Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik Awang Satyana
Geologi yang memang akan menentukan suatu play itu masih harus terus dikerjakan 
atau segera ditinggalkan saja. Tetapi, dalam hal risiko, statistik sudah 
bermain, dan manajemen banyak membuat keputusan berdasarkan statistik. Hubungan 
antara berapa banyak pantasnya sumur dibor untuk pembuktian play ditentukan 
oleh POS-nya sendiri. Bila POS-nya 20 %, artinya dari 10 sumur dibor 2 akan 
berhasil, atau dari 5  sumur dibor 1 berhasil, maka jumlah maksimum sumur 
eksplorasi untuk membuktikannya adalah 5 sumur. Jadi, makin tinggi POS play, 
makin sedikit sumur eksplorasi dibutuhkan, sebaliknya makin rendah POS makin 
banyak sumur eksplorasi diperlukan untuk membuktikannya. Tentu dasar POS ini 
tak bisa berdiri sendiri, ia harus dipertimbangkan dari besarmya sumberdaya. 
Struktur yg dihitung punya sumberdaya 500 mmbo recoverable tetapi POS 10 %, 
maka jangn meninggalkannya sebelum mengebor maksimum 10 sumur. Namun ini 
perhitungan sederhana saja sebab penentuan POS dan
 volumetrik pun jelas bisa meleset. Akhirnya, belajarlah dari sumur2 kering, 
agar selanjutnya bisa lebih baik. Kegagalan dalam eksplorasi akan tetap 
bermnfaat, khususnya di wilayah frontier.

Salam,
Awang

Pada Rab, 28 Apr 2010 11:56 ICT Rovicky Dwi Putrohari menulis:

2010/4/27 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Semangat ! Banyak lapangan besar dan raksasa di Indonesia ditemukan bukan
 dengan satu dua sumur eksplorasi, tetapi baru ditemukan oleh lebih dari lima
 sumur eksplorasi.


Yaps stuju bangget !!!

Jumlah sumur yg diperlukan mengetest
Playhttp://rovicky.wordpress.com/2006/07/04/jumlah-sumur-yg-diperlukan-mengetest-play/
Posted on 4 Juli 2006 by Rovicky |
http://rovicky.wordpress.com/wp-admin/post.php?post=69action=edit
 Rate This

[image: Quantcast]


[image: Dont Missed
!]http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/dont-missed.jpgTentunya
kita tidak dapat selamanya mengejar sebuah kemungkinan adanya jebakan dalam
sebuah rangkaian jebakan *(play fairway)*. Ada kalanya kita harus
meninggalkan.
* As an explorationist we have to know when to pursue the prospects, and
when to quit.*

Nah tentunya ada perhitungannya.
Berapa jumlah sumur yg diperlukan untuk meyakinkan bahwa kita sudah
mengetest sebuah “Play fairway” ? Boleh jadi konseptual Play fairway itu
benar (sukses dan *discovery*) ataupun gagal (*failed and dry*).
Tentunya tergantung dari “geological risk” dari play itu sendiri. Nah kalau
saja risknya POS (Possiblity of Success) suatu Play adalah 20%, maka berapa
jumlah sumur yg diperlukan utk meningkatkan keyakinan hingga “*Pretty Sure*”
(70%) atau “*Very Sure*” (95%) ?

Ada yg tahu ?
 http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/number-of-wells.jpg

Jumlah sumur yang diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya minyak dalam satu
play concept

*answer ?*
Pendekatan statistik dapat dilakukan untuk menghitung jumlah sumur yg
diperlukan utk “meyakinkan”. Tergantung berapa nilai yakin yang kita
inginkan. Saya memberi contoh seandainya kita sebut “*pretty sure*” sebagai
70% yakin dan “*very sure*” adalah 90% yakin.
* POS* adalah *Probability of success* = 1-Risk

Pendekatan statistik ini akan menunjukkan jumlah sumur lebih banyak yg
diperlukan untuk memberikan keyakinan “*failed*” sebelum angkat kaki dari
daerah tersebut.

Mengapa ?
Pendekatan statistik ini tentunya akan jauh berbeda dengan pendekatan
deterministik. Misalnya kita langsung drill *source rock*nya, dan seandainya
dijumpai *source rock* yg tidak matang atau tidak ada sama sekali maka akan
dikatakan “*very sure*” hanya dengan satu sumur saja. Atau kalau tidak ada
reservoir sama sekali kita bisa langsung mengubah nilai *propability of
success (POS*). Dimana probabilitas selanjutnya akan menjadikan patokan
sumur berikutnya. Itulah sebabnya semua kegiatan eksplorasi migas tidak
melulu dilakukan berdasarkan atas pertimbangan probabilitas yang akan
mengesankan judi. Dan pada kenyataannya di Indonesia ini secara statistik
memiliki nilai kesuksesan eksplorasi diatas 10%, seperti yg ditulis
sebelumnya disini.

Dan disinilah peran geologist atau explorationist mengurangi jumlah sumur yg
diperlukan seorang gambler. Geologist (explorationist) mengurangi jumlah
sumur yg diperlukan sesuai dengan kaidah ilmiah akademis.

hef e nais dey

*Note : Saya mendapatkan ilmu ini ketika belajar atau “ngenger” di Shell
Brunei.*

 DIarsipkan di bawah: Energi http://id.wordpress.com/tag/energi/,
Explorations http://id.wordpress.com/tag/explorations/
 rdp

-- 
You can do hard way or you can do smart way ... both ways need you to do it
any way ... not just discuss it in the hall way.





PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 

Re: Bls: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik noor syarifuddin
Pak Awang,
Saya perkirakan sumur laut dalam ini biayanya di atas 50 juta dollar ya 
artinya untuk punya nafas panjang sampai 5 sumur eksplorasi itu harus punya 
modal yang kuat bener...:-)


salam,



From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id
Sent: Wed, April 28, 2010 12:26:17 AM
Subject: Bls: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

Kuntadi,
 
Dua sumur yang dibor EMOI terakhir (Sultan-1 dan Kris-1) berlokasi di WK 
Mandar, termasuk ke dalam South Makassar Basin bagian utara timurlaut. Sumur 
pertama EMOI di Selat Makassar adalah Rangkong-1 di WK Surumana, North Makassar 
Basin. Ketiga sumur PA, EMOI belum beruntung meskipun segala pendekatan ilmiah 
telah dilakukan. Selalu ada sisi-sisi yang tak bisa didekati atau diantisipasi.
 
Selat Makassar sangat menarik secara geologi, tetapi tantangan eksplorasi dan 
operasi di wilayah ini besar. Paling tidak, record sumur eksplorasi dengan laut 
terdalam dan termahal di Indonesia saat ini dipegang oleh Rangkong-1 (kedalaman 
laut sekitar 2300 meter). 
 
Dalam dua tahun ke depan akan ada 12 sumur eksplorasi dibor di sepanjang Selat 
Makassar offshore West dan South Sulawesi. Kegagalan yang ada tidak mematikan 
petroleum system di wilayah ini sebab kegagalan2 tersebut lebih bersifat lokal, 
bukan regional. Jadi, mestinya para operator lainnya yang siap mengebor sumur2 
komitmennya mestinya tetap semangat. Semangat ! Banyak lapangan besar dan 
raksasa di Indonesia ditemukan bukan dengan satu dua sumur eksplorasi, tetapi 
baru ditemukan oleh lebih dari lima sumur eksplorasi.
 
