Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar
Geologi yang memang akan menentukan suatu play itu masih harus terus dikerjakan atau segera ditinggalkan saja. Tetapi, dalam hal risiko, statistik sudah bermain, dan manajemen banyak membuat keputusan berdasarkan statistik. Hubungan antara berapa banyak pantasnya sumur dibor untuk pembuktian play ditentukan oleh POS-nya sendiri. Bila POS-nya 20 %, artinya dari 10 sumur dibor 2 akan berhasil, atau dari 5 sumur dibor 1 berhasil, maka jumlah maksimum sumur eksplorasi untuk membuktikannya adalah 5 sumur. Jadi, makin tinggi POS play, makin sedikit sumur eksplorasi dibutuhkan, sebaliknya makin rendah POS makin banyak sumur eksplorasi diperlukan untuk membuktikannya. Tentu dasar POS ini tak bisa berdiri sendiri, ia harus dipertimbangkan dari besarmya sumberdaya. Struktur yg dihitung punya sumberdaya 500 mmbo recoverable tetapi POS 10 %, maka jangn meninggalkannya sebelum mengebor maksimum 10 sumur. Namun ini perhitungan sederhana saja sebab penentuan POS dan volumetrik pun jelas bisa meleset. Akhirnya, belajarlah dari sumur2 kering, agar selanjutnya bisa lebih baik. Kegagalan dalam eksplorasi akan tetap bermnfaat, khususnya di wilayah frontier. Salam, Awang Pada Rab, 28 Apr 2010 11:56 ICT Rovicky Dwi Putrohari menulis: 2010/4/27 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Semangat ! Banyak lapangan besar dan raksasa di Indonesia ditemukan bukan dengan satu dua sumur eksplorasi, tetapi baru ditemukan oleh lebih dari lima sumur eksplorasi. Yaps stuju bangget !!! Jumlah sumur yg diperlukan mengetest Playhttp://rovicky.wordpress.com/2006/07/04/jumlah-sumur-yg-diperlukan-mengetest-play/ Posted on 4 Juli 2006 by Rovicky | http://rovicky.wordpress.com/wp-admin/post.php?post=69action=edit Rate This [image: Quantcast] [image: Dont Missed !]http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/dont-missed.jpgTentunya kita tidak dapat selamanya mengejar sebuah kemungkinan adanya jebakan dalam sebuah rangkaian jebakan *(play fairway)*. Ada kalanya kita harus meninggalkan. * As an explorationist we have to know when to pursue the prospects, and when to quit.* Nah tentunya ada perhitungannya. Berapa jumlah sumur yg diperlukan untuk meyakinkan bahwa kita sudah mengetest sebuah “Play fairway” ? Boleh jadi konseptual Play fairway itu benar (sukses dan *discovery*) ataupun gagal (*failed and dry*). Tentunya tergantung dari “geological risk” dari play itu sendiri. Nah kalau saja risknya POS (Possiblity of Success) suatu Play adalah 20%, maka berapa jumlah sumur yg diperlukan utk meningkatkan keyakinan hingga “*Pretty Sure*” (70%) atau “*Very Sure*” (95%) ? Ada yg tahu ? http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/number-of-wells.jpg Jumlah sumur yang diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya minyak dalam satu play concept *answer ?* Pendekatan statistik dapat dilakukan untuk menghitung jumlah sumur yg diperlukan utk “meyakinkan”. Tergantung berapa nilai yakin yang kita inginkan. Saya memberi contoh seandainya kita sebut “*pretty sure*” sebagai 70% yakin dan “*very sure*” adalah 90% yakin. * POS* adalah *Probability of success* = 1-Risk Pendekatan statistik ini akan menunjukkan jumlah sumur lebih banyak yg diperlukan untuk memberikan keyakinan “*failed*” sebelum angkat kaki dari daerah tersebut. Mengapa ? Pendekatan statistik ini tentunya akan jauh berbeda dengan pendekatan deterministik. Misalnya kita langsung drill *source rock*nya, dan seandainya dijumpai *source rock* yg tidak matang atau tidak ada sama sekali maka akan dikatakan “*very sure*” hanya dengan satu sumur saja. Atau kalau tidak ada reservoir sama sekali kita bisa langsung mengubah nilai *propability of success (POS*). Dimana probabilitas selanjutnya akan menjadikan patokan sumur berikutnya. Itulah sebabnya semua kegiatan eksplorasi migas tidak melulu dilakukan berdasarkan atas pertimbangan probabilitas yang akan mengesankan judi. Dan pada kenyataannya di Indonesia ini secara statistik memiliki nilai kesuksesan eksplorasi diatas 10%, seperti yg ditulis sebelumnya disini. Dan disinilah peran geologist atau explorationist mengurangi jumlah sumur yg diperlukan seorang gambler. Geologist (explorationist) mengurangi jumlah sumur yg diperlukan sesuai dengan kaidah ilmiah akademis. hef e nais dey *Note : Saya mendapatkan ilmu ini ketika belajar atau “ngenger” di Shell Brunei.* DIarsipkan di bawah: Energi http://id.wordpress.com/tag/energi/, Explorations http://id.wordpress.com/tag/explorations/ rdp -- You can do hard way or you can do smart way ... both ways need you to do it any way ... not just discuss it in the hall way. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2
Re: Bls: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar
Pak Awang, Saya perkirakan sumur laut dalam ini biayanya di atas 50 juta dollar ya artinya untuk punya nafas panjang sampai 5 sumur eksplorasi itu harus punya modal yang kuat bener...:-) salam, From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id Sent: Wed, April 28, 2010 12:26:17 AM Subject: Bls: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Kuntadi, Dua sumur yang dibor EMOI terakhir (Sultan-1 dan Kris-1) berlokasi di WK Mandar, termasuk ke dalam South Makassar Basin bagian utara timurlaut. Sumur pertama EMOI di Selat Makassar adalah Rangkong-1 di WK Surumana, North Makassar Basin. Ketiga sumur PA, EMOI belum beruntung meskipun segala pendekatan ilmiah telah dilakukan. Selalu ada sisi-sisi yang tak bisa didekati atau diantisipasi. Selat Makassar sangat menarik secara geologi, tetapi tantangan eksplorasi dan operasi di wilayah ini besar. Paling tidak, record sumur eksplorasi dengan laut terdalam dan termahal di Indonesia saat ini dipegang oleh Rangkong-1 (kedalaman laut sekitar 2300 meter). Dalam dua tahun ke depan akan ada 12 sumur eksplorasi dibor di sepanjang Selat Makassar offshore West dan South Sulawesi. Kegagalan yang ada tidak mematikan petroleum system di wilayah ini sebab kegagalan2 tersebut lebih bersifat lokal, bukan regional. Jadi, mestinya para operator lainnya yang siap mengebor sumur2 komitmennya mestinya tetap semangat. Semangat ! Banyak lapangan besar dan raksasa di Indonesia