RE: [daarut-tauhiid] Info Tempat belajar Tafsir Al Qur'an

2007-07-16 Terurut Topik saraswati . r . sastrosatomo
Asswb,.

 Tafsir Quraan juga bertempat di majelis MUDZAKARAH, setiap Senin jam 19.00
WIB di ruang rapat,  Planet Cafe, kompleks pertokoan Mega Kuningan.
 Info bisa menghubungi Mudzakarah : 0818 - 065 - 47287 .

Wasswb.


Yours faithfully,
Saraswati Sastrosatomo
Counsel
ExxonMobil Oil Indonesia Inc.
Wisma GKBI, 29th. Floor
Jl. Sudirman No. 28, Jakarta 10210 Indonesia
'Telp. 62 21 5798 6452 Fax 62 21 571 5031 Mobile 62 81 198 0169



[daarut-tauhiid] Minta ringkasan pengajian Aa' Gym

2007-07-16 Terurut Topik ANANGE
Ass. Wr. Wb.

Kemarin hari minggu saya rencana mau mengikuti pengajian Aa' Gym di masjjid 
istiqlal.
Tapi salah informasi mengenai jamnya, saya datang jam 12.00. Sementara acara di 
mulai jam 8.00.
Karena itu saya minta ringkasan pengajiannya.

Terima kasih.


[Non-text portions of this message have been removed]



[daarut-tauhiid] Panggilan dari Makkah

2007-07-16 Terurut Topik suryati
Panggilan dari Makkah
  sumber :eramuslim.com

  Oleh Sus Woyo

  Perempuan itu sudah lama berwajah duka. Umurnya saat ini sudah limapuluh 
tahun lebih. Kerut-kerut di wajahnya, dan kelopak matanya yang agak masuk ke 
dalam, menandakan bahwa ia sering tidak bisa tidur pada malam-malam harinya.
  “Ternyata, semakin tua, manusia itu tidak semakin enak ya… ada saja problem 
yang silih berganti. Dulu saya membayangkan, kalau umur kita semakin senja, 
maka kebahagiaan akan bisa segera dicapai. Karena anak-anak semakin besar dan 
mapan. Kenyataannya tidak seperti yang saya bayangkan…”

  Ia sering sekali mengeluh seperti itu saat saya berdekatan dengannya. 
Biografi hidupnya memang termasuk luar biasa bagi saya. Kematian sang suami 
saat ketiga anaknya masih duduk di bangku SD, sungguh-sungguh sangat memukul 
hatinya.

  Ia menjadi TKW di Arab Saudi, sampai anak-anaknya bisa sekolah semua di SMA. 
Dalam bayangannya, kalau semua anaknya sudah tamat sekolah, ia akan lebih 
gembira dan bahagia hidup di rumah dengan menyaksikan kesuksesan anak-anaknya.

  Ternyata apa yang ia impikan terlalu jauh dengan kenyatan hidup. Problem dan 
masalah keluarganya, baik dengan anaknya ataupun dengan saudara-saudara 
almarhum suaminya, seolah tak pernah berhenti menyerang dirinya.

  Hari-harinya makin kusut dan tak bergairah. Saya temasuk salah satu orang 
yang khawatir, ia menjadi depresi dan stress berkepanjangan. Setiap kali 
mencurahkan hatinya, saya hanya mampu memberikan nasehat sesuai dengan yang 
pernah di contohkan Nabi kepada kita.

  Di matanya, apa-apa yang saya katakan, mungkin sesuatu yang klasik. Sesuatu 
yang terlalu biasa dikatakan semua orang jika ada saudara, atau siapa saja 
sedang mengalami kegundahan hati.

  Tapi, saya seringkali memaksakan dia agar kembali kepada Allah. Memperbaiki 
sembahyang lima waktu, memperbanyak dzikir di malam hari, berpuasa untuk tidak 
terlalu banyak ngomong, apalagi membicarakan hal ihwal tetangga.

  “Itu resep mujarab, agar kita bisa tenang hati menjalani hari-hari tua, ” 
kata saya suatu saat. Ia mulai mau kembali getol beribadah. Ia mulai menjauh 
dari acara ‘ngrumpi’ dengan para perempuan tetangganya. Kata anaknya, ia juga 
sering lama-lama duduk bersimpuh sehabis shalat lima waktu.