Paleogene build up reefs on horst block dan synrift sequence within graben 
(keduanya bukti bahwa Makassar Strait ex rifting di 
area Kalimantan-Sulawesi), serta fold-thrust belt Neogene di sisi barat 
Sulawesi adalah plays yang menantang di wilayah ini. 
 
Selamat mengeksplorasi wilayah frontier deepwater nan menarik ini. Saya pribadi 
di BPMIGAS akan mendukung usaha2 eksplorasi semacam ini.
 
salam,
Awang
 

--- Pada Sel, 27/4/10, Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com 
menulis:


Dari: Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com
Judul: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Selasa, 27 April, 2010, 8:59 AM


Temans,

Saya dengar Kris-1 nya EMOI di North Makasar PA lagi seperti 2 well
mereka terdahulu ya?
Apakah play nya sama dengan yang terdahulu di North Makassar basin?

Semoga teman2 kumpenis yg masih menunggu giliran ngebor tetap semangat
nih di North Makassar basin.
Saya masih penasaran dengan South Makassar nya nih, kapan ya ada yang
ngebor dlm waktu dekat?


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


  

Re: Bls: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik nyoto - ke-el
Betul sekali pak Noor, drilling di deep water (=/- 2000 m water depth) biaya
rig bisa mencapai USD 1 - 1.3 juta/day, kalau drilling sekitar 1 bulan atau
lebih, bisa mencapai sekitar USD 50juta/well.



wass,
nyoto





2010/4/28 noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com

 Pak Awang,
 Saya perkirakan sumur laut dalam ini biayanya di atas 50 juta dollar ya
 artinya untuk punya nafas panjang sampai 5 sumur eksplorasi itu harus punya
 modal yang kuat bener...:-)


 salam,


 
 From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id
 Sent: Wed, April 28, 2010 12:26:17 AM
 Subject: Bls: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

 Kuntadi,

 Dua sumur yang dibor EMOI terakhir (Sultan-1 dan Kris-1) berlokasi di WK
 Mandar, termasuk ke dalam South Makassar Basin bagian utara timurlaut. Sumur
 pertama EMOI di Selat Makassar adalah Rangkong-1 di WK Surumana, North
 Makassar Basin. Ketiga sumur PA, EMOI belum beruntung meskipun segala
 pendekatan ilmiah telah dilakukan. Selalu ada sisi-sisi yang tak bisa
 didekati atau diantisipasi.

 Selat Makassar sangat menarik secara geologi, tetapi tantangan eksplorasi
 dan operasi di wilayah ini besar. Paling tidak, record sumur eksplorasi
 dengan laut terdalam dan termahal di Indonesia saat ini dipegang oleh
 Rangkong-1 (kedalaman laut sekitar 2300 meter).

 Dalam dua tahun ke depan akan ada 12 sumur eksplorasi dibor di sepanjang
 Selat Makassar offshore West dan South Sulawesi. Kegagalan yang ada tidak
 mematikan petroleum system di wilayah ini sebab kegagalan2 tersebut lebih
 bersifat lokal, bukan regional. Jadi, mestinya para operator lainnya yang
 siap mengebor sumur2 komitmennya mestinya tetap semangat. Semangat ! Banyak
 lapangan besar dan raksasa di Indonesia ditemukan bukan dengan satu dua
 sumur eksplorasi, tetapi baru ditemukan oleh lebih dari lima sumur
 eksplorasi.

 Paleogene build up reefs on horst block dan synrift sequence within graben
 (keduanya bukti bahwa Makassar Strait ex rifting di
 area Kalimantan-Sulawesi), serta fold-thrust belt Neogene di sisi barat
 Sulawesi adalah plays yang menantang di wilayah ini.

 Selamat mengeksplorasi wilayah frontier deepwater nan menarik ini. Saya
 pribadi di BPMIGAS akan mendukung usaha2 eksplorasi semacam ini.

 salam,
 Awang


 --- Pada Sel, 27/4/10, Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com
 menulis:


 Dari: Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com
 Judul: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Selasa, 27 April, 2010, 8:59 AM


 Temans,

 Saya dengar Kris-1 nya EMOI di North Makasar PA lagi seperti 2 well
 mereka terdahulu ya?
 Apakah play nya sama dengan yang terdahulu di North Makassar basin?

 Semoga teman2 kumpenis yg masih menunggu giliran ngebor tetap semangat
 nih di North Makassar basin.
 Saya masih penasaran dengan South Makassar nya nih, kapan ya ada yang
 ngebor dlm waktu dekat?


 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
 2010

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
 IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
 information posted on IAGI mailing list.
 -





RE: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik Kuntadi, Nugrahanto
Memang menarik memainkan otak atik gatuk angka statistik POS ini.

Oleh karena uncertainty (=bukan risk) nya yang masih menganga lebar
dalam banyak kasus, maka sudah menjadi sedikit keumuman pada beberapa
kumpenis utk kemudian joint venture melalui mekanisme farm-in/out dan
memprogramkan seismic 3D yg mencakup daerah eksplorasi wild cat agar
definisi POS dapat lebih disederhanakan untuk menjelaskan variance
daripada uncertainty di setiap resiko bawah permukaan itu bisa
dimitigasi.
Dari program seismic 3D pada sumur taruhan pertama ini banyak kumpenis
berharap dapat menaikkan angka psikologis POS ketimbang harus masih
bermain dengan otak-atik gatuk ngebor 10 dapat 3, kan lebih baik ngebor
2 dapat 1 misalnya.

Apalagi kalau kasus laut dalam spt yang Cak Noor bilang tadi, kalau
masih bermain statistik klasik alias menggunakan POS rendah utk terus
ngebor sumur taruhan, wah bisa bisa basins yang remote dan sulit menjadi
tak tersentuh, dan basin-basin yang relatif sudah mature pun tidak
berhenti utk membor sumur taruhan; baik itu tail atau step out, namun
hasilnya tidak maksimal.

Bagaimana mendorong agar seluruh prospek sumur taruhan pertama memiliki
POS tinggi ? Another challenge...!

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, April 28, 2010 2:39 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: fo...@hagi.or.id
Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North
Makassar

Geologi yang memang akan menentukan suatu play itu masih harus terus
dikerjakan atau segera ditinggalkan saja. Tetapi, dalam hal risiko,
statistik sudah bermain, dan manajemen banyak membuat keputusan
berdasarkan statistik. Hubungan antara berapa banyak pantasnya sumur
dibor untuk pembuktian play ditentukan oleh POS-nya sendiri. Bila
POS-nya 20 %, artinya dari 10 sumur dibor 2 akan berhasil, atau dari 5
sumur dibor 1 berhasil, maka jumlah maksimum sumur eksplorasi untuk
membuktikannya adalah 5 sumur. Jadi, makin tinggi POS play, makin
sedikit sumur eksplorasi dibutuhkan, sebaliknya makin rendah POS makin
banyak sumur eksplorasi diperlukan untuk membuktikannya. Tentu dasar POS
ini tak bisa berdiri sendiri, ia harus dipertimbangkan dari besarmya
sumberdaya. Struktur yg dihitung punya sumberdaya 500 mmbo recoverable
tetapi POS 10 %, maka jangn meninggalkannya sebelum mengebor maksimum 10
sumur. Namun ini perhitungan sederhana saja sebab penentuan POS dan
volumetrik pun jelas bisa meleset. Akhirnya, belajarlah dari sumur2
kering, agar selanjutnya bisa lebih baik. Kegagalan dalam eksplorasi
akan tetap bermnfaat, khususnya di wilayah frontier.

