Re: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan
Saya justru mendukung sosialisasi ilmu geologi ke segala arah seperti yg dikatakan pak Saiful atau yg sudah dilakukan oleh pak Awang sehingga blunder2 teologi tidak perlu terjadi lagi. Saya salut dgn apa yg telah dilakukan pak Awang, paling tidak bisa menjembatani antara teologi dengan ilmu pengetahuan. Dan bisa menjawab keberatan2 kaum skeptis serta membuka mata lebar2 kaum fundamentalis. Adanya IAGI net ini salah satunya (saya pikir) tujuan utamanya adalah ingin mengembangkan keilmuan kita dibidang geologi secara khusus. Jadi ranahnya adalah keilmuan ilmu manusia(dalam tanda kutip). Sedangkan ilmu allah(istilah pak Chairul) mempunyai ranah yg berbeda, contoh ilmu allah tidak bisa menjawab secara detail kejadian2 geologi yg terjadi. Paling2 hanya menyentuh kulit bagian luar dari ilmu alam selebihnya hanya kepandaian sang geologist berretorika. Saya akan memberi contoh hubungan ilmu manusia dgn ilmu allah, sejak manusia diciptakan telah dianugerahi kecukupan yg layak dan kelayakan yg cukup sebagai mahkluk yg bermartabat, nah, nilai martabat inilah gambaran 'terbatas' dari Diri Allah yg serba Maha, sejak penciptaannya manusia sudah memegang mandat dari atas untuk mengelola bumi ini dgn baik. Kalau kenyataannya bumi ini rusak maka 'salah satu' faktornya adalah manusia yg menyalahi mandat Tuhan itu-manusia yg tidak paham ilmu allah itu. Jadi tidak perlu ilmu satu meniadakan ilmu lainnya atau kita berpihak pada ilmu satu-menendang ilmu lainnya (ilmu dalam konteks ini). Tidak ada yg salah dengan ilmu pengetahuan/geologi. Mari kita membangun peradaban melalui ilmu pengetahuan/geologi sebagai mandat-NYA yg telah diberikan kepada kita-para geologist. Habis! Salam, Gde 2010/12/24 chairul_...@yahoo.co.id Bukan alergi bung. Saya sudah pernah mengalami dan merasakan menggali ilmu geologi selama 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus. Dari hari ke hari ilmu saya bergtambah; tapi seiring dengan itu saya merasa bertambah banyak yg tidak saya ketahui, sampai kepada kesimpulan bhw ilmu kita ini tidak ada apa2nya dibanding ilmu Allah. Saya hanya ingin memberikan peringatan kpd teman2 geologists agar tidak terjebak pada hal2 yg tidak perlu didiskusikan, yg mungkin akan menggoyahkan iman kita. Hanya itu saja. Wass, Chairul Nas IAGI/468 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: gde.wira...@gmail.com Date: Fri, 24 Dec 2010 01:40:47 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan Pencipta dgn ciptaan ya jelas beda, pak? Allah memberikan akal budi kepada manusia untuk dipergunakan sebaik-baiknya. Allah menyerahkan bumi ini kpd manusia supaya dikelola dgn baik! Ilmu geologi merupakan pemanfatan dan perkembangan akal budi manusia utk kepentingan manusia sendiri. Lewat ilmu geologi misteri bumi bisa terungkap walaupun belum/tidak semua. Jgn alergi dgn ilmu manusia ahh..! Kita ini geologist, jangan terlalu fundamentalis lah, y? Cheers, Gde Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: chairul_...@yahoo.co.id Date: Fri, 24 Dec 2010 01:43:37 To: IAGI Pusatiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan Betul kata Pak Rizal. Pokoknya, jika ingin mendiskusikan ilmu dengan agama, ada yg harus diingat: iman harus kuat dan mantap. Kalau tidak, salah2 kita bisa jadi murtad. Dalilnya adalah: ilmu manusia manapun tidak ada apa2nya dibanding ilmu Allah. Saya sudah menyadari benar, makin kita gali suatu ilmu - terasa kita tak ada apa2nya, dan akhirnya meyakini betul bhw ilmu kita memang amat sangat sedikt dibanding ilmu Allah. Masih amat banyak yang tidak kita ketahui. Renungkanlah ! Wass, CN Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rizalband...