  Saya ikut senang mendengar penuturan anak sulungnya. Karena ternyata ia bisa 
mulai menikmati hidup seadanya, tidak muluk-muluk. Saat kehidupannya mulai 
tenang, ada masalah datang lagi. Kini dengan saudara-saudara almarhum suaminya, 
yang menjadikan ia kembali gelisah.

  Ia bercerita panjang lebar, tentang kesedihannya. Ia tak nyenyak tidur. Air 
matanya selalu keluar. “Seandainya aku masih muda, dan masih bisa menjadi TKW 
lagi, lebih baik aku akan pergi lagi keluar negri. Mungkin aku lebih tenang 
bekerja di sana, ” kisahnya kepada saya.

  Saya tak bisa memberi nasehat apa-apa, kecuali kalimat-kalimat yang pernah 
saya katakan beberapa waktu lalu. Saya tak bisa memberi jalan keluar apapun 
terhadapnya, apalagi dengan sesuatu yang berupa materi.

  Beberapa hari kemudian, anak sulung perempuan itu menemui saya. Ia 
memberitahu, bahwa ibunya mau pergi ke Arab Saudi lagi. Saya sempat 
terperanjat. Mungkinkah orang setua itu masih bisa bekerja di sana? Adakah 
biaya untuk proses keberangkatan ke luar negeri? Mampukan ia menunggu proses di 
tempat penampungan yang sekarang makin sulit dan menjemukan?

  Saya membayangkan itu semua. Sampai pada ahirnya saya penasaran dan menemui 
sendiri perempuan itu. Ia dengan muka berseri-seri bercerita panjang lebar. 
“Ada seseorang mengajak saya untuk bekerja di Makkah. Saya tak dipungut biaya. 
Semua proses, dari pembuatan paspor, medikal dan tiket ke sana gratis. Saya 
tinggal pergi saja, ” katanya.

  Ia tak mampu menyembunyikan kegembiraannya.. Perubahan dalam hatinya mungkin 
sangat drastis. Kalau beberapa waktu yang lalu ia sering murung, sekarang ia 
benar-benar ada dalam keceriaan. “Saya akan banyak ibadah di sana. Saya akan 
manfaatkan ibadah umrah dan juga ibadah haji sebaik-baiknya. Tugas saya, 
sekarang adalah memperbanyak doa untuk kebaikan saya, dan anak cucu. ”

  Tak pernah terlintas dalam hati dia, bahwa ia akan bisa kembali ke Arab Saudi 
apalagi ke Makkah yang mulia. Tak pernah terlintas sedikitpun akan ada 
seseorang datang padanya dan menawarkan sesuatu yang segalanya mudah pada 
dirinya. Tak pernah terlintas sedikitpun pada saat air mata berderai karena 
banyaknya permasalahan, akan datang malaikat penolong dengan wajah yang sangat 
bersahabat. Tak pernah terlintas dalam dirinya, anaknya, dan tentu juga 
tetangga-tetangganya, bahwa pada saat ekonomi sulit seperti ini dan terlalu 
banyaknya orang yang ingin bekerja di luar negri, akan datang suatu panggilan 
dari Makkah yang tanpa dipungut biaya serupiahpun.

  Selamat berbahagia perempuan! Semoga engkau bisa menapaki hari tuamu di kota 
suci dengan naungan kemuliaan dari Sang Penguasa alam. Kebencian yang 
ditebarkan orang-orang yang tidak suka denganmu, semoga bisa berubah menjadi 

[daarut-tauhiid] Mengumbar Syahwat

2007-07-16 Terurut Topik firliana putri
   MENGUMBAR SYAHWAT


  Syahwat adalah fitrah manusia. Tidak bersifat buruk. Juga tidak bersifat 
baik. Netral. Bergantung kepada orang yang memiliki dan melakukannya. Karena 
itu, syahwat tidak boleh dimatikan. Karena, ini adalah salah satu sifat bawaan 
yang menjadikan manusia menjadi bersifat manusiawi. Bukan malaikat, yang tanpa 
syahwat.


  Syahwat adalah dorongan nafsu biologis di dalam diri manusia yang menyebabkan 
ia tertarik kepada lawan jenisnya. Seorang lelaki tertarik kepada wanita. Dan 
seorang wanita tertarik kepada lelaki. Itu normal.