Salam,
Awang

Pada Rab, 28 Apr 2010 11:56 ICT Rovicky Dwi Putrohari menulis:

2010/4/27 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Semangat ! Banyak lapangan besar dan raksasa di Indonesia ditemukan 
 bukan dengan satu dua sumur eksplorasi, tetapi baru ditemukan oleh 
 lebih dari lima sumur eksplorasi.


Yaps stuju bangget !!!

Jumlah sumur yg diperlukan mengetest
Playhttp://rovicky.wordpress.com/2006/07/04/jumlah-sumur-yg-diperlukan
-mengetest-play/
Posted on 4 Juli 2006 by Rovicky |
http://rovicky.wordpress.com/wp-admin/post.php?post=69action=edit
 Rate This

[image: Quantcast]


[image: Dont Missed
!]http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/dont-missed.jpgTentunya
kita tidak dapat selamanya mengejar sebuah kemungkinan adanya jebakan 
dalam sebuah rangkaian jebakan *(play fairway)*. Ada kalanya kita harus

meninggalkan.
* As an explorationist we have to know when to pursue the prospects, 
and when to quit.*

Nah tentunya ada perhitungannya.
Berapa jumlah sumur yg diperlukan untuk meyakinkan bahwa kita sudah 
mengetest sebuah Play fairway ? Boleh jadi konseptual Play fairway 
itu benar (sukses dan *discovery*) ataupun gagal (*failed and dry*).
Tentunya tergantung dari geological risk dari play itu sendiri. Nah 
kalau saja risknya POS (Possiblity of Success) suatu Play adalah 20%, 
maka berapa jumlah sumur yg diperlukan utk meningkatkan keyakinan
hingga *Pretty Sure*
(70%) atau *Very Sure* (95%) ?

Ada yg tahu ?
 http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/number-of-wells.jpg

Jumlah sumur yang diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya minyak dalam

satu play concept

*answer ?*
Pendekatan statistik dapat dilakukan untuk menghitung jumlah sumur yg 
diperlukan utk meyakinkan. Tergantung berapa nilai yakin yang kita 
inginkan. Saya memberi contoh seandainya kita sebut *pretty sure* 
sebagai 70% yakin dan *very sure* adalah 90% yakin.
* POS* adalah *Probability of success* = 1-Risk

Pendekatan statistik ini akan menunjukkan jumlah sumur lebih banyak yg 
diperlukan untuk memberikan keyakinan *failed* sebelum angkat kaki 
dari daerah tersebut.

Mengapa ?
Pendekatan statistik ini tentunya akan jauh berbeda dengan pendekatan 
deterministik. Misalnya kita langsung drill *source rock*nya, dan 
seandainya dijumpai *source rock* yg tidak matang atau tidak ada sama 
sekali maka akan dikatakan *very sure* hanya dengan satu sumur saja. 
Atau kalau tidak ada reservoir sama 

Re: FW: [iagi-net-l] dibutuhkan segera production geologist

2010-04-28 Terurut Topik yanto R.Sumantri



O ki 

Bener  memenag untuk naikin produksi perlu tim
buru sergap.
Aku baik baik saja , tambah tua cu2 sudah tiga dan
menjelang empat,
Tapi semangat sih masih ok deh.

Si
Abah


 Ini namanya tim buru sergap.
 Apa
khabar Abah Yanto, lamo tida basuo.
 Oki
 
 ---
On Tue, 27/4/10, Iwan B pak.i...@gmail.com wrote:
 

From: Iwan B pak.i...@gmail.com
 Subject: Re:
FW: [iagi-net-l] dibutuhkan segera production geologist
 To:
iagi-net@iagi.or.id
 Received: Tuesday, 27 April, 2010, 7:02
PM
 
 all in one...
 
 2010/4/27 Sigit
si...@epintl.com:

 Wah..Production
Geologist bisa interpretasi 3D seismic? Bisa minta gaji

besar ya Pak yanto...(Apalagi bisa ngerjain Geomodeling sekalian)

 Seingat saya dulu, seorang Production Geologist,
gak pernah ngerjain
 seismic.


Canggih tenan...

 Peace

 RS



-Original Message-

From: yanto R.Sumantri
[mailto:yrs...@rad.net.id]
 Sent: Tue 4/27/2010 4:00 PM
 To: iagi-net
 Subject: [iagi-net-l] dibutuhkan
segera production geologist



 Mohon maaf lewat Jaur Umum .

 Satu
perusahaan minyak TAC yang
 beroperasi di Sumatera Selatan
membutuhkan dengan segera seorang
 Production Geologist..

 Diharapkan memenuhi syarat
 sbb:

 1. Telah berpengalaman dialam menangani lapangan
produksi
 minimal
 
sepuluh tahun.
 2. Menguasai
 prinsip prinsip
produksi minyak dari batuan reservoir klastik,
 3.
 Dapat mengerjakan sendiri pekerjaan interpetasi 3- D .
 4. Mengerti
 prinsip teknik produksi.
 5. Usia tidak lebih dari 60 tahun.


Bagi yang berminat mohon mengajukan CV nya ke alamat japri saya.


 Yanto R.Sumantri.

 --

___
 Nganyerikeun
hate
 batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma
hirupna pada
 ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu
lakonan.

 --
 This message has
been scanned for viruses and
 dangerous content by
MailScanner, and is
 believed to be clean.




 --
 This
message has been scanned for viruses and
 dangerous content
by MailScanner, and is
 believed to be clean.


 


 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5
departemen, banyak biro...


 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah PIT ke-39 IAGI,
Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
 2010

-
 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123
0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

-
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
 shall IAGI or its members be liable for
any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data
or profits, arising out of or in connection with
 the use of any
information posted on IAGI mailing list.

-
 
 
 
 
 


--

___
Nganyerikeun
hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.


Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik M-Adam . CEPI
Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak 
melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak Awang 
dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang dibor minimal akan ada satu 
sumur sukses. Karena setiap sumur pasti mempunyai nilai PoS sendiri yang 
dibangun dari data, asumsi, knowledge dan resiko yang kita identifikasi. 

Saya lebih mengartikan PoS 20 % adalah probabilitas sumur tersebut 
menemukan reservoir dengan parameter yang kita prediksi dan 20 % 
kemungkinan membuktikan cadangan dalam range paling tidak mode kalau sumur 
itu sukses. Sementara rasio keberhasilan sumur itu sendiri bagi saya 
tetaplah biner (dry or discovery).

