Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan - 4-Mar-09

2009-03-05 Terurut Topik Bango Samparan

Nah gitu, wong intinya cuma mau dagang emas saja kok repot-repot ngomong soal 
standar moneter.

Saya udah lupa bundle barang apa ya dipakai untuk menghitung inflasi. Eee ... 
jangan-jangan emas termasuk di dalamnya. Jadi, naik turunnya harga emas menjadi 
penyebab inflasi juga donk.

Lha kok emas harganya bisa naik turun, laiya wong ada yang punya motivasi 
mencari untung atasnya (ada deman ada suppli kan:-) Halal kan, laiya wong 
namanya jual beli ya halal:-)

Kalau yang kayak gituan semua orang pada tahu kok:-) Nah, kalau mau hutang 
(kredit, dll), minta juga donk harganya dalam bentuk emas, ngembalikannya juga 
harus dalam bentuk emas, biar tidak ada yang mendholimi dan didholimi.

Salam hangat
B. Samparan


--- On Thu, 3/5/09, A Nizami nizam...@yahoo.com wrote:

 From: A Nizami nizam...@yahoo.com
 Subject: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan - 
 4-Mar-09
 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Date: Thursday, March 5, 2009, 1:38 PM
 Harga di www.wakalanusantara.com (maaf saya bukan salesnya)
 itu sudah All In dengan spread sekitar 6%.
 
 Jadi kalau kenaikan harga emas sekitar 20-30% terhadap
 rupiah kita tetap untung sekitar 14-24%. Jauh di atas bunga
 SBI tapi tetap Syar'ie dan bebas inflasi.
 
 ===
 
 Paket Umrah 2009 Mulai US$ 1.1490
 
 ONH Plus (Haji Khusus) Mulai US$ 5.900
 
 Informasi selengkapnya ada di:
 
 http://www.media-islam.or.id
 
 Ingin belajar Islam?
 
 Kirim email ke: syiar-islam-subscr...@yahoogroups.com
 
 --- Pada Rab, 4/3/09, Arif Muljadi
 mari...@yahoo.com menulis:
 
 Dari: Arif Muljadi mari...@yahoo.com
 Topik: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas
 Melorot - Kontan - 4-Mar-09
 Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 4 Maret, 2009, 9:44 PM
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Apakah jual beli dinar, dirham dikenakan pajak?
 
 Mengapa tidak ada uang platinum?
 
 
 
 --- In ekonomi-nasional@ yahoogroups. com, A Nizami
 nizam...@.. . wrote:
 
 
 
  Emas itu dari zaman dulu hingga sekarang adalah logam
 mulia yang sangat dihargai nilainya. Jadi tidak akan pernah
 pudar.
 
  
 
  Kalau ada yang mau jual emasnya Rp 10 ribu/gram sini
 saya beli sekarang juga...:)
 
  
 
  Saya cek harga dinar emas (4,25 gram emas 22 karat) di
 www.wakalanusantara .com masih sekitar Rp 1 Dinar - Rp.
 1.510.959,-
 
  
 
  Padahal Desember 2008 sekitar Rp 1,3 juta.
 
  
 
  Kalau turun sampai Rp 1,3 juta insya Allah saya akan
 beli. Biasanya sih emas akan naik lagi apalagi dengan
 kenaikan gaji PNS, TNI, Polri sebesar 15%, kemungkinan
 rupiah dicetak 15% lebih banyak dan berakibat inflasi/harga2
 barang termasuk emas akan naik.
 
  
 
  
 
  ===
 
  
 
  Paket Umrah 2009 Mulai US$ 1.1490
 
  
 
  ONH Plus (Haji Khusus) Mulai US$ 5.900
 
  
 
  Informasi selengkapnya ada di:
 
  
 
  http://www.media- islam.or. id
 
  
 
  Ingin belajar Islam?
 
  
 
  Kirim email ke: syiar-islam- subscribe@ yahoogroups.
 com
 
 
 
 
  
 
   
 
 
 
   

   
   
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
 
   
   
 
 
  
 ___
 Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
 Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru
 @ymail dan @rocketmail. 
 Cepat sebelum diambil orang lain!
 http://mail.promotions..yahoo.com/newdomains/id/
 
 [Non-text portions of this message have been removed]


  


Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan - 4-Mar-09

2009-03-05 Terurut Topik parastryono . adhi

Memang benar spt yang disebut pak Nizami, bahwa yang naik-turun nilainya adalah
rupiah/dollar etc, bukan emas. Mengapa? Karena yg jadi standar alat tukar/mata
uang saat ini adalah uang kertas dan satuannya adalah nilai yg tertera di 
kertas tsb

Kalau tidak ada lagi uang kertas, dan yg jadi standar alat tukar adalah emas dan
satuannya adalah beratnya (gram misalnya), maka nilai emas lah yg akan naik
turun mengikuti hukum supply demand. 
Jika demand akan barang A tinggi  maka orang mau mengeluarkan lebih banyak gram
emas untuk mendapatkan barang tsb. Artinya nilai emas turun karena sebelumnya
diperlukan lebih sedikit gram emas u/ membeli barang yg sama. Ini yg dimaksud
mas Bango soal inflasi/deflasi mata uang, apapun material mata uang yg 
digunakan.