  Tetapi, ada juga yang tertarik kepada sesama jenis. Lelaki tertarik kepada 
lelaki, dan wanita tertarik kepada wanita. Yang ini tidak normal. Meskipun 
dorongan itu juga disebut sebagai syahwat. Hal ini pernah terjadi pada umat 
nabi Luth. Mereka banyak yang mempraktekkan hubungan homoseks, antara sesama 
laki-laki. Praktek semacam ini adalah perbuatan yang melampaui batas. Karena 
telah menyimpang dari fitrah yang seharusnya. Bahwa syahwat itu mesti 
disalurkan dengan lawan jenisnya.


  QS. Al A' raaf (7): 81
  Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan syahwatmu (kepada 
mereka), bukan kepada wanita, sungguh kamu adalah kaum yang melampaui batas.


  Larangan Allah itu bukan untuk kepentingan siapa-siapa. Semua itu adalah 
untuk kepentingan orang yang bersangkutan. Segala perbuatan yang melawan fitrah 
pastilah akan menimbulkan masalah. Cepat atau lambat.


  Demikian pula dengan perbuatan homoseks. Praktek semacam ini sangat 
berpotensi untuk menimbulkan berbagai macam penyakit, sosial maupun individual. 
Fisik maupun psikis.
  Sehingga dalam ayat berikut ini, Allah mengaitkan perbuatan homoseks itu 
dengan akibat negatif, yang kebanyakan belum kita ketahui sebelumnya. Atau 
boleh jadi akan terus terkuak dampak-dampak negatifnya di masa depan.


  QS. An Naml (27): 55
  Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat, bukan wanita? 
Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).


  Di era modern ini, kita telah mengetahui sebagian akibat negatif dari praktek 
homoseksual tersebut. Di antaranya adalah tersebarnya penyakit HIV-AIDS yang 
sangat mematikan dan sulit disembuhkan, hingga kini.


  Korban-korban terus berjatuhan, dan meluas ke segala lapisan masyarakat. Jika 
dulunya banyak diketemukan di kalangan homoseks dan pemakai narkoba, maka kini 
sudah menyebar ke orang-orang yang tidak ikut menjalaninya.


  Di antaranya kepada wanita-wanita nakal di lokalisasi. Dan kemudian menular 
kepada lelaki hidung belang. Akhirnya menular kepada istri dan anak-anak mereka 
yang tidak berdosa.


  Selain penyakit yang bersifat fisik, tentu saja hal ini memunculkan berbagai 
penyakit sosial dan masalah pada penurunan generasi-generasi sesudahnya. 
Begitulah akibat perbuatan-perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah. Sehingga 
Allah lantas memperingatkan kita terhadap azab yang bakal menimpa kita, 
meskipun kita tidak melakukannya. Karena kita tidak berusaha mencegahnya.


  QS. Al Anfaal (8): 25
  Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang 
yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras 
siksaan-Nya.


  Syahwat tidak perlu dimatikan, karena ini adalah dorongan yang bermanfaat 
untuk meneruskan generasi manusia. Jika syahwat ini disalurkan sebagaimana 
mestinya, justru akan menghasilkan energi positif yang bermanfaat buat kita. 
Baik secara fisik, psikis, maupun sosial.


  Secara fisik, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa penyaluran syahwat 
yang baik dan benar justru akan menyehatkan. Memberikan energi dan kekuatan 
kepada kita. Baik bagi kerja jantung, sistem hormonal, maupun kerja otak.


  Secara psikis, penyaluran syahwat yang terkendali dengan baik akan memberikan 
rasa tenang dan bahagia. Apalagi jika menghasilkan keturunan.


  Dan secara sosial, penyaluran syahwat yang baik dan benar akan menekan angka 
penyakit-penyakit sosial yang cenderung meruyak di jaman modern ini. Seperti 
pelacuran, perselingkuhan, aborsi, pelecehan seksual, bahkan pembunuhan yang 
disebabkan oleh kombinasi perbagai dampak di atas.


  Sayangnya, kehidupan modern justru cenderung untuk mengajak mengumbar 
syahwat. Bukan mengendalikannya. Mulai dari berita-berita koran, majalah, 
tabloid, televisi, cara berpakaian, tempat-tempat hiburan, sampai pada 
pelacuran yang terorganisasi dan dilegalkan.


  Kehidupan modern telah dikepung budaya mengumbar syahwat. Saking seringnya 
kita melihat adegan seperti itu, sampai-sampai kita menganggapnya sudah biasa. 
Dan wajar-wajar saja. Kalau pun kita tidak setuju, paling-paling kita hanya 
menyimpannya dalam hati. Tidak berusaha untuk mengatasinya.