Pengartian seperti diatas sedikit tidak relevan bila kita akan membor 
sumur dengan nilai PoS 70 % di lapangan Sisi-Nubi misalnya yang sudah ada 
banyak sumur. Kita tidak bisa bilang bahwa dari 10 sumur yang akan dibor 7 
akan sukses. Secara intuitive saja kita bisa menduga bahwa sumur tersebut 
akan menemukan cadangan (discovery) dan secara statistik sumur yang sudah 
dibor di field tersebut rasio kesuksesan adalah 100 %. 

Mungkin definisi PoS saya tidak seperti yang dimaksud Pak Awang. Kalau 
penegrtian PoS seperti apa yang saya maksudkan, saya tidak yakin bisa 
meyakinkan Pak Noor untuk membor sumur yang kelima (PoS 20%) di deepwater 
Makassar (dengan cost 50 juta) misalnya dimana empat sumur sebelumnya dry. 
Lagipula tidak terlalu sehat untuk karir eksplorasi kita  : - )

Salam

cp




Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com 
28/04/2010 08:39
Please respond to
iagi-net@iagi.or.id


To
iagi-net@iagi.or.id
cc
fo...@hagi.or.id
Subject
Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar






Geologi yang memang akan menentukan suatu play itu masih harus terus 
dikerjakan atau segera ditinggalkan saja. Tetapi, dalam hal risiko, 
statistik sudah bermain, dan manajemen banyak membuat keputusan 
berdasarkan statistik. Hubungan antara berapa banyak pantasnya sumur dibor 
untuk pembuktian play ditentukan oleh POS-nya sendiri. Bila POS-nya 20 %, 
artinya dari 10 sumur dibor 2 akan berhasil, atau dari 5  sumur dibor 1 
berhasil, maka jumlah maksimum sumur eksplorasi untuk membuktikannya 
adalah 5 sumur. Jadi, makin tinggi POS play, makin sedikit sumur 
eksplorasi dibutuhkan, sebaliknya makin rendah POS makin banyak sumur 
eksplorasi diperlukan untuk membuktikannya. Tentu dasar POS ini tak bisa 
berdiri sendiri, ia harus dipertimbangkan dari besarmya sumberdaya. 
Struktur yg dihitung punya sumberdaya 500 mmbo recoverable tetapi POS 10 
%, maka jangn meninggalkannya sebelum mengebor maksimum 10 sumur. Namun 
ini perhitungan sederhana saja sebab penentuan POS dan
 volumetrik pun jelas bisa meleset. Akhirnya, belajarlah dari sumur2 
kering, agar selanjutnya bisa lebih baik. Kegagalan dalam eksplorasi akan 
tetap bermnfaat, khususnya di wilayah frontier.

Salam,
Awang

Pada Rab, 28 Apr 2010 11:56 ICT Rovicky Dwi Putrohari menulis:

2010/4/27 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Semangat ! Banyak lapangan besar dan raksasa di Indonesia ditemukan 
bukan
 dengan satu dua sumur eksplorasi, tetapi baru ditemukan oleh lebih dari 
lima
 sumur eksplorasi.


Yaps stuju bangget !!!

Jumlah sumur yg diperlukan mengetest
Play
http://rovicky.wordpress.com/2006/07/04/jumlah-sumur-yg-diperlukan-mengetest-play/

Posted on 4 Juli 2006 by Rovicky |
http://rovicky.wordpress.com/wp-admin/post.php?post=69action=edit
 Rate This

[image: Quantcast]


[image: Dont Missed
!]http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/dont-missed.jpgTentunya
kita tidak dapat selamanya mengejar sebuah kemungkinan adanya jebakan 
dalam
sebuah rangkaian jebakan *(play fairway)*. Ada kalanya kita harus
meninggalkan.
* As an explorationist we have to know when to pursue the prospects, and
when to quit.*

Nah tentunya ada perhitungannya.
Berapa jumlah sumur yg diperlukan untuk meyakinkan bahwa kita sudah
mengetest sebuah “Play fairway” ? Boleh jadi konseptual Play fairway itu
benar (sukses dan *discovery*) ataupun gagal (*failed and dry*).
Tentunya tergantung dari “geological risk” dari play itu sendiri. Nah 
kalau
saja risknya POS (Possiblity of Success) suatu Play adalah 20%, maka 
berapa
jumlah sumur yg diperlukan utk meningkatkan keyakinan hingga “*Pretty 
Sure*”
(70%) atau “*Very Sure*” (95%) ?

Ada yg tahu ?
 http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/number-of-wells.jpg

Jumlah sumur yang diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya minyak dalam 
satu
play concept

*answer ?*
Pendekatan statistik dapat dilakukan untuk menghitung jumlah sumur yg
diperlukan utk “meyakinkan”. Tergantung berapa nilai yakin yang kita
inginkan. Saya memberi contoh seandainya kita sebut “*pretty sure*” 
sebagai
70% yakin dan “*very sure*” adalah 90% yakin.
* POS* adalah *Probability of success* = 1-Risk

Pendekatan statistik ini akan menunjukkan jumlah sumur lebih banyak yg
diperlukan untuk memberikan keyakinan “*failed*” sebelum angkat kaki dari
daerah tersebut.

Mengapa ?
Pendekatan 

RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik M-Adam . CEPI
Pak Doddy,

Memang definisi PoS berbeda-beda, ditempat saya PoS geologi lebih sering 
(walaupun tidak selalu) dikaitkan dengan kemungkinan untuk menemukan 
cadangan paling tidak mode. Karena  nilai mode adalah nilai best guess 
dari data dan proses evaluasi prospek yang kita lakukan. Jadi penilaian 
subyektivitas parameter kita adalah terhadap nilai best guess tersebut. 

Agak aneh memang, walaupun dalam eksplorasi teman-teman produksi dan 
ekonomi kadang-kadang terlibat. Karena filosofinya setiap sumur eksplorasi 
,kalau sukses, akan diikuti oleh proses berikutnya (ke-ekonomian, strategi 
development dst). Jadi objective kita bukan menemukan minyak/gas tapi 
menemukan cadangan yang cukup untuk diproduksi dalam time frame ekonomi 
Saya setuju kadang-kadang dengan filosofi seperti itu kita agak sulit 
bergerak.

salam

cp




Doddy Suryanto dod...@pttep.com 
28/04/2010 12:29
Please respond to
iagi-net@iagi.or.id


To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar






Pak Cepi,

Kalo membaca uraian email dari bapak dibawah sepertinya artian POS
adalah mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode.

POS disini apakah POS geologi atau komersial atau ekonomik?

Sependek pengetahuan saya soal POS geologi, setiap kumpeni sepertinya
mempunyai pengertian yang berbeda soal ini.

Ada yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan
cadangan yang terkecil (P99?).

Ada juga yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk
mendapatkan 1 barel minyak.

Ada juga yang menganggap setetes minyak.

Untuk ekonomik suatu sumur atau bahkan proyek, POS geologi ini hanyalah
angka awal untuk mendapatkan POS yang lebih berarti seperti POS
komersial atau ekonomik.

Tapi menurut hemat saya definisi POS geologi sebagai kemungkinan untuk
mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode adalah terlalu
OPTIMISTIS..

Jadi POS yang manakah yang kita diskusikan ini?