@yahoo.com Date: Fri, 24 Dec 2010 01:01:55 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan Kalau pak Awang mengunakan. Referensi dari Al Qur'an sangat banyak menceritakan tentang bencana ini. A.l. Bencana datang adalah akibat perbuatan / ulah tangan manusia manusia seperti banjir (banyak lagi yg lain), Tidak satupun kejadian dimuka bumi ini lepas dari kehendak Allah Yang Maha Kuasa, Sesungguhnya bencana itu datang akan membeda manusia mana yg mukmin dan mana yg kafir, Tidak akan beriman seseorang hamba apabila dia tidak diujin dan seterusnya. Masih banyak lagi ayat-ayat Al Qur'an menjelaskan tentang hal itu. Demikian sekedar sharing informasi. Tks. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Date: Fri, 24 Dec 2010 08:48:56 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; Geo Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com; Forum HAGI fo...@hagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan Hari Sabtu minggu yang lalu, saya hadir di sebuah gereja di wilayah Cibubur dalam sebuah
Re: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan
Dulu khususnya diabad 12-17 di barat orang2 pintar masuk universitas jurusan teologia, semikian juga saya kira terjadi di timur tengah (e.g zaman kekalifahan di baghdad). Sekarang diamati kalo enggak masuk itb/unpad/ui/its/... maka pilihan akhir masuk STT aja jadi calon pendeta. Sekarang sebagian besar PERTI dunia bermutu mengklaim tidak berafiliasi kepada agama tertentu (walaupun menurut sejarahnya didirikan/diinspirasi oleh orang2 beragama yg saleh e.g. Harvard, oxford, princeton,cambridge dll).dan penemu/inventor luar biasa dan hebat2 dan membawa berkah termasuk kebanyakan tokoh2 geologi kaliber dunia bukan orang2 saleh/religius menurut ukuran 'kita2' bahkan agnostik atau ateis Kenapa ya? Salam geologi S.Hutabarat On Dec 26, 2010, at 9:38, gde wirawan gde.wira...@gmail.com wrote: Saya justru mendukung sosialisasi ilmu geologi ke segala arah seperti yg dikatakan pak Saiful atau yg sudah dilakukan oleh pak Awang sehingga blunder2 teologi tidak perlu terjadi lagi. Saya salut dgn apa yg telah dilakukan pak Awang, paling tidak bisa menjembatani antara teologi dengan ilmu pengetahuan. Dan bisa menjawab keberatan2 kaum skeptis serta membuka mata lebar2 kaum fundamentalis. Adanya IAGI net ini salah satunya (saya pikir) tujuan utamanya adalah ingin mengembangkan keilmuan kita dibidang geologi secara khusus. Jadi ranahnya adalah keilmuan ilmu manusia(dalam tanda kutip). Sedangkan ilmu allah(istilah pak Chairul) mempunyai ranah yg berbeda, contoh ilmu allah tidak bisa menjawab secara detail kejadian2 geologi yg terjadi. Paling2 hanya menyentuh kulit bagian luar dari ilmu alam selebihnya hanya kepandaian sang geologist berretorika. Saya akan memberi contoh hubungan ilmu manusia dgn ilmu allah, sejak manusia diciptakan telah dianugerahi kecukupan yg layak dan kelayakan yg cukup sebagai mahkluk yg bermartabat, nah, nilai martabat inilah gambaran 'terbatas' dari Diri Allah yg serba Maha, sejak penciptaannya manusia sudah memegang mandat dari atas untuk mengelola bumi ini dgn baik. Kalau kenyataannya bumi ini rusak maka 'salah satu' faktornya adalah manusia yg menyalahi mandat Tuhan itu-manusia yg tidak paham ilmu allah itu. Jadi tidak perlu ilmu satu meniadakan ilmu lainnya atau kita berpihak pada ilmu satu-menendang ilmu lainnya (ilmu dalam konteks ini). Tidak ada yg salah dengan ilmu pengetahuan/geologi. Mari kita membangun peradaban melalui ilmu pengetahuan/geologi sebagai mandat-NYA yg telah diberikan kepada kita-para geologist. Habis! Salam, Gde 2010/12/24 chairul_...