Jadi paradigma nilai emas relatif stabil - karena selama ini supply/demandnya
juga stabil -  tidak bisa lagi berlaku begitu ia dijadikan satuan pembayaran.
.
- Original Message -
From: A Nizami nizam...@yahoo.com
Date: Thursday, March 5, 2009 4:48 pm
Subject: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan -
4-Mar-09
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com

 Bukan emas pak Bango yang nilainya naik turun.
 Tapi sebenarnya nilai rupiah yang naik-turun.
 Tapi kalau emas pasti dalam jangka panjang naik terhadap rupiah. 
 Sebagai contoh tahun 1990-an harga emas cuma Rp 24 ribu/gram. Tapi 
 sekarang Rp 300 ribu/gram.
 
 Apa harga emas naik? Rupiah yang turun. Contohnya ongkos bis dulu 
 Rp 200 sekarang sudah Rp 2.000. Somay dulu Rp 500 sekarang jadi Rp 
 5.000.
 Nilai emas tidak akan hancur terhadap nilai rupiah. Kalau ada yang 
 mau jual emasnya Rp 10 ribu/gram, sini saya beli:)
 
 Kalau moneter sudah pakai dinar emas (tidak pakai rupiah), 
 paradigma mas Bango soal emas ditukar rupiah itu tidak relevan 
 lagi
 Ini seperti orang yang biasa pakai sepeda. Begitu melihat mobil 
 tidak pakai standar dia bingung. Loh nanti kalau berenti bisa jatoh 
 dong:) Padahal mobil tidak perlu itu. Jadi pola pikir mas Bango 
 tentang mata uang emas treatmentnya harus sama dengan rupiah keliru.
 
 Begitu pula emas. Karena rupiah sebenarnya nilainya sangat rendah 
 (cuma Rp 10/lembar), maka begitu dimark-up jadi Rp 100 ribu ya 
 harus dicari berbagai cara agar nilainya tidak jatuh (misalnya 
 mengeluarkan SBI). Toh nilainya terus melorot sehingga jika naik 
 haji pada tahun 1970 cukup dgn uang rp 184 ribu, sekarang harus Rp 
 35 juta.
 
 Kalau pakai emas dijamin tak perlu pakai SBI untuk menjaga nilainya 
 karena dari dulu emas merupakan logam yang punya nilai 
 intrinsik/real (bukan cuma nominal). Kalau disimpan 100 gram juga 
 paling dikembalikannya 100 gram juga karena tidak digerus inflasi 
 seperti rupiah yang sebetulnya nilainya jatuh sekitar 20%/tahun 
 sehingga diberi bunga 10% juga tetap rugi (ingat selain inflasi yg 
 katanya cuma 10%/tahun terjadi berbagai devaluasi hingga rupiah 
 melorot nilainya dari Rp 700/1 USD jadi Rp 12.000/1 USD).
  
 Pakailah mata uang yang stabil. Bukan yang melorot terus dan 
 memiskinkan banyak orang.
 
 Tapi saya salut atas semangat juang mas Bango dalam mendiskusikan 
 ini
 ===
 
 Paket Umrah 2009 Mulai US$ 1.1490
 
 ONH Plus (Haji Khusus) Mulai US$ 5.900
 
 Informasi selengkapnya ada di:
 
 http://www.media-islam.or.id
 
 Ingin belajar Islam?
 
 Kirim email ke: syiar-islam-subscr...@yahoogroups.com
 
 --- Pada Kam, 5/3/09, Bango Samparan bsampa...@yahoo.com menulis:
 
 Dari: Bango Samparan bsampa...@yahoo.com
 Topik: Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas 
 Melorot - Kontan - 4-Mar-09
 Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Tanggal: Kamis, 5 Maret, 2009, 1:24 AM
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


 
 Nah gitu, wong intinya cuma mau dagang emas saja kok repot-repot 
 ngomong soal standar moneter.
 
 
 
 Saya udah lupa bundle barang apa ya dipakai untuk menghitung 
 inflasi. Eee ... jangan-jangan emas termasuk di dalamnya. Jadi, 
 naik turunnya harga emas menjadi penyebab inflasi juga donk.
 
 
 
 Lha kok emas harganya bisa naik turun, laiya wong ada yang punya 
 motivasi mencari untung atasnya (ada deman ada suppli kan:-) Halal 
 kan, laiya wong namanya jual beli ya halal:-)
 
 
 
 Kalau yang kayak gituan semua orang pada tahu kok:-) Nah, kalau mau 
 hutang (kredit, dll), minta juga donk harganya dalam bentuk emas, 
 ngembalikannya juga harus dalam bentuk emas, biar tidak ada yang 
 mendholimi dan didholimi.
 
