Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR

2010-08-12 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Saya sebagai Muslim tetap tidak yakin bahwa mayoritas Muslim menginginkan 
konflik dengan penganut agama Minoritas.
Dalam kehidupan sehari - hari saya tidak melihat adanya tanda - tanda adanya 
konflik tersebut.
Konflik baru tersulut ketika perbedaan agama diperuncing oleh kelompok tertentu 
seperti FPI dan secara diam - diam konflik tersebut didorong oleh Aparat 
Pemerintah agar menjadi lebih runcing, dengan cara melakukan pembiaran aksi 
kekerasan yang dilakukan oleh Kelompok Islam Garis Keras terhadap penganut 
agama Minoritas.
Pembiaran yang dilakukan oleh Kepolisian (dan juga secara tidak langsung 
mendapat dukungan dari Presiden SBY), membuat Kelompok Islam Garis Keras 
seperti FPI merasa mendapat angin segar untuk bertindak lebih beringas lagi.
 
Ketika konflik terjadi, Partai - Partai Islam koalisi Pemerintah 
cenderung berdiam diri.
Organisasi Keagamaan Islam seperti NU dan Muhammadiyah hanya sekedar 
berkomentar mengecam tindak kekerasan tersebut, tetapi tidak melakukan tindakan 
konkrit untuk mencegah aksi kekerasan yang terjadi.
Pada jaman Gus Dur masih hidup, biasanya NU mengerahkan Banser untuk 
mengamankan Gereja yang diserbu oleh Kelompok Islam Garis Keras.
Setelah Gus Dur wafat, kelihatannya peran Banser untuk menjaga aksi kekerasan 
terhadap kelompok minoritas sudah tidak digunakan lagi.
Banser lebih banyak Tidurnya.
 
Jadi aksi kekerasan memang merupakan Program para elit politik kita, termasuk 
para petinggi di pemerintahan SBY, guna tujuan tertentu, misalnya mengalihkan 
perhatian masyarakat yang hidupnya makin sulit, banyaknya ledakan akibta 
penggunaan Tabung Gas LPG 3 Kg, dan sebagainya.
 
Rakyat sendiri umumnya enggan untuk bertengkar karena sudah disibukkan oleh 
kesulitan hidup sehari - hari.
 
Salam,
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 11/8/10, Michael yakam...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Michael yakam...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), 
Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 11 Agustus, 2010, 9:48 AM


 




Di Zaman ORLA : Semua elemen masyarakat , baik minor dan mayor bersatu padu 
berjuang mempertahankan NKRI , padahal begitu banyak kalangan yang menginginkan 
pemisahan wlayah Negeri ini.
Zaman Orba : Dengan satu komitmen yang tangguh di bawah kekuasaan bp Soeharto , 
NKRI tetap berkibar , si Mayor dan Si Minor tidak saling gontok2an , entah 
karena takut atau apalah, tapi yg jelas pada saat itu ada Penataran P4 dan BP 7 
dan berbagai alat / fasilitas di kerahkan agar setiap warga negara lebih 
mencintai NKRI.
Zaman Reformasi : era dimana Demokrasi sedang diperjuangkan dan korban2 telah 
jatuh bergelimpangan baik dari kaum Minor atau Mayor , tapi anehnya di Zaman 
inilah sesama anak bangsa ini saling bakar , mengusir dan menganiaya sesamanya 
?? Demokrasi kah yang salah ?
Zaman ..??? : Di era ini sebaiknya kita bertanya pada diri kita masing2 
anak bangsa ini : Masihkah kita Mencintai NKRI ??? Atau sebaiknya memang kita 
harus rela bahwa Negeri ini di bagi saja sesuai Mayor / Minor nya ??? kalau mau 
jujur saja , saya dari kaum minor inginnya kalau diperbolehkan sebaiknya NKRI 
ini di ubah saja bentuknya ; apakah federal atau Serikat , silahkan ??? Supaya 
tidak ada Dusta lagi di antara kita. !!!

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lisman Manurung lism...@... 
wrote:




 Ada fakta sosial yang tidak pernah mau diterima elite bangsa ini, padahal
 teorinya ada. Negara jangan melakukan identifikasi formal menurut ras, suku 
 dan
 agama atas warganya. Kebodohan itu ditegur Harold Laski (1893-1950),   
 seorang
 Jahudi Inggeris  yang berkiprah di Harvard.


 Ketika PM Australia Gillard mengatakan bahwa dia termasuk tipe orang yang 
 not
 too religious,  ada banyak orang di Indonesia yang tersinggung.
 Gillard tidak risau dengan Indonesia. Mungkin Gillard cuma ingin mengirim 
 sinyal
 pertemanan ke kaum Aborijin.  Kok gitu? Aborigin itu tidak beragama, tetapi
 percaya ada Tuhan.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR

2010-08-09 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Kalau isi Indonesia semua Mayor dan gak ada Minor???
Yang terjadi bisa pecah perang saudara.
Kasus konflik FBR yang dikeroyok oleh PP, Forkabi dan Kembang Latar baru - baru 
ini di Rempoa, karena semua Organisasi Massa tersebut merasa sebagai Mayor.
Makanya ketika ada anggota FBR yang merasa dirinya kuat menancapkan bendera FBR 
di wilayah kekuasaan PP, ya tentu saja anggota PP merasa terganggu oleh ulah 
anggota FBR tersebut.
Ketika anggota PP mencabut bendera FBR tersebut, dengan gagah berani seorang 
anggota FBR menyerang anggota PP di markasnya.
Tentu saja para anggota PP tidak takut dengan FBR, karena masing - masing 
merasa sebagai Mayor, sehingga anggota FBR ini dibuat babak belur.
 
Ketika teman - teman dari si FBR yang babak belur ini mengejar PP, kelihatannya 
mereka lupa bahwa posisi Markas PP ada diantara Markas Kembang Latar dan juga 
Forkabi, yang juga merasa sebagai Mayor di negri ini.
Ketika ratusan anggota FBR merangsek markas PP, karuan saja anggota Kembang 
Latar dan Forkabi yang ada disekitarnya merasa gerah melihat kelakuan FBR 
tersebut.
Akibatnya FBR mendapat perlawanan sengit dari PP, Kembang Latar dan Forkabi.
 
Untung saja pimpinan FBR menyadari bahwa organisasinya bisa hancur lebur bila 
dikeroyok rame - rame oleh Ormas lain yang juga merasa sebagai Mayor, sehingga 
langsung ngajak damai semua lawan FBR tersebut sambil mengeluh bahwa FBR telah 
diperlakukan secara sewenang - wenang oleh masyarakat.
 
Salam,
Adyanto Aditomo
--- Pada Kam, 5/8/10, yahyaz...@yahoo.com yahyaz...@yahoo.com menulis:


Dari: yahyaz...@yahoo.com yahyaz...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), 
Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 5 Agustus, 2010, 7:22 AM


  



Demokrasi abu nawas...yg ada penuh intrik dan trik licik 
Powered by Telkomsel BlackBerry® 

-Original Message- 
From: Joe D Santos joedev...@gmail.com 
Sender: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
Date: Sat, 12 Jun 2010 12:44:18 
To: Forum KompasForum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
Reply-To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin 
(PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR 

DEmokrasi? Yang model apa ini?? Kalau yang minor di bantai karena demokrasi? 
Udah ajah yang minor keluar semua biar jadi mayoritas tunggal. Seng Ada 
lawan. Pengen tahu gw, jadi apa kalau semua isinya si mayor semua, apakah 
akan damai sejahtera tata raharja atau gimana, 




---Original Message--- 

From: Fakih, Ridwan 
Date: 08/04/10 10:23:25 
To: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com; lanogan ginting 
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin 
(PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR 


Dalam alam demokrasi …itu sangat sangat wajar……Presiden Obama juga dipilih 
dari suara mayoritas ( lebih dari 50%)….. 

Itulah demokrasi………konsekwensi, hidup berdemokrasi….. 

Salam 

Ridwan fakih 

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
[mailto:forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com] On Behalf Of Wal Suparmo 
Sent: Sunday, August 01, 2010 6:05 PM 
To: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com; lanogan ginting 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin 
(PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR 

Salam 
Founding fathers kita terdiri golongan mayoritas dan minoritas.Tetapi 
generasi baru sekarang jenderung ke mayoritas, berkat hasutan dari agamanya. 

Wasalam, 
Wal Suparmo 





[Non-text portions of this message have been removed] 



[Non-text portions of this message have been removed]










[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] JAKARTA LUMPUH ?

2010-08-09 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Soal Polisi Lalu Lintas, sebetulnya saya kasian sama Polisi Lalu Lintas di 
Jakarta.
Bayangkan, untuk menertibkan Lalu Lintas di suatu perempatan yang sangat padat, 
diperlukan setidaknya 10 Polisi untuk menertibkan dan mengatur Lalu Lintas di 
lokasi tersebut.
Kadang saya lihat jumlah Polisinya bisa lebih dari 10 orang, akibat para 
pengendara tidak tertib.
Saya bandingkan dengan di China, untuk mengatur Lalu Lintas sepadat di 
perempatan tersebut cukup 1 atau 2 Polisi saja yang mengatur dan semuanya beres.
Mengapa???
Karena para Pengendara di China jauh lebih tertib dan jauh lebih menghargai 
Aparat Kepolisian yang bertugas mengatur Lalu Lintas dibandingkan masyarakat 
Indonesia.
Artinya: Kepolisian China bisa lebih menghemat energi dalam mengatur Lalu 
Lintas yang padat dan macet.
 
Salam,
Adyanto Aditomo
--- Pada Kam, 5/8/10, Armansyah Burhan abur...@tugu.com menulis:


Dari: Armansyah Burhan abur...@tugu.com
Judul: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] JAKARTA LUMPUH ?
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 5 Agustus, 2010, 7:40 AM


  



menurut pendapat saya, cara yg paling bisa dilakukan untuk mengurangi
kemacetan dalam waktu dekat adalah dengan merubah etika, sikap dan cara
mengemudi para pengendara kendaraan bermotor, baik itu pengendara sepeda
motor, angkutan umum, mobil pribadi. Karena saat ini sudah tidak ada
lagi etika dijalanan, semua ingin nya buru - buru, semua ingin nya
cepat. Rambu lalu lintas tidak lagi menjadi hokum dijalan, tp hanya
menjadi hiasan dipinggir jalan. 

So mari kembalikan hal ini ke diri kita masing - masing, koreksi diri
apakah kita sudah berkendara dengan etika dan sopan santun.

Jangan hanya bisa mengeluhkan polisi yang tidak siaga dijalan,
pemerintah yang tidak menetapkan aturan main yang jelas tentang jalan,
tapi koreksi dulu diri kita. siapa yang pernah menyalahkan diri sendiri
karena kita melanggar aturan lalu lintas, siapa yang pernah menyalahkan
diri sendiri ketika kita seenaknya memotong jalan orang yang sudah dalam
antrian..

Best Regards,

Arman

PT. Tugu Pratama Indonesia

Wisma Tugu I

Jl. HR Rasuna Said Kav C8-9

Jakarta, 12940

Phone +62 - 21 - 5296 1777

Fax +62 - 21 - 5296 1555



From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com] On Behalf Of Fakih, Ridwan
Sent: Wednesday, August 04, 2010 12:48 PM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] JAKARTA LUMPUH ?

Dear milis FPK

Menurut saya, menambah jalan toll, itu bisa jadi solusi tetapi sementara
sahaja.

Karena membuat jalan berarti, pemerintah menyuruh penduduknya beli
mobil. Karena nggak ada Alternative lain dan tambahlah ankot dan bus 

Karena penduduk tambah terus, yah macet lagi...sementara luas tanah
terbatas.

Saya kira paling bagus kembali ke Literatur yang dipraktekkan banyak
Negara untuk kota-kota Metropolitan-

Hanya ada 1 solusi untuk mengeliminate kemacetan. Harus menuju ke Mass
Transportation seperti yang pernah saya tulis. Taka da alternative lain.
Memang kendala untuk Jakarta , ada tambahan kemacetan sementara selama
pembangunan. Ini konsekwensi , karena terlambat, karena membangun tanpa
teori. ( Ingat Busway dibangun rakyat juga menggerutu, tambah macet -
karena nggak sabar dengan proses membangun yang butuh waktu). 

Kalau nggak...yah Nikmatilah Macet Jakarta dengan Senang Hati sambil
. (menggerutu).

Kadang-kadang saya kasihan kenapa orang bisa tinggal di Jakarta yang
punya 2 problem besar - Macet  Banjir

Alhamdulillah disini, saya nggak di Jakarta,bisa pakai mobil CC
Besar,bensin murah, kecepatan bisa 120 km/jam dan lancar sekeliling
hijau walaupun aslinya gurun.

Salam

Ridwan fakih

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com
[mailto:Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com ] On Behalf Of Sophia
Louretta
Sent: Tuesday, August 03, 2010 1:07 PM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com 
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] JAKARTA LUMPUH ?

Salaam...

Saya rasa sebenarnya mereka (pemda) tutup mata dengan solusi.
Pembangunan monorel dan lain2 itu mungkin adalah sebagian kecil yang
akan membantu melonggarkan Jakarta. Tapi kendaraan roda 4 dan roda 2
akan ditargetkan terjual ribuan dan jutaan unit di kedepannya. Dan itu
tentu saja tidak mungkin di stop atau dikurangi laju penjualannya.
Namun, kenapa masih juga tidak terpikirkan oleh pemda untuk membuat
jalan layang seperti yang ada di bypass Jl A Yani untuk menanggulangi
kemacetan? Titik2 macetnya sudah jelas. Sekarang pun sudah mulai
merembet ke tol TB simatupang bahkan. Jalan bersusun adalah gagasan yang
harus direka ulang. Gak Cuma ngomong di TV doing. Basi!

SophiE

___
DISCLAIMER: This message contains confidential information and is intended only 
for the individual named. If you are not the named addressee you

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Deklarasi Listrik Tidak Byar Pet.

2010-08-02 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Apakah bisa disimpulkan bahwa secara teknis Indonesia itu siap mengoperasikan 
PLTN???
 
Salam,
Adyanto Aditomo




Dari: bakri arbie daya...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Deklarasi Listrik Tidak Byar Pet.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Cc: alumnipran...@yahoogroups.com, arbie bakri arbieba...@yahoo.com, Razif 
Halik razifha...@gmail.com, Dr.Ferhat Azis fer...@batan.go.id, 
hast...@ristek.go.id, Noor Agus Salim sa...@batan.go.id, syamsa 
sya...@centrin.net.id, Razif Halik razifha...@gmail.com, 
rahakund...@yahoo.co.uk, Omar Trigantara trigantar...@yahoo.com, Alim 
Tarigan alimtari...@batan.go.id, Bp Markus Wauran m_wau...@yahoo.com, 
Ali Herman alihr1...@gmail.com, Bpk Hilmi Panigoro 
hilmi.panig...@medcoenergi.com, Ibu Betti Alisjahbana 
be...@qbheadlines.com, Imam Fachruddin im...@fisika.ui.ac.id, Dr.Arnold 
Soetrisnanto arnold.soetrisna...@medcoenergi.com, Bp Sutaryo Supadi 
ster...@cbn.net.id, amirsambodo...@gmail.com, indra...@gmail.com
Tanggal: Kamis, 29 Juli, 2010, 1:28 AM


  



Yth Rekan milis,

Menyimak tulisan di media dan siaran radio tentang Deklarasi bahwa tidak ada 
Byar Pet lagi di Indonesia, menjadi bahan diskusi baik masyarakat,pemerintah 
maupun legislatif.
Mengapa listrik kita tetap BYAR PET ?

Saya teringat kembali ke tahun 1987,ketika saya sebagai Kepala Pusat Reaktor 
G.A.Siwabessy di Puspiptek Serpong,menyambut Presiden Suharto yang ditemani 
oleh 
MenRistek Habibie dan MenRistek Jerman, Mr.Riesenhuber dan para petinggi 
lainnya.
Acaranya adalah peresmian mulai beroperasinya Reaktor G.A.Siwabessy sebagai 
reaktor riset terbesar dibumi bagian selatan, 30 MW thermal dengan fluks netron 
paling tinggi pula.
Dialog singkat ditanyakan pada saya oleh pak Habibie, mumpung ada MenRistek 
Jerman, coba ajukan 

bantuan apa yang masih diperlukan untuk reaktor.
Saya langsung menjawab; orang Indonesia punya budaya yang lemah dalam perawatan 
dan operasi yang saling menunjang satu sama lain.Padahal menurut filosofi 
keselamatan nuklir kita harus mempunyai kwalitas tinggi dalam setiap tahap 
mulai 
dari design,construction, operation and maintenance hingga decommissioning.
Jadi saya minta expert dari Jerman untuk Operation  Maintenance.

Kemarin saya kebetulan mampir lagi ke Reaktor G.A.Siwabessy Serpong, saya 
secara 
rutin berkunjung 

dalam rangka penggunaan reaktor,saya tanyakan bagaimana rencana operasi dan 
pelaksanaan ?
Apakah sesuai dengan jadwal yang kita informasikan di situs internasional juga 
IAEA, ternyata pak Alim Tarigan ,Kepala Reaktor sekarang,bahwa semua masih 
cocok 
100 % dengan rencana.
Hal ini berlangsung sejak tahun 1987 hingga 2010,reaktor sudah berumur 23 tahun.

Dengan expert Jerman kita dilatih untuk melihat semua komponen reaktor seingat 
saya sekitar 1500 komponen yang menunjang operasi reaktor.Kemudian setiap 
anggota perawatan disuruh membaca manual dari komponen tersebut.Dari manual 
ketahuan petunjuk komponen ini kelas 1,2 atau 3 dalam kelas nuklir.Kemudian 
dilihat jadwal inspeksi yang diperlukan, ada yang harian,mingguan,2 mingguan,
bulanan,3 bulanan,6 bulanan dan tahunan.Semua masuk ke komputer untuk menyusun 
jadwal inspeksi dan sekaligus jadwal dan jumlah komponen spare parts yang harus 
disiapkan.Dalam 2 tahun kita bersama 4 expert Jerman,masing-masing bagian 
mekanik, instrumen,listrik dan proses dan syukur
dicoba langsung oleh staf BATAN sehingga sampai saat ini menjadi rutinitas 
sehari-hari perawatan yang disebut Preventive Maintenance/Perawatan 
Cegah.Setiap 
hari saya ketemu rapat 30 menit jam 07.30 -08.00,pagi, mendengar status operasi 
dan perawatan dan langsung ambil alih kalau ada yang tidak jalan.

Karena di Indonesia saya ingat filosofi yang dipakai masih filosofi Jebol 
Maintenance,Sudah Jebol baru pikir Merawat.Tidak mudah memang,karena bagian 
keuangan,tahap awal bertanya,reaktor sudah beli mahal-mahal,perlu perawatan 
mahal ,lagi. Saya katakan berdasarkan filosofi keselamatan maka saya harus 
patuhi kwalitas dalam operasi dan perawatan.Kalau tidak,maka saya tidak 
jalankan 
operasi reaktor.

Saya pernah usahakan cara Preventive Maintenance/PM, kami bawa ke PLN 
Suralaya,namun tidak mendapat tanggapan sehingga ilmu dan praktek PM tidak 
tersebar.Memang bukunya ada tentang PM tetapi melakukan sehingga setiap 
individu 
melakukan sesuai dengan prosedur sehingga menjadi rutinitas dan model mental 
adalah sesuatu yang tidak mudah.

Jadi janji para petinggi harus bisa dikeluarkan setelah yakin kwalitas PM sudah 
diterapkan secara benar dan teliti dilapangan .Kalau tidak maka deklarasi akan 
menjadi Deklarasi Tanpa Makna.
Kasihan jadinyaSaya yakin pak Tarigan di PUSPIPTEK,Serpong 
pasti 
mau bagi ilmunya bagi yang berminat.

Salam Hormat,
Bakri Arbie.

[Non-text portions of this message have been removed]










[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Najis vs haram- Mana yang haram: Kopi Luwak atau Vaksin Meningitis?

2010-08-02 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Haniwar Syarif,
 
Lembaga manapun di Indonesia ini bila secara sengaja mempertontonkan 
kengawurannya untuk masalah yang termasuk kategori Menyangkut Hajat Hidup 
Orang Banyak, ya sebaiknya harus kita kritisi.
 
Walaupun Fatwa MUI kalau dilanggar oleh umat muslim tidak memiliki sanksi 
hukum, tidak harus diartikan bahwa MUI boleh mengeluarkan dalil dalam membuat 
Fatwa yang tidak konsisten antara Fatwa yang satu dengan Fatwa lainnya.
 
Kalau BPOM ikut - ikutan ngawur, ya itu lebih kacau lagi.
 
Salam,
Adyanto Aditomo



Dari: Haniwar Syarif hani...@syarif.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Najis vs haram- Mana yang haram: Kopi Luwak 
atau Vaksin Meningitis?
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 29 Juli, 2010, 5:27 AM


  



Mas Kartono

sytermausk yg mimkir atau berpendapat dlm kasus 
Ajinomoto duludanmengitis sekarang, krn enzymitu 
gak ikut berproses maka produk akhirnya gak mengandungbabi yg haram

Tapi sy maugampang aja, katakalah sbg akibat ada 
kontroversi itu , maka ada etitik eraguan dlm 
diri sy apakah vaksin dan ajinomoto itu halal ?

maka kalau ada pilihan yg lebih pasti soalhalal 
ya pilih aja itu, jadimisal nya pilih sasa aja, atau vaksin meningitis Cina

drpd cape ikut berdebat

sebab enaknya dgn Fatwa MUI.., itu gak wajib di ikuti kalau kit agak mau

dan menurut sy proses sertifikasi halal yg ada 
sekarang cukup O K ( melalui proses yg cukup scientific/ilmiah )

yg lebih bikib repot justru lembaga pemerintah di 
luar MUI spt Kementrian Pertanian dan BPOM

Kementrian Peratnian bikin UU Peternakan yg slaah 
satu pasalnya bilang, semua produk beasal dr 
hewan baik di produksi didalamnegeri atau di luar 
negri yg akan diedarkan di wilayah Indonesia harus memiliki sertifikat halal

Coba bayangkan, bagaimana produk babi bisa dpaat sertfikat halal

Lalu ini lagi, BPOM , yang banyak dokternya itu 
, juga bikin Peraturan Kepala BPOM yg 
isinya produk yg mengandung barang tertentu (, 
lalu ada listnya misalnya anjing, tikus barang 
menjijikkan ) yg kata mrk berdasar S 
K departemen agama sbg gak halal bagi muslim, tidak akan di beri ijin edar

Bayangkan , Kepala BPOM bikin aturan melarang 
edar berdasar kehalalan bagiummat Islam bukan 
berdasar keamanan pangan yg sebenarnya adalah bidangnya

Mestinya kan paling banyak membatasi boleh 
beredar dgn di beri catatan dilabel nya 
mengandung barang yg tidak halal bagi ummat Islam

Jadi enurut sy mending mengkritisi lembaga 
pemerintah spt BPOM dan Kementan yg ikut ikutan sibuk mengatrur soal kehalalan

soalnya ada sanksi hukumya lho

Kalau Fatwa MUI , kan gak ada sanksi di dunia 
ini,. soal tanggung jawab ke Tuhan ya maslaah masing masing dee

HS

At 11:46 AM 7/29/2010, you wrote:
Dg penjelasan mbak Mei, vaksin yg proses 
pembuatannya lewat ensim babi, meski tdk masuk 
dlm vaksin, dinyatakan haram. Lalu bagaimana dg 
air PDAM yg dibuat dari air kali? Bgmn kalau 
kali itu tercemar bangkai, atau kotoran, babi? Haram?

Soal lele (dan ayam) yg makan kotoran kok 
selesai dg dicuci beberapa hari maka jadi halal. 
Kan kotoran yg dimakan sdh menjadi daging? Lalu 
mengapa vaksin yg melalui ensim babi tapi tdk tercampur dinyatakan haram?

Mumet ah

KM

Sent from my BlackBerry®

powered by Sinyal Kuat INDOSAT



-Original Message-

From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id

Sender: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com

Date: Fri, 23 Jul 2010 23:17:31

To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com

Reply-To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com

Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Najis vs 
haram- Mana yang haram: Kopi Luwak atau Vaksin Meningitis?










[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR

2010-08-02 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Wal Suparmo,
 
Sebetulnya akibat adanya UU Otonomi Daerah, tidak semua tindakan yang dilakukan 
oleh Kepala Daerah harus menunggu Perintah dari Pemerintah Pusat atau dari 
Kepala Pemerintahan yang berkedudukan di Jakarta.
 
Namun karena ada kebijakan dari Pemerintah pusat, dimana:
1.  Presiden SBY sebagai Kepala Eksekutif menyatakan bahwa : Presiden tidak 
akan ikut campur dalam urusan hukum.
Pembakaran atau Penyegelan Gereja adalah Urusan Hukum.
Makanya kasus itu bukan menjadi urusan Presiden.
Satu juta gereja dibakar pun Presiden tetap tidak akan bersedia untuk turun 
tangan, karena Presiden bukan Penanggung Jawab Keamanan Dalam Negri.
Di berbagai milis, para pendukung SBY juga meminta kepada masyarakat agar tidak 
memaksa agar SBY ikut bertanggung jawab terhadap Keamanan Dalam Negri.
Seluruh tanggung Jawab Keamanan Dalam Negri ada di Kapolri, dan bukan di 
Presiden.
Karena Penyegelan dan Pembakaran Gereja termasuk kategori Gangguan Keamanan, 
makanya Presiden SBY tidak bisa dimintakan pertanggung jawabannya.
 
2. Kapolri menyatakan bahwa: Untuk memproses Tindak Kekerasan yang dilakukan 
oleh FPI terhadap masyarakat, harus dilakukan secara hati - hati agar tidak 
melanggar HAM.
Kasus pembubaran oleh FPI terhadap Seminar HAM di DEPOK yang diselenggarakan 
oleh KOMNAS HAM, Pembubaran oleh FPI pertemuan DPR dengan masyarakat Banyuwangi 
saja sampai hari ini masih terus diproses oleh aparat kepolisian.
Kemampuan Kepolisian untuk mengusut kasus - kasus ini sangat terbatas, 
sedangkan Tindak Pelanggaran Hukum yang dilakukan oleh FPI terus berlanjut, 
sehingga beban  Kepolisian makin berat untuk memproses kasus pelanggaran hukum 
ini.
 
Karena Presiden Bukan Penaggung Jawab Keamanan Dalam Negri, maka logikanya 
Gubernur, Bupati, Walikota, Camat dan Lurah/ Kepala Desa juga tidak harus 
bertanggung jawab terhadap keamanan di wilayah mereka.
 
Bila kemudian Kepolisian tidak mampu melakukan kewajibannya dalam Menjaga 
Keamana  Dalam Negri, maka rakyat Indonesia harus menerima situasi ini dengan 
sabar, tabah dan tawakal.
Melakukan perlawanan terhadap para perusuh hanya kan membuat negri ini porak 
poranda dilanda kerusuhan.
 
Salam,
Adyanto Aditomo
--- Pada Kam, 29/7/10, Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com menulis:


Dari: Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), 
Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Cc: wielsma baramulie wedek...@yahoo.com, evi douren 
my_tiger_s...@yahoo.com
Tanggal: Kamis, 29 Juli, 2010, 4:27 PM


  



Salam,
Apakah camat, bupati atau walikota, bahkan Polisi dan FPI, semua tindakannya 
tergantung kepada Pemerintah Pusat dengan Pimpinan Tertinggi Negara ini. Mau 
dibawa kemana bangsa dan negara ini.

Wasalam,
Wal Suparmo

--- Pada Rab, 28/7/10, Wielsma Baramuli wedek...@yahoo.com menulis:

Dari: Wielsma Baramuli wedek...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), 
Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 28 Juli, 2010, 10:00 AM

  

Terima kasih Evi untuk beritanya. Perilaku ini bukan saja tidak agamais, tetapi 
tidak Indonesianis. Artinya bagi Indonesia, tindakan ormas, kelompok atau 
orang-orang tertentu apalagi Bupati, yang menutup atau mengancam kegiatan 
keagamaan  yang dilakukan warga negara Indonesia adalah pelanggaran hukum dan 
patut dihukum.

Negara macam apa Indonesia ini kalau mentolerir bahkan mendukung tindakan yang 
dikategorikan sebagai barbarian ini?

Salam,
Wielsma DK. Baramuli

 


From: evi douren my_tiger_s...@yahoo.com
To: FPK Milist Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thu, July 22, 2010 4:47:29 PM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), 
Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR

Agus yang baik,

Mohon numpang dimasukin ke milis FPK, ya, meski bukan berita dari KOMPAS tapi 
isu ini sangat penting karena sudah terus menerus terjadi tapi senantiasa 
didiamkan o/pemerintah.

Terima kasih u/kebaikanmu, Agus.

ED

Di era Presiden SBY kelompok Kristen dan Non-Islam lainnya seakan2 bak pengemis 
u/memperoleh hak mendasarnya sebagai warga negara u/beribadah!  

Jika urusan 'sepele' video porno Ariel dg beberapa perempuan Presiden SBY bisa 
segera mengelurakan sabdanya namun dia dan para pembantunya 'seakan membisu' 
u/kejadian sejenis kejadian Bekasii ini.  Kebisuan tersebut sangatlah memilukan 
sekaligus memalukan!  Kemajemukan bangsa Indonesia memang benar2 nyaris 
mendekati titik nadir

Evi Douren

[Non-text portions of this message have been removed]










[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Najis vs haram- Mana yang haram: Kopi Luwak atau Vaksin Meningitis?

2010-08-02 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Lha MUI nya saja mungkin juga mumet pak, karena tidak ada konsistensi antara 
pernyataan yang satu dengan pernyataan lainnya.
Makanya yang berhak menyatakan mana Halal dan mana Haram, terutama untuk produk 
makanan, sepenuhnya dimonopoli oleh MUI.
Lembaga lain, misalnya Laboratorium milik pemerintah Indonesia, apalagi milik 
Pemerintah Negara Asing, dilarang keras melakukan penelitian yang berujung pada 
Halal atau Haramnya suatu makanan.
 
Salam,
Adyanto Aditomo




Dari: Kartono Mohamad kmj...@indosat.net.id
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Najis vs haram- Mana yang haram: Kopi Luwak 
atau Vaksin Meningitis?
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 29 Juli, 2010, 4:46 AM


Dg penjelasan mbak Mei, vaksin yg proses pembuatannya lewat ensim babi, meski 
tdk masuk dlm vaksin, dinyatakan haram. Lalu bagaimana dg air PDAM yg dibuat 
dari air kali? Bgmn kalau kali itu tercemar bangkai, atau kotoran, babi? Haram?
Soal lele (dan ayam) yg makan kotoran kok selesai dg dicuci beberapa hari maka 
jadi halal. Kan kotoran yg dimakan sdh menjadi daging? Lalu mengapa vaksin yg 
melalui ensim babi tapi tdk tercampur dinyatakan haram?
Mumet ah
KM
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id
Sender: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Fri, 23 Jul 2010 23:17:31 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Reply-To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Najis vs haram- Mana yang haram: Kopi Luwak 
atau Vaksin Meningitis?

Setahu saya begini :
1. MUI itu kasih fatwa atas pertanyaan/desakan umat.
Fatwa itu tidak mengikat secara hukum. Boleh diikuti boleh enggak.
Misalnya saja MUI kasih fatwa haram bagi alkohol, tapi kenyataannya banyak umat 
islam yg masih nenggak alkohol.
Misalnya lagi,  penetapan hari lebaran, mulai puasa.
Silaken saja mau ikuti pemerintah/MUI, atau mau ikut Muhammadiyah, NU. Bebas.
Kecuali dulu zaman Orba, semua harus ikut pemerintah yg tidak sama dengan 
pemerintah dianggap subversif.

2. Antara yg najis dan babi gak bisa di samakan.
Najis bisa disucikan tapi babi  bagi umat islam ya tetap saja haram sampai 
kapanpun gak bisa disucikan.

3. Pada keadaan darurat maka konsumsi yg haram/babi, alkohol dibolehkan.
Vaksin meningitis untuk haji kan sudah sejak dari dulu. Tapi umat islam baru 
'ngeh' bahwa ada aroma babi belakangan ini.
Maka ditanyakanlah ke MUI. Mulanya MUI juga sudah berikan fatwa bahwa dalam 
keadaan darurat tak mengapa.
Tapi umatnya resah, masa sih pergi haji pakai barang haram meskipun darurat; 
maka banyak yg ogah vaksin.
Tapi Alhamdulillah untuk tahun ini vaksin meningitis sudah ada yang dinyatakan 
halal.

4. Kopi luwak itu kan produk tinjanya luwak artinya najis. MUI mengatakan asal 
kopi itu diproses dengan saksama maka bisa jadi tidak haram.
Sebagai tanda ada proses penyucian kopi tinja maka carilah kopi yg benar2 
terbukti melalui proses tersebut.
Entah karena rumit prosesnya maka kopi luwak mahal harganya. Kalo ada kopi 
luwak yg murah artinya di boong-in.
[ Untungnya saya tidak suka minum kopi apapun]
Ini sama saja dengan kisah ternak ikan mas, lele. Ternak ikan yg dilakukan 
secara tradisional, sederhana organikpun perlu di 'suci'kan.
Misal di balong2 di desa Jabar masih banyak dipelihara ikan yg tidak diberi 
pakan pabrikan; dibiarkan ikan itu makan apa adanya.
Di atas balong biasa ada bilik untuk buang hajat pemilik, yg akan disantap juga 
oleh ikan2 itu. Dikasih makan bangkai tikus dan segala macam bangkai.
Maka kalo mau disantap yg dianjurkan oleh islam - ternak itu harus di'suci'kan 
lebih dulu. Di tarok di kolam/wadah yg bersih, airnya bersih dikasih makanan yg 
betulan, jangan dikasih tinja manusia, bangkai,  minimal 3 hari diperkirakan 
ikan sudah benar2 suci.
Kalo enggak akan kejadian ketika ikan mas, atau lele dumbo yg disantap di 
dalamnya ada bangkai tikus, bangkai burung, bangkai janin.
Jijay kan..
Makanya hati2 kalo keluar kota, pedesaan makan di saung2 yg ada kolam ikannya. 
Liat dulu ikannya langsung ambil dari balong atau dari bak tampung.
[Untungnya saya juga tidak suka makan ikan]

Salam, 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Amin Soebandrio 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 21, 2010 11:52 AM
  Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mana yang haram: Kopi Luwak atau Vaksin 
Meningitis?


    
  MUI kemarin menyatakan bahwa Kopi Luwak halal, karena walaupun dikeluarkan
  bersama feses, sudah dicuci (tidak diketahui berapa kali).
  Sebelumnya, MUI juga menyatakan vaksin meningitis produksi beberapa
  perusahaan tidak halal, karena pernah bersentuhan dengan produk babi. Dalam
  pembuatan vaksin tersebut, memang digunakan suatu enzim yang diisolasi dari
  jaringan babi, tetapi ezim tersebut hanya katalisator dan tidak ikut di
  dalam produknya. Produknya sendiri sudah melalui berbagai proses filtrasi
  dan sebagainya, sehingga secara matematis enzim tersebut sudah mengalami

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PWI Sambut Baik Fatwa Haram MUI Terhadap Berita Bohong

2010-07-29 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Oh jadi yang diharamkan itu informasi yang berkaitan soal gosip atau berita 
bohong dan membuka aib orang lain dalam pemberitaan media, baik informasi 
tersebut disebarkan melalui acara Infotaimnent atau acara lainnya.
Lha tapi mengapa kok yang dinyatakan haram itu acara Infotainment???
Bagaimana kalau acara Infotainment itu tidak menyebarkan Gosip, Berita Bohong 
dan membuka aib orang lain???
Lha PD saat Pemilu 2009 saja saat Kampanye menggunakan strategi Infotainment 
sehingga berhasil memenangkan Pemilu.
Ketika partai lainnya mau meniru cara PD dalam berkampanye, h malah 
diharamkan oleh MUI.
 
Salam,
Adyanto Aditomo


--- Pada Rab, 28/7/10, Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com 
menulis:


Dari: Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PWI Sambut Baik Fatwa Haram MUI Terhadap Berita 
Bohong
Kepada: news Trans TV news-tran...@yahoogroups.com, kampus tiga 
kampus-t...@yahoogroups.com, AJI INDONESIA ajis...@yahoogroups.com, 
jurnalisme jurnali...@yahoogroups.com, technomedia 
technome...@yahoogroups.com, warta-lingk 
wartawanlingkun...@yahoogroups.com, Pers Indonesia 
persindone...@yahoogroups.com, Syiar Islam syiar-is...@yahoogroups.com, 
ex menwa UI 2 exmenwa...@yahoogroups.com, HMI Kahmi Pro Network 
kahmi_pro_netw...@yahoogroups.com, naratama naratama 
naratam...@yahoogroups.com, sastra pembebasan 
sastra-pembeba...@yahoogroups.com, Forum Kompas 
forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 28 Juli, 2010, 8:09 AM


  





http://www.antaranews.com/berita/1280292478/pwi-sambut-baik-fatwa-haram-mui-terhadap-berita-bohong

PWI Sambut Baik Fatwa Haram MUI Terhadap Berita Bohong

Rabu, 28 Juli 2010 11:47 WIB | Peristiwa | Pendidikan/Agama | 

Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menyambut baik fatwa 
Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan berita bohong, isapan jempol 
dan bersifat membuka aib orang lain untuk disiarkan di media massa, baik cetak 
elektronik televisi dan radio, serta portal berita Internet.

Fatwa itu sejalan dengan prinsip PWI yang sudah berkali-kali
ditegaskan dalam berbagai kesempatan, sekurang-kurangnya sejak tiga
minggu terakhir yang terkait pro-kontra mengenai infotainmen, kata
Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat, H. Ilham Bintang, di Jakarta, Rabu.

Bagi PWI, menurut dia, hanya infotainmen yang tunduk kepada
Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers dan taat Kode Etik
Jurnalistik (KEJ) yang dapat diakui sebagai karya jurnalistik.

Berkaitan dengan fatwa MUI pada Selasa (27/7) yang mengharamkan gosip
atau berita bohong dan membuka aib orang lain dalam pemberitaan media,
menurut dia, sesungguhnya telah diatur dalam KEJ, khususnya pasal (4)
dan (5). 

PWI secara tegas menyatakan media dan pelakunya yang bekerja di luar
koridor itu dipersilahkan keluar dari komunitas pers, demikian Ilham
Bintang, yang juga Pemimpin Redaksi Tabloid CekRicek (CR).

Pada 29 Desember 2009, Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) bersama PWI
Pusat mengeluarkan pernyataan bersama berkaitan dengan jurnalistik
infotainmen yang bermutu dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
umat.

Pernyataan bersama ini sebagai wujud bahwa NU sangat sangat
memperhatikan masalah-masalah sosial kemasyarakatan yang berkaitan
dengan kepentingan kehidupan masyarakat luas, kata Ketua PBNU, Prof DR
Said Agil Siradj, di Sekretariat PWI Pusat, Gedung Dewan Pers, Jakarta,
pada saat itu. Kini Said Agil Siradj menjadi Ketua Umum PBNU.

Pernyataan bersama itu ditandatangani oleh Ketua PBNU, Ketua Umum PWI
Pusat, Margiono, dan Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat, Ilham
Bintang. Pernyataan tersebut juga ditandatangani Wina Armada selaku
anggota Dewan Pers dan Yusirwan Uyun yang anggota Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI).

COPYRIGHT © 2010

Satrio Arismunandar 
Executive ProducerNews Division, Trans TV, Lantai 3
Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 
Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 3542,  Fax: 79184558, 
79184627 http://satrioarismunandar6.blogspot.com
HP: 0819 0819 9163

Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan turunnya si tigawarna 
(Belanda). Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk, belumlah pekerjaan 
kita selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyaknya keringat

(Pidato Bung Karno, 17 Agustus 1950)

[Non-text portions of this message have been removed]










[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Korban Premium Oplosan

2010-07-29 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Lho anda ini apa gak takut ancaman Pertamina yang akan menuntut siapapun yang 
berani bilang kalau kualitas Premium itu jelek dan menyebabkan mobil mogok.
Hasil Tes Lab Pertamina menyatakan bahwa Kualitas Premium masih sesuai 
spesifikasi yang telah ditentukan.
Hasil Tes Lab Pertamina ini tidak boleh dibantah oleh siapapun.
 
Katanya sih Pertamina sudah menyiapkan Pengacara Top untuk menuntut masyarakat 
yang dicurigai telah memfitnah Pertamina.
Makanya perusahaan taksi Gamya mengirimkan Premium ke laboratorium di Thailand, 
dan hasilnya: Premium kita terlalu banyak mengandung Sulfur.
Dalam hal ini belum jelas bagaimana sikap Pertamina, apakah akan meggugat 
Pemerintah Thailand atau bagaimana, karena hasil tes Lab nya bertentangan 
dengan hasil Tes Lab Pertamina.
 
Seperti biasa, Presiden SBY tetap duduk sambil senyum simpul melihat kegalauan 
masyarakat akan kualitas Premium yang berpotensi merusak mesin kendaraan.
Tak ada urusan Presiden soal kualitas Premium ini.
Biar 1 juta mobil mogok akibat penggunaan Premium, jangan harap Pemerintah akan 
meminta maaf kepada rakyatnya.
Urusan Premium ini terlalu kecil bagi Pemerintah.
 
Kelihatannya yang sedang disiapkan Pemerintah melalui Pertamina adalah biaya 
untuk pengacara yang akan menggugat masyarakat yang mengeluhkan soal kualitas 
Premium.
Biaya untuk Pengacara pasti luar biasa besar.
 
Salam,
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 28/7/10, DreamTheater AvengedSevenfold rakur...@gmail.com 
menulis:


Dari: DreamTheater AvengedSevenfold rakur...@gmail.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Korban Premium Oplosan
Kepada: lapanpulu...@yahoogroups.com, Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, 
Manager-Indonesia manager-indone...@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 28 Juli, 2010, 3:33 PM


  



Hehehe baru Sabtu kemarin jadi korban Premium Oplosan, eh tadi siang di
Matraman/Berlan (seberang Pemadam Kebakaran) mogok lagi, setelah dibantu
dorong oleh dua pengasong yg baik hati dan menjemput mekanik dari bengkel
terdekat (di sekitar hotel Sentral Pramuka) akhirnya ganti lagi tuh Fuel
Pump merk Bo*ch dgn merk De*so. Sempat juga fuel pump merk B itu digetok2
halus dan mesin berhasil nyala, tapi daripada di jalan/tol ngadat lagi,
terpaksa beli merk D.
Kata si mekanik lain kali jgn beli yg merk B, lebih bandelan yg D, saran
dia juga kemarin pas ganti fuel pump yg pertama kali seharusnya kuras dulu
tangkinya.
Dlm 2 hari dipaksa amal total sebesar Rp.450.000 + Rp.700.000 (semua
termasuk ongkos dorong, storing dan bongkar pasang).

2010/7/24 DreamTheater AvengedSevenfold rakur...@gmail.com

 Dear Rekans,
 Sekedar sharing. Kejadian ini baru kami alami, mungkin merupakan korban
 yang kesekian ribu dari bensin Premium yg baru2 ini santer diberitakan di
 media TV dan koran harian nasional.
 Baru berjalan 1km dari rumah, mobil antik kesayangan dan satu2nya milik
 kami terpaksa didorong ke bengkel langganan dkt rumah dan diganti fuel
 pump-nya. Di bengkel yg sama hari ini sudah ada 4 mobil yg mengalami hal
 serupa, hari sebelumnya ada sekitar 4-6 mobil, bahkan ada mobil keluaran
 tahun 2008an, mogok di tengah jalan (bahkan ada yg di tengah tol) dan
 terpaksa dibawa ke bengkel terdekat. Jadi ternyata korbannya bukan hanya
 armada taxi!
 Gejalanya sudah hampir semingguan ini mesin agak susah distarter, pdhl
 kondisi busi dan aki masih bagus, kadang2 mbrebet (kurang tenaga) meskipun
 pedal gas sudah diinjek pol, sampai akhirnya terdengar suara letupan di
 sekitar mesin atau tiba2 mobil seperti dihentak melesat ke depan.
 Saran, untuk sementara lupakan premium ganti sementara dgn Pertamax (sdh 3
 pom bensin dkt rumah yg sudah kehabisan stok) atau Pertamax Plus (sesekali
 jadi terpaksa jadi orang kaya), atau terpaksa sementara gaya merk lain
 (Shell, Petronas atau Total).
 Nasib...akibat ulah oknum2 yg mencari keuntungan dgn cara2 yg tidak
 terpuji, merugikan orang lain, tidak halal dan tidak berkah!
 Wass
 Bobby


[Non-text portions of this message have been removed]










[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] MUI: Yang Haram Gosipnya, Bukan Infotainment

2010-07-29 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Pernyatan MUI:
Jadi fatwa infotainment haram itu tidak ada sama sekali. Yang kita haramkan
adalah konten, isi, dan tayangan yang berbau gosip. Itu yang kita
haramkan. Jadi enggak ada tuh kita mengharamkan infotainmet, tegasnya. 

Nah ini baru masuk akal.
 
Salam,
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 28/7/10, Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com 
menulis:


Dari: Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] MUI: Yang Haram Gosipnya, Bukan Infotainment
Kepada: news Trans TV news-tran...@yahoogroups.com, kampus tiga 
kampus-t...@yahoogroups.com, aipi_poli...@yahoogroups.com, ex menwa UI 2 
exmenwa...@yahoogroups.com, HMI Kahmi Pro Network 
kahmi_pro_netw...@yahoogroups.com, Indonesia Rising 
indonesia-ris...@yahoogroups.com, naratama naratama 
naratam...@yahoogroups.com, jurnalisme jurnali...@yahoogroups.com, AJI 
INDONESIA ajis...@yahoogroups.com, warta-lingk 
wartawanlingkun...@yahoogroups.com, technomedia 
technome...@yahoogroups.com, ppiindia ppiin...@yahoogroups.com, nasional 
list nasional-l...@yahoogroups.com, Syiar Islam 
syiar-is...@yahoogroups.com, Pers Indonesia 
persindone...@yahoogroups.com, Forum Kompas 
forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 28 Juli, 2010, 4:47 PM


  



MUI: Yang Haram Gosipnya, Bukan Infotainment
Rabu, 28 Juli 2010 - 17:04 wib 

JAKARTA -
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan, menyatakan bahwa
sebenarnya infotainment tidak haram. Infotainment haram jika isinya
cuma gosip yang berisi fitnah dan artis yang bersangkutan tidak senang
diberitakan.

Fatwa haram itu kita keluarkan menyangkut konten
di infotainment. Apabila kontennya berisi gosip dalam bahasa agama
gibah/fitnah yang menyangkut pribadi seseorang dan seseorang tersebut
tidak senang diberitakan, itu hukumnya haram, jelas Amidhan yang
dikontak wartawan, Rabu (28/7/2010).

Dan semua orang yang
mengambil keuntungan dari tayangan tersebut kena fatwa haram. Yang
menonton haram, yang memproduksi juga haram karena infotainmet itu ada
hampir setiap waktu. Kita sarapan ada infotainment, makan siang ada
infotainment, malam juga. Hampir semua teve ada infotainment, katanya.

Amidhan
menjelaskan, fatwa itu dibuat berdasarkan adanya laporan dan juga
pengamatan dari MUI sendiri. Ada yang kirim SMS, ada yang lapor,
telepon. Ada juga kita melakukan pengamatan. Ini sudah sangat
menggelisahkan. Apalagi sekarang mendekati bulan Ramadan, sesalnya.

Kata dia, sebenarnya ibu-ibu tidak suka, tapi sangat manusiawi kalau 
berita-berita infotainment menarik ditonton.

Jadi
fatwa infotainment haram itu tidak ada sama sekali. Yang kita haramkan
adalah konten, isi, dan tayangan yang berbau gosip. Itu yang kita
haramkan. Jadi enggak ada tuh kita mengharamkan infotainmet, tegasnya. (ang)

[Non-text portions of this message have been removed]










[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polisi terpeleset lagi, kegendutan atau kegenitan?