ditemukan bukan dengan satu dua sumur eksplorasi, tetapi baru ditemukan oleh lebih dari lima sumur eksplorasi. Paleogene build up reefs on horst block dan synrift sequence within graben (keduanya bukti bahwa Makassar Strait ex rifting di area Kalimantan-Sulawesi), serta fold-thrust belt Neogene di sisi barat Sulawesi adalah plays yang menantang di wilayah ini. Selamat mengeksplorasi wilayah frontier deepwater nan menarik ini. Saya pribadi di BPMIGAS akan mendukung usaha2 eksplorasi semacam ini. salam, Awang --- Pada Sel, 27/4/10, Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com menulis: Dari: Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com Judul: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Selasa, 27 April, 2010, 8:59 AM Temans, Saya dengar Kris-1 nya EMOI di North Makasar PA lagi seperti 2 well mereka terdahulu ya? Apakah play nya sama dengan yang terdahulu di North Makassar basin? Semoga teman2 kumpenis yg masih menunggu giliran ngebor tetap semangat nih di North Makassar basin. Saya masih penasaran dengan South Makassar nya nih, kapan ya ada yang ngebor dlm waktu dekat? PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: Bls: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar
Betul sekali pak Noor, drilling di deep water (=/- 2000 m water depth) biaya rig bisa mencapai USD 1 - 1.3 juta/day, kalau drilling sekitar 1 bulan atau lebih, bisa mencapai sekitar USD 50juta/well. wass, nyoto 2010/4/28 noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com Pak Awang, Saya perkirakan sumur laut dalam ini biayanya di atas 50 juta dollar ya artinya untuk punya nafas panjang sampai 5 sumur eksplorasi itu harus punya modal yang kuat bener...:-) salam, From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id Sent: Wed, April 28, 2010 12:26:17 AM Subject: Bls: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Kuntadi, Dua sumur yang dibor EMOI terakhir (Sultan-1 dan Kris-1) berlokasi di WK Mandar, termasuk ke dalam South Makassar Basin bagian utara timurlaut. Sumur pertama EMOI di Selat Makassar adalah Rangkong-1 di WK Surumana, North Makassar Basin. Ketiga sumur PA, EMOI belum beruntung meskipun segala pendekatan ilmiah telah dilakukan. Selalu ada sisi-sisi yang tak bisa didekati atau diantisipasi. Selat Makassar sangat menarik secara geologi, tetapi tantangan eksplorasi dan operasi di wilayah ini besar. Paling tidak, record sumur eksplorasi dengan laut terdalam dan termahal di Indonesia saat ini dipegang oleh Rangkong-1 (kedalaman laut sekitar 2300 meter). Dalam dua tahun ke depan akan ada 12 sumur eksplorasi dibor di sepanjang Selat Makassar offshore West dan South Sulawesi. Kegagalan yang ada tidak mematikan petroleum system di wilayah ini sebab kegagalan2 tersebut lebih bersifat lokal, bukan regional. Jadi, mestinya para operator lainnya yang siap mengebor sumur2 komitmennya mestinya tetap semangat. Semangat ! Banyak lapangan besar dan raksasa di Indonesia ditemukan bukan dengan satu dua sumur eksplorasi, tetapi baru ditemukan oleh lebih dari lima sumur eksplorasi. Paleogene build up reefs on horst block dan synrift sequence within graben (keduanya bukti bahwa Makassar Strait ex rifting di area Kalimantan-Sulawesi), serta fold-thrust belt Neogene di sisi barat Sulawesi adalah plays yang menantang di wilayah ini. Selamat mengeksplorasi wilayah frontier deepwater nan menarik ini. Saya pribadi di BPMIGAS akan mendukung usaha2 eksplorasi semacam ini. salam, Awang --- Pada Sel, 27/4/10, Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com menulis: Dari: Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com Judul: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Selasa, 27 April, 2010, 8:59 AM Temans, Saya dengar Kris-1 nya EMOI di North Makasar PA lagi seperti 2 well mereka terdahulu ya? Apakah play nya sama dengan yang terdahulu di North Makassar basin? Semoga teman2 kumpenis yg masih menunggu giliran ngebor tetap semangat nih di North Makassar basin. Saya masih penasaran dengan South Makassar nya nih, kapan ya ada yang ngebor dlm waktu dekat? PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar
Memang menarik memainkan otak atik gatuk angka statistik POS ini. Oleh karena uncertainty (=bukan risk) nya yang masih menganga lebar dalam banyak kasus, maka sudah menjadi sedikit keumuman pada beberapa kumpenis utk kemudian joint venture melalui mekanisme farm-in/out dan memprogramkan seismic 3D yg mencakup daerah eksplorasi wild cat agar definisi POS dapat lebih disederhanakan untuk menjelaskan variance daripada uncertainty di setiap resiko bawah permukaan itu bisa dimitigasi. Dari program seismic 3D pada sumur taruhan pertama ini banyak kumpenis berharap dapat menaikkan angka psikologis POS ketimbang harus masih bermain dengan otak-atik gatuk ngebor 10 dapat 3, kan lebih baik ngebor 2 dapat 1 misalnya. Apalagi kalau kasus laut dalam spt yang Cak Noor bilang tadi, kalau masih bermain statistik klasik alias menggunakan POS rendah utk terus ngebor sumur taruhan, wah bisa bisa basins yang remote dan sulit menjadi tak tersentuh, dan basin-basin yang relatif sudah mature pun tidak berhenti utk membor sumur taruhan; baik itu tail atau step out, namun hasilnya tidak maksimal. Bagaimana mendorong agar seluruh prospek sumur taruhan pertama memiliki POS tinggi ? Another challenge...! -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Wednesday, April 28, 2010 2:39 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: fo...