 
 
 Salam hangat
 
 B. Samparan
 
 
 
 --- On Thu, 3/5/09, A Nizami nizam...@yahoo. com wrote:
 
 
 
  From: A Nizami nizam...@yahoo. com
 
  Subject: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas 
 Melorot - Kontan - 4-Mar-09
 
  To: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com
 
  Date: Thursday, March 5, 2009, 1:38 PM
 
  Harga di www.wakalanusantara .com (maaf saya bukan salesnya)
 
  itu sudah All In dengan spread sekitar 6%.
 
  
 
  Jadi kalau kenaikan harga emas sekitar 20-30% terhadap
 
  rupiah kita tetap untung sekitar 14-24%. Jauh di atas bunga
 
  SBI tapi tetap

Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan - 4-Mar-09

2009-03-05 Terurut Topik Bango Samparan

Kalau emas menjadi standar moneter, maka yang namanya rupiah itu lenyap. Jadi, 
jangan diomong-omongi lagi:-)

Gaji kamu berapa per bulan? 50 dinar mas! 

Mas, tuh handphone hargane piro? 5 dinar bos!

Bos, kasih donk aku utangan, 15 dinar, sebulan lagi tak kembalikan.

Mas berapa tuh harga emas 1 kg? Udah nggak jual emas mas, semua udah dijadikan  
uang sama otoritas moneter! (Ini kalau emas tak boleh lagi diperdagangkan 
sebagai komoditas)

Paham, poro rawuh:-)

Nah, gimana inflasi dihitung?

Beras akhir januari  1kg 0,1 dinar - akhir pebruari 0,11 dinar
Minyak goreng akhir januari 1lt 0,2 dinar - akhir pebruari 0,20
Sabun cuci akhir januari 1pak 0,2 dinar - akhir pebruari 0,22
dst ...

Pake rumus Paasche, Ideal, Irving Fisher, atau apalah index, bisa dihitung 
indeks harga konsumen, dus inflasinya, misalnya inflasi pebruari adalah 0,5%. 
Nah 0,5% menggambarkan kenaikan harga dalam satuan dinar, jadi rata-rata 
kenaikan harga barang adalah 0,5% dari 1 dinar pada bulan februari.

Paham, poro rawuh:-)

Secara teori, mekanisme inflasi ada 2: cost push inflation (kenaikan harga 
karena naiknya harga-harga faktor produksi), dan demand pull inflation 
(kenaikan harga karena naiknya permintaan)

Paham, poro rawuh:-)

Mengapa ada cost push dan demand pull? Banyak donk analisisnya! Salah satunya 
adalah karena sistem akad ribawi dan spekulasi. Jadi, standar emas otomatis 
menyelesaikan masalah inflasi atau tidak? Jawab sendiri deh, capek saya 
menjelaskan:-)

Dalam standar emas, orang boleh enggak menabung? Boleh enggak punya deposito? 
Boleh enggak perbankan menciptakan kredit? Jawabnya: boleh saja!

Nah, kalau begitu uang giral ya masih ada tho? Masih ada apa yang dinamakan 
sebagai multiplier uang inti. Cuma sekarang diukur dengan dinar! Elemen JUB 
dengan begitu, kurang lebihnya, ya masih sama, hanya diukur dalam dinar!

Paham, poro rawuh:-)  He ... he, makanya jangan bawa-bawa BMW di sini:-)

Dalam standar emas, boleh enggak ada saham, obligasi atau surat berharga lain? 
Jawabnya: hampir pasti boleh! SBI boleh ada atau tidak? Jawabnya: boleh jika 
memang diperlukan! 

Nah, surat-surat berharga itu memang boleh ada, hanya saja nilai-nilai nominal, 
book value, market valuenya diukur dengan dinar!

Paham, poro rawuh:-) Moga-moga lah ya:-)

Salam hangat
B. Samparan

Salam hangat
B. Samparan


--- On Thu, 3/5/09, A Nizami nizam...@yahoo.com wrote:

 Bukan emas pak Bango yang nilainya naik turun.
 Tapi sebenarnya nilai rupiah yang naik-turun.
 Tapi kalau emas pasti dalam jangka panjang naik
 terhadap rupiah. Sebagai contoh tahun 1990-an harga emas
 cuma Rp 24 ribu/gram. Tapi sekarang Rp 300 ribu/gram.
 
 Apa harga emas naik? Rupiah yang turun. Contohnya ongkos
 bis dulu Rp 200 sekarang sudah Rp 2.000. Somay dulu Rp 500
 sekarang jadi Rp 5.000.
 
