurut keyakinan mereka dan konsumen khususnya tidak bermasalah. Pertanyaannya adalah, mengapa harus digunakan kode-kode tersebut? Ketika sebuah warung menjual ayam goreng, maka dengan tulisan 'ayam goreng' secara besar-besar di depan warungnya, dengan mudah akan terbaca tanpa penafsiran lain oleh semua konsumennya. Demikian juga dengan sop kaki sapi, sate kambing, mie ayam dan sebagainya. Mengapa untuk yang dua jenis ini harus menggunakan kode khusus? Penggunaan kode ini tentu saja mengundang penafsiran dan memerlukan pengetahuan khusus untuk menelaah dan mengetahuinya. Kebanyakan orang memang sudah maklum dan tahu bahwa B1 dan B2 itu adalah babi dan anjing. Tetapi dalam kenyataannya masih ada juga masyarakat yang tidak mengerti maksud di balik kode tersebut. Apalagi bagi konsumen yang baru tiba dari daerah, baik dari Jawa maupun luar Jawa yang kenyataannya cukup banyak terdapat di kawasan ini. Di sebuah warung, masih di kawasan yang sama, Jurnal Halal juga menemukan adanya 'Warteg' yang menjual B1 dan B2. Penggunaan istilah 'Warteg' ini berkonotasi pada warung makan yang dikelola oleh masyarakat yang berasal dari Tegal, sebuah kota di Jawa Tengah. Selama ini Warteg dikenal luas oleh masyarakat sebagai warung makan yang menjual menu-menu halal, atau setidaknya tidak ada unsur babi dan minuman keras. Penggunaan istilah 'Warteg' dalam konteks sebagai warung yang menjual anjing dan babi ini tentu saja sangat tidak menguntungkan bagi konsumen muslim. Mereka bisa saja beranggapan bahwa warung itu sama dengan warteg-warteg lain yang biasa dijumpai di Jakarta dan di tempat-tempat lain. Dari kenyataan-kenyataan tersebut, aturan main mengenai warung makan memang harus segera dibenahi, khususnya yang menyangkut penjualan menu-menu haram bagi umat Islam. Penggunaan istilah 'warteg' serta kode B1 dan B2 perlu diluruskan oleh berbagai pihak yang berwenang, agar tidak menimbulkan kerancuan pada masyarakat awam. Bagi konsumen muslim, hal ini menjadi pelajaran berharga agar kita lebih waspada dalam memilih menu masakan yang ditawarkan rumah makan. Ketika kita harus makan di luar, maka semua menu, baik yang halal maupun yang haram, siap mengintai kita. Meskipun di tempat yang kelihatannya tidak rawan. Kalau menjumpai istilah-istilah yang aneh atau daging yang mencurigakan, sebaiknya jangan segan untuk menanyakannya. http://www.halalmui.or.id/?module=article