RE: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)
Yth. Pak Awang, Bisa minta paper IAGI nya Pak Awang. Terimakasih, Salam, US -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 8:36 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Menarik Pak soal memutus hubungan antara Luk Ulo dan Meratus, saya menampilkan hal yang sama, yaitu bahwa ofiolit Meratus berdiri sendiri dan tidak bersambung dengan Luk Ulo, di PIT IAGI kemarin dalam paper berjudul Accretion and Dispersion of SE Sundaland : the Growing and Slivering of a Continent (saya akan kirim ke Pak Koesoema). Ofiolit/melange Meratus yang sedemikian besarnya dibanding spotted seperti di Ciletuh dan Luk Ulo mengesankan bahwa mekanismenya bukan melalui scrapping off kerak samudra di subduction, tetapi emplacement model obduction oleh dua micro-continent yang collided (Schwaner x Paternoster). Saya menyambungkan Luk Ulo ke Bantimala berdasarkan umur, mekanisme emplacement, fasies metamorfik dan kandungan radiolaria. Hanya mekanisme transduction tidak saya aplikasikan di situ. Kalau Bayah bersambung dengan Jatibarang, maka ada dua pertanyaan : (1) berapa gap umur antara terjadinya subduction dengan munculnya volcanic arc asosiasinya, apakah sejauh Late Cretaceous ke Paleocene-Eocene ? (2) apa yang mengatur ketidakteraturan jarak rumpang palung-busur (ATG - arc trench gap). Sebab, Bayah Arc begitu dekat dengan Ciletuh Trench, sementara Jatibarang Arc begitu jauh dari Luk Ulo trench. Seolah-olah ATG ini membaji menyempit di SW Java dan semakin lebar ke arah Jawa Timur. Apakah itu terjadi oleh mega-shear (transduction ?), megashear yang mana pada umur itu yang menggeser ATG ? Di paper lain tentang tektonik Jawa Tengah (Structural Indentation of Central Java : a strike-slip segmentation - publikasi khusus oleh IAGI Pengda Yogya JAwa Tengah 2003), saya menaruh dua sesar mendatar besar yang mengapit Jawa Tengah yang menyebabkan indentasi Jawa Tengah : sinistral Muria-Kebumen (arah Meratus) dan dextral Pamanukan-Cilacap (arah Sumatra) yang umur2nya di sekitar Early Tertiary, apakah sesar2 ini (yang keberadaannya terutama didasarkan pada segmentasi data gayaberat) yang menyebabkan transduction, kelihatannya Pak Koesoema memilih sesar lain dengan arah Jawa (B-T), seperti RMK (Rembang-Madura-Kangean), tetapi itu jadinya harus dextral bila menggeser jalur trench ke Satanger, sementara saat ini RMK sangat mengesankan sinistral, ini selanjutnya akan mengarah ke origin RMK sendiri dan histori slip-nya. Kelihatannya OAF (Old Andesite Formation) dan juga Jatibarang Formation batasannya harus dilihat lagi. Tulisan tentang Jatibarang sangat sedikit, sehingga menyulitkan sintesis regionalnya. Penertiban penamaan stratigrafi memang jadi salah satu agenda Komisi Stratigrafi IAGI. Saya memulainya sejak tahun 2002 dengan menginformasikan ke KPS2 yang terkait tentang penamaan ini, hanya memang belum kelihatan efeknya. Nama2 seperti Zelda, Gita, Banuwati telah lama dipakai sejak akhir 60an, mengubahnya jadi Talang Akar atau apa pun yang resmi ternyata tidak mudah. Bahkan, betulkah memakai Talang Akar dan Baturaja di Jawa Barat sementyara lokasi tipenya di Sum Sel dan ini sudah lintas cekungan. Saya pikir tidak tepat. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote: Van Bemmelen memasukkan Cikotok Fm sebagai Old Andesite Fm. Kemudian dalam peta P3G Old Andesite Fm di Bayah dipetakan sebagai Cikotok fm, dan yang di Pegunungan Jawa Barat Selatan sebagai Jampang Fm, dan di Jawa Timur oleh Prof Sartono diberi nama Besole Fm Di Sumatra Selatan Old Andesite kemungkinan sama dengan Kikim Tuffs (Volcanics) dari orang Stanvac, sedangkan Lahat Fm dari Shell (Pertamina) terdiri dari 2 bagian, yang bawah (volcanic facies) saya kira masuk ke Kikim volcanics, sedangkan yang bahagian atas (sedimentary facies) sama dengan Lemat fm orang Stanvac (Exspan). Saya korelasikan Cikotok fm dengan Jatibarang Volcanics (Disini harus hati-hati pula, karena Jatibarang fm orang Arco (BP) itu tidak equivalent dengan Jatibarang Volcanics dari Pertamina, tetapi sama dengan Banuwati shale dari orang Maxus (CNOOC), atau Jatibarang Fm bagian atas (lake deposit) dari Pertamina. Saya lihat banyak age dating dari Jatibarang volcanics menunjukkan umur 54 dan 72 Ma. Jatibarang Fm sering dinyatakan sebagai Eocene, tetapi saya kira ini adalah Jatibarangnya orang Arco. Saya kira BP Migas perlu menertibkan nama-nama formasi yang kacau ini. Hypothesa saya sekarang adalah bahwa Cikotok Fm dan Jatibarang volcanics adalah merupakan volcanic arc dari Ciletuh dan Loh Ulo accretion zone (melange) yang berumur Paleocene-Cretaceous. Melange Meratus itu berumur Early Cretaceous -Late Jurassic, dan merupakan collision zone antara Paternoster (East Sunda) microcontinent dengan Sunda continenet, dan tidak dapat disambungkan dengan Loh Ulo. Subduction dari Loh Ulo terputus di sekitar semarang dan dilanjutkan dengan transduction
Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB
Pak Kosoema dan Rekan Herman Darman dkk., Tentang contoh batuan Devon dari Ekspedisi Devon GEA yang berupa batugamping dengan fosil coral, pada tahun 2000-2001 yang lalu, ada ahli coral Australia (lewat email) yang berminat untuk melihatnya, namun ketika ditanyakan ke saya, saya tidak mengetahuinya, karena contoh tersebut disimpan oleh Almarhum Prof. Sartono. Setelah cukup lama saya mencarinya yang belum juga menemukan contoh tersebut, saya nyeletuk bergurau, jangan2 contoh tersebut hilang karena DIJADIKAN GANJEL PINTU. Ungkapan tersebut benar2 hanya guarauan saya semata, bukan suatu realita, karena lama mencari dan tetap tidak menemukannya ! Pencarian contoh batugamping Devon tersebut terus saya lakukan, dan pada awal tahun 2002 saya TELAH MENEMUKAN CONTOH BATUGAMPING DEVON - KALIMANTAN, hasil Ekspedisi Devon GEA, dan sejak itu, contoh tersebut saya simpan dengan baik dan aman. Demikian info dari saya tentang contoh Batugamping Devon hasil karya para mahasiswa dalam Ekspedisi Mahasiswa - GEA dalam Ekspedisi Devon di Kalimantan. Terima kasih, Yahdi Zaim. Departemen Teknik Geologi FIKTM - ITB - Original Message - From: Koesoema [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 10:06 PM Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Mengenai batuan Devon sebagai ganjal harus ditanyakan pa Zaim, saya sudah jarang ke kampus. - Original Message - From: Anto Sugiharto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 3:04 PM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Sekedar info, Report ekspedisi Devon'89 masih ada dan terdokumentasi cukup baik di VICO, namun dalam bahasa Indonesia bukan english. Salam, Anto S -Original Message- From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 6:22 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Koeseoma, Setahu saya Devonian Expedition juga menuliskan report untuk perusahaan-perusahaan yang memberikan sponsor, seperti Unocal, VICO, dan Total kalau tidak salah. Kemungkinan besar laporan itu dibuat dalam bahasa Ingris. Banyak rekan-rekan anggota expedisi ini yang nyangkut di IAGI-net. Kita bisa dengarkan pendapat mereka. Mengenai sample / contoh batuan,.. apakah benar sudah jadi ganjal pintu lab? Saya usul PPPG diberikan juga sebagian contoh batuannya. Herman -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 18:56 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Sebetulnya laporan Devonian Expedition itu ada dalam bentuk tugas akhir (thesis) mahasiwa. Mungkin sebaiknya thesis itu dipublikasikan di Bulletin Geologi, atau JTM. Namun perlu seorang editor yang tekun. Saya sendiri mencoba melakukan itu dengan mengkompilasikan menjadi satu paper dalam bahasa Inggris, tetapi selalu ada halangan. Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau UPN yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant. Contohnya saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre Tertiar di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai contact aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip serta peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras oleh Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada di bawah Fm Bayah yang berumur Eocene Tengah. Ini jelas memperkuat dugaan saya bahwa Fm Cikotok itu berumut Paleocene dan dapat dikorelasikan dengan Fm Jatibarang (yang volcanics) dan dengan Kikim Volcanics di Sumatra Selatan. Selama ini Fm Cikotok dianggap berinterfingering dengan Fm Bayah (Eocene) dan Fm Cijengkol (Oligocene). Jadi sekarang saya yakin bahwa pre-Tertiary di Jawa itu selain terdapat sebagai melange di Ciletuh dan Loh Ulo serta sekis di Bayat (Central Jawa) juga terdapat di Banten selatan yang tidak pernah disebut-sebut di Van Bemmelen atau literatur lainnya. Saya kira kalau ada yang tekun ingin mempublikasikan suatu penemuan baru, dapat melakukannya dengan menekuni thesis-thesis mahasiswa S-1 dari berbagai universitas (tentu keakuratannya harus diteliti). Begitu banyak yang bisa dilakukan untuk memberikan sumbangan pada khanazah ilmu pengetahuan Indonesia yang significant untuk dunia, tetapi waktu melorot begitu cepat. Wassalam RPK - Original Message - From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 03, 2004 6:14 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Untung mengatakan: contoh batuan
Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB
Herman, Terima kasih responnya yang cepat. Untuk membagikan contoh Batugamping Devon tersebut ke Museum P3G, rasanya tidak mungkin karena contoh yang diberikan ke Almarhum Prof Sartono dan yang sekarang ada di Lab. Paleontologi kecil, berukuran (pjg x lbr) : 15 x 9 cm. Trims Salam, YZaim. - Original Message - From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 8:59 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Zaim, Terima kasih untuk penjelasannya. Saya lupa dari mana saya dapat istilah 'dijadikan ganjel pintu' itu, tapi ternyata sumbernya dari pak Zaim. Apakah mungkin kalau contoh batugamping Devon itu diberikan sebagian ke Museum Geologi untuk di display? Salam, Herman -Original Message- From: zaim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 09 March 2004 09:31 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Kosoema dan Rekan Herman Darman dkk., Tentang contoh batuan Devon dari Ekspedisi Devon GEA yang berupa batugamping dengan fosil coral, pada tahun 2000-2001 yang lalu, ada ahli coral Australia (lewat email) yang berminat untuk melihatnya, namun ketika ditanyakan ke saya, saya tidak mengetahuinya, karena contoh tersebut disimpan oleh Almarhum Prof. Sartono. Setelah cukup lama saya mencarinya yang belum juga menemukan contoh tersebut, saya nyeletuk bergurau, jangan2 contoh tersebut hilang karena DIJADIKAN GANJEL PINTU. Ungkapan tersebut benar2 hanya guarauan saya semata, bukan suatu realita, karena lama mencari dan tetap tidak menemukannya ! Pencarian contoh batugamping Devon tersebut terus saya lakukan, dan pada awal tahun 2002 saya TELAH MENEMUKAN CONTOH BATUGAMPING DEVON - KALIMANTAN, hasil Ekspedisi Devon GEA, dan sejak itu, contoh tersebut saya simpan dengan baik dan aman. Demikian info dari saya tentang contoh Batugamping Devon hasil karya para mahasiswa dalam Ekspedisi Mahasiswa - GEA dalam Ekspedisi Devon di Kalimantan. Terima kasih, Yahdi Zaim. Departemen Teknik Geologi FIKTM - ITB - Original Message - From: Koesoema [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 10:06 PM Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Mengenai batuan Devon sebagai ganjal harus ditanyakan pa Zaim, saya sudah jarang ke kampus. - Original Message - From: Anto Sugiharto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 3:04 PM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Sekedar info, Report ekspedisi Devon'89 masih ada dan terdokumentasi cukup baik di VICO, namun dalam bahasa Indonesia bukan english. Salam, Anto S -Original Message- From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 6:22 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Koeseoma, Setahu saya Devonian Expedition juga menuliskan report untuk perusahaan-perusahaan yang memberikan sponsor, seperti Unocal, VICO, dan Total kalau tidak salah. Kemungkinan besar laporan itu dibuat dalam bahasa Ingris. Banyak rekan-rekan anggota expedisi ini yang nyangkut di IAGI-net. Kita bisa dengarkan pendapat mereka. Mengenai sample / contoh batuan,.. apakah benar sudah jadi ganjal pintu lab? Saya usul PPPG diberikan juga sebagian contoh batuannya. Herman -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 18:56 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Sebetulnya laporan Devonian Expedition itu ada dalam bentuk tugas akhir (thesis) mahasiwa. Mungkin sebaiknya thesis itu dipublikasikan di Bulletin Geologi, atau JTM. Namun perlu seorang editor yang tekun. Saya sendiri mencoba melakukan itu dengan mengkompilasikan menjadi satu paper dalam bahasa Inggris, tetapi selalu ada halangan. Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau UPN yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant. Contohnya saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre Tertiar di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai contact aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip serta peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras oleh Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada di bawah Fm Bayah yang berumur Eocene Tengah. Ini jelas memperkuat dugaan saya bahwa Fm Cikotok itu berumut Paleocene dan dapat dikorelasikan dengan Fm Jatibarang (yang volcanics) dan dengan Kikim Volcanics di Sumatra Selatan. Selama ini Fm Cikotok dianggap berinterfingering dengan Fm Bayah
RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB
Pak Zaim, Kalau demikian halnya apakah mungkin diberikan fotonya bersama copy report-nya saja? Salam, Herman -Original Message- From: zaim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 09 March 2004 10:26 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Herman, Terima kasih responnya yang cepat. Untuk membagikan contoh Batugamping Devon tersebut ke Museum P3G, rasanya tidak mungkin karena contoh yang diberikan ke Almarhum Prof Sartono dan yang sekarang ada di Lab. Paleontologi kecil, berukuran (pjg x lbr) : 15 x 9 cm. Trims Salam, YZaim. - Original Message - From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 8:59 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Zaim, Terima kasih untuk penjelasannya. Saya lupa dari mana saya dapat istilah 'dijadikan ganjel pintu' itu, tapi ternyata sumbernya dari pak Zaim. Apakah mungkin kalau contoh batugamping Devon itu diberikan sebagian ke Museum Geologi untuk di display? Salam, Herman -Original Message- From: zaim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 09 March 2004 09:31 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Kosoema dan Rekan Herman Darman dkk., Tentang contoh batuan Devon dari Ekspedisi Devon GEA yang berupa batugamping dengan fosil coral, pada tahun 2000-2001 yang lalu, ada ahli coral Australia (lewat email) yang berminat untuk melihatnya, namun ketika ditanyakan ke saya, saya tidak mengetahuinya, karena contoh tersebut disimpan oleh Almarhum Prof. Sartono. Setelah cukup lama saya mencarinya yang belum juga menemukan contoh tersebut, saya nyeletuk bergurau, jangan2 contoh tersebut hilang karena DIJADIKAN GANJEL PINTU. Ungkapan tersebut benar2 hanya guarauan saya semata, bukan suatu realita, karena lama mencari dan tetap tidak menemukannya ! Pencarian contoh batugamping Devon tersebut terus saya lakukan, dan pada awal tahun 2002 saya TELAH MENEMUKAN CONTOH BATUGAMPING DEVON - KALIMANTAN, hasil Ekspedisi Devon GEA, dan sejak itu, contoh tersebut saya simpan dengan baik dan aman. Demikian info dari saya tentang contoh Batugamping Devon hasil karya para mahasiswa dalam Ekspedisi Mahasiswa - GEA dalam Ekspedisi Devon di Kalimantan. Terima kasih, Yahdi Zaim. Departemen Teknik Geologi FIKTM - ITB - Original Message - From: Koesoema [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 10:06 PM Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Mengenai batuan Devon sebagai ganjal harus ditanyakan pa Zaim, saya sudah jarang ke kampus. - Original Message - From: Anto Sugiharto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 3:04 PM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Sekedar info, Report ekspedisi Devon'89 masih ada dan terdokumentasi cukup baik di VICO, namun dalam bahasa Indonesia bukan english. Salam, Anto S -Original Message- From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 6:22 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Koeseoma, Setahu saya Devonian Expedition juga menuliskan report untuk perusahaan-perusahaan yang memberikan sponsor, seperti Unocal, VICO, dan Total kalau tidak salah. Kemungkinan besar laporan itu dibuat dalam bahasa Ingris. Banyak rekan-rekan anggota expedisi ini yang nyangkut di IAGI-net. Kita bisa dengarkan pendapat mereka. Mengenai sample / contoh batuan,.. apakah benar sudah jadi ganjal pintu lab? Saya usul PPPG diberikan juga sebagian contoh batuannya. Herman -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 18:56 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Sebetulnya laporan Devonian Expedition itu ada dalam bentuk tugas akhir (thesis) mahasiwa. Mungkin sebaiknya thesis itu dipublikasikan di Bulletin Geologi, atau JTM. Namun perlu seorang editor yang tekun. Saya sendiri mencoba melakukan itu dengan mengkompilasikan menjadi satu paper dalam bahasa Inggris, tetapi selalu ada halangan. Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau UPN yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant. Contohnya saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre Tertiar di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai contact aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip serta peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras oleh Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada
Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB
Herman, kalau fotonya sih tidak masalah, saya bisa berikan kepada siapa saja yang berminat. Tentang laporannya, saya tidak memiliki laporan tersebut, namun kalau dalam Skripsi Tugas Akhir Sarjana seperti yang dikatakan Pak Koesoema, dapat dibaca diperpustakaan Departemen. Trims, Salam, YZaim - Original Message - From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 9:25 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Zaim, Kalau demikian halnya apakah mungkin diberikan fotonya bersama copy report-nya saja? Salam, Herman -Original Message- From: zaim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 09 March 2004 10:26 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Herman, Terima kasih responnya yang cepat. Untuk membagikan contoh Batugamping Devon tersebut ke Museum P3G, rasanya tidak mungkin karena contoh yang diberikan ke Almarhum Prof Sartono dan yang sekarang ada di Lab. Paleontologi kecil, berukuran (pjg x lbr) : 15 x 9 cm. Trims Salam, YZaim. - Original Message - From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 8:59 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Zaim, Terima kasih untuk penjelasannya. Saya lupa dari mana saya dapat istilah 'dijadikan ganjel pintu' itu, tapi ternyata sumbernya dari pak Zaim. Apakah mungkin kalau contoh batugamping Devon itu diberikan sebagian ke Museum Geologi untuk di display? Salam, Herman -Original Message- From: zaim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 09 March 2004 09:31 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Kosoema dan Rekan Herman Darman dkk., Tentang contoh batuan Devon dari Ekspedisi Devon GEA yang berupa batugamping dengan fosil coral, pada tahun 2000-2001 yang lalu, ada ahli coral Australia (lewat email) yang berminat untuk melihatnya, namun ketika ditanyakan ke saya, saya tidak mengetahuinya, karena contoh tersebut disimpan oleh Almarhum Prof. Sartono. Setelah cukup lama saya mencarinya yang belum juga menemukan contoh tersebut, saya nyeletuk bergurau, jangan2 contoh tersebut hilang karena DIJADIKAN GANJEL PINTU. Ungkapan tersebut benar2 hanya guarauan saya semata, bukan suatu realita, karena lama mencari dan tetap tidak menemukannya ! Pencarian contoh batugamping Devon tersebut terus saya lakukan, dan pada awal tahun 2002 saya TELAH MENEMUKAN CONTOH BATUGAMPING DEVON - KALIMANTAN, hasil Ekspedisi Devon GEA, dan sejak itu, contoh tersebut saya simpan dengan baik dan aman. Demikian info dari saya tentang contoh Batugamping Devon hasil karya para mahasiswa dalam Ekspedisi Mahasiswa - GEA dalam Ekspedisi Devon di Kalimantan. Terima kasih, Yahdi Zaim. Departemen Teknik Geologi FIKTM - ITB - Original Message - From: Koesoema [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 10:06 PM Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Mengenai batuan Devon sebagai ganjal harus ditanyakan pa Zaim, saya sudah jarang ke kampus. - Original Message - From: Anto Sugiharto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 3:04 PM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Sekedar info, Report ekspedisi Devon'89 masih ada dan terdokumentasi cukup baik di VICO, namun dalam bahasa Indonesia bukan english. Salam, Anto S -Original Message- From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 6:22 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Koeseoma, Setahu saya Devonian Expedition juga menuliskan report untuk perusahaan-perusahaan yang memberikan sponsor, seperti Unocal, VICO, dan Total kalau tidak salah. Kemungkinan besar laporan itu dibuat dalam bahasa Ingris. Banyak rekan-rekan anggota expedisi ini yang nyangkut di IAGI-net. Kita bisa dengarkan pendapat mereka. Mengenai sample / contoh batuan,.. apakah benar sudah jadi ganjal pintu lab? Saya usul PPPG diberikan juga sebagian contoh batuannya. Herman -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 18:56 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Sebetulnya laporan Devonian Expedition itu ada dalam bentuk tugas akhir (thesis) mahasiwa. Mungkin sebaiknya thesis itu dipublikasikan di Bulletin Geologi, atau JTM. Namun perlu seorang editor yang tekun. Saya sendiri mencoba melakukan itu dengan mengkompilasikan menjadi satu paper dalam bahasa Inggris, tetapi selalu ada halangan. Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau UPN yang ada di