@yahoo.co.id Bukan alergi bung. Saya sudah pernah mengalami dan merasakan menggali ilmu geologi selama 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus. Dari hari ke hari ilmu saya bergtambah; tapi seiring dengan itu saya merasa bertambah banyak yg tidak saya ketahui, sampai kepada kesimpulan bhw ilmu kita ini tidak ada apa2nya dibanding ilmu Allah. Saya hanya ingin memberikan peringatan kpd teman2 geologists agar tidak terjebak pada hal2 yg tidak perlu didiskusikan, yg mungkin akan menggoyahkan iman kita. Hanya itu saja. Wass, Chairul Nas IAGI/468 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: gde.wira...@gmail.com Date: Fri, 24 Dec 2010 01:40:47 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan Pencipta dgn ciptaan ya jelas beda, pak? Allah memberikan akal budi kepada manusia untuk dipergunakan sebaik-baiknya. Allah menyerahkan bumi ini kpd manusia supaya dikelola dgn baik! Ilmu geologi merupakan pemanfatan dan perkembangan akal budi manusia utk kepentingan manusia sendiri. Lewat ilmu geologi misteri bumi bisa terungkap walaupun belum/tidak semua. Jgn alergi dgn ilmu manusia ahh..! Kita ini geologist, jangan terlalu fundamentalis lah, y? Cheers, Gde Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: chairul_...@yahoo.co.id Date: Fri, 24 Dec 2010 01:43:37 To: IAGI Pusatiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan Betul kata Pak Rizal. Pokoknya, jika ingin mendiskusikan ilmu dengan agama, ada yg harus diingat: iman harus kuat dan mantap. Kalau tidak, salah2 kita bisa jadi murtad. Dalilnya adalah: ilmu manusia manapun tidak ada apa2nya dibanding ilmu Allah. Saya sudah menyadari benar, makin kita gali suatu ilmu - terasa kita tak ada apa2nya, dan akhirnya meyakini betul bhw ilmu kita memang amat sangat sedikt dibanding ilmu Allah. Masih amat banyak yang tidak kita ketahui. Renungkanlah ! Wass, CN Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rizalband...@yahoo.com Date: Fri, 24 Dec 2010 01:01:55 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan Kalau pak Awang mengunakan. Referensi dari Al Qur'an sangat banyak menceritakan tentang bencana ini. A.l. Bencana datang adalah akibat perbuatan / ulah tangan manusia manusia seperti banjir (banyak lagi yg lain), Tidak satupun kejadian dimuka bumi ini lepas dari kehendak
Re: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan
Horas pak Sanggam, Karena sejak manusia diciptakan potensi manusia utk memajukan peradaban itu sudah ada sekalipun orang itu agnostik/atheist. Rasionya benar2 digunakan he...he... Selamat natal, salam dr bortob. Gde Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Sanggam Hutabarat shthutaba...@yahoo.com Date: Sat, 25 Dec 2010 20:09:56 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan Dulu khususnya diabad 12-17 di barat orang2 pintar masuk universitas jurusan teologia, semikian juga saya kira terjadi di timur tengah (e.g zaman kekalifahan di baghdad). Sekarang diamati kalo enggak masuk itb/unpad/ui/its/... maka pilihan akhir masuk STT aja jadi calon pendeta. Sekarang sebagian besar PERTI dunia bermutu mengklaim tidak berafiliasi kepada agama tertentu (walaupun menurut sejarahnya didirikan/diinspirasi oleh orang2 beragama yg saleh e.g. Harvard, oxford, princeton,cambridge dll).dan penemu/inventor luar biasa dan hebat2 dan membawa berkah termasuk kebanyakan tokoh2 geologi kaliber dunia bukan orang2 saleh/religius menurut ukuran 'kita2' bahkan agnostik atau ateis Kenapa ya? Salam geologi S.Hutabarat On Dec 26, 2010, at 9:38, gde wirawan gde.wira...