2010-07-28 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Padahal saat ini Kapolri dan Jaksa Agung akan digugat oleh DPR dan ICW bila 
tidak bisa membuktikan pernyataannya di Komisi III DPR beberapa waktu yang 
lalu, bahwa Kepolisian dan Kejaksaan Agung memiliki Bukti Rekaman Percakapan 
antara Ali Muladi dengan Ade Raharja, Direktur Penuntutan KPK sampai 64 kali, 
ternyata dibantah oleh Komisaris Farman, yang memproses kasus Ali Muladi.
Katanya, dari semula tidak ada bukti rekaman pembicaraan seperti yang 
disampaikan Kapolri dan Jaksa Agung.
 
Bila dalam sidang minggu depan Jaksa Penuntut Umum tidak bisa menghadirkan 
Rekaman tersebut di Pengadilan sesuai Perintah Hakim, maka ICW dan DPR akan 
meminta penjelasan dan pertanggung jawaban, mengapa kok Kapolri dan Jaksa Agung 
telah dengan sengaja telah melakukan Kebohongan Publik.
 
Mentang - mentang Kapolri dan Jaksa Agung mendapat perlindungan khusus dari 
Presiden SBY, bukannya berterimakasih, eeeh malah tindakannya bisa 
menjerumuskan Presiden ke lembah kenistaan sebagai Pejabat Publik.
Bila terbukti bahwa Kapolri dan Jaksa Agung dengan sengaja telah membohongi 
publik dan sengaja menyiarkan kabar bohong, maka sulit bagi Presiden untuk 
lepas tanggung jawab atas peristiwa tersebut dan cuma bilang: Itu Ranah Hukum 
dan saya sebagai Presiden tidak bisa ikut campur soal hukum.
 
Kelihatannya Jaksa Agung dan Kapolri sudah sama gilanya dengan Andi Nurpati, 
yang menyatakan Tidak Bersalah atas pengkhianatannya terhadap KPU.
Andi Nurpati bilang bahwa tindakannya itu masih sesuai HAM yang dipahaminya.
He he he he he he rupanya menjadi Pengkhianat itu dilindungi oleh HAM.
Kapolri dan Jaksa Agung juga akan menggunakan jurus yang sama dengan Andi 
Nurpati: Kebohongan Publik itu sesuai dengan HAM yang mereka pahami.
 
Kacau sekali.
 
Salam,
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 21/7/10, Sapri Pamulu mspam...@gmail.com menulis:


Dari: Sapri Pamulu mspam...@gmail.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polisi terpeleset lagi, kegendutan atau kegenitan?
Kepada: forum-pembaca-kompas forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 21 Juli, 2010, 8:23 AM


KOMPASIANA
http://hukum.kompasiana.com/2010/07/21/polri-terpeleset-lagi-di-kasus-gayus/

-

Polisi terpeleset lagi, kegendutan atau kegenitan?

POLRI tampaknya memang bernasib untuk menjadi fokus perhatian publik
menyusul kisah rekening Gendut oleh TEMPO, ini terbukti lagi ketika
pihak POLRI mengumumkan pembubaran tim independen untuk kasus Gayus
(mafia pajak) sambil melegitimasi pembubaran itu dengan menyebut
kehadiran pejabat penting terkait seperti Menko Polhukam dan Satgas
Mafia Hukum. Celakanya kedua pejebat itu latas membantah kehadiran
mereka dalam pertemuan yang konon disebut polisi itu dengan agenda
pembubaran tim independen.

Sebagaimana diberitakan “Polri Bubarkan Tim Independen” (Kompas.com
21/07/2010) POLRI telah membubarkan tim independen tim yang khusus
dibentuk dalam penanganan mafia hukum. Tim ini malah sudah melaporkan
hasil kerja ke Satgas Pemberantasan Mafia Hukum dan Menko Polhukam
Djoko Suyanto, di Mabes Polri, Selasa kemarin. Perihal pembubaran itu
disampaikan Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Marwoto
Soeto kepada wartawan melalui telepon sambil menyebut kehadiran Djoko
Suyanto (Menkopolhukam) dan Denny Indrayana (sekretaris Satgas).
Menurut Marwoto, pembubaran itu dilakukan setelah penyelidikan dan
penyidikan kasus Gayus dinilai rampung, dan urusan selanjutnya
diserahkan kepada Bareskrim Polri. Jadi “Semua sudah selesai,” kata
Marwoto.

Membantah keterangan POLRI, Menko Polhukam Djoko Suyanto menegaskan
dirinya pada Selasa (20/7) justru berada di Hanoi, Vietnam. “Jadi
tidak benar saya ada di Mabes Polri pada hari dan tanggal itu,” kata
Djoko. Senada dengan Djoko, Denny Indrayana juga menyayangkan rilis
POLRI via Marwoto tersebut dan malah menilai penyelesaian kasus Gayus
ini justru masih menggantung sehingga tim independen belum waktunya
dibubarkan. Menurut Denny, “Satgas tidak mengetahui, menghadiri
pertemuan, apalagi setuju dengan pembubaran Tim Independen. Informasi
yang disampaikan Kabidpenum Mabes Polri Kombes Marwoto Suto tentang
pertemuan dengan satgas serta persetujuan pembubaran Tim Independen
adalah tidak benar“.

Ada apa dengan POLRI ya? Kok masih selalu terpeleset, apa “kegendutan”
dengan kasus yang menimpa POLRI sehingga sulit melangkah ke depan
akibat beban sorotan masyarakat? Yang jelas bukan kegendutan akibat
kebanyakan makan seperti kata KAPOLRI Jenderal BHD per hari ini bahwa
“Yang kuat, yang makan banyak,” sebagai ungkapan bergurau tentang
siapa calon kuat KAPOLRI ketika ditanyai wartawan di kantor Presiden
SBY.  BHD juga meminta kepada wartawan untuk tidak mengulang-ulang
pertanyaansekaitan dengan alasan polisi untuk tidak menyebut nama-nama
perwira polri yang mempunya rekening gendut (Detiknews, 21/07/2010).

Semoga hanya kegendutan saja, bukan karena kegenitan.

-

SUMBER
http://hukum.kompasiana.com/2010/07/21/polri-terpeleset-lagi-di-kasus-gayus

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketika Urusan Nyawa Dikelola Oleh Para Penebar Pesona

2010-07-28 Terurut Topik Adyanto Aditomo
 
Sutan Bhatoegana adalah pengejawantahan Partai Demokrat dan SBY: Tidak perduli 
dengan nasib masyarakat.
Didepan para korban ledakan Gas LPG, dia masih bisa tertawa senang dan 
cenderung menyalahkan masyarakat pengguna Gas LPG.
Adanya Gas LPG yang bocor tetapi tetap diisi Gas LPG oleh Agen Resmi Pertamina, 
tanggung jawabnya dilemparkan kepada masyarakat pengguna Gas LPG.
Alasannya: Walaupun Tabung tersebut ada simbol SNI, tapi kalau sudah tahu 
Tabung LPG bocor dan berkarat, kok diterima juga ???
Lha darimana masyarakat bisa tahu kalau tabung tersebut bocor???
Waktu sosialisasi kan tidak diberi tahu bagaimana cara memastikan bahwa Tabung 
Gas LPG yang dibeli dari Agen Gas betul - betul aman.
Gak ada penjelasan itu.
Lho kok sekarang malah  jadi rakyat yang disalahkan
 
Kebocoran Tabung Gas LPG, walaupun sudah dibuktikan dilapangan bahwa ada ribuan 
tabung Gas LPG Bocor, namun Sutan Bhatoegana yang mewakili Partai Demokrat dan 
Pemerintah yang diwakili ole Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 
Darwin Zahedy Saleh, menolak keras bahwa kebocoran tabung Gas adalah penyebab 
meledaknya Gas LPG.
 
Entah sudah dirasuki setan dari mana otak para pejabat kita ini, kedua pejabat 
tersebut menyatakan bahwa:
1. Penyebab Utama Ledakan Gas LPG adalah kebocoran Gas dari Selang Gas dan 
Regulator Gas.
2. Kebocoran dari Tabung Gas tidak bisa menimbulkan kebakaran.
3. Sampai hari ini tidak ada bukti bahwa Tabung Gas tersebut meledak.
Dalam setiap kejadian Ledakan Gas di masyarakat, Tabung Gas masih dalam keadaan 
utuh dan Tidak Ada Yang Pecah akibat ledakan.
 
Anehnya pernyataan kedua pejabat tersebut mendapat dukungan dari Tim Forensik 
Kepolisian, yang memeriksa penyebab ledakan Gas LPG pada setiap kecelakaan yang 
terjadi.
 
Pemerintah, SBY dan Partai Demokrat kelihatannya sedang melecehkan Kecerdasan 
Masyarakat.
Apa bedanya Gas yang keluar akibat Tabung Gas Bocor atau Regulator Bocor atau 
Selang Gas Bocor
Semua Gas yang bocor tersebut bila konsentrasinya cukup tinggi dan terkena api, 
pasti langsung meledak.
Walaupun sumber kebocoran gas berasal dari Tabung Gas LPG yang bocor, ledakan 
yang terjadi tidak harus membuat tabung Gas pecah berkeping - keping.
 
Salam,
Adyanto Aditomo





Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mana yang haram: Kopi Luwak atau VaksinMeningitis?

2010-07-28 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Katanya sih MUI memiliki peralatan laboratorium yang cukup canggih.
Tetapi pertanyaannya adalah:
1. Seberapa canggih???
2. Bagiamana dengan akurasi hasil penelitiannya???
3. Metode penelitiannya menggunakan standard apa???
4. Siapa yang memberikan akreditasi terhadap Laboratorium MUI untuk memastikan 
bahwa seluruh peralatan, termasuk kalibrasinya, Kompetensi dari Tenaga 
Laborant maupun metode yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah penelitian 
yang berlaku secara Internasional???
 
Sebaiknya yang memberikan akreditasi bukan Departemen Agama, karena hal ini 
bukan wilayah kewenangan Departemen Agama, tetapi lembaga yang bisa dipercaya 
oleh masyarakat Internasional.
Soalnya Laboratorium milik Pemerintah Indonesia saja kemampuannya masih sangat 
terbatas, sehingga untuk melakukan penelitian yang lebih intens, misalnya soal 
penelitian virus H5N1 saja masih harus kerjasama dengan laboratorium di Negara 
Maju.
 
Salam,
Adyanto Aditomo

--- Pada Jum, 23/7/10, evi douren my_tiger_s...@yahoo.com menulis:


Dari: evi douren my_tiger_s...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mana yang haram: Kopi Luwak atau 
VaksinMeningitis?
Kepada: FPK Milist Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 23 Juli, 2010, 5:30 AM


  



Yang menjadi pertanyaan saya hingga saat ini yaitu:

1. Apakah MUI memiliki laboratorium yang adekuat u/semua pembuktian tsb 
sehingga keputusan dilakukan bukan sekedar berdasarkan studi dokumen dan/atau 
literatur

2. Seberapa besar kekuatan sumber daya manusia yang mampu menjalankan 
laboratorium dan kajian tsb yg dipunyai o/MUI?

3. Kedua hal di atas, apakah tersedia di aras MUI Pusat atau juga tersedia di 
aras daerah?

Nah, bersamaan dari pertanyaan2 tsb kemudian saya juga bertanya:

4. Bagaimana koordinasi yg dilakukan o/MUI dengan BPOM, yang memang dibentuk 
sebagai salah satu alat pemerintah u/melakukan kajian thd hal2 yg dilakukan 
o/MUI? BPOM, meski belum ideal, tentu memiliki laboratorium dan sekaligus 
sumber daya manusia u/melakukan kajian tsb.

5. Jika memang pada kenyataannya MUI tidak memiliki kedua hal tsb di atas 
apakah tidak lebih baik apa yg 'telah dipraktekkan' o/MUI digabungkan saja ke 
BPOM? Akan lebih mudah u/'membentuk suatu unit kajian dari sisi agama atas 
ketentuan halal atau haram' dibandingan sebaliknya. Selain itu, 'pemaduan' tsb 
akan mengehemat banyak sumber daya, baik uang maupun manusia, dan sisa yg 
'dihamburkan' bisa dipakai u/menaikkan gas/kecepatan u/mengejar banyak 
ketertinggalan negara kita dalam isu teknologi di bidang obat dan makanan 
sehingga kita pun tidak lagi sekedar 'bertempur dengan isu xenophobia' yg pada 
sisi lain mencerminkan sikap minder kita sebagai bangsa yg banyak tertinggal 
karena hampir semua lini sibuk di aras yg sama u/satu isu saja.

Evi Douren


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: kmj...@indosat.net.id kmj...@indosat.net.id
Sender: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thu, 22 Jul 2010 17:45:23 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Reply-To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mana yang haram: Kopi Luwak atau Vaksin
Meningitis?

Saya sependapat dengan Pak Amin dalam hal vaksin. Kalau 
vaksin yang diproduksi melalui katalisator ensim yang 
berasal dari babi (ensim itu sendiri tidak ikut bereaksi 
dan menyatu dengan vaksinny) dinyatakan haram, maka air 
minum PAM seharunya juga haram mengingat cemaran yang 
terjadi di kali Ciliwung atau Cisadane. 
Kopi luwak tercampur kotoran luwak juga aneh kalau 
dinyatakan haram karena kotoran hewan atau manusia hanya 
bersifat najis, yang jika dicuci bersih akan hilang 
najisnya. Kalau kopi luwak dinyatakan haram karena 
tercampur kotoran luwak, maka telur ayam, bebek, atau 
burung juga haram karena sewaktu keluar ia tercemar kotoran 
induknya.
Saya lebih menduga ada hal lain di balik pengharaman 
atau penghalalan ini. Kopi luwak sudah terkenal sejak 
berpuluh atau beratus tahun, mengapa baru sekarang 
dinyatakan haram? Apakah karena kemudian diketahui bahwa 
harganya sangat mahal?
Mengapa filter rokok yang oleh penelitian orang Belanda 
dinyatakan tercampur darah babi tidak dinyatakan haram?
Something fishy dalam jualan sertifikat halal ini.
KM










[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balita Korban Ledakan Gas: Ayah Ridho Dipecat Gara-gara Jaga Anaknya di RS

2010-07-22 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Joe D Santos Wrote:
 
Saya pribadi bekerja di distributor GAS ENGINE dari eropa, tapi banyak mesin
yang sudah di pasang tidak berfungsi sebagai mana mestinya karena pasokan
gas nya tidak memenuhi standar MUTU, bahkan si pemilik bilang, besar
tekanannya tapi kadar gas nya sedikit. Dan ini malah merusak mesin itu. Coba
tanya kemana??
 
Komentar saya:
 
Kok aneh sih???
Ini untuk kasus LNG atau LPG???
 
Negara Importir Gas Alam Cair (LNG) atau Gas LPG biasanya sangat ketat dalam 
menyeleksi dan memeriksa spesifikasi Gas Alam atau LPG yang mereka terima dari 
negara yang memproduksi gas tersebut.
Saat mendistribusikan Gas ke konsumen, mereka umumnya memperlakukan Gas seperti 
memperlakukan BBM, yaiti nilai kalorinya diupayakan stabil.
Makanya sebelum disalurkan ke pelanggan, nilai kalorinya di standardkan 
terlebih dahulu.
Di Jepang dan Singapore, spesifikasi LPG yang diterima dari Indonesia adalah 
jenis Propana yang bersih dari Tar dan nilai kalori LPG yang disalurkan ke 
konsumen dibuat standard, yaitu 22.000 Kcal/Nm3.
 
Sedangkan LPG yang beredar di Indonesia, selain umumnya kandungan Butananya 
jauh lebih dominan, dimana Butana ini banyak kandungan Tar, juga nilai kalori 
LPG yang di suplai ke pelanggan apa adanya yang mereka terima dari Tambang, 
tanpa diolah terlebih dahulu.
Tetapi kadang - kadang kandungan Propananya yang lebih dominan.
Makanya nila kalori LPG di Indonesia berkisar antara 24.000 - 29.500 Kcal/ Nm3, 
tergantung komposisi gas LPG tersebut (komponen Utama Gas LPG ini terdiri dari 
Prapana dan Butana).
 
Yang repot adalah bila kita menggunakan Dryer yang menggunakan Bahan Bakar Gas 
LPG.
Bila yang dimasukkan ke dalam Dryer memiliki spesifikasi yang sangat ketat, 
terpaksa Dryer harus dilengkapi dengan Mixer, yaitu alat untuk mencampur Gas 
LPG dengan Udara Bebas agar nilai kalorinya menjadi lebih rendah namun stabil.
Tetapi bila spesifikasinya tidak terlalu ketat, cukup melakukan setting pada 
sistem pembakarannya saja.
Di Singapore dan Jepang, nilai kalori LPG dibuat stabil di 22.000 Kcal/ Nm3.
 
Bila sampai terjadi suplai Gas LPG lebih banyak anginnya katimbang gas LPG nya, 
menurut saya sih kok aneh ya.
Kira - kira apa sih yang terjadi???
 
Atau maksudnya NG (Natural Gas) yang disalurkan dengan menggunakan Pipa ???
Seluruh LNG kita di eksport keluar negri, sedangkan untuk konsumsi dalam negri 
menggunakan NG (Natural Gas) atau CNG (Compress Natural Gas) yang digunakan 
untuk kendaraan bermotor.
Komposisi Kimia LNG dan NG memang berbeda.
Kalau mau tanya ya ke Lemigas bila itu NG atau ke Pertamina bila itu LPG.
 
Salam,
Adyanto Aditomo
�
--- Pada Rab, 21/7/10, Joe D Santos joedev...@gmail.com menulis:

Dari: Joe D Santos joedev...@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balita Korban Ledakan Gas: Ayah Ridho Dipecat 
Gara-gara Jaga Anaknya di RS
Kepada: Forum Kompas Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 21 Juli, 2010, 4:06 AM

Terus pemerintah CQ pertamina mere ajah neh?? Ternyata... Tidak meleset jauh 
konversi minyak ke gas elpiji ntu menjadi kontroversi minyak ke gas.
Terlalu banyak pemain yang hanya memikirkan keuntungan pribadi, Dan tidak 
tertutup kemungkinan, Ada angka-angka yang masuk ke pundi - pundi oknum 
pertamina maupun pGN.
Media belakangan menyiarkan penggerebekan agen-agen nakal yang sengaja 
mengurangi berat gas dari 12 ke 10 KG, atau yang memindahkan isi 3 kg ke tabung 
yang non subsidi. Golongan ini akan memetik hasilnya nanti saat menuju akhir 
dunia, kalau pun sekarang menikmati keuntungan berlipat, sementara orang lain 
harus menanggung kerugian bahkan harus kehilangan nyawa

Saya pribadi bekerja di distributor GAS ENGINE dari eropa, tapi banyak mesin 
yang sudah di pasang tidak berfungsi sebagai man mestinya karena pasokan gas 
nya tidak memenuhi standar MUTU, bahkan si pemilik bilang, besar tekanannya 
tapi kadar gas nya sedikit. Dan ini malah merusak mesin itu. Coba tanya kemana??



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada ledakan

2010-07-19 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Saat pertamakali masyarakat diperkenalkan Gas LPG untuk memasak sekitar th. 
1980'an, penjelasan dari Pertamina begitu rinci dan jelas, dimana dijelaskan 
soal persyarakat dapur yang harus memiliki lubang ventilasi udara di dekat 
Kompor dan tabung Gas, setinggi sekitar 0,5 m dari lantai, dimana lubang 
ventilasi tersebut harus berhubungan dengan ruang terbuka dan udara bebas.
Tujuannya: bila ada kebocoran pada Sistem Kompor Gas LPG (bisa pada tabung gas, 
regulator, selang gas atau pada komponen Kompor), maka gas LPG yang bocor 
tersebut akan tersebar secara merata, sehingga konsentrasinya rendah.
Dengan demikian, potensi terjadinya ledakan bila terjadi kebocoran pada gas 
bisa dihindarkan.
 
Dalam jaman Pemerintahan SBY ini, yang difikirkan bukan soal keselamatan 
masyarakat pengguna gas LPG, tetapi jumlah penghematan yang bisa dilakukan, 
yaitu sekitar Rp. 50 Triliun/ tahunnya.
Soal spesifikasi dapur masyarakat miskin tidak memenuhi syarat untuk Kompor 
gas, tidak pernah dibahas oleh Pemerintah SBY.
Yang dibahas cuma: bagaimana masyarakat harus mengganti selang dan regulator 
yang bocor atas biaya masyarakat sendiri.
Pemerintah menolak untuk memberikan subsidi, walaupun nilainya cuma sekitar Rp. 
100 milyar/ tahunnya, padahal penghematannya Rp. 50 triliun/ tahunnya.
 
Apakah penggantian selang gas dan regulator sudah memecahkan persoalan
Berdasarkan pengalaman saya selama lebih dari 20 tahun menangani penggunaan Gas 
LPG, baik untuk kepentingan Pabrik maupun Rumah Tangga, bila persyaratan 
standard untuk dapur Masyarakat tidak sesuai dengan syarat keamanan untuk 
Kompor gas, maka potensi terjadinya Ledakan Gas LPG masih tetap  akan terjadi.
Pemerintah, terutama Pertamina dan Staf Kementrian Perindustrian sangat 
menyadari hal ini, namun kelihatannya mereka sengaja Tutup Mulut dan Tutup Mata 
soal potensi ledakan Gas LPG ini.
Mereka kelihatannya sudah tidak punya nurani lagi.
Para Korban Ledakan Kompor gas hanya dilihat sebagai angka kecelakaan dan 
menyiapkan anggaran untuk biaya Pemakaman bagi yang meninggal dan biaya Rumah 
Sakit bagi yang Luka - Luka.
Tidak pernah terbesit di kepala Pemerintah, bagaimana menderitanya masyarakat 
korban Ledakan Tabung Gas LPG ini.
 
Tidak ada upaya secara bersungguh - sungguh dari Pemerintah untuk menanggulangi 
Ledakan Kompor Gas ini.
 
Salam,
Adyanto Aditomo
 
--- Pada Sab, 17/7/10, bodo_kerlchen bodo_kerlc...@yahoo.de menulis:


Dari: bodo_kerlchen bodo_kerlc...@yahoo.de
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiat: Biar gas bocor, ttp tak ada ledakan
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 17 Juli, 2010, 10:37 AM


 



Namun kita tidak boleh melupakan kenyataan, bahwa sejak pemegang wewenang 
negeri ini memaksakan penggunaan BBG pada mayoritas rakyat golongan bawah, 
maka bencana seperti ini sudah dengan sendirinya ter program. Akan absurd 
sekali, apabila golongan saudara kita yang kesehariannya saja sudah sangat 
minim itu, lalu diwajibkan memenuhi kondisi/sarana ini-itu, agar dapurnya 
ngebul?? Mending si pembuat kebijakan itu yang mulai diharuskan/diwajibkan 
pake otak dengan pantas, sebelum mengeluarkan kebijakan.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Surat utk KAPOLRI - Petani Perempuan 45 thn Ditembak Mati Polisi

2010-07-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Lha iyalah, Petani kita kelihatannya lebih merdeka dibandingkan saat Indonesia 
masih dijajah Belanda.
Lha sekarang kan dipimpin oleh Presiden yang mendapat dukungan 60% suara Rakyat 
Indonesia, makanya berani bertindak kejam, bengis dan sadis, karena para 
pendukungnya sih merasa OK - OK saja atas peristiwa tersebut.
 
Soal Belanda gak berani bertindak sebrutal itu terhadap Petani, karena Belanda 
tidak mendapat dukungan dari Rakyat Indonesia.
 
Salam,
Adyanto Aditomo

--- Pada Jum, 16/7/10, lanogan ginting olano...@yahoo.com menulis:


Dari: lanogan ginting olano...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Surat utk KAPOLRI - Petani Perempuan 45 
thn Ditembak Mati Polisi
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 16 Juli, 2010, 8:50 AM


 



Seandainya itu terjadi pada saat kita belum merdeka dan pelakunya Belanda, saya 
yakin si Belanda akan kita lawan juga dengan senjata. Tapi berhubung sekarang 
kita sudah merdeka dan pelakunya bangsa sendiri alias polisi Inodnesia, yang 
dapat kita lakukan hanya menulis surat/mengadu minta belas kasihan untuk di 
perhatikan /minta keadilan. TERNYATA KITA INI LEBIH MERDEKA PADA SAAT KITA 
BELUM MERDEKA


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Di Balik Perang Rokok Indonesia-Amerika

2010-07-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Memangnya Pemerintah Indonesia berani melarang para pemodal asing melarikan 
keuntungannya kenegara mereka???
Soal masyarakat yang sakit akibat merokok???
Untuk masyarakat yang tidak mampu, kan sudah disediakan Jamkesmas atau Jamkesda 
agar bisa berobat gratis ke Rumah Sakit.
 
Lha Gas Alam yang sangat diperlukan masyarakat untuk Pembangkit Listrik PLN 
saja, dimana Gas Alam tersebut 100% milik Bangsa Indonesia, harus diberikan ke 
negara asing dengan harga yang sangat murah dan rakyat Indonesia harus menerima 
Pembangkit PLN menggunakan BBM yang harganya mahal sehingga TDL terpaksa 
dinaikkan.
 
Soal harga kebutuhan pokok yang melambung akibat kenaikan TDL sehingga rakyat 
menjerit, Pemerintah masih bilang bahwa: Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok itu 
masih terkendali. Jadi masyarakat tidak perlu terlalu risau.
Lha kalau kenaikan harga ini ternyata masih termasuk kategori  terkendali, 
apakah memang ada rencana Pemerintah untuk menyengsarakan rakyatnya sendiri???
 
Salam,
Adyanto Aditomo




--- Pada Jum, 16/7/10, Kiki Soewarso kikisoewa...@yahoo.com menulis:


Dari: Kiki Soewarso kikisoewa...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Di Balik Perang Rokok Indonesia-Amerika
�



Kalau Pemerintah Amerika tegas melindungi warganya akan serbuan rokok kretek,
kenapa Pemerintah Indonesia tenang-tenang akan serbuan industri rokok
internasional? Dengan tangan terbuka membiarkan keuntungan dibawa ke luar
negeri, penyakit dan kerugiannya ditinggal di sini. Orang lain yang untung kita
kebagian penderitaannya...lagi-lagi yang paling menderita adalah rakyat
miskin...

menyedihkan... :(

always support 100% smoke free places !


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sketsa: Tulang Serikat Pekerja dan Paloh di PHK Papandayan

2010-07-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Kemanusiaan seseorang itu akan teruji dari caranya menyelesaikan persoalan yang 
sedang dihadapinya.
Seorang yang berprofesi sebagai Wartawan atau Politisi, ketika melihat ada 
pihak yang melakukan tindak kesewenangan terhadap pihak lain, waduh, ributnya 
bukan main.
Wartawan atau Politisi tersebut pasti akan melakukan investigasi dan hasilnya 
akan digunakan sebesdar - besarnya untuk membela Pihak Yang Tertindas.
Wartawan atau Politisi tersebut akan menggambarkan bahwa dirinya adalah Pejuang 
Kemanusiaan yang akan melawan semua tindakan terhadap pelanggaran Kemanusiaan 
yang ada di Dunia ini.
Ya begitulan cara seorang Wartawan atau Politisi untuk mempromosikan Media atau 
Partainya terhadap masyarakat pengagumnya.
 
Kualitas aslinya akan terungkap ketika yang bersangkutan tersangkut masalah.
Di situlah akan terlihat, apakah yang bersangkutan satu kata dengan tindakan.
 
Dalam kasus ini, kelihatannya Surya Paloh tidak satu kata dengan tindakan.
Semua ulasan yang sifatnya Membela Masyarakat Lemah dan Tertindas atas tindak 
kesewenangan Pihak Yang Merasa Kuat, yang banyak di ulas oleh Surat Kabar Media 
Indonesia dan Metro TV, termasuk perjuangannya membela rakyat Miskin dan 
Tertindas melalui Nasional Demokrat, ternyata itu bukan upaya untuk membela 
masyarakat miskin dan tertindas, tetapi upaya untuk mencari popularitas belaka.
 
Bila upayanya berhasil dan Surya Paloh mendapat mandat dari rakyat untuk 
mengelola negri ini, tindakannya terhadap masyarakat Miskin dan Tertindas pasti 
akan sangat kejam.
Menurut saya, Surya Paloh, baik sebagai Wartawan maupun Politisi, tidak lebih 
dari Serigala Berbulu Domba.
 
Salam,
Adyanto Aditomo
 


--- Pada Jum, 16/7/10, iwan piliang iwan.pili...@yahoo.com menulis:


Dari: iwan piliang iwan.pili...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sketsa: Tulang Serikat Pekerja dan Paloh di PHK 
Papandayan
Kepada: jurnali...@yahoogroups.ocm, mediac...@yahoogroups.com, 
forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 16 Juli, 2010, 6:28 AM


  



Perjalanan menulis Sketsa, dominan mereportase. Sebutlah dari 
reportase tukang patri menaut jalanan Jakarta, Kalimati Pademangan 
seumur Jakarta tak mengalir, kasus pembunuhan David, dipenjaranya Prita 
Mulyasari hingga memulangkan Ziyad ”terpenjara” 8 tahun Uni Emirat Arab.
Berbeda dengan media mainstream memiliki rapat perencanaan, Sketsa 
esok, acap saya tak menduga menuliskan apa. Pada 14 Juli lalu, kaki 
telah menggerakkan saya berada di ruang Menteri Tenaga Kerja, pukul 
13.00. Menteri menerima 44 orang Serikat Pekerja Mandiri Hotel 
Papandayan (SPMHP), Bandung. Ketika mengkonfirmasi via hand phone kepada
Elman Saragih, Direksi Media Group, wartawan senior di Media 
Indonesia; bertanya mengapa Surya Paloh enggan menuntaskan PHK karyawan
Hotel Panpandayan, Elman menjawab, ”Saya sedang ada pekerjaan.” HP-nya
lalu dimatikan. Begitulah langgam wartawan menanggapi kerja dunianya 
sendiri. Bukan dunia lain.

TENGAH malam di berita malam sebuah televisi, 15 Juli saya 
menyimak bagaimana rombongan para advokat di Mahkamah Agung ribut. 
Pagi harinya koran Rakyat Merdeka menurunkan headline berjudul Gaduh, 
Pengacara Hina Ketua MA. Di situ juga ada foto Ketua MA, Arifin Tumpa 
menggeletak di lantai di barisan kaki para anggota Kongres Advokat 
Indonesia (KAI) dan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi). Mereka 
bertikai. Mereka menepuk dada demi pengakuan, so paling absah.

Sikap dan laku yang tersiar ke media itu, tidak mencerminkan lagi adab,
norma, hukum yang harus dijunjung. 

Siang harinya, setelah sempat menghadiri pertemuan Serikat Pekerja 
Mandiri Hotel Papandayan (SPMHP), Bandung dengan Menteri Tenaga Kerja, 
saya mencoba mengkonfirmasi kepada Heyden Lubis, advokat PT. Citragraha 
Nugratama-Hotel Papandayan, di Bandung. Saya bertanya ihwal kalimatnya 
kepada serikat pekerja, mengapa begitu kasar berkata kepada serikat 
pekerja ini bahwa sesuai penuturan Asep Ruhiyat, ketua SPMHP, sang 
pengacara ini berujar, ”Sampai tulang pun serikat pekerja tak akan 
menang.”

Melalui saluran selularnya, Heyden dengan nada tinggi mengatakan, ”Saya
tak pernah mengatakan begitu.”

”Dan hotel ini juga tak ada hubungan kepemilikan dengan Surya paloh,” 
ujarnya dengan nada sama.

Saya katakan di depan saya ada dokumen kepemilikan Surya Paloh sebesar 
95% akan PT Citragraha Nugratama, pemilik Hotel Panghegar. Lagi Heyden 
membantah. ”Tak ada Surya Paloh memiliki hotel ini.”

Demi sebuah sambutan lebih baik, saya mengirim SMS ke selularnya 
menuliskan nama saya, jabatan di karir jurnalisme yang pernah saya 
sandang, plus, sertifikasi saya di dunia investigasi. Ia membalas, 
”Saya lawyer di Matraman, Jakarta. Nada saya bicara memang seperti ini.”

Saya membayangkan bagaimana para karyawan di serikat pekerja ini 
berhadapan dengan wakil manajemen perusahaan yang dimiliki oleh Surya 
Paloh, kelompok besar itu?

Sebagai sosok yunior Surya Paloh di HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda, di 
mana saya pernah menjadi member dan pengusaha), acap saya

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bls: [Indonesia-Rising] RAKYAT ACEH TOLAK JKA

2010-07-16 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Mungkin yang perlu diperjelas adalah sasaran dari diadakannya Program JKA.
Jika Program JKA berbenturan dengan Program Jamkesmas, ya sebaiknya Program JKA 
dibatalkan, karena hanya akan bikin bingung masyarakat saja.
Tetapi bila Program JKA tujuannya untuk melengkapi Program Jamkesmas, ya itu 
sih 
baik - baik saja.
Apa masalahnya???
Tinggal bagaimana membuat Aturan pelaksanannya agar tidak tumpang tindih dengan 
Program Jamkesmas.

Salam,

Adyanto Aditomo





Dari: Rakyat Harus Sehat media...@yahoo.com
Kepada: group anti imf anti-...@yahoogroups.com; group bisnis center 
bisnis_cen...@yahoogroups.com; group ekonomi nasional 
ekonomi-nasio...@yahoogroups.com; group elshinta 
elshintagr...@yahoogroups.com; group jala prt jala_...@yahoogroups.com; 
group komunitas musik komunitasmu...@yahoogroups.com; group media jabar 
media-ja...@yahoogroups.com; group media jakarta 
media-jaka...@yahoogroups.com; group media jateng 
media-jat...@yahoogroups.com; group musik indonesia 
musik_indone...@yahoogroups.com; Group Pantau Kom 
pantau-komuni...@yahoogroups.com; Group Parlemenwatch 
parlemenwa...@yahoogroups.com; group politikmahasiswa 
politikmahasi...@yahoogroups.com; group ppdi p...@yahoogroups.com; Group 
Stikom alumni-sti...@yahoogroups.com; Group UGM alumni-...@yahoogroups.com; 
Group Zaman zama...@yahoogroups.com; group--pembebasan 
sastra-pembeba...@yahoogroups.com; group-Forum-Pembaca-Kompas 
Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; group-GELORA45 
gelor...@yahoogroups.com; group-mimbar-bebas mimbar-be...@yahoogroups.com; 
group-Pembebasan_Papua pembebasan_pa...@yahoogroups.com; group-persindonesia 
persindone...@yahoogroups.com; group-RumahKitaBersama 
rumahkitabers...@yahoogroups.com; group-santrikiri 
santrik...@yahoogroups.com; group-wahana-news wahana-n...@yahoogroups.com; 
group-wartawanindonesia wartawanindone...@yahoogroups.com; groupacehkita 
acehk...@yahoogroups.com; Groupacehkita acehkita-ow...@yahoogroups.com; 
Groupastaga ast...@yahoogroups.com; GroupBeritaKorupsi 
berita_koru...@yahoogroups.com; Groupdokter indonesia 
dokter_indone...@yahoogroups.com; Groupdokterumum 
dokter_u...@yahoogroups.com; groupecosisters ecosist...@yahoogroups.com; 
groupelshinta elshintagroup-subscr...@yahoogroups.com; groupindoprogres 
indoprogr...@yahoogroups.com; Groupindorising 
indonesia-ris...@yahoogroups.com; Groupiue2002 ieu2...@yahoogroups.com; 
groupjurnalperempuan jurnalperemp...@yahoogroups.com; groupkasm-ui 
ksm...@yahoogroups.com; groupkasoem kas...@yahoogroups.com; grouppsik 
psik-demokr...@yahoogroups.com; groupsnasional-list 
nasional-l...@yahoogroups.com; Groupwordsmartcenter 
wordsmartcen...@yahoogroups.com
Terkirim: Sab, 3 Juli, 2010 10:27:31
Judul: [Indonesia-Rising] RAKYAT ACEH TOLAK JKA

  








 
 
Siaran Pers
 
Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) langkah mundur Jaminan Kesehatan Masyarakat Aceh.
 
Gembar-gembor  program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) yang di luncurkan oleh 
Pemerintah Aceh ternyata hanya “ pil pahit” bagi jamiman kesehatan masyarakat 
Aceh yang di kemas dengan pencitraan yang bagus seakan-akan JKA adalah 
segalanya. LABNA dari awal dimunculkanya program JKA ini telah menolak dengan 
tegas, bahkan surat menyurati I Badan Anggaran yang membahas anggaran SKPA 
Dinkes Aceh yang membahas Anggaran kesehatan, namun kepentingan dana aspirasi 
Dewan dan kepentingan politik telah mengalahkan kepentingan rakyat.
Saat ini pemerintah Aceh melalui jajarannya sampai ke tingkat kecamatan 
gencar 
mensosialisasikan JKA, namun yang anehnya Pedoman Pelaksanaan (Manlak) nya 
sampai saat ini belum selesai dibuat, dan menjadi pertanyaan apa yang di 
sosialisasikan ke masyarakat. Gembar-gembor Gubernur Irwandi Yusuf tentang 
JKA, 
bahwa seluruh masyarakat Aceh akan gratis berobat, baik kaya maupun miskin, 
namun apa kenyataannya sekarang…….rakyat semakin sengsara.
 
Beberapa alasan LABNA menolak JKA 
1.   Menurut kami, program JKA memberatkan anggaran APBA, karena selama 
ini 
sudah ada program Jamkesmas yang memberikan jaminan kesehatan gratis kepada 
masyarakat secara total, dalam aturannya Jamkesmas selain menggunakan APBN 
juga 
menggunakan subsidi silang dari APBD Propinsi (untuk RSU ditingkat Propinsi) 
dan 
APBD Kab/Kota (untuk RSU tingkat Kab.Kota), sehingga kalau JKA ini dijalankan 
akan menimbulkan tumpang tindih anggaran.
 
2.   Program Jamkesmas sudah sangat jelas dan bagus dan sangat membantu 
masyarakat, hanya dalam pelaksanaanya saja yang bermasalah di RS, seperti di 
RSUZA, masih banyak pasien peserta Jamkesmas dipungut biaya, padahal sesuai 
dengan Pedoman pelaksanaan Jamkesmas tahun 2008/2009 ditegaskan bahwa “ 
peserta 
Jamkesmas tidak dibolehkan iur biaya untuk pembelian obat-obatan dan alat 
medis 
habis pakai”.
 
3.   Pada pelaksanaannya Jamkesmas saja yang sudah jelas pedoman 
pelaksanaannya  masih banyak masalah, apalagi JKA yang belum jelas bagaimana 
pelaksanaannya termasuk sandaran yuridisnya. Gebernur selalu mengandalkan 
premi 
JKA

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sejuta Facebookers Dukung Susno Duadji

2010-04-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Isu adanya rencana Kapolri untuk memecat Susno sebagai Jendral Bintang 3 dengan 
tuduhan melakukan pelanggaran disiplin dan kode etik, makin membuat masyarakat 
berdebar - debar ingin melihat akhir dari kasus Susno melawan Mafia Kasus yang 
ada di Kepolisian.
Walaupun Susno mendapat dukungan penuh dari seluruh Partai Politik yang ada di 
DPR, termasuk Partai Demokrat yang saat ini berperan sebagai Partai Penguasa, 
tidak membuat para petinggi Kepolisian gentar untuk mengkriminalkan Susno.
Ditangkapnya Susno di Bandara yang mendapat kecaman keras dari para Politisi di 
DPR,  terutama dari Partai Demokrat, dimana malam itu juga Beny K Harman 
sebagai Ketua Komisi III DPR dari PD langsung menaggapinya lewat wawancara 
melalui TV One, tidak membuat Kepolisian gentar. Hal ini dibuktikan dengan 
adanya rencana berikutnya untuk memecat Susno dalam minggu - minggu ini dengan 
tuduhan Pelanggaran Disiplin dan Kode Etik Kepolisian.
Pertanyaan saya:
1. Mengapa sikap Kapolri demikian nekat padahal tidak mendapat dukungan dari 
Partai Politik yang ada di DPR???
2. Apakah Sikap Kapolri tersebut mendapat dukungan dari SBY sebagai atasan 
langsung dari Kapolri???
Bila hal ini memang benar, mungkinkah para pimpinan PD di DPR berani melawan 
SBY sebagai Ketua Dewan Pembina PD yang memiliki kewenangan luar biasa???
3. Bila tindakan Kapolri tidak mendapat dukungan dari SBY, lantas atas dasar 
apa Kapolri berani melawan Partai Politik yang ada di DPR???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 13/4/10, Yuda Irlang yudairlang_g...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Yuda Irlang yudairlang_g...@yahoo.co.id
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sejuta Facebookers Dukung Susno Duadji
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
�



Dear All,

Saya sangat mendukung Kusno.
Begitu besar harapan rakyat pada presiden SBY untuk mampu memberantas korupsi 
pada waktu terpilih tahun 2004, tetapi koq tidak tampak signifikansi 
pemberantasannya, walaupun besan SBY juga sampai masuk bui.

Sekarang ini adalah MOMENTUM untuk bongkar kebobrokan mafia hukum, mafia pajak 
dan mafia peradilan yang sudah sejak lama dirasakan tetapi tidak dapat dibuka. 
Mereka itu ibarat (maaf) kentut, dirasa dan tercium baunya, tetapi tidak bisa 
dibuktikan! Rakyat hidup menderita, miskin dan papa, sementara orang-orang 
pintar itu memanfaatkan kepinterannya mengeruk-ngertuk keuntungan untuk 
dirinya sendiri! Eskavator! Ini kejahatan kemanusiaan keji yang harus 
dilenyapkan dari bumi pertiwi ini.

Dalam hal intansi pajak yang memiliki kewenangan yang tak terbatas, ya membuat 
peraturan, pelaksana pemungutan pajak sampai dengan pengadilan perkara pajak! 
Disini letak mulut buaya perpajakan.  Perlu segera ada pembatasan kewenangan 
dengan membagi wewenang itu sehingga ada check and balances, disamping tetap 
perlu pengawalan oleh masyarakat luas, termasuk CSOs.

Dari dulu masyarakat selalu mendesak pemerintah untuk meberlakukan pembuktian 
terbalik bagi koruptor atau aparat maupun birokrat, tetapi suara rakyat ini 
tidak pernah didengar. Mungkinkah para pengemplang pajak dan segala permafiaan 
itu yang memang penya pengaruh besar terhadap jalannya negara 
ini, ataukah aparat yang menjegal agar pembuktian terbalik itu jangan sampai 
ada? 

Maka melalui surat ini mari kita berdoa kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan, 
keteguhan dan kesehatan kepada pak Susno untuk mampu terus memperjuangkan 
tekatnya : Membongkar mafia hukum/markus di Indonesia.
Dan kita semua mencermati semua perkembangan yang terjadi, sampai dimana 
momentum Gayus dan Bank Century ini dapat merubah kehidupan berbangsa dan 
bernegara yang demokratis, terbuka, berkesetaraan dan berkeadilan sebagaimana 
diamanatkan oleh konstitusi kita menuju msyarakat  sejahtera dan berkeadilan.

Salam perjuangan,
Yuda Irlang 


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kekerasan di Priok : Bubarkan Satpol PP, Cabut Perda Tibum

2010-04-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Sekali ini Satpol PP kena batunya ketika mendapat perlawanan yang keras dari 
masyarakat sehingga sedikitnya 3 anggota Satpol PP tewas dan puluhan lainnya 
luka - luka, termasuk ada yang luka parah.
 
Satpol PP kelihatannya pantang menyerah atas kekalahannya di Koja, yaitu ada 
rencana untuk menuntut secara pidana seluruh masyarakat yang telah menyerang 
Satpol PP di Koja tersebut sehingga menimbulkan korban jiwa, luka - luka dan 
korban harta benda.
 
Pernyataan Ketua Satpol PP Harianto Badjuri di TV saat bentrokan pertama 
terjadi sekitar pk. 11.00 bahwa keberadaan Satpol PP di Koja untuk melaksanakan 
Perintah Pengadilan. Makanya dia menolak menarik Satpol PP dari arena konflik 
karena tugasnya membebaskan lahan milik Pelindo II sesuai keputusan Pengadilan 
belum  terlaksana.
Tetapi pernyataan itu malamnya langsung dibantah oleh Mentri Dalam Negri, 
karena Satpol PP tidak memiliki kewenangan Yustisia.
Lha kalau begitu, siapa yang memerintahkan Satpol PP menyerbu Makam mBah Priuk 
untuk melakukan eksekusi Keputusan Pengadilan Negri Jakarta Utara???
 
Kita tunggu, bagaimana akhir dari konflik Satpol PP melawan Masyarakat ini.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 15/4/10, andre andreas mataharikus...@yahoo.com menulis:


Dari: andre andreas mataharikus...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kekerasan di Priok : Bubarkan Satpol PP, Cabut 
Perda Tibum
Kepada: kerja.pembeba...@gmail.com
Tanggal: Kamis, 15 April, 2010, 4:21 AM


  




FRONT OPOSISI RAKYAT INDONESIA 
 
 
Pernyataan Sikap
Bubarkan Satpol PP dan Cabut Perda Tibum!
Ganti Rejim Ganti Sistem!
 
 
Satpol PP di usia 60 tahun tidak menunjukkan perubahan yang manusiawi. 
Keganasan Satpol PP kembali terulang di Koja, Tanjung Priuk, Jakarta Utara. 
Ratusan warga luka-luka, sebagian terluka parah. Proses negosiasi warga yang 
sedang berjalan dengan menghadiri komisioner Komnas HAM tidak diindahkan. 
Proses negosiasi dan pengamanan kepolisian justru diciderai dengan tindakan 
provokatif dan represi Satpol PP terhadap warga sehingga membuat kekicruhan 
yang lebih besar. Saat itu juga, Satpol PP telah menciderai konstitusi dan 
dasar negara yang memuat nilai keadilan, hak asasi manusia, dan demokrasi. 
 
Tindak kekerasan Satpol PP di Koja bermuara pada urusan pengamanan kepentingan 
pemodal yang ingin menggusur tempat pemakaman warga untuk infrastruktur 
komersial. Seperti yang terjadi sebelumnya, Satpol PP memang dijadikan alat 
pemukul pemerintah daerah terhadap warga yang selama ini termajinalisasi. 
Tujuannya mengamankan kepentingan orang atau kelompok yang memiliki kekuasaan 
politik dan ekonomi. Untuk menjalankan itu, pemerintah bersama legislator 
membuat peraturan perundang-undangan (sampai ke perda-perda) yang menguntungkan 
pemodal dan elit birokrat. Akibatnya, warga kota yang termajinalisasi atas kota 
selalu digusur paksa tanpa mengindahkan hak ekonomi, sosial, dan budaya warga, 
termasuk keasrian lingkungan.  
 
Satpol PP sebagai alat pemukul semakin arogran karena mendapatkan dana 
operasional sebesar 250 milyar rupiah di wilayah DKI Jakarta. Dana sebesar itu 
digunakan hanya untuk mengusur puluhan ribu warga tiap bulannya dan membunuhi 
warga miskin satu per satu. Di bulan Maret 2010 saja, sudah tiga anak meninggal 
dunia akibat operasi penertiban Satpol PP. Begitu pun pada bulan-bulan 
sebelumnya. Sampai saat ini belum ada pertanggungjawaban hukum baik personal 
maupun institusional. Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah, aparat 
keamanan, dan badan hukum merupakan bagian dari bentuk kekuasaan yang 
sewenang-wenang. Lebih dari itu, merupakan bentuk pengabaian hak-hak dasar 
rakyat yang selalu dihisap oleh rejim otoritarian, neoliberal, dan korup. 
 
Atas dasar itu, kami menuntut:
1.  Bubarkan Satpol PP!
2.  Cabut Perda No.8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum DKI Jakarta!
3.  Hentikan semua penggusuran!
4.  Turunkan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo!
5.  Tangkap dan adili Harianto Bajoeri selaku Ketua Satpol PP DKI Jakarta!
6.  Ganti rejim ganti sistem!
 
Demikian pernyataan sikap ini. Di dalam tekad persatuan rakyat yang berlawan, 
kami menyerukan kepada semua elemen rakyat agar tetap melakukan perlawanan 
semaksimal mungkin terhadap Satpol PP yang dikendalikan oleh rejim dan sistem 
yang tidak pernah berpihak kepada rakyat.
 
Hidup Rakyat!
Bubarkan Satpol PP! Cabut Perda Tibum!
Ganti Rejim Ganti Sistem!
 
Jakarta 15 April 2010
 
[bersama Arus Pelangi, Bingkai Merah, FKW, IGJ, IKOHI Jakarta, Imparsial, JCSC, 
JRMK, Kasbi Jakarta, Komite Pembubaran Satpol PP, Kontras, KPI, LBH APIK, LBH 
Jakarta, LBH Masyarakat, PBHI Jakarta, Praxis, PRP Jakarta, Reides, Sebaja, 
Sebumi, Setara Institute, SKSN, UPC, Walhi Jakarta, Yayasan Anak Akar]
 
baca juga 
 
MAKLUMAT FOR INDONESIA 15 APRIL 2010
 
MEI BULAN PERLAWANAN RAKYAT
 
http://lenteradiata sbukit.blogspot. com/2010/ 04/mei-bulan- perlawanan- 
rakyat-maklumat. html
 

[Non-text portions of this message have been removed]










[Non-text portions

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tips buat hadapi oknum Polisi pemeras

2010-04-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bagaimana kita tidak memegang barang haram tersebut kalau kita tidak tahu apa 
isi bungkusannya.
Dalam kasus Pedagang Rokok yang di jebak oleh Polisi, si Pedagang Rokok disuruh 
mengambil bungkusan koran yang terjatuh dari tangan oknum polisi dan ternyata 
didalam bungkusan koran ada ganja.
 
Dalam kasus Aan yang di tuduh menyimpan Narkoba di dalam dompetnya, menurut Ka 
Div Propam terdahulu, penangkapan itu rekayasa Polisi belaka.
Eh begitu Kadiv Propam di mutasi ke Sumatra Utara jadi Kapolda, Kadiv 
Propam yang baru langsung menganulir kesimpulan Kadiv Propam sebelumnya dengan 
menyatakan bahwa apapun yang telah dilakukan oleh para Petinggi Kepolisian dari 
Polda Maluku itu sah secara hukum dan tidak ada rekayasa sama sekali.
Lha kalau sesama Kadiv Propam saja bisa membuat kesimpulan yang saling 
bertentangan, apa yang bisa diharapkan dari Kepolisian dalam melindungi 
masyarakat dari Polisi Jahat
Jangan - jangan Kadiv Propam adalah biang rekayasa penjebakan terhadap 
masyarakat tidak berdosa.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Jum, 16/4/10, Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com 
menulis:

�
(dikutip dari milis kahmi):

Tips buat hadapi Oknum Polisi pemeras.

Jakarta , Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol. Sisno Adiwinoto meminta 
Masyarakat untuk hati-hati Dan mewaspadai adanya oknum polisi yang menjebak 
Warga Dengan cara menaruh narkoba didalam Mobil. Tujuannya untuk pemerasan.
 Menurut Sisno di Jakarta kamis (28/2),warga yang menjadi korban Pemerasan Oknum
polisi harus berani melapor ke unit/bidang/ divisi profesi Dan Pengamanan 
(Propam) kantor polisi terdekat.
Dengan demikian, pelakunya Dapat dengan cepat diproses baik secara pidana maupun
tindakan pelanggaran Etika.

 ”Anda harus berani mengatakan bahwa barang terlarang itu bukan milik anda Dan 
jangan mau jika diminta untuk memegang atau menyentuh barang itu.” Kata Sisno.
Bila perlu, warga yang menjadi korban penjebakan itu minta Agar dilakukan Tes 
sidik
jari agar dapat dibuktikan siapa saja yang pernah memegang barang
Terlarang tersebut.
 Untuk memasukkan barang haram itu kedalam Mobil atau kamar hotel, biasanya 
Oknum
tersebut bekerjasama dengan petugas hotel atau juru parkir (valet Service)
 Saat Ada penggerebekan oleh polisi, biasanya barang jenis narkoba itu Sudah Ada
didalam Mobil, dikamar atau dimasukkan kedalam tas calon Sasaran Pemerasan.
”Kalau anda digerebek polisi dengan tujuan akan diperas, Tanyakan Surat 
perintahnya Dan
laporkan, katanya.
Sisno menegaskan, pihaknya kini Sedang gencar mengadakan pembersihan terhadap
polisi nakal, polisi adalah Milik rakyat,sehingga andapun wajib membersihkannya 
dari
segala yang Mengotorinya, katanya.
 
Tips hadapi Polisi pemeras:
1. Katakan barang narkoba itu bukan milik anda.
2. Jangan sekali-kali mau disuruh memegang atau menyentuh barang, yang 
Berdekatan atau tempat narkoba itu berada, seperti tas atau koper.
3. Tanyakan surat perintah penggerebekan dari petugas tersebut? Dan Tanyakan 
Identitas lengkap petugas tersebut,Kartu identitas Dan pangkatnya.
4. Minta agar barang tidak disentuh untuk kemudian minta dibuktikan melalui Cek 
sidik jari, yakni sidik jari siapa yang melekat pada barang tersebut.5. kalo 
polisi mau periksa tubuh kita,
suruh buka dulu telapak tangannya.
6. Turuti jika diancam akan dibawa kekantor polisi.
7. Jangan berikan uang sedikitpun.
8. Laporkan ke petugas Propam agar kasusnya cepat terungkap.
- Semoga bermanfaat -
 Cheers,
Shinta

[Non-text portions of this message have been removed]




Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] quo vadis penegakan hukum [ was ] : Tragedi diMakam Mbah Priok

2010-04-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Dalam kasus makam mbah Priuk, Satpol PP dan Pemerintah kena batunya: Mendapat 
perlawanan sengit dari masyarakat.
Dari hasil pertemuan antara Ahli Waris, Pelindo II dan Gubernur DKI, terungkap 
bahwa Pelindo II pernah mengeluarkan keputusan soal Makam mBah Priuk sehubungan 
dengan akan digunakannya lokasi tersebut untuk Terminal Kontainer, antara lain:
1. Makam mBah Priuk akan di renovasi.
2. Luas Makam mBah Priuk setelah renovasi hanya 5 x 5 m.
3. Ijin untuk ziarah ke Makam mBah Priuk hanya diberikan 1 kali dalam 1 tahun 
dan maksimum hanya boleh dihadiri maksimum 10 orang saja.
 
Bisa kita lihat, batapa ngawurnya keputusan Pelindo II yang mendapat dukungan 
penuh dari Pemda DKI. Mereka mengabaikan masyarakat yang selama ini menziarahi 
makam tersebut.
 
Saat Pemda DKI mengerahkan 1700 Satpol PP, 650 Polisi dan sejumlah aparat TNI, 
yang ada di benak masyarakat adalah Pemda DKI akan menggusur Kompleks Makam 
sesuai keputusan Pelindo II diatas.
Akibatnya bisa kita sendiri, perlawanan masyarakat luarbiasa dahsyat, sehingga 
Satpol PP dapat dipukul mundur dengan kerugian yang menurut saya tak 
terbayangkan sebelumnya: 3 Satpol PP tewas, puluhan luka luka dan puluhan 
kendaraan dibakar massa.
Kerugian di pihak masyarakat juga luar biasa besar karena banyaknya yang luka - 
luka dan bahkan banyak diantara mereka yang akan menyandang cacad tetap.
 
Atas kekalahan tersebut, Satpol PP juga tidak tinggal diam.
Ketua Satpol PP, Haryono Bajuri bertekad akan menuntut masyarakat yang telah 
berani melawan mereka di Makam mBah Priok tersebut ke Pengadilan Pidana.
 
Pelindo II terpaksa mengalah, yaitu dengan tidak akan menggusur kompleks Makam 
mBah Priuk seluas 900 m. Yang akan dimodivikasi adalah Pagar, Pintu Gerbank 
Makam dan akses masuk ke Makam agar tidak mengganggu operasional Terminal Peti 
Kemas tersebut.
Soal jadwal ziarah dan jumlah pengunjungnya tidak akan dibatasi.
 
Ini adalah pelajaran pahit bagi pihak Pemerintah dan juga Swasta (Pemegang 
saham Pelindo II kabarnya di kuasai oleh investor dari Hongkong) yang tidak 
memiliki empati dan perhatian terhadap kebutuhan masyarakatnya.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Jum, 16/4/10, Martin Widjaja fmf7...@yahoo.com menulis:


Dari: Martin Widjaja fmf7...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] quo vadis penegakan hukum [ was ] : Tragedi 
diMakam Mbah Priok
Kepada: mediac...@yahoogroups.com, Forum Kompas 
forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 16 April, 2010, 12:29 AM


  



Tragedi di Koja Tg Priok seolah menutup rangkaian amok 
yang dipertontonkan di negara kita yang sedang kebingungan
soal apa sih mau kita khususnya soal penegakan hukum dan 
soal keadilan, hati nurani  dan segala kata2 bagus yang semuanya 
'benar'
Masyarakat kita sudah kebiasaan melihat suatu masalah terlepas
dari struktur masalah yang kemudian diterjemahkan sendiri menurut
pendapat dan emosi pribadinya dan celakanya elite  pimpinan baik
pamong prajanya maupun pamong masyarakat dan agama kadang2 
berorientasi pada kepentingan kekuasaan, golongan atau agama ..
Bagi saya tragedi Priok ini adalah suatu buah dari usaha penegakan 
hukum yang suatu ketika jika menguntungkan sangat ditekankan
oleh mereka yang suka membela hukum, HAM, dll sampai pada 
para yang mulia anggota DPR ketika mau nembak P Boediono 
dan Ibu SMI di Pansus Century.
Tragedi Priok ini sekarang hanya dilihat segmen kekerasan dan jatuh
nya kurban disamping 'takutnya' pemerintah menghadapi tekanan 
amok terutama yang diperlihatkan para 'pembela  kebenaran' dalam
tayangan TV soal mediasi untuk menyelesaikan tragedi amok tsb.
Kalau saja saya membaca berita kecil di Kompas soal riwayat Maqam
Mbah Priok disamping makam2 lain kemarin, sebenarnya ada 
hal2 yang harus dilihat lebih teliti soal kebenaran yang terjadi 
yang menyebabkan terjadinya tragedi Priok itu.
Trus kalau diurut2 proses hingga Pemprov DKI [ bukan walikota Jakut]
mengerahkan rinbuan tenaga Satpol PP, mestinya kita jadi prihatin sekali
soal proses penegakan hukum , UU dll dalam kita hidup di negara yang 
beradab.
Memang caranya menegakan hukum mungkin ada yang harus lebih 
'bijaksana dan realistis tahu diri ' namun sulit diterima perlawanan 
masa yang anarkis melawan petugas pemerintah apalagi sampai menimbulkan 
kurban jiwa [ syukur 'cuma ' 3 orang dan terutama dari Satpol PP ..]
Contoh usaha penegakan hukum dan UU yang di sengketakan kebetulan
antara Pelindo ll [ bukan cukong2 yang mau bangun mall ] sebenarnya
sangat memalukan kalau kemudian bisa diakhiri dengan suatu tragedi
yang mengurbankan jiwa.
Apakah kemudian reformasi dan demokrasi atau apapun mau disebutkan
bisa mencontoh kemenangan amok atas usaha penegakan hukum itu ?
 
Kita perlu merenungkan secara jujur situasi dan keadaan bermasyarakat
di negara kita saat ini khususnya dalam soal penegakan hukum, UU 
yang menurut saya kurang adil bijaksana kalau hanya melihat satu 
segmen tragedi Priok saja , apalagi kemudian sampai menuntut 
Satpol PP dibubarkan , diadili karena akibat penghilangan nyawa 3

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] What next Pansus Century?

2010-04-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Kalau gak salah, usulan dari Pemerintah adalah: Uang Pengganti Antaboga diambil 
dari APBN dan itu dilakukan atas persetujuan DPR.
Sejauh ini masih tidak jelas, apakah DPR menyetujui usulan tersebut.
Yang jadi masalah adalah: uang nasabah Bank Century yang yang nilainya dibawah 
Rp. 2 Milyar tapi bukan termasuk Antaboga dan sampai saat itu (saat Pansus DPR 
berlangsung) masih belum dibayar.
Lha uangnya lari kemana???
Fakta di lapangan hasil penyelidikan Pansus DPR, ada nasabah di Makasar yang 
berhasil mencairkan uangnya sampai Rp. 30 milyar, padahal sudah ada ketentuan 
yang boleh dicairkan saat itu maksimum cuma Rp. 2 milyar saja.
Apakah kasus ini sudah ditindak lanjuti oleh Aparat Hukum???
Yang diproses oleh Aparat Hukum malah gugatan Robert Tantular kepada mantan 
Wapres Jusuf Kalla yang menyatakan bahwa Robert Tantular Itu Perampok Uang 
Nasabah.
Gugatannya berupa: Pencemaran Nama Baik.
Berdasarkan hasil Pansus DPR, kelihatannya akan menjadi sangat janggal bila 
dikemudian hari mantan Wapres Jusuf Kalla harus dimasukkan ke penjara akibat 
gugatan Robert Tantular tersebut, sedangkan kemelut Keuangan Bank Century malah 
tidak diproses oleh Aparat Hukum.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Ming, 4/4/10, Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com menulis:


Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] What next Pansus Century?
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 4 April, 2010, 4:31 PM


Pertanyaannya seharusnya adalahah:
1. Apakah semua uang nasabah BC layak dibayar Pemerintah?
2. Kalau dianggap layak uang penggantinya diambil dari mana?

Kalau diganti melalui LPS jelas tidak bisa karena produk Anta Boga bukanlah 
produk yang dijamin oleh Pemerintah.  Kalau diganti melalui APBN, apakah nanti 
Pemerintah tidak akan dipersalahkan?
Powered by Telkomsel BlackBerry®


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sejuta Facebookers Dukung Susno Duadji

2010-04-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Soal kasus Susno Duadji ini menurut saya agak aneh.
Semua Partai Politik di DPR, termasuk Partai Demokrat, mendukung penuh tindakan 
Susno membongkar Mafia Kasus di tubuh Kepolisian.
Kalau dalam kasus Bank Century para Tokoh Partai Demokrat justru membela Sri 
Mulyani, Boediono dan pelaku bailout lainnya, tetapi dalam kasus Markus Pajak, 
kelihatannya, para tokoh Partai Demokrat di DPR justru yang terlihat paling 
getol mendukung Susno dalam mengungkap Markus Pajak di Departemen Keuangan.
Logika awam saya, kalau Partai Demokrat di DPR mendukung Susno, maka bisa 
dipastikan SBY juga akan mendukung Susno.
Artinya tidak ada pihak di negri ini,baik DPR maupun Pemerintah yang mendukung 
para Markus, baik yang ada  di Kepolisian, Kejaksaan, Departemen Keuangan 
maupun yang di Pengadilan.
Departemen Keuangan kelihatannya sedang di obok - obok oleh DPR untuk 
mengetahui separah apa kebocoran pajak yang terjadi dan sebobrok apa moral 
aparat Pajak kita.
 
Dalam situasi seperti ini, tiba - tiba Susno ditangkap di Bandara Sukarno Hatta.
Walaupun Staf Ahli Kapolri menyatakan bahwa penangkapan ini sah secara hukum, 
tetapi Benny K Harman sebagai Ketua Komisi III DPR dari Partai Demokrat di 
Metro TV (atau di TV One, saya kok lupa) malam itu bilang bahwa tindakan 
penangkapan terhadap Susno adalah tindakan yang berlebihan dan melanggar hukum. 
Kapolri harus bisa menjelaskan hal ini kepada masyarakat dan juga DPR.
Bila tuduhannya indisipliner, Kepolisian RI tidak bisa menangkap Susno.
Tapi jajaran Kepolisian bilang bahwa tindak penangkapan itu sah secara hukum.
 
Pertanyaan saya:
1. Kapolri ini apa sedang cari perkara dengan SBY dan PD atau bagaimana ya???
2. Bila ternyata SBY tidak memberikan teguran kepada Kapolri atas kasus 
penangkapan Susno ini, apakah bisa diartikan SBY sebetulnya punya agenda 
tersembunyi dalam kasus ini???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 12/4/10, Alex Simanjuntak alsimanjun...@yahoo.ca menulis:


Dari: Alex Simanjuntak alsimanjun...@yahoo.ca
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sejuta Facebookers Dukung Susno Duadji




Sejuta Facebookers Dukung Susno Duadji
Senin, 12 April 2010 | 21:16 WIB

KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN
Mantan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Susno Duadji

JAKARTA, KOMPAS.com - Penangkapan mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji tak 
hanya mendapatkan reaksi dari kalangan politisi. Dukungan deras kepada Susno 
mengalir melalui Facebook dengan nama Sejuta Dukungan Untuk Susno Duadji 
Mereformasi Polri.

Kini, Facebookers ramai-ramai mendukung Susno setelah mengetahui Susno 
ditangkap oleh Propam Polri di Terminal Bandara Internasional Soekarno Hatta 
saat akan check up kesehatannya ke Singapura.

Woi! Pak Presiden! Punya televisi gak? Pernah lihat berita gak? Tuh liat! 
Orang yang bener malah dijemput paksa sama Propam! Itu Susno Duaji! Jendral 
bintang tiga. Masa kayak menangkap rampok saja! Susno itu butuh dilindungi. 
Presiden punya kuasa penuh, Kalo semau lembaga negara memusuhi, siapa yang bisa 
melindungi? DPR juga mental. Ayolah! Apa kata masyarakat nanti, ungkap Galuh 
Sulistyaning dalam wall diskusi Sejuta Dukungan Untuk Susno Duadji Mereformasi 
Polri, Senin (12/4/2010)

Tidak hanya itu saja, para Facebookers juga memberikan doa kepada Susno Duadji. 
Tenang Pak Susno kebenaran pasti akan terungkap, doa masyarakat pasti selalu 
menyertaimu. Amin, kata seorang pendukung Susno di Facebook.

Selain dukungan, ada pula yang menganggap bahwa Susno Duaji adalah pahlawan 
untuk bangsa ini. Pak Susno, engkau adalah pahlawan ku juga negeri ku, kata 
Roman Baihaqie dalam Facebook dukungan tersebut.

Sampai berita ini diturunkan,dukungan Facebookers terus mengalir karena 
keberanian Susno membongkar borok di tubuh Polri, Kejaksaan, hingga hakim.



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Roket RX-420 CN-235 Militer:Getarkan Australia, Singapura, Malaysia

2010-04-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Ini informasi serius???
Karena ini produk dari Lembaga Milik Pemerintah, apakah ada pihak netral yang 
meliput hal ini???
Bila informasi ini memang benar, ya harus mendapat apresiasi dari Pemerintah 
Indonesia.
Soalnya, informasi yang saya dapat dari beberapa teman wartawan yang rajin 
meliput soal Pesawat CN 235 pada sekitar tahun 1995, mayoritas pengguna CN 235 
di dunia, antara lain Korea Selatan, katanya sih yang diproduksi oleh Pabrik 
Induknya yang ada di Spanyol dan bukan yang diproduksi oleh IPTN.
Sangking kesalnya jualan pesawat gak laku - laku, maka IPTN terpaksa menjual CN 
235 dibarter dengan Beras Ketan ke Thailand.
Saat itu masyarakat langsung geger.
Apa yang terjadi dengan IPTN???
Kalau kualitas CN 235 dibilang buruk, buktinya banyak negara lain yang 
menggunakan dan mereka puas dengan kualitasnya.
Tetapi mengapa mereka enggan beli yang produksi IPTN???
Apakah karena harganya lebih mahal dibandingkan dengan produk Spanyol???
Apakah karena IPTN tidak bisa menjual pesawat tersebut secara kredit seperti 
yang dilakukan oleh Spanyol???
Atau kualitas rakitan Indonesia sangat diragukan oleh negara pengguna???
 
Tapi kalau dalam perkembangannya sampai saat ini justru CN 235 versi militer 
adalah murni karya anak bangsa Indonesia, ya seharusnya kita bisa berbangga 
hati.
Tapi ngomong - ngomong, CN 235 Versi Militer yang digunakan oleh Turki dan 
Korsel itu buatan PT DI atau buatan Pabrik Induknya di Spanyol???
Kalau itu buatan Spanyol, artinya para Insinyur Spanyol belajar di PT DI untuk 
membuat CN 235 versi Militer untuk dijual ke Turki dan Korea Selatan.
 
Soal investasi IPTN yang saat itu mencapai Rp. 30 Triliun, dimana kurs US 
Dollar saat itu masih dibawah Rp. 2000,-/ US Dollar, menurut media massa di 
Eropa, investasi itu terlalu mahal bila hanya untuk memproduksi pesawat jenis 
CN 235.
Keponakan saya yang menjadi dosen di Belanda, mengirimkan ke saya beberapa 
tulisan yang di muat di Media Cetak Belanda tentang betapa borosnya investasi 
untuk membangun IPTN tersebut (saat itu kan belum ada internet he he he he).
Yah bisa saja apa yang dimuat oleh media cetak di Belanda itu cuma isapan 
jempol belaka dan cenderung berbau provokasi, karena investasi Rp 30 triliun 
untuk membangun IPTN saat itu adalah jumlah yang sangat wajar.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo
 
 
--- Pada Sen, 12/4/10, Nugrasius - W73 nugras...@ptadaro.com menulis:


Dari: Nugrasius - W73 nugras...@ptadaro.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Roket RX-420  CN-235 Militer:Getarkan Australia, 
Singapura, Malaysia
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 12 April, 2010, 3:51 AM


 



-Original Message-
From: I Putu Bidharma Satya
Sent: Wednesday, April 07, 2010 6:24 PM
To: Indra Wardana; Haryani Suwirman; Mohammad Abdul Nafi Azhari; Widyasmoro H 
A; Iskandar; 'febrya...@trans7. co.id'; 'SuleKantor' ; Witaningsih; Yurwan 
Ermadi
Subject: ROKET IndonesiaGetarkan Australia, Singapura, Malaysia

Ganyang gaan!!!

 _ _ __

Roket RX-420  CN-235 Militer:
Getarkan Australia, Singapura, Malaysia
Oleh Cardiyan HIS

Momentum ini harus dijaga terus dan ditingkatkan sebagai kebanggaan atas 
kemampuan teknologi sendiri. Jangan sampai karya insinyur Indonesiaini dijegal 
justru oleh orang Indonesiasendiri (biasa) para ekonom-ekonom Pemerintah yang 
sering menganggap karya bangsa sendiri sebagai terlalu mahal dan hanya 
buang-buang uang saja untuk riset ! Inilah musuh yang sebenarnya. 
Waspadailah kawan-kawan insinyur Indonesia.

Meski sudah berlangsung 2 pekan yang lalu, peluncuran roket RX-420 Lapan 
ternyata masih jadi buah bibir. Anehnya bukan jadi buah bibir di Indonesiayang 
lebih senang ceritera Pilpres, tetapi di Australia, Singapura dan tentu saja di 
negara tetangga yang suka siksa TKI dan muter-muterin Ambalat yakni Malaysia.

Seperti diketahui roket RX-420 ini menggunakan propelan yang dapat memberikan 
daya dorong lebih besar sehingga mencapai 4 kali kecepatan suara. Hal itu 
membuat daya jelajahnya mencapai 100 km. Bahkan bisa mencapai 190 km bila 
struktur roket bisa dibuat lebih ringan. Yang punya nilai tambah tinggi ini 
adalah 100% hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia. Begitu pula semua 
komponen roket-roket balistik dan kendali dikembangkan sendiri di dalam negeri, 
termasuk software. Hanya komponen subsistem mikroprosesor yang masih diimpor. 
Anggaran yang dikeluarkan untuk peluncurannya pun cuma Rp 1 milyar. Kalah 
jauh dengan yang dikorupsi para anggota DPR untuk traveller checks pemenangan 
Miranda Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur BI yang lebih dari Rp. 50 milyar. 
Apalagi kalau dibandingkan dengan korupsi BLBI yang lebih dari Rp. 700 trilyun.

Mengapa malah menjadi buah bibir di Australia, Singapura dan Malaysia? Karena 
keberhasilan peluncuran roket Indonesiaini ke depan akan membawa Indonesiamampu 
mendorong dan mengantarkan satelit Indonesiabernama Nano Satellite sejauh 3.600 
km ke angkasa. Satelit Indonesiaini

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Terbang tinggi dan salut dengan Garuda kebanggaan bangsaku NKRI

2010-04-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Ibu Aprinovita,

Soal penderita Down Syndrome, saya pernah ketemu dengan seorang psikolog yang 
khusus menangani anak Down Syndrome.
Dia menyatakan bahwa usia anak penderita Down Syndrome itu cenderung pendek, 
yaitu umumnya dibawah 20 tahun. Bahkan katanya banyak yang usianya cuma 16 - 17 
tahun saja.
Saya tidak tahu, apakah informasi ini akurat atau tidak.
Yang ingin saya tanyakan adalah:
1. Apakah ada informasi tentang bagaimana caranya agar anak penderita DS ini 
bisa hidup mandiri sampai akhir hayatnya.
2. Bagaimana mencegah terjadinya penyakit DS pada anak sejak dari kandungan.
 
Soalnya anak dari keponakannya saya juga menderita Down Syndrome.
Teman Sekolah Cucu saya di TK juga ada yang menderita DS.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo
--- Pada Sen, 5/4/10, OEI APRINOVITA aprinov...@yahoo.com menulis:


Dari: OEI APRINOVITA aprinov...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Terbang tinggi dan salut dengan Garuda 
kebanggaan bangsaku NKRI
Kepada: Bekti Prawidyarini r...@tugu.com, forum pembaca 
forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 5 April, 2010, 6:07 AM


  



Ass Wr Wb dan salam sejahtera ibu Rini dan seluruh orang tua yg mempunyai anak 
Down Syndrome,

Saya mendukung ibu 100%. Kenapa harus menunggu sampai ibu pensiun. Ibu dapat 
melakukannya sekarang demi putra putri NKRI? 

Teman taman yang di forum komunikasi kompas dan di FB, apakah kalian semua 
bersedia mendukung anak anak kita memiliki masa depan yang lebih terjamin dan 
mapan? Jika iya, mohon sudilah menghubungi saya dan saya akan coba membicarakan 
ke beberapa organisasi di dunia.

Wass Wr Wb dan cinta kasih saya untuk kalian satu persatu,
Aprinovita

 _ _ __
From: Bekti Prawidyarini r...@tugu.com
To: OEI APRINOVITA aprinov...@yahoo. com
Cc: den_ayunina@ yahoo.com
Sent: Mon, April 5, 2010 12:46:43 PM
Subject: RE: [Forum-Pembaca- KOMPAS] Terbang tinggi dan salut dengan Garuda 
kebanggaan bangsaku NKRI

Ass dan salam sejahtera
Mohon maaf mungkin saya kurang up dated.
Yang membuat saya mengirimkan email adalah
semangat anda dan sumpah anda kepada nenek tercinta.

Saat ini saya bekerja sbg karyawati.
Tapi saya ingin sekali mmbawa putrid kecil
saya (5th) yg lahir dg Down syndrome ke kehidupan yg lebig baik saat
ia dewasa.
Saya ingin membangun Down Syndrome Centre
dan di Indonesia 
saat ini tiidak ada.
Perhatian pemerintah bisa dibilang minim
sekali. Even jumlah anak DS pun
tida terdata.
Saya tidak memiliki wkt
banyak saat ini, tp Insya Allah banyak wkt saat saya pensiun nanti.

Bagaimana pendapat
anda...
Salam

Rini







 _ _ __

From:OEI APRINOVITA
[mailto:aprinov...@yahoo. com] 
Sent: Monday, April 05, 2010 11:34
AM
To: Bekti Prawidyarini; forum
pembaca
Cc: den_ayunina@ yahoo.com
Subject: Re:
[Forum-Pembaca- KOMPAS] Terbang tinggi dan salut dengan Garuda kebanggaan
bangsaku NKRI

Walaikumsalam Wr Wb mbakyu
Rini,

Saya sudah mengambil keputusan untuk menetap di NKRI sejak Juni 2009 maka
pemindahan saya terwujud 9 Januari 2010. Saya akan tetap menetap di NKRI kita
walaupun banyak rintangan yang saya hadapi baik system kebirokrasian yang tidak
masuk akal maupun keanehan kehidupan sosial di dalam berintegrasi keindividuan.
Saya berusaha mengubah kedua sifat negatif tsb yang terlalu menjolok walaupun
harus bayar mahal dengan pengorbanan waktu, perasaan dan materi dalam arti
bukan sogokkan. Semuanya itu dapat saya lakukan melalui lingkup kerja dan sepak
terjang medan 
saya dulu. Saya yakin semuanya pasti bisa berubah.

Setiap rintangan bagi saya bukan berarti kegagalan dan sebuah kegagalan bukan
berarti kematian akan tetapi merupakan suatu solid rock yang fundamental yang
digunakan sebagai stepping stone untuk melompat lebih jauh dengan penuh
kepastian yang berarti.

Wass Wr Wb,
Aprinovita

 _ _ __

From:Bekti
Prawidyarini r...@tugu.com
To: aprinov...@yahoo. com
Cc: den_ayunina@ yahoo.com
Sent: Mon, April 5, 2010 11:01:11
AM
Subject: FW:
[Forum-Pembaca- KOMPAS] Terbang tinggi dan salut dengan Garuda kebanggaan
bangsaku NKRI
Ass.
Yth. Sdr. Tgk Aprinovita Nurfirdaus
Apakah sudah kembali ke tanah air?
Salam
RINI



 _ _ __

From:Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com [mailto: Forum-Pembaca- 
kom...@yahoogrou ps.com ] On Behalf Of Mamang
Sent: Sunday, March 21, 2010 9:11
PM
To: Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com
Subject: Re:
[Forum-Pembaca- KOMPAS] Terbang tinggi dan salut dengan Garuda kebanggaan
bangsaku NKRI


Ass.Wr.Wb.

Salam hormat ku pada mu Tgk Aprinovita Nurfirdaus, dan aku bangga
mendapatkan teman seperjuangan yg masih ingat pd Rakyat dan Bangsanya.
Tapi permasalahan sekarang ini setelah Negara ini Rakyatnya diindroktinasi
dgn P4 pd Era ORBA yg hampir 32thn lamanya, dimana kita harapkan akan
membawa angin segar pd Negara yg berwawasan Pancasila, malah Pancasila itu
dipakai hanya sebagai alat utk memperkokoh penancapan kukunya di muka Bumi
ini agar dapat mempertahankan kekuasaannya kalau perlu selama-lamanya.

Jadi

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sikap Politik PDIP Oposisi Lagi

2010-04-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Sikap PDIP yang tetap pada posisi Oposisi tentu sangat membuat PD dan SBY 
kecewa berat. Pasalnya PD dan SBY sudah terlanjur menyatakan akan mendepak PKS, 
Golkar dan P3 keluar dari Pemerintahan Koalisi akibat dianggap berkhianat saat 
Pansus Bank Century.
Posisi PD dan SBY menjadi serba salah.
Bila hal tersebut benar dilaksanakan, niscaya posisi PD akan sulit di DPR 
karena suara Partai Oposisi akan mendominasi DPR.
Bila hal tersebut batal dilaksanakan, PD dan SBY hanya akan jadi bahan ejekan 
di masyarakat karena ternyata tidak berdaya menghadapi tekanan dari Partai 
Koalisinya.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 7/4/10, Alex Simanjuntak alsimanjun...@yahoo.ca menulis:


Dari: Alex Simanjuntak alsimanjun...@yahoo.ca
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sikap Politik PDIP Oposisi Lagi
�




Selain menjalankan fungsi demokratis berupa kontrol dan penyeimbang, PDI-P 
sangat layak menjelaskan kepada bangsa apa program strategisnya bila 
menang pada 2014 dan akan harus mengemban tanggungjawab pemerintahan. 
Dengan mengetahui alternatif itu pemilih akan sangat mudah membedakanannya 
dengan sejumlah program sekarang yang penuh janji gombal dan citra badutan yang 
nyatanya bertentangan total dengan kepentingan bangsa dan wong cilik.
AS
Sikap Politik PDIP Oposisi Lagi
Kamis, 08 April 2010 | 03:19 WIB

 
Pendukung Megawati Soekarno Putri melakukan aksi demo di Sanur, Bali (7/4). 
Mereka mendukung Mega untuk kembali menjadi Ketua Umum dan PDI P sebagai partai 
oposisi. TEMPO/Subekti
 

TEMPO Interaktif, Denpasar - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan kembali 
memilih oposisi sebagai sikap politiknya lima tahun ke depan. Hal ini 
dinyatakan Ketua Sidang Komisi Sikap Politik PDI Perjuangan Frans Lebu Raya di 
Kongres III PDIP, Sanur Bali.
 
PDIP menyepakati oposisi, yang berfungsi untuk melakukan kontrol dan 
penyeimbang. Kira-kira redaksinya begitulah, kata dia di arena Kongres III 
PDIP, Hotel Inna Grand Beach Bali, Sanur, semalam.

Menurut Frans, seluruh utusan daerah secara tegas menghendaki oposisi karena 
sikap itu sudah dinyatakan dalam kongres lima tahun lalu sebagai sikap politik 
partai. Dan sikap konsisten harus tetap ditunjukkan partai banteng moncong 
putih ini, yang selama ini direspons baik oleh publik.
 
Karena memilih oposisi, substansinya berarti tidak masuk dalam pemerintahan. 
Tapi partai tidak akan membabi buta dalam arti tidak semua program dan 
kebijakan pemerintah itu bisa ditolak. Manakala kebijakan dianggap tidak 
berpihak kepada rakyat atau tidak sesuai dengan ideologi partai, PDIP tentu 
punya kewajiban untuk tetap kritis, ujarnya.

Ketua DPD Nusa Tenggara Timur yang sekaligus Gubernur NTT ini menambahkan, 
dalam sidang komisi tidak muncul soal prokoalisi. Seluruh peserta menghendaki 
dan kemudian hasilnya seperti itu, kata dia.

Aria Bima, selaku Panitia Organizing Committee sekaligus koordinator 
persidangan mengatakan penempatan posisi ini penting karena akan lebih mudah 
mempertanggungjawab kan pada pemilih dan rakyat.
Oposisi tidak dimaknai hanya sekadar asal beda, tetapi lebih memaknai 
kebijakan dari platform yang cara pandangnya ideologi 1 Juni 1965. Hal yang 
berkaitan dengan program prorakyat kita dukung 100 persen, kata dia.

MUNAWWAROH


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sepupu SBY lamar Jupe

2010-04-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Ya betul juga sih, mengapa juga banyak yang ribut ketika Jupe mencalonkan diri 
sebagai Kepala Daerah.
Komentar Jupe di TV One : Saya lebih suka dibilang Bekas Perempuan Nakal yang 
mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah daripada di bilang Bekas perempuan 
Baik - Baik yang mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah.
Karena Jupe mengaku sebagai Bekas Perempuan Nakal, kira - kira kenakalan 
macam apa yang pernah dilakukan Jupe ya???.
Ini pernyataan Jupe yang serius atau bergurau sih???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 8/4/10, P Giri Hatmoko masg...@yahoo.com menulis:


Dari: P Giri Hatmoko masg...@yahoo.com
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sepupu SBY lamar Jupe
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 8 April, 2010, 1:41 AM


 



Kok pada ribut2 amat sich, denger Jupe mau nyalonin jadi wakil bupati. Lha 
kalau gak setuju, ya jangan dipilih, gitu aja kok repot.


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pasangan berzina diarak tanpa baju?

2010-04-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Kalau peristiwa ini benar terjadi, sebaiknya Negara Bertindak Tegas dalam 
melindungi warganya, yaitu dengan menyeret siapapun mereka yang telah membuat 
kebijakan mengarak pasangan zina dengan telanjang bulat ke muka pengadilan.
Bila ternyata tindakan tersebut sekedar menjalankan amanat yang terkandung 
dalam Undang - Undang Khusus di Aceh, sebaiknya Undang - Undang tersebut segera 
dibatalkan oleh DPR atau Pemerintah Pusat karena telah melanggar HAM dan juga 
norma kesopanan di masyarakat.
Soal definisi Zina di Aceh, menurut saya memang rada aneh.
Saya dan beberapa teman pria pada awal th. 1990'an pernah di interogasi oleh 
Polisi ketika mengantarkan rekan Wartawati pulang malam hari setelah meliput 
berita di Kantor Gubernur Aceh.
Alasannya: Kami semua bukan muhrim dari Wartawati tersebut, sehingga tidak 
boleh jalan bersama - sama di malam hari. Pelanggaran atas aturan tersebut 
termasuk kategori Zina.
Kami akhirnya dilepas karena kami bisa meyakinkan Polisi tersebut bahwa yang 
kami lakukan menurut perundangan yang berlaku di Indonesia saat itu bukan Zina.
Saat itu belum ada Undang - Undang yang berlaku khusus hanya untuk wilayah Aceh.
 
Kalau definisi Zina seperti ini dan pelanggarnya di arak telanjang bulat sesuai 
yang diamanatkan oleh UU Khusus Aceh, maka sebaiknya undang - undang tersebut 
harus segera dibatalkan oleh pihak yang berwenang.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


--- Pada Sen, 12/4/10, Lasma siregar las032...@yahoo.com menulis:


 



Pasangan berzina diarak tanpa baju?

(Ini terjadi di Indonesia bukan di Afghanistan, Somalia
ataupun padang pasir Saudi!)

Sepasang insan yang berzina (Aceh) telah diarak keliling kampung
dalam keadaan bugil atau bogel kata wong Malaysia (tanpa baju)!

Nampaknya seperti melihat film porno saja!
Buaanyak yang datang menonton atau ikut menghukumi mereka

Yang jadi pertanyaan adalah bukankah yang mengarak ini dan yang
menonton (menyaksikan) secara tidak langsung telah terlibat
dalam pornografi dan pornoaksi?

Kita tahu bahwa zina adalah dosa, tapi mempertontonkan sepasang
Romeo dan Juliet dalam keadaan bugil (merangsang orang?)
bukankah juga membuat orang bisa terlibat porno (dosa)?

Beraksi (unjuk rasa/main hakim sendiri) di jalanan dengan adegan
porno, bukankah pornoaksi?
Bagaimana Pak/Bu? Apa sudah lupa menggunakan pikiran yang sehat?
Heran ya, makin banyak Polisi Ini dan Itu, nampaknya makin kacau!

Salam
Las










[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gayus : setelah makelar pajak, bagaimana dengan oknum bea cukai ?

2010-04-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Soal harta dari hibah mantan Dirjen Pajak dari orang tua dan family yang 
nilainya diatas Rp. 30 milyar, memang sangat mencurigakan. Bahwa aparat penegak 
hukum termasuk KPK tidak bergerak menyelidiki kasus ini, ya memang sangat luar 
biasa aneh.
Berhasil terpilih menjadi Ketua BPK oleh DPR dicurigai ada uang Tutup Mulut???
Ya memang hal itu sangat mungkin terjadi, seperti peristiwa terpilihnya Miranda 
S Gultom sebagai Pejabat BI.
Apakah Boediono yang mantan Mentri Keuangan pada jaman pemerintahan Megawati 
dan juga Sri Mulyani sebagai Mentri Keuangan pada jaman pemerintahan SBY ikut 
terlibat dalam kasus bocornya uang pajak kepada pejabat pajak yang korup???
Sebaiknya hal ini diselidiki dengan seksama oleh pihak yang berwenang.
Kekalahan Negara terhadap Wajib Pajak sampai 81 % lebih di Pengadilan Pajak 
sejak tahun 2004 tetapi tidak mendapat perhatian serius dari Pejabat Yang 
Berwenang, baik itu Dirjen Pajak maupun Mentri Keuangan, memang sangat 
mengherankan.
Kekalahan Negara terhadap wajib Pajak di Pengadilan Pajak hanya untuk th. 2009 
saja, menurut ICW nilainya sudah Rp. 12 Triliun.
Memang sih, belum tentu itu merupakan kesalahan Wajib Pajak. Bisa saja Petugas 
Pajaknya yang cara menghitung Pajak dari Wajib Pajak ternyata ngawur, sehingga 
dibatalkan oleh Pengadilan Pajak.
Tetapi bagaimanapun juga, karena prosentase kekalahan Negara terhadap Wajib 
Pajak sangat tidak masuk akal (mencapai 81% lebih), maka sudah seharusnya pihak 
yang berwenang memeriksa, apa yang sebenarnya terjadi.
Bayangkan, kasus kekalahan Negara terhadap Wajib Pajak di Pengadilan Pajak ini 
sudah berlangsung sejak th. 2004 tetapi tidak ada respon sama sekali dari pihak 
yang berwenang.
Jadi sudah selayaknya Boediono, Sri Mulyani, Dirjen pajak dan para mantan 
Dirjen pajak diperiksa oleh pihak yang berwenang untuk mengungkap, apa yang 
sebenarnya telah terjadi.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


--- Pada Ming, 4/4/10, Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com menulis:


Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gayus : setelah makelar pajak, bagaimana 
dengan oknum bea cukai ?
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 4 April, 2010, 4:25 PM


 



Sama seperti anda saya juga sama sekali tidak percaya bahwa mantan Dirjen Pajak 
memiliki aset puluhan milyar mayoritas tercatat sebagai hibah. Anehnya kok 
tidak dipersoalkan oleh KPK ya? Kalaupun surat hibahnya lengkap masa percaya 
begitu saja? Apa susahnya membuat surat hibah dengan akte notaris? Memangnya 
sekaya apa sih orang tuanya bisa memberi harta sebegitu besar dalam kurun waktu 
yang tidak terlalu lama? Apakah cuma dia sendiri anak orang tuanya? Apakah 
anak2 yang lain juga mendapatkan harta hibah yang kurang lebih sama? Kenapa 
para anggota DPR yang terhormat diam saja melihat kenyaan seperti ini? Kok yang 
diributkan malah SMI dan Boediono yang sama sekali tidak ada indikasi menerima 
uang dari BC yang diributin? Seseorang yang jelas2 punya indikasi korupsi bisa 
lolos menjadi pimpian BPK yang diseleksi oleh anggota DPR benar2 mengundang 
tanda tanya. Jangan2 sama seperti pemilihan Gub Senior BI anggota DPR yang 
meloloskannya sudah mendapat gelontoran
 dana yang cukup besar ya? Salahkah kita berasumsi seperti itu? Ayo dong coba 
masalah ini diributkan sampai jelas semua proses pemilihannya sudah berjalan 
sesuai dengan yang seharusnya atau tidak?
Powered by Telkomsel BlackBerry®


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pernyataan pemogokan di Koran Jakarta Minggu

2010-04-12 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Ini adalah gambaran dari buruknya manajemen pengelolaan Koran Jakarta.
Hal ini biasanya dimulai dari lemahnya Unit Bisnis sehingga gagal meraih iklan 
yang menjadi andalan untuk operasional Koran Jakarta, sedangkan biaya yang 
diperlukan untuk operasional Redaksi tidak dapat ditekan.
Kegagalan Unit Bisnis dalam meraih iklan biasanya akibat segmen pembaca yang 
tidak terlalu fokus dan oplah yang terlalu kecil.
Bila pendapatan lebih kecil dibandingkan biaya operasi, sedangkan subsidi dari 
pihak pemodal sangat terbatas, biasanya situasi tersebut akan membuat pihak 
manajemen melakukan tarik ulur dan akrobat agar koran tersebut tetap 
bisa terbit dan tidak bangkrut. 
Bila ada Pimpinan Surat Kabar yang berani menelantarkan tenaga wartawannya, 
biasanya akibat perusahaan tersebut sedang mengalami masalah keuangan yang 
parah, tetapi berupaya sekuat tenaga untuk menutupinya, demi untuk menjaga 
kepercayaan seluruh karyawan, pemasang iklan dan juga suplier.
Biasanya ada unsur saling menyalahkan antara Unit Bisnis dengan Unit Redaksi 
tentang siapa yang paling bertanggung jawab atas kegagalan Unit Bisnis dalam 
meraih Iklan.
Bila Unit Redaksi sudah melaksanakan seluruh rekomendasi dari Unit Bisnis 
ternyata perolehan Iklan tetap jeblok, artinya kelemahan ada di Unit Bisnis 
yang gagal dalam menangkap aspirasi masyarakat pembaca.
Untuk memecahkan kebuntuan, diperlukan ide cemerlang.
Salah satu contoh yang berhasi membuat terobosan cemerlang adalah Koran 
TopScore, dimana ada Koran Harian yang membahas khusus tentang olah raga dan 
dalam kenyataannya berhasil.
Awal tahun 1990'an, rekan saya Valens Doy almarhum ditertawakan ketika ingin 
membangun Surat Kabar Harian Olah Raga.
Para pebisnis Koran Olah Raga saat itu percaya bahwa konsep Mingguan Bola yang 
terbit 2 kali seminggu adalah gambaran yang paling pas untuk media cetak Olah 
Raga.
Ketika Top Score terbit harian, banyak yang bertanya - tanya, apakah ide gila 
ini bisa bertahan lama. Dalam kenyataannya Harian TopScore mampu bertahan lama 
sampai hari ini dan mampu menyedot Kue Iklan paling besar dari anggaran iklan 
olah raga yang tersedia.
Contoh lain adalah Harian Metro Bandung, dimana segmen pembacanya hanya Bandung 
dan sekitarnya, selama bertahun - tahun oplahnya cuma belasan ribu saja dan 
tidak lebih dari 20.000 eksemplar bila ada berita penting yang menarik bagi 
masyarakat, sehingga manajemen Gramedia Group enggan untuk melirik Koran ini 
sebagai sesuatu yang perlu mendapat perhatian serius dalam mengembangkan Pers 
Daerah yang berada dibawah naungan Kompas Gramedia.
Ketika koran itu berubah menjadi Tribun Jabar, dimana segmen pembacanya 
meliputi Propinsi Jawa Barat, maka saat ini oplahnya sudah mendekati angka 
200.000 eksemplar, sehingga pihak percetakan yang ada di PT Gramedia Rancaekek 
(bergabung dengan percetakan Harian Kompas Edisi Jawa Barat) harus menambah 
mesin produksinya agar jadwal terbit Harian Tribun Jabar tidak terlambat.
Biasanya ada korelasi langsung antara Jumlah Oplah Surat Kabar dengan Jumlah 
Iklan yang bisa diraih serta tarif iklan yang memadai.
 
Bila Koran Jakarta ingin selamat, maka harus dicari terobosan agas seluruh 
hambatan tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo
--- Pada Sen, 22/3/10, Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com 
menulis:


Dari: Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pernyataan pemogokan di Koran Jakarta Minggu
Kepada: news Trans TV news-tran...@yahoogroups.com, kampus tiga 
kampus-t...@yahoogroups.com, jurnalisme jurnali...@yahoogroups.com, 
technomedia technome...@yahoogroups.com, pantau 
pantau-komuni...@yahoogroups.com, warta-lingk 
wartawanlingkun...@yahoogroups.com, Pers Indonesia 
persindone...@yahoogroups.com, Forum Kompas 
forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 22 Maret, 2010, 11:33 AM


  





(dikutip dari milis tetangga)
Date: Monday, March 22, 2010, 1:32 PM

  

Kawan, berikut pernyataan sikap pemogokan awak Koran Jakarta
edisi Minggu. Pemogokan ini tergolong nekat, karena hanya dilakukan oleh 8
orang.



KEBENARAN ITU MAHAL

Salam sejahtera untuk kita semua,
Para sahabat terbaikku,

Seperti yang kalian dengar dan mungkin sebagian ada yang melihat langsung
bahwa pada Sabtu, 20 Maret 2010, Tim Edisi Minggu memutuskan untuk tidak
menerbitkan laporan dengan kata lain BOIKOT.

Tentu, gerakan ini bukan tanpa pertimbangan dan arah yang jelas. Ada
beberapa hal pertimbangan yang perlu diketahui dan dipahami kawan-kawan
sekalian atas aksi tersebut.

Pertama, tentu gerakan ini berangkat dari akumulasi kekecewaan atas sikap
yang tidak profesional, tindakan yang inkonsistensi, dan kesewenangan
manajemen dalam memperlakukan awak redaksi yang notabene adalah fondasi
bisnis media.

Mari kita renungkan bersama dan menolak amnesia sejarah, kembali memutar
memori dan sebagainya atas janji-janji yang pernah mereka, para pemegang
kuasa itu lontarkan. Yang hingga kini pada akhirnya tidak sedikit yang
dianulir begitu

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polisi menistakan dirinya

2010-04-12 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Dari hasil wawancara dengan Makelar Kasus yang sudah beroperasi belasan tahun 
di Mabes POLRI di TV One (saat itu, wajah, nama dan suara disamarkan), ada 
tuduhan bahwa pernyataan Susno ada yang dianggap terlalu tendensius dan 
cenderung ke fitnah, yaitu ketika Susno menyatakan bahwa: Kantor Markus ada di 
sebelah Ruang Kapolri.
Menurut Markus tersebut, ruang di sebelah Ruang Kapolri adalah Ruang Rapat para 
Pimpinan POLRI.
Memang diakui oleh Markus tersebut bahwa transaksi tentang jual beli perkara, 
jumlah uang suap yang harus dibayarkan serta di transfer ke rekening siapa 
(biasanya domisili pihak yang mendapat transfer ada di luar jawa, misalnya 
Kalimantan, dsb) memang umumnya dilakukan di ruang rapat tersebut, karena ruang 
rapat tersebut dibuat kedap suara, sehingga tidak ada pihak yang bisa menguping 
transaksi tersebut. 
Namun demikian ruang tersebut tetap berfungsi sebagai ruyang rapat Pimpinan 
POLRI dan bukan kantor Markus.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 23/3/10, Nugrasius - W73 nugras...@ptadaro.com menulis:


Dari: Nugrasius - W73 nugras...@ptadaro.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polisi menistakan dirinya
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 23 Maret, 2010, 12:57 AM


  



(news) Polisi Menistakan Dirinya Sendiri http://groups. yahoo.com/ 
group/Migas_ Indonesia/ message/91063; _ylc=X3oDMTJyZjB 0MzZlBF9TAzk3MzU 
5NzE1BGdycElkAzM 4NjI5MTcEZ3Jwc3B JZAMxNzA1MDgzMzQ xBG1zZ0lkAzkxMDY 
zBHNlYwNkbXNnBHN sawN2bXNnBHN0aW1 lAzEyNjkyNDEwMTU -
Posted by: Ahmad Mujib ahmad.mujib@ gmail.com mailto:ahmad.mujib@ 
gmail.com?Subject=%20Re% 3A%28news% 29%20Polisi% 20Menistakan% 20Dirinya% 
20Sendiri ahmad.mujib http://profiles. yahoo.com/ ahmad.mujib
Sun Mar 21, 2010 5:04 pm (PDT)

Polisi Menistakan Dirinya Sendiri

Source :
http://polhukam. kompasiana. com/2010/ 03/22/polisi- menistakan- 
dirinya-sendiri/

Bapaeogi :
suka memperhatikan kehidupan dan membaca sifat sifat manusia dalam skala
personal maupun komunal. Di komunitas pedalungan, seorang dewasa biasa
dipanggil dengan nama anak pertamanya, jadi Bapae Ogi adalah nama saya
sekarang, sedang nama kedua saya adalah Bapae Dido.

| 22 Maret 2010 | 03:34

Alamarhum Bapak saya adalah polisi, tapi sudah pensiun sejak 1972, jaman
nya Polisi masih bersih dan belum ternista. Sekarang kalau melihat Polisi di
negara , orang pasti geram, muak dan selalu terbayang pencuri
berseragam. Bahkan ada Ketua Mahkamah Konstitusi memberikan gambaran, kalau
orang lapor kehilangan kambing, bisa-bisa sapi nya ikutan hilang. Orang
lapor kehilangan dompet saja musti bayar biaya pelaporan, padahal sudah
hilang kecopetan karena ketidak kompeten an petugas keamanan, lah kok ketika
lapor malah kena uang administrasi, biaya mengetik, uang stempel.

Belum lagi yang namanya Polantas, sudah tersohor dimana-mana, selalu main
uang damai. Mengadakan razia-razia liar terutama kalau sudah tanggal tua.
Banyak orang yang memiliki pengalaman tidak nyaman dengan Polisi di jalanan,
kalau melihat polisi malahan merasa tidak aman. Konon beberapa Kasatlantas
meminta setoran dari anak buahnya setiap mereka pakai mobil dinas atau motor
untuk berpatroli. Uang bensin untuk patroli sudah ditilep sehingga sang anak
buah harus swadaya dalam menjalankan tugasnya, ujungnya tentu saja malak
pengguna jalan yang selalu ada saja salahnya ..

Reskrim dan intel juga sama saja, permainannya dengan cukong-cukong dan
orang-orang kesandung kasus. Back up kejahatan, Jual beli kasus, tawar
menawar untuk penyelesaian damai, sudah jadi rahasia umum. Orang-orang yang
pernah berhubungan dengan reskrim pasti mengerti benar bagaimana rasanya
kalau punya masalah dengan mereka. Bagaikan serigala, mereka berebut mangsa,
bukan memberikan pelayanan dan bantuan, tapi malah lebih menyusahkan dan
membuat urusan semakin ruwet berkepanjangan. Semua didasarkan pada
kewenangan mereka untuk menilang, untuk memberkas, untuk memberlakukan
pasal-pasal.

Pengalaman buruk ini sudah menjadi umum di masyarakat, sangat nyata dan
terendus oleh banyak hidung. Polisi bukan lagi pekerjaan mulia, bad
Cop lebih banyak dibanding Good Cop, tapi setiap kali muncul masalah, selalu
saja dibilang oknum. Kalau sudah lebih dari 70% oknum, maka itu bukan lagi
suatu organisasi bersih, hanya sekedar sarang mafia. Orang bahkan bilang
cuma ada dua polisi jujur, yaitu polisi tidur dan polisi patung.

Itu adalah gambaran Polisi di negara , bagaimana di indonesia ? Ketika
kasus Cicak lawan Buaya mencuat, semua anak bangsa berbaris dibelakang
Cicak, belum pasti Cicak nya benar, tapi sudah terlanjur tergambar jelas
bahwa Buaya hanyalah sekedar mahluk buas yang jahat luar biasa. Sayangnya
dalam kasus itu, Buaya dikerucutkan pada sosok Susno, bukan di kambing
hitamkan tapi di buaya kan, bahkan ketika Susno menangis di depan forum DPR,
orang-orang bilang air mata buaya. Sebenarnya yang buaya bukan Susno, tetapi
institusi nya. Moment itu tidak disadari oleh Pimpinan kepolisian untuk
segera

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] salam kenal dari MAPTB

2010-04-12 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Setuju banget kalau ada pihak yang membahas soal program TV, soalnya banyak 
program TV kita yang tidak mendidik dan cenderung menyesatkan.
Dalam banyak cerita sinetron, pihak yang jahat dan dengki, digambarkan sebagai 
orang yang cerdas, tangkas dan tidak mudah menyerah, sedangkan pihak yang 
berhati baik, cenderung digambarkan sebagai pihak yang bodoh, lemah, tak 
berdaya dan terlalu mengandalkan pada nasib baik.
Ini adalah gambaran yang sangat menyesatkan.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 22/3/10, Masyarakat Anti Program Televisi Buruk 
dukung.ma...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Masyarakat Anti Program Televisi Buruk dukung.ma...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] salam kenal dari MAPTB
Kepada: sosiologibud...@yahoogroups.com, televisic...@yahoogroups.com, 
wartawanindone...@yahoogroups.com, sekolahru...@yahoogroups.com, 
sekolah-kehidu...@yahoogroups.com, rumahi...@yahoogroups.com, 
remaja_kri...@yahoogroups.com, penulisle...@yahoogroups.com, 
pasu...@yahoogroups.com, parapemi...@yahoogroups.com, 
artculture-indone...@yahoogroups.com, awasi_t...@yahoogroups.com, 
film-tvprogram-sinet...@yahoogroups.com, Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, 
indotvwa...@yahoogroups.com, jurnali...@yahoogroups.com, 
jurnalperemp...@yahoogroups.com, komunitashisto...@yahoogroups.com, 
kritik...@yahoogroups.com, media-jaka...@yahoogroups.com, 
musyawarah-bur...@yahoogroups.com, 
gerakanmoralmenujutvramahkelua...@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 22 Maret, 2010, 8:24 AM


  



Salam untuk teman-teman di milis,

Kami adalah Masyarakat Anti Program Televisi Buruk (deskripsi singkat mengenai 
kami bisa dilihat di maptb.wordpress. com).

Kami
melihat bahwa aktivitas kami cukup sejalan dengan apa yang dilakukan di milis 
ini.. Ke
depannya, selain ingin membangun jaringan, kami memohon ijin untuk
secara berkala mengirimkan kabar/artikel mengenai kami dan televisi.
Semoga hal ini tidak mengganggu aktivitas milis ini. Jikalau menganggu,
harap kiranya memberitahu kami.

Selain itu, kami ingin mengajak teman-teman untuk bergabung di milis kami. 
Caranya, cukup kirim email kosong ke maptb-subscribe@ yahoogroups. com 
(maptb-subscribe[ at]yahoo. com). Di milis ini kita akan sama-sama 
mendiskusikan dan memerangi tayangan buruk televisi.

Terima kasih.

Salam hangat,
Masyarakat Anti Program Televisi Buruk
http://maptb. wordpress. com 

Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail. yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]









  
___
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Susno 2G lebay ?!

2010-04-12 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Yang pasti, apa yang dinyatakan oleh Susno bahwa ada Markus di Kepolisian dalam 
kasus Pajak Gayus Tambunan, memang benar adanya.
Soal pernyataan Susno bahwa kantor Markus ada di sebelah Ruang Kapolri, menurut 
penjelasan Oknum Markus yang sudah belasan tahun mengatur perkara di Mabes 
POLRI, saat di wawancara oleh TV One menyatakan bahwa: Pernyataan Susno itu 
cenderung lebay.
Ruang yang ada di sebelah Ruang Kapolri adalah Ruang Rapat Pimpinan POLRI..
Dalam kenyataannya, transaksi perkara sampai berapa imbalan yang harus dibayar 
serta di transfer kerekening siapa, memang dibahas di ruang rapat tersebut.
Namun demikian, karena pengguna Ruang Rapat tersebut adalah para Pimpinan POLRI 
untuk membahas masalah - masalah strategis POLRI, maka sangatlah tidak patut 
kalau Ruang Rapat tersebut dinyatakan sebagai Kantor Markus.
Itu pernyataan dari Susno yang dianggap Lebay dan menyinggung perasaan banyak 
pihak.
Pernyataan Lebay Susno itulah yang menyebabkan banyak dari para Markus dan juga 
Pendukung Kapolri marah kepada Susno.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 22/3/10, Budi Dharma budiprest...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Budi Dharma budiprest...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Susno 2G lebay ?!
Kepada: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 22 Maret, 2010, 1:41 AM


  




 
Berhubung Obama menunda kedatangannya, maka berbagai berita tv kini beralih 
topik jor-joran mengupas jurus mabuk Susno Duaji yang menantang buka-bukaan 
kasus dengan atasannya. Anehnya, keduanya berperang wacana di area media massa, 
persis kayak infotainment. Hari ini Susno bicara, besok ada balasannya dari 
kepolisian, lalu lusa Susno menanggapi, dan seterusnya. Yang menarik adalah 
bila memang Susno dianggap “mempermalukan” citra korps institusinya, mengapa 
tidak ada teguran keras dari sang atasan ? Apakah itu karena Susno masih punya 
kartu truf lain yang lebih kontroversial lagi ?
Mengapa pula Susno lebih berkobar2 soal makelar kasus justru ketika sudah 
dilengserkan dari kabareskrim ? Apakah motifnya semata dendam atau tidak mau 
menanggung “dosa” itu sendirian ? Yach, mirip sebuah kisah sinetron bergenre 
konspirasi, kadang rumor yang beredar lebih dramatis ketimbang faktanya itu 
sendiri. Jadi untuk mengakhiri perdebatan tuduhan versus bantahan itu, biarkan 
fakta berbicara dan bukan opini yang terbentuk di acara bincang-bincang tv. 
Jangan2 aksi saling tuding para pejabat hukum itu mirip gejala “selebritis 
sindrom” seperti kutipan lagu dibawah ini
 
# fwd…….
 
Artis lebay - Mizta D
 
Ini cerita tentang manusia
Yang selalu lebay dalam menjalankan setiap kehidupannya
Tak berpikir sebelum berkata
Hanya bisa mengelak ketika kau akan ditanya
Hal ini sering terjadi pada beberapa orang disebut selebriti
Yow.. Di sini menyembunyikan tragedi dengan alasan klasik
Karena kami punya privasi
 
Banyak seberiti pakai kode ini
Karena ingin menambah kesohoran dengan sensasi
Bikin kontroversi keluarkan jati diri
Tapi mengapa kau pergi ketika diminta klarifikasi
 
Anda yang lebay atau aku yang lebay
Jangan gitu donk say
Sudah jing jay lah hay
Sering nongol di tv 
Tapi aku ngeliatnya koq jadi makin ji jay
 
Reffrein:
Jadi artis koq lebay.. Koq lebay.. Koq lebay..
Jadi artis koq lebay ‘liatnya juga ji jay
Jadi artis koq lebay.. Koq lebay.. Koq lebay..
Jadi artis koq lebay ‘liatnya juga ji jay
 
Ini peristiwa yang masih jadi masalah
Setiap kali mereka sering membuat ulah
Sensasi itulah, bicara ngga mutu lah
Makin ke sini kelakuannya bertambah parah
Mereka hanya bisa bikin berita ngga penting
Dongkrak ketenaran hanya ngandalin gosip miring
Coba tak mikirin hingga negative thinking
Tapi koq mata fokus hingga aku jadi juling
 
Orang-orang ini miliki body ciamik
Dandanan kelas tinggi agar tampak menarik
Punya tampang cantik, mudah buat gimmick
Hingga orang-orang lain sering merasa sirik
Mereka bilang kami adalah korban paparasi
Tapi kalo ada paparasi mereka selalu pose..
Pose..Pose..
(Hihihi..Pose doi)
 
Tidak semua publik figur itu lebay
Tidak semua pekerja seni itu ji jay
Banyak yang hidupnya biasa-biasa aja
Hingga jarang sekali di sorot oleh media
Apa kabarnya dengan karir mereka
Apakah wujud mereka itu masih ada
Di dalam dunia hiburan yang merajalela
Karir mereka mungkin tak akan bertahan lama
Pernah kulihat sebuah gosip di televisi
Cerita orang punya masalah pribadi
Bilangnya sih untuk konsumsi sendiri
Yang rumah tangganya tak mungkin bersatu lagi
Doi curhat karna ingin bercerai
Minta doa supaya kasus cepet selesai
Tapi aku bingung dia curhat koq tiap hari
Yeah.. Mau cerai aja koq lebay
 

Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? Buat 
Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]









  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Megawati: PRESIDEN HARUS SELAMATKAN POLRI

2010-04-12 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Setuju!!
Presiden SBY sebaiknya turun tangan menyelamatkan institusi POLRI dari tangan - 
tangan jahat oknum POLRI yang menyalah gunakan kekuasaannya untuk kepentingan 
pribadi atau kelompoknya. Untuk membenahi institusi POLRI, sebaiknya SBY mulai 
dengan melaksanakan rekomendasi TIM 8 yang sudah disetujui oleh SBY kala itu.
Dalam kenyataannya SBY ingkar janji dalam melaksanakan rekomendasi dari Tim 8, 
sehingga institusi POLRI kelihatannya tambah terpuruk.
Bila dalam situasi ini SBY tetap enggan untuk membenahi POLRI, dikhawatirkan 
institusi ini akan makin terpuruk.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 22/3/10, Alex Simanjuntak alsimanjun...@yahoo.ca menulis:


Dari: Alex Simanjuntak alsimanjun...@yahoo.ca
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Megawati: PRESIDEN HARUS SELAMATKAN POLRI
�



Megawati: Presiden Harus Selamatkan Polri

By Hadi Suprapto, Agus Dwi Darmawan - Senin, 22 Maret

Megawati Saat Acara Dialog Calon Presiden

VIVAnews - Pernyataan mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Komisaris 
Jenderal Susno Duadji yang mengungkap adanya 'makelar kasus' di tubuh Polri, 
membuat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri meragukan keabsahan 
seluruh instansi di negeri ini.
 
Megawati pun menyarankan agar sebaiknya Presiden terjun langsung mengintervensi 
kebenaran dugaan itu dan membersihkan makelar kasus itu.
Kalau pak Susno sampai menyampaikan hal itu (adanya makelar kasus) harus 
diambil alih Presiden, kata Megawati usai membuka Kongres Daerah ke III PDI 
Perjuangan Wilayah Jakarta, di Ancol, Jakarta, Minggu 21 Maret 2010.
Megawati melihat pernyataan Susno itu dari dua sisi pandang. Pertama bagaimana 
Susno sebagai mantan petinggi di Polri dan kedua pandangan secara pribadi.
 
PDI P berharap masalah ini tidak menjadi perdebatan dan kemudian memunculkan 
istilah-istilah baru seperti cicak vs buaya pada beberapa waktu lalu. Yang 
terpenting menurut Megawati adalah  Presiden harus menyelamatkan instansi itu 
atas hal-hal yang memang dianggap negatif.
Sebagai mantan Presiden, adanya pernyataan seperti itu maka harusnya instansi 
seperti Polri diselamatkan,  ujar dia.
Tapi jangan kemudian hanya terpaku pada satu isntansi saja, karena mungkin saja 
instansi lain dinegara ini juga harus dipertanyakan statusnya kalau berbicara 
betul tentang makelar kasus.
 
Seperti ramai diberitakan, Susno beberapa waktu lalu menyebut inisial beberapa 
pejabat atas adanya dugaan 'jenderal markus' alias makelar kasus di Mabes Polri.
Susno mengatakan itu diketahui ketika dirinya masih menjabat sebagai 
Kabareskrim, pada 2009 lalu, terdapat laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis 
Transaksi Keuangan (PPATK). Laporan itu tentang pembengkakan pembengkakan 
rekening seorang karyawan pajak atas nama Gayus M Tampubolon. Uang dalam 
rekening itu senilai Rp 25 miliar.
 
Namun, dalam penyidikan, uang yang dinyatakan bermasalah adalah Rp 400 juta. 
Sedangkan sisanya, kata Susno, yakni sekitar Rp 24,6 miliar tidak diketahui 
keberadaanya.
Namun demikian, Susno menganggap tim propam bentukan Polri yang dipimpin oleh 
Wakapolri dan Irwasum untuk mengusut kasus ini tidak akan mendapatkan hasil 
maksimal.
 
Karena, kata dia, kasus ini adalah kasus suap yang harus ditangani oleh 
penyidik. Bukan tim (yang dibentuk), kalau tim itu nanti hasilnya akan 
mengarah pada pelanggaran disiplin, kata dia.
Menurut dia, kasus ini bukan menjadi urusan Wakapolri atau pun Irwasum. 
Sehingga, lanjut dia, tim yang dibentuk untuk mengusut kasus ini tidak akan 
berhasil mengungkap kasus 'jenderal markus' di Mabes Polri.



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Meragukan Integritas Sri Mulyani

2010-04-03 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Lisman Manurung,
 
Soal Pelayanan Umum, memang masyarakat seringkali ntidak bisa mengerti mengapa 
pengurusan Perpanjangan KTP bisa sangat beretele - tele, memerlukan waktu 
sampai 1 bulan, padahal semua datanya sudah ada di Computer.
Ketika diselipkan uang dalam jumlah tertentu, tiba - tiba semua proses 
administrasi bisa berjalan dengan cepat.
 
Sebelum ada Pelayanan SIM dan STNK yang menggunakan Mobil Keliling, pelayanan 
perpanjangan SIM dan STNK lambaat sekali, bisa memakan waktu antara 5 - 8 
jam.
Setelah ada pelayanan dengan menggunakan Mobil Keliling, prosesnya tidak sampai 
15 menit, semua selesai dengan baik dan murah.
 
Jadi jangan salahkan masyarakat bila menghendaki pelayanan yang cepat dari 
aparat Birokrasi Pemerintah.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

 Lisman Manurung lism...@yahoo.com menulis:


Dari: Lisman Manurung lism...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Meragukan Integritas Sri Mulyani
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 17 Maret, 2010, 2:04 AM


  



Penanganan ekonomi Indonesia tidak mungkin tanpa pilihan paradigma. Kendatipun 
kita malu-malu, namun masyarakatlah yang mendorong pemikiran-pemikiran 
liberalis menjadi semangat perekonomian dan pelayanan publik di negara ini. 
Harap maklum, birokrasi kita kurang pandai untuk menjalankan apa yang menjadi 
tugasnya, baik karena kompetensi yang pas-pasan maupun karena keterbatasan 
fasilitas.


Lihat contoh ringkas: Tatkala anda diminta bersabar 1 bulan untuk urusan 
perpanjangan KTP, maka anda, anti neo-liberalis sekalipun, 75 % akan minta 
Apakah bisa dipercepat? . Sebagian besar warga negeri ini tidak mematuhi 
ketentuan untuk melaporkan masa kedaluwarsa KTP sesuai ketentuan non-liberalis, 
yakni sekian minggu sebelum jatuh tempo. 

Padahal, petugas mengatakan bahwa prosedur administrasi baku memerlukan 
sejumlah tahap, yang dikerjakan secara prosedur, dan bukan atas dasar tekanan 
atau stimulus. Maksudnya, petugas mengatakan bahwa birokrasi tidak dapat 
merespons impuls (mekanisme pasar), atau permintaan anda, yang meminta 
pengurusan KTP dipercepat!

Jadi?
Kalau bukan kita sendiri, maka keponakan kita adalah penganut tersamar gagasan 
liberalis!.
Estimasi saya pragmatik ekonomi liberalis di negeri ini sudah semakin banyak 
jumlahnya. 


 _ _ __
From: rifky pradana rifkyp...@yahoo. com
To: Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com
Subject: [Forum-Pembaca- KOMPAS] Meragukan Integritas Sri Mulyani

Doktor Sri
Mulyani yang pernah dianugerahi gelar Menteri Keuangan terbaik Asia versi 
Lembaga
Emerging Market Forum dan gelar Menteri Keuangan terbaik Dunia versi majalah
Euro Money, oleh beberapa kalangan dinilai sebagai seorang ekonom berintegritas
tinggi serta nir kepentingan dan nir ambisi politik.

Disamping itu,
Doktor Sri Mulyani yang pernah menjadi pejabat tinggi di IMF ini oleh beberapa
kalangan itu juga dinilai sebagai sosok yang tak kenal kompromi dalam
menegakkan kebenaran.

Sebagaimana
diketahui pada masa menjelang akhir masa kerja Pansus DPR perihal Skandal Bank
Century, aparat Ditjen Pajak cq Kementrian Keuangan merilis berita tentang
adanya kasus penyelewenang pajak di sebuah perusahaan yang berafiliasi kepada
Ketua Umum partai Golkar, Aburizal Bakrie.

Bahkan berita
tentang penyelewenang pajak itu semakin santer dihembuskan bersamaan dengan
saat-saatmendekati pelaksanaan Sidang Paripurna DPR yang akan mengambil
keputusan DPR tentang Skandal Bank Century.

Dimunculkannya
kasus penyelewenang pajak itu oleh beberapa pihak ditengarai hanyalah bagian
dari upaya menekan partai Golkar agar mengendorkan tekanan politiknya kepada
Sri Mulyani terkait dengan sikap dan penilaian partai Golkar atas kasus Skandal
Bank Century.

Namun publik
tentu saja tak bisa mempercayai bahwa pemunculan kasus penyelewengan pajak itu
hanyalah sebagai bagian dari upaya untuk melakukan tukar guling (barter) dengan
kasus Skandal Bank Century, mengingat penilaian dari beberapa kalangan yang
sangat meyakini tingginya intergritas Doktor Sri Mulyani itu.

Sebagaimana
diketahui pula, hasil Sidang Paripurna DPR akhirnya tetap memberikan kesimpulan
bahwa ada tindak pidana korupsi terkait kebijakan bailout (blankeet guarantee)
bank Century.
Oleh sebab
itu, pihak DPR meminta agar kasus Skandal Bank Century itu segera diproses
secara hukum.

Dan seperti
diketahui, sampai saat ini pihak Kejagung dan Polri serta KPK masih belum
menunjukkan tanda-tanda mulai melaksanakan rekomendasi DPR itu dengan memulai
proses penyidikan atas kasus Skandal Bank Century.

Beberapa pihak
menengarai adanya tanda-tanda yang menunjukkan bahwa rekomendasi DPR yang
dihasilkan melalui Sidang Paripurna DPR itu akan diabaikan oleh aparat penegak
hukum maupun oleh pemerintah yang sedang berkuasa.

Menariknya,
tanda-tanda mulai tidak jelasnya kelanjutan dari rekomendasinya DPR itu
bersamaan pula dengan mulainya terjadi tanda-tanda ketidak jelasan kelanjutan
dari kasus penyelewengan pajak yang pernah dihembuskan oleh aparat Ditjen

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gregetan kasus Antasari

2010-04-03 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Tjuk Kastury Sukiadi,
 
Bila benar tuduhan Susno Duadji soal keterlibatan Mabes Polri sebagai Mafia 
Kasus, dimana melibatkan beberapa jendral polisi, artinya wajah hukum kita 
memang muram.
 
Apalagi ketika Ketua MA marah terhadap Tim Pemberantasan Mafia Hukum karena 
telah berani mengirim surat kepada Ketua MA soal adanya penanganan kasus yang 
sangat aneh: Kasusnya tidak terkenal sehingga tidak menjadi perhatian publik, 
tetapi diproses ekstra cepat dan keputusan hakim di MA sangat menguntungkan 
pihak tertentu.
Padahal banyak perkara lain yang katanya jauh lebih mendesak tapi belum juga 
diproses di MA karena menunggu antrian perkara, yang bisa memakan waktu 
beberapa tahun, bahkan ada yang sampai belasan tahun.
Ketua MA marah besar ketika membaca isi surat tersebut yang memohon agar Ketua 
MA melakukan eksaminasi terhadap Sistem Pembagian Perkara di MA dan melakukan 
eksaminasi terhadap Hakim Agung yang telah memeriksa perkara tersebut, sehingga 
bisa dipastikan bahwa proses kasasi yang super cepat dan vonis yang sangat 
menguntungkan pihak tertentu tersebut merupakan proses yang normal dan tidak 
melibatkan Mafia Hukum.

Surat tersebut dianggap telah mencampuri kemandirian hakim.
 
Muram sekali wajah hukum kita.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 17/3/10, tjuk kasturi sukiadi kasturi_suki...@yahoo.co.id 
menulis:


Dari: tjuk kasturi sukiadi kasturi_suki...@yahoo.co.id
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gregetan kasus Antasari
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 17 Maret, 2010, 1:53 AM


  



Mas Wal dan Bung Adyanto ,
Inilah nasib kita terlahir sebagai bangsa Indonesia. Yang namanya Polisi, 
Jaksa, Hakim dan Pengacara yang menyandang atribut Penegak Hukum dan Praktisi 
Hukum pekerjaan utamanya bukan MENCARI KEADILAN DAN MEMBERIKANNYA KEPADA 
RAKYAT! tetapi bagaimana  MENCARI HARTA DAN KEKAYAAN SEBANYAK MUNGKIN DARI 
MEMPERMAINKAN RAKYAT DENGAN MENGATAS NAMAKAN HUKUM!. Saya jadi teringat ucapan 
dosen saya di FE UNAIR lebih 40 tahun yang lalu ( bayangkan sudah sejak zaman 
itu) yang kebetulan keturunan Cina. Dia mengatakan : Tjuk, hidup di negeri yg 
bernama Indonesia ini sangatlah nyaman; asalkan jangan sampai terlibat dengan 
URUSAN HUKUM! Jadi hindarilah jangan sampai berhubungan dengan Polisi, Jaksa 
dan Hakim serta Pengacara!. Wah saya pikir nasehat beliau ini terasa semakin 
relevan ketika MAFIA HUKUM YANG BERKONSPIRASI DENGAN PENGUASA DAN PENGUSAHA 
semakin marak di Indonesia pada zaman sekarang ini. Salam Tjuk KS

 _ _ __
Dari: Wal Suparmo wal.suparmo@ yahoo.com
Kepada: Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com
Terkirim: Kam, 18 Februari, 2010 18:17:43
Judul: Bls: [Forum-Pembaca- KOMPAS] Gregetan kasus Antasari

Salam,
Sepertinya Anda tidak mengerti bahwa di Indonesia, yang merajalela adalah MAFIA 
PERADILAN yang terkutuk , seperti hakim yang mengadili kasus Munir dsb.

Wasalam
Wal Suparmo








  Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menyoal Keluhan SBY

2010-03-16 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Sekjen PD Amir Syamsudin mungkin lagi ngelantur, karena banyak bukti bahwa 
para nasabah bank Century adalah penyumbang Partai Demokrat.
Akbar Faisal dari Partai Hanura di Metro TV bahkan menyebutkan ada nasabah Bank 
Century telah menyumbang Tim Sukses Partai Demokrat Rp. 4,85 Milyar setelah 
berhasil mencairkan simpanannya di Bank Century (tidak terlalu jelas berapa 
puluh milyar simpanannya).
Memang jumlah sumbangannya masih dibawah Rp. 5 Milyar, yaitu batas maksimal 
sumbangan dari suatu perusahaan. Hanya saja patut diduga bahwa sumbangan ini 
merupakan imbalan dari tidak hilangnya simpanan nasabah di Bank Century karena 
di bailout oleh Pemerintah.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 16/2/10, pudimartini pudimart...@pirus.co.id menulis:


Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menyoal Keluhan SBY
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 2:12 AM


 



Sekjend PD Amir Syamsudin berkata di TV
bahwa Pansus yang ingin membuktikan bahwa
dana menalir ke PD mulai frustasi karena tidak
menemukan dan mulai mengarang cerita.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketua MK: Presiden Bisa Dimakzulkan

2010-03-16 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Jawabannya memang tidak sederhana.
Tetapi bila seorang Pejabat Pemerintah yang dipercaya untuk mengelola Keuangan 
Negara, walaupun dia itu jujur tetapi ternyata dalam pelaksanaannya telah 
bertindak sangat ceroboh dalam mengelola Keuangan Negara, kelihatannya sulit 
untuk dipercaya lebih lanjut keterlibatannya dalam program mengentaskan 
kemiskinan masyarakat yang menderita.
Yang dijaga adalah: Jangan sampai Uang Negara hilang akibat kecerobohan 
tersebut sehingga mengurangi kemampuan Pemerintah memberikan subsidi kepada 
masyarakat miskin.
Bila Pejabat Pemerintah itu ternyata berjiwa korup, waduh, itu bisa lebih 
celaka lagi.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 16/2/10, eKo_hS id056_...@ag.co.id menulis:


Dari: eKo_hS id056_...@ag.co.id
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketua MK: Presiden Bisa Dimakzulkan
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 2:59 AM


 



tinggal pilih om
milih orang bersih dan profesional yg gak mungkin gak pernah berbuat salah, atau
milih orang partai yg kansnya untuk bersih saja tipis, apalagi 
keprofesionalitasny a.
hayo..pilih yg mana


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rumah Dinas - GUNUNG ES KESEJAHTERAAN

2010-03-16 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bicara soal Perumahan untuk Anggota TNI, administrasi Perumahan TNI memang 
banyak yang kacau.
Famili saya yang anggota TNI, ketika digusur dari Mess sekitar th. 1960'an, 
diberi tawaran : Minta Pesangon Uang untuk kemudian dibelikan rumah Pribadi 
diluar kompleks TNI atau Uang Pesangon tersebut digunakan untuk membeli tanah 
yang berdekatan dengan Kompleks TNI dan kemudian secara bergotong royong 
membangun perumahan bagi para anggota TNI tersebut.
Banyak kemudian yang memilih alternatif ke dua tersebut: membeli Tanah dekat 
dengan Komplkes TNI dan rumahnya dibangun bersama.
Alasannya sederhana saja: Transportasi menuju ketempat kerja menjadi lebih 
mudah.
Yang bikin status kepemilikan rumah tersebut menjadi rancu adalah Instansi TNI 
terkait belakangan juga membangun Rumah Dinas bersebelahan dengan Rumah TNI 
yang dibangun atas hasil gotong royong tersebut.
Sejak awal th. 2000'an atau lebih dari 30 tahun kemudian, Instansi TNI meng 
klaim bahwa seluruh rumah yang ada di Kompleks perumahan TNI tersebut 
sepenuhnya milik TNI.
Untuk itu para ahliwaris diminta meninggalkan rumah Dinas tersebut tanpa ganti 
rugi yang memadai.
Untung saja banyak ahli waris yang masih menyimpan dokumen soal asal usul 
perumahan TNI tersebut, sehingga pihak TNI terpaksa harus melakukan negosiasi 
ulang dengan para penghuni Rumah tersebut.
Kemudian disepakati bahwa TNI akan mengganti rumah tersebut di lokasi lain, 
diluar kompleks TNI.
Persoalan menjadi rumit ketika pihak TNI telah memberikan Rumah Pengganti 
tetapi para penghuninya tetap enggan keluar dari Rumah tersebut karena 
menganggap nilai Rumah Pengganti tidak sesuai dengan nilai yang mereka 
perkirakan (luas tanah, luas bangunan dan kualitas bangunan sama dengan Rumah 
yang mereka tempati sebelumnya, tetapi lokasinya lebih ke pinggir kota)..
Kalau sudah begini, memang situasinya menjadi rumit karena masing - masing 
pihak punya cara untuk menghitung untung ruginya.
Sebaiknya diperlukan kesadaran bersama untuk menyelesaikan kasus ini secara 
elegan.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 16/2/10, Rini dewdrops...@gmail.com menulis:


Dari: Rini dewdrops...@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rumah Dinas - GUNUNG ES KESEJAHTERAAN
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 3:28 AM


 



Proses untuk mendapatkan rumah 'dinas' sendiri macam2. untuk rumah dinas
golongan I (yang terkait dng kesatuan) mungkin memang langsung ditempati
tanpa kompensasi. tapi untuk golongan II  III bisa melalui macam2 proses.
contohnya yg pernah diangkat di media, yaitu tanah dibeli para anggota
secara bergotong-royong.

sementara untuk kasus bapak saya, lebih dari 30 tahun yang lalu, saat
dipindah ke kota tempat tinggal sekarang ditawari apakah akan diberi bantuan
perumahan berupa uang (untuk membeli rumah) atau berupa rumah di kompleks
(tidak terkait dng kesatuan). karena tidak mau repot, bapak saya memilih
rumah. pikir2 kalau dulu memilih uang, tentu sekarang sudah tidak ada
masalah ini.

dan jangan lupa, pegawai negeri ada potongan gaji untuk perumahan, yang
sekarang entah uangnya menguap ke mana.

rini


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menyoal Keluhan SBY

2010-02-16 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Godlip Pasaribu,
 
Sayangnya SBY hanya perduli dengan perasaannya sendiri saja tapi tidak perduli 
dengan perasaan masyarakat miskin yang sangat menderita saat ini.
Disaat masyarakat kelaparan sehingga harus makan Nasi Singkong, h 
Pemerintahan SBY malah membeli mobil mewah seharga Rp. 1,3 Milyar untuk 
fasilitas Mentri dan Pejabat Tinggi Negara, membeli Pesawat Terbang 
Kepresidenan serta melakukan pembiaran para penanggung Jawab Keuangan Negara 
mengelola Keuangan Negara secara ceroboh, seperti terlihat dalam kasus bailout 
Bank Century serta adanya manipulasi busuk terhadap Uang LPS yang dialirkan ke 
Bank Century.
Dalam kasus yang terakhir ini, SBY dan Partai Demokrat menganggap bahwa semua 
tindakan para pejabatnya serta manipulasi dalam aliran dana Bank Century yang 
berasal dari dana LPS sudah benar 100 %, sehingga Sekjen Partai Demokrat 
meminta agar SBY melengserkan Mentri dari Partai Koalisi yang menyatakan bahwa 
ada pelanggaran hukum pada kasus Bank Century tersebut.
Semua tindakan tersebut sangat menyakitkan hati rakyat, tetapi kelihatannya SBY 
tidak pernah perduli.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 15/2/10, Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com menulis:


Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menyoal Keluhan SBY
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 15 Februari, 2010, 4:28 PM


 



Presiden juga manusia, yang punya perasaan.  Itu menandakan bahwa SBY manusia 
normal.  Heran di Indonesia ini deman bangat menghujat pemimpinnya.  Tunggu 
giliran kalau anda jadi Presiden, saya akan menghormati anda.  Saya tidak akan 
pernah menghujat anda.  Itulah demokrasi, yang menang harus diakui dan 
dihormati.

There is always a choice. You can choose to be happy or you can choose to be 
grumpy. It is always better to choose to be happy!


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menanti Potensi Tersimpan SBY

2010-02-16 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Menarik sekali tulisan Bung Bagus Takwin ini.
Apakah bisa diartikan bahwa sebaiknya jangan memilih Pemimpin, apalagi Presiden 
yang memiliki sifat Anak Tunggal dan Anak Yatim ???
Terkait dengan SBY, saya kok sangat meragukan kalau SBY bersedia menjadi 
pahlawan bagi Pemberantasan Korupsi dan Pengentasan Kemiskinan Rakyat.
Menjadi Pahlawan, resikonya besar.
Resiko itu kelihatannya sulit untuk bisa diterima oleh SBY.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 15/2/10, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menanti Potensi Tersimpan SBY
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 15 Februari, 2010, 2:48 AM


  



Oleh Bagus Takwin

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/02/05/ 04082362/ menanti.potensi. 
tersimpan. sby

Beberapa hari ini, kita mendengarkan keluhan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
tentang perilaku yang ditampilkan oleh para pengunjuk rasa belakangan ini. 
Isinya seputar etiket meski kata yang digunakan adalah etis, kata sifat dari 
etika.

Etiket berurusan dengan so- pan santun, kepantasan menurut norma masyarakat 
tertentu, dan tata cara bertingkah laku yang dianggap memadai. Etika adalah 
cabang filsafat yang mengkaji persoalan baik-buruk. Penekanan keluhan Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih pada perilaku demonstran yang berlebihan, 
tak sejalan dengan budaya, nilai, dan pranata sosial pada etiket.

Mementingkan etiket

Tentu etiket penting, seperti diisyaratkan sastrawan Amerika Mark Twain, 
Etiquette requires us to admire the human race. Etiket bisa menghindarkan 
manusia dari pertikaian tak perlu karena menekankan pentingnya menjaga perasaan 
orang lain.

Namun, etiket bukan monopoli orang baik. Diana LaVey, salah satu pendiri Gereja 
Setan kelahiran Chicago, pun mementingkan etiket. Katanya, The devil is and 
always has been a gentleman. Ada pula pendapat yang tidak mementingkan etiket 
seperti yang diungkapkan Ratu Maria (1734 –1816) dari Portugal, Fashion exists 
for women with no taste, etiquette for people with no breeding.

SBY tampaknya termasuk yang mementingkan etiket, mementingkan penampilan dan 
citra diri yang baik. Cukup sering terdengar ia mempersoalkan hal yang terkait 
penampilan, seperti mengomentari kekotoran WC sebuah SD, menanggapi tumpukan 
sampah di Bandung, dan kini mengeluhkan perilaku demonstran yang membakar dan 
menginjak-injak foto serta membawa kerbau yang ditempeli fotonya.. Di setiap 
kesempatan kita saksikan SBY tampil santun dan rapi dengan gerak-gerik teratur 
dan kata-kata tertata.

Merujuk Alfred Adler (1964), yang ditampilkan SBY ialah satu ciri tipikal anak 
tunggal: cenderung menjaga perhatian tetap tertuju kepadanya, menghindari 
konflik yang mungkin membuatnya jadi orang tak disukai. Menampilkan diri sebaik 
mungkin di depan orang lain adalah cara memperoleh perhatian itu. Jika 
berhasil, anak tunggal akan tampil sebagai orang memesona dan berprestasi. Kita 
bisa saksikan: SBY berhasil dalam hal itu. Setidaknya mayoritas orang Indonesia 
dalam dua pemilu terakhir memilihnya jadi presiden. Ia jadi anak tunggal yang 
memesona.

Persoalannya, kecenderungan berlebih menjaga penampilan dan citra diri dapat 
mengarahkan anak tunggal cenderung mengabaikan substansi karena perhatiannya 
lebih kepada style, gaya yang tampil di permukaan. Dalam sebuah survei yang 
melibatkan 2.198 responden, kesan itu diperoleh dari SBY (Takwin dkk, 2009).

Ada indikasi: SBY lebih aktif menjaga citra diri. Di sisi lain, ia cenderung 
tampak pasif menghadapi berbagai pertikaian, membiarkan orang-orang yang 
bertikai menyelesaikan masalah mereka sendiri, memilih jadi pihak netral, 
bahkan ketika ia punya wewenang dan kewajiban ikut serta di sana. Ia cenderung 
pasif menghadapi persoalan genting dan prinsipiil, sementara aktif mengurusi 
hal-hal permukaan.

Dalam pandangan Carl Gustav Jung (1875-1961), dirinci oleh Carol S Pearson 
(1991), yang ditampilkan SBY sebagai anak tunggal yang memesona merupakan 
perpaduan ciri polos (arkhetip innocent) dan yatim piatu (orphan). Orang yang 
dominan polos selalu berusaha mempertahankan citra diri yang baik, taat norma 
sosial, menjalankan peran sosial, tak menyakiti orang lain, tak banyak bicara, 
dan pasif. Setiap orang polos selalu berusaha tampil sesuai dengan 
masyarakatnya.

Yatim piatu dicirikan oleh pola perilaku menghindari situasi yang menyakiti 
diri sendiri, menghindari konflik, menjaga agar orang tidak telantar atau jadi 
korban, menekankan pentingnya prihatin, berhemat, menjaga kebersihan, menahan 
ambisi pribadi, mengikuti pendapat umum, dan menjaga harga diri.

Tujuan utama orang dengan ciri yatim piatu adalah memperoleh rasa aman, takut 
dirinya dieksploitasi dan jadi korban, sangat hati-hati menanggapi tugas dan 
kritik, serta sering merasa disakiti dan diperlakukan buruk oleh pihak lain. 
Cerita SBY tentang dirinya menjadi target teroris, juga merasa difitnah atau 
dinilai secara tak

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gregetan kasus Antasari

2010-02-16 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Hakim dan Jaksa dalam perkara Antasari kelihatannya sudah Buta dan Tuli dalam 
menangani keadilan bagi masyarakat.
Mosok data yang sudah jelas gak masuk akal tetap diterima sebagai Bukti Yang 
Sah oleh Hakim dan Jaksa.
Proses Pengadilan kita akan dibawa kemana???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 15/2/10, Budi Dharma budiprest...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Budi Dharma budiprest...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gregetan kasus Antasari
Kepada: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 15 Februari, 2010, 2:41 AM


  




 
Menyimak sidang kasus penumbuhan Nasrudin, gimana keluarga korban dan terdakwa 
nggak geregetan ?! Vonis dijatuhkan bukan atas dasar argumentasi yang kuat, 
tapi seperti tengah merangkum cerita sinetron. Sah dan meyakinkan ? Melihat 
bukti fisik yang ada, mungkin bila penulis novel Sherlock Holmes masih hidup, 
maka para penegak hukum itu akan ditertawakan. 
 
Fakta di persidangan seolah menjadi fragmen figuran, lagi2 BAP yang cacat ( 
karena dibuat dalam tekanan pihak tertentu ) malah jadi patokan. Ucapan di 
hadapan sidang tidak dianggap, bukti yang tidak akurat malah disepelekan. Coba 
kalau ahli forensic kita selevel CSI, pasti bukti yang disodorkan tergolong 
meragukan dan tidak akan gegabah dalam mengajukan “target” terdakwa tertentu.
 
Beralih ke kasus Century, belakangan ini saya melihat pamor KPK kian meredup, 
nggak jelas apa yang dkerjakannya untuk membongkar kasus Antaboga ini. 
Sementara pansus DPR terus dipacu dalam mendapatkan bukti baru soal kemana 
aliran dana bermuara. Kepolisian ? Ach, entah kemana institusi ini tergerak 
untuk memberantas korupsi, yang sering terbaca adalah sebatas mewanti-wanti 
agar demo anti korupsi tidak anarkis dan tidak perlu lagi bawa kerbau. Lha, 
iyalah masa mentang2 tahun macan, jadi bawa harimau.
 

Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail. yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]









  Yahoo! Toolbar kini dilengkapi Anti-Virus dan Anti-Adware gratis.
Download Yahoo! Toolbar sekarang.
http://id.toolbar.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ancaman Reshuffle dan Pemberhalaan Negara

2010-02-16 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Olok - olok dari Bambang Susatyo, anggota Pansus dari Partai Golkar 
mengkomentari ancaman Reshuffle Kabinet:
Jangan Percaya dengan ancaman Reshuffle Kabinet itu.
SBY dan Partai Demokrat tidak sebodoh itu berani mendepak Golkar dan PKS dari 
kabinet.
Lha wong menghadapi PDIP saja SBY dan Partai Demokrat sudah babak belur, bila 
kemudian juga harus menghadapi Golkar dan PKS di DPR, apakah SBY dan Partai 
Demokrat gak tambah remuk???
Jadi katanya: Jangan Percaya itu merupakan ancaman serius. 
Itu cuma sekedar gertak sambal saja untuk menunjukkan bahwa Partai Demokrat dan 
SBY tidak suka dengan sikap Partai Koalisi dalam menyikapi kasus bailout Bank 
Century.
SBY dan Partai Demokrat bukanlah orang - orang bodoh yang berani melakukan 
tindakan nekat tanpa memperhitungkan resikonya.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo
--- Pada Sen, 15/2/10, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ancaman Reshuffle dan Pemberhalaan Negara
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 15 Februari, 2010, 3:07 AM


  



Oleh Rendy Pahrun Wadipalapa

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/02/06/ 04030380/ ancaman.reshuffl 
e.dan.pemberhala an.negara

Gertakan Partai Demokrat mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan 
evaluasi kabinet tampaknya bukan gertak sambal. Pernyataan Sekretaris Jenderal 
Partai Demokrat menjadi pertanda serius mendekatnya ancaman perombakan 
(reshuffle) kabinet bagi anggota koalisi yang terus mengambil cara-cara kritis 
dan memojokkan pemerintah dalam isu Bank Century.

Seluruh aroma oposisi dalam tubuh koalisi harus ditekan ke titik nol; jika 
perlu, melalui ancaman reshuffle. Jika ingin lolos dari daftar nama yang 
dicoret, kesetiaan kepada kapal koalisi dengan nakhoda SBY-Boediono adalah 
harga mati yang harus ditaati.

Pemberhalaan negara

Kelompok oposisi adalah kelompok yang mengambil peran mirip peran devil's 
advocate atau advocatus diaboli. Blok oposisi menempati fungsi yang menggoda, 
mengganggu, dan terus bersikap kritis kepada pemerintah, tetapi dengan tujuan 
akhir yang secara ideal diarahkan kepada kemaslahatan bersama.

Pertarungan versi kebenaran antara pemerintah dan oposisi selalu jadi 
penjumlahan akhir dengan hasil mana yang paling benar dan cocok dengan 
kepentingan rakyat luas. Oleh sebab itulah, sekalipun kedudukan dan sifatnya 
sangat diperlukan, devil's advocate senantiasa dianggap mengganggu dan 
mengancam.

Namun, dengan meniadakan oposisi, bahaya lain sedang mengancam. Nicos 
Poulantzas (1970) pernah memperkenalkan istilah statolatry untuk menunjuk 
keadaan di mana seluruh komponen, faksi, dan kelompok rakyat sedang melakukan 
ritual pemberhalaan negara. Dalam kondisi kekuasaan yang normal, ambisi untuk 
memberhalakan diri nyaris selalu ada, tetapi itu bergantung pada sampai 
seberapa kuat kedudukan kelompok oposisi dalam konstelasi kekuasaan.

Maka, pemberhalaan itu hanya mungkin terjadi manakala negara telah berhasil 
sepenuh-penuhnya menjinakkan oposisi. Tipikal negara semacam ini sangat khas 
menggunakan cara-cara otoritarian- fasistik, model yang sangat mirip telah 
dipraktikkan di Indonesia oleh Orde Baru.

Ancaman terhadap penumpang kapal koalisi karena sikap kritisnya mungkin masih 
jauh untuk disebut otoriter. Namun, menihilkan kritisisme politik dalam situasi 
di mana persoalan Century tak kunjung terang adalah tanda-tanda dari pemerintah 
untuk melakukan salah satu fase saja untuk menuju pada situasi statolatry. Ada 
kecenderungan untuk menjinakkan suara-suara nyaring dan mengancam agar kembali 
patuh kepada arah komitmen politik yang telah diteken. Dengan mematuhi komitmen 
itulah, statolatry tetap dapat dijamin, pemberhalaan negara tetap dapat dijaga 
keberlangsungannya.

Sebab itulah, begitu istilah pemakzulan memenuhi telinga publik, penguasa 
demikian gusarnya. Pemakzulan atau impeachment tidak lain adalah sinonim dari 
anti-statolatry yang memunculkan destabilitas di kalangan elite politik secara 
umum dan lingkaran penguasa secara khusus. Tentu saja isu pemakzulan harus 
ditebang demi kontinuitas kekuasaan, sekalipun untuk memastikannya harus 
diundang seluruh pimpinan lembaga tinggi negara guna mendiskusikan apa dan 
bagaimana pemakzulan itu dapat terjadi.

Logika dan langkah pemerintah belakangan ini yang sangat reaktif terhadap 
seluruh sikap kritis atas dirinya semakin tampak tatkala demonstrasi yang baik 
dan benar dimasukkan dalam pokok bahasan evaluasi kebijakan seratus hari di 
Istana Cipanas.

Statolatry dua zaman

Dapatlah ditimbang betapa gundahnya Presiden terhadap pelbagai gerakan sosial 
ataupun gerakan politik yang memojokkan dirinya. Bagus Takwin dalam koran ini 
(Kompas, 05/02/10) telah mengkajinya dengan pendekatan psikologis terhadap apa 
yang hari-hari ini mengendap dan berkecamuk dalam diri personalitas Presiden.

Akan tetapi, justru inilah perbedaan ciri antara statolatry di era Orde Baru 
dengan pasca-Reformasi.

Pada era Orba

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Opini Romo Sindhu Di Kompas

2010-02-15 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Waduh, setuju banget tuh.
Jadi kalau ada seorang pemimpin politik menyatakan bahwa Binatang Kerbau 
merupakan lambang bagi orang yang berbadan besar, bodoh dan lamban, niscaya dia 
akan menjauhi keselamatan dan kualat terhadap rakyat Nusantara.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 11/2/10, Arif Budimanta abma...@yahoo.com menulis:


Dari: Arif Budimanta abma...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Opini Romo Sindhu Di Kompas
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 11 Februari, 2010, 1:06 AM


...Kerbau adalah lambang penderitaan sekaligus keselamatan dan 
kesejahteraan rakyat nusantara. Siapa menolak dan menistakan kerbau, dia akan 
menjauhi keselamatan dan kualat terhadap rakyat Nusantara.

Demikian Romo Sindhu, dalam opininya dikompas hari ini.





Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Zero Sum Game SBY?

2010-02-15 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Liman,
 
Anda ini memang jago dalam membangun Logika Miring.
Dalam upaya untuk membela SBY, anda kelihatannya tidak kenal lelah dan selalu 
berupaya untuk membenarkan apapun yang dilakukan oleh SBY dan Partai Demokrat.
Upaya SBY dan Partai Demokrat untuk mengancam Partai Koalisi yang berani 
menyatakan bahwa kasus bailout Bank Century banyak unsur pelanggaran hukumnya, 
baik dengan ancaman Penggantian Mentri dan Pemeriksaan Pajak Yang Tertunggak, 
ternyata tidak membuat mereka ketakutan.
Anggota Partai Koalisi kelihatannya lebih takut dengan ancaman masyarakat 
dibandingkan ancaman dari SBY dan Partai Demokrat.
Masyarakat mengancam akan menghukum Partai manapun yang bersedia untuk 
melacurkan diri dengan cara mengabaikan fakta yang terungkap di Pansus Bank 
Century demi untuk menikmati bagian dari Kue kekuasaan yang dibagikan oleh SBY..
Jadi rakyat tidak bodoh dalam menyikapi hasil Pansus Bank Century.
 
SBY dan Partai Demokrat harus segera merubah strategi bila ingin memenangkan 
pertempuran ini.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


--- Pada Jum, 12/2/10, liman PAP liman_...@yahoo.com menulis:


Dari: liman PAP liman_...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Zero Sum Game SBY?
Kepada: FP Kompas Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 12 Februari, 2010, 2:51 AM


 



Blog Kompasiana | 12 Februari 2010 | 09:24

Logika bahwa parpol ‘berkoalisi untuk kebenaran’ atau ‘hanya berkoalisi dengan 
SBY’, bukan dengan Demokrat sebenarnya adalah strategi untuk menyandera SBY 
sekaligus mengejek Partai Demokrat. Wacana dengan logika berpikir tersebut, 
yang terus dimunculkan merupakan unjuk kekuatan bahwa kebijakan bail out salah 
sehingga Pansus telah bertindak benar dengan kesimpulan awalnya. Parpol akan 
membela kebenaran walaupun telah berkoalisi. Pernyataan yang menohok rezim 
pemerintah diperparah dengan pernyataan Sekjen partai koalisi yang menantang, 
‘walaupun berkoalisi apa diajak maling kita juga akan maling’.

Terlepas dari pernyataan di atas yang berbentuk mind-game, jika SBY membiarkan 
saja maka yang ditangkap rakyat adalah bahwa memang kebijakan pemerintah salah 
dan Pansus sudah pasti benar sehingga Parpol koalisi wajib membela kebenaran 
demi kepentingan rakyat. Bukan kepentingan yang salah! gawat bukan. Upaya 
pen-delegitimasi simbol negara yang meniru langkah ‘kudeta merangkak’ terhadap 
Soekarno dan Gus Dur dengan pembentukan opini publik.

Parpol yang berkoalisi, terutama PG adalah partai sarat pengalaman dan penuh 
ahli politisi petualang. Masih segar dalam ingatan kita, Pemilu 1997 PG (belum 
jadi partai) mendulang suara sekitar 90%. Hasil yang diperoleh bukan hanya 
murni dari kerja keras dan simpatik rakyat tetapi juga setelah penggembosan PDI 
Mega 1996. KSAD saat itu juga bermanuver dengan mengenakan jacket kuning dan 
menggandeng mbak Tutut ke mana-mana. Apakah KSAD melakukan itu demi PG ? Tentu 
saja bukan. Mantan KSAD melakukan itu sudah pasti demi Ketua Pembina PG saat 
itu, Soeharto. Dan putrinya mbak Tutut adalah kader PG yang digadang-gadangkan 
sebagai calon pemimpin masa depan.

Siapa yang ‘berkoalisi’ dengan PG? Semua berkoalisi dengan Soeharto yang 
kebetulan merupakan ketua Pembina PG. Maret 1998 ketua MPR Harmoko, yang juga 
Ketum PG menyatakan rakyat masih menginginkan Soeharto jadi Presiden. Mei 1998 
Harmoko juga yang meminta Soeharto turun karena aspirasi rakyat dalam 2 bulan 
ini telah berubah. Apakah PG juga ikut jatuh?

Ternyata tidak. PG segera berubah menjadi partai dgn semboyan PG baru. 
paradigmanya, tidak akan pernah die-hard lagi untuk presiden, siapapun 
presidennya, supaya PG tetap selamat berada di dalam lingkaran kekuasaan 
siapapun. Pemilu 1999 PG melorot ke No 2. Berhubung presiden Habibie sedang 
terkena sorotan skandal bank bali, maka PG tidak mendukung penuh sehingga 
pidato pertanggung jawaban habibie ditolak MPR. Apakah PG juga kehilangan? 
Tidak. Ketum PG malah dapat jabatan ketua DPR dan tetap berada di lingkaran 
kekuasaan, walaupun Presiden nya dari Poros tengah, dari PDI-P dan sampai saat 
ini dengan Presiden dari Ketua Pembina PD. Hebat bukan?

Tidak heran jika PG menyatakan cuma berkoalisi dengan pemerintah SBY bukan? PG 
sudah pasti tidak ingin mengulangi kesalahan Harmoko. Menilik sejarah, cuma 2 
partai yang die-hard untuk Presidennya, yakni PKB untuk Gus Dur dan PDI-P untuk 
Mega. Jika PD meniru langkah 2 partai ini, SBY sebagai Ketua Pembina PD 
mestinya jangan menyia-nyiakan dukungan PD.

Jika rezim SBY memang salah, walaupun didukung rakyat, memang lebih baik 
berkoalisi dengan sebanyak mungkin Parpol yang ada di DPR. Tetapi bagaimanapun 
legitimasi nya sudah hilang. Tinggal tunggu waktunya saja.

Tetapi jika rezim SBY tidak salah, tetapi tetap mengalah dan berusaha menjalin 
koalisi dengan ahli politisi petualang, hanya karena tidak ingin seperti 
Soekarno dan Gus Dur yang dijatuhkan tanpa dasar kebenaran yang sahih, maka SBY 
memang bukan Presiden yang baik. Kekuasaan tetap di tangan, tetapi telah 
mempermalukan integritas

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Himbauan pd DPR/DPRD: kasus berita Sachiroel Alim ketua komisi C DPRD Surabaya yg jadi pemalsu plat nomor mobil suka ancam hambat pembangunan

2010-02-15 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Seharusnya Partai Demokrat menindak tegas anggotanya yang menyimpang ini.
Tetapi melihat kelakuan para Pimpinan Partai Demokrat di Pusat dan DPR tidak 
jauh berbeda denga anggota DPRD Surabaya ini, kelihatannya mustahil Partai 
Demokrat akan menindak anggotanya yang menyimpang ini.
Partai Demokrat sedang diuji kesetiaannya dalam memperjuangkan nasib rakyat 
yang tertindas.

Salam,
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 11/2/10, T Sejati t_sej...@yahoo.com menulis:






kalau anggota DPRD beserta keluarganya sudah tidak punya
rasa malu dan masih meneruskan kelakuan buruknya yang merugikan
masyarakat banyak itu...

didoain aja agar sadar, kalau gak sadar2 mereka sekeluarga smg dikasih
sakit parh gak sembuh2 biar sadar... daripada mati sebelum
sadar... kasihan


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sindrom Suharto

2010-02-15 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Liman,
 
Anda memang jago dalam membangun Logika Miring.
Kasus yang diperiksa sebetulnya kan merupakan kasus lama, minimal diatas 3 
tahun yang lalu.
Pertanyaannya adalah:
1. Mengapa baru diusut sekarang saat Pansus Bank Century sedang bersiap - siap 
untuk membuat kesimpulan akhir???
2. Bila dikatakan sebagai sebuah kebetulan, mengapa SBY tidak berupaya untuk 
menunda penindakan tersebut dan menunggu keluarnya rekomendasi dari Pansus Bank 
Century agar terhindar dari tuduhan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk 
tekanan kepada partai - partai Koalisi maupun Oposisi yang berani menyimpulkan 
bahwa ada pelanggaran Hukum dan Pidana dalam kasus bailout Bank Century???
Apa sulitnya menunda penindakan tersebut beberapa hari, toh itu merupakan kasus 
lama yang kejadiannya sudah diketahui diatas 3 tahun yang lalu tetapi tidak 
pernah diproses secara hukum???
3. Mengapa SBY dan Partai Demokrat secara terbuka memberikan kesan menghalalkan 
segala cara agar bisa memenangkan pertempuran dalam Pansus Bank Century melawan 
partai - partai lain, baik yang tergabung dalam partai Koalisi Pemerintah 
maupun Partai Oposisi???
Walaupun hal ini dibantah keras oleh SBY dan Partai Demokrat, tetapi kesan ini 
sangat menonjol sekali, sehingga secara akal sehat sulit untuk dibantah..
Strategi Komunikasi macam apa yang sedang dibangun oleh SBY dan Partai 
Demokrat???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sab, 13/2/10, liman PAP liman_...@yahoo.com menulis:


Dari: liman PAP liman_...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sindrom Suharto
Kepada: FP Kompas Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com,
Tanggal: Sabtu, 13 Februari, 2010, 5:36 AM


 



Gawat! Bagaimana dengan 'Post Power Syndrome' ?

Blog Kompasiana
Koswara | 13 Februari 2010 | 11:55

Pernah mendengar penyakit sindrom suharto? Kayaknya ini adalah penyakit aneh, 
yang hanya ada di Indonesia. Penyakit ini bercirikan, apa yang dilakukan oleh 
pemerintah selalu dianggap salah. Apa saja. Padahal tidak semua yang dilakukan 
oleh pemerintah itu bertujuan untuk kepentingan pribadi dan salah..

Mengapa disebut sindrom suharto?

Tampaknya penyakit ini tumbuh saat pak harto berkuasa. Saat itu, pak harto 
melakukan tindakan yang baik karena untuk kepentingan negara dan yang tidak 
baik, karena untuk kepentingan sendiri. Contohnya adalah saat impor sapi dari 
israel. Proses impornya sangat rahasia, karena saat itu indonesia menyatakan 
bermusuhan dengan israel. Tapi pak harto mendapat informasi bahwa sapi yang 
paling bagus adalah yang ada di israel. Untuk kepentingan agar bangsa indonesia 
mampu mengembangkan sapi sendiri dan mampu makan protein hewani yang cukup, 
maka pak harto melakukan operasi rahasia impor sapi israel dan dikembangkan di 
peternakan milik pak harto sendiri di tapos, Bogor.

Akibat tindakan pak harto itu, sebagian orang yang mulai curiga. Timbullah 
bisik bisik yang macam macam sekali. Pokoknya bisik bisiknya bernada sinis. 
Tentu saja, karena sumber sapi itu berasal dari israel itu. Padahal, seperti 
kita ketahui bersama, anakan sapi sapi dari Tapos itu kemudian disebarkan ke 
seluruh Indonesia agar peternak indonesia memilik sapi bagus. Dengan kata lain, 
niat baik pak harto berbalik menjadi nada sinis.

Banyak sebenarnya nada sinis yang diesbut sindrom suharto ini, yang dilontarkan 
terhadap niat baik pak harto. Diantaranya lagi adalah pengembangan industri 
penerbangan di indonesia. Tujuannya baik, agar indonesia mandiri dan mampu 
membuat pesawat terbang sendiri. Sampai sampai N250 buatan pt IPTN (sekarang pt 
DI) yang prototipe awalnya disebut TETUKO, dilecehkan dengan kata kata Sing 
TEko ora TUku tuku sing tuku ora teko teKO. Padahal tetuko dalam pewayangan 
adalah anak manusia terbang gatutkoco. Yang sinis mengatakan buang buang duit 
saja. Indonesia itu tidak perlu industri pesawat terbang, tapi industri rakyat 
agar lapangan kerja banyak.

Setelah Suharto lengser, nada sinis sindrom suharto dipakai untuk menyingkirkan 
Habibie dari kursi kepresidenan. Bahkan saat gusdur jadi presiden, nada sinis 
atas apapun yang dilakukan oleh presiden makin kencang saja. Bahkan kasus 
ajinomoto pun dituduhkan kepada gusdur. Saking kuatnya sindrom suharto pada 
Gusdur itu, sampai akhirnya masyarakat berpendapat bahwa memang gusdur tidak 
cocok jadi presiden. Sindiran sindrom suharto ini berujung pada pemakzulan Gus 
dur. Sindrom suharto juga berhembus kencang saat megawati jadi presiden. Memang 
tidak sampai ke pemakzulan megawati. Tapi, apapun niat baik megawati dalam 
membenahi negara, pasti salah, sehingga citra megawati jelek yang membuat 
megawati kalah melawan SBY dalam pemilu.

Di jaman SBY berkuasa juga demikian. Kita tentu ingat saat penggantian minyak 
tanah ke LPG 3 kg. Kata kata sinis atas usaha penggantian itu banyak sekali 
yang diantaranya adalah kebakaran terjadi akibat kompor gas meledak.

Ketika pak SBY membentuk tim 8 untuk mengatasi kriminalisasi KPK, angin 
kecurigaan sindrom suharto berhembus sangat kencang. Untungnya kasus 
kriminalisasi

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketua MK: Presiden Bisa Dimakzulkan

2010-02-15 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Mbak Baswati,
 
Tetapi dengan terungkapnya kasus Bank Century, dimana terungkap betapa 
cerobohnya Boediono dan Sri Mulyani dalam mengelola Keuangan Negara, rasanya 
sangat sulit kalau masyarakat akan memilih mereka menduduki kursi RI 1 dan RI 2 
pada pemilu 2014.
Mereka berdua bisa bertahan pada posisinya saat ini saja masih harus berharap 
pada keajaiban dari Allah SWT.
Perkiraan saya, Boediono dan Sri Mulyani terpaksa harus dilengserkan dari 
jabatannya untuk mengurangi tekanan politik terhadap SBY dan Partai Demokrat, 
baik dari Partai Koalisi Pemerintah, Partai Oposisi maupun masyarakat luas.
Walaupun belum ada bukti bahwa Boediono dan Sri Mulyani terlibat KKN dalam 
kasus bailout Bank Century, tetapi bukti terjadinya kecerobohan Boediono dalam 
mengawasi operasional Bank Century hingga akhirnya collapse dan kecerobohan Sri 
Mulyani dalam menyetujui kebijakan Bailout Bank Century yang memakan biaya 
sampai Rp. 6,7 Triliun, sangat sulit mempertahankan keduanya pada jabatan yang 
mereka pegang saat ini.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Ming, 14/2/10, basw...@postpi.com basw...@postpi.com menulis:


Dari: basw...@postpi.com basw...@postpi.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketua MK: Presiden Bisa Dimakzulkan
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 14 Februari, 2010, 10:02 PM


 



Karena para investor dan pasar menilai B dan SMI
adalah tokoh yang dipercaya, maka B dan SMI adalah
calon Pres dan Wapres 2014 agar semakin banyak investor
dan ISHG semakin tringgi


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Rumah Dinas

2010-02-15 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Andryansyah,
 
Soal biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan Rumah Dinas yang sudah 
menjadi hak nya, menurut pengamatan saya di beberapa perumahan TNI yang 
ditempati teman maupun keluarga besar saya, memang benar terjadi.
Soal besarannya, sangat tergantung dari kebijakan dari Para Penanggung Jawab 
Perumahan di Instansi terkait.
Bila Penanggung Jawab Perumahan TNI bertindak tegas sesuai peraturan yang 
berlaku, maka besar biaya yang harus dikeluarkan oleh penghuni baru hanya 
sekedar sedikit ganti rugi biaya perawatan rumah dan fasilitas tambahan 
(biasanya berupa ruang tambahan, bisa berupa Kamar Tidur, Ruang Tamu, Dapur, 
dsb) yang telah dibangun oleh penghuni sebelumnya. Itupun kalau Penghuni Baru 
punya uang.
Bila tidak punya uang, ya tidak perlu bayar sepeserpun.
Alasannya: Ada peraturan di Rumah Dinas TNI bahwa semua tambahan fasilitas 
terhadap Rumah Dinas tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab penghuni Rumah 
Dinas dan harus segera dibongkar bila meninggalkan Rumah Dinas tersebut..
Bila Penanggung Jawab Perumahan TNI Tidak Tegas, maka penghuni lama bisa 
memperlakukan Rumah Dinas seolah seperti rumah pribadinya (walaupun dia sudah 
mendapat Rumah Pengganti dari Instansi TNI) dengan mematok tarif Uang Kunci 
yang lumayan tinggi dan tetap menolak keluar dari Rumah Dinas tersebut bila 
tidak mendapatkan harga yang cocok.
 
Soal rasa hormat kepada pensiunan, dari cerita beberapa orang yang saya 
kenal yang menjadi Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, beberapa jam setelah 
mereka dinyatakan pensiun, artinya mereka sudah menjadi Orang Sipil kembali, 
rasa hormat dari Prajurit yang masih aktif jauh berkurang.
Banyak yang merasa sakit hati diperlakukan seperti itu.
Gak jelas juga, apakah hal ini disebabkan oleh rasa superioritas TNI terhadap 
Sipil atau tradisinya memang seperti itu.
 
Soal ada PNS yang enggan keluar dari Rumah Dinas walaupun sudah pensiun, hal 
tersebut juga terjadi di TNI yang menempati Rumah Dinas, dimana Penanggung 
Jawab Perumahannya bersikap tidak tegas, walaupun mereka yang pensiun tersebut 
sudah mendapatkan Rumah Pengganti, baik yang didapat dari Instansi TNI terkait 
maupun fasilitas dari Asabri (ada kalanya beralasan untuk mencari calon 
penghuni yang berani bayar mahal untuk menempati Rumah Dinas tersebut, tetapi 
ada juga yang memang berniat untuk memiliki Rumah Dinas tersebut secara tidak 
sah).
Akhirnya sih memang kembali ke moral juga.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 15/2/10, andryansyah andryans...@yahoo.com menulis:


Dari: andryansyah andryans...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Rumah Dinas
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 15 Februari, 2010, 3:49 AM


 



Sepengetahuan saya berdasar info yang saya dapat, untuk bisa menempati rumah 
dinas, polisi dan tentara bayar uang, apa benar ya?

Pernah saya dengar bahwa polisi untuk masuk rumah dinas harus bayar uang yang 
lebih mahal dibanding beli rumah yang sejenis (luas tanah dan jenis bangunan). 
Jadi sebenarnya siapa yang kurang ajar itu?

Soal sopan dan tidaknya prajurit rendahan saat mengosongkan rumah, saya pikir 
itu adalah cerminan betapa atasan yang kurang ajar saat menjabat pasti akan 
dilecehkan begitu tidak menjabat lagi. Saya sebagai PNS, boleh dibilang bahwa 
saya belum pernah melihat mantan atasan saya dihormati saat sudah tidak mejabat 
lagi. Ini saya lihat sangat merata, dan saya yakin ini adalah cerminan bahwa 
memang pejabat negeri ini kebanyakan kurang ajar!!! Nyatanya memang negeri ini 
tidak terurus, siap itu yang bertanggungjawab?

Soal PNS yang terkesan lebih dihormati institusi dan lingkungan kerjanya saat 
sudah pensiun dikaitkan dengan rumah dinas, saya pikir itu salah sekali. Yang 
saya lihat emang pensiunan PNS yang menempati rumah dinas banyak yang kurang 
ajar dan tidak ada yang mau mengusirnya dengan keras karena kong-kalikong dan 
sok balas budi para pejabat terhadap orang ang sudah pensiun. Buktinya, lihat 
saja di perumahan dinas PUSPIPTEK.

Orang yang menempati rumah dinas seharusnya sadar, mengapa dia bisa tinggal di 
rumah dinas dan kapan dia harus segera pergi dari rumah dinas. Jangan pakai 
alasan belum punya rumah dll, mengapa mereka tidak berpikir pada yuniornya yang 
benar-benar belum punya rumah.

Salam,
andry


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Akarnya Kemiskinan dan Rendahnya Prioritas

2010-02-14 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bila informasi ini benar, berarti dalam membuat penilaian tentang Indikator 
Makro Ekonomi, data tentang meningkatnya jumlah anak jalanan dianggap tidak 
mempengaruhi perekonomian Nasional.
Berapa banyakpun anak jalanan akan bertambah, kelihatannya tidak dianggap 
sebagai data yang bisa mempengaruhi Indikator Makro Ekonomi.
Demikian pula dengan data BPS tentang Orang Miskin, meningkatnya jumlah anak 
terlantar ternyata justru dianggap sebagai Pengurangan Orang Miskin, mungkin 
karena pendapatan anak - anak tersebut dari hasil mengemis di jalanan dinilai 
oleh BPS sebagai upaya untuk Mengentaskan Kemiskinan Keluarga, sehingga kasus 
meningkatnya jumlah anak terlantar yang terpaksa harus mengemis dijalanan 
justru dianggap sebagai upaya Keluarga Miskin untuk meningkatkan kesejahteraan 
keluarga agar bisa keluar dari kemiskinan.
 
Kok kacau sekali cara Bangsa ini memecahkan kemiskinan rakyat.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 2/2/10, basw...@postpi.com basw...@postpi.com menulis:


Dari: basw...@postpi.com basw...@postpi.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Akarnya Kemiskinan dan Rendahnya Prioritas
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 2 Februari, 2010, 10:20 PM


 



Nah ini berita bagus
para poliutis PD yang sombng itu tentu akan membantah
fakta ini dengan argumentasi INDIKATOR MAKRO.

Fakta masyarakat miskin semakin banyak, mereka usia
kerja atau yang kena PHK yang masuk ke sektor informal
juga semakin banyak. Ini fakta, maka turunlah ke bawah
atau TURBA dan jangan hanya menikmati singgasana
kekuasaan dan menerima laporan ABS.

Kehidupan industri sektor informal juga semakin berat ketika
supply semakin besar dan demand relatif tetap. Lihat pula
demo outsourcing. Jangan melihat bahwa sistem di barat
outsourcing itu cocok dengan kondisi Indonesia. Jangan
pula berlindung dibalik angka pemilih 61% dan satu kali
putaran. Lihat kasus Soeharto yang turun 3 bulan padahal
menguasai 70%. Bawalah Indonesia sesuai dengan endowment
Indonesia. Modernisasi tidak sama dengan westernisasi.



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] tebar pesona

2010-02-14 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Itu artinya SBY dan Partai Demokrat tidak percaya diri sehingga terpaksa 
menggunakan cara - cara yang ongkosnya sangat mahal.
Kelihatannya SBY dan Partai Demokrat gagal dalam membangun komunikasi yang 
efektif dengan masyarakat, baik masyarakat pendukungnya maupun masyarakat 
Indonesia secara keseluruhan.
Kehebatan para pakar komunikasi di Partai Demokrat saat Pemilu 2009, baik di 
Pileg yang mampu meningkatkan perolehan suara Partai Demokrat 300 % maupun 
Pilpres yang mampu memenangkan dalam 1 putaran, kelihatannya telah lenyap tak 
berbekas.
Ada apa dengan SBY dan Partai Demokrat???
Kemana larinya para pakar komunikasi di Partai Demokrat???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 3/2/10, Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com 
menulis:




 





From: ali alkatiri a_kat...@yahoo. com
Subject: [kahmi_pro_network] tebar pesona
To: kahmi_pro_network@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, February 3, 2010, 10:44 AM

 

Seperti biasanya, saya beangkat kerja menumpang angkutan umum dari terminal 
kampung melayu menuju kantor. Pagi ini rupanya tdk seperti pagi-pegi kemaren. 
Ada sesuatu pemandangan yang baru.
 
Beberapa anak remaja membagi-bagikan semacam tabloid full color yang 
menceritakan kebehasilan- keberhasilan SBY. Hampir semua orang yang berdiri di 
terminal di bagikan tabloid gratis tsb, tidak perdul tua muda, berminat atau 
tidak. Artinya tabloid ini dicetak tak terbatas. Yang jadi pertanyaan buat 
saya. Apa gunanya mencetak tabloid dgn isi spt ini, apa pemerintah / tim SBY 
(?)  kurang media yang lebih murah, lebih cerdas dan lebih beresonansi?
 
Saya takutkan ini bentuk kemubadziran. .alangkah baiknya dana unutk 
mencetak tsb dibagikan untuk sembako rakyat yg harganya sekarang sudah mulai 
menaik.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kejamnya Penggiringan Opini Massa

2010-02-14 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Joseph D Santos,
 
Kalau semua orang berfikir soal Hukum Karma bagi keturunannya akibat kesalahan 
yang mereka buat, pasti di Indonesia tidak akan ada korupsi.
Karena masyarakat Indonesia terkenal sangat religius, termasuk para koruptornya 
(terlihat dari cara mereka berpakaian dan berbicara, baik saat di masyarakat 
maupun saat di sidang Pengadilan), makanya mereka tidak percaya akan adanya 
Hukum Karma bagi keturunannya yang tidak terlibat secara langsung dalam aksi 
korupsi yang mereka lakukan (karena mereka hanya ikut menikmati hasil korupsi 
yang dilakukannya).
Soal hukuman untuk mereka yang telah melakukan korupsi, baik yang kemudian 
tertangkap dan dinyatakan bersalah di Pengadilan maupun yang tidak pernah 
tertangkap, umumnya mereka percaya bahwa Allah SWT itu Maha Pemaaf, sehingga 
dengan memohon maaf kepada Allah SWT, mereka yakin bahwa Allah SWT pasti akan 
memaafkan seluruh dosa yang telah mereka buat.
Dalam kasus mantan Presiden Suharto yang diduga telah melakukan korupsi yang 
jumlahnya sangat besar dan juga dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung 
jawab atas pembantaian jutaan orang PKI, dengan adanya doa dari jutaan para 
pendukungnya, Masyarakat Pendukung Korupsi dan pendukung Pelanggaran HAM Berat, 
percaya bahwa seluruh kesalahan Suharto telah dimaafkan oleh Allah SWT. Mereka 
percaya bahwa mustahil Allah SWT akan mengabaikan doa jutaan pendukung Suharto 
yang memohon agar Allah SWT mengampuni segala dosa - dosa Suharto ketika masih 
hidup.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 3/2/10, Joseph D Santos joedev...@gmail.com menulis:


Dari: Joseph D Santos joedev...@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kejamnya Penggiringan Opini Massa
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 3 Februari, 2010, 8:00 AM


 



Apa nggak takut ya mereka2 yang membuat keputusan atau tuntutan, padahal
semuanya belum benar2 terbukti eperti yang di beritakan media. Kalau mereka
salah menghukum mati orang. Mereka semua mendapat upahnya di akhirat nanti.
Tanpa kecuali, semua yang terlibat dengan kasus AA ini. Kalau mereka bisa
aman di dunia ini untuk satu dua generasi, belum tentu generasi ke empat
keturunannya akan aman. KArena hukum karma tetap berlaku di dunia ini. Saya
percaya walau pun AA sudah di bunuh karakternya, tapi semua orang yang
terlibat sekecil apapun pasti akan mendapat ganjarannya. Kalau tidak dirinya
semasa hidup, mungkin keturunannya akan lebih sengsara. Dan di kahirat nanti
siksa tidak akan berhenti sampai kiamat tiba.

Salam
Wahyu


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Harga Kaki Amputasi Rp 7,2 juta?

2010-02-14 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Tindakan pimpinan PT PINDAD sangat tidak pantas.
Kecelakaan itu akibat PT PINDAD tidak cermat dalam melakukan ujicoba sehingga 
mencelakakan masyarakat tidak bersalah.
Bagaimana kalau dibalik, yaitu kaki Pimpinan PT Pindad di amputasi dan 
mendapatkan tunjangan yang 3 kali lebih besar yaitu sekitar Rp. 1 juta/bulan 
selama 2 tahun.
Pasti akan banyak donatur yang bersedia untuk membiayai proses amputasi 
pimpinan PT PINDAD yang ceroboh ini, biar bisa merasakan bagaimana menderitanya 
seseorang yang kakinya telah diamputasi akibat kecerobohan yang dia lakukan.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo
--- Pada Ming, 7/2/10, suryo pratomo suryo_prat...@yahoo.com menulis:


Dari: suryo pratomo suryo_prat...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Harga Kaki Amputasi Rp 7,2 juta?
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Cc: ipb_l...@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 7 Februari, 2010, 7:37 AM


  



Hilangnya Rasa Kemanusiaan
Jumat, 5 Februari 2010 21:36 WIB

Pekan lalu di depan Menteri Riset dan Teknonologi Suharna Suryapranata, PT 
Pindad  melakukan uji coba peluncuran roket di Lumajang, Jawa Timur. Sebagai 
bagian ada keinginan untuk bersiap membangun industri pertahanan yang bisa 
diandalkan, kita mendukung pengembangan teknologi roket di Tanah Air..

Kita tidak boleh menjadi bangsa yang tertinggal. Kita harus masuk dalam 
kelompok negara-negara terdepan dalam membangun industri pertahanan berbasis 
roket. Kalau bangsa Tiongkok bisa, kalau bangsa India bisa, kenapa kita tidak 
bisa.

Itulah bahasa yang dipakai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika berbicara 
di depan National Summit, akhir tahun lalu. Presiden mencoba memacu kemampuan 
dari bangsa ini untuk mencapai prestasi tertinggi.

Dari serangkaian uji coba yang dilakukan, ada dua  roket yang tidak berjalan 
seperti seharusnya. Roket itu bergerak tidak terkendali dan tragisnya satu 
roket bahkan menimpa sebuah rumah penduduk.

Dua warga yang sudah berumur kebetulan sedang tinggal di dalam rumahnya yang 
sederhana. Mereka tidak menyadari adanya bahaya yang mengancam jiwa sampai 
roket itu menembus rumah dan meledak di dekat mereka.

Ledakan roket beruntung tidak merenggut jiwa mereka. Namun kedua orang tua itu 
harus menerima kenyataan bahwa ledakan roket  membuat penghuni laki-laki 
berumur 80 tahun mengalami luka bakar hebat, sementara perempuan berumur 50 
tahun mengalami luka parah di bagian kaki membuat kakinya harus diamputasi.

Sebuah kecelakaan yang sungguh tidak disengaja. Pihak Pindad memang segera 
membawa kedua korban ke rumah sakit. Pihak Pindad pun menanggung biaya 
pengobatan bagi kedua orang tua yang malang tersebut.

Pertanyaan lebih lanjut, setelah kedua korban kelak sembuh, kompensasi apa yang 
diberikan negara kepada keduanya? Di luar dugaan, Pindad menawarkan untuk 
memberi santunan sebesar Rp 300.000 per bulan kepada korban selama dua tahun. 
Artinya selama dua tahun, korban menerima santunan sebesar Rp 7,2 juta.

Pantaskah seorang yang menjadi korban dari sebuah uji coba teknologi canggih 
dihargai sebegitu rendahnya? Tidakkah dibayangkan bahwa dengan kaki yang 
diamputasi pada usia yang begitu tua, praktis tidak ada yang bisa mereka 
kerjakan lagi di sisa hidupnya. Tidak mudah bagi seorang tua  untuk 
menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Bahkan orang muda yang tiba-tiba harus 
kehilangan kaki pun  sulit untuk bisa beradaptasi. Bahkan untuk bisa bekerja 
seperti biasa, mereka membutuhkan masa penyesuaian yang panjang.

Tidak terbayang di negeri yang memiliki falsafah yang begitu mulia seperti 
tertuang dalam sila-sila dalam Pancasila ternyata tidak memiliki hati sama 
sekali. Tidak ada kepedulian dari pimpinan tertinggi Kementerian Riset dan 
Teknologi untuk datang menjenguk kedua korban dan memberikan kompensasi yang 
lebih masuk akal.

Kalau saja pemimpin itu punya hati seharusnya tidak perlu ragu menjadikan kedua 
korban itu sebagai pahlawan teknologi. Mereka telah berkorban demi cita-cita 
dari bangsa ini mencapai prestasi tinggi di bidang teknologi. Untuk itu tidak 
ada salahnya negara memberikan tunjangan seumur hidup kepada kedua korban 
tersebut.

Negara tidak akan merugi dengan memberikan tunjangan seumur hidup kepada 
mereka. Sebaliknya negara akan dihormati oleh rakyatnya karena menunjukkan 
kepedulian yang tinggi dan bertanggung jawab kepada rakyatnya.

Bupati Lumajang sepantasnya marah dengan perlakuan tidak manusiawi kepada 
warganya. Pemberian santunan yang hanya Rp 300.000 untuk waktu dua tahun sangat 
tidak pantas bagi orang yang harus menjadi korban dari tindakan sebuah lembaga 
negara.

Kejadian di Lumajang memang tidak boleh menyurutkan niatan kita untuk terus 
menggapai cita-cita tinggi mengembangkan teknologi roket. Peristiwa nahas itu 
justru harus menjadi pemicu untuk bekerja lebih giat dan menyempurnakan 
teknologi yang ada.

Namun yang lebih penting, perlunya kita mengasah nilai kemanusiaan kita. Bangsa 
yang katanya menempatkan manusia dalam posisi yang begitu tinggi. Bangsa yang 
berani menyebutkan prinsip

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Rumah Dinas

2010-02-14 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Soal gusur menggusur Rumah Dinas bagi anggota TNI, kelihatannya gak perduli 
pangkatnya cuma prajurit rendahan, atau pangkat Jendral, bila diputuskan oleh 
instansi terkait harus segera keluar, ya harus keluar. Tidak ada pilihan lain.
Bagi pensiunan Jendral yang mendiami Rumah Dinas, kalau gak salah maksimal 6 
bulan setelah pensiun harus sudah keluar dari Rumah Dinas.
Persoalan akan muncul bila saat itu Rumah Pengganti masih belum siap.
Itu terjadi pada kakak saya yang Jendral Bintang 2, tergopoh - gopoh harus 
keluar dari rumah dinasnya ketika di pintu rumahnya tertempel stiker harus 
segera keluar dari rumah dinasnya paling lambat 5 hari terhitung sejak stiker 
tersebut ditempelkan.
Walaupun Rumah Pribadinya belum selesai dibangun, ya terpaksa ditempati apa 
adanya, daripada dipermalukan oleh instansi terkait.
Kakak saya yang lain dengan pangkat Kolonel Senior juga mengalami nasib yang 
sama.
Begitu pensiun dan menerima surat perintah untuk segera keluar dari Rumah 
Dinas, ya langsung keluar saja untuk menghindari dipermalukan oleh para 
prajurit rendahan (tentu saja atas perintah dari pihak yang memiliki otoritas) 
yang akan segera menggusur paksa penghuninya karena yang bersangkutan telah 
pensiun dari dinas TNI.
Tetangga kakak saya yang pensiunan Jendral Bintang 3, karena terlambat keluar 
dari rumah dinas akibat rumah pribadinya belum selesai dibangun, seluruh barang 
- barangnya dikeluarkan dari rumah secara paksa dan diletakkan di pinggir 
jalan, menunggu untuk dinaikkan kedalam Truk yang akan disediakan oleh Intansi 
TNI terkait.
Para Prajurit Rendahan yang melakukan eksekusi penggusuran terhadap Rumah 
Pensiunan Perwira Tinggi sama sekali tidak punya sopan santun dalam 
pelaksanaannya.
Jadi pensiunan TNI memang kelihatannya sangat tidak menyenangkan.
Saat masih aktif dengan pangkat Jendral, mustahil ada Perwira Menengah, apalagi 
Prajurit Rendahan berani bertindak kurang ajar terhadap yang bersangkutan.
Tetapi ketika sudah pensiun, jangankan seorang Perwira Menengah, bahkan seorang 
Prajurit rendahanpun berani bersikap sangat kurang ajar terhadap Pensiunan 
Jendral tanpa takut ditindak oleh Instansi yang menaungi mereka.
 
Kelihatannya posisi Pensiunan Pegawai Negri Sipil lebih dihormati oleh Instansi 
terkait dan lingkungan kerjanya dibandingkan dengan perlakuan yang diterima 
oleh Pensiunan TNI, baik dari Instansi terkait maupun dari anggota TNI Aktif 
dari instansi tersebut.
Menyedihkan memang, tetapi katanya itu sudah menjadi tradisi di TNI sejak 
Republik ini berdiri.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 8/2/10, oki okki...@yahoo.co.id menulis:


Dari: oki okki...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Rumah Dinas (Bung Kiky dan mas Adyanto)
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 8 Februari, 2010, 2:09 AM


 



kebetulan saya adalah salah satu anak purnawirawan Abri yang saat ini ayah saya 
berjuang untuk bisa membeli Rumah Dinas tersebut. Saya kurang tahu secara 
mendetail mengenai hal ini, namun yang saya tahu bahwa pada saat dibangun, 
perumahan dinas TNI AL dimana kami berada adalah type rumah sederhana yang 
sekarang banyak dijual untuk kalangan menengah kebawah. Bertahun-tahun kami 
menempati dan membangun rumah tersebut dengan biaya yang tidak sedikit hingga 
menjadi rumah yang layak dipakai dengan harapan kita bisa membelinya, karena UU 
memungkinkan hal itu dan sudah ada beberapa kasus bisa dibeli kepemilikannya, 
apalagi letaknya yang lumayan jauh dari pangkalan membuat 90% penghuni sedikit 
demi sedikit memperbaiki rumah tersebut tanpa adanya bantuan dari pihak TNI AL. 
Sekarang tiba-tiba kami akan diusir dari rumah yang sudah lebih dari 30 tahun 
kita huni dan pelihara dengan tetesan keringat, jelas kami melawannya.

Bagi Perwira Tinggi, umumnya mereka bisa membeli rumah sendiri selain rumah 
dinas tersebut, namun kebanyakan yang masih berada diperumahan adalah para 
keluarga Tamtama dan Bintara TNI yang hidup mereka benar-benar habis untuk 
tugas negara sehingga sulit menyisihkan uang untuk membeli rumah yang baru..

[Non-text portions of this message have been removed]






Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tjipta: SBY Mestinya Bangga Dianalogikan Kerbau

2010-02-14 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Lasma Siregar,
 
Yang menganggap Binatang Kerbau dari sisi yang negatif kan orang Indonesia yang 
tinggal diperkotaan, baik sebagai simbol kebodohan, kelambanan dalam bergerak 
maupun sebagai binatang yang rakus karena alang - alang saja dimakan dengan 
rakusnya.
Tetapi bagi kalangan Petani, Kerbau dianggap sebagai Binatang yang bersedia 
bekerja keras tanpa banyak mengeluh, tenaganya besar sehingga bisa diandalkan 
untuk membajak sawah dan tidak rewel dalam memilih makanan.
Untuk makan, Kerbau tidak perlu rumput dengan kualitas klas 1 seperti Binatang 
Sapi, tetapi dengan makan alang - alang saja badannya tetap sehat, tumbuh besar 
dan tenaganya luar biasa kuat serta jarang sakit.
 
Kelihatannya SBY lebih menggunakan mitologi Orang Indonesia yang tinggal di 
perkotaan.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 8/2/10, Lasma siregar las032...@yahoo.com menulis:


Dari: Lasma siregar las032...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tjipta: SBY Mestinya Bangga Dianalogikan 
Kerbau
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 8 Februari, 2010, 1:40 AM


 



Kerbau dalam mitologi China memang menggambarkan sesuatu yang kerja
keras dan tabah hati!

Tapi di Indonesia bisa berarti yang negatif, misalnya ada istilah
kumpul kebo (kerbau) yang berarti sepasang Romeo dan Juliet
hidup berdua tanpa kawin (Hello MUI!).

Kerbau juga diasosiasikan dengan sesuatu yang banyak makan (gendut),
malas (lambat bertindak) dan suka wira wiri tak jelas mau kemana!

Selain itu di beberapa daerah, kalau sesorang dipanggil (disamakan)
kerbau, ini hampir sama kalau seandainya disebut babi atau anjing!
Orang bisa ngamuk dan sebagainya!
Tak tahulah SBY pakai mitologi yang mana?
:=))

Salam
Las


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketua MK: Presiden Bisa Dimakzulkan

2010-02-14 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Karena masyarakat belum menemukan tokoh yang cocok sebagai pengganti SBY, 
makanya tidak ada Partai Politik yang secara bersungguh - sungguh ingin 
memakzulkan Presiden SBY, yang dalam hal ini termasuk Partai Oposisi: PDIP, 
Partai Hanura dan Partai Gerindra.
Bila proses pemakzulan tersebut tetap dipaksakan, pengganti SBY, siapapun 
dia, pasti juga akan ditolak oleh masyarakat.
Makanya kemungkinan terjadinya pemakzulan terhadap Presiden SBY memang sangat 
kecil, tetapi potensi terjadinya pemerasan terhadap Presiden SBY dalam 
pembagian kue kekuasaan menjadi sangat besar.
Kemungkinan yang terjadi adalah: Presiden SBY dibawah tekanan partai - partai 
yang ada di DPR, baik yang tergabung dalam Koalisi Pemerintah maupun Oposisi.
Makanya ancaman Partai Demokrat bahwa Presiden SBY akan melengserkan mentri - 
mentri yang partainya tidak setia dengan SBY, tidak membuat partai Koalisi SBY 
di Pansus DPR tidak takut.
Terbukti 4 dari 5 Partai Koalisi Presiden SBY tetap menyatakan bahwa ada 
masalah dengan penanganan bailout Bank Century.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Ming, 7/2/10, imcw imc...@gmail.com menulis:


Dari: imcw imc...@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketua MK: Presiden Bisa Dimakzulkan
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 7 Februari, 2010, 1:48 PM


Sahabatku Kicky,

Semua rakyat sepertinya masih harap harap cemas karena sampai saat ini
belum muncul tokoh yang sesuai dengan harapan mereka.
--
i made cock wirawan


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Politik Machiavellis

2010-02-14 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Partai Koalisi SBY dan Partai Demokrat kelihatannya sudah mulai berani melawan 
terhadap ancaman Pergantian Mentri dari Partai Politik yang tidak mendukung 
Kebijakan Pemerintah dalam kasus bailout Bank Century.
Bila ancaman tersebut benar - benar dilakukan, maka Partai Koalisi yang 
tertinggal hanya tinggal PKB. 

PAN yang katanya Hidup di Ketiak SBY demi untuk mendapatkan bagian dari kue 
kekuasaan, ternyata juga melawan tekanan SBY dan Partai Demokrat.

PAN dan Partai Koalisi SBY lainnya kelihatannya lebih takut terhadap 
kecaman masyarakat dibandingkan ancaman dari SBY dan Partai Demokrat.
Kelihatannya SBY dan Partai Demokrat harus realistis melihak kenyataan 
dilapangan serta harus berfikir seribu kali bila tetap ingin melaksanakan 
ancamannya.
Bila sampai SBY dan Partai Demokrat salah langkah, maka nasibnya bisa di ujung 
tanduk.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 8/2/10, suryo pratomo suryo_prat...@yahoo.com menulis:


Dari: suryo pratomo suryo_prat...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Politik Machiavellis
Kepada: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 8 Februari, 2010, 1:12 PM


  




 Jangan Jadi Machiavellis
 Sabtu, 6 Februari 2010 18:28 WIB
 
 Skandal Bank Century terus bergulir. Panitia Khusus
 Bank Century terus mencoba melakukan penyelidikan atas kasus
 yang membuat negara harus mengeluarkan dana Rp 6,7 triliun
 untuk menyelamatkan bank tersebut. Semakin mendekati masa
 akhir tugas Pansus Bank Century, semakin tegang orang
 menunggu rekomendasi apa yang akan dikeluarkan oleh Pansus.
 
 Dinamika yang terjadi di dalam Pansus membuat Partai
 Demokrat merasa terpojokkan. Reaksinya segera tampak dengan
 menggunakan mandat kekuasaan untuk menekan pihak-pihak yang
 dianggap membahayakan posisi mereka. Terutama yang dicoba
 ditekan adalah partai-partai koalisi yang duduk dalam
 pemerintahan.
 
 Isu perggantian menteri yang disampaikan Sekretaris
 Jenderal Partai Demokrat Amir Syamsudin bukan lagi
 mengindikasikan adanya manuver ke arah sana, tetapi
 nyata-nyata sebagai bentuk penekanan. Sekjen Partai Demokrat
 meminta kepada Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono
 untuk mengganti
 menteri-menteri dari partai koalisi yang tidak mendukung
 sikap pemerintah dalam skandal Bank Century.
 
 Langkah yang ditempuh Partai Demokrat sangat wajar apabila
 dilihat dari kepentingan politik Partai Demokrat. Hanya saja
 melihat realita yang terjadi selama penyelidikan dengan
 menghadirkan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam
 pengambilan keputusan langkah penyelamatan Bank Century,
 terlalu riskan apabila Partai Demokrat hanya melihat
 kepentingan dirinya sendiri.
 
 Orang akan mudah menilai bahwa langkah yang dilakukan
 Partai Demokrat adalah cara-cara Machiavellis. Partai
 Demokrat bisa dinilai menghalalkan segala cara untuk
 mempertahankan citranya, meski kenyataan yang didapat di
 lapangan menunjukkan adanya pelanggaran dalam proses
 penyelamatan Bank Century.
 