 

Salam,

-doddy-

 

-Original Message-
From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] 
Sent: Wednesday, 28 April, 2010 6:05 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: fo...@hagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on
North Makassar

 

Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak 

melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak
Awang 

dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang dibor minimal akan ada satu 

sumur sukses. Karena setiap sumur pasti mempunyai nilai PoS sendiri yang


dibangun dari data, asumsi, knowledge dan resiko yang kita identifikasi.


 

Saya lebih mengartikan PoS 20 % adalah probabilitas sumur tersebut 

menemukan reservoir dengan parameter yang kita prediksi dan 20 % 

kemungkinan membuktikan cadangan dalam range paling tidak mode kalau
sumur 

itu sukses. Sementara rasio keberhasilan sumur itu sendiri bagi saya 

tetaplah biner (dry or discovery).

 

Pengartian seperti diatas sedikit tidak relevan bila kita akan membor 

sumur dengan nilai PoS 70 % di lapangan Sisi-Nubi misalnya yang sudah
ada 

banyak sumur. Kita tidak bisa bilang bahwa dari 10 sumur yang akan dibor
7 

akan sukses. Secara intuitive saja kita bisa menduga bahwa sumur
tersebut 

akan menemukan cadangan (discovery) dan secara statistik sumur yang
sudah 

dibor di field tersebut rasio kesuksesan adalah 100 %. 

 

Mungkin definisi PoS saya tidak seperti yang dimaksud Pak Awang. Kalau 

penegrtian PoS seperti apa yang saya maksudkan, saya tidak yakin bisa 

meyakinkan Pak Noor untuk membor sumur yang kelima (PoS 20%) di
deepwater 

Makassar (dengan cost 50 juta) misalnya dimana empat sumur sebelumnya
dry. 

Lagipula tidak terlalu sehat untuk karir eksplorasi kita  : - )

 

Salam

 

cp

 

 

 

 

Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com 

28/04/2010 08:39

Please respond to

iagi-net@iagi.or.id

 

 

To

iagi-net@iagi.or.id

cc

fo...@hagi.or.id

Subject

Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

 

 

 

 

 

 

Geologi yang memang akan menentukan suatu play itu masih harus terus 

dikerjakan atau segera ditinggalkan saja. Tetapi, dalam hal risiko, 

statistik sudah bermain, dan manajemen banyak membuat keputusan 

berdasarkan statistik. Hubungan antara berapa banyak pantasnya sumur
dibor 

untuk pembuktian play ditentukan oleh POS-nya sendiri. Bila POS-nya 20
%, 

artinya dari 10 sumur dibor 2 akan berhasil, atau dari 5  sumur dibor 1 

berhasil, maka jumlah maksimum sumur eksplorasi untuk membuktikannya 

adalah 5 sumur. Jadi, makin tinggi POS play, makin sedikit sumur 

eksplorasi dibutuhkan, sebaliknya makin rendah POS makin banyak sumur 

eksplorasi diperlukan untuk membuktikannya. Tentu dasar POS ini tak bisa


berdiri sendiri, ia harus dipertimbangkan dari besarmya sumberdaya. 

Struktur yg dihitung punya sumberdaya 500 mmbo recoverable tetapi POS 10


%, maka jangn meninggalkannya sebelum mengebor maksimum 10 sumur. Namun 

ini perhitungan sederhana 

[iagi-net-l] Paper baru dari banda Arc

2010-04-28 Terurut Topik Ade Kadarusman
Dear All,

Saya infokan paper lama saya yg publish saat ini yang sebenarnya sudah lama di 
submitt ke Gondwana Research tahun 2005-2006, tetapi tercecer dalam proses 
reviewing, maklum saat itu dalam proses pindah profesi dari akademisi ke 
pekerja tambang (dari lingkungan gedung penuh buku ke lingkungan hutan 
belantara penuh debu). 
saya sudah hampir menyerah utk men-trace keberadaan paper tersebut, tetapi 
akhirnya di submit kembali tahun lalu oleh guru saya, prof. Maruyama. Paper ini 
merupakan bagian dari Master thesis saya.

Kalau sudah dapat pdf-nya, nanti saya kirim kepada yg memerlukannya

Salam,
Ade Kadarusman

http://www.elsevier.com/wps/find/journaldescription.cws_home/706719/description#description
cari article in press atau cari di google

World's youngest blueschist belt from Leti Island in the non-volcanic Banda 
outer arc of Eastern Indonesia 
 
References and further reading may be available for this article. To view 
references and further reading you must purchase this article.
Ade Kadarusmana, b, Shigenori Maruyamab, Yoshiyuki Kanekoc, Tsutomu Otad, 
Akira Ishikawae, Jan Sopaheluwakana and Soichi Omorib
 
aResearch Center for Geotechnology, LIPI, Bandung 40135, Indonesia
bDepartment of Earth and Planetary Sciences, Tokyo Institute of Technology, 
Ookayama 2-12-2, Tokyo, 1528551, Japan
cMeisei University, Tokyo Japan
dThe Pheasant Memorial Laboratory, Institute for Study of the Earth's Interior, 
OkayamaUniversity, Misasa, Tottori, Japan
eInstitute For Research on Earth Evolution (IFREE),
 Japan Agency of Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC) 2-15, 
Natsushima-Cho, Yokosuka, Kanagawa 237-0061, Japan
 
Received 15 December 2009;  revised 6 February 2010;  accepted 10 February 
2010, Available online 19 February 2010. 
Abstract
The Timor–Tanimbar region constitutes part of the non-volcanic outer Banda Arc 
of Eastern Indonesia. Here, the world's youngest ‘A’-type high-pressure 
metamorphic belt crops out with different stages of evolution. Whereas an 
advanced domal uplift stage is seen in Timor island, the high-pressure (HP) 
metamorphic belt is still in the first stage of tectonic extrusion on the 
eastern small islands of Kisar, Leti, Moa, Sermata and Laibobar. The 
metamorphic rocks on Leti are among the best exposed in the islands. They are 
tectonically juxtaposed against overlying ultramafic rocks and underlying 
unmetamorphosed continental shelf sediments, bound by normal and reverse 
faults, respectively. The Leti metapelites display four progressive metamorphic 
zones: chlorite–biotite, garnet, chloritoid–staurolite and kyanite zones, with 
increasing grade. Zonation in Leti metabasite unit is comparable, and 
progressively changes from blueschist–greenschist
 transition (BS/GS), through epidote–amphibolite (EA), to amphibolite (AM) 
facies, with increasing grade. The highest-grade metapelites and metabasites 
occupy structurally intermediate levels. Overprinting mineral relationships in 
BS/GS transition schists indicate that decompression occurred from 5.5–7 kbar 
to  4 kbar within the temperature range 300–400 °C. P–T estimates of the EA 
and AM units are 6.3–7.6 kbar and 461–521 °C, and 9.7–10.3 kbar and 580–626 °C 
respectively.
The protoliths of Leti metamorphic rocks are originally Permo-Triassic. The 
younger sediments and igneous rocks at the margin of the northward advancing 
Australian continent entered the subduction zone immediately prior to the 
commencement of the Banda Arc–Australia collision in the Pliocene. Burial 
reached a maximum depth of 30–35 km at the main stage of peak P–T conditions, 
and was related to the main stage of the collisional event. Slab break-off at 
depth in the collision zone facilitated rapid uplift by wedge extrusion and 
active erosion during the exhumation stage. The tectonic juxtaposition of the 
schist units at mid-crustal levels and hydration may correspond to the final 
stage of Barrovian overprinting which continued through transportation from 
depth.
The Leti Island belongs to the eastern portion of the world's youngest 
blueshist belt which has not yet entered the second-stage mountain building, 
and is slightly younger than the western Timor which evolved to the extensive 
mountain-building stage by doming.
Keywords: Banda Arc; Leti; HP metamorphic rock; P–T estimation; Thermobaric 
structure; Tectonics



RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik Doddy Suryanto
Pak Cepi,

Best guess pun tiap kumpeni juga mempunyai cara pandang yang berbeda.