FW: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)
fyi -Original Message- From: Bhakti H. Harahap [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 2:07 PM To: Ukat Sukanta at CPI Subject: Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Penertiban nama unit resmi di Indonesia sudah menjadi tugas kita semua. Karena pada Leksikon Stratigrafi Indonesia oleh BH et al sudah tercatat nama unit stratigrafi sebanyak 1838. Kita sedang mengajukan proposal ke IAGI untuk mengerjakan Leksikon subsurface Indonesia, yang akan dimulai dari P. Jawa. Betul sekali, masih banyak pembenahan mengenai nomenkaltur. Bhakti - Original Message - From: Ukat Sukanta at CPI [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 7:09 AM Subject: FW: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Pak Bhakti Pak Hermes, Ada info dari Pak Kusumah. Salam, US -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 10:04 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Van Bemmelen memasukkan Cikotok Fm sebagai Old Andesite Fm. Kemudian dalam peta P3G Old Andesite Fm di Bayah dipetakan sebagai Cikotok fm, dan yang di Pegunungan Jawa Barat Selatan sebagai Jampang Fm, dan di Jawa Timur oleh Prof Sartono diberi nama Besole Fm Di Sumatra Selatan Old Andesite kemungkinan sama dengan Kikim Tuffs (Volcanics) dari orang Stanvac, sedangkan Lahat Fm dari Shell (Pertamina) terdiri dari 2 bagian, yang bawah (volcanic facies) saya kira masuk ke Kikim volcanics, sedangkan yang bahagian atas (sedimentary facies) sama dengan Lemat fm orang Stanvac (Exspan). Saya korelasikan Cikotok fm dengan Jatibarang Volcanics (Disini harus hati-hati pula, karena Jatibarang fm orang Arco (BP) itu tidak equivalent dengan Jatibarang Volcanics dari Pertamina, tetapi sama dengan Banuwati shale dari orang Maxus (CNOOC), atau Jatibarang Fm bagian atas (lake deposit) dari Pertamina. Saya lihat banyak age dating dari Jatibarang volcanics menunjukkan umur 54 dan 72 Ma. Jatibarang Fm sering dinyatakan sebagai Eocene, tetapi saya kira ini adalah Jatibarangnya orang Arco. Saya kira BP Migas perlu menertibkan nama-nama formasi yang kacau ini. Hypothesa saya sekarang adalah bahwa Cikotok Fm dan Jatibarang volcanics adalah merupakan volcanic arc dari Ciletuh dan Loh Ulo accretion zone (melange) yang berumur Paleocene-Cretaceous. Melange Meratus itu berumur Early Cretaceous -Late Jurassic, dan merupakan collision zone antara Paternoster (East Sunda) microcontinent dengan Sunda continenet, dan tidak dapat disambungkan dengan Loh Ulo. Subduction dari Loh Ulo terputus di sekitar semarang dan dilanjutkan dengan transduction (strike slip) sepanjang Jawa Timur utara sampai ke Satanger block dimana Bransden menemukan melage seumurn Lok Ulo, dan mungkin baru belok ke Bantimala. Peta paleogeografi dari Paleocene subduction ini nanti saya akan lampirkan melalui Japri, karena Mailist ini tidak bisa memuat attachement. Wassalam - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 9:27 AM Subject: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Pak Koesoema, Konfirmasi Pak. Old Andesite yang dimunculkan van Bemmelen (1949, 1970) atau sejak Verbeek Fennema (Oud Andesiet, 1896) di Jawa dominan Oligo-Miocene. Memang di Bayah adalah yang tertua (Cikotok Bayah Formations, ditemukan tuff Early Eocene dalam Bayah Formation, dan dalam Late Eocene Cicarucup Formation ditemukan detritus Old Andesite). Jadi sementara sejak dari Pacitan-Jampang berumur Oligo-Miocene, maka di Bayah Paleosen?-Eosen. Pak Koesoema membandingkan Cikotok ke Jatibarang, mengesankan buat saya bahwa mereka sejalur. Maka dari Kikim tuff di Sumsel jalur volkaniklastik Paleosen?-Eosen itu menyambung ke Bayah kemudian ke Jatibarang. Kalau memang demikian, maka jalur ini bukan Old Andesite sebab Old Andesite dalam terminologi van Bemmelen adalah yang sekarang membentuk fisiografi Pegunungan Selatan Jawa dari Bayah-Blambangan. Ini adalah jalur volkanik asosiasi Paleogene subduction di offshore selatan Jawa dengan umur 40-18 Ma (Late Eocene-Early Miocene, dengan domina! si di Oligo-Miocene). Umur itu berdasarkan dating K-Ar batuan volkanik sejak Pelabuhanratu-Cikatomas-Pangandaran-Luk Ulo-Kulon Progo-Parangtritis-Bayat-Pacitan. Old Andesite Oligo-Miocene juga diketahui tersebar di offshore Jawa berdasarkan data dua sumur : Alveolina-1 dan Borealis-1 (Shell, 1973-73). Cikotok mungkin tidak termasuk jalur Old Andesite, yang termasuk jalur itu di Bayah mungkin Oligo-Miocene Cimapag
Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)
Saya kira antara Upper dan Lower Talangakar adalah suatu boundary yang baik untuk batas formasi, karena Lower TAF itu jelas non-marine fluviatile (synrift?), sedangkan Upper Talangakar marine transgressive (post rift) - Original Message - From: Rudhy Tarigan [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 12:24 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Pak koesoema , Kalau di NW java basin unconformitynya itu di intra TAF yang memisahkan TA atas dan TA bawah, Kalau di South Sumatera Basin ,dimana pak ?? apakah diantara TAF dan BRF yang memisahkan syn-rift deposite dan post-rift transgression ?? seperti yang terlihat di Regional Stratigraphic nya pak koesoema ?? dan apakah Unconformity ini yang memisahkan Tectono-Stratigraphy Paleogene dan Neogene ?? Terimakasih. Salam, Rudhy Tarigan -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 10:05 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Penjelasannya nanti saya kirimkan peta rekonstruksinya. Tentang tatanama, saya justru lebih setuju Talangakar dan Baturaja tidak dipakai di NW Java basinal area, tetapi justru nama seperti Zelda dan Gita dipakai, apa lagi Talangakar Atas dan bawah itu dipisahkan oleh unconformity (Zelda masih synrift, Gita sudah post-rift) - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 8:36 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Menarik Pak soal memutus hubungan antara Luk Ulo dan Meratus, saya menampilkan hal yang sama, yaitu bahwa ofiolit Meratus berdiri sendiri dan tidak bersambung dengan Luk Ulo, di PIT IAGI kemarin dalam paper berjudul Accretion and Dispersion of SE Sundaland : the Growing and Slivering of a Continent (saya akan kirim ke Pak Koesoema). Ofiolit/melange Meratus yang sedemikian besarnya dibanding spotted seperti di Ciletuh dan Luk Ulo mengesankan bahwa mekanismenya bukan melalui scrapping off kerak samudra di subduction, tetapi emplacement model obduction oleh dua micro-continent yang collided (Schwaner x Paternoster). Saya menyambungkan Luk Ulo ke Bantimala berdasarkan umur, mekanisme emplacement, fasies metamorfik dan kandungan radiolaria. Hanya mekanisme transduction tidak saya aplikasikan di situ. Kalau Bayah bersambung dengan Jatibarang, maka ada dua pertanyaan : (1) berapa gap umur antara terjadinya subduction dengan munculnya volcanic arc asosiasinya, apakah sejauh Late Cretaceous ke Paleocene-Eocene ? (2) apa yang mengatur ketidakteraturan jarak rumpang palung-busur (ATG - arc trench gap). Sebab, Bayah Arc begitu dekat dengan Ciletuh Trench, sementara Jatibarang Arc begitu jauh dari Luk Ulo trench. Seolah-olah ATG ini membaji menyempit di SW Java dan semakin lebar ke arah Jawa Timur. Apakah itu terjadi oleh mega-shear (transduction ?), megashear yang mana pada umur itu yang menggeser ATG ? Di paper lain tentang tektonik Jawa Tengah (Structural Indentation of Central Java : a strike-slip segmentation - publikasi khusus oleh IAGI Pengda Yogya JAwa Tengah 2003), saya menaruh dua sesar mendatar besar yang mengapit Jawa Tengah yang menyebabkan indentasi Jawa Tengah : sinistral Muria-Kebumen (arah Meratus) dan dextral Pamanukan-Cilacap (arah Sumatra) yang umur2nya di ! sekitar Early Tertiary, apakah sesar2 ini (yang keberadaannya terutama didasarkan pada segmentasi data gayaberat) yang menyebabkan transduction, kelihatannya Pak Koesoema memilih sesar lain dengan arah Jawa (B-T), seperti RMK (Rembang-Madura-Kangean), tetapi itu jadinya harus dextral bila menggeser jalur trench ke Satanger, sementara saat ini RMK sangat mengesankan sinistral, ini selanjutnya akan mengarah ke origin RMK sendiri dan histori slip-nya. Kelihatannya OAF (Old Andesite Formation) dan juga Jatibarang Formation batasannya harus dilihat lagi. Tulisan tentang Jatibarang sangat sedikit, sehingga menyulitkan sintesis regionalnya. Penertiban penamaan stratigrafi memang jadi salah satu agenda Komisi Stratigrafi IAGI. Saya memulainya sejak tahun 2002 dengan menginformasikan ke KPS2 yang terkait tentang penamaan ini, hanya memang belum kelihatan efeknya. Nama2 seperti Zelda, Gita, Banuwati telah lama dipakai sejak akhir 60an, mengubahnya jadi Talang Akar atau apa pun yang resmi ternyata tidak mudah. Bahkan, betulkah memakai Talang Akar dan Baturaja di Jawa Barat sementyara lokasi tipenya di Sum Sel dan ini sudah lintas cekungan. Saya pikir tidak tepat. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote: Van Bemmelen memasukkan Cikotok Fm sebagai Old Andesite Fm. Kemudian dalam peta P3G Old Andesite Fm di Bayah dipetakan sebagai Cikotok fm, dan yang di
RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB
Sekedar info, Report ekspedisi Devon'89 masih ada dan terdokumentasi cukup baik di VICO, namun dalam bahasa Indonesia bukan english. Salam, Anto S -Original Message- From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 6:22 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Koeseoma, Setahu saya Devonian Expedition juga menuliskan report untuk perusahaan-perusahaan yang memberikan sponsor, seperti Unocal, VICO, dan Total kalau tidak salah. Kemungkinan besar laporan itu dibuat dalam bahasa Ingris. Banyak rekan-rekan anggota expedisi ini yang nyangkut di IAGI-net. Kita bisa dengarkan pendapat mereka. Mengenai sample / contoh batuan,.. apakah benar sudah jadi ganjal pintu lab? Saya usul PPPG diberikan juga sebagian contoh batuannya. Herman -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 18:56 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Sebetulnya laporan Devonian Expedition itu ada dalam bentuk tugas akhir (thesis) mahasiwa. Mungkin sebaiknya thesis itu dipublikasikan di Bulletin Geologi, atau JTM. Namun perlu seorang editor yang tekun. Saya sendiri mencoba melakukan itu dengan mengkompilasikan menjadi satu paper dalam bahasa Inggris, tetapi selalu ada halangan. Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau UPN yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant. Contohnya saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre Tertiar di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai contact aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip serta peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras oleh Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada di bawah Fm Bayah yang berumur Eocene Tengah. Ini jelas memperkuat dugaan saya bahwa Fm Cikotok itu berumut Paleocene dan dapat dikorelasikan dengan Fm Jatibarang (yang volcanics) dan dengan Kikim Volcanics di Sumatra Selatan. Selama ini Fm Cikotok dianggap berinterfingering dengan Fm Bayah (Eocene) dan Fm Cijengkol (Oligocene). Jadi sekarang saya yakin bahwa pre-Tertiary di Jawa itu selain terdapat sebagai melange di Ciletuh dan Loh Ulo serta sekis di Bayat (Central Jawa) juga terdapat di Banten selatan yang tidak pernah disebut-sebut di Van Bemmelen atau literatur lainnya. Saya kira kalau ada yang tekun ingin mempublikasikan suatu penemuan baru, dapat melakukannya dengan menekuni thesis-thesis mahasiswa S-1 dari berbagai universitas (tentu keakuratannya harus diteliti). Begitu banyak yang bisa dilakukan untuk memberikan sumbangan pada khanazah ilmu pengetahuan Indonesia yang significant untuk dunia, tetapi waktu melorot begitu cepat. Wassalam RPK - Original Message - From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 03, 2004 6:14 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Untung mengatakan: contoh batuan lapangan pun tersimpang sangat rapih. Saya jadi ingat Ekspedisi Devon mahasiswa Geologi ITB lebih dari 10 tahun yang lalu. Pertanyaan saya: - apakah laporan ini terdokumentasikan dengan baik di PPPG. - apakah laporan ini sudah di publikasikan? Saya lihat GSM (Geological Society of Malaysia) sudah mempublikasikan peta-peta yang dibuat oleh rekan-rekan mantan mahasiswa ITB, dalam publikasi Geological map of Borneo (CD version) by Robert Tate, 2000. - dimana saya bisa beli laporan ini? - apakah contoh batuannya masih ada (dulu saya pernah dengar batuannya hilang, ada lagi yang bilang sudah jadi ganjal pintu di lab ITB). Mudah-mudahan info ini tidak benar. Pertanyaan untuk mahasiswa sekarang: - Proyek penelitian apa yang sedang berlangsung? Salam, Herman -Original Message- From: mohamad untung [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 00:04 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe Bagi rekan-rekan yang belum pernah melihat arsip laporan para geologiwan Belanda silahkan datang di perpustakaan P3G. Rapi dengan tulisan tangan yang masih sangat jelas untuk dibaca. Seket lapangan sangat teliti sampai detail sekali. Contoh batuan lapangan pun tersimpan sangat rapi. Memang jaman berubah. Dulu tahun 20-30 -an kondisinya menghendaki demikian. Kini dengan teknologi sangat canggih orang terpaku bekerja di depan komputer. Dengan data seadanya orang dapat menyulapnya menjadi informasi yang aduhai. Tentang kebenarannya harus dicheck di lapangan. {Pada umumnya tidak sangat benar). Yang penting semangat dan ketekunannya serta dedikasinya terhadap ilmu itu yang kita tiru. Kalau itu ada Insya Allah hasil kerja kita pasti akan sempurna. - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED
Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)
Van Bemmelen memasukkan Cikotok Fm sebagai Old Andesite Fm. Kemudian dalam peta P3G Old Andesite Fm di Bayah dipetakan sebagai Cikotok fm, dan yang di Pegunungan Jawa Barat Selatan sebagai Jampang Fm, dan di Jawa Timur oleh Prof Sartono diberi nama Besole Fm Di Sumatra Selatan Old Andesite kemungkinan sama dengan Kikim Tuffs (Volcanics) dari orang Stanvac, sedangkan Lahat Fm dari Shell (Pertamina) terdiri dari 2 bagian, yang bawah (volcanic facies) saya kira masuk ke Kikim volcanics, sedangkan yang bahagian atas (sedimentary facies) sama dengan Lemat fm orang Stanvac (Exspan). Saya korelasikan Cikotok fm dengan Jatibarang Volcanics (Disini harus hati-hati pula, karena Jatibarang fm orang Arco (BP) itu tidak equivalent dengan Jatibarang Volcanics dari Pertamina, tetapi sama dengan Banuwati shale dari orang Maxus (CNOOC), atau Jatibarang Fm bagian atas (lake deposit) dari Pertamina. Saya lihat banyak age dating dari Jatibarang volcanics menunjukkan umur 54 dan 72 Ma. Jatibarang Fm sering dinyatakan sebagai Eocene, tetapi saya kira ini adalah Jatibarangnya orang Arco. Saya kira BP Migas perlu menertibkan nama-nama formasi yang kacau ini. Hypothesa saya sekarang adalah bahwa Cikotok Fm dan Jatibarang volcanics adalah merupakan volcanic arc dari Ciletuh dan Loh Ulo accretion zone (melange) yang berumur Paleocene-Cretaceous. Melange Meratus itu berumur Early Cretaceous -Late Jurassic, dan merupakan collision zone antara Paternoster (East Sunda) microcontinent dengan Sunda continenet, dan tidak dapat disambungkan dengan Loh Ulo. Subduction dari Loh Ulo terputus di sekitar semarang dan dilanjutkan dengan transduction (strike slip) sepanjang Jawa Timur utara sampai ke Satanger block dimana Bransden menemukan melage seumurn Lok Ulo, dan mungkin baru belok ke Bantimala. Peta paleogeografi dari Paleocene subduction ini nanti saya akan lampirkan melalui Japri, karena Mailist ini tidak bisa memuat attachement. Wassalam - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 9:27 AM Subject: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Pak Koesoema, Konfirmasi Pak. Old Andesite yang dimunculkan van Bemmelen (1949, 1970) atau sejak Verbeek Fennema (Oud Andesiet, 1896) di Jawa dominan Oligo-Miocene. Memang di Bayah adalah yang tertua (Cikotok Bayah Formations, ditemukan tuff Early Eocene dalam Bayah Formation, dan dalam Late Eocene Cicarucup Formation ditemukan detritus Old Andesite). Jadi sementara sejak dari Pacitan-Jampang berumur Oligo-Miocene, maka di Bayah Paleosen?-Eosen. Pak Koesoema membandingkan Cikotok ke Jatibarang, mengesankan buat saya bahwa mereka sejalur. Maka dari Kikim tuff di Sumsel jalur volkaniklastik Paleosen?-Eosen itu menyambung ke Bayah kemudian ke Jatibarang. Kalau memang demikian, maka jalur ini bukan Old Andesite sebab Old Andesite dalam terminologi van Bemmelen adalah yang sekarang membentuk fisiografi Pegunungan Selatan Jawa dari Bayah-Blambangan. Ini adalah jalur volkanik asosiasi Paleogene subduction di offshore selatan Jawa dengan umur 40-18 Ma (Late Eocene-Early Miocene, dengan domina! si di Oligo-Miocene). Umur itu berdasarkan dating K-Ar batuan volkanik sejak Pelabuhanratu-Cikatomas-Pangandaran-Luk Ulo-Kulon Progo-Parangtritis-Bayat-Pacitan. Old Andesite Oligo-Miocene juga diketahui tersebar di offshore Jawa berdasarkan data dua sumur : Alveolina-1 dan Borealis-1 (Shell, 1973-73). Cikotok mungkin tidak termasuk jalur Old Andesite, yang termasuk jalur itu di Bayah mungkin Oligo-Miocene Cimapag atau Sareweh. Cikotok barangkali membentuk jalur sendiri dengan Jatibarang, yang saya pikir juga susah menyambungkan jalur ini di Jawa. Volcanic Arc di Jawa yang Eosen belum teridentifikasi dengan baik, apalagi yang Paleosen. Dating basement di Jatibarang adalah 65-58 Ma (Late Cretaceous-Paleocene), di atasnya baru Jatibarang volcanics diendapkan. Berdasarkan ketebalan dan penyebarannya, Jatibarang hanya didapatkan di Jatibarang Sub-Basin dan kelihatannya ini synrift volkanics yang ketebalannya bertambah dengan progressive subsidence of the sub-basin. Maka Jatibarang mungkin diendapkan selama rifting latest Eocene (?) dan Oligosen. Menghubungkannya dengan Cikotok yang Paleosen (?) memerlukan banyak pemelajaran yang selama ini tidak digali. Sebuah argilit di daerah Jatibarang menghasilkan pula umur 213 Ma (Triassic). Kompleksitas umur absolut di Jatibarang ini saya menafsirkannya bahwa yang Triassic adalah tepi selatan Sundaland, sedangkan yang Late-Cretaceous 65-58 Ma itu adalah jalur volkanik yang berasosiasi dengan subduction di Ciletuh-Luk Ulo-Meratus?/Bantimala?, sedangkan Jatibarang sendiri mungkin arc? lain yang umurnya EO-Oligosen (tetapi di mana padanannya) sebelum volcanic arc yang jelas established di Jawa Selatan yaitu Oligo-Miocene volcanic arc. Jadi arc2 itu bermigrasi ke selatan dari Late Cretaceous-Oligo-Miosene, kemudian mulai ke utara
Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB
Mengenai batuan Devon sebagai ganjal harus ditanyakan pa Zaim, saya sudah jarang ke kampus. - Original Message - From: Anto Sugiharto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 3:04 PM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Sekedar info, Report ekspedisi Devon'89 masih ada dan terdokumentasi cukup baik di VICO, namun dalam bahasa Indonesia bukan english. Salam, Anto S -Original Message- From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 6:22 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Koeseoma, Setahu saya Devonian Expedition juga menuliskan report untuk perusahaan-perusahaan yang memberikan sponsor, seperti Unocal, VICO, dan Total kalau tidak salah. Kemungkinan besar laporan itu dibuat dalam bahasa Ingris. Banyak rekan-rekan anggota expedisi ini yang nyangkut di IAGI-net. Kita bisa dengarkan pendapat mereka. Mengenai sample / contoh batuan,.. apakah benar sudah jadi ganjal pintu lab? Saya usul PPPG diberikan juga sebagian contoh batuannya. Herman -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 18:56 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Sebetulnya laporan Devonian Expedition itu ada dalam bentuk tugas akhir (thesis) mahasiwa. Mungkin sebaiknya thesis itu dipublikasikan di Bulletin Geologi, atau JTM. Namun perlu seorang editor yang tekun. Saya sendiri mencoba melakukan itu dengan mengkompilasikan menjadi satu paper dalam bahasa Inggris, tetapi selalu ada halangan. Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau UPN yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant. Contohnya saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre Tertiar di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai contact aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip serta peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras oleh Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada di bawah Fm Bayah yang berumur Eocene Tengah. Ini jelas memperkuat dugaan saya bahwa Fm Cikotok itu berumut Paleocene dan dapat dikorelasikan dengan Fm Jatibarang (yang volcanics) dan dengan Kikim Volcanics di Sumatra Selatan. Selama ini Fm Cikotok dianggap berinterfingering dengan Fm Bayah (Eocene) dan Fm Cijengkol (Oligocene). Jadi sekarang saya yakin bahwa pre-Tertiary di Jawa itu selain terdapat sebagai melange di Ciletuh dan Loh Ulo serta sekis di Bayat (Central Jawa) juga terdapat di Banten selatan yang tidak pernah disebut-sebut di Van Bemmelen atau literatur lainnya. Saya kira kalau ada yang tekun ingin mempublikasikan suatu penemuan baru, dapat melakukannya dengan menekuni thesis-thesis mahasiswa S-1 dari berbagai universitas (tentu keakuratannya harus diteliti). Begitu banyak yang bisa dilakukan untuk memberikan sumbangan pada khanazah ilmu pengetahuan Indonesia yang significant untuk dunia, tetapi waktu melorot begitu cepat. Wassalam RPK - Original Message - From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 03, 2004 6:14 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Untung mengatakan: contoh batuan lapangan pun tersimpang sangat rapih. Saya jadi ingat Ekspedisi Devon mahasiswa Geologi ITB lebih dari 10 tahun yang lalu. Pertanyaan saya: - apakah laporan ini terdokumentasikan dengan baik di PPPG. - apakah laporan ini sudah di publikasikan? Saya lihat GSM (Geological Society of Malaysia) sudah mempublikasikan peta-peta yang dibuat oleh rekan-rekan mantan mahasiswa ITB, dalam publikasi Geological map of Borneo (CD version) by Robert Tate, 2000. - dimana saya bisa beli laporan ini? - apakah contoh batuannya masih ada (dulu saya pernah dengar batuannya hilang, ada lagi yang bilang sudah jadi ganjal pintu di lab ITB). Mudah-mudahan info ini tidak benar. Pertanyaan untuk mahasiswa sekarang: - Proyek penelitian apa yang sedang berlangsung? Salam, Herman -Original Message- From: mohamad untung [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 00:04 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe Bagi rekan-rekan yang belum pernah melihat arsip laporan para geologiwan Belanda silahkan datang di perpustakaan P3G. Rapi dengan tulisan tangan yang masih sangat jelas untuk dibaca. Seket lapangan sangat teliti sampai detail sekali. Contoh batuan lapangan pun tersimpan sangat rapi. Memang jaman berubah. Dulu tahun 20-30 -an kondisinya menghendaki demikian. Kini dengan teknologi sangat canggih orang terpaku bekerja di depan
Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB - Metoda K-Ar
BAtuan metamorphic Cihara itu jelas berada di bawah Formasi Cikotok secara tidak selaras, dan Fm Cikotok berada di bawah Fm Bayah secara tegas (dan Fm Bayah sudah ditentukan secara tegas sebagai Eocene dengan foram besar), maka batuan metamorphic kalau bukan Pra-Tersier ya apa lagi? Apa masih takut sama Van Bemmelen? Setahu saya tidak ada data umur 30 Ma dari batuan tsb. Yang ada adalah radiometric dating dari Fm Cikotok 16 Ma. Tetapi lokasi sample tidak jelas, dan mungkin saja contoh ini adalah dyke dari intrusi Mid Miocene yang banyak terdapat di daerah ini (Tmda pada peta lembar Leuwidamar) Wasalam - Original Message - From: Riyadi, Slamet S [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 11:15 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB - Metoda K-Ar Pak Ade Kadarusman, Lalu bagaimana . . . kalau tidak begitu akurat? Padahal beberapa koleksi hasil dating Metoda K-Ar yang saya lakukan lebih dari 10 tahun yang lalu untuk beberapa conto batuan beku di Sumatra Selatan dan di beberapa Pulau Jawa, apakah berarti gugur untuk acuan umur geologi batuan daerah tersebut? Sudah lama sekali saya tidak mengikuti 'kelemahan' Metoda tersebut. Mohon penjelasannya? Terima kasih. Salam, SLAMET RIYADI -Original Message- From: Ade Kadarusman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 10:29 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Koesoema, Saya jadi ingin berbagi informasi, Yang disebut Pak Koesoema Pre-Tertiary Basement di Banten Selatan mungkin adalah komplek batuan malihan Cihara, tersingkap dekat intrusi granit Cihara. Saya cukup familiar dengan pre-Tertiary rock tsb karena merupakan thesis S1 saya dulu. Jenis batuan malihannya memang berjenis malihan regional bukan contact aureol, dan ditemukan sampai ber fasies amphibolit. Ternyata kecintaan terhadap batuan malihan ternyata berlanjut sampai sekarang. Salah satu sample batuan tersebut saya serahkan ke Pak Dardji (ITB) untuk di dating (K-Ar), dan kalau enggak salah 36 Ma? (mohon konformasinya Pak Dardji), kalau umur batuan tersebut betul (metoda K-Ar sekarang banyak diragukan keakuratannya), jadi saya meragukan kalau batuan tersebut merupakan bagian dari Pra_tersier Java. delete- EOM NOTICE - This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB
Memang betul, di bawah Pulau Seribu itu ada pluton granodiorite besar berumur Late Cretaceous yang menerobos metamorphics (schists dan gneiss) pada umumnya. Jadi ada kemungkinan granodiorite Cihara ini adalah Late Cretaceous dan bukan Mid Miocene. Barangkali BP Migas bisa mencari PSC untuk membiaya age dating dari Cihara metamorphics dan granodiorite? (juga biaya untuk mengambil samplenya. Wassalam RPK - Original Message - From: Ade Kadarusman [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 10:29 AM Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Koesoema, Saya jadi ingin berbagi informasi, Yang disebut Pak Koesoema Pre-Tertiary Basement di Banten Selatan mungkin adalah komplek batuan malihan Cihara, tersingkap dekat intrusi granit Cihara. Saya cukup familiar dengan pre-Tertiary rock tsb karena merupakan thesis S1 saya dulu. Jenis batuan malihannya memang berjenis malihan regional bukan contact aureol, dan ditemukan sampai ber fasies amphibolit. Ternyata kecintaan terhadap batuan malihan ternyata berlanjut sampai sekarang. Salah satu sample batuan tersebut saya serahkan ke Pak Dardji (ITB) untuk di dating (K-Ar), dan kalau enggak salah 36 Ma? (mohon konformasinya Pak Dardji), kalau umur batuan tersebut betul (metoda K-Ar sekarang banyak diragukan keakuratannya), jadi saya meragukan kalau batuan tersebut merupakan bagian dari Pra_tersier Java. Pada awalnya saya memang menganggap batuan malihan di banten Selatan merupakan bagian yang sama seperti yang ditemukan di Ciletuh, Karang Sambung dan Bayat. Alangkah baiknya kalau batuan malihan di Banten Selatan dikorelasikan dengan batuan dasar (basement) di cekungan Jawa Barat utara yang datanya banyak disebutkan dalam data-data pemboran (kalau enggak salah juga ditemukan batuan malihan selain granit?). Mungkin dari geologist yang familiar cekungan Jawa Barat Utara bisa konfirmasi hal ini. salam Ade Kadarusman Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau UPN yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant. Contohnya saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre Tertiar di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai contact aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip serta peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras oleh Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada di bawah Fm Bayah yang berumur Eocene Tengah. Ini jelas memperkuat dugaan saya bahwa Fm Cikotok itu berumut Paleocene dan dapat dikorelasikan dengan Fm Jatibarang (yang volcanics) dan dengan Kikim Volcanics di Sumatra Selatan. Selama ini Fm Cikotok dianggap berinterfingering dengan Fm Bayah (Eocene) dan Fm Cijengkol (Oligocene). Jadi sekarang saya yakin bahwa pre-Tertiary di Jawa itu selain terdapat sebagai melange di Ciletuh dan Loh Ulo serta sekis di Bayat (Central Jawa) juga terdapat di Banten selatan yang tidak pernah disebut-sebut di Van Bemmelen atau literatur lainnya. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)
- Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Thursday, March 04, 2004 9:27 AM Subject: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Pak Koesoema, Konfirmasi Pak. Old Andesite yang dimunculkan van Bemmelen (1949, 1970) atau sejak Verbeek Fennema (Oud Andesiet, 1896) di Jawa dominan Oligo-Miocene. Memang di Bayah adalah yang tertua (Cikotok Bayah Formations, ditemukan tuff Early Eocene dalam Bayah Formation, dan dalam Late Eocene Cicarucup Formation ditemukan detritus Old Andesite). Jadi sementara sejak dari Pacitan-Jampang berumur Oligo-Miocene, maka di Bayah Paleosen?-Eosen. Pak Koesoema membandingkan Cikotok ke Jatibarang, mengesankan buat saya bahwa mereka sejalur. Maka dari Kikim tuff di Sumsel jalur volkaniklastik Paleosen?-Eosen itu menyambung ke Bayah kemudian ke Jatibarang. Kalau memang demikian, maka jalur ini bukan Old Andesite sebab Old Andesite dalam terminologi van Bemmelen adalah yang sekarang membentuk fisiografi Pegunungan Selatan Jawa dari Bayah-Blambangan. Ini adalah jalur volkanik asosiasi Paleogene subduction di offshore selatan Jawa dengan umur 40-18 Ma (Late Eocene-Early Miocene, dengan domina! si di Oligo-Miocene). Umur itu berdasarkan dating K-Ar batuan volkanik sejak Pelabuhanratu-Cikatomas-Pangandaran-Luk Ulo-Kulon Progo-Parangtritis-Bayat-Pacitan. Old Andesite Oligo-Miocene juga diketahui tersebar di offshore Jawa berdasarkan data dua sumur : Alveolina-1 dan Borealis-1 (Shell, 1973-73). Cikotok mungkin tidak termasuk jalur Old Andesite, yang termasuk jalur itu di Bayah mungkin Oligo-Miocene Cimapag atau Sareweh. Cikotok barangkali membentuk jalur sendiri dengan Jatibarang, yang saya pikir juga susah menyambungkan jalur ini di Jawa. Volcanic Arc di Jawa yang Eosen belum teridentifikasi dengan baik, apalagi yang Paleosen. Dating basement di Jatibarang adalah 65-58 Ma (Late Cretaceous-Paleocene), di atasnya baru Jatibarang volcanics diendapkan. Berdasarkan ketebalan dan penyebarannya, Jatibarang hanya didapatkan di Jatibarang Sub-Basin dan kelihatannya ini synrift volkanics yang ketebalannya bertambah dengan progressive subsidence of the sub-basin. Maka Jatibarang mungkin diendapkan selama rifting latest Eocene (?) dan Oligosen. Menghubungkannya dengan Cikotok yang Paleosen (?) memerlukan banyak pemelajaran yang selama ini tidak digali. Sebuah argilit di daerah Jatibarang menghasilkan pula umur 213 Ma (Triassic). Kompleksitas umur absolut di Jatibarang ini saya menafsirkannya bahwa yang Triassic adalah tepi selatan Sundaland, sedangkan yang Late-Cretaceous 65-58 Ma itu adalah jalur volkanik yang berasosiasi dengan subduction di Ciletuh-Luk Ulo-Meratus?/Bantimala?, sedangkan Jatibarang sendiri mungkin arc? lain yang umurnya EO-Oligosen (tetapi di mana padanannya) sebelum volcanic arc yang jelas established di Jawa Selatan yaitu Oligo-Miocene volcanic arc. Jadi arc2 itu bermigrasi ke selatan dari Late Cretaceous-Oligo-Miosene, kemudian mulai ke utara sejak Late Miosen. Posisi volkanisme Bayah selalu eksklusif kalau dihubungkan ke mana-mana. Sebagian sedimen klastik Paleogennya pernah dihubungkan ke Nanggulan juga. Sebuah pertanyaan simpel dari seorang teman, di mana batas selatan Sundaland ? Posisi tektono-volkanik Bayah dan Jatibarang dan keberadaan Cekungan Bogor yang basement-nya intermediate crust? barangkali bisa menjawabnya. Benar kata Pak Koesoema, masih banyak yang bisa dikerjakan untuk geologi Indonesia, di Jawa saja yang well studied masih banyak yang perlu dipahami lebih jauh, apalagi di luar Jawa. Dan benar juga, bahwa waktu begitu cepat berlalu sementara banyak yang mesti dilakukan di bawah Matahari. Dan, yang mungkin lebih penting, bagaimana menggerakkan geologist kita ke arah pencarian kebenaran itu... Salam, Awang Koesoema wrote: Sebetulnya laporan Devonian Expedition itu ada dalam bentuk tugas akhir (thesis) mahasiwa. Mungkin sebaiknya thesis itu dipublikasikan di Bulletin Geologi, atau JTM. Namun perlu seorang editor yang tekun. Saya sendiri mencoba melakukan itu dengan mengkompilasikan menjadi satu paper dalam bahasa Inggris, tetapi selalu ada halangan. Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau UPN yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant. Contohnya saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre Tertiar di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai contact aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip serta peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras oleh Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada di bawah Fm Bayah yang berumur Eocene Tengah. Ini jelas memperkuat dugaan saya bahwa Fm Cikotok itu berumut Paleocene dan dapat dikorelasikan dengan Fm Jatibarang (yang volcanics) dan dengan Kikim Volcanics di Sumatra Selatan. Selama ini
Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB
Barangkali PSC Lundin Banyumas bisa. Mereka pernah masuk ke daerah ini untuk mempelajari Formasi Bayah sebagai bandingan untuk objektif Paleogen di Banyumas Block. Apakah granodiorit Cihara pernah disampling harus ditanyakan dulu, juga apakah sempat di-absolute dating. Blok Bayah juga jadi salah satu areal yang akan ditawarkan Migas Juni besok, kalau laku semoga menggairahkan eksplorasi di forearc basin, katanya ada insentif khusus. Salam, Awang - Eksplorasi BP Migas Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang betul, di bawah Pulau Seribu itu ada pluton granodiorite besar berumur Late Cretaceous yang menerobos metamorphics (schists dan gneiss) pada umumnya. Jadi ada kemungkinan granodiorite Cihara ini adalah Late Cretaceous dan bukan Mid Miocene. Barangkali BP Migas bisa mencari PSC untuk membiaya age dating dari Cihara metamorphics dan granodiorite? (juga biaya untuk mengambil samplenya. Wassalam RPK - Original Message - From: Ade Kadarusman To: Sent: Thursday, March 04, 2004 10:29 AM Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Koesoema, Saya jadi ingin berbagi informasi, Yang disebut Pak Koesoema Pre-Tertiary Basement di Banten Selatan mungkin adalah komplek batuan malihan Cihara, tersingkap dekat intrusi granit Cihara. Saya cukup familiar dengan pre-Tertiary rock tsb karena merupakan thesis S1 saya dulu. Jenis batuan malihannya memang berjenis malihan regional bukan contact aureol, dan ditemukan sampai ber fasies amphibolit. Ternyata kecintaan terhadap batuan malihan ternyata berlanjut sampai sekarang. Salah satu sample batuan tersebut saya serahkan ke Pak Dardji (ITB) untuk di dating (K-Ar), dan kalau enggak salah 36 Ma? (mohon konformasinya Pak Dardji), kalau umur batuan tersebut betul (metoda K-Ar sekarang banyak diragukan keakuratannya), jadi saya meragukan kalau batuan tersebut merupakan bagian dari Pra_tersier Java. Pada awalnya saya memang menganggap batuan malihan di banten Selatan merupakan bagian yang sama seperti yang ditemukan di Ciletuh, Karang Sambung dan Bayat. Alangkah baiknya kalau batuan malihan di Banten Selatan dikorelasikan dengan batuan dasar (basement) di cekungan Jawa Barat utara yang datanya banyak disebutkan dalam data-data pemboran (kalau enggak salah juga ditemukan batuan malihan selain granit?). Mungkin dari geologist yang familiar cekungan Jawa Barat Utara bisa konfirmasi hal ini. salam Ade Kadarusman Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau UPN yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant. Contohnya saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre Tertiar di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai contact aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip serta peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras oleh Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada di bawah Fm Bayah yang berumur Eocene Tengah. Ini jelas memperkuat dugaan saya bahwa Fm Cikotok itu