 Rekaman terakhir yang diperdengarkan di Pansus Bank Century
 mengenai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia menunjukkan
 adanya agenda khusus untuk menyelamatkan Bank Century.
 Perubahan Peraturan Bank Indonesia mengenai Fasilitas
 Pendanaan Jangka Pendek dengan mengubah besarnya rasio
 kecukupan modal (CAR) jelas-jelas ditujukan hanya sekadar
 untuk menyelamatkan Bank Century.
 
 Dalam rekaman terdengar jelas bahwa beberapa anggota Dewan
 Gubernur Bank Indonesia sendiri menyatakan
 ketidaksetujuannya. Berbagai pelanggaran terhadap prinsip
 ketidakhati- hatian yang dilakukan pengelola Bank Century
 tidak pantas membuat bank tersebut harus diselamatkan.
 Pandangan ini semakin menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada
 dasar kegagalan sistemik yang harus ditakutkan apabila bank
 tersebut ditutup.
 
 Namun kita melihat sekarang ini bahwa langkah penyelamatan
 tersebut menjadi sesuatu yang harus dilakukan. Seakan-akan
 ancaman kegagalan sistemik itu sesuatu yang begitu
 menakutkan apabila langkah penyelamatan tidak dilakukan.
 Padahal, beberapa pihak menganggap indikator kegagalan
 sistemik hanya sekadar pembenaran terhadap kebijakan yang
 sudah diambil.
 
 Kita menilai tepat sikap yang disampaikan partai-partai
 anggota koalisi. Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie
 misalnya menegaskan bahwa koalisi yang dilakukan Golkar
 dengan Presiden Yudhoyono adalah koalisi untuk kebaikan
 Indonesia. Kalau kemudian yang terjadi adalah kesalahan yang
 tidak bisa ditolerir, maka Golkar tidak mungkin untuk
 membela secara membabi-buta.
 
 Golkar sama sekali tidak khawatir bahwa atas sikapnya ini
 harus kehilangan kadernya di kabinet. Bahkan menurut
 Aburizal Bakrie, demi memberi sumbangsih bagi kemajuan
 Indonesia, Golkar akan berada paling depan untuk menarik
 kadernya yang tidak menunjukkan kinerja yang baik.
 
 Sikap yang sama disampaikan anggota Partai Keadilan
 Sejahtera dan Partai Persatuan Pembangunan yang duduk di
 Pansus Bank Century. Menurut pandangan mereka, koalisi harus
 ditujukan untuk menegakkan kebenaran, bukan

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Godaan Setan (Pemakzulan) yang Terkutuk!

2010-02-14 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Setuju sih bahwa DPR juga ikut bersalah saat menyetujui anggaran pembelian 
mobil mewah tersebut.
Mantan Ketua Anggaran DPR yang menyetujui anggaran tambahan untuk pembelian 
Mobil Mewah tersebut, saat wawancara di Metro TV bilang bahwa pengajuan 
tambahan anggaran tersebut dilakukan dalam waktu yang sangat mepet, yaitu 1 
hari menjelang pergantian pemerintahan yang ditandai dengan Pelantikan Pasangan 
SBY - Boediono menjadi Presiden.
Katanya sih, karena waktunya sudah mepet dan tidak punya waktu untuk melakukan 
evaluasi terhadap anggaran tambahan tersebut, maka anggaran tersebut langsung 
disetujui saja.
Pertimbangannya adalah :Adanya ketentuan dari Mentri Keuangan yang dijadikan 
dasar untuk meminta anggaran bagi Pembelian Mobil Dinas kepada DPR bahwa harga 
Mobil Dinas untuk Mentri dan Pejabat Tinggi Negara maksimum Rp. 400 juta sudah 
termasuk pajak. Sampai hari ini ketentuan tersebut belum pernah dirubah oleh 
Mentri Keuangan.
Bila kemudian Mobil Dinas yang dibeli oleh Sekretariat Negara ternyata seharga 
Rp. 1,3 milyar sudah termasuk pajak, artinya Pemerintah SBY telah dengan 
sengaja mengelabui DPR, karena dasar pengajuan anggaran ke DPR adalah Mobil 
Dinas seharga Rp. 400 juta sudah termasuk pajak.

Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 8/2/10, Habibie Nugroho Wicaksono prof.habi...@gmail.com 
menulis:


Dari: Habibie Nugroho Wicaksono prof.habi...@gmail.com
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Godaan Setan (Pemakzulan) yang Terkutuk!
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 8 Februari, 2010, 4:53 AM


 



Perlu diluruskan terlebih dahulu bahwa pembelian suatu barang/jasa
pada pemerintah melalui mekanisme APBN. APBN yang diajukan presiden
ditetapkan oleh DPR setelah melalui serangkaian proses antara
pemerintah dengan komisi DPR.
Maka, tidak adil rasanya untuk melulu menyalahkan presiden.

Salam

Habibie Nugroho Wicaksono


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Siaran Peluncuran Uji Coba TV Digital yang Amburadul

2010-02-06 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Ade Armando,
 
Bila informasi anda ini benar, lantas apa untungnya pemerintah berupaya 
membodohi dan membohongi publik???
Bila suatu pemerintahan melakukan pembodohan dan kebohongan bagi masyarakatnya, 
pasti ada tujuan strategis yang ingin mereka capai dengan cara cepat dan pasti 
bukan karena iseng.
Alasannya:  Pihak Pemerintahan SBY sudah sangat sadar bahwa bila masyarakat 
menyadari kalau pemerintah telah berupaya secara bersungguh - sungguh untuk 
membodohi dan membohongi masyarakat, apapun alasannya, masyarakat pasti tidak 
akan pernah percaya lagi dengan apapun yang akan dikatakan oleh Pemerintahan 
SBY.
Disini berlaku pepatah: Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak akan 
percaya.
Jadi apa untungnya kebohongan ini bagi Pemerintahaan SBY???
Tujuan apa yang akan dicapai???
Semoga jawabannya bukan hanya untuk iseng saja, karena resikonya bisa sangat 
dahsyat bila masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan suatu Pemerintahan yang 
sedang berkuasa.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo
 


--- Pada Sab, 30/1/10, ade armando im_arma...@yahoo.com menulis:


Dari: ade armando im_arma...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Siaran Peluncuran Uji Coba TV Digital yang 
Amburadul
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 30 Januari, 2010, 1:49 AM


  



Belakangan ini, komunitas penyiaran, pemerintah, DPR suka sekali bicara soal 
migrasi sistem pertelevisian kita ke sistem digital.
Mau tahu seberapa siap kita dengan televisi digital?
Siaran peluncuran uji coba siaran televisi digital di Bandung melalui TVRI 
(29/01/2010) bisa dijadikan indikator bagus:
1. Siarannya merupakan siaran tunda di menjelang tengah malam. Ini menunjukkan 
bahwa bahkan bagi TVRI pun ini bukan informasi penting. Para petinggi tv swasta 
juga datang, tapi acara ini tak disiarkan melalui stasiun televisi mereka.
2. Kualitas gambarnya buruk: di rumahku, gambarnya berbayang.
3. Kualitas suaranya buruk. Kadang suara pembicara di segmen talk-show hilang 
tak terdengar, begitu juga suara penyanyi, pemusik.
4. Ada microphone mati.
5. Saat penayangan presentasi video tentang tv digital, suaranya terputus-putus.
6. Tak ada penjelasan yang cukup jelas tentang apa itu televisi digital. 
Menteri Kominfo memberikan pengandaian yang membingungkan. Kalau tidak salah, 
ia mengandaikan televisi analog itu sebagai anak yang lahir, kemudian menjadi 
bayi, menjadi, anak, menjadi remaja dan seterusnya; sementara televisi digital 
itu adalah anak yang lahir dan tiba-tiba besar. Maksudnya apa? (FYI: Sang 
menteri kelihatan sama sekali tak siap).
7. Para narasumber sama sekali tak bisa membantu menjelaskan. Seorang di antara 
mereka malah bicara tentang harga set-top box yang mencapai Rp 300 ribuan untuk 
melengkapi pesawat televisi yang dimiliki warga untuk bisa menangkap siaran 
digital. Yang nggak dibilang, saat ini siaran digital yang bisa ditangkap hanya 
yang bersifat uji coba.
8. Narasumber yang lain bilang, menurut penelitian, mayoritas warga kota 
antusias dengan siaran televisi digital. Survei mana pula yang bilang begitu?
9. Rekaman penjelasan nara sumber dari KPI Jabar yang cenderung lebih kritis 
dari yang lain serta mengingatkan tentang kemungkinan- kemungkinan negatif, 
tiba-tiba saja diedit dan menghilang dari tayangan
10. Dalam presentasi video, saat membandingkan kualitas gambar tv analog dengan 
digital, hadir kebohongan lain: siaran televisi analog digambarkan bersemut, 
bergaris-garis, menyakiitkan mata; sementara siaran televisi digital, gambarnya 
cerah. Mungkin kalau siaran tv analog TVRI memang begitu; tapi siaran televisi 
swasta nasional sih baik-baik saja dong...

Apa pelajaran yang bisa ditarik dari acara peluncuran itu:
1. Kesiapan Indonesia amburadul dan nggak serius
2. Yang tampil lebih ke retorika bukan aksi yang terencana
3. Bahkan para pengambil keputusan dan pihak-pihak yang terkait nampak tak 
sepenuhnya mengerti dengan digitalisasi televisi ini.
4. Tak ada penjelasan tentang hal-hal yang esensial.
5. Kepentingan komersialnya sangat kental.
6. Banyak kebohongan
7. Banyak penutupan fakta
8. Memberikan mimpi indah yang tak berjejak pada realita.

H









  
___
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketua MK: Presiden Bisa Dimakzulkan

2010-02-06 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Sekali lagi, ini adalah bukti kegagalan komunikasi SBY terhadap Kelompok 
Koalisi Partai Demokrat dan Partai Oposisi.
Saya tidak tahu lagi, bagaimana caranya meningkatkan kemampuan komunikasi SBY 
agar tidak menari diatas gendang Politisi dari Partai Lain, baik yang tergabung 
dalam Kelompok Koalisi Partai Demokrat maupun Partai Oposisi.
Kemana perginya seluruh staf Presiden SBY yang memiliki kemampuan dalam 
mengembangkan ilmu komunikasi???
Bila gaya komunikasi Presiden SBY tidak segera diperbaiki, saya kok khawatir 
Presiden SBY justru akan jatuh akibat pernyataannya yang menimbulkan blunder 
politik.
Bukankan isu pemakzulan ini muncul akibat adanya konflik kepentingan antara 
para pendukung SBY di Pemerintahan dan pendukung SBY di DPR???
Ingat, 80 % anggota DPR adalah pendukung SBY, sehingga hanya dengan dukungan 
para pendukung SBY lah paka bisa terjadi pemakzulkan terhadap Presiden SBY.
Sudah kemampuan Komunikasi Politik SBY begitu lemah, sekarang ditambah lagi 
lemah dalam mengkoordinasikan seluruh pendukungnya, baik di Pemerintahan maupun 
di DPR.
Hasil macam apa yang bisa diharapkan dari Pemimpin Politik yang sangat lemah 
ini???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sab, 30/1/10, P Giri Hatmoko masg...@yahoo.com menulis:


Dari: P Giri Hatmoko masg...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketua MK: Presiden Bisa Dimakzulkan
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 30 Januari, 2010, 2:50 AM


 



Tentang Pemakzulan, ada yang menggelitik saya
SBY yang notabene punya kekuatan besar di parlemen kok takut ada pemakzulan.. 
Lha kalau memang dia yakin dengan kekuatannya di DPR, mau ada wacana pemakzulan 
sampai setebal 1000 halaman, tetap saja tidak akan lolos, akan terhadang oleh 
kekuatan PD di DPR. Kecuali, memang SBY tidak bisa mengendalikan PD dan 
koalisinya di DPR.

Mengenai pemdapat Mafud MD, saya sangat apresiate. Pemakzulan itu 
konstitusional, ada aturan dan syarat2nya. Kalau memang semua terpenuhi, ya 
terjadilah pemakzulan. Dan sekali lagi, itu konstitusional.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rumah Dinas (Bung Kiky dan mas Adyanto)

2010-02-06 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Joko,
 
Pertanyaan saya soal hak mendapatkan rumah pribadi bagi Pegawai Negri dari TNI 
masih tetap yaitu:
Apakah para penghuni Rumah Dinas tersebut tidak memiliki Rumah Pribadi yang 
didapat dari bantuan Pemerintah karena:
1. Memang Instansi TNI dimana mereka bernaung tidak pernah menawarkan bantuan 
agar para penghuni Rumah Dinas tersebut mendapatkan rumah pribadi, dimana uang 
muka dibayar oleh Pemerintah dan cicilannyanya sangat ringan, atau
2. Sebetulnya mereka sudah ditawari untuk mendapatkan Rumah Pribadi oleh 
Instansi TNI yang menaungi mereka, tetapi ditolak oleh para penghuni karena ada 
ketidak cocokan soal lokasi dan atau kualitas rumah dan luas tanah.
 
Bila yang terjadi adalah point 1, berarti para pensiunan TNI telah diperlakukan 
secara tidak adil oleh Instansi yang menaungi mereka.
Bila yang terjadi point 2, maka proses penggusuran ini merupakan resiko yang 
sudah disadari oleh para penghuninya.
Setahu saya, yang terkena point 2, besar ganti ruginya sama antara Pegawai 
Negri Sipil maupun TNI.
Artinya: Penggusuran paksa bukan sepenuhnya kesalahan Instansi TNI yang 
manaungi mereka.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sab, 30/1/10, Joko jokotol...@yahoo.com menulis:


Dari: Joko jokotol...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rumah Dinas (Bung Kiky dan mas Adyanto)
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 30 Januari, 2010, 3:43 AM


 



Bung Kiky dan mas Adyanto,
Masalah penghunian rumah dinas di lingkungan TNI sudah lama bermasalah dan 
tidak pernah ada penyelesaian.  Padahal di lingkungan dinas instansi yang bukan 
TNI (baca : PNS)  hal seperti ini tidak pernah terjadi karena aturan yang ada 
ditindak lanjuti secara bijak.
Masalah ini sebetulnya sudah sampai kepada presiden, sehingga untuk memberikan 
jalan penyelesaian Presiden SBY mengeluarkan Peraturan Presiden yang baru, 
yaitu Peraturan Presiden RI No. 11 Tahun 2008, yang sebetulnya merupakan 
pengulangan/ penegasan dari UU RI no. 72 tahun 1957 tentang penjualan 
Rumah-Rumah Negeri ,  dan Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 1994 yang telah 
diubah dengan PP No.31 tahun 2005 tentang Rumah Negara.
Namun bagaimana mungkin aturan ini akan jalan kalau instansi yang membawahi 
tidak mau memprosesnya. Saya tidak tau apakah karena dalam peraturan itu hanya 
menyebut Pegawai Negeri   (bukan PNS - ulangi - bukan PNS),  tidak secara 
eksplisit menyebut Prajurit TNI.
Rasanya tidak terlalu keliru kalau banyak kalangan yang berpendapat bahwa  ada 
perasaan iri dan dengki dari para yunior kepada seniornya dengan alasan yang 
tidak jelas.  Lebih miris lagi, melihat tayangan penggusuran paksa terhadap 
keluarga purnawirawan di media (TV dan suratkabar), yang notabene adalah para 
pejuang pendahulu mereka,  para pejabat teras di lingkungan TNI tetap 
bergeming. Tidak sedikitpun nuraninya tersentuh untuk berbuat sesuatu, berupaya 
menyelesaikan masalah secara bijak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Wong 
peraturannya juga sudah ada ..
 /Joko


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gus Dur Pahlawan Nasional, Suharto Penjahat Nasional!

2010-02-06 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Kalau gak salah, alasan tidak dicantumkannya PKI pada Gerakan 30 September, 
karena pihak TNI, antara lain TNI AD juga terlibat dalam pemberontakan 
tersebut, sehingga sangat tidak adil bila hanya ditulis Gerakan 30 September 
PKI, karena seharusnya ditulis Gerakan 30 September PKI, TNI.
Supaya adil, makanya disebut Gerakan 30 September saja, tanpa membuat rincian 
pihak mana saja yang terlibat dalam gerakan pemberontakan tersebut.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 1/2/10, Kicky mr.bela...@gmail.com menulis:


Dari: Kicky mr.bela...@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gus Dur Pahlawan Nasional, Suharto 
Penjahat Nasional!
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 1:21 AM


 



Soal buku John Rossa... saya baru baca beberapa halaman saja sih
Tapi saya mencatat dalam buku itu dikatakan bahwa dokumen PKI menyebut
gerakan itu adalah Gerakan 30 September
Jadi cukup jelas bahwa gerakan itu dilakukan oleh PKI, so apa salahnya
ditambahkan G-30 S PKI. Soal stigma PKI yang negatif menurut saya itu soal
lain.

Salam

Kicky


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Benarkah Presiden SBY sulit dimakzulkan dalam kasus Century karena kebijakan bail-out terjadi di masa jabatan sebelumnya?

2010-02-06 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Kiky,
 
Yang gencar menyuarakan pemakzulkan SBY di Pansus Bank Century, mayoritas 
adalah dari pendukung SBY sendiri.
Kalau dari oposisi, karena mereka cuma minoritas di Pansus, walaupun 
menghendaki pemakzulan terhadap SBY, pasti sulit untuk terlaksana.
Pemakzulan hanya bisa terlaksana bila para pendukung SBY di DPR 
memang menghendaki agar SBY dimakzulkan.
Hal ini bisa terjadi karena kabarnya tidak pernah ada koordinasi terhadap para 
Anggota Koalisi Partai Demokrat yang ada di DPR.
Seluruh anggota Partai Demokrat, antara lain Benny K Harman, Ruhut Sitompul dan 
anggota PD lainnya di Pansus Bank Century terlalu sering menyatakan bahwa : 
Presiden SBY menginginkan agar kasus bailout Bank Century ini dibuka seluas - 
luasnya kepada masyarakat agar masayarakat bisa memahami siapa yang bersalah 
dalam kasus bailout ini.
Karena tidak ada koordinasi pada Partai Koalisi PD untuk menterjemahkan 
pernyataan Presiden SBY ini, jadinya ya mereka menterjemahkan perintah itu 
sesuai pemahaman mereka sendiri.
Akhirnya bisa kita saksikan bersama, bagaimana anggota Pansus dari Golkar dan 
PKS begitu gencar dalam mengajukan pertanyaan kepada para pihak yang diundang 
ke Pansus DPR ini dan menyimpulkan ada pelanggaran dalam kebijakan bailout Bank 
Century.
 
Menurut saya, ini adalah kelemahan dari SBY dan Partai Demokrat dalam mengelola 
para pendukungnya, baik di DPR maupun di Pemerintahan.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 1/2/10, Kicky mr.bela...@gmail.com menulis:


Dari: Kicky mr.bela...@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Benarkah Presiden SBY sulit dimakzulkan dalam 
kasus Century karena kebijakan bail-out terjadi di masa jabatan sebelumnya?
Kepada: alvihara...@yahoo.com
Cc: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 2:36 AM


 



Bung Alvi,

Saya asumsikan postingan ini ditujukan ke saya, karena ada field to tertulis
email saya juga.

Saya pemilih SBY tapi bukan cinta mati atau cinta buta sama SBY.
SBY juga manusia.
Jadi kalau dia salah, saya juga tidak akan bela dia.

Saya setuju pak, bahwa ada beberapa kejanggalan di kasus Century.
Tapi sayangnya pansus hanya punya 1 tujuan, yaitu menjatuhkan SBY
Saya khawatir pansus mengesampingkan dugaan lain, pansus hanya memburu SBY.
Saya menduga ada skenario yang tidak berhasil diungkap oleh pansus atau
bahkan dikesampingkan oleh pansus.

Saya mendukung tujuan awal pansus yaitu mencari aliran dana Century
karena dari sanalah akan terang benderang.

Salam

Kicky


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketua MK: Presiden Bisa Dimakzulkan

2010-02-06 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Ingan Apul Sitepu,
 
Penjelasan Hatta Rajasa soal kekayaannya yang bertambah Rp. 5 milyar selama 
menjabat Mentri dalam KIB I adalah dari honor beliau dalam berbagai jabatan dan 
kegiatan di Pemerintahan, baik sebagai Ketua Tim ini dan itu serta saat 
memberikan ceramah yang menjelaskan tentang berbagai kebijakan pemerintah.\
Karena kebutuhan sehari - hari cukup dengan gaji Mentri yang diterimanya, maka 
besar honor yang rata - rata sebesar Rp. 1 milyar/ tahun atau Rp. 5 milyar/ 5 
tahun seluruhnya ditabung.
Bila pemerintah berniat untuk mengapus seluruh honor tersebut, maka Pemerintah 
wajib menaikkan gaji Mentri setidaknya senilai Rp. 1 milyar/ tahun atau Rp. 5 
Milyar/ 5 tahun agar penghasilan Mentri tidak turun.
 
Makanya SBY berniat menaikkan gaji Mentri, Anggota DPR dan Pejabat Tinggi 
lainnya setidaknya 20 % dari standard penghasilan mereka saat ini.
 
Bagaimana dengan nasib Pegawai Negri Sipil dan TNI???
Tidak jelas benar, apakah Pemerintah SBY berniat menaikkan penghasilan mereka.
 
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sab, 30/1/10, ingan apul sitepu ias@gmail.com menulis:


Dari: ingan apul sitepu ias@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketua MK: Presiden Bisa Dimakzulkan
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 30 Januari, 2010, 2:20 PM


 



secara pribadi saya tidak percaya atas pemerintahaan saat ini,dapat
melakukan pemberantasan korupsi,penegakan hukum dan menyejahterakan rakyat.
- bagaimana bisa memberantas korupsi jika para pejabat tingginya selalu
merasa kekurangan atas apa yang didapat dari negara sehingga masallah
kesejahteraan pejabat selalu jadi tujuan utama tanpa membandingkan kinerja
yang pemerintah dalam menyejahterakan masyarakatnya. hal ini menimbulkan
kepribadian yang rapuh sebagai pemimpin.
- bagaimana bisa melakukan penegakan hukum jika aparat hukum dari terendah
hingga tertinggi telah terkontaminasi virus korupsi,kolusi, baik secara
langsung maupun melalui markus.
- bagaimana bisa menyejahterakan rakyat jika kekayaan alam dan segala
potensi negri yang merupakan anugrah ILLAHI,hanya dikuasai segelintir orang
yang memiliki hubungan khusus dengan kekuasaan atau pengusaha asing.
jadi bagi saya,pemerintahaan saat ini tidak dapat diharapkan untuk keadilan
dan kesejahteraan Rakyat,jika tidak dapat diharapkan lagi untuk apa
dipertahankan ??? jika perhitungan awal sudah gagal,untuk apa lagi
melanjutkan missi ??? tentu harus memikirkan alternatif lain,yang masih
memberikan harapan / peluang.


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] tahun baru, gaji dan fasilitas baru, kinerja ?

2010-02-06 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Budi Dharma,
 
Ada yang bilang: Allah SWT sedang menutup pancaindra dan kepekaan SBY terhadap 
penderitaan rakyat, karena SBY telah dengan sengaja secara terbuka berupaya 
untuk mengkhianati rakyatnya sendiri. 
Kesalahan demi kesalahan terus dilakukan tanpa menyadari bahwa tindakannya 
sangat menyakiti hati rakyat.
Saat ini kita sedang menunggu, bagaimana bentuk peringatan Allah SWT terhadap 
SBY yang sudah buta dan tuli terhadap penderitaan rakyat.
Allah SWT itu Maha Adil, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan juga Maha Kuasa.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 1/2/10, Budi Dharma budiprest...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Budi Dharma budiprest...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] tahun baru, gaji dan fasilitas baru, kinerja ?
Kepada: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 7:56 AM


  




 
Belakangan ini sudah terlampau sering kita mendengar kabar seolah-olah 
pemerintah kelebihan duit, bahasa gaulnya : tajir abis !  Untuk menteri, 
dibeliin mobil mewah. Untuk kabinet, ditambah budgetnya untuk merekrut wakil 
menteri. Untuk anggota DPR, digelontorkan uang buat renovasi rumah dinas. Untuk 
presiden, lagi dicadangkan dana buat order pesawat terbang. Untuk perbankan, 
contoh aja Century yang dikasih duit 6,7T. Untuk Ayin, kamar penjara diubah 
menjadi sekelas apartemen. Lalu rakyat kebagian apa ?
Rakyat kebagian disuguhi berbagai iklan : “lunasi pajaknya, awasi 
penggunaannya”. Ketika rakyat menunaikan kewajibannya, sepantasnya rakyat behak 
untuk mengetahui kenapa penggunaannya diboroskan dengan seenaknya. Alokasi 
untuk kesejahteraan rakyat dipangkas terus, tetapi budget untuk kocek pejabat 
dinaikkan melulu.
 
Penggambaran bahwa pajak dipakai untuk pembangunan dan perawatan jalan 
sesungguhnya terlalu naïf ditampilkan, lha selama ini yang muncul untuk urusan 
penambahan jalan adalah pengenaan tariff tol. Untuk akses layanan kesehatan, 
masih banyak kasus Prita-prita yang tidak terekspos ke media massa, 
ketidakberdayaan ala sinetron Sayekti – Hanafi. Lalu soal pendidikan, bukan 
lagi mengarah pada pencerdasan anak bangsa, tetapi komersialisasi sekolah.
Sebagian besar rakyat tentu tidak terima pajak yang mereka setor dipakai untuk 
program foya-foya pejabat. Maka kata “awasi” mungkin masih terlalu pasif, 
mestinya adalah : tindak tegas penggunaannya untuk kepentingan apa saja. Tapi, 
yach selama model kepemimpinan nasionalnya melempen begini, apa kata dunia ?
 
NB : membaca artikel KOMPAS minggu kemarin yang memuat betapa “mewahnya” gaya 
hidup pengacara tenar di negeri ini, saya jadi bertanya kira2 pajak yang mereka 
setor ke kas negara berapa juta yach ?  
 

Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. 
http://id.answers. yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]









  quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.comquot;

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Godaan Setan (Pemakzulan) yang Terkutuk!

2010-02-06 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Liman,
 
Anda ini kelihatannya sangat rajin untuk membangun Logika Miring dalam membela 
Presiden SBY.
Kalau kebijakan SBY cenderung menyakitkan hati rakyat, sudah sepantasnya rakyat 
marah.
Dalam keadaan ekonomi yang morat marit begini, sedangkan kasus bailout Bank 
Century masih diperdebatkan oleh Pansus DPR untuk meneliti apakah kebijakan 
tersebut diambil akibat adanya unsur kecerobohan para Pembantu SBY atau ada 
unsur korupsinya, h kok bisa - bisanya SBY malah membeli mobil Mewah untuk 
para Mentri dan Pejabat Tinggi Negara, rencana menaikkan gaji Mentri yang 
kabarnya sekitar 20 %, membangun pagar istana yang menghabiskan biaya ratusan 
milyar, membeli Pesawat Kepresidenan Boing 737 dengan harga diatas Rp. 800 
milyar belum termasuk biaya operasionalnya (gaji awak pesawat, biaya perawatan, 
biaya bahan bakar, dsb) yang katanya biaya ini lebih murah dibandingkan bila 
harus menyewa pesawat Airbus dari Garuda yang biayanya Rp. 900 Milyar/ 5 
tahun, sudah termasuk biaya operasional (penjelasan dari Mensekneg sangat tidak 
lengkap sehingga masyarakat sulit untuk melakukan evaluasi apakah hitung - 
hitungannya sudah benar).
Lha lantas siapa yang harus memperhatikan nasib rakyat???
Anggaran untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat akan diambil dari mana kalau 
uang pajak yang dibayar oleh rakyat dihambunr - hamburkan untuk kesejahteraan 
para Pejabat Tinggi disekitar Presiden SBY???
Di Cirebon, masyarakat Petani sudah mulai makan singkong karena harga beras 
sudah tidak terjangkau lagi.
Harga beras dari Operasi Pasar oleh Bulog juga dirasakan masih mahal.
Tetapi SBY kelihatannya tidak perduli dengan semua keluhan masyarakat tersebut.
Bila kemudian masyarakat menuntut agar ada Pemakzulan terhadap Presiden SBY 
yang tidak perduli dengan nasib rakyatnya, bukanlah hal yang aneh.
Apalagi ketika Presiden SBY sangat tersinggung ketika ada demonstran yang 
membawa Kerbau saat demo, dimana SBY menterjemahkan Binatang Kerbau tersebut 
merupakan sindiran terhadap dirinya yang berbadan besar, bodoh dan malas, 
menurut saya sangat menyinggung perasaan masyarakat petani di Indonesia.
Masyarakat Petani di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu, menganggap 
Binatang Kerbau adalah merupakan Anugerah dari Allah SWT dalam mensejahterakan 
kehidupan Petani, dengan alasan sebagai berikut:
1. Binatang yang bersedia kerja keras membantu petani untuk membajak sawah dan 
pekerjaan lainnya tanpa banyak mengeluh.
2. Tuntutan hidup terutama makanannya cukup ala kadarnya saja, bahka alang - 
alang pun dimakannya dengan lahap, dan tidak perlu sebagus yang dituntut oleh 
Binatang Sapi yang menuntut mengkonsumsi rumput dengan kualitas prima, tetapi 
kualitas dagingnya tidak terpaut terlalu jauh dibandingkan dengan Binatang Sapi.
3. Kotorannya bagus untuk pupuk tanaman.
 
Bahwa karena semua jasa Binatang Kerbau terhadap Petani tersebut kemudian 
dinyatakan sebagai Lambang Kebodohan dan Kemalasan, ya itu masalah Presiden 
SBY, dan bukan masalah para Petani dan Rakyat Indonesia.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 1/2/10, liman PAP liman_...@yahoo.com menulis:






Berikut kutipan dari www.kompas.com / blog Kompasiana

Kamira Sanjaya | 1 Februari 2010 | 15:40

Saat menjadi konsultan Manajemen, saya secara iseng pernah bertanya ke seorang 
penjaga gudang di satu BUMN yang nyaris kollaps.Kira- kira begini pertanyaan 
iseng saya “kenapa perusahaan ini tidak bisa bayar gaji pegawainya tepat 
waktu”. Si penjaga gudang bilang “direkturnya ga becus ngurus perusahaan, 
pak”…huahaha..saya tertawa lepas..

Saya pikir gila nih penjaga gudang saja bisa ngomentarin Dirut. Sambil membuang 
rokok di tangan, saya sempatkan membalas omongan (baca gerutuan) si Penjaga 
Gudang..”perusahaan ini mau mati karena kebanyakan pegawai merasa berhak 
menjadi Dirut atau malah Komisaris, termasuk bapak !..hehehe..untung dia 
langsung diam.

Yah memang sepertinya sudah menjadi kebiasaan di negeri kita ini untuk 
berpikir, berbicara maupun berkomentar terhadap pekerjaan di luar bidang 
pekerjaannya sendiri. Mereka justru lupa dengan job description- nya sendiri. 
Seorang penjaga gudang seperti cerita di atas-pun bisa berbicara soal kebijakan 
Dirut di tempat dia bekerja.

Semestinya sih dia tidak perlu mengkomentari hasil pekerjaan atasan/orang lain. 
Lebih baik kalau dia bisa profesional di pekerjaannya sehingga bisa mengelola 
gudang beserta isinya secara baik. Dia bisa berkomentar “Dirut tidak becus” 
(mungkin) karena dia merasa lebih becus dari sang Dirut,meski dia sendiri tidak 
becus jaga gudang sehingga banyak persediaan barang yang rusak. Catatan mutasi 
barang-pun amburadul. Penempatan barang di gudang acak-acakan dan tampak kotor 
disana sini.

Seandainya dia becus dengan pekerjaannya, paling tidak beban Dirut sedikit 
banyak teratasi. Dia seperti mendapat justifikasi untuk hasil kerja seperti 
itu, (mungkin) karena dia merasa toh Dirut-pun dengan gaji dan fasilitas lebih 
bagus juga tidak becus juga kerjanya..

Saat inipun di dunia

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kerjanya (Depkominfo) Apa?

2010-01-28 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Depkominfo saat ini sedang sibuk untuk membatasi kewenangan KPK dalam menyadap 
para koruptor.
Depkominfo bukannya membantu bagaimana KPK bisa bekerja secara optimal untuk 
memberantas korupsi, h malah sibuk membatasi kewenangan KPK dalam 
menjalankan tugasnya.
Soal kemajuan teknologi
Itu bukan tugas Depkominfo.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 25/1/10, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kerjanya (Depkominfo) Apa?
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 25 Januari, 2010, 1:17 AM


  



Kerjanya Apa?

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/01/25/ 04224416/ kerjanya. apa

Ironis! Ketika dunia menunggu apakah Apple Inc—yang memperkenalkan produk iPod 
dan iPhone mengubah persepsi dunia tentang teknologi komunikasi informasi—besok 
akan mengumumkan kehadiran komputer tablet terbaru, kita di Indonesia kelihatan 
tidak becus mengurus kemajuan teknologi dengan bobolnya mesin-mesin anjungan 
tunai mandiri di mana-mana.

Apple selama beberapa bulan menutup rapat kehadiran produk terbarunya, 
menimbulkan berbagai macam spekulasi di media massa tradisional maupun 
komunikasi jejaring sosial, apa yang akan dihadirkan Apple untuk tahun 2010 
ini. Apakah iPod atau iPhone terbaru atau produk komputer tablet yang 
futuristik? Tidak ada yang tahu.

Secara kontras, ribuan sandi (password) mesin ATM di Indonesia dibobol 
orang-orang canggih, menyebabkan kerugian bank dan nasabah dalam jumlah 
miliaran rupiah. Kita terkecoh, ternyata sistem teknologi komunikasi informasi 
yang kita andalkan paling canggih dimiliki sistem perbankan nasional ternyata 
rapuh seperti susunan rumah kartu remi.

Seperti biasa, pihak bank akan menutup diri menjelaskan yang terjadi, menjaga 
reputasi yang menjadi bisnis utama mereka. Namun, sejak lama memang kita 
perhatikan bahwa perhatian bank untuk melindungi sistem ATM yang tersebar 
ribuan jumlahnya di seluruh Indonesia tidak memadai.

Sistem kamera pengintai, misalnya, banyak yang tidak berfungsi atau hanya dummy 
(palsu) seolah-olah mesin ATM yang tersebar di mana-mana diawasi dari jarak 
jauh dan mampu memicu sistem alarm. Kenyataannya, tidak ada sistem ATM yang 
mampu memberikan perlindungan yang utuh memberikan rasa aman dan nyaman kepada 
para nasabah.

Parahnya, pemerintah yang bertanggung jawab memberikan rasa aman dan nyaman 
kepada rakyatnya seperti tidak peduli dengan apa yang terjadi. Pihak kepolisian 
pun bereaksi melakukan penyidikan dan penyelidikan setelah peristiwa terjadi.

Kita tidak pernah mendengar pemerintah melakukan audit sistem teknologi 
komunikasi informasi yang dimiliki bank- bank, baik audit sistem jaringan, 
sistem keamanan ATM, sistem kamera pengintai dan peringatan, maupun sistem 
lainnya. Nasabah terus-menerus dirugikan.

Data nasabah pun leluasa beredar di mana-mana. Kita tidak bisa berbuat apa-apa 
ketika ponsel berdering menawarkan produk tertentu, dan entah dari mana mereka 
memperoleh nomor ponsel kita. Apa sih yang dikerjakan Depkominfo?









  Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail 
ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Fenomena Tuna Wisma di Jepang

2010-01-28 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Tjuk Kasturi Sukiadi,
 
Menarik komentar anda soal martabat Bangsa Indonesia.
Kondisi kita memang begitu: Baik Rakyat maupun Pemimpinnya hanya bisa mengeluh 
dan cenderung menyalahkan orang lain bila menghadapi masalah.
Dengan demikian persoalan yang timbul tidak akan pernah bisa terpecahkan.
Dengan merengek, bangsa kita menganggap bahwa masalah yang dia hadapi bukanlah 
akibat ketidak mampuannya mengantisipasi persoalan yang bakal muncul, tetapi 
akibat kesalahan pihak lain yang memiliki niat jahat terhadap kita.
Bahkan Allah SWT juga sering ikut disalahkan karena dianggap tidak memberikan 
perlindungan yang memadai atas jerih payah yang sudah kita lakukan.
 
Pertanyaan saya:
Bagaimana membangun daya juang bagi bangsa ini agar menjadi bangsa yang besar 
dan tidak cengeng???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 25/1/10, tjuk kasturi sukiadi kasturi_suki...@yahoo.co.id 
menulis:

Tanggal: Senin, 25 Januari, 2010, 2:48 AM


 



Bung Nugroho yang kritis dan prihatin,
Itulah beda bangsa kita dengan bangsa Jepang. Satu hal yang kita dulu pernah 
punya dan sekarang semakin memudar dan luntur yakni HARGA DIRI DAN MARTABAT. 
Menjadi bangsa yang menganggap martabat ternyata tidak mudah bagi bangsa 
Indonesia. Kemerdekaan yang seharusnya memberikan peluang untuk mewujudkan 
impian besar itu telah memberikan hasil yang sebaliknya. Manusia Indonesia 
sangat rakus dan ingin sekali cepat jadi kaya dengan segala cara. Celakanya 
segala cara ini justru banyak yang meninggalkan ETIKA, SOPAN SANTUN, KEJUJURAN 
DAN KEBENARAN SERTA HARGA DIRI ALIAS KEHORMATAN! Uang telah menjadi BERHALA 
SESEMBAHANKemenang an SBY dengan Partai Demokrat nya yang mengandalkan 
pembagian BLT dan Perbaikan Remunerasi Pegawai Negeri begitu sangat mujarab. 
Bukankah langkah itu merupan bentuk MONEY POLITICS TERBESAR DALAM SEJARAH 
PEMILU INDONESIA YANG DIBIAYAI DENGAN UANG APBN! Jadi jangan heran jika bangsa 
kita yang oleh Bung Karno dulu dikahawatirkan
sebagai  BANGSA KULI maka setelah hampir 65 tahun merdeka predikatnya 
bertambah dan menjadi BANGSA KULI DAN PENGEMIS! Semua pihak tidak merasa 
bersalah dan bertanggung jawab; bahkan cenderung untuk mengekspolitasi kelemahn 
bangsa Indonesia dari sisi yang sebelah ini. Haruskan kita minta pertanggung 
jawaban kepada rumput yang bergoyang? Salam kesedihan dan keprihatinan Tjuk KS


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SISTEMik? SURVEY AJA

2010-01-28 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Kiky,
 
Kalau dari penjelasan Budiono di pansus DPR, beliau sudah menyadari dari awal 
bahwa Bank Century ini bangkrut akibat dirampok oleh pemiliknya.
Data itulah yang disampaikan kepada JK ketika diadakan pertemuan antara JK, SMI 
dan Boediono pada tanggal 25 November 2008, beberapa hari setelah SMI dan 
Boediono membuat kebijakan bailout.
Berdasarkan data itulah JK menolak kebijakan bailout dan memerintahkan 
Kepolisian untuk menangkap Robert Tantular.
Belakangan proses penangkapan Robert Tantular ini digugat oleh Partai Demokrat 
melalui Ruhut Sitompul, baik saat memeriksa JK beberapa minggu yang lalu di 
Pansus DPR maupun semalam saat ketemu dengan para korban Bank Century di Pansus 
DPR.
Alasannya sungguh aneh:
Seorang Presiden dan apalagi Wakil Presiden dilarang keras memerintahkan Aparat 
Hukum untuk menangkap seorang tersangka pelaku kejahatan, karena itu merupakan 
tindakan intervensi terhadap kewenangan Aparat Hukum.
Padahal menurut Susno Duadji, bila penangkapan terlambat 2 jam saja, Robert 
Tantular sudah terbang keluar negri.
Soal Cekal terhadap Robert Tantular yang diajukan oleh BI pada tanggal 20 
November 2008, terbukti tidak efektif karena ternyata Robert Tantular tetap 
bisa terbang ke Singapore pada tanggal 22 Nov. 2008 dan kembali ke Indonesia 
tanggal 23 Nov. 2008.
Saat tanggal 25 Nov. 2008 akan terbang lagi ke Singapore, Robert Tantular 
keburu ditangkap Polisi atas perintah JK.
Kelihatannya ada keberatan dari Partai Demokrat atas tertangkapnya Robert 
Tantular ini.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 25/1/10, Kicky mr.bela...@gmail.com menulis:


Dari: Kicky mr.bela...@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SISTEMik? SURVEY AJA
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 25 Januari, 2010, 3:44 AM


 



Pak Achmad,

Pak, penilaian dirampok oleh pemiliknya rasanya tidak muncul pada saat
rapat-rapat sebelum Bail out diputuskan.
Naif rasanya kalau sudah tau dirampok tapi masih di bail out.

Kicky



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden Temui Para Jenderal, Wapres Temui Pemuda

2010-01-28 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Syamsu Anwar,
 
Bisa saja pesan kepada TNI agar jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan 
bila situasi politik memanas, demo merebak dimana - mana dan kepolisian gagal 
mengendalikan kerusuhan akibat masyarakat tidak puas dengan Pemerintahan SBY 
yang lemah ini.
Posisi SBY saat ini memang dilematis.
Para pendukung SBY di Pemerintahan berhadap - hadapan dengan para Pendukung SBY 
di DPR.
Di sidang Pansus DPR, para Pendukung SBY di Pemerintahan dicecar dengan 
pertanyaan yang menyudutkan dan cenderung tendensius oleh para Pendukung SBY di 
DPR.
Bahkan ada isu akan ada rencana pelengseran terhadap Presiden SBY.
Mengingat Pendukung SBY di DPR adalah mayoritas dan PDIP sebagai Partai Oposisi 
tidak memiliki agenda untuk melengserkan SBY (karena jumlah kursinya juga cuma 
minoritas), maka kemungkinan besar yang menyebarkan isu itu ya para Pendukung 
SBY sendiri yang ada di DPR.
Buktinya SBY kelihatannya mulai panik, karena mulai menyadari bila para 
Pendukungnya berniat melengserkan dia, maka hampir dipastikan SBY pasti akan 
lengser.
Celakanya tidak ada upaya bersungguh - sungguh dari SBY untuk mencegah 
perpecahan tersebut.
Masyarakat sulit untuk membaca arah kebijakan SBY tersebut.
Apakah hal ini terjadi akibat SBY gagal mengendalikan para pendukungnya???
Tidak terlalu jelas memang.
Situasi ini berpotensi menimbulkan ketegangan politik yang berkepanjangan.
Dalam situasi tersebut, TNI diharapkan tidak mengambil kesempatan dalam 
kesempitan untuk mengambil alih kekuasaan dari tangan sipil.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 25/1/10, syamsuan...@yahoo.com syamsuan...@yahoo.com menulis:


Dari: syamsuan...@yahoo.com syamsuan...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden Temui Para Jenderal, Wapres Temui 
Pemuda
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 25 Januari, 2010, 6:18 AM



Presiden ingin berpesan kepada jajaran anggota TNI agar bersabar menunggu hasil 
reformasi yang banyak menelan korban diantara anggota TNI, seperti kebijakan 
kembali kebarak.
Presiden juga ingin berpesan jangan cemburu dengan saudara tirimu yang sekarang 
hidup sukses dan makmur akibat hasil perjuangan reformasi.
Presiden juga ingin berpesan agar bersabar, karena orang sabar pasti subur.

Wapres ingin menjelaskan kepada tokoh pemuda jangan percaya issu BC, itu hanya 
pekerjaan iseng orang yang nggak kebagian jatah ? Percaya nggak ?

Salam Syamsu Anwar.

Salam Syamsu Anwar
Powered by Telkomsel BlackBerry®


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gus Dur Pahlawan Nasional, Suharto Penjahat Nasional!

2010-01-28 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Kiky,
 
Ayah saya itu Pegawai Negri Sipil yang menempati Rumah Dinas.
Pada akhir th. 1960'an, ada kebijakan bagi Pegawai Negri yang tinggal di Hotel 
atau Mess atau Bangunan yang akan digunakan oleh Pemerintah, diminta keluar 
dari tempat hunian tersebut dan diberi ganti rugi uang, dimana jumlahnya cukup 
untuk membeli rumah pribadi yang layak.
Peraturan tersebut berlaku bagi Pegawai Negri Sipil dan Militer (karena banyak 
famili dan rekan saya yang Militer juga mendapatkan fasilitas yang sama dengan 
Pegawai Negri Sipil).
Pada akhir th. 1970'an dan 1980'an ada Peraturan Pemerintah yang membolehkan 
Rumah Dinas (istilahnya status Rumah Klas 2) dirubah menjadi Rumah Pribadi bagi 
Pegawai Negri Sipil  Militer dengan cara merubah status Rumah Klas 2 menjadi 
status Rumah Klas 3 (Rumah Pribadi).
Beberapa rekan dan famili saya yang menempati Rumah Dinas karena statusnya 
tetap Rumah Klas 2 (Rumah Dinas) dan tidak boleh dirubah menjadi Klas 3, 
umumnya mereka diberi bantuan untuk bisa mencicil Rumah Pribadi dengan subsidi 
dari Pemerintah (uang muka dijamin pemerintah dan cicilannya sangat ringan).
Ini berlaku bagi rekan dan famili saya yang Pegawai Negri Sipil maupun Militer.
 
Pertanyaan saya:
Mengapa masih banyak kasus penghuni Rumah Dinas khususnya Militer yang harus 
digusur secara paksa padahal mereka umumnya sudah menempati Rumah Dinas 
tersebut sejak 1970'an dan 1980'an???
Bukankan mereka seharusnya mendapatkan Rumah Pribadi yang disubsidi oleh 
Pemerintah???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 25/1/10, Kicky mr.bela...@gmail.com menulis:


Dari: Kicky mr.bela...@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gus Dur Pahlawan Nasional, Suharto 
Penjahat Nasional!
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 25 Januari, 2010, 4:05 AM


 



Pak Adyanto,

Pertanyaan saya:
1. Apakah ada anggota ABRI tidak punya hak untuk memiliki Rumah Pribadi yang
diberikan oleh Negara???
2. Atau anggota ABRI yang telah menempati Rumah Dinas tersebut sebetulnya
sudah mendapatkan ganti Rumah Pribadi yang diberikan oleh Negara tetapi
tetap enggan untuk pindah???

Response saya, bukan jawaban, karena belum tentu benar
1. Pak, apakah benar memang dahulu ada kebijakan rumah dinas boleh dibeli?
kalau memang benar, kan ada bukti tertulisnya
Soal punya hak atau tidak, tergantung dari awalnya bagaimana kan?
Lah kalau namanya RUmah Dinas, ya hanya selama Dinas dong
Maaf kalau salah

2. Apakah ada kewajiban bagi negara untuk memberikan ganti Rumah pribadi?
Kita bicara sesuai perjanjian awal ya Jangan bicara moral. Memang
moralnya harus ada ganti rugi tapi ganti ruginya berapa ya tergantung
kuat tidaknya moral juga pak

Alm Mertua saya juga pensiunan ABRI.
Sebelum pensiun beliau menempati sebuah rumah dinas.
Pas pensiun langsung keluar dari rumah dinas tanpa diminta.

Pak, masih banyak sekali anggota ABRI aktif yang tidak mendapat rumah dinas,
padahal seharusnya berdasarkan jabatan dan pangkat mereka, seharusnya mereka
mendapatkan rumah dinas itu.

Salam

Kicky



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Versus SBY

2010-01-28 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Sikap SBY yang membiarkan para Pendukungnya yang ada di Pemerintahan saling 
berhadap - hadapan dengan para Pendukungnya yang ada di DPR, menandakan SBY 
tidak peka dengan perkembangan politik dan sosial yang ada di sekitarnya.
Atau sebetulnya SBY telah gagal mengendalikan para Pendukungnya???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 26/1/10, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Versus SBY
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 26 Januari, 2010, 1:15 AM


  



Oleh J. KRISTIADI

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/01/26/ 0340536/sby. versus.sby

Setelah melalui kesimpangsiuran informasi, akhirnya rakyat mengetahui Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono menerima laporan proses bail out bank yang sejak 
berdirinya telah bermasalah.

Fakta ini yang mendorong beberapa anggota Pansus Bank Century mengusulkan agar 
Presiden dipanggil sebagai saksi. Meski pemanggilan itu hampir mustahil, tak 
urung wacana pemakzulan berkembang. Bahkan, Mahkamah Konstitusi konon 
menyiapkan semacam hukum acara pemakzulan. Sebab itu, pertemuan Bogor, 21 
Januari 2010, meskipun dikatakan sebagai forum komunikasi politik, diselipkan 
pesan sistem presidensial tak mengenal mosi tidak percaya yang dapat 
memakzulkan presiden atau wakil presiden.

Bola liar kasus Bank Century seharusnya tak perlu berkembang mengancam 
instabilitas politik sekiranya sejak awal Presiden menyatakan bertanggung jawab 
atas kebijakan itu. Apalagi disertai penegasan mendukung sepenuhnya 
penyelidikan penyalahgunaan dana bail out serta mendorong pengusutan merger 
Bank Century yang ditandai dengan lemahnya pengawasan Bank Indonesia. 
Pernyataan juga menjadi penting mengingat hasil kebijakan bail out membuahkan 
kestabilan ekonomi, memelihara kepercayaan investor serta tingkat pertumbuhan 
ekonomi masih dianggap wajar.

Namun, karena sikap Presiden yang tidak terlalu eksplisit, isu politik menjadi 
tak terkendali. Tiga bulan pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 
tersedot energinya dalam pusaran medan pertarungan politik yang sarat dengan 
kepentingan kekuasaan. Sangat disayangkan, mengingat sejak Republik Indonesia 
berdiri, belum pernah bangsa ini memiliki kepala pemerintahan (negara) yang 
mempunyai legitimasi yang sangat kokoh seperti pemerintahan SBY-Boediono. Suatu 
rezim pemerintahan demokratis yang memperoleh dukungan rakyat serta mampu 
menjamin dukungan politik di parlemen sekiranya kebijakan pemerintah memerlukan 
persetujuan DPR. Namun, harapan masyarakat kandas karena peluang emas lenyap 
diterjang angin puyuh Pansus Bank Century.

Program 100 hari sebagai awal upaya pemerintah mewujudkan program lima tahun ke 
depan dan membangun kepercayaan publik terlewatkan tanpa makna. Bahkan, 
berbagai jajak pendapat menunjukkan popularitas SBY menurun. Demikian pula 
tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah.

Bukan itu saja, kekaburan sikap Presiden pun menimbulkan kesan ia membiarkan 
pembantunya bertempur sendiri menghadapi kriminalisasi kebijakan di Pansus. 
Hal itu, antara lain, bisa disimak dari perilaku parpol mitra koalisi 
pemerintah pun dalam memeriksa pejabat pemerintah, bahkan Wapres diangggap 
melewati batas kepatutan serta mengindikasikan mereka mempunyai target politik 
tertentu. Hal ini juga terkait dengan urusan lapor-melapor.

Sejak awal, Presiden memberikan kesan bahwa ia tidak tahu-menahu mengenai 
kebijakan dana talangan. Sekiranya pembantu Presiden tidak melaporkan, 
seharusnya mereka diambil tindakan, bahkan pantas dipecat. Kebijakan yang 
diambil adalah keputusan politik yang penting. Sebaliknya, kalau kebijakan itu 
atas perintah atau sepengetahuan Presiden, ia tak selayaknya bersikap seolah 
melepaskan tanggung jawab. Isu itu kian panas karena berkembang rumor 
pencopotan Sri Mulyani Indrawati yang belakangan dibantah Presiden. Terkait 
rumor itu, batalnya pelantikan Anggito Abimayu bisa dibaca bukan hanya sebagai 
keteledoran Menteri Sekretaris Negara, tetapi tak mustahil berkaitan dengan 
transaksi yang mengakomodasi kepentingan politik tertentu.

Oleh karena itu, tidak berlebihan bila dikatakan panggung politik selama tiga 
bulan terakhir menampilkan drama politik yang absurd, tak masuk akal. Koalisi 
kekuatan SBY di pemerintahan yang besar harus berlawanan dengan kekuatan 
dukungan SBY di parlemen yang hampir sama besarnya. Pentas politik melakonkan 
SBY melawan SBY.

Hal itu tidak boleh dibiarkan. Kepemimpinan harus ditegakkan. Lebih-lebih dalam 
10 sampai dengan 15 tahun mendatang bangsa Indonesia akan menghadapi perang 
ekonomi yang semakin dahsyat dengan diberlakukannya perjanjian Asean-China 
Free Trade Area (ACFTA) sejak 1 Januari 2009. Jangan biarkan isu ACFTA 
berkembang menjadi seperti Bank Century. Perdagangan bebas adalah kebijakan 
Pemerintah Indonesia. Seluruh jajaran pemerintah harus bertanggung jawab agar 
peluang itu bisa menguntungkan rakyat.

Kepemimpinan nasional

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Penanggungjawab Skandal Bailout Century.

2010-01-25 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Godlip Pasaribu,
 
Disitulah rumitnya persoalan baiout Bank Century ini karena SBY bilang bahwa 
dia bukan hanya tidak dimintai persetujuan soal kebijakan bailout Bank Century, 
bahkan diberitahu saja tidak dilakukan oleh para pembantunya.
Nah situasi ini yang kemudian membuka perdebatan bertele - tele, apakah yang 
dilakukan oleh SMI dan Marsilam Simanjuntak merupakan tindakan kriminal atau 
bukan, karena secara terbuka telah mengingkari kewenangan Presiden dan wakil 
Presiden dalam hal mengambil keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Ditambah lagi adanya perubahan peraturan yang dilakukan oleh Budiono sebagai 
Gubernur BI soal batasan CAR bagi Bank yang berhak untuk mendapatkan FPJP 
(Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek).
Belakangan ketahuan bahwa data yang diberikan oleh BI kepada SMI banyak 
salahnya sehingga dana talangan yang semula cuma diperkirakan Rp. 632 Milyar 
membengkak menjadi Rp. 6,7 Triliun.
Yang bikin anggota Pansus DPR kaget adalah pernyataan SMI bahwa dana talangan 
yang menjadi tanggung jawab SMI sebagai Ketua KSSK hanyalah sebesar Rp. 632 
milyar, sedangkan sisanya sepenuhnya menjadi tanggung jawan LPS sebagai 
pengelola dana talangan.
Anehnya ketua LPS menolak bertanggung jawab soal pengucuran dana talangan 
diatas Rp. 632 milyar sampai Rp. 6,7 Triliun, karena LPS hanyalah melaksanakan 
keputusan KSSK untuk melakukan bailout terhadap Bank Century tanpa ada batasan 
berapa biaya maksimum talangan yang diijinkan.
 
Soal kemana aliran dana bailout tersebut, ya memang harus diselidiki.
Ketua PPATK bilang kalau menginginkan data yang lengkap, harus dilakukan 
penelitian aliran dana sampai 7 lapis seperti yang pernah dilakukan pada kasus 
Bank Bali yang ekhirnya membuat Djoko Tjandra menjadi tersangka Korupsi.

Salam,
 
Adyanto Aditomo



Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Penanggungjawab Skandal Bailout 
Century.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 24 Januari, 2010, 11:46 PM


Tetapi kalau kebijakannya dianggap benar apa yang harus dipertanggungjawabkan 
SBY?  Menurut saya yang penting siapa yang salah harus dihukum.  Misalnya siapa 
yang bertanggungjawab menyiapkan angka?  Kenapa terjadi perbedaan yanng begitu 
besar?  Apakah ada unsur kesengajaan?  Siapa yang merampok Banknya, apakah ada 
permainan dengan orang dalam?  Semua saja ditelusuri.  Mulai dari merger, 
antaboga, pemecahan rekening besar menjadi masing2 Rp 2milyar.  Pencairan yang 
melanggar ketentuan.  Semua peraturannya kan sudah jelas, tingggal memanggil 
dan kalau perlu mengadili orang2 yang bertanggung jawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden: Politik Tidak Sehat

2010-01-25 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Godlip Pasaribu,
 
Strategi SBY untuk mengelak dari tanggung jawab kebijakan bailout Bank Century 
menyebabkan para pembantu SBY di obok - obok oleh Pansus DPR, diperlakukan 
seperti pesakitan dan dipermalukan dimuka umum.
Untuk menghentikan tindakan Pansus DPR yang dinilai oleh masyarakat sudah mulai 
menyimpang dari sasaran awal dibentuknya Pansus Bank Century, maka dianjurkan 
agar SBY mengambil alih seluruh tanggung jawab atas diambilnya kebijakan 
tersebut, sehingga seluruh pemeriksaan di pansus terhadap para pembantu 
Presiden otomatis akan terhenti.
 
Resikonya: Bila Pansus DPR menganggap terjadi penyimpangan yang berindikasi 
pidana saat proses kebijakan bailout dilakukan, Presiden SBY sangat berpotensi 
dilengserkan secara paksa oleh DPR.
Tetapi mengingat pendukung SBY merupakan mayoritas di DPR, maka kemungkinan SBY 
akan dinyatakan bersalah oleh DPR boleh dibilang mustahil.
Sayang SBY tidak berani mengambil langkah ini.
 
Salam,


Adyanto Aditomo




Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden: Politik Tidak Sehat
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 25 Januari, 2010, 1:16 AM


Saya pikir nggak bisa dong Pak, kalau itu dilakukan SBY nanti akan dibilang dia 
semena-mensa padahal sebelumnya dia sudah bilang supaya dibuka agar semua 
masyarakat tahu bgm process bailout ini.  Kalau dia langsung mengmbil alih 
berarti dia mengakui sinyalemen sebagian orang selama ini.  Saya secara pribadi 
juga ingin mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Dimana Sistemik Bank Century ya?

2010-01-25 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Godlip Pasaribu,
 
Yang berupaya untuk menyatakan bahwa tindakan SMI dan Marsilam Simanjuntak itu 
ceroboh atau tidak adalah anggota pansus, bukan saya.
Saya tidak punya kopetensi untuk menyatakan itu merupakan tindakan ceroboh atau 
bukan.
Bila bukti kecerobohan itu ada diwilayah abu - abu, bisa dipastikan proses 
pengambilan kesimpulan akan dilakukan melalui voting dan itu berarti SMI, 
Boediono dan Marsilam Simanjuntak akan terbebas dari tuduhan telah melakukan 
kecerobohan yang merugikan Keuangan Negara karena pendukung SBY merupakan 
mayoritas anggota DPR.
Tetapi bila bukti kecerobohan itu bentuknya jelas dan tidak bisa diperdebatkan, 
maka pengambilan kesimpulan tidak bisa di voting.
Bila hal ini yang terjadi, nasib SMI, Boediono, Marsilam berada diujung tanduk.
Artinya: Ada potensi SBY akan ikut terseret dalam kasus ini.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo




Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Dimana Sistemik Bank Century ya?
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 25 Januari, 2010, 1:22 AM


Yang mengatakan itu tindakan yang ceroboh kan anda. Bahkan para ahli yang 
dipanggil Tim Pansus DPR juga berbeda pendapat.  Bgm saya harus percaya sama 
anda?  Perampokannya kita semua setuju itu kejahatan dan pelakunya harus 
dihukum.  Kalau kebijakannya anda harus dengarkan juga dong pendapat para 
ahli.  Jangan mau menang sendiri.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Penanggungjawab Skandal Bailout Century.

2010-01-24 Terurut Topik Adyanto Aditomo
mBak Pudi Martini,
 
SBY mungkin memang tidak terlibat terhadap rekayasa sehingga berakibat 
bangkrutnya Bank Century.
Tetapi SBY tetap bertanggung jawab atas seluruh kebijakan yang dibuat oleh para 
pembantunya, baik itu SMI sebagai Mentri Keuangan dan Ketua KSSK maupun MS 
sebagai Ketua UKP3R, yaitu kebijakan bailout terhadap Bank Century..
Bahwa kedua pejabat tersebut bukan cuma tidak meminta persetujuan terhadap 
kebijakan bailout tersebut ke SBY, tetapi juga tidak memberitahukan adanya 
kasus gawat tersebut ke SBY, itu sepenuhnya merupakan tanggung jawab SBY 
sebagai pihak yang telah menunjuk mereka sebagai pembantunya.
Mereka berdua telah mengingkari kewenangan Presiden SBY dalam membuat keputusan 
strategis di negri ini.
Artinya: SBY tidak bisa lari dari tanggung jawab.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 21/1/10, pudimartini pudimart...@pirus.co.id menulis:


Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Penanggungjawab Skandal Bailout 
Century.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 21 Januari, 2010, 7:00 PM


eeeiitsss.., nanti dulu
SBY sudah berbicara bahwa beliau tidak terlibat
untuk merekayasa kasus BC. ;-)

.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rekayasa Data Century ?

2010-01-24 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Untung Wapres nya JK sehingga bisa bertindak cepat dalam membuat keputusan 
untuk menangkap RT.
Bila Wapresnya RS, waduh, pasti situasinya pasti makin kacau.
Susno Duadji bilang, bila terlambat 2 jam saja, RT sudah kabur keluar negri..
Perintah Cekal yang disampaikan BI untuk RT pada tanggal 20 November 2008 
terbukti tidak efektif karena RT bisa terbang ke Singapore pada tanggal 22 Nov. 
2008 dan kembali ke Indonesia 23 Nov. 2008.
Anehnya sikap PD dan SBY terhadap pernyataan RS bahwa tindakan JK memerintahkan 
Kepolisian untuk segera menangkap RT merupakan tindakan intervensi terhadap 
aparat hukum, tidak terlalu jelas.
Yang pasti RS bilang bahwa SBY dan juga PD tidak menegur pernyataan RS yang 
telah menyalahkan tindakan JK tersebut.
Apakah ini berarti RS, PD dan SBY keberatan dengan tertangkap dan 
dipidanakannya RT sehingga divonis penjara 5 tahun???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


--- Pada Kam, 21/1/10, bakri arbie daya...@yahoo.com menulis:


�



Khawatirnya selagi sekarang kita asyik ber-PANSUS di DPR,oknum-oknum tersebut 
sedang asyik menghapus data-data bank yang bisa menyergap mereka.

Contoh kasus Century,bagamana kalau tidak ada instruksi dari Pak JK,
untuk menangkap RT.Semuanya jadi lebih sulit untuk diungkap.Pak Susno 
mengatakan harus dan merasa yakin ada kekuatan hukum untuk bisa menangkap,kalau 
tidak pengacara bisa saja mempersalahkan penangkapan RT.

Bagaimana proses persetujuan dari Rp 600 milyar menjadi Rp 6,7 triliun,kan ada 
yang proses dan orang yang memutuskan.Ini yang paling penting,karena Ibu 
Mulyani merasa tertipu oleh ahli-ahli bail-out yang bekerjasama dengan oknum 
di luar instansi berwenang.

Perlu kecepatan,kecerdasa n dan keberanian untuk menangkap RT waktu itu.
Kalau lelettak tahu deh...gimana, .lewat begitu saja dengan penuh 
kedamaian bagi para pengemplang.

Salam Hormat.


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Skenario Jatuhkan Boediono - Sri Mulyani

2010-01-24 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Liman,
 
Yang saya maksudkan adalah adanya tuduhan tindak kriminal akibat yang 
tandatangan Cekal terhadap tersangka Koruptor cuma 1 atau 2 orang komisioner 
KPK, padahal aturannya yang tandatangan harusnya seluruh komisioner KPK yang 
berjumlah 5 orang.
Para pakar hukum Tata Negara di Metro TV mengatakan itu bukan Pelanggaran 
Pidana tetapi pelanggaran Hukum Tata Usaha Negara.
Anehnya pihak Kepolisian tetap ngotot bahwa itu melanggar Hukum Pidana dan SBY 
tetap menolak ikut campur.
 
Nah modus itulah yang kini digunakan oleh anggota Pansus Bank Century untuk 
mengkriminalkan para pejabat Pemerintah yang menangani kebijakan bailout Bank 
Century.
Menurut saya tindakan para anggota Pansus memang sangat tidak etis.
Tetapi mau bagaimana lagi???
Kan yang ngajarin juga SBY.
Disini berlaku pepatah: Siapa menabur angin, dia akan menuai badai.
 
Jadi SBY jangan mengeluh bila sedang menuai badai yang merupakan hasil dari 
angin yang dia tebar.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo.



--- Pada Jum, 22/1/10, liman PAP liman_...@yahoo.com menulis:


Dari: liman PAP liman_...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Skenario Jatuhkan Boediono - Sri Mulyani
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 22 Januari, 2010, 4:40 AM


 



Bung Adyanto,

Khusus masalah KPK masih butuh pendalaman karena setelah ada info suap dari 
Ketua MK, penggunaan kata 'kriminalisasi' terhadap Wakil Ketua KPK mungkin 
berlebihan.

Bukti kurang kuat dan lebih mudarat dibanding manfaat membuat kasus KPK vs 
Polri dihentikan. Belum tentu Polri yang bersalah karena pengadilan belum 
sempat menyidangkan.

AR pernah berkata bahwa KPK bukan malaikat, dan pernyataannya belum pernah 
dicabut.

Salam Kebenaran,

Liman


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Dimana Sistemik Bank Century ya?

2010-01-24 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Godlip Pasaribu,
 
Untuk memenjarakan SMI dan Budiono tidak perlu ada pembuktian mereka menerima 
aliran dana dari Bank Century, tetapi cukup dengan membuktikan bahwa kebijakan 
bailout Bank Century merupakan tindakan yang ceroboh sehingga merugikan 
Keuangan Negara.
Dana LPS menurut BPK adalah Uang Milik Negara..
Dalam kasus sidang pengadilan para Petinggi BI, mereka dipenjarakan oleh Hakim 
dengan tuduhan: Ceroboh dalam mengelola dana Yayasan BI yang merupakan Uang 
Negara.
Tidak ada bukti bahwa Aulia Pohan dan Burhanudin Abdulah menerima aliran dana 
dari Yayasan BI tersebut.
 
Makanya para anggota Pansus Bank Century terlihat berupaya keras untuk 
menggiring opini masyarakat bahwa tindakan bailout tersebut merupakan 
kecerobohan Budiono dan SMI agar punya alasan untuk menekan SBY dan Partai 
Demokrat dalam rangka berbagi Kue Kekuasaan.
Jadi siapa sebetulnya yang lebih busuk???
 
Upaya anggota Pansus mengkriminalkan Para Pejabat Pemerintah yang sedang 
melaksanakan tugasnya sesuai kewenangan yang mereka miliki, kemungkinan besar 
terinspirasi dari upaya pihak Kepolisian yang mengkriminalkan Wakil Ketua KPK 
yang salah satu tuduhannya adalah: Menandatangani Surat Cekal terhadap Koruptor 
hanya oleh 1 atau 2 Komisioner KPK, padahal aturannya harus ditandaytangani 
seluruh Komisioner KPK yang berjumlah 5 orang.
Para Pakar Hukum bilang itu Pelanggaran Hukum Tata Negara dan bukan Pelanggaran 
Hukum Pidana.
Tetapi pihak Kepolisian atas dukungan SBY bersikukuh bahwa itu merupakan 
Pelanggaran Hukum Pidana.
Nah sekarang analogi itu digunakan untuk mengkriminalkan SMI dan Budiono.
Menurut saya, ini adalah strategi yang kurang patut dari anggota Pansus DPR 
dalam upayanya untuk mengkriminalkan para pejabat negara yang sedang 
melaksanakan tugasnya.
Tapi ya bagaimana lagi, SBY yang telah memberi contoh dan sekarang oleh Lawan 
Politiknya digunakan untuk mengkriminalkan para Pembantu Presiden SBY.
Anggota Partai Koalisi SBY seringkali memposisikan dirinya sebagai Lawan 
Politik Partai Demokrat di Pansus Bank Century.
 
Kelihatannya terjadi peristiwa: Senjata Makan Tuan.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


--- Pada Jum, 22/1/10, Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com menulis:


Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Dimana Sistemik Bank Century ya?
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 22 Januari, 2010, 2:38 AM


Buktikan saja uangnya kemana?  Lalu tindak tegas siapa yang menyelewengkan?  
Kalau uang itu ada yang mampir ke SMI atau Pak Boed saya setuju mereka dipecat 
dan kalau perlu dipenjara.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gerhana Legitimasi

2010-01-24 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Menarik sekali tulisan Bung Tamrin Amal Tomagola ini.
Kesimpulan dari tulisan ini, mau tidak mau menyatakan bahwa:
1. SBY tidak terlalu cocok bila diharapkan sebagai seorang Presiden yang mampu 
membawa bangsa ini keluar dari kemelut ekonomi, politik dan sosial yang sedang 
melanda negri ini.
2. Kecenderungannya untuk menolak ikut bertanggung jawab atas kebijakan 
bawahannya yang banyak dikritisi oleh masyarakat, memperburuk citra Presiden 
SBY dimata masyarakat.
3. Kualitas komunikasi SBY dengan masyarakat yang sangat buruk, ditambah 
kualitas anggota Partai Demokrat yang sering ditampilkan di Media Massa maupun 
DPR untuk melakukan counter atas berbagai issu yang memojokkan Pemerintah 
cenderung dibawah standard, membuat situasi politik makin memanas.
4. Kegagalan SBY menggunakan mitra koalisinya untuk bantu menjelaskan berbagai 
issu yang dikritisi oleh masyarakat luas, menunjukkan bahwa daya tawar SBY 
sangat lemah dalam pemerintahan koalisi ini.
Yang paling setia membela kebijakan SBY mulai dari Pembelian Mobil Mewah, 
kebijakan bailout Bank Century dsb hanya Hatta Rajasa dari PAN seorang, 
sedangkan anggota PAN lainnya dan dari partai koalisi lainnya cenderung ikut 
mengkritisi kebijakan SBY yang sangat tidak populer dimata masyarakat tersebut.
 
Melihat situasi ini, saya kok khawatir selama masa pemerintahan SBY sampai 
2014, SBY hanya akan jadi sapi perahan partai - partai lainnya dalam berbagi 
kue kekuasaan, baik yang tergabung dalam Pemerintahan Koalisi maupun Oposisi.
Tidak ada Partai Politik yang perduli tentang bagaimana caranya Bangsa ini bisa 
keluar dari kemelut ekonomi, politik dan sosial yang melanda negri ini..
Masing - masing partai berupaya untuk berebut Kue Kekuasaan yang akan dijadikan 
modal untuk Pemilu 2014.
Karena secara resmi pemerintahan ini adalah Pemerintahan SBY dan Partai 
Demokrat, maka tidak ada partai lain yang bersedia bekerja secara bersungguh - 
sungguh agar bangsa ini bisa keluar dari krisis ekonomi, politik dan sosial 
yang dihadapi oleh bangsa ini.
Diperkirakan SBY akan kesulitan untuk mengendalikan kinerja Partai koalisi yang 
tidak serius.
Akibatnya, nasib rakyat dipastikan akan makin terlantar.
Bila SBY menolak sebagai sapi perah, maka ancamannya tidak main - main: 
dilengserkan secara paksa.
Dan ujungnya: nasib rakyat pasti akan makin menderita.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


--- Pada Jum, 22/1/10, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gerhana Legitimasi
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 22 Januari, 2010, 4:01 AM


  



Oleh Tamrin Amal Tomagola

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/01/21/ 04484154/ gerhana.legitima si.

Gerhana Matahari pada 15 Januari 2010 agaknya mirip gerhana kredibilitas 
kepemimpinan presidensial Susilo Bambang Yudhoyono dalam 100 hari 
kepemimpinannya.

Gerhana Matahari, pekan lalu, tercatat sebagai yang terlama dalam milenium 
ketiga (Kompas, 16/1/10), sedangkan gerhana kredibilitas kepemimpinan 
presidensial SBY juga terlama sejak tahun 2004 dan kebetulan terjadi pada masa 
pemerintahan keduanya.

Selama ini, ada yang menilai SBY sebagai berdisposisi karakter staff', bukan 
posisi commander. Padahal, sejak akhir 2004 ia dipilih rakyat untuk memegang 
kendali memimpin suatu negeri yang begini luas dan berpenduduk terbanyak 
keempat dunia.

Berbeda dengan psychological properties seseorang, yang selalu teramati setiap 
saat, seperti senyuman yang selalu tersungging, psychological dispositions 
pribadi tertentu hanya muncul, secara terpola, bila mendapat rangsangan pada 
waktu dan konteks tertentu (Morris Rosenberg, The Logic of Survey Analysis, 
1968).

Seorang pekerja staf akan menampilkan respons yang berbeda dengan pemimpin yang 
berkarakter commander (komandan). Seorang pemimpin berdisposisi komandan, 
dengan tegas menunjuk arah yang dituju, memilih dengan cermat para pembantu 
yang mumpuni di bidang masing- masing, dan memberi kebebasan penuh kepada 
mereka untuk berkiprah maksimal menuju arah yang telah ditunjuk.

Sebaliknya, respons lumrah seorang yang terbiasa menjadi staf, termasuk pada 
saat krisis, adalah menelaah dulu rambu- rambu birokrasi secara njelimet. 
Pencermatan rambu-rambu aturan birokrasi itu bila perlu ditandai warna-warna 
tinta berbeda untuk menunjukkan derajat dan status yang berbeda dari berbagai 
pasal dan ayat perundang- undangan. Karena itu, kecenderungan normatif sangat 
menonjol pada pekerja staf. Mereka cenderung lambat mengambil keputusan, 
apalagi tindakan konkret.

Pekerja staf selalu dibayangi perhitungan safety first. Mereka baru berani 
bertindak bila benar- benar terjamin aman. Karena itulah, sama sekali tidak 
mengherankan bila seseorang yang berdisposisi staf selalu membutuhkan waktu 
lama sekali sebelum akhirnya bertindak. Di pihak lain, para komandan tidak 
pernah enggan mengambil risiko yang sudah diperhitungkan (calculated 
risk-takers) dengan timing yang tepat dan

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gus Dur Pahlawan Nasional, Suharto Penjahat Nasional!

2010-01-24 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Kicky,
 
Saya mau tanya soal Rumah untuk anggota ABRI.
Yang banyak diberitakan saat ini adalah peerlawanan dari para pensiunan atau 
keluarga Anggota ABRI yang rumahnya digusur tanpa ganti rugi.
Padahal mereka itu sudah menempati rumah tersebut ada yang sejak th. 1950'an 
sampai 1980'an.
Hal itu tidak terjadi pada Pegawai Negri Sipil, karena Rumah Dinasnya bisa 
dibeli oleh penghuni dengan harga yang sangat murah dan bila memang harus 
digusur maka diberi ganti rugi dengan harga yang layak sehingga bisa beli rumah 
dengan spesifikasi yang kurang lebih sama dengan rumah yang Rumah Dinas yang 
dia tempati.
Saya punya banyak kerabat dan teman yang orang tuanya anggota ABRI, saat mereka 
harus tergusur dari rumah dinasnya juga dapat ganti rugi yang layak untuk 
mendapatkan rumah pribadi dengan spesifikasi yang kurang lebih sama dengan 
Rumah Dinas yang dia tempati sebelumnya.
Pertanyaan saya:
1. Apakah ada anggota ABRI tidak punya hak untuk memiliki Rumah Pribadi yang 
diberikan oleh Negara???
2. Atau anggota ABRI yang telah menempati Rumah Dinas tersebut sebetulnya sudah 
mendapatkan ganti Rumah Pribadi yang diberikan oleh Negara tetapi tetap enggan 
untuk pindah???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Jum, 22/1/10, Kicky mr.bela...@gmail.com menulis:


Dari: Kicky mr.bela...@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gus Dur Pahlawan Nasional, Suharto 
Penjahat Nasional!
Kepada: Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com
Cc: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 22 Januari, 2010, 4:02 AM


 



Setuju pak

Sudah menempati tanah orang lain, kok malah galakan dia
Dan pemerintah kita terbiasa dengan memberikan uang pindah lah atau apapun
namanya yang sangat tidak mendidik.

Tak heran saat ini TNI pun kesulitan mengusir para pensiunan dari rumah
dinas
Parahnya lagi mantas KSAD pun bisa mendukung para pensiunan untuk menjarah
dan menduduki rumah dinas yang jelas-jelas bukan hak mereka. Mereka hanya
punya hak tinggal, bukan hak memiliki

Kicky


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Nurani Saya Mengatakan, “Sri Mulyani Tidak Bersalah”

2010-01-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Giri Hatmoko,
 
Pada intinya saya sepakat dengan anda soal asumsi penyelesaian kasus Bank 
Century yaitu adanya pemerasan dari Partai Politik terhadap SBY dan Partai 
Demokrat.
Soal apa saja bentuk pemerasannya, ya bisa macam - macam, tetapi yang pasti 
sesuatu yang menguntungkan bagi pihak yang melakukan pemerasan.
Yang akan memeras SBY dan Partai Demokrat, bukan hanya Golkar, tetapi seluruh 
Partai Koalisi maupun Partai Oposisi.
Menurut saya, ini merupakan serangan balik Partai Koalisi yang diancam untuk 
dilengserkan dari Kursi Kabinet bila mereka bersuara terlalu kritis di Pansus 
Bank Century.
Kalau partai Oposisi, tentu saja akan berupaya seoptimal mungkin untuk 
mengambil keuntungan sebesar - besarnya dalam kasus ini.
Soal bagaimana dengan perjuangan mereka untuk memperbaiki nasib rakyat, gak 
jelas juntrungannya.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 19/1/10, P Giri Hatmoko masg...@yahoo.com menulis:


Dari: P Giri Hatmoko masg...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Nurani Saya Mengatakan, “Sri Mulyani Tidak 
Bersalah”
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 19 Januari, 2010, 3:48 AM


 



Saya kok punya firasat lain, tentang ending kasus century ini.
Kira2 rekomendasi DPR adalah ;
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam hal penyelamatan Bank Century 
tidak melanggar hukum, namun apabila dalam pelaksanaan kebijakan tersebut 
maupun eksesnya terdapat pihak2 yang melanggar hukum, maka akan ditindak sesuai 
ketentuan hukum yang berlaku (Walah  bahasanya kok klise banget).
Posisi Sri Mulyani akan didongkel (dikorbankan) karena dinilai lalai memberikan 
laporan tentang penyelesaian kasus ini ke Presiden / Wapres. Penggantian Sri 
Mulyani ini menjadi bargaining position bagi golkar, dan Golkar menyetujui 
rekomendasi yang disiapkan oleh PD, dengan catatan posisi menkeu akan diisi 
oleh orang golkar.
Lantas, siapa yang akan kena jerat hukum ? Jelas RT akan menjadi korban, dan 
masih dimungkinkan pejabat LPS juga akan diganti.
Jadi, Sri Mulyani akan diganti, bukan karena dia bersalah, tapi disalahkan. Dan 
Sri Mulyani harus menerima itu, karena memang dia tidak punya kekuatan politis 
dibelakangnya.

Ini ramalan lho ya, bisa bener... bisa juga salah 

Salam


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re Boediono: Century Dirampok

2010-01-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Saya kok jadi ingat soal kasus Korupsi di Pertamina jaman Orde Baru dulu, 
dimana para anggota DPR dari Golkar dan ABRI menyatakan bahwa mempertanyakan 
kelanjutan proses hukum terhadap korupsi di Pertamina merupakan pertanyaan yang 
membosankan karena Korupsi di Pertamina sudah dianggap sebagai peristiwa yang 
sudah kuno, sehingga sangat tidak pantas kalau pertanyaan itu masih diajukan 
juga.
Hasilnya: Sampai hari ini Korupsi di Pertamina tidak pernah diusut oleh Aparat 
Hukum.
 
Nah dalam kasus Pansus Bank Century, kelihatannya banyak anggota masyarakat 
yang berupaya meniru cara Golkar dan ABRI dalam melindungi Korupsi di Pertamina.
Harapannya: Kasus Bailout Bank Century tidak diproses lebih lanjut seperti 
kasus Korupsi di Pertamina.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 19/1/10, Y.B. Riyanto y.briya...@indosat.blackberry.com menulis:


Dari: Y.B. Riyanto y.briya...@indosat.blackberry.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re Boediono: Century Dirampok
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 19 Januari, 2010, 6:45 AM


 



Tapi saya yg juga sebagai rakyat ga bosen kok, justru berharap masalah BC bisa 
selesai tuntas, terutama yg dari KPK. So, kalo Anda bosan, ya jangan 
mengatasnamakan rakyat...

riyanto


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Marsilam ‘Robert’ Simanjuntak

2010-01-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Rifky Pradana,
 
Cerita disekitar bailout Bank Century, memang banyak yang tidak masuk akal.
Ada kesan kuat orang - orang yang berada di sekitar SBY berupaya keras untuk 
membersihkan nama SBY dari keterlibatannya dalam pembuatan kebijakan bailout 
Bank Century.
Makin keras mereka berupaya membersihkan nama SBY, makin nampak keanehannya..
Orang yang ada di sekitar SBY, baik Sri Mulyani, Marsilam Simanjuntak dan 
sebagainya adalah orang - orang yang profesional dan kompeten di bidangnya, 
memiliki integritas yang tinggi dan selama ini termasuk kategori Tidak Tercela.
Upaya mereka melindungi nama SBY membuat mereka Tampak Bodoh, Ceroboh, Tidak 
Profesional, Tidak Kompeten dibidangnya dan mengkhianati Presiden karena tidak 
mendiskusikan apalagi meminta persetujuan Presiden untuk masalah yang bisa 
mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
Cara mereka melindungi Presiden SBY membuat mereka tampak Tidak Pantas memegang 
jabatan strategis di negri ini.
Andaikata kebijakan bailout tersebut disimpulkan oleh Pansus Bank Century 
sebagai Kebijakan yang Tidak Tepat, akhirnya yang harus bertanggung jawab 
adalah Presiden SBY juga, karena Sri Mulyani dan Marsilam Siumanjuntak adalah 
Pembantu Presiden.
Dengan demikian upaya mereka untuk melindungi SBY dari tanggung jawab terhadap 
kebijakan bailout Bank Century, nampaknya akan sia - sia belaka.
Jadi apa sebenarnya yang terjadi???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 19/1/10, rifky pradana rifkyp...@yahoo.com menulis:





Marsilam Simanjuntak adalah mantan Sekretaris Kabinet di zaman pemerintahan 
Presiden Gus Dur.

Sebagaimana diketahui oleh publik, masa pemerintahan Presiden Gus Dur relatif 
tidak lama. Di dalam kurun waktu itu, sempat mencuat kasus kontroversial yang 
melibatkan sejumlah uangnya Bulog, yang dikenal publik dengan sebutan ‘kasus 
Bulog Gate’.

Selanjutnya, Marsilam Simanjuntak menjabat sebagai Kepala UKP3R di zaman 
pemerintahan Presiden SBY di periode jabatannya yang pertama.

Sebagaimana diketahui oleh publik, di akhir masa pemerintahan Presiden SBY di 
periode pertama itu, terjadi kasus kontroversial yang melibatkan uangnya LPS, 
yang dikenal publik dengan sebutan ‘kasus skandal bailout bank Century’.

Berkait dengan kasus bank Century ini, Marsilam Simanjuntak didalam 
keterangannya kepada Pansus,mengakui bahwa dirinya sebagai Kepala UKP3R memang 
hadir di rapat KSSK yang diselengarakan padaTanggal 20-21 November 2008.

Marsilam menegaskan bahwa status kehadirannya di rapat tersebut tidak 
diperintahkan dan tidak mewakili Presiden.

“Saya tidak diperintahkan Presiden, saya tidak mewakili Presiden, saya tidak 
melapor sebelum dan sesudahnya kepada Presiden. Tidak satu kata pun saya 
melapor ke presiden hingga kini mengenai rapat tersebut”, kata Marsilam 
Simanjuntak.

Apakah memang sudah selayaknya jika seorang Kepala UKP3R tidak melaporkan 
hal-hal yang dikerjakannya ?.

Layakkah itu ?, apalagi jika itu berkaitan dengan sebuah keputusan penting 
menyangkut hal besar sehingga harus membutuhkan biaya sebesar Rp. 6,7 Trilyun 
guna menanggulangi dampak sistemik yang ditimbulkan oleh adanya fraud di Bank 
Century ?.

Berkait dengan rapat KSSK tersebut, menurut transkrip rekaman yang dikutip dari 
sebuah sumber¹, di dalam rapat tersebut menteri keuangan selaku ketua KSSK 
sempat menyebut nama Robert.

“Ya udah rapat tertutup ya sekarang…ya Robert”, kata Sri Mulyani.

Apakah memang ‘Marsilam Simanjuntak’ mempunyai nama panggilan ‘Robert’ sehingga 
menteri keuangan menjadi selip lidah ?..

Selanjutnya, status kehadiran Marsilam Simanjuntak di rapat KSSK tersebut, jika 
menurut berita yang dikutip dari sebuah sumber³, didalam jumpa pers yang 
diselenggarakan di Departemen Keuangan pada hari Minggu tanggal 13 Desember 
2009 yang lalu, Marsilam mengelak saat ditanya apakah dirinya diutus khusus 
oleh presiden terkait kehadirannya dalam rapat tersebut dengan jawaban “Tanya 
langsung ke presiden”.

Sementara itu, mantan Sekretaris KSSK Raden Pardede di tempat yang sama 
mengatakan dengan jelas bahwa kehadiran Marsilam Simanjuntak dalam rapat 
tersebut adalah atas permintaan presiden.

“Kehadiran Pak Marsilam diminta Presiden untuk kerjasama dengan KSSK”, kata 
Raden Pardede.

Mengapa menurut Marsilam justru kehadirannya di rapat sepenting dan ditengah 
situasi genting seperti rapat dampak sitemiknya bank Century ini justru tanpa 
sepengetahuan Presiden ?.

Apakah Presiden SBY tidak menaruh perhatian yang besar terhadap situasi genting 
dimana negara dalam keadaan kegentingan akibat ancaman dampak sistemiknya bank 
Century ini ?.

Kemudian, jika menilik transkrip rekaman yang dikutip dari sebuah sumber², 
menteri keuangan menyebutkan bahwa Pak Marsilam (Simanjuntak) sebagai UKP yang 
memang diminta oleh Bapak Presiden untuk bekerja dengan KSSK.

Kutipan dari kalimatnya menteri keuangan tersebut adalah sebagai berikut : 
“…Kita mengundang Bapepam. Dan narasumber yang kita memang undang dalam rapat 
ini untuk bisa memberikan masukan, termasuk di dalamnya

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Penanggungjawab Skandal Bailout Century.

2010-01-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Godlip Pasaribu,
 
Dalam jawaban SMI ada yang tidak konsisten, yaitu soal tanggung Jawab Dana yang 
dikucurkan untuk bailout Bank Century.
SMI bilang yang menjadi tanggung jawab dia hanyalah dana bailout sebesar Rp. 
632 Milyar saja dan selebihnya menjadi tanggung jawab LPS. Padahal yang membuat 
kebijakan bailout adalah SMI dan LPS wajib mematuhi keputusan KSSK yang 
dipimpin oleh SMI.
Pertanyaannya adalah: Mengapa SMI menolak bertanggung jawab terhadap seluruh 
dana bailout Bank Century???
Kalau SMI yakin kebijakannya benar, maka sudah sepatutnya SMI bertanggung jawab 
atas seluruh dana bailout Bank Century.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 20/1/10, Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com menulis:


Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Penanggungjawab Skandal Bailout 
Century.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 20 Januari, 2010, 2:36 AM


Ibu Juli, kalau kita ikuti penjelasan dari para anggota KSSK termasuk Ketuanya 
Ibu SMI, KSSK hanya memutuskan BC merupakan bank gagal dan berdampak sistemic 
sehingga tidak pedulu berapapun biayanya kalau sudah bank gagal dan berdampak 
sistemic harus diselamatkan.  Memang pada saat diputuskan angkanya adalah Rp 
630 miliar.  Membengkaknya suntikan dana ke BC karena CAR bank tsb terus anjlok 
dalam waktu singkat.  Namun yang perlu diketahui suntikan dana tsb tidaklah 
hilang begitu saja.  Semua masuk ke neraca dan menjadi kepemilikan LPS di Bank 
Mutiara (nama BC setelah diambilalih).  Setelah penjualan (divestasi), dana tsb 
akan kembali lagi sebagai aset LPS apabila harga jualnya menguntungkan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Skenario Jatuhkan Boediono - Sri Mulyani

2010-01-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Liman,
 
Perkembangan Kondisi Politik kita akhir - akhir ini memang sangat tidak 
kondusif.
Upaya untuk mengkriminalkan Pejabat Negara yang sedang melaksanakan tugasnya 
sesuai yang diamanatkan oleh undang - undang, justru dimulai dari Kepolisian 
yang mengkriminalkan Wakil Ketua KPK ketika mengeluarkan Cekal untuk para 
terdakwa Korupsi.
Pemerintah melalui Kapolri bersikukuh bahwa Tindakan Pejabat Negara yang 
dinilai telah menyimpang dari aturan baku saat melaksanakan tugasnya bisa 
dituduh sebagai telah menyalah gunakan wewenang dan itu artinya Tindakan 
Kriminal.
Saat itu Presiden SBY tidak segera memberikan reaksi penghentian atas upaya 
kriminalisasi Wakil Ketua KPK tersebut.
Presiden SBY bilang bahwa dia tidak bisa mencampuri proses hukum yang sedang 
berlangsung.
Upaya kriminalisasi baru dihentikan setelah dibentuknya Tim 8 dan juga tekanan 
dari Masyarakat Luas.
 
Kelihatannya mayoritas anggota Pansus Bank Century sangat tertarik dengan 
strategi kriminalisasi tersebut dan mereka lakukan ujicoba terhadap para 
pejabat Negara yang terlibat dalam pengambilan kebijakan bailout Bank Century.
Semua celah untuk mengkriminalkan Pejabat Negara tersebut telah dicoba dengan 
segala cara, hingga menimbulkan kesan bahwa para anggota Pansus ini terlalu 
mencari - cari kesalahan para pejabat yang sedang melaksanakan tugasnya sesuai 
kewenangan yang mereka miliki.
 
Kelihatannya Pemerintah SBY sedang Menuai Badai Kriminalisasi Para Pejabat 
Pemerintah yang sedang melaksanakan tugas sesuai kewenangan yang dimilikinya, 
dimana Badai tersebut muncul akibat adanya Kebijakan Kepolisian/ 
Pemerintah yang Menebar Angin Kriminalisasi Wakil Ketua KPK.
Jadi bisa dikatakan bahwa ini merupakan Senjata Makan Tuan bagi Pemerintah SBY.
Inikan mirip UU Subversib yang di sahkan pada jaman Pemerintahan Sukarno, 
tetapi kemudian digunakan oleh Pemerintahan Suharto untuk menghukum para 
pendukung Sukarno dengan menggunakan UU Subversib ini.
 
Bila tindakan anggota pansus ini tidak bisa segera dihentikan, maka dikemudian 
hari tidak mustahil strategi ini akan diterapkan pada pejabat manapun dan pada 
pemerintahan siapapun.
Hal ini akan membuat para Pejabat Negara dan Pejabat Pemerintahan takut membuat 
keputusan karena semua cenderung cari amannya saja.
Kalau sudah begini, yang akan jadi korban ya rakyat juga.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 21/1/10, liman PAP liman_...@yahoo.com menulis:





Berikut kutipan dari www.kompas.com / blog Kompasiana

Ghaliza | 21 Januari 2010 | 08:42

Himbauan non-aktif Pansus Hak Angket Bank Century terhadap Boediono dan Sri 
Mulyani telah memperlihatkan cara-cara inskonstitusional Pansus dalam bekerja. 
Kata “himbauan” yang selintas memuat pesan moral, nyatanya tidak lepas dari 
kepentingan kekuasaan tertentu. Diprediksikan cara seperti ini akan menurunkan 
wibawa Pansus.

Jika merujuk pada UU Nomor 6 Tahun 1954 tentang Hak Angket DPR tidak diatur 
masalah pemberhentian maupun pe-non-aktifan seseorang dari jabatannya saat 
sedang diperiksa Pansus. Begitupun bentuk himbauan yang sebenarnya juga tidak 
diatur di dalamnya. Tugas Pansus adalah menyelidiki kebijakan yang di 
indikasikan terdapat penyelewenangan kebijakan yang dilakukan oleh pejabat 
pemerintah. Oleh karena itu, bentuk himbauan Pansus tidak berdasarkan pada 
ketentuan. Ini merupakan bentuk pelanggaran Pansus untuk kesekian kalinya, 
pasca lahirnya Pansus hak Angket Bank Century.

Pelanggaran sebelumnya terkait dengan objek Hak Angket yang ditujukan pada 
kebijakan pemerintah sebelumnya yang tidak dikenal dalam konstitusi maupun 
kebiasaan tata negara di Indonesia. Berdasarkan kebiasaan tata negara di 
Indonesia tidak ditemukan Hak Angket yang ditujukan pada kebijakan pemerintah 
sebelumnya. Objek Pansus Hak Angket selama ini hanya ditujukan pada 
pemerintahan yang sedang berjalan.

Misalnya tidak ada Pansus Hak Angket DPR pada masa rejim orde baru untuk 
menyelidiki kebijakan-kebijakan masa Soekarno. Tidak ada Pansus Hak Angket DPR 
yang dilahirkan dari pemilu 1999 untuk menyelidiki kebijakan Soeharto dan 
Habibie dan tidak ada Pansus Hak Angket DPR tahun 2004 terhadap kebijakan 
Megawati Soekarno Putri. Pansus terjadi pada masa pemerintahan Abdurrahman 
Wahid (Gusdur) yang hanya menyelidiki kebijakan Gus Dus pada saat itu, bukan 
menyelidiki kebijakan pemerintahan sebelumnya. Anggota DPR pada periode 
2004-2009 pernah pula mengajukan Hak Angket kasus BBM pada masa kebijakan 
perminyakan SBY-JK.

Pelanggaran lainnya yakni himbauan non-aktif ditujukan juga kepada Wakil 
Presiden. Berdasarkan UUD 1945, tidak dikenal non-aktif terhadap Wakil Presiden 
tetapi hanya bisa diberhentikan jika melakukan pengkhiatan terhadap negara, 
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela. Oleh 
karena itu, himbauan Pansus Hak Angket berupa non-aktif bagi Wakil Presiden 
melanggar ketentuan dalam UUD 1945.

Begitupun himbauan non-aktif bagi Menteri Keuangan yang sebenarnya masuk dalam 
kewenangan Presiden. Dalam UU

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kepak Sayap Sang Raja Jawa

2010-01-21 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung pahala Hutabarat,
 
Jangan terlalu tendensius dalam menterjemahkan Pulang Ke Negrinya dalam rangka 
Idul Fitri, karena maksud dan tujuannya bukan karena masyarakat Indonesia tidak 
mengakui adanya Negara Kesatuan RI, tetapi lebih kepada: Apakah tidak rindu 
Kampung Halaman dengan cara pulang ke tempat seseorang dilahirkan dan 
dibesarkan untuk bertemu dengan seluruh keluarga dan kerabat kita. Tidak ada 
tendensi politik dalam pelaksanannya.
Jadi tidak lebih dan tidak kurang dari itu: Mempererat tali silaturahmi dengan 
Keluarga Besar.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 21/1/10, pahalahutabarat pahalahutaba...@yahoo.com menulis:


Dari: pahalahutabarat pahalahutaba...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kepak Sayap Sang Raja Jawa
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 21 Januari, 2010, 1:20 PM


 



Sebagai penambah wawasan, saya mau nimbrung.

Suatu ketika saya bekerja merantau di pulau Jawa. Ketika libur hari raya Idul 
Fitri, beberapa (!) teman dan kenalan bertanya kepada saya Tidak pulang ?. 
Lalu saya tanya lagi '..pulang kemana ?'. Jawabnya mengejutkan saya, begini ya 
ke negrinya sana !.
Selidik punya selidik, ternyata beberapa dari beberapa teman dan kenalan itu 
menganggap bahwa, Indonesia adalah pulau Jawa, Mataram !!.
[Jadi ingat sebuah lagu..,
satu nusa, satu bangsa, satu bahasa kita ...]

Jadi topik yang di bawah ini lebih berbahaya bagi Indonesia dari pada Bank 
Century !


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Nurani Saya Mengatakan, “Sri Mulyani Tidak Bersalah”

2010-01-19 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Sulaiman H,
 
Saya setuju banget dengan pendapat anda bahwa Pansus Bank Century jangan 
terlalu mencecar soal dasar kebijakan bailout itu adanya resiko sistemik atau 
bukan.
Alasannya sederhana saja: Kalau memang benar pandangan dan pendapat para pihak 
yang bertanggung jawab soal Perekonomian Indonesia dan Perbankkan Indonesia  
saat itu ada potensi terjadinya sistemik bila Bank Century tidak di bailout, 
menurut saya bukanlah suatu keputusan yang bisa dikriminalkan.
Bila dikemudian hari terbukti bahwa dasar keputusannya tidak tepat, paling 
banter para pihak yang berwenang hanya bisa dianggap sebagai tidak kompeten 
dibidangnya.
Menurut saya, Tidak Kompeten berbeda dengan Ceroboh.
Dalam kasus Bank Indonesia yang memenjarakan Aulia Pohan dan Burhanudin 
Abdulah, Kecerobohan itu bisa dianggap sebagai suatu Tndka Pidana Korupsi, 
sehingga keduanya dipenjarakan oleh Hakim.
Ada kesan kuat anggota Pansus ingin mengarahkan bahwa keputusan bailout adalah 
suatu kecerobohan bukan akibat para pihak Tidak Kompeten dibidangnya.
Dengan demikian bisa menyeret para pihak yang terlibat dalam bailout Bank 
Century telah melakukan Tindak Pidana Korupsi.
Menurut saya, kalau benar arahnya demikian, ini sudah menyimpang jauh dari 
sasaran dibentuknya Pansus Bank Century yang ingin mencari apakah ada penumpang 
gelap dalam kebijakan itu, apakah uang talangan dari LPS telah mengalir kepihak 
- pihak tertentu yang sebetulnya tidak berhak.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


--- Pada Ming, 17/1/10, Sulaeman_H. sulaem...@gmail.com menulis:


Dari: Sulaeman_H. sulaem...@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Nurani Saya Mengatakan, “Sri Mulyani Tidak 
Bersalah”
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 17 Januari, 2010, 4:52 AM


Masalah sistemic atau bukan sekarang sudah masuk keranah politik dan dengan
alasan politik itu pula orang-orang yang punya kepentingan politis dalam
menyorot kasus BC akan terpaksa mempertahankan kepentingannya dan
pendapatnya sampai titik darah penghabisan terlepas pendapatnya itu benar
atau salah. Pansus bukan lagi forum akademis yang secara bebas terbuka tanpa
beban bisa memperdebatkan apa itu sistemic dalam konteks BC. Argumentasi
berbau politis akan lebih mendominasi sidang.

Kembali kepada asal muasal kenapa hak angket BC digulirkan. Idenya tercetus
sejak menghangatnya kasus Cicak-Buaya dan dari situ terungkap cerita kenapa
Susno begitu gatal menyeret Bibit dan Chandra kepenjara. Kononnya karena
Susno gerah merasa terancam dirinya diawasi KPK dalam kasus BC. Presiden
yang dalam hal ini membawahi kepolisian dan KPK terlalu lama mendiamkan
kasus cicak-buaya dengan alasan menghormati hukum. Bahkan sekiranya berbagai
lapisan masyarakat tidak turun tangan niscaya Bibit dan Chandra sudah masuk
bui dan tinggal tunggu vonis formalnya. Ketidak konsistenan sikap presiden
terhadap kasus Cicak-buaya mulai menuai badai ketika dia mulai bereaksi
setelah namanya disebut-sebut dalam rekaman Anggodo yang jelas-jelas dekat
dengan Susno. Sejak itu presiden mulai turun tangan dengan dibentuknya Tim
Pencari Fakta yang berujung kepada pemulihan jabatan untuk Bibit dan
Chandar.

Dari rentetan kejadian diatas wajar sangat kalau masyarakat mencium ada
sesuatu yang tidak beres dengan BC dalam kaitannya dengan pemerintahan yang
berkuasa sat ini. Adalah sesuatu yang sangat wajar kalau kemudian muncul
dugaan pemerintah melindungi Susno dan memandulkan KPK karena pemerintah
punya kepentingan politik dengan kasus BC. dugaan ini kemudian diperkuat
dengan kenyataan bahwa telah terjadi penggelembungan dana talangan
penyelamatan BC pemerintah dengan alasan yang kurang transparan. Celakanya
juga si pemilik BC dalam pengakuannya didepan  sidang pansus mengakui
talangan yang dibutuhkan BC sebenarnya tidak perlu sebesar itu. Jadi ini
besar talangan untuk apa? Apa karena negara kita banyak uang cadangan
berlimpah?
Sidang Pansus tentu ditujukan untuk mencari kejelasan kasus ini terutama
untuk melihat apa ada unsur kesengajaan yang berbau penyelewengan untuk
mencari keuntungan pribadi atau golongan dari kucuran dana talangan
tersebut. Jadi sebenarnya bisa saja kesimpulan akhir Pansus adalah melihat
adanya bukti penyelewengan itu atau itu hanya kebijaksanaan keuangan
pemerintah yang kurang tepat tapi tidak ada unsur penyelewengan atau mencari
untung pribadi. Dengan demikian sebaiknya sidang Pansus tidak fokus
memperdebatkan sitemic atau tidaknya kasus BC tapi justeru yang terpenting
adalah mencari data-data penting yang bisa digunakan untuk menelusuri adanya
aliran dana kepihak tertentu yang ada kaitannya dengan pengucuran dana
talangan. Inilah data-data yang sebenarnya sangat dibutuhkan KPK untuk
ditindak lanjuti mengingat KPK memiliki keterbatasan akses membuka semua
file yang menyangkut hal itu dan hanya pansus yang bisa menolongnya.

Bagi saya sistemic atau tidak itu sebuah keputusan wajar tergantung cara
berfikir pejabat pemberi keputusan. Sekalipun memang salah setelah dianalisa
mendalam itu hanya mencerminkan

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Penanggungjawab Skandal Bailout Century.

2010-01-19 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Kartono Mohammad,
 
Tetapi bagaimana kaitannya dengan pernyataan Robert Tantular di Pansus DPR 
bahwa ada permintaan dari Budi Sampurna untuk memecah depositonya sebesar Rp. 
1,85 Triliun menjadi pecahan masing - masing Rp. 2 milyar yang diatasnamakan 
karyawan Budi Sampurna???
Sebagai imbalan atas kerjasama tersebut, Robert Tantular diberi pinjaman oleh 
Budi Sampurna US.$ 18 juta, yang dituangkan dalam Akta Notaris untuk menalangi 
kerugian Bank Century yang kalah dalam bermain valas
Belakangan Susno Duadji membuat surat pernyataan bahwa uang Budi Sampurna yang 
US.$ 18 juta tersebut wajib diganti oleh LPS.
Anehnya lagi, uang US.$ 18 juta yang dipinjam Robert Tantular tersebut tidak 
tercatat didalam pembukuan Bank Century.
 
Jadi, kalau Budi Sampurna sudah berhasil mendekati anak SBY untuk menyelamatkan 
Depositonya, mengapa lagi dia harus minta bantuan ke Robert Tantular untuk 
memecah depositonya dengan imbalan pinjaman uang US.$ 18 juta???

Salam,
 
Adyanto Aditomo



--- Pada Ming, 17/1/10, Kartono Mohamad kmj...@indosat.net.id menulis:



 



Kemungkinan kejadiannya begini. Budi Sampoerna yg punya deposito di bank 
century tahu gawatnya bank itu. Lalu dia panggil Robert Tantular ke Surabaya 
dan minta depositonya dikembalikan (ditarik). RT bilang gak ada uang cukup. BS 
tahu bhw ada aturan bail out yg bisa dipakai. BS pun hubungi anak SBY yg kantor 
yayasannya di gedung Sampoerna Jkt. Anak SBY bilang ke bapaknya, mungkin dg 
deal BS akan bantu kampanye SBY. Tentu diatur sedemikian rupa sehingga tdk dpt 
dilacak. Kemudian SBY perintah ke Boediono yg jadi gub BI. Boed pun lalu atur 
utk bisa bail out Bank Century. Dlm hal itulah Marsilam diturunkan utk bantu 
memuluskan keputusan. Pertama dibentuk Komisi Keuangan, lalu aturan BI ttg CAR 
diubah. Semua dlm waktu singkat. Lalu diadakan rapat yg dihebohkan itu. Jadilah 
dilakukan bail out yg jumlahnya sedemikian sehingga uang BS dan BUMN dpt 
dikembalikan. Sbg balas jasa, Boediono dijadikan cawapres. Itu perkiraan atau 
kesimpulan saya setelah baca buku GAC
 dan dengarkan sidang pansus Century DPR. Bisa juga keliru. He he
KM
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tuduhan Pun Telah Bergeser

2010-01-19 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Liman,
 
Ada kesan kuat bahwa Pansus Bank Century ingin membuat kesimpulan bahwa yang 
dilakukan oleh SMI dan Boediono adalah suatu Kecerobohan dan bukan karena Tidak 
Kompeten dibidangnya.
Dalam kasus korupsi di BI yang menghukum Burhanudin Abdulah dan Aulia Pohan, 
dasar Hakim menghukum keduanya adalah telah melakukan Kecerobohan dalam 
mengelola uang Yayasan BI sehingga bisa dikategorikan sebagai telah melakukan 
Tindak Pidana Korupsi.
Pernyataan Boediono bahwa pada dasarnya dia menyadari kalau bangkrutnya Bank 
Century akibat dirampok oleh pemiliknya, bisa menjadi bumerang bagi Boediono 
karena bisa dituduh telah melakukan pembiaran atas suatu tindak kejahatan yang 
ada dibawah pengawasan dia.
Jadi Boediono setidaknya bisa dituduh telah melakukan kecerobohan, baik saat 
melakukan pengawasan terhadap Bank Century maupun saat mengusulkan bailout 
terhadap Bank Century.
Padahal Kecerobohan bisa dianggap sebagai Tindak Pidana Korupsi.
 
Menurut saya, ini sudah menyimpang jauh dari sasaran awal dibentuknya Pansus 
Bank Century yang bertujuan untuk melacak kemana saja uang LPS tersebut 
mengalir dan adakah pihak - pihak yang sebetulnya tidak berhak untuk 
menerimanya tetapi mendapat bagian dari aliran dana tersebut.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Ming, 17/1/10, liman PAP liman_...@yahoo.com menulis:


Dari: liman PAP liman_...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tuduhan Pun Telah Bergeser
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 17 Januari, 2010, 5:19 AM


 



Pak Adyanto,

Saya setuju dengan pendapat Anda, tetapi ada beberapa hal yang mesti 
diklarifikasikan terlebih dahulu bahwa keputusan bail-out telah sesuai dengan 
aturan yang berlaku.

Tanpa krisis global, semua masih akan berjalan normal, termasuk Century.

SMI tak pernah berkata kalo Century jadi bank gagal karena krisis.
Yang dikatakan ialah penutupan bank Century pada waktu krisis global,
bisa menyebabkan dampak sistemik bagi sistem keuangan negara.

Kalau menurut Kompas, Pak Boediono yang berkata BC bank gagal karena perampokan 
dan dampak krisis global.

Niat dan hati yang jujur, diperlukan untuk menyelesaikan kasus ini, termasuk 
mengalir kemana saja dana bail-out. Terima Kasih.

Wass,

Liman


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Dimana Sistemik Bank Century ya?

2010-01-19 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Hakiki Akbari,
 
Kalau melihat debat di Pansus Bank Century, saya kok melihat ada kecenderungan 
Pansus ini ingin menyimpulkan bahwa bailout Bank Century merupakan kecerobohan 
Pemerintah dan BI.
Celakanya Budiono di sidang pansus DPR sudah terlanjur mengakui bahwa 
bangkrutnya Bank Century karena dirampok oleh pemiliknya. Padahal saat itu Bank 
Century dibawah Pengawasan Khusus BI.
Pernyataan Budiono ini bisa diartikan bahwa Budiono selaku Gubernur BI telah 
melakukan pembiaran terjadinya tindak kejahatan yang terjadi di Bank Century.
Sri Mulyani di Pansus DPR juga mengakui bahwa dana bailout yang menjadi 
tanggung jawabnya cuma Rp. 637 Milyar, sedangkan sisanya sepenuhnya tanggung 
jawab LPS.
Lha padahal yang memutuskan bailout terhadap Bank Century adalah Sri Mulyani 
sebagai Ketua KSSK.
Bisa saja pengakuan ini dianggap sebagai kecerobohan Sri Mulyani dalam 
Mengelola Keuangan Negara.
Dalam kasus penyalah gunaan uang Yayasan BI yang memenjarakan Aulia Pohan dan 
Gubernur BI, kecerobohan dalam Mengelola Keuangan Negara dianggap bagian dari 
Tindak Pidana Korupsi.
Jadi sasaran Pansus ini sudah melenceng dari rencana semula, yaitu ingin 
melacak kemana saja larinya dana bailout tersebut dan mengadili pihak - pihak 
yang sebetulnya tidak berhak menerima aliran dana bailout Bank Century, 
sekarang cenderung berubah menjadi: Melengserkan Pemerintahan SBY.
Celakanya, anggota Pansus yang kritis mayoritas dari Partai Koalisi SBY.
Kelihatannya ada situasi saling mengancam antara SBY dan Partai Demokrat di 
satu sisi dengan Partai Koalisi.
SBY dan Partai Demokrat mengancam akan melengserkan posisi Mentri dari Partai 
Koalisi yang terlalu kritis, tetapi Partai Koalisi secara terselubung juga 
mengancam SBY dan Partai Demokrat untuk segera melengserkan SBY bila SBY 
terlalu menekan mereka.
Penggantian anggota Pansus dari Partai Koalisi tidak harus diartikan bahwa 
anggota Pansus yang baru kalah galak dibandingkan dengan Anggota Pansus yang 
mereka gantikan. Bisa saja mereka justru lebih galak dari yang digantikannya.
Waktu yang akan membuktikan hal itu.
Partai Golkar dan PKS kelihatannya tidak takut dengan ancaman tersebut. Suara 
mereka di Pansus tetap lantang dan kritis.
Bahkan isu terakhir ada tekanan dari Golkar terhadap SBY, yaitu untuk segera 
melengserkan Sri Mulyani sebagai Mentri Keuangan bila menginginkan suara Golkar 
di Pansus lebih melunak.
Bila informasi ini benar dan SBY menyetujui tuntutan tersebut, posisi SBY dan 
Partai Demokrat akan semakin sulit, karena Partai Koalisi lainnya juga akan 
meminta imbalan yang setimpal bila menginginkan suara mereka di Pansus menjadi 
lebih lunak.
 
Jadi mari kita saksikan bersama, dimana akhir dari cerita ini.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 18/1/10, Hakiki Akbari hakikiakb...@yahoo.com menulis:


Dari: Hakiki Akbari hakikiakb...@yahoo.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Dimana Sistemik Bank Century ya?
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 18 Januari, 2010, 8:07 PM


 



duh..

saya menonton, membaca, menyimak banyak ulasan tentang skandal bank century 
dan berkesimpulan bahwa memang ada beda pandangan dan keyakinan diantara para 
petinggi ekonomi kita yg bikin saya bingung.
tentang isu sistemik ga sistemik,
sebagian bilang : waktu itu dunia lagi krisis, memang imbasnya ke indonesia 
belum signifikan, tapi kalau bank century kolaps, maka imbas itu makin besar dg 
kekhawatiran indonesia bisa krisis krn rush dsb dsb dg argumennya yg seabreg
sebagian bilang : kalaupun bank century di tutup, ga akan terjadi rush, dan 
indonesia ga akan masuk krisis, juga dg argumen yg seabreg

pertanyaan : kalau bail out tidak diberikan, apakah pasti tidak akan terjadi 
rush dan ancaman krisis? Apakah bila bail out tidak diberikan, apakah pasti 
akan rush dan krisis? bila bail out diberikan , apakah pasti tidak akan rush 
dan krisis? bila bail out diberikan, apa masih bisa terjadi krisis?

saya ga tahu jawaban yg bener. yg jelas yg terjadi adalah bail out diberikan, 
dan tidak terjadi rush atau krisis. apakah ada hubungan sebab akibat diantara 
dua variabel tsb saya ga tahu. lha yg pinter2 aja masih beda2 pendapatnya.

saya sih merasa, kita sudah untung ga masuk ke status krisis. apa itu hasil 
kerja pemerintah? ga tahu saya.

apakah kalau minum bir kita akan mabuk? kalau minumnya sedikit kan ga akan 
mabuk? tapi minuman bir itu sendiri toh memang punya potensi untuk memabukkan, 
bukankah begitu? jadi bir diharamkan bukan karena terjadi tidaknya mabuk tapi 
karena ada ancaman/potensi mabuk dalam bir. analogi yng sedikit ngawur untuk 
kasus bank century ini. terjadi atau tidak krisis yg ditakutkan itu, ancaman 
krisis akibat kolapsnya bank century memang ada. jadi mungkin itu sebabnya bail 
out dilakukan. ya sudah. sekarang tinggal kemana uang itu larinya?

HQQ


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Penanggungjawab Skandal Bailout Century.

2010-01-19 Terurut Topik Adyanto Aditomo
mBak Pudi Martini,
�
Tetapi berdasarkan Hukum Tata Negara yang dijelaskan di Metro TV, bila SMI 
dinyatakan bersalah karena ceroboh dalam membuat kebijakan bailout (total 
bailout Rp. 6,7 Triliun, tetapi SMI hanya bertanggung jawab senilai Rp. 632 
Milyar saja, padahal SMI lah yang membuat kebijakan bailout tersebut), maka 
seluruh tanggung jawab ada di Presiden SBY.
Bila ternyata Marsilam dan SMI�tidak melapor ke SBY, itu tidak akan 
mengurangi tanggung jawab Presiden SBY atas kasus ini.
Justru informasi tersebut menambah buruk citra Pemerintahan SBY yang gagal 
membangun komunikasi yang efektif antara Presiden SBY dengan Para Pembantunya, 
terutama untuk pengambilan keputusan terhadap�kasus - kasus yang sangat 
strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak.�
�
Jadi mari kita saksikan akhir dari cerita ini.
�
Salam,
�
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 18/1/10, pudimartini pudimart...@pirus.co.id menulis:


Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Penanggungjawab Skandal Bailout 
Century.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 18 Januari, 2010, 11:24 PM


Rekonstruksi yang coba dibangun oleh Pak Km ini
cukup kreatif. Tentu ada pula rekonstruksi lain serupa
yang beredar di kalangan elite tertentu berikut dengan
datanya. Maklum, bisa saja rekonstruksi itu benar
sehingga masuk A1 sehingga tidak semua yang tidak
dipercaya bisa tahu.

Hanya saja, rekonstruksi itu, dengan kehadiran Marsilam,
terputus di link Marsilam-SBY. Benar bahwa hubungan
organisasi Marsilam yang menerima gaji dari pemerintah
karena posisinya yang di UKP3R adalah Presiden, namun
Marsilam dengan tegas berkata semalam bahwa dia tidak
pernah berhubungan sebelum ingga sesudah bailout BC.
Namun, meskipun Marsilam sudah menyatakan itu,
rekonstruksi ini tetap tidak terganggu.

Kalau megikuti sidang Pansus itu, muncul fakta banyak orang
yang terlibat dalam proses pembailout-an BC TERKEJUT. Tak
kurang dari SMI yang sudah curhat ke JK dengan berkata
merasa tertipu atau di notulen bisa mati berdiri. Yang pasti,
scenario penyelamatan yang muncul sebelum rapat KSSK
yang heboh itu, bahkan SMI dengan tiga butirnya yang tidak
mengusulkan bailout serta dirut Mandiri yang akan mengambil
alih deposan dibawah 2 M dan yang besar dibicarakan, masih
belum memasukkan scenario bailout. Bahwa setelah keputusan
dibuat oleh Rapat KSSK yang hanya terdiri dari Ketua, Wakil,
dan Sekretaris kemudian semua hatrus menyetuji dan mendukung
ya wajar sesuai dengan hirarki organsiasi.

Bagaimanapun juga Waktu antara 13-25 Nov 09 serta komunikasi
antara SBY-SMI-Boediono menjelang keputusan bailout
itu adalah black box yang mungkin baru akan terbuka satu atau
dua dekade yang akan datang kecuali ada hal lain. Ucapan dan
komentar atau rekasi menjelang rapat KSSK adalah petunjuk
bahwa banya yang terkejut, apalagio SMI di Pansus menegaskan
bahwa dia anya bertanggungjawab 632M untu menyelamatkan
perekonomian Indoensia sesuai dengan bidang tugasnya.

Banyak yang meminta agar kasus BC tidak menbjadi isu Politik,
namun dengan melihat fakta yang ergelare hingga saat ini +
rekonstruksi Pak KM, tampak nayata bahwa kasus BC adalah
kasus Politik ketimbang kasus perbankan. Maka jangan alergi
kalau penyelesaian politik diperlukan dan demikian pula
akibat hukumnya tanpa perlu merasa berada di salah satu kubu.
Cukup satu kubu yaitu kubu rakyatn Indonesia yang tidak
mengehendaki penyalahgunaan kekuasaan.


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Membedah ”Pelec ehan” Atas JK

2010-01-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Liman,
 
Soal panggilan Daeng bagi orang Bugis, kelihatannya mirip panggilan Mas dan 
mBak bagi orang Jawa.
Bila cara dan tempat nya tepat, panggilan Mas dan mBak itu dianggap menghormati 
pihak yang dipanggil.
Tetapi bila cara dan tempatnya tidak tepat, ya bisa dianggap sebagai suatu yang 
Tidak Sopan, karena panggilan Mas itu juga biasa disampaikan untuk Pelayan, 
Tukang Becak dan sebagainya dan panggilan mBak biasa untuk pangilan Pembantu 
Rumah Tangga di rumah.
Sangking sudah menjadi kebiasaan sehari - hari, maka anak dan cucu saya bisa 
dengan mudah membedakan mana panggilan mBak untuk kakak perempuannya dan mana 
panggilan mBak untuk Pembantu.
 
Saya gak bisa bayangkan kalau Boediono dipanggil Mas tapi dengan nada 
melecehkan di Pansus DPR atau memanggil SBY dengan Mas dimuka umum dengan nada 
melecehkan, seperti memanggil Pelayan atau Tukang Becak.
Rasanya pasti banyak yang tersinggung.
 
Gak percaya
Di coba saja kalau gak percaya.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo




Dari: liman PAP liman_...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Membedah ”Pelecehan” Atas JK
Kepada: FP Kompas Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Koran Digital 
koran-digi...@googlegroups.com
Tanggal: Sabtu, 16 Januari, 2010, 6:03 AM


  



Berikut kutipan dari www.kompas.com / Blog Kompasiana

Yusran Darmawan | 16 Januari 2010 | 12:47

KEMARIN, Ruhut Sitompul menyapa JK dengan panggilan “Daeng” dengan intonasi 
menuding. Publik Sulawesi Selatan (Sulsel) meradang. Hampir semua koran-koran 
lokal menurunkan liputan yang berisi kegeraman. Panggilan itu dianggap tidak 
beretika. Bahkan beberapa pengurus Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) 
di banyak daerah ikut-ikutan bereaksi. Semuanya menganggap bahwa Ruhut Sitompul 
–politisi Partai Demokrat– telah melecehkan Jusuf Kalla (JK).

Saya pun ikut terseret dalam kegeraman itu. Apalagi saat ikut membincangkan itu 
bersama teman-teman di beberapa warung kopi di Jalan AP Pettarani, Makassar. 
Lama kelamaan, kegeraman itu mulai mencair. Saya mulai berpikir lain.. Saya 
lebih melihat masalah ini dengan kacamata politis. Ketika sesuatu dipolitisir, 
maka sesuatu yang sederhana bisa menjadi rumit dan dianggap pelecehan. Ketika 
politik menjadi paradigma dalam melihat sesuatu, maka yang dikedepankan adalah 
konflik. Dan melalui konflik itu pulalah bisa disingkap peta realitas sosial 
yang sesungguhnya. Kita bisa tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di balik 
sebuah fenomena.

Secara kultural, panggilan “daeng” memang ditujukan kepada seorang pria sebagai 
bentuk penghormatan. Ini sama saja dengan panggilan “mas” di Jawa sana. Ketika 
memanggil “daeng” maka seseorang tersebut akan merasa tersanjung dan dituakan. 
Akan tetapi, ini semua tergantung pada yang dipanggil, apakah ia merasa 
terhormat, ataukah merasa tersinggung dengan panggilan itu. Jika Anda sempat ke 
Makassar hari ini cobalah menyapa seseorang dengan panggilan “Daeng”. 
Perhatikan reaksi orang tersebut. Boleh jadi, orang yang dipanggil tersebut 
akan tersinggung. .

”Kau pikir saya tukang becak?” demikian kata seorang kawan yang disapa daeng. 
Saat ini, panggilan daeng lebih banyak ditujukan pada profesi tukang becak, 
sopir angkutan, atau penjual ikan.. Panggilan itu seolah menunjukkan strata 
sosial yang rendah dan menempati posisi buncit dalam hierarki masyarakat 
Bugis-Makassar. Panggilan daeng juga identik dengan sikap menutup diri pada 
modernisasi dan penghambaan secara berlebihan pada tradisi. Panggilan itu mulai 
identik dengan ketidakberdayaan ekonomi dan sosial, sesuatu yang sangat berbeda 
dengan masa silam. Pantas saja, di masa kini, sejumlah teman yang berdarah 
bangsawan dan mewarisi nama daeng justru malu memasang nama daeng di depan 
namanya.

Tapi, situasinya berbeda dengan saat berada di Jakarta. Saat merantau ke 
Jakarta, saya merasakan bahwa panggilan daeng ini menjadi sapaan yang lazim di 
kalangan mereka yang berasal dari Sulsel. Panggilan ini menjadi penanda, 
semacam penegasan bahwa kita berasal dari daerah yang sama, maka kita adalah 
saudara. Di Jakarta, seorang warga Sulsel yang memanggil sesamanya dengan 
panggilan daeng, dianggap sangat sopan dan menghargai sesamanya. Panggilan itu 
adalah pernyataan bahwa kita sesama saudara seperantauan yang saling 
menghormati. Jika kemudian warga etnis lain ikut-ikutan memanggil ”daeng”, maka 
itu dianggapnya sebagai panggilan kehormatan. Padahal, boleh jadi akan lain 
ceritanya jika orang lain yang memanggil.

Saya tahu persis bahwa JK sering disapa daeng oleh sesamanya di Jakarta. Saya 
pernah berbincang dengan politisi Ulla Nuchrawati, anggota DPR RI asal Partai 
Golkar. Ia sering bercerita tentang pertemuannya dengan JK. Saat ia berbincang 
dengan JK, ia akan memanggil dengan daeng. Tak ada yang salah dengan panggilan 
itu sebab merupakan bentuk penghormatan dan pernyataan bahwa kita sesama 
saudara.

Jika belakangan panggilan Ruhut menimbulkan reaksi, mungkin itu dikarenakan 
karena intonasinya yang seakan melecehkan. Ia seolah sedang

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Soal Penangkapan Robert Tantular, Boediono Akan Klarifikasi

2010-01-17 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Liman,
 
Pernyataan Boediono ini dibantah oleh Susno Duaji di Metro TV, yang saat itu 
sebagai Kabareskrim memberitahukan ke BI bahwa Kepolisian akan melakukan 
penangkapan terhadap Robert Tantular sesuai perintah dari Wakil Presiden JK, 
tetapi dihalang - halangi oleh BI dengan alasan bukti kejahatannya tidak ada.
Menurut Susno Duaji, pemberitahuan ke BI bukanlah hal yang wajib, tetapi 
sekedar koordinasi saja agar BI tidak kaget, karena belum ada laporan BI ke 
Kepolisian soal kasus kejahatan Robert Tantular.
 
Jadi, siapa yang sebenarnya telah berbohong???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Jum, 15/1/10, liman PAP liman_...@yahoo.com menulis:


Dari: liman PAP liman_...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Soal Penangkapan Robert Tantular, Boediono Akan 
Klarifikasi
Kepada: FP Kompas Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Koran Digital 
koran-digi...@googlegroups.com
Tanggal: Jumat, 15 Januari, 2010, 8:59 AM


 



Laporan wartawan KOMPAS Suhartono
Jumat, 15 Januari 2010 | 14:53 WIB
SERAMBI INDONESIA/BEDU SAINI

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Mantan Gubernur Bank Indonesia yang kini menjabat 
Wakil Presiden RI, Boediono akan memberikan klarifikasi soal Bank Century Jumat 
(15/1/2010) malam. Klarifikasi ini khususnya soal pernyataan mantan Wapres 
Muhammad Jusuf Kalla, saat dipanggil Panitia Khusus (Pansus) DPR tentang Bank 
Century, Kamis (14/1) lalu.
Kalau saat itu dinilai tidak berani, itu bukan karena tidak berani, melainkan 
karena proses hukumnya tidak seperti itu.

Waktu itu, Kalla menyatakan bahwa Boediono tidak berani menangkap salah satu 
pemilik Bank Century Robert Tantular. Karenanya Kalla langsung menghubungi 
Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri agar segera 
menangkap Robert, yang akhirnya ditangkap dua jam kemudian.

Sebenarnya, sebelum masalah Bank Century dilaporkan ke Wapres Jusuf Kalla 
bersama Menkeu Sri Mulyani Indrawati pada tanggal 25 November 2008, BI sudah 
melaporkan lebih dulu kepada Polri kasus Bank Century, ujar Staf Khusus Wapres 
Bidang Perekonomian Mohammad Ikhsan kepada Kompas, yang menyertai kunjungan 
kerja Boediono selama dua hari di Provinsi Kaltim dan Kalsel, Jumat siang di 
Balikpapan, Kaltim.

Menurut Mohammad Ikhsan, yang sementara ini menggantikan fungsi Juru Bicara 
Wapres dan juga Staf Khusus Wapres bidang Media Massa, kalau pada saat itu 
Boediono dinilai tidak berani menangkap, sebenarnya tidak betul.

Pak Boediono sudah melakukan langkah sebelumnya di BI. Jadi, kalau saat itu, 
dinilai tidak berani, itu bukan karena tidak berani, melainkan karena proses 
hukumnya tidak seperti itu. Laporan ke Polri sudah dilakukan, hanya bukti-bukti 
hukummya saja yang masih dalam proses sehingga tidak bisa begitu saja seketika 
atau langsung ditangkap, jelas Ikhsan.

Sambil makan malam

Ikhsan menambahkan, klarifikasi Boediono kepada pers, direncanakan akan 
disampaikan kepada pers yang menyertai kunjungan kerjanya dalam acara makan 
malam bersama di hotel tempatnya menginap di Balikpapan.

Saya sudah bicara dengan Pak Boediono. Saya juga minta dikirimi kronologis 
langkah BI untuk memproses Robert Tantular. Akan tetapi, saya konfirmasi lagi 
sebelum makan malam bersama dengan pers, demikian Ikhsan.

http://nasional. kompas.com/ read/2010/ 01/15/14531232/ Soal.Penangkapan 
.Robert.Tantular ..Boediono. Akan.Klarifikasi





Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sombong Nian Bu Ani Cuma Kirim SMS ke Pak JK ?

2010-01-17 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Liman,
 
Kalau pernyataan Bu Ani benar, berarti yang berbohong adalah JK dan SBY.
JK menyatakan tidak membaca pesan dari Bu Ani (lha disini gak terlalu jelas 
maksud dari pernyataan JK: SMS masuk tetapi gak dibaca atau memang SMS tidak 
masuk. Dalam hal ini jawaban JK agak ngambang).
SBY bilang: Dia baru tahu adanya kebijakan bailout di Bank Century setelah tiba 
di Tanah Air.
Jadi kelihatannya SBY juga tidak menerima SMS dari Bu Ani atau menerima SMS 
tetapi gak dibaca.
 
Jadi siapa yang telah berbohong???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo




Dari: liman PAP liman_...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sombong Nian Bu Ani Cuma Kirim SMS ke Pak JK ?
Kepada: Koran Digital koran-digi...@googlegroups.com, FP Kompas 
Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 15 Januari, 2010, 9:17 AM


  



Berikut kutipan dari www.kompas.com / blog Kompasiana

Koswara | 15 Januari 2010 | 15:22

Saat menjadi saksi di pansus hak angket bank century, bu ani mengatakan telah 
mengirim sms ke pak SBY dan pak JK memberitahukan bahwa senin pagi 24 november 
2008 bank century telah di bail out. Waktu itu saya berpikiran, wajar kalau bu 
ani hanya kirim sms ke pak SBY, sebab pak SBY sedang ada di amerika. 
Pertanyaannya, mengapa bu ani tidak menghadap pak JK yang sedang ada di 
Indonesia. Mengapa bu ani tidak ketuk pintu rumah pak JK bilang assalamu 
alaikum terus cerita bahwa telah diputuskan dilakukan bail out bank century.. 
Apakah bu ani takut jumpa pak JK? Ataukah bu ani merasa sombong sampai pak JK 
tidak mau ditemui?

Ternyata oh ternyata, di saat bu ani berjuang mati matian untuk mengatasi 
krisis yang mungkin terjadi akibat bank century gagal bayar, pak JK sedang ada 
di Medan. Pak JK bukan sedang beli durian di Medan, atau sedang ngurusin 
Lapangan Terbang Kuala Namu. Ternyata beliau sedang briefing pada para 
pengusaha di Medan mengatakan bahwa pemerintah sedang berusaha mengatasi krisis 
global. Detailnya entah apa yang diucapkan pak JK pada para pengusaha Medan, 
karena saya bukan wartawan dan tidak mengikuti acara pak JK di sana. Oleh 
karena itulah bu ani hanya bisa kirim sms. Lagian, bu ani juga capai dan 
ngantuk setelah semalaman mimpin rapat KSSK dan KK.

Tapi mengapa pak JK mengatakan tidak terima sms bu ani? Padahal bu ani 
mengatakan bahwa print out sms beliau dari telkomsel ada. Apakah hp pak JK 
ketinggalan di rumah, atau sedang error atau low bat? HP pak JK merk apa sih?

Tapi memang, alasan paling enak untuk menghindar dari suatu masalah adalah 
mengatakan sms tidak diterima. Tapi itu tanda orang yang paling tidak 
gentleman. Gentleman artinya punya tata kesopanan. Jadi orang yang tidak 
gentleman adalah orang yang tidak punya tata kesopanan. Benarkah demikian? 
Rasanya juga tidak.

Wallahu alam bissawab. Hanya Allah yang mengtahui tentang masalah ini, dan pak 
JK serta bu Ani telah disumpah saat bersaksi. Dua duanya benar. Jadi, moga moga 
saja kambing hitamnya adalah Telkomsel yang tak mampu kirim sms ke pak JK. 
Denger denger sih hp pak JK sederhana. Sampai mungkin juga memorynya full, 
sehingga sms bu ani tidak bisa masuk. Wah, ternyata hp juga bisa jadi kambing 
hitam, ya.









  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pansus Mulai Dimandulkan

2010-01-16 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Itulah kalau Wakil rakyat disandera oleh pembagian Kue Kekuasaan.
Mereka akan dengan mudah mengkhianati rakyat.
Bila sasaran utama dari Pansus ini gagal akibat pengkhianatan para anggota DPR 
terhadap rakyat, minimal rakyat sudah berhasil melihat begitu cerobohnya 
Pemerintahan SBY mengelola Keuangan Negara yang dengan sengaja membela Perampok 
Bank seperti Robert Tantular.
Kecerobohan itu memang bukan tindakan kriminal sehingga tidak bisa diajukan ke 
Pengadilan, tetapi ini merupakan bukti ketidak seriusan Pemerintah SBY membela 
masyarakat miskin dari keterpurukan ekonomi.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo



--- Pada Kam, 14/1/10, Alex Simanjuntak alsimanjun...@yahoo.ca menulis:




2010-01-14
Pansus Mulai Dimandulkan

[JAKARTA] Penggantian sejumlah anggota Pansus Hak Angket Kasus Bank Century 
dinilai sebagai upaya pemandulan agar Pansus tidak bisa mengungkap tuntas 
skandal perbankan tersebut. Hal tersebut dikhawatirkan membuat hasil kerja 
Pansus bertentangan harapan rakyat. Demikian rangkuman pendapat yang dihimpun 
SP, Kamis (14/1), dari inisiator hak angket dari Fraksi PPP Kurdi Mukri, 
pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, dan Direktur Eksekutif Reform Institute 
Yudi Latif.

Kurdi Mukri menyatakan, sejak awal dirinya sudah memprediksi ada upaya 
pemandulan Pansus. Saya sangat prihatin terhadap pencopotan anggota Pansus 
yang kritis, katanya.

Dengan dicopotnya sejumlah anggota Pansus yang kritis, lanjutnya, dikhawatirkan 
tujuan untuk mengungkap skandal Bank Century, tidak akan tercapai. Ini semua 
karena kuatnya kepentingan partai politik, katanya.

Sedangkan, pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin 
Muhtadi mengemukakan penarikan anggota Pansus dari PAN dan PKB membuktikan 
telah terjadi perang psikologis antara Presiden SBY sebagai pengendali 
koalisi dengan mitranya. Penarikan itu juga membuktikan pernyataan SBY mengenai 
evaluasi mitra koalisi. Tujuannya agar mitra koalisi tidak kritis dan tajam 
menyikapi kasus Bank Century.

Pimpinan Parpol Ditekan

Ia menegaskan, SBY tidak bisa mengintervensi Pansus Century. Karena itu, cara 
yang diambil adalah dengan menekan elite-elite partai politik peserta koalisi. 
Tekanan itu membuat pimpinan parpol tidak bisa tidur nyenyak, sehingga 
mengganti anggotanya di Pansus Century. Tindakan mereka seperti mencari muka 
terhadap SBY, katanya.

Tindakan pimpinan parpol itu, lanjut Burhanuddin, menunjukkan mereka masih 
loyal terhadap SBY, sekaligus menunjukkan koalisi parpol tetap solid.

Meski demikian, dia menyayangkan penggantian itu karena menghilangkan daya 
kritis dalam Pansus, karena anggota yang menggantikannya tidak paham skandal 
Century. Saya ragu hasil Pansus Century sesuai harapan rakyat. Pansus pada 
akhirnya hanya menjadi ladang bargaining politik, katanya.

Senada dengannya, Yudi Latif menyatakan, tindakan menekan mitra koalisi 
terlihat sangat vulgar. Pansus sebaiknya tetap fokus menyelesaikan skandal 
Century. Sangat berbahaya kalau hasilnya tidak sesuai harapan masyarakat, 
ujarnya.

Sementara itu, sejumlah anggota Pansus dari partai koalisi telah diganti dan 
dikabarkan masih ada yang akan dicopot karena tekanan Partai Demokrat sebagai 
pimpinan koalisi. Dari informasi yang dihimpun SP, sedikitnya lima anggota 
Pansus yang telah dan akan diganti. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) 
akan mencopot Marwan Ja'far dan Anna Mu'awanah, Fraksi Partai Amanat Nasional 
(FPAN) akan menarik Chandra Tirta Widjaya dan Catur Sapto Edi, sedangkan Fraksi 
Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) akan mengganti Andi Rahmat. Pada umumnya 
mereka melontarkan pertanyaan tajam terhadap mantan Gubernur BI, Boediono dan 
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati.

Terkait hal itu, beberapa anggota Pansus mengaku mendengar desas-desus 
pergantian rekan mereka sejak pekan lalu. Sebagian anggota menyatakan 
pergantian itu merupakan hal wajar dan ditentukan fraksi, tetapi beberapa di 
antaranya mengakui adanya tekanan dari Partai Demokrat.

Penggantian tersebut merupakan bentuk tekanan koalisi terhadap Pansus Century 
yang sudah dikhawatirkan sejak awal. Tapi kita harapkan PDI-P, Hanura, dan 
Gerindra, serta para inisiator hak angket tetap kompak, kata anggota Pansus 
yang menolak disebut namanya.

Sejak Rabu (13/1), Marwan Ja'far, telah diganti oleh Agus Sulistiono dan 
Chandra Tirta Widjaya telah resmi diganti Asman Abnur, sejak Senin (11/1). 
Sedangkan, Anna Mu'awanah mengakui ada pergantian anggota Pansus dan hal itu 
diberitahukan langsung Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.

Saya dikasih tahu ketua umum secara langsung, kemarin (Selasa, 12/1) malam.. 
Katanya, ada pembagian tugas jadi saya akan diganti supaya lebih fokus ke 
komisi. Tapi SK-nya sampai sekarang belum turun, ujar Anna.

Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), Mustafa 
Kamal mengatakan, pihaknya belum berencana mengganti anggota di Pansus Hak 
Angket Century. Berdasarkan evaluasi intenal terhadap empat anggota di Pansus, 
mereka telah menjalankan

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kasus mutilasi

2010-01-16 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Wal Suparmo,
 
Pengalaman saya mengantar istri cangkok ginjal di China, dimana ginjal diambil 
dari para Terpidana Mati yang dieksekusi mati, ada beberapa syarat teknis agar 
organ tubuh tersebut bisa digunakan untuk orang lain, antara lain:
1. Satu minggu sebelum eksekusi mati, calon donor harus mau setiap hari 
disuntik pengencer darah.
2. Organ tubuh yang akan digunakan untuk pasien lain, cukup dimasukkan kedalam 
es box dan paling lama 4 jam kemudian harus sudah dicangkokkan ke tubuh pasien 
yang memerlukannya.
3. Syarat organ tubuh bisa dicangkokkan ke tubuh pasien, kalau ginjal, dari 17 
jaringan, ada 4 jaringan utama yang harus sama.
Para dokter di China mensyaratkan minimal harus 3 jaringan utama yang harus 
sama agar usia organ tubuh yang dicangkokkan bisa berusia sampai belasan tahun.
Katanya sih, bila jaringan utama yang sama kurang dari 3, maka usia organ tubuh 
yang dicangkokkan hanya berumur beberapa tahun saja.
 
Persyaratan administrasinya:
Sebelum tahun 2007, cukup persetujuan tertulis dari si calon Terpidana 
Mati yang akan dieksekusi mati. Berdasarkan persetujuan tertulis tersebut, maka 
si Terpidana Mati harus bersedia untuk di suntik pengencer darah setiap hari 
selama 7 hari berturut - turut.
Para calon terhukum mati ini bersedia untuk menyetujui organ tubuhnya di 
donorkan karena di China ada kepercayaan adanya reinkarnasi.
Mereka percaya bila selama hidup di Dunia dia jahat, maka saat di lahirkan 
kembali dia bisa dilahirkan kembali sebagai orang yang sangat susah hidupnya 
atau bahkan dilahirkan sebagai binatang.
Kesediaannya mendonorkan organ tubuhnya agar dosanya diampuni oleh Yang Maha 
Kuasa, sehingga saat dilahirkan kembali sebagai Manusia yang Ideal.
 
Sejak th. 2007, ijin untuk mendonorkan organ tubuh si Terpidana Mati,selain 
dari yang bersangkutan juga harus ada ijin dari keluarganya.
Nah, ijin dari keluarganya ini yang sulit untuk didapat, bisa karena 
keluarganya sudah memutuskan tali silaturahim dengan si Terpidana Mati sehingga 
mereka sudah tidak mau tahu lagi, tapi bisa juga karena mereka tidak mau kasih 
ijin dengan berbagai alasan.
 
Karena saat ini sulit untuk mendapatkan donor ginjal dari Terpidana Mati, 
makanya saat ini proses cangkok ginjal di China menggunakan donor hidup yaitu 
mencari pihak yang bersedia untuk mendonorkan 1 buah ginjalnya.
 
Jadi masuk akal bila adanya pembunuhan atau pembantaian sebetulnya bertujuan 
untuk diambil organ tubuhnya, karena persyaratannya tidak terlalu rumit, 
sedangkan uang yang bisa diraih lumayan besar.


Salam,
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 14/1/10, Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com menulis:


Dari: Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kasus mutilasi
Kepada: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 14 Januari, 2010, 6:19 AM




Salam,
Orang yang panggilannya Babe sudah ditangkap dan mengaku telah membunuh 6 orang 
anak dengan motif seksual. Tetapi beberapa LSM mengira bahwa mungkin saja  
terkait dengan perdaganan organ tubuh manusia.Hal seperti ini mungkin saja 
terrjadi tetapi saya sebagai orang awam, bisa mengatakan bahwa jika hal itu 
terjadi maka:
1) Pengambilan organ tubuh manusia harus dilakukan orang yang ahli.
2) Harus dalam keadaan steril
3) Penyimpanan organ tubuh hidup yang sangat terbatas, harus mempergunakan alat 
khusus untuk keperluan tsb.

Wsaalam,
Wal Suparmo


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tersinggung di Gedung DPR

2010-01-16 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Komentar Ramadhan Pohan, Anggota DPR dari Partai Demokrat di Metro TV sesaat 
setelah kejadian tersebut menyatakan bahwa pernyataan Ruhut Sitompul tidak 
mewakili Partai Demokrat, apalagi mewakili SBY, karena dalam Hukum Ketata 
Negaraan kita, seorang Presiden berhak memerintahkan Kepolisian untuk bertindak 
bila memang terindikasi ada dugaan tindak pidana.
Bila tidak dilakukan, justru malah salah.
Jadi semua itu hanya pernyataan Ruhut Sitompul Pribadi.
Soal mengapa Ruhut Sitompul membuat pernyataan ngawur seperti itu, sebaiknya 
ditanyakan langsung kepada yang bersangkutan saja.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 14/1/10, Sam Ardi fakirben...@gmail.com menulis:


Dari: Sam Ardi fakirben...@gmail.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tersinggung di Gedung DPR
Kepada: blogger-ngalam blogger-nga...@googlegroups.com, 
apwkomi...@yahoogroups.com, Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 14 Januari, 2010, 6:35 AM


*JAKARTA, KOMPAS.com* — Suasana rapat Pansus Angket Kasus Bank Century,
Kamis (14/1/2010), sempat memanas saat anggota Pansus asal Fraksi Partai
Demokrat, Ruhut Sitompul, mengajukan pertanyaan kepada saksi yang
dihadirkan, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Berulang kali Ruhut menyebut
Kalla dengan panggilan Daeng dengan intonasinya yang khas. Seusai
mengajukan pertanyaan, beberapa anggota Pansus melakukan interupsi. Salah
satunya anggota Pansus asal Fraksi PKS, Andi Rahmat.

Kali ini saya tersinggung dengan Anda, Saudara Ruhut. Saya orang Bugis dan
berulang kali Anda memanggil Pak JK dengan Daeng dalam pemeriksaan ini.
Tolong hindari penggunaan identitas budaya dalam ruangan Pansus ini, kata
Andi dengan raut wajah keras.

Hal yang sama juga diungkapkan anggota Pansus lainnya, Akbar Faishal.
Tolonglah, jangan kita menggunakan kata-kata yang menyinggung di ruang
Pansus ini. Apalagi terkait budaya, ini bisa memecah kita sebagai bangsa,
katanya.

Mendapat interupsi dan kritikan, Ruhut pun menyatakan bahwa ia hanya
menggunakan haknya untuk bertanya. Kita pakai etikalah. Saya hanya
bertanya. Kalau ada yang menyinggung, saya mohon maaf Pak Jusuf Kalla, ujar
Ruhut.

Saat mengajukan pertanyaan dan pernyataannya, sempat terjadi saling jawab
antara Ruhut dan Kalla. Ruhut mangatakan, perintah Kalla kepada Polri untuk
menangkap bos Bank Century, Robert Tantular, merupakan intervensi terhadap
penegak hukum.

Tahukan Anda, Daeng yang terhormat, bahwa apa yang Anda lakukan adalah
intervensi terhadap lembaga penegak hukum. Apa Anda sadar, sebagai simbol
negara itu bisa merusak tatanan hukum, kata Ruhut dengan berapi-api.

Kalla langsung menimpali, Intervensi itu kata Anda. Saya hanya
memerintahkan, ujar mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.
http://nasional.kompas.com/read/2010/01/14/11592971/JK.Dipanggil.Daeng..Andi.Rahmat.Tersinggung

--
Best Regards,
Blog: http://mygoder.wordpress.com
Twitter: http://twitter.com/fakirbenwit
*cinta ditolak, firewall digasak!!!*


[Non-text portions of this message have been removed]


  1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   >