  Tapi apa akibatnya? Ternyata, kita juga harus menanggung dampak negatifnya. 
Ya, orang-orang yang tak ikut berbuat dosa, ikut terkena getahnya. Karena itu 
Allah mengingatkan kita agar mencegah perbuatan dosa, dan mengajak pada 
kebaikan. Kemanfaatan bagi semua.
  Perselingkuhan - 

[daarut-tauhiid] Macam�Macam Puasa Sunnah Menurut Hadits Nabi

2007-07-16 Terurut Topik A Nizami
Assalamu'alaikum wr wb,
Berikut adalah macam-macam Puasa Sunnah berdasarkan
Hadits Nabi. Mudah-mudahan kita bisa pelajari dan
amalkan untuk kemudian kita sebarkan bagi yang lain.

Wassalam

Macam – Macam Puasa Sunnah

Oleh : Dadan Rusmawan

Sebulan penuh Umat Islam menjalankan ibadah puasa di
bulan Ramadhan lalu, dan hari yang fitri ( 1 Syawal
1427 Hijriah) pun telah kita lalui. Apalagi kita masih
berada di bulan Syawal. Bahkan Rasulullah SAW pernah
bersabda : Barangsiapa berpuasa Ramadhan dan kemudian
meneruskannya dengan 6 hari pada bulan Syawal, maka
seolah-olah dia berpuasa sepanjang hidupnya.
(Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi,
an-Nisaa'i dan Ibn Maajah).

Berpuasa 6 hari pada bulan Syawal setelah puasa wajib
di bulan Ramadhan adalah merupakan puasa Sunnah
Mustahabbah, bukan wajib. Namun puasa ini sangat
disarankan kepada umat Muslim, karena kebaikan yang
banyak yang ada padanya dan pahalanya yang amat besar.
Barangsiapa berpuasa 6 hari pada bulan Syawwal
(setelah berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan)
akan dicatat baginya pahala seperti dia telah berpuasa
selama satu tahun penuh, sebagaimana diriwayatkan
dalam hadits sahih.

Puasa tersebut menurut Imam Ahmad dapat dilakukan
berturut-turut atau tidak berturut-turut dan tidak ada
kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya.
Sedangkan menurut golongan Hanafi dan golongan
Syafi'i, lebih utama melakukannya secara
berturut-turut, yaitu setelah hari raya.

Puasa tanggal 9 Dzulhijjah (Arafah) bagi selain orang
yang melaksanakan Haji. Dari Abu Qatadah ra bahwa
Rasulullah saw bersabda, Puasa hari Arafah dapat
menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu satu tahun
yang telah berlalu dan satu tahun yang akan datang.
(HR Jamaah kecuali Bukhari dan Tirmidzi).

Dari Hafshah ra, dia berkata, Ada empat hal yang
tidak pernah ditinggalkan Rasulullah saw, yaitu puasa
Asyura, puasa sepertiga bulan (yakni bulan
Dzulhijjah), puasa tiga hari dari tiap bulan, dan
salat dua rakaat sebelum Subuh. (HR Ahmad dan
Nasa'i).

Dari Uqbah bin Amir ra bahwa Rasulullah saw bersabda,
Hari Arafah, hari Kurban dan hari-hari Tasyriq adalah
hari raya umat Islam dan hari-hari tersebut adalah
hari-hari makan dan minum. HR Khamsah (lima imam
hadis) kecuali Ibnu Majah dan dinyatakan sahih oleh
Tirmidzi.

Dari Ummu Fadhal, dia berkata, Mereka merasa bimbang
mengenai puasa Nabi saw di Arafah, lalu Nabi saw saya
kirimi susu. Kemudian Nabi saw meminumnya, sedang
ketika itu beliau berkhotbah di depan umat manusia di
Arafah. (HR Bukhari dan Muslim).

Puasa Bulan Muharram dan Sangat Dianjurkan pada
Tanggal 9 dan 10 (Tasu'a dan 'Asyura). Dari Abu
Hurairah ra dia berkata, Rasulullah saw ditanya,
'Salat apa yang lebih utama setelah salat fardhu?'
Nabi menjawab, 'Salat di tengah malam'. Mereka
bertanya lagi, 'Puasa apa yang lebih utama setelah
puasa Ramadhan?' Nabi menjawab, 'Puasa pada bulan
Allah yang kamu namakan Muharrom'. (HR Ahmad, Muslim,
dan Abu Daud).