@hagi.or.id Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Geologi yang memang akan menentukan suatu play itu masih harus terus dikerjakan atau segera ditinggalkan saja. Tetapi, dalam hal risiko, statistik sudah bermain, dan manajemen banyak membuat keputusan berdasarkan statistik. Hubungan antara berapa banyak pantasnya sumur dibor untuk pembuktian play ditentukan oleh POS-nya sendiri. Bila POS-nya 20 %, artinya dari 10 sumur dibor 2 akan berhasil, atau dari 5 sumur dibor 1 berhasil, maka jumlah maksimum sumur eksplorasi untuk membuktikannya adalah 5 sumur. Jadi, makin tinggi POS play, makin sedikit sumur eksplorasi dibutuhkan, sebaliknya makin rendah POS makin banyak sumur eksplorasi diperlukan untuk membuktikannya. Tentu dasar POS ini tak bisa berdiri sendiri, ia harus dipertimbangkan dari besarmya sumberdaya. Struktur yg dihitung punya sumberdaya 500 mmbo recoverable tetapi POS 10 %, maka jangn meninggalkannya sebelum mengebor maksimum 10 sumur. Namun ini perhitungan sederhana saja sebab penentuan POS dan volumetrik pun jelas bisa meleset. Akhirnya, belajarlah dari sumur2 kering, agar selanjutnya bisa lebih baik. Kegagalan dalam eksplorasi akan tetap bermnfaat, khususnya di wilayah frontier. Salam, Awang Pada Rab, 28 Apr 2010 11:56 ICT Rovicky Dwi Putrohari menulis: 2010/4/27 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Semangat ! Banyak lapangan besar dan raksasa di Indonesia ditemukan bukan dengan satu dua sumur eksplorasi, tetapi baru ditemukan oleh lebih dari lima sumur eksplorasi. Yaps stuju bangget !!! Jumlah sumur yg diperlukan mengetest Playhttp://rovicky.wordpress.com/2006/07/04/jumlah-sumur-yg-diperlukan -mengetest-play/ Posted on 4 Juli 2006 by Rovicky | http://rovicky.wordpress.com/wp-admin/post.php?post=69action=edit Rate This [image: Quantcast] [image: Dont Missed !]http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/dont-missed.jpgTentunya kita tidak dapat selamanya mengejar sebuah kemungkinan adanya jebakan dalam sebuah rangkaian jebakan *(play fairway)*. Ada kalanya kita harus meninggalkan. * As an explorationist we have to know when to pursue the prospects, and when to quit.* Nah tentunya ada perhitungannya. Berapa jumlah sumur yg diperlukan untuk meyakinkan bahwa kita sudah mengetest sebuah Play fairway ? Boleh jadi konseptual Play fairway itu benar (sukses dan *discovery*) ataupun gagal (*failed and dry*). Tentunya tergantung dari geological risk dari play itu sendiri. Nah kalau saja risknya POS (Possiblity of Success) suatu Play adalah 20%, maka berapa jumlah sumur yg diperlukan utk meningkatkan keyakinan hingga *Pretty Sure* (70%) atau *Very Sure* (95%) ? Ada yg tahu ? http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/number-of-wells.jpg Jumlah sumur yang diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya minyak dalam satu play concept *answer ?* Pendekatan statistik dapat dilakukan untuk menghitung jumlah sumur yg diperlukan utk meyakinkan. Tergantung berapa nilai yakin yang kita inginkan. Saya memberi contoh seandainya kita sebut *pretty sure* sebagai 70% yakin dan *very sure* adalah 90% yakin. * POS* adalah *Probability of success* = 1-Risk Pendekatan statistik ini akan menunjukkan jumlah sumur lebih banyak yg diperlukan untuk memberikan keyakinan *failed* sebelum angkat kaki dari daerah tersebut. Mengapa ? Pendekatan statistik ini tentunya akan jauh berbeda dengan pendekatan deterministik. Misalnya kita langsung drill *source rock*nya, dan seandainya dijumpai *source rock* yg tidak matang atau tidak ada sama sekali maka akan dikatakan *very sure* hanya dengan satu sumur saja. Atau kalau tidak ada reservoir sama
Re: FW: [iagi-net-l] dibutuhkan segera production geologist
O ki Bener memenag untuk naikin produksi perlu tim buru sergap. Aku baik baik saja , tambah tua cu2 sudah tiga dan menjelang empat, Tapi semangat sih masih ok deh. Si Abah Ini namanya tim buru sergap. Apa khabar Abah Yanto, lamo tida basuo. Oki --- On Tue, 27/4/10, Iwan B pak.i...@gmail.com wrote: From: Iwan B pak.i...@gmail.com Subject: Re: FW: [iagi-net-l] dibutuhkan segera production geologist To: iagi-net@iagi.or.id Received: Tuesday, 27 April, 2010, 7:02 PM all in one... 2010/4/27 Sigit si...@epintl.com: Wah..Production Geologist bisa interpretasi 3D seismic? Bisa minta gaji besar ya Pak yanto...(Apalagi bisa ngerjain Geomodeling sekalian) Seingat saya dulu, seorang Production Geologist, gak pernah ngerjain seismic. Canggih tenan... Peace RS -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] Sent: Tue 4/27/2010 4:00 PM To: iagi-net Subject: [iagi-net-l] dibutuhkan segera production geologist Mohon maaf lewat Jaur Umum . Satu perusahaan minyak TAC yang beroperasi di Sumatera Selatan membutuhkan dengan segera seorang Production Geologist.. Diharapkan memenuhi syarat sbb: 1. Telah berpengalaman dialam menangani lapangan produksi minimal sepuluh tahun. 2. Menguasai prinsip prinsip produksi minyak dari batuan reservoir klastik, 3. Dapat mengerjakan sendiri pekerjaan interpetasi 3- D . 4. Mengerti prinsip teknik produksi. 5. Usia tidak lebih dari 60 tahun. Bagi yang berminat mohon mengajukan CV nya ke alamat japri saya. Yanto R.Sumantri. -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan. -- This message has been scanned for viruses and dangerous content by MailScanner, and is believed to be clean. -- This message has been scanned for viruses and dangerous content by MailScanner, and is believed to be clean. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar
Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak Awang dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang dibor minimal akan ada satu sumur sukses. Karena setiap sumur pasti mempunyai nilai PoS sendiri yang dibangun dari data, asumsi, knowledge dan resiko yang kita identifikasi. Saya lebih mengartikan PoS 20 % adalah probabilitas sumur tersebut menemukan reservoir dengan parameter yang kita prediksi dan 20 % kemungkinan membuktikan cadangan dalam range paling tidak mode kalau sumur itu sukses. Sementara rasio keberhasilan sumur itu sendiri bagi saya tetaplah biner (dry or discovery). Pengartian seperti diatas sedikit tidak relevan bila kita akan membor sumur dengan nilai PoS 70 % di lapangan Sisi-Nubi misalnya yang sudah ada banyak sumur. Kita tidak bisa bilang bahwa dari 10 sumur yang akan dibor 7 akan sukses. Secara intuitive saja kita bisa menduga bahwa sumur tersebut akan menemukan cadangan (discovery) dan secara statistik sumur yang sudah dibor di field tersebut rasio kesuksesan adalah 100 %. Mungkin definisi PoS saya tidak seperti yang dimaksud Pak Awang. Kalau penegrtian PoS seperti apa yang saya maksudkan, saya tidak yakin bisa meyakinkan Pak Noor untuk membor sumur yang kelima (PoS 20%) di deepwater Makassar (dengan cost 50 juta) misalnya dimana empat sumur sebelumnya dry. Lagipula tidak terlalu sehat untuk karir eksplorasi kita : - ) Salam cp Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com 28/04/2010 08:39 Please respond to iagi-net@iagi.or.id To iagi-net@iagi.or.id cc fo...