 Nilai emas tidak akan hancur terhadap nilai rupiah. Kalau
 ada yang mau jual emasnya Rp 10 ribu/gram, sini saya
 beli:)
 
 Kalau moneter sudah pakai dinar emas (tidak pakai rupiah),
 paradigma mas Bango soal emas ditukar rupiah itu tidak
 relevan lagi
 
 Ini seperti orang yang biasa pakai sepeda. Begitu melihat
 mobil tidak pakai standar dia bingung. Loh nanti kalau
 berenti bisa jatoh dong:) Padahal mobil tidak perlu itu.
 Jadi pola pikir mas Bango tentang mata uang emas
 treatmentnya harus sama dengan rupiah keliru.
 
 Begitu pula emas. Karena rupiah sebenarnya nilainya sangat
 rendah (cuma Rp 10/lembar), maka begitu dimark-up jadi Rp
 100 ribu ya harus dicari berbagai cara agar nilainya tidak
 jatuh (misalnya mengeluarkan SBI). Toh nilainya terus
 melorot sehingga jika naik haji pada tahun 1970 cukup dgn
 uang rp 184 ribu, sekarang harus Rp 35 juta.
 
 Kalau pakai emas dijamin tak perlu pakai SBI untuk menjaga
 nilainya karena dari dulu emas merupakan logam yang punya
 nilai intrinsik/real (bukan cuma nominal). Kalau disimpan
 100 gram juga paling dikembalikannya 100 gram juga karena
 tidak digerus inflasi seperti rupiah yang sebetulnya
 nilainya jatuh sekitar 20%/tahun sehingga diberi bunga 10%
 juga tetap rugi (ingat selain inflasi yg katanya cuma
 10%/tahun terjadi berbagai devaluasi hingga rupiah melorot
 nilainya dari Rp 700/1 USD jadi Rp 12.000/1 USD).
  
 Pakailah mata uang yang stabil. Bukan yang melorot terus
 dan memiskinkan banyak orang.
 
 Tapi saya salut atas semangat juang mas Bango
 dalam mendiskusikan ini
 



  


Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan - 4-Mar-09

2009-03-05 Terurut Topik Bango Samparan

:-) :-)

Nah mas Nizami, kalau njenengan konsisten dengan paradigma ekonomi yang 
berlandaskan Al Qur'an dan Sunnah, bukankah pernyataan mas Arif itu banyak 
masalahnya?

Tapi kalau saya, ya sudahlah, wong tampaknya beliau belum bisa membedakan arti 
emas sebagai komoditas dan emas sebagai uang:-)

:-) :-) 

saya ini bukan orang yang anti sama standar moneter emas dan atau perak kok 
mas, hanya cara saya mempelajari mungkin agak beda dengan panjenengan berdua.

:-) :-)

saya juga tak ngiler mengubah tabungan saya yang sedikit menjadi emas, tanah, 
atau yang sejenisnya.

:-) :-)

saya lebih ngiler tabungan saya bisa diinvestasikan pada sektor produksi riil 
dengan gaya mudhorabah atau musyarakah murni, apalagi kalau padat tenaga kerja.

:-) :-)

Tapi jual beli dinar juga bisa kok ya dianggap sebagai investasi produktif 
sektor riil? BTW, CMIIW, menimbun (menabung?) tuh tak disukai (dilaknat?) kok 
ya dalam Islam.

Semangatnya adalah: supaya harta itu jangan hanya beredar di antara 
orang-orang kaya saja di antara kamu.(QS. 59:7). Yah, tapi saya ini bukan 
ahlinya Al Qur'an dan Sunnah-lah, kalau salah ya mohon di-maaf-maaf-in.

Salam hangat
B. Samparan

--- On Thu, 3/5/09, Arif Muljadi mari...@yahoo.com wrote:

 From: Arif Muljadi mari...@yahoo.com
 Subject: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan - 
 4-Mar-09
 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Date: Thursday, March 5, 2009, 8:45 PM
 Saya sudah membaca2 website wakalanusantara. Sangat menarik.
 Semoga orang2 semakin sadar akan pentingnya
 memegang uang emas, yakni untuk menghindari lenyapnya
 kekayaan, menjaga kekayaan dari dimakan tuyul inflasi.
 Memegang uang emas ini termasuk mengkonversi sebanyak
 mungkin uang kertas yang dimiliki ke uang emas, dan berjual
 beli dengan uang emas, uang perak, uang platinum, dsb. 
 Bagusnya, perdagangan dinar atau dirham ini juga dibebaskan
 dari pajak.



  


Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan - 4-Mar-09

2009-03-05 Terurut Topik Patriawan, Carlos
Sebenarnya dari past history , setiap kali terjadi resesi , emas
justru tidak naik, tapi down/flat. Jadi antara pengharapan dan mitos
itu tidak sesuai.

Carlos


Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan - 4-Mar-09

2009-03-05 Terurut Topik Irwansyah Irwansyah
Ide yang sangat baik. Mungkin sebaiknya dipresentasikan ke bagian yang
berkepentingan jadi bisa ketahuan ide implementasi emas sebagai alat
tukar benar terbukti jauh lebih baik atau cuma sekedar omongan di
warung kopi.

On Thu, Mar 5, 2009 at 10:56 AM, A Nizami nizam...@yahoo.com wrote:
 Bukan emas pak Bango yang nilainya naik turun.
 Tapi sebenarnya nilai rupiah yang naik-turun.
 Tapi kalau emas pasti dalam jangka panjang naik terhadap rupiah. Sebagai
 contoh tahun 1990-an harga emas cuma Rp 24 ribu/gram. Tapi sekarang Rp 300
 ribu/gram.

 Apa harga emas naik? Rupiah yang turun. Contohnya ongkos bis dulu Rp 200
 sekarang sudah Rp 2.000. Somay dulu Rp 500 sekarang jadi Rp 5.000.

 Nilai emas tidak akan hancur terhadap nilai rupiah. Kalau ada yang mau jual
 emasnya Rp 10 ribu/gram, sini saya beli:)

 Kalau moneter sudah pakai dinar emas (tidak pakai rupiah), paradigma mas
 Bango soal emas ditukar rupiah itu tidak relevan lagi

 Ini seperti orang yang biasa pakai sepeda. Begitu melihat mobil tidak pakai
 standar dia bingung. Loh nanti kalau berenti bisa jatoh dong:) Padahal
 mobil tidak perlu itu. Jadi pola pikir mas Bango tentang mata uang emas
 treatmentnya harus sama dengan rupiah keliru.

 Begitu pula emas. Karena rupiah sebenarnya nilainya sangat rendah (cuma Rp
 10/lembar), maka begitu dimark-up jadi Rp 100 ribu ya harus dicari berbagai
 cara agar nilainya tidak jatuh (misalnya mengeluarkan SBI). Toh nilainya
 terus melorot sehingga jika naik haji pada tahun 1970 cukup dgn uang rp 184
 ribu, sekarang harus Rp 35 juta.

 Kalau pakai emas dijamin tak perlu pakai SBI untuk menjaga nilainya karena
 dari dulu emas merupakan logam yang punya nilai intrinsik/real (bukan cuma
 nominal). Kalau disimpan 100 gram juga paling dikembalikannya 100 gram juga
 karena tidak digerus inflasi seperti rupiah yang sebetulnya nilainya jatuh
 sekitar 20%/tahun sehingga diberi bunga 10% juga tetap rugi (ingat selain
 inflasi yg katanya cuma 10%/tahun terjadi berbagai devaluasi hingga rupiah
 melorot nilainya dari Rp 700/1 USD jadi Rp 12.000/1 USD).

 Pakailah mata uang yang stabil. Bukan yang melorot terus dan memiskinkan
 banyak orang.

 Tapi saya salut atas semangat juang mas Bango dalam mendiskusikan ini

 ===

 Paket Umrah 2009 Mulai US$ 1.1490

 ONH Plus (Haji Khusus) Mulai US$ 5.900

 Informasi selengkapnya ada di:

 http://www.media-islam.or.id

 Ingin belajar Islam?

 Kirim email ke: syiar-islam-subscr...@yahoogroups.com

 --- Pada Kam, 5/3/09, Bango Samparan bsampa...@yahoo.com menulis:

 Dari: Bango Samparan bsampa...@yahoo.com
 Topik: Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot -
 Kontan - 4-Mar-09
 Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Tanggal: Kamis, 5 Maret, 2009, 1:24 AM

 Nah gitu, wong intinya cuma mau dagang emas saja kok repot-repot ngomong
 soal standar moneter.

 Saya udah lupa bundle barang apa ya dipakai untuk menghitung inflasi. Eee
 ... jangan-jangan emas termasuk di dalamnya. Jadi, naik turunnya harga emas
 menjadi penyebab inflasi juga donk.

 Lha kok emas harganya bisa naik turun, laiya wong ada yang punya motivasi
 mencari untung atasnya (ada deman ada suppli kan:-) Halal kan, laiya wong
 namanya jual beli ya halal:-)

 Kalau yang kayak gituan semua orang pada tahu kok:-) Nah, kalau mau hutang
 (kredit, dll), minta juga donk harganya dalam bentuk emas, ngembalikannya
 juga harus dalam bentuk emas, biar tidak ada yang mendholimi dan didholimi.

 Salam hangat

 B. Samparan

 --- On Thu, 3/5/09, A Nizami nizam...@yahoo. com wrote:

 From: A Nizami nizam...@yahoo. com

 Subject: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot -
 Kontan - 4-Mar-09

 To: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com

 Date: Thursday, March 5, 2009, 1:38 PM

 Harga di www.wakalanusantara .com (maaf saya bukan salesnya)

 itu sudah All In dengan spread sekitar 6%.



 Jadi kalau kenaikan harga emas sekitar 20-30% terhadap

 rupiah kita tetap untung sekitar 14-24%. Jauh di atas bunga

 SBI tapi tetap Syar'ie dan bebas inflasi.



 ===



 Paket Umrah 2009 Mulai US$ 1.1490



 ONH Plus (Haji Khusus) Mulai US$ 5.900



 Informasi selengkapnya ada di:



 http://www.media- islam.or. id



 Ingin belajar Islam?