Dari Muawiyah bin Abu Sufyan ra, dia berkata, aku
mendengar Rasulullah saw bersabda, Hari ini adalah
hari 'Asyura dan kamu tidak diwajibkan berpuasa
padanya. Sekarang, saya berpuasa, maka siapa yang mau,
silahkan puasa dan siapa yang tidak mau, maka silahkan
berbuka. (HR Bukhari dan Muslim).

Dari Aisyah ra, dia berkata, Hari 'Asyura' adalah
hari yang dipuasakan oleh orang-orang Quraisy di masa
jahiliyah, Rasulullah juga biasa mempuasakannya. Dan
tatkala datang di Madinah, beliau berpuasa pada hari
itu dan menyuruh orang-orang untuk turut berpuasa.
Maka, tatkala diwajibkan puasa Ramadhan beliau
bersabda, 'Siapa yang ingin berpuasa, hendaklah ia
berpuasa dan siapa yang ingin meninggalkannya,
hendaklah ia berbuka'. (Muttafaq alaihi).

Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, Nabi saw datang ke
Madinah lalu beliau melihat orang-orang Yahudi
berpuasa pada hari 'Asyura', maka Nabi bertanya, 'Ada
apa ini?' Mereka menjawab, hari 'Asyura' itu hari
baik, hari Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa saw dan
Bani Israel dari musuh mereka sehingga Musa as
berpuasa pada hari itu. Kemudian, Nabi saw bersabda,
'Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kamu', lalu
Nabi saw berpuasa pada hari itu dan menganjurkan orang
agar berpuasa pada hari itu.  (Muttafaq alaihi).

Dari Abu Musa al-Asy'ari ra, dia berkata, Hari
'Asyura' itu diagungkan oleh orang Yahudi dan mereka
menjadikan sebagai hari raya. Maka, Rasulullah saw
bersabda,Berpuasalah pada hari itu. (Muttafaq
alaihi).

Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, Tatkala Rasulullah
saw berpuasa pada hari 'Asyura' dan memerintahkan
orang-orang agar berpuasa pada hari itu, mereka
berkata, Ya Rasulullah, ia adalah hari yang
diagungkan oleh orang Yahudi dan Nashrani, maka Nabi
saw bersabda, Jika datang tahun depan, insya Allah
kami berpuasa pada hari kesembilan (dari bulan
Muharrom). Ibnu Abbas ra berkata, Maka belum lagi
datang tahun depan, Rasulullah saw sudah wafat. (HR
Muslim dan Abu Daud).

Para ulama menyebutkan bahwa puasa Asyura' itu ada
tiga tingkat: tingkat pertama, berpuasa selama tiga
hari yaitu hari 

[daarut-tauhiid] B1 dan B2 Satu Dalam Warteg

2007-07-16 Terurut Topik Susiana
 
BismillaaHir Rohmaanir Rohiim
Assalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu
 
B1 dan B2 Satu Dalam Warteg



Kawasan Cililitan, Cawang dan UKI di jalan Letjen Soetoyo, Jakarta,
merupakan kawasan yang cukup ramai. Sebagai salah satu pintu gerbang
Jakarta di bagian selatan, banyak warga pendatang yang masuk Jakarta
melalui kawasan ini. Hal itu juga ditandai dengan banyaknya agen bus
antar kota antar propinsi yang menjual tiket ke berbagai tujuan, baik di
Jawa maupun luar Jawa. 

Kawasan tersebut juga merupakan arus pertemuan antara jalur Jawa Barat
(Bogor, Sukabumi, Bandung) dan Jawa Tengah-Jawa Timur melalui jalan tol
Jagorawi dan jalan tol Cikampek. Tak heran jika di tempat itu selalu
ramai manusia yang lalu lalang, datang dan pergi silih berganti serta
bertukar kendaraan dari bus antar kota dengan metro mini atau mikrolet
dan sebaliknya. 

Sebagai konsekuensi ramainya kawasan tersebut, para pedagang pun sibuk
dengan dagangannya masing-masing, yang mengharap rizki dari orang-orang
yang lalu lalang tersebut. Ada yang jualan berbagai makanan, minuman,
buah-buahan, barang-barang kebutuhan sehari-hari hingga kaset dan CD.
Merekapun terlihat ramai pengunjung. Tetapi bagi Anda yang lewat dan
berjalan kaki di tempat tersebut harap hati-hati, karena selain
pedagang, tukang ojek dan calo, ada juga para pencopet yang siap merogoh
kantung siapa saja yang lengah. 

Apa yang ingin kami sampaikan bukan saja bahaya copet yang selalu
mengintip dan menunggu kita lengah, tetapi juga penjual makanan dan
minuman haram. Bukan rahasia lagi kalau di kawasan tersebut banyak
warung dan tempat makan yang menjual menu babi dengan berbagai
variasinya. Ada yang secara terus terang menyebutkan menu babinya, ada
pula yang masih malu-malu menyebutnya dengan berbagai kode. 

Terdapat beberapa warung yang menuliskan menu babinya, seperti 'sate
babi' dan 'babi panggang' dengan tulisan yang jelas dan mudah dibaca.
Dengan penulisan tulisan tersebut tentu saja sangat memudahkan bagi para
pengguna dan konsumen yang memang mencari menu tersebut, disamping juga
memudahkan konsumen muslim untuk menghindarinya dengan mudah pula. 

Di samping itu ada pula beberapa warung yang menggunakan kode-kode dalam
menunjukkan menu yang ditawarkannya. Sebut saja rumah makan Horas,
Pardede, Tao Hutagaol dan Betlehem, menuliskan menu-menu berkode B1 dan
B2 di depan warung mereka. Sebenarnya dari nama-nama rumah makan
tersebut orang sudah bisa menduga apa sebenarnya menu yang
dihidangkannya. Tidak ada salahnya ketika mereka menjual menu babi
ataupun anjing yang menurut keyakinan mereka dan konsumen khususnya
tidak bermasalah. 

Pertanyaannya adalah, mengapa harus digunakan kode-kode tersebut? Ketika
sebuah warung menjual ayam goreng, maka dengan tulisan 'ayam goreng'
secara besar-besar di depan warungnya, dengan mudah akan terbaca tanpa
penafsiran lain oleh semua konsumennya. Demikian juga dengan sop kaki
sapi, sate kambing, mie ayam dan sebagainya. Mengapa untuk yang dua
jenis ini harus menggunakan kode khusus? 

Penggunaan kode ini tentu saja mengundang penafsiran dan memerlukan
pengetahuan khusus untuk menelaah dan mengetahuinya. Kebanyakan orang
memang sudah maklum dan tahu bahwa B1 dan B2 itu adalah babi dan anjing.
Tetapi dalam kenyataannya masih ada juga masyarakat yang tidak mengerti
maksud di balik kode tersebut. Apalagi bagi konsumen yang baru tiba dari
daerah, baik dari Jawa maupun luar Jawa yang kenyataannya cukup banyak
terdapat di kawasan ini. 
Di sebuah warung, masih di kawasan yang sama, Jurnal Halal juga
menemukan adanya 'Warteg' yang menjual B1 dan B2. Penggunaan istilah
'Warteg' ini berkonotasi pada warung makan yang dikelola oleh masyarakat
yang berasal dari Tegal, sebuah kota di Jawa Tengah. Selama ini Warteg
dikenal luas oleh masyarakat sebagai warung makan yang menjual menu-menu
halal, atau setidaknya tidak ada unsur babi dan minuman keras.
Penggunaan istilah 'Warteg' dalam konteks sebagai warung yang menjual
anjing dan babi ini tentu saja sangat tidak menguntungkan bagi konsumen
muslim. Mereka bisa saja beranggapan bahwa warung itu sama dengan
warteg-warteg lain yang biasa dijumpai di Jakarta dan di tempat-tempat
lain. 

Dari kenyataan-kenyataan tersebut, aturan main mengenai warung makan
memang harus segera dibenahi, khususnya yang menyangkut penjualan
menu-menu haram bagi umat Islam. Penggunaan istilah 'warteg' serta kode
B1 dan B2 perlu diluruskan oleh berbagai pihak yang berwenang, agar
tidak menimbulkan kerancuan pada masyarakat awam. 

Bagi konsumen muslim, hal ini menjadi pelajaran berharga agar kita lebih
waspada dalam memilih menu masakan yang ditawarkan rumah makan. Ketika
kita harus makan di luar, maka semua menu, baik yang halal maupun yang
haram, siap mengintai kita. Meskipun di tempat yang kelihatannya tidak
rawan. Kalau menjumpai istilah-istilah yang aneh atau daging yang
mencurigakan, sebaiknya jangan segan untuk menanyakannya. 

http://www.halalmui.or.id/?module=article