@hagi.or.id Subject Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Geologi yang memang akan menentukan suatu play itu masih harus terus dikerjakan atau segera ditinggalkan saja. Tetapi, dalam hal risiko, statistik sudah bermain, dan manajemen banyak membuat keputusan berdasarkan statistik. Hubungan antara berapa banyak pantasnya sumur dibor untuk pembuktian play ditentukan oleh POS-nya sendiri. Bila POS-nya 20 %, artinya dari 10 sumur dibor 2 akan berhasil, atau dari 5 sumur dibor 1 berhasil, maka jumlah maksimum sumur eksplorasi untuk membuktikannya adalah 5 sumur. Jadi, makin tinggi POS play, makin sedikit sumur eksplorasi dibutuhkan, sebaliknya makin rendah POS makin banyak sumur eksplorasi diperlukan untuk membuktikannya. Tentu dasar POS ini tak bisa berdiri sendiri, ia harus dipertimbangkan dari besarmya sumberdaya. Struktur yg dihitung punya sumberdaya 500 mmbo recoverable tetapi POS 10 %, maka jangn meninggalkannya sebelum mengebor maksimum 10 sumur. Namun ini perhitungan sederhana saja sebab penentuan POS dan volumetrik pun jelas bisa meleset. Akhirnya, belajarlah dari sumur2 kering, agar selanjutnya bisa lebih baik. Kegagalan dalam eksplorasi akan tetap bermnfaat, khususnya di wilayah frontier. Salam, Awang Pada Rab, 28 Apr 2010 11:56 ICT Rovicky Dwi Putrohari menulis: 2010/4/27 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Semangat ! Banyak lapangan besar dan raksasa di Indonesia ditemukan bukan dengan satu dua sumur eksplorasi, tetapi baru ditemukan oleh lebih dari lima sumur eksplorasi. Yaps stuju bangget !!! Jumlah sumur yg diperlukan mengetest Play http://rovicky.wordpress.com/2006/07/04/jumlah-sumur-yg-diperlukan-mengetest-play/ Posted on 4 Juli 2006 by Rovicky | http://rovicky.wordpress.com/wp-admin/post.php?post=69action=edit Rate This [image: Quantcast] [image: Dont Missed !]http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/dont-missed.jpgTentunya kita tidak dapat selamanya mengejar sebuah kemungkinan adanya jebakan dalam sebuah rangkaian jebakan *(play fairway)*. Ada kalanya kita harus meninggalkan. * As an explorationist we have to know when to pursue the prospects, and when to quit.* Nah tentunya ada perhitungannya. Berapa jumlah sumur yg diperlukan untuk meyakinkan bahwa kita sudah mengetest sebuah “Play fairway” ? Boleh jadi konseptual Play fairway itu benar (sukses dan *discovery*) ataupun gagal (*failed and dry*). Tentunya tergantung dari “geological risk” dari play itu sendiri. Nah kalau saja risknya POS (Possiblity of Success) suatu Play adalah 20%, maka berapa jumlah sumur yg diperlukan utk meningkatkan keyakinan hingga “*Pretty Sure*” (70%) atau “*Very Sure*” (95%) ? Ada yg tahu ? http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/number-of-wells.jpg Jumlah sumur yang diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya minyak dalam satu play concept *answer ?* Pendekatan statistik dapat dilakukan untuk menghitung jumlah sumur yg diperlukan utk “meyakinkan”. Tergantung berapa nilai yakin yang kita inginkan. Saya memberi contoh seandainya kita sebut “*pretty sure*” sebagai 70% yakin dan “*very sure*” adalah 90% yakin. * POS* adalah *Probability of success* = 1-Risk Pendekatan statistik ini akan menunjukkan jumlah sumur lebih banyak yg diperlukan untuk memberikan keyakinan “*failed*” sebelum angkat kaki dari daerah tersebut. Mengapa ? Pendekatan
RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar
Pak Doddy, Memang definisi PoS berbeda-beda, ditempat saya PoS geologi lebih sering (walaupun tidak selalu) dikaitkan dengan kemungkinan untuk menemukan cadangan paling tidak mode. Karena nilai mode adalah nilai best guess dari data dan proses evaluasi prospek yang kita lakukan. Jadi penilaian subyektivitas parameter kita adalah terhadap nilai best guess tersebut. Agak aneh memang, walaupun dalam eksplorasi teman-teman produksi dan ekonomi kadang-kadang terlibat. Karena filosofinya setiap sumur eksplorasi ,kalau sukses, akan diikuti oleh proses berikutnya (ke-ekonomian, strategi development dst). Jadi objective kita bukan menemukan minyak/gas tapi menemukan cadangan yang cukup untuk diproduksi dalam time frame ekonomi Saya setuju kadang-kadang dengan filosofi seperti itu kita agak sulit bergerak. salam cp Doddy Suryanto dod...@pttep.com 28/04/2010 12:29 Please respond to iagi-net@iagi.or.id To iagi-net@iagi.or.id cc Subject RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Pak Cepi, Kalo membaca uraian email dari bapak dibawah sepertinya artian POS adalah mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode. POS disini apakah POS geologi atau komersial atau ekonomik? Sependek pengetahuan saya soal POS geologi, setiap kumpeni sepertinya mempunyai pengertian yang berbeda soal ini. Ada yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan cadangan yang terkecil (P99?). Ada juga yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan 1 barel minyak. Ada juga yang menganggap setetes minyak. Untuk ekonomik suatu sumur atau bahkan proyek, POS geologi ini hanyalah angka awal untuk mendapatkan POS yang lebih berarti seperti POS komersial atau ekonomik. Tapi menurut hemat saya definisi POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode adalah terlalu OPTIMISTIS.. Jadi POS yang manakah yang kita diskusikan ini? Salam, -doddy- -Original Message- From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] Sent: Wednesday, 28 April, 2010 6:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: fo...@hagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak Awang dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang dibor minimal akan ada satu sumur sukses. Karena setiap sumur pasti mempunyai nilai PoS sendiri yang dibangun dari data, asumsi, knowledge dan resiko yang kita identifikasi. Saya lebih mengartikan PoS 20 % adalah probabilitas sumur tersebut menemukan reservoir dengan parameter yang kita prediksi dan 20 % kemungkinan membuktikan cadangan dalam range paling tidak mode kalau sumur itu sukses. Sementara rasio keberhasilan sumur itu sendiri bagi saya tetaplah biner (dry or discovery). Pengartian seperti diatas sedikit tidak relevan bila kita akan membor sumur dengan nilai PoS 70 % di lapangan Sisi-Nubi misalnya yang sudah ada banyak sumur. Kita tidak bisa bilang bahwa dari 10 sumur yang akan dibor 7 akan sukses. Secara intuitive saja kita bisa menduga bahwa sumur tersebut akan menemukan cadangan (discovery) dan secara statistik sumur yang sudah dibor di field tersebut rasio kesuksesan adalah 100 %. Mungkin definisi PoS saya tidak seperti yang dimaksud Pak Awang. Kalau penegrtian PoS seperti apa yang saya maksudkan, saya tidak yakin bisa meyakinkan Pak Noor untuk membor sumur yang kelima (PoS 20%) di deepwater Makassar (dengan cost 50 juta) misalnya dimana empat sumur sebelumnya dry. Lagipula tidak terlalu sehat untuk karir eksplorasi kita : - ) Salam cp Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com 28/04/2010 08:39 Please respond to iagi-net@iagi.or.id To iagi-net@iagi.or.id cc fo...@hagi.or.id Subject Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Geologi yang memang akan menentukan suatu play itu masih harus terus dikerjakan atau segera ditinggalkan saja. Tetapi, dalam hal risiko, statistik sudah bermain, dan manajemen banyak membuat keputusan berdasarkan statistik. Hubungan antara berapa banyak pantasnya sumur dibor untuk pembuktian play ditentukan oleh POS-nya sendiri. Bila POS-nya 20 %, artinya dari 10 sumur dibor 2 akan berhasil, atau dari 5 sumur dibor 1 berhasil, maka jumlah maksimum sumur eksplorasi untuk membuktikannya adalah 5 sumur. Jadi, makin tinggi POS play, makin sedikit sumur eksplorasi dibutuhkan, sebaliknya makin rendah POS makin banyak sumur eksplorasi diperlukan untuk membuktikannya. Tentu dasar POS ini tak bisa berdiri sendiri, ia harus dipertimbangkan dari besarmya sumberdaya. Struktur yg dihitung punya sumberdaya 500 mmbo recoverable tetapi POS 10 %, maka jangn meninggalkannya sebelum mengebor maksimum 10 sumur. Namun ini perhitungan sederhana
[iagi-net-l] Paper baru dari banda Arc
Dear All, Saya infokan paper lama saya yg publish saat ini yang sebenarnya sudah lama di submitt ke Gondwana Research tahun 2005-2006, tetapi tercecer dalam proses reviewing, maklum saat itu dalam proses pindah profesi dari akademisi ke pekerja tambang (dari lingkungan gedung penuh buku ke lingkungan hutan belantara penuh debu). saya sudah hampir menyerah utk men-trace keberadaan paper tersebut, tetapi akhirnya di submit kembali tahun lalu oleh guru saya, prof. Maruyama. Paper ini merupakan bagian dari Master thesis saya. Kalau sudah dapat pdf-nya, nanti saya kirim kepada yg memerlukannya Salam, Ade Kadarusman http://www.elsevier.com/wps/find/journaldescription.cws_home/706719/description#description cari article in press atau cari di google World's youngest blueschist belt from Leti Island in the non-volcanic Banda outer arc of Eastern Indonesia References and further reading may be available for this article. To view references and further reading you must purchase this article. Ade Kadarusmana, b, Shigenori Maruyamab, Yoshiyuki Kanekoc, Tsutomu Otad, Akira Ishikawae, Jan Sopaheluwakana and Soichi Omorib aResearch Center for Geotechnology, LIPI, Bandung 40135, Indonesia bDepartment of Earth and Planetary Sciences, Tokyo Institute of Technology, Ookayama 2-12-2, Tokyo, 1528551, Japan cMeisei University, Tokyo Japan dThe Pheasant Memorial Laboratory, Institute for Study of the Earth's Interior, OkayamaUniversity, Misasa, Tottori, Japan eInstitute For Research on Earth Evolution (IFREE), Japan Agency of Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC) 2-15, Natsushima-Cho, Yokosuka, Kanagawa 237-0061, Japan Received 15 December 2009; revised 6 February 2010; accepted 10 February 2010, Available online 19 February 2010. Abstract The Timor–Tanimbar region constitutes part of the non-volcanic outer Banda Arc of Eastern Indonesia. Here, the world's youngest ‘A’-type high-pressure metamorphic belt crops out with different stages of evolution. Whereas an advanced domal uplift stage is seen in Timor island, the high-pressure (HP) metamorphic belt is still in the first stage of tectonic extrusion on the eastern small islands of Kisar, Leti, Moa, Sermata and Laibobar. The metamorphic rocks on Leti are among the best exposed in the islands. They are tectonically juxtaposed against overlying ultramafic rocks and underlying unmetamorphosed continental shelf sediments, bound by normal and reverse faults, respectively. The Leti metapelites display four progressive metamorphic zones: chlorite–biotite, garnet, chloritoid–staurolite and kyanite zones, with increasing grade. Zonation in Leti metabasite unit is comparable, and progressively changes from blueschist–greenschist transition (BS/GS), through epidote–amphibolite (EA), to amphibolite (AM) facies, with increasing grade. The highest-grade metapelites and metabasites occupy structurally intermediate levels. Overprinting mineral relationships in BS/GS transition schists indicate that decompression occurred from 5.5–7 kbar to 4 kbar within the temperature range 300–400 °C. P–T estimates of the EA and AM units are 6.3–7.6 kbar and 461–521 °C, and 9.7–10.3 kbar and 580–626 °C respectively. The protoliths of Leti metamorphic rocks are originally Permo-Triassic. The younger sediments and igneous rocks at the margin of the northward advancing Australian continent entered the subduction zone immediately prior to the commencement of the Banda Arc–Australia collision in the Pliocene. Burial reached a maximum depth of 30–35 km at the main stage of peak P–T conditions, and was related to the main stage of the collisional event. Slab break-off at depth in the collision zone facilitated rapid uplift by wedge extrusion and active erosion during the exhumation stage. The tectonic juxtaposition of the schist units at mid-crustal levels and hydration may correspond to the final stage of Barrovian overprinting which continued through transportation from depth. The Leti Island belongs to the eastern portion of the world's youngest blueshist belt which has not yet entered the second-stage mountain building, and is slightly younger than the western Timor which evolved to the extensive mountain-building stage by doming. Keywords: Banda Arc; Leti; HP metamorphic rock; P–T estimation; Thermobaric structure; Tectonics
RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar
Pak Cepi, Best guess pun tiap kumpeni juga mempunyai cara pandang yang berbeda. Ada yang memakai mode seperti tempat bapak bekerja, ada yang memakai P50, dan ada juga yang memakai mean. Menurut hemat saya, POS geologi lebih dikaitkan dengan risk yang dalam hal ini POS=1-risk. Sedangkan besaran cadangan lebih banyak dikaitkan dengan uncertainty. Sebagai contohnya adalah besarnya volumetrik dari suatu cadangan yang salah satunya dipengaruhi oleh kolom hidrokarbon. Kolom hidrokarbon ini adalah salah satu faktor uncertainty dalam perhitungan cadangan (kecuali kalo menemukan kontak)dan bukan sebagai risk. Jadi saya lebih berfikir POS dikaitkan dengan kesuksesan semua petroleum system bekerja untuk menangkap hidrokarbon tanpa harus dikaitkan dengan berapa besar hidrokarbon yang terperangkap. Setelah itu barulah POS komersial atau ekonomik yang berperan dalam penentuan keputusan untuk mengebor atau tidak. Kecuali kalau NPV yang dihitung telah memasukkan biaya-biaya facility dan produksi dengan asumsi sumur menemukan cadangan yang cukup untuk diproduksi. Kalau kasusnya di development sedikit lebih sederhana karena kadang hanya memasukkan biaya completion saja tanpa harus memasukkan biaya facility yang biasanya telah ditanggung oleh sumur eksplorasi. Kemudian soal POS yang tidak dilihat secara statistik, bukannya mode adalah salah satu term yang ada di statistik? Dimana mode adalah nilai yang sering keluar dalam suatu data statistik? Salam, -doddy- -Original Message- From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] Sent: Wednesday, 28 April, 2010 7:48 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Pak Doddy, Memang definisi PoS berbeda-beda, ditempat saya PoS geologi lebih sering (walaupun tidak selalu) dikaitkan dengan kemungkinan untuk menemukan cadangan paling tidak mode. Karena nilai mode adalah nilai best guess dari data dan proses evaluasi prospek yang kita lakukan. Jadi penilaian subyektivitas parameter kita adalah terhadap nilai best guess tersebut. Agak aneh memang, walaupun dalam eksplorasi teman-teman produksi dan ekonomi kadang-kadang terlibat. Karena filosofinya setiap sumur eksplorasi ,kalau sukses, akan diikuti oleh proses berikutnya (ke-ekonomian, strategi development dst). Jadi objective kita bukan menemukan minyak/gas tapi menemukan cadangan yang cukup untuk diproduksi dalam time frame ekonomi Saya setuju kadang-kadang dengan filosofi seperti itu kita agak sulit bergerak. salam cp Doddy Suryanto dod...@pttep.com 28/04/2010 12:29 Please respond to iagi-net@iagi.or.id To iagi-net@iagi.or.id cc Subject RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Pak Cepi, Kalo membaca uraian email dari bapak dibawah sepertinya artian POS adalah mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode. POS disini apakah POS geologi atau komersial atau ekonomik? Sependek pengetahuan saya soal POS geologi, setiap kumpeni sepertinya mempunyai pengertian yang berbeda soal ini. Ada yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan cadangan yang terkecil (P99?). Ada juga yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan 1 barel minyak. Ada juga yang menganggap setetes minyak. Untuk ekonomik suatu sumur atau bahkan proyek, POS geologi ini hanyalah angka awal untuk mendapatkan POS yang lebih berarti seperti POS komersial atau ekonomik. Tapi menurut hemat saya definisi POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode adalah terlalu OPTIMISTIS.. Jadi POS yang manakah yang kita diskusikan ini? Salam, -doddy- -Original Message- From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] Sent: Wednesday, 28 April, 2010 6:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: fo...@hagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak Awang dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang dibor minimal akan ada satu sumur sukses. Karena setiap sumur pasti mempunyai nilai PoS sendiri yang dibangun dari data, asumsi, knowledge dan resiko yang kita identifikasi. Saya lebih mengartikan PoS 20 % adalah probabilitas sumur tersebut menemukan reservoir dengan parameter yang kita prediksi dan 20 % kemungkinan membuktikan cadangan dalam range paling tidak mode kalau sumur itu sukses. Sementara rasio keberhasilan sumur itu sendiri bagi saya tetaplah biner (dry or discovery). Pengartian seperti diatas sedikit tidak relevan bila kita akan membor sumur dengan nilai PoS 70 % di lapangan Sisi-Nubi misalnya yang sudah ada
Re: [iagi-net-l] POS vs analisa ekonomi was:Another dissapointing results on North Makassar
Saya pikir semua company sudah menerapkannya: POSg (Pg, COSg) -- Prob of Success geologically / Technical Success -- definisi POS pak Doddy POSc (Pc, COSc) -- Prob. of Success commercially / Economic Success -- definisi POS pak Cepi dan pak Noor. Salam, Herry From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thu, 29 April, 2010 9:20:20 AM Subject: [iagi-net-l] POS vs analisa ekonomi was:Another dissapointing results on North Makassar Pak Doddy, Harus dipisahkan antara PoS dari sumur eksplorasi dan kemungkinan ke-ekonomian pengembangannya kalau sumur itu berhasil menemukan cadangan. Seperti diterangkan Cepi, PoS adalah kemungkinan untuk mendapatkan cadangan mode case dan bukan mini atau maxi case. Kalau disebut terlalu optimis sebenarnya tidak juga, karena analisa ekonomi prospek (kita menyebutnya prospect evaluation study) itu nanti akan mempertimbangan mini case juga (salah satunya untuk ambang NPV 0%). Sedangan mode case adalah untuk analisa base case (NPV11% katakanlah, yang ini masing2 perusahaan punya aturan sendiri) Saya kira yang juga sering terlewat adalah prospect evaluation study ini. Study ini pada dasarnya adalah menganalisa bagaimana konsep pengembangan lapangan tersebut (jumlah sumur, fasilitas produksi dll) seandainya sumurnya berhasil. Skenario yang dibuat adalah untuk penemuan gas dalam jumlah mini, mode dan maxi. Diperkirakan juga berapa biaya yang diperlukan untuk merealisasikan konsep tersebut. Seperti pak Awang sebutkan, memang ada korelasi kuat antara POS dan jumlah cadangan yang dikejar. Jadi waktu keputusan suatu sumur eksplorasi itu akan dibor atau tidak, yang dipertimbangkan bukan hanya PoSnya saja, tapi hasil study ini juga menentukan (dalam ukuran tingkat ke-ekonomian, bukan PoS). Saya perhatikan, tahap ini sering menjadi kendala untuk non-operating coy karena minimnya referensi dan database. Namun dengan sumber informasi yang berlimpah saat ini, saya kira hal itu sudah bisa ditanggulangi (perkiraan harga paltform, rig dll itu ada semua di internet). Menemukan cadangan adalah satu tahap, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita kemudian mengembangkan dan memproduksinya. Saya kira sudah banyak kasus, sumur-sumur discovery yang diumumkan dengan gegap gempita akhirnya tidak bisa dikembangkan karena (mungkin) kita melewatkan proses evaluasi ini. salam, From: Doddy Suryanto dod...