Ada yang memakai mode seperti tempat bapak bekerja, ada yang memakai
P50, dan ada juga yang memakai mean.

Menurut hemat saya, POS geologi lebih dikaitkan dengan risk yang dalam
hal ini POS=1-risk.

Sedangkan besaran cadangan lebih banyak dikaitkan dengan uncertainty. 

Sebagai contohnya adalah besarnya volumetrik dari suatu cadangan yang
salah satunya dipengaruhi oleh kolom hidrokarbon.

Kolom hidrokarbon ini adalah salah satu faktor uncertainty dalam
perhitungan cadangan (kecuali kalo menemukan kontak)dan bukan sebagai
risk.

Jadi saya lebih berfikir POS dikaitkan dengan kesuksesan semua petroleum
system bekerja untuk menangkap hidrokarbon tanpa harus dikaitkan dengan
berapa besar hidrokarbon yang terperangkap.

Setelah itu barulah POS komersial atau ekonomik yang berperan dalam
penentuan keputusan untuk mengebor atau tidak.

Kecuali kalau NPV yang dihitung telah memasukkan biaya-biaya facility
dan produksi dengan asumsi sumur menemukan cadangan yang cukup untuk
diproduksi.

Kalau kasusnya di development sedikit lebih sederhana karena kadang
hanya memasukkan biaya completion saja tanpa harus memasukkan biaya
facility yang biasanya telah ditanggung oleh sumur eksplorasi.

Kemudian soal POS yang tidak dilihat secara statistik, bukannya mode
adalah salah satu term yang ada di statistik? Dimana mode adalah nilai
yang sering keluar dalam suatu data statistik?

 

Salam,

-doddy-

  

 

-Original Message-
From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] 
Sent: Wednesday, 28 April, 2010 7:48 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on
North Makassar

 

Pak Doddy,

 

Memang definisi PoS berbeda-beda, ditempat saya PoS geologi lebih sering


(walaupun tidak selalu) dikaitkan dengan kemungkinan untuk menemukan 

cadangan paling tidak mode. Karena  nilai mode adalah nilai best
guess 

dari data dan proses evaluasi prospek yang kita lakukan. Jadi penilaian 

subyektivitas parameter kita adalah terhadap nilai best guess
tersebut. 

 

Agak aneh memang, walaupun dalam eksplorasi teman-teman produksi dan 

ekonomi kadang-kadang terlibat. Karena filosofinya setiap sumur
eksplorasi 

,kalau sukses, akan diikuti oleh proses berikutnya (ke-ekonomian,
strategi 

development dst). Jadi objective kita bukan menemukan minyak/gas tapi 

menemukan cadangan yang cukup untuk diproduksi dalam time frame
ekonomi 

Saya setuju kadang-kadang dengan filosofi seperti itu kita agak sulit 

bergerak.

 

salam

 

cp

 

 

 

 

Doddy Suryanto dod...@pttep.com 

28/04/2010 12:29

Please respond to

iagi-net@iagi.or.id

 

 

To

iagi-net@iagi.or.id

cc

 

Subject

RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North
Makassar

 

 

 

 

 

 

Pak Cepi,

 

Kalo membaca uraian email dari bapak dibawah sepertinya artian POS

adalah mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode.

 

POS disini apakah POS geologi atau komersial atau ekonomik?

 

Sependek pengetahuan saya soal POS geologi, setiap kumpeni sepertinya

mempunyai pengertian yang berbeda soal ini.

 

Ada yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan

cadangan yang terkecil (P99?).

 

Ada juga yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk

mendapatkan 1 barel minyak.

 

Ada juga yang menganggap setetes minyak.

 

Untuk ekonomik suatu sumur atau bahkan proyek, POS geologi ini hanyalah

angka awal untuk mendapatkan POS yang lebih berarti seperti POS

komersial atau ekonomik.

 

Tapi menurut hemat saya definisi POS geologi sebagai kemungkinan untuk

mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode adalah terlalu

OPTIMISTIS..

 

Jadi POS yang manakah yang kita diskusikan ini?

 

 

 

Salam,

 

-doddy-

 

 

 

-Original Message-

From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] 

Sent: Wednesday, 28 April, 2010 6:05 PM

To: iagi-net@iagi.or.id

Cc: fo...@hagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id

Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on

North Makassar

 

 

 

Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak 

 

melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak

Awang 

 

dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang dibor minimal akan ada satu 

 

sumur sukses. Karena setiap sumur pasti mempunyai nilai PoS sendiri yang

 

 

dibangun dari data, asumsi, knowledge dan resiko yang kita identifikasi.

 

 

 

 

Saya lebih mengartikan PoS 20 % adalah probabilitas sumur tersebut 

 

menemukan reservoir dengan parameter yang kita prediksi dan 20 % 

 

kemungkinan membuktikan cadangan dalam range paling tidak mode kalau

sumur 

 

itu sukses. Sementara rasio keberhasilan sumur itu sendiri bagi saya 

 

tetaplah biner (dry or discovery).

 

 

 

Pengartian seperti diatas sedikit tidak relevan bila kita akan membor 

 

sumur dengan nilai PoS 70 % di lapangan Sisi-Nubi misalnya yang sudah

ada 

 


Re: [iagi-net-l] POS vs analisa ekonomi was:Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik Herry Maulana
Saya pikir semua company sudah menerapkannya:
POSg (Pg, COSg) -- Prob of Success geologically / Technical Success -- 
definisi POS pak Doddy
POSc (Pc, COSc) -- Prob. of Success commercially / Economic Success -- 
definisi POS pak Cepi dan pak Noor.

Salam,
Herry




From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thu, 29 April, 2010 9:20:20 AM
Subject: [iagi-net-l] POS vs analisa ekonomi was:Another dissapointing results 
on North Makassar

Pak Doddy,

Harus dipisahkan antara PoS dari sumur eksplorasi dan kemungkinan ke-ekonomian 
pengembangannya kalau sumur itu berhasil menemukan cadangan. Seperti 
diterangkan Cepi, PoS adalah kemungkinan untuk mendapatkan cadangan mode case 
dan bukan mini atau maxi case. Kalau disebut terlalu optimis sebenarnya tidak 
juga, karena analisa ekonomi prospek (kita menyebutnya prospect evaluation 
study) itu nanti akan mempertimbangan mini case juga (salah satunya untuk 
ambang NPV 0%). Sedangan mode case adalah untuk analisa base case (NPV11% 
katakanlah, yang ini masing2 perusahaan punya aturan sendiri)

Saya kira yang juga sering terlewat adalah prospect evaluation study ini. Study 
ini pada dasarnya adalah menganalisa bagaimana konsep pengembangan lapangan 
tersebut (jumlah sumur, fasilitas produksi dll) seandainya sumurnya berhasil. 
Skenario yang dibuat adalah untuk penemuan gas dalam jumlah mini, mode dan 
maxi. Diperkirakan juga berapa biaya yang diperlukan untuk merealisasikan 
konsep tersebut. Seperti pak Awang sebutkan, memang ada korelasi kuat antara 
POS dan jumlah cadangan yang dikejar. Jadi waktu keputusan suatu sumur 
eksplorasi itu akan dibor atau tidak, yang dipertimbangkan bukan hanya PoSnya 
saja, tapi hasil study ini juga menentukan (dalam ukuran tingkat ke-ekonomian, 
bukan PoS). 
Saya perhatikan, tahap ini sering menjadi kendala untuk non-operating coy 
karena minimnya referensi dan database. Namun dengan sumber informasi yang 
berlimpah saat ini, saya kira hal itu sudah bisa ditanggulangi (perkiraan harga 
paltform, rig dll itu ada semua di internet).

Menemukan cadangan adalah satu tahap, tapi yang lebih penting adalah bagaimana 
kita kemudian mengembangkan dan memproduksinya. Saya kira sudah banyak kasus, 
sumur-sumur discovery yang diumumkan dengan gegap gempita akhirnya tidak bisa 
dikembangkan karena (mungkin) kita melewatkan proses evaluasi ini. 

salam,



From: Doddy Suryanto dod...@pttep.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed, April 28, 2010 7:29:52 PM
Subject: RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North 
Makassar

Pak Cepi,

Kalo membaca uraian email dari bapak dibawah sepertinya artian POS
adalah mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode.

POS disini apakah POS geologi atau komersial atau ekonomik?

Sependek pengetahuan saya soal POS geologi, setiap kumpeni sepertinya
mempunyai pengertian yang berbeda soal ini.

Ada yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan
cadangan yang terkecil (P99?).

Ada juga yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk
mendapatkan 1 barel minyak.

Ada juga yang menganggap setetes minyak.

Untuk ekonomik suatu sumur atau bahkan proyek, POS geologi ini hanyalah
angka awal untuk mendapatkan POS yang lebih berarti seperti POS
komersial atau ekonomik.

Tapi menurut hemat saya definisi POS geologi sebagai kemungkinan untuk
mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode adalah terlalu
OPTIMISTIS..

Jadi POS yang manakah yang kita diskusikan ini?



Salam,

-doddy-



-Original Message-
From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] 
Sent: Wednesday, 28 April, 2010 6:05 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: fo...@hagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on
North Makassar



Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak 

melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak
Awang 

dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang dibor minimal akan ada satu 

sumur sukses. Karena setiap sumur pasti mempunyai nilai PoS sendiri yang


dibangun dari data, asumsi, knowledge dan resiko yang kita identifikasi.




Saya lebih mengartikan PoS 20 % adalah probabilitas sumur tersebut 

menemukan reservoir dengan parameter yang kita prediksi dan 20 % 

kemungkinan membuktikan cadangan dalam range paling tidak mode kalau
sumur 

itu sukses. Sementara rasio keberhasilan sumur itu sendiri bagi saya 

tetaplah biner (dry or discovery).



Pengartian seperti diatas sedikit tidak relevan bila kita akan membor 

sumur dengan nilai PoS 70 % di lapangan Sisi-Nubi misalnya yang sudah
ada 

banyak sumur. Kita tidak bisa bilang bahwa dari 10 sumur yang akan dibor
7 

akan sukses. Secara intuitive saja kita bisa menduga bahwa sumur
tersebut 

akan menemukan cadangan (discovery) dan secara statistik sumur yang
sudah 

dibor di field tersebut rasio kesuksesan adalah 100 %. 



Mungkin definisi 

Re: [iagi-net-l] Geologist ngga bisa jadi manajer !

2010-04-28 Terurut Topik Shofiyuddin
jadi manager belum tentu bisa, tapi tetep jago cari duit ... he he he ...
sampe ke Maroko dan Kazahktan aja dikejar je ...

2010/4/29 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 Kenapa seorang sarjana elektro mudah menjadi manajer ? Karena mereka mampu
 membayangkan sebuah kerja mesin tanpa pernah melihatnya.
 Seorang geologist ga bisa mbayangin tanpa KENA BATUNYA ! Doh !

 *Whalla !! *
 Geologist (ahli geologi) mesti akan pada protest dengan alinea diatas,
 paling tidak nggrundel. Karena geologist juga manusia, geologist juga
 pingin
 jadi manager doonks ! Geologist mau dong jadi menteri atau setidaknya
 dirjen, lah. Seorang geologist sering mengatakan dirinya geologist sejati
 bila mampu melihat dan menjelaskan batu yang ada ditangannya. Dunia
 virtual-pun menjadi sulit didalam genggaman seorang geologist, secara
 mental
 profesionalnya menuntut adanya *hand speciment*. Tanpa rock samples bagi
 geologi pengukuran hanyalah *soft data*.

 Fakta ini mungkin bisa dilihat bahwa pada kenyataannya petinggi-petinggi
 dunia migas dan energi di Indonesia bukan ditangan geosaintist. Walaupun
 permasalahan utama di Indonesia ini masalah *natural resources
 management*,
 masalah pengelolaan sumberdaya alam. Indonesia tidak kekurangan energi,
 Indonesia berlimpah sumberdaya alam, Indonesia kaya minyak, kaya angin,
 kaya
 sinar matahari dll. Tetapi kenapa pengelolaan energi di Indonesia terkesan
 ambyar !!

 Kita tengok sarjana teknik elektro sebentar.
 Seorang sarjana elektro mampu melihat kerja sebuah proses mekanik *dari
 rumusnya *! Mereka sejak kuliah sudah dituntut melihat proses *coupling
 *bukan
 dari kampas kopling di mesin sepeda motornya. Itulah sebabnya sarjana
 elektro-pun mampu bekerja di dunia mekanik. Namun akan sulit bila sarjana
 mekanik dituntut menjadi seorang ahli transmisi PLN.

 Kembali ke Geologist.
 Seorang geologist dididik melihat dunia ini dalam empat dimensi. Dimensi
 ruang spasial ditambah dimensi waktu (3D+1). Rentang skala dibenaknya mulai
 dari yang berukuran mikron dengan mikroskop, hingga ribuan kilometer dengan
 citra satelit. Waktunya berkisar dari rentang hidupnya dalam puluhan tahun,
 hingga jutaan bahkan bermimpi akan menguak milyaran tahun yang lalu.
 Sangat tidak mudah bagi geologist untuk melihat kekinian. Fenomena
 pemanasan
 global lebih dilihat sebagai sebuah fenomena alam yg berulang jutaan tahun
 lalu, ketimbang menganggapnya sebagai ulah manusia yang baru mulai bekerja
 tadi pagi.

 Manager dituntut untuk mengerjakan dan memutuskan hari ini, saat ini, dan
 sekarang ! Tidak ada toleransi waktu dalam orde tahunan. Manajer dituntut
 untuk memutuskan bukan memikirkan ! Itulah sebabnya Geologist yang baik
 harus berpikir berdasarkan DATA dan FAKTA dilapangan  ... namun geologsit
 harus dibantu untuk memberikan keputusan !

 Hef e nais dey !

 RDP
 --
 *You can do hard way or you can do smart way ... both ways need you to do
 it
 any way ... not just discuss it in the hall way.*




-- 
Salam hangat

Shofi


RE: [iagi-net-l] POS vs analisa ekonomi was:Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik Ferry Bastaman Hakim
Pak Herry,

Commercial succes (POSc) dan economic succes(POSe) sedikit berbeda.
Sebuah well yang menemukan HC dan flow dengan rate yang cukup untuk 
menjustifikasi instalasi platform dan rencana development drilling sudah isebut 
sebagai commercial succes.
Sedangkan klasifikasi economic succes adalah kalau ditemukan sejumlah volume HC 
yang producible untuk meng-cover seluruh exploratory costs, termasuk platform 
construction dan full development operation, sekaligus mendapatkan return 
positif dari total investemnt.

Biasanya POSe = POSc x POSg
Dimana besarnya POSe  POSc dihitung berdasarkan minumum commercial/economic 
field size (MCFS atau MEFS) oleh petroleum enginer  economics.

Salam
Ferry




-Original Message-
From: Herry Maulana [mailto:hmaulana1...@yahoo.com] 
Sent: Thursday, April 29, 2010 8:30 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] POS vs analisa ekonomi was:Another dissapointing 
results on North Makassar

Saya pikir semua company sudah menerapkannya:
POSg (Pg, COSg) -- Prob of Success geologically / Technical Success -- 
definisi POS pak Doddy
POSc (Pc, COSc) -- Prob. of Success commercially / Economic Success -- 
definisi POS pak Cepi dan pak Noor.

Salam,
Herry




From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thu, 29 April, 2010 9:20:20 AM
Subject: [iagi-net-l] POS vs analisa ekonomi was:Another dissapointing results 
on North Makassar

Pak Doddy,

Harus dipisahkan antara PoS dari sumur eksplorasi dan kemungkinan ke-ekonomian 
pengembangannya kalau sumur itu berhasil menemukan cadangan. Seperti 
diterangkan Cepi, PoS adalah kemungkinan untuk mendapatkan cadangan mode case 
dan bukan mini atau maxi case. Kalau disebut terlalu optimis sebenarnya tidak 
juga, karena analisa ekonomi prospek (kita menyebutnya prospect evaluation 
study) itu nanti akan mempertimbangan mini case juga (salah satunya untuk 
ambang NPV 0%). Sedangan mode case adalah untuk analisa base case (NPV11% 
katakanlah, yang ini masing2 perusahaan punya aturan sendiri)

Saya kira yang juga sering terlewat adalah prospect evaluation study ini. Study 
ini pada dasarnya adalah menganalisa bagaimana konsep pengembangan lapangan 
tersebut (jumlah sumur, fasilitas produksi dll) seandainya sumurnya berhasil. 
Skenario yang dibuat adalah untuk penemuan gas dalam jumlah mini, mode dan 
maxi. Diperkirakan juga berapa biaya yang diperlukan untuk merealisasikan 
konsep tersebut. Seperti pak Awang sebutkan, memang ada korelasi kuat antara 
POS dan jumlah cadangan yang dikejar. Jadi waktu keputusan suatu sumur 
eksplorasi itu akan dibor atau tidak, yang dipertimbangkan bukan hanya PoSnya 
saja, tapi hasil study ini juga menentukan (dalam ukuran tingkat ke-ekonomian, 
bukan PoS). 
Saya perhatikan, tahap ini sering menjadi kendala untuk non-operating coy 
karena minimnya referensi dan database. Namun dengan sumber informasi yang 
berlimpah saat ini, saya kira hal itu sudah bisa ditanggulangi (perkiraan harga 
paltform, rig dll itu ada semua di internet).

Menemukan cadangan adalah satu tahap, tapi yang lebih penting adalah bagaimana 
kita kemudian mengembangkan dan memproduksinya. Saya kira sudah banyak kasus, 
sumur-sumur discovery yang diumumkan dengan gegap gempita akhirnya tidak bisa 
dikembangkan karena (mungkin) kita melewatkan proses evaluasi ini. 

salam,



From: Doddy Suryanto dod...@pttep.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed, April 28, 2010 7:29:52 PM
Subject: RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North 
Makassar

Pak Cepi,

Kalo membaca uraian email dari bapak dibawah sepertinya artian POS
adalah mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode.

POS disini apakah POS geologi atau komersial atau ekonomik?

Sependek pengetahuan saya soal POS geologi, setiap kumpeni sepertinya
mempunyai pengertian yang berbeda soal ini.

Ada yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan
cadangan yang terkecil (P99?).

Ada juga yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk
mendapatkan 1 barel minyak.

Ada juga yang menganggap setetes minyak.

Untuk ekonomik suatu sumur atau bahkan proyek, POS geologi ini hanyalah
angka awal untuk mendapatkan POS yang lebih berarti seperti POS
komersial atau ekonomik.

Tapi menurut hemat saya definisi POS geologi sebagai kemungkinan untuk
mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode adalah terlalu
OPTIMISTIS..

Jadi POS yang manakah yang kita diskusikan ini?



Salam,

-doddy-



-Original Message-
From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] 
Sent: Wednesday, 28 April, 2010 6:05 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: fo...@hagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on
North Makassar



Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak 

melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak
Awang 

dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang 

[iagi-net-l] SEPM online

2010-04-28 Terurut Topik F. Hasan Sidi
Kesempatan mengunduh publikasi SEPM secara cuma-cuma; sampai 1 Juni 2010

FHS

==

SEPM had recently digitized all of its books for CDs sales and now
SEPM has put most of them Online.  The Special Publication Series,
Concepts Series, Short Course Notes and Core Workshop Notes are
available at www.sepmonline.org, as an expansion of our Journals
Online website at Highwire Press.  Access to these books, which range
in age from 1929 to 2005, will be free until June 1, 2010.  After
then, they will be available by subscription or pay-per-view.   **Note
that this webpage will not give individuals access to JSR or PALAIOS
(this is the library access page), you must still go through the SEPM
Members website for the journals.  There is also a link at
www.sepm.org – use the Publications/SEPM Books Online menu item.

Note that in some cases, the Online Book Chapter files had to be down
sampled to get them to a reasonable down loadable size.  The full
resolution versions of these books are available on CD from SEPM.
Also note that Highwire Press does use security measures to prevent
large scale downloads.

SEPM will be posting the library, company and individual member
subscription pricing soon.  Please contact me if you have questions.

This overall digitization of SEPM book publications was made possible
by funds from SEPM, SEPM Foundation, Mrs. Martha Weeks, Chevron, Shell
and ConocoPhillips.

Sincerely,
Howard

Dr. Howard E. Harper, Jr.
Executive Director
SEPM Society for Sedimentary Geology


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-