 Kirim email ke: syiar-islam- subscribe@ yahoogroups. com



 --- Pada Rab, 4/3/09, Arif Muljadi

 mari...@yahoo. com menulis:



 Dari: Arif Muljadi mari...@yahoo. com

 Topik: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas

 Melorot - Kontan - 4-Mar-09

 Kepada: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com

 Tanggal: Rabu, 4 Maret, 2009, 9:44 PM

























 Apakah jual beli dinar, dirham dikenakan pajak?



 Mengapa tidak ada uang platinum?







 --- In ekonomi-nasional@ yahoogroups. com, A Nizami

 nizam...@.. . wrote:



 



  Emas itu dari zaman dulu hingga sekarang adalah logam

 mulia yang sangat dihargai nilainya. Jadi tidak akan pernah

 pudar.



 



  Kalau ada yang mau jual emasnya Rp 10 ribu/gram sini

 saya beli sekarang juga...:)



 



  Saya cek harga

Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan - 4-Mar-09

2009-03-05 Terurut Topik alex
Salam kenal, ikut nimbrung ya...
Menarik sekali perdebatannya, 

Uang seharusnya tidak boleh menjadi komoditas --sampai sekarang saya tidak 
setuju dengan Finance Capitalism, dan tidak terbantahkan oleh sejarah bahwa 
finance capitalism telah menyebabkan berbagai persoalan ekonomi pada banyak 
negara, dimana selalu penanggung derita pajaknya adalah para pekerja buruh dan 
petani/nelayan/usahawan kecil dipaksa menerima kondisi naiknya harga barang, 
sedangkan pihak yang menikmati keuntungan dari bisnis keuangan --yang jumlahnya 
jauh lebih sedikit-- bisa bebas tanpa atau hanya dipenjara beberapa tahun 
dengan fasilitas penjara yang jauh lebih nyaman bila dibandingkan dengan tuna 
wisma-- hukum keadilan yang diskriminatif bila kita lihat banyaknya penjahat 
kelas kampung yang dibakar dipukuli hingga mati/cacat, mereka menjadi jahat 
mungkin disebabkan oleh ongkos hidup yang sudah semakin menjerat).

Emas sebagai alat tukar bukanlah cara yang hanya dipakai oleh bangsa Timur 
Tengah, karena sejak dahulu pun hampir sebagian besar bangsa di dunia 
menggunakan emas sebagai alat tukar.

Emas, sejatinya memang dapat menjadi komoditas sekaligus sebagai alat tukar. 
Setiap benda ekonomi dapat fluktuatif harganya sesuai dengan suply and demand, 
maka begitu pula pada emas sebagai komoditas.

Namun di Indonesia lebih parah, sudah sistem keuangannya tidak ada perbaikan, 
malah menunjukkan bentuk mental keterjajahannya, coba kita lihat dan 
bandingkan, bagaimana orang2 Indonesia ketika memegang (dalam arti harfiah) 
Rupiah dan ketika memegang USD. Di Indonesia, USD bukan hanya menjadi komoditas 
(ini mungkin sudah menjadi biasa seperti juga berlaku pada mata2 uang lain, 
termasuk Rupiah), tapi sungguh kelewatan pada USD yang mendapat perlakuan 
istimewa, dia menjadi barang yang sangat dihormati bagaikan kitab suci, tidak 
boleh ada bekas lekukan ataupun noda sedikitpun, apalagi jika sobek, jika tidak 
mau dipangkas nilai tukarnya oleh bank/money changer disini (makanya jika saya 
mendapatkan USD yang ter-aniaya seperti lembaran Rupiah, selalu dipergunakan 
di luar negeri).

Karena praktek menggunakan emas untuk alat tukar perdagangan adalah baik, 
selain karena lebih masuk akal, praktiknya juga dapat sebagai bentuk perlawanan 
atas penindasan USD ataupun mata uang asing lainnya terhadap ekonomi kita.

Salam hangat,


  - Original Message - 
  From: Bango Samparan 
  To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, March 05, 2009 9:40 PM
  Subject: Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - 
Kontan - 4-Mar-09



  :-) :-)

  Nah mas Nizami, kalau njenengan konsisten dengan paradigma ekonomi yang 
berlandaskan Al Qur'an dan Sunnah, bukankah pernyataan mas Arif itu banyak 
masalahnya?

  Tapi kalau saya, ya sudahlah, wong tampaknya beliau belum bisa membedakan 
arti emas sebagai komoditas dan emas sebagai uang:-)

  :-) :-) 

  saya ini bukan orang yang anti sama standar moneter emas dan atau perak kok 
mas, hanya cara saya mempelajari mungkin agak beda dengan panjenengan berdua.

  :-) :-)

  saya juga tak ngiler mengubah tabungan saya yang sedikit menjadi emas, tanah, 
atau yang sejenisnya.

  :-) :-)

  saya lebih ngiler tabungan saya bisa diinvestasikan pada sektor produksi riil 
dengan gaya mudhorabah atau musyarakah murni, apalagi kalau padat tenaga kerja.

  :-) :-)

  Tapi jual beli dinar juga bisa kok ya dianggap sebagai investasi produktif 
sektor riil? BTW, CMIIW, menimbun (menabung?) tuh tak disukai (dilaknat?) kok 
ya dalam Islam.

  Semangatnya adalah: supaya harta itu jangan hanya beredar di antara 
orang-orang kaya saja di antara kamu.(QS. 59:7). Yah, tapi saya ini bukan 
ahlinya Al Qur'an dan Sunnah-lah, kalau salah ya mohon di-maaf-maaf-in.

  Salam hangat
  B. Samparan

  --- On Thu, 3/5/09, Arif Muljadi mari...@yahoo.com wrote:

   From: Arif Muljadi mari...@yahoo.com
   Subject: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan 
- 4-Mar-09
   To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
   Date: Thursday, March 5, 2009, 8:45 PM
   Saya sudah membaca2 website wakalanusantara. Sangat menarik.
   Semoga orang2 semakin sadar akan pentingnya
   memegang uang emas, yakni untuk menghindari lenyapnya
   kekayaan, menjaga kekayaan dari dimakan tuyul inflasi.
   Memegang uang emas ini termasuk mengkonversi sebanyak
   mungkin uang kertas yang dimiliki ke uang emas, dan berjual
   beli dengan uang emas, uang perak, uang platinum, dsb. 
   Bagusnya, perdagangan dinar atau dirham ini juga dibebaskan
   dari pajak.



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan - 4-Mar-09

2009-03-05 Terurut Topik Bango Samparan

--- On Fri, 3/6/09, A Nizami nizam...@yahoo.com wrote:

 Kalau gaji/penghasilan kita semua sudah pakai emas,
 misalnya 20 gram emas, kita tidak perlu repot lagi minta
 naik gaji karena nilai emas itu menyesuaikan diri dari
 inflasi. Turut naik (Sebenarnya nilai rupiah
 yang turun) bersama harga2 barang lainnya.

Analisis yang begini ini yang sejak awal saya keberatan:-) Tapi apa mau dikata, 
konsep JUB saja belum clear kok, gimana mau diajak mendiskusikan.

Kalau emas sudah menjadi standar moneter, berarti emas sudah menjadi unit of 
account, yang mempengaruhi nilai riilnya adalah jumlahnya (ingat konsep JUB). 
Kalau kebanyakan nilainya turun (karena akan memicu inflasi), kalau terlalu 
sedikit nilainya naik (karena memicu deflasi). Jadi, kalau nilai riilnya 
diinginkan stabil tetep harus dimanage pada jumlah yang optimal.

Kalau hanya mau jualan emas dalam bentuk (uang?) dinar mah, sekali lagi, tidak 
usah omong panjang lebar mengenai emas sebagai uang, atau sebagai standar 
moneter. Ini soal yang beda sekali:-)

Dalam Islam, IMHO, uang itu haram diperdagangkan:-)

Salam hangat
B. Samparan


  


Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan - 4-Mar-09

2009-03-05 Terurut Topik parastryono . adhi

Benar pak Nizami, nilai uang kertas itu nilai intrinsiknya jauh (bukan
sekedar jauh) dari nilai nominal, tetapi persoalan alat tukar/pembayaran itu
bukan sekedar nilai  nominal vs intrinsik, juga kepraktisan, keamanan, keaslian
alat tukar, dlsb.

Bayangkan kalau anda beli ketoprak senilai lima ribu rupiah, bagaimana anda
membayarnya?  Apakah ada dirham/dinar yg beratnya sepersekian gram? Bagaimana
caranya membuktikan bahwa 'logam kuning' tsb benar emas dan bukan
suasa/alpaka/campuran serta tepat takarannya baik karat  beratnya? Apakah
setiap orang harus membekali dirinya dgn timbangan  alat penguji emas? 

Hal di atas yg menyebabkan kemudian peran emas digantikan oleh bond/surat
jaminan dari tempat penyimpanan uang dan kemudian akhirnya berkembang menjadi
uang kertas. Kenapa menggunakan kertas, ya spt yg pak Nizami katakan bahwa nilai
rielnya hanya Rp 10/lbr. Bayangkan kalau nilai rielnya 1 jt tapi digunakan untuk
membuat uang yg nilainya seribu, sepuluh ribu, 20 ribu,.wah tekor tuh. 

Kalau soal nilai yg stabil, banyak sekali ya selain emas. Spt yg sudah pak
Nizami sebut, kambing pun nilai nominalnya stabil. Karena problemnya, yg
berubah-ubah itu bukan nilai benda yg akan diukur, melainkan satuan
pengukurannya. Analoginya, tinggi saya, teorinya 175 dalam cm, 1,75 dalam meter
atau 5,75 dalam feet. Pada prakteknya ternyata ada interaksi antara sistem2
pengukuran sehingga perbandingan '' antara satuan cm, m dan feet bisa berubah2,
akibatnya kemarin tinggi saya menjadi 175 cm atau 1.5 m atau 8 feet, hari ini
jadi 165 cm atau 1,75 m atau 5 feet dst. Tinggi saya tetap, tetapi satuan
ukurannya yg berubah2. Terlepas apakah mistar pengukurnya baik yg cm, m atau
feet terbuat dari kertas, plastik, baja atau emas.

Salam,
Adhi

- Original Message -
From: A Nizami nizam...@yahoo.com
Date: Friday, March 6, 2009 9:30 am
Subject: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas Melorot - Kontan -
4-Mar-09
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Cc: syiar-islam syiar-is...@yahoogroups.com

 
 Inflasi itu jatuhnya nilai uang terhadap nilai barang.
 Pada uang kertas dan emas tetap akan ada inflasi.
 
 Cuma ada bedanya.
 Mata uang kertas itu nilai intrinsik/riel jauh di bawah nilai 
 nominal. Karena itu sangat rentan terhadap inflasi. Sebagai contoh 
 nilai riel uang kertas hanya Rp 10/lembar (kertas+ongkos cetak). 
 Tapi nominalnya (dihargai) Rp 100 ribu. Nilai Intrinsik=0,01% Nilai 
 nominal. Tak heran jika rupiah nilainya jatuh. Pada tahun 1970 ONH 
 hanya Rp 182.000, sekarang Rp 35 juta
 
 ==
 MBM TEMPO › Print ArticleLagi pula, mulai 1970 subsidi haji 
 diberhentikan. Ini  mengakibatkan Ongkos Naik Haji (ONH) tahun 
 1969/1970 sebesar Rp 182.000, naik dari tahun sebelumnya ...
 majalah.tempointeraktif.com/id/cetak/1978/08/26/EB/mbm.19780826.EB72605.id.html
 ===
 
 Sebaliknya mata uang emas, nilai intrinsik/riel=nilai nominal. 
 Kalau pun ada perbedaan tidak akan beda jauh.
 
 Memang adakalanya terjadi kenaikan harga pada mata uang emas karena 
 supply barang seperti makanan itu beda-beda. Tiap tahun kan ada 
 musim panen di mana makanan berlimpah sehingga harga turun, dan ada 
 juga musim paceklik di mana harga pangan naik. Itu pasti akan 
 terjadi. Pada mata uang kertas itu tidak bisa dihindari meski pakai 
 berbagai alat moneter. Pada akhirnya dalam jangka waktu 40 tahun 
 misalnya, nilai rupiah merosot jadi hanya 0,5% saja seperti jika 
 dibanding dgn harga ONH dari majalah Tempo di atas.
 
 Sebaliknya pada uang emas meski ada naik-turun terhadap barang, 
 tetap akan kembali ketitik kesetimbangan seperti pada bandul jam. 
 Tidak akan nyusruk seperti uang rupiah. Misalkan 1 gram emas bisa 
 beli 50 kg beras, bisa saja pada musim panen jadi 60 kg beras dan 
 paceklik cuma 40 kg beras, tapi pada jangka panjang tetap dikisaran 
 1 gram emas=50 kg beras.
 
 Nah kalau pakai uang kertas seperti rupiah, itu tambah parah. Dulu 
 1 kg beras cuma Rp 700 (tahun 1990-an). Fluktuasinya tidak di Rp 
 700/kg (mis: RP 500-800/kg), tapi terus inflasi dan melemah hingga 
 sekarang di Rp 6000/kg.
 
 Kalau gaji/penghasilan kita semua sudah pakai emas, misalnya 20 
 gram emas, kita tidak perlu repot lagi minta naik gaji karena nilai 
 emas itu menyesuaikan diri dari inflasi. Turut naik (Sebenarnya 
 nilai rupiah yang turun) bersama harga2 barang lainnya.
 
 
 ===
 
 Paket Umrah 2009 Mulai US$ 1.1490
 
 ONH Plus (Haji Khusus) Mulai US$ 5.900
 
 Informasi selengkapnya ada di:
 
 http://www.media-islam.or.id
 
 Ingin belajar Islam?
 
 Kirim email ke: syiar-islam-subscr...@yahoogroups.com
 
 --- Pada Kam, 5/3/09, parastryono.a...@sun.co.id 
 parastryono.a...@sun.co.id menulis:
 
 Dari: parastryono.a...@sun.co.id parastryono.a...@sun.co.id
 Topik: Re: [ekonomi-nasional] Re: Pesona Memudar, Harga Emas 
 Melorot - Kontan - 4-Mar-09
 Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Tanggal: Kamis, 5 Maret, 2009, 2:57 AM
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


 
 Memang benar spt yang disebut pak Nizami, bahwa yang naik-turun 
 nilainya