@gmail.com wrote: Saya justru mendukung sosialisasi ilmu geologi ke segala arah seperti yg dikatakan pak Saiful atau yg sudah dilakukan oleh pak Awang sehingga blunder2 teologi tidak perlu terjadi lagi. Saya salut dgn apa yg telah dilakukan pak Awang, paling tidak bisa menjembatani antara teologi dengan ilmu pengetahuan. Dan bisa menjawab keberatan2 kaum skeptis serta membuka mata lebar2 kaum fundamentalis. Adanya IAGI net ini salah satunya (saya pikir) tujuan utamanya adalah ingin mengembangkan keilmuan kita dibidang geologi secara khusus. Jadi ranahnya adalah keilmuan ilmu manusia(dalam tanda kutip). Sedangkan ilmu allah(istilah pak Chairul) mempunyai ranah yg berbeda, contoh ilmu allah tidak bisa menjawab secara detail kejadian2 geologi yg terjadi. Paling2 hanya menyentuh kulit bagian luar dari ilmu alam selebihnya hanya kepandaian sang geologist berretorika. Saya akan memberi contoh hubungan ilmu manusia dgn ilmu allah, sejak manusia diciptakan telah dianugerahi kecukupan yg layak dan kelayakan yg cukup sebagai mahkluk yg bermartabat, nah, nilai martabat inilah gambaran 'terbatas' dari Diri Allah yg serba Maha, sejak penciptaannya manusia sudah memegang mandat dari atas untuk mengelola bumi ini dgn baik. Kalau kenyataannya bumi ini rusak maka 'salah satu' faktornya adalah manusia yg menyalahi mandat Tuhan itu-manusia yg tidak paham ilmu allah itu. Jadi tidak perlu ilmu satu meniadakan ilmu lainnya atau kita berpihak pada ilmu satu-menendang ilmu lainnya (ilmu dalam konteks ini). Tidak ada yg salah dengan ilmu pengetahuan/geologi. Mari kita membangun peradaban melalui ilmu pengetahuan/geologi sebagai mandat-NYA yg telah diberikan kepada kita-para geologist. Habis! Salam, Gde 2010/12/24 chairul_...@yahoo.co.id Bukan alergi bung. Saya sudah pernah mengalami dan merasakan menggali ilmu geologi selama 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus. Dari hari ke hari ilmu saya bergtambah; tapi seiring dengan itu saya merasa bertambah banyak yg tidak saya ketahui, sampai kepada kesimpulan bhw ilmu kita ini tidak ada apa2nya dibanding ilmu Allah. Saya hanya ingin memberikan peringatan kpd teman2 geologists agar tidak terjebak pada hal2 yg tidak perlu didiskusikan, yg mungkin akan menggoyahkan iman kita. Hanya itu saja. Wass, Chairul Nas IAGI/468 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: gde.wira...@gmail.com Date: Fri, 24 Dec 2010 01:40:47 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan Pencipta dgn ciptaan ya jelas beda, pak? Allah memberikan akal budi kepada manusia untuk dipergunakan sebaik-baiknya. Allah menyerahkan bumi ini kpd manusia supaya dikelola dgn baik! Ilmu geologi merupakan pemanfatan dan perkembangan akal budi manusia utk kepentingan manusia sendiri. Lewat ilmu geologi misteri bumi bisa terungkap walaupun belum/tidak semua. Jgn alergi dgn ilmu manusia ahh..! Kita ini geologist, jangan terlalu fundamentalis lah, y? Cheers, Gde Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: chairul_...@yahoo.co.id Date: Fri, 24 Dec 2010 01:43:37 To: IAGI Pusatiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Teologi Kebencanaan Betul kata Pak Rizal. Pokoknya, jika ingin mendiskusikan ilmu dengan agama, ada yg harus diingat: iman harus kuat dan mantap. Kalau tidak, salah2 kita bisa jadi murtad. Dalilnya adalah: ilmu manusia manapun tidak ada apa2nya dibanding ilmu Allah. Saya sudah menyadari benar, makin kita gali suatu ilmu - terasa kita tak ada apa2nya, dan akhirnya meyakini betul bhw ilmu kita memang amat sangat sedikt dibanding ilmu Allah. Masih amat banyak yang tidak kita ketahui. Renungkanlah ! Wass, CN Powered by