@pttep.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wed, April 28, 2010 7:29:52 PM Subject: RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Pak Cepi, Kalo membaca uraian email dari bapak dibawah sepertinya artian POS adalah mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode. POS disini apakah POS geologi atau komersial atau ekonomik? Sependek pengetahuan saya soal POS geologi, setiap kumpeni sepertinya mempunyai pengertian yang berbeda soal ini. Ada yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan cadangan yang terkecil (P99?). Ada juga yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan 1 barel minyak. Ada juga yang menganggap setetes minyak. Untuk ekonomik suatu sumur atau bahkan proyek, POS geologi ini hanyalah angka awal untuk mendapatkan POS yang lebih berarti seperti POS komersial atau ekonomik. Tapi menurut hemat saya definisi POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode adalah terlalu OPTIMISTIS.. Jadi POS yang manakah yang kita diskusikan ini? Salam, -doddy- -Original Message- From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] Sent: Wednesday, 28 April, 2010 6:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: fo...@hagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak Awang dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang dibor minimal akan ada satu sumur sukses. Karena setiap sumur pasti mempunyai nilai PoS sendiri yang dibangun dari data, asumsi, knowledge dan resiko yang kita identifikasi. Saya lebih mengartikan PoS 20 % adalah probabilitas sumur tersebut menemukan reservoir dengan parameter yang kita prediksi dan 20 % kemungkinan membuktikan cadangan dalam range paling tidak mode kalau sumur itu sukses. Sementara rasio keberhasilan sumur itu sendiri bagi saya tetaplah biner (dry or discovery). Pengartian seperti diatas sedikit tidak relevan bila kita akan membor sumur dengan nilai PoS 70 % di lapangan Sisi-Nubi misalnya yang sudah ada banyak sumur. Kita tidak bisa bilang bahwa dari 10 sumur yang akan dibor 7 akan sukses. Secara intuitive saja kita bisa menduga bahwa sumur tersebut akan menemukan cadangan (discovery) dan secara statistik sumur yang sudah dibor di field tersebut rasio kesuksesan adalah 100 %. Mungkin definisi
Re: [iagi-net-l] Geologist ngga bisa jadi manajer !
jadi manager belum tentu bisa, tapi tetep jago cari duit ... he he he ... sampe ke Maroko dan Kazahktan aja dikejar je ... 2010/4/29 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Kenapa seorang sarjana elektro mudah menjadi manajer ? Karena mereka mampu membayangkan sebuah kerja mesin tanpa pernah melihatnya. Seorang geologist ga bisa mbayangin tanpa KENA BATUNYA ! Doh ! *Whalla !! * Geologist (ahli geologi) mesti akan pada protest dengan alinea diatas, paling tidak nggrundel. Karena geologist juga manusia, geologist juga pingin jadi manager doonks ! Geologist mau dong jadi menteri atau setidaknya dirjen, lah. Seorang geologist sering mengatakan dirinya geologist sejati bila mampu melihat dan menjelaskan batu yang ada ditangannya. Dunia virtual-pun menjadi sulit didalam genggaman seorang geologist, secara mental profesionalnya menuntut adanya *hand speciment*. Tanpa rock samples bagi geologi pengukuran hanyalah *soft data*. Fakta ini mungkin bisa dilihat bahwa pada kenyataannya petinggi-petinggi dunia migas dan energi di Indonesia bukan ditangan geosaintist. Walaupun permasalahan utama di Indonesia ini masalah *natural resources management*, masalah pengelolaan sumberdaya alam. Indonesia tidak kekurangan energi, Indonesia berlimpah sumberdaya alam, Indonesia kaya minyak, kaya angin, kaya sinar matahari dll. Tetapi kenapa pengelolaan energi di Indonesia terkesan ambyar !! Kita tengok sarjana teknik elektro sebentar. Seorang sarjana elektro mampu melihat kerja sebuah proses mekanik *dari rumusnya *! Mereka sejak kuliah sudah dituntut melihat proses *coupling *bukan dari kampas kopling di mesin sepeda motornya. Itulah sebabnya sarjana elektro-pun mampu bekerja di dunia mekanik. Namun akan sulit bila sarjana mekanik dituntut menjadi seorang ahli transmisi PLN. Kembali ke Geologist. Seorang geologist dididik melihat dunia ini dalam empat dimensi. Dimensi ruang spasial ditambah dimensi waktu (3D+1). Rentang skala dibenaknya mulai dari yang berukuran mikron dengan mikroskop, hingga ribuan kilometer dengan citra satelit. Waktunya berkisar dari rentang hidupnya dalam puluhan tahun, hingga jutaan bahkan bermimpi akan menguak milyaran tahun yang lalu. Sangat tidak mudah bagi geologist untuk melihat kekinian. Fenomena pemanasan global lebih dilihat sebagai sebuah fenomena alam yg berulang jutaan tahun lalu, ketimbang menganggapnya sebagai ulah manusia yang baru mulai bekerja tadi pagi. Manager dituntut untuk mengerjakan dan memutuskan hari ini, saat ini, dan sekarang ! Tidak ada toleransi waktu dalam orde tahunan. Manajer dituntut untuk memutuskan bukan memikirkan ! Itulah sebabnya Geologist yang baik harus berpikir berdasarkan DATA dan FAKTA dilapangan ... namun geologsit harus dibantu untuk memberikan keputusan ! Hef e nais dey ! RDP -- *You can do hard way or you can do smart way ... both ways need you to do it any way ... not just discuss it in the hall way.* -- Salam hangat Shofi
RE: [iagi-net-l] POS vs analisa ekonomi was:Another dissapointing results on North Makassar
Pak Herry, Commercial succes (POSc) dan economic succes(POSe) sedikit berbeda. Sebuah well yang menemukan HC dan flow dengan rate yang cukup untuk menjustifikasi instalasi platform dan rencana development drilling sudah isebut sebagai commercial succes. Sedangkan klasifikasi economic succes adalah kalau ditemukan sejumlah volume HC yang producible untuk meng-cover seluruh exploratory costs, termasuk platform construction dan full development operation, sekaligus mendapatkan return positif dari total investemnt. Biasanya POSe = POSc x POSg Dimana besarnya POSe POSc dihitung berdasarkan minumum commercial/economic field size (MCFS atau MEFS) oleh petroleum enginer economics. Salam Ferry -Original Message- From: Herry Maulana [mailto:hmaulana1...@yahoo.com] Sent: Thursday, April 29, 2010 8:30 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] POS vs analisa ekonomi was:Another dissapointing results on North Makassar Saya pikir semua company sudah menerapkannya: POSg (Pg, COSg) -- Prob of Success geologically / Technical Success -- definisi POS pak Doddy POSc (Pc, COSc) -- Prob. of Success commercially / Economic Success -- definisi POS pak Cepi dan pak Noor. Salam, Herry From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thu, 29 April, 2010 9:20:20 AM Subject: [iagi-net-l] POS vs analisa ekonomi was:Another dissapointing results on North Makassar Pak Doddy, Harus dipisahkan antara PoS dari sumur eksplorasi dan kemungkinan ke-ekonomian pengembangannya kalau sumur itu berhasil menemukan cadangan. Seperti diterangkan Cepi, PoS adalah kemungkinan untuk mendapatkan cadangan mode case dan bukan mini atau maxi case. Kalau disebut terlalu optimis sebenarnya tidak juga, karena analisa ekonomi prospek (kita menyebutnya prospect evaluation study) itu nanti akan mempertimbangan mini case juga (salah satunya untuk ambang NPV 0%). Sedangan mode case adalah untuk analisa base case (NPV11% katakanlah, yang ini masing2 perusahaan punya aturan sendiri) Saya kira yang juga sering terlewat adalah prospect evaluation study ini. Study ini pada dasarnya adalah menganalisa bagaimana konsep pengembangan lapangan tersebut (jumlah sumur, fasilitas produksi dll) seandainya sumurnya berhasil. Skenario yang dibuat adalah untuk penemuan gas dalam jumlah mini, mode dan maxi. Diperkirakan juga berapa biaya yang diperlukan untuk merealisasikan konsep tersebut. Seperti pak Awang sebutkan, memang ada korelasi kuat antara POS dan jumlah cadangan yang dikejar. Jadi waktu keputusan suatu sumur eksplorasi itu akan dibor atau tidak, yang dipertimbangkan bukan hanya PoSnya saja, tapi hasil study ini juga menentukan (dalam ukuran tingkat ke-ekonomian, bukan PoS). Saya perhatikan, tahap ini sering menjadi kendala untuk non-operating coy karena minimnya referensi dan database. Namun dengan sumber informasi yang berlimpah saat ini, saya kira hal itu sudah bisa ditanggulangi (perkiraan harga paltform, rig dll itu ada semua di internet). Menemukan cadangan adalah satu tahap, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita kemudian mengembangkan dan memproduksinya. Saya kira sudah banyak kasus, sumur-sumur discovery yang diumumkan dengan gegap gempita akhirnya tidak bisa dikembangkan karena (mungkin) kita melewatkan proses evaluasi ini. salam, From: Doddy Suryanto dod...@pttep.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wed, April 28, 2010 7:29:52 PM Subject: RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Pak Cepi, Kalo membaca uraian email dari bapak dibawah sepertinya artian POS adalah mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode. POS disini apakah POS geologi atau komersial atau ekonomik? Sependek pengetahuan saya soal POS geologi, setiap kumpeni sepertinya mempunyai pengertian yang berbeda soal ini. Ada yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan cadangan yang terkecil (P99?). Ada juga yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan 1 barel minyak. Ada juga yang menganggap setetes minyak. Untuk ekonomik suatu sumur atau bahkan proyek, POS geologi ini hanyalah angka awal untuk mendapatkan POS yang lebih berarti seperti POS komersial atau ekonomik. Tapi menurut hemat saya definisi POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan cadangan sebesar paling tidak mode adalah terlalu OPTIMISTIS.. Jadi POS yang manakah yang kita diskusikan ini? Salam, -doddy- -Original Message- From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] Sent: Wednesday, 28 April, 2010 6:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: fo...@hagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak Awang dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang
[iagi-net-l] SEPM online
Kesempatan mengunduh publikasi SEPM secara cuma-cuma; sampai 1 Juni 2010 FHS == SEPM had recently digitized all of its books for CDs sales and now SEPM has put most of them Online. The Special Publication Series, Concepts Series, Short Course Notes and Core Workshop Notes are available at www.sepmonline.org, as an expansion of our Journals Online website at Highwire Press. Access to these books, which range in age from 1929 to 2005, will be free until June 1, 2010. After then, they will be available by subscription or pay-per-view. **Note that this webpage will not give individuals access to JSR or PALAIOS (this is the library access page), you must still go through the SEPM Members website for the journals. There is also a link at www.sepm.org – use the Publications/SEPM Books Online menu item. Note that in some cases, the Online Book Chapter files had to be down sampled to get them to a reasonable down loadable size. The full resolution versions of these books are available on CD from SEPM. Also note that Highwire Press does use security measures to prevent large scale downloads. SEPM will be posting the library, company and individual member subscription pricing soon. Please contact me if you have questions. This overall digitization of SEPM book publications was made possible by funds from SEPM, SEPM Foundation, Mrs. Martha Weeks, Chevron, Shell and ConocoPhillips. Sincerely, Howard Dr. Howard E. Harper, Jr. Executive Director SEPM Society for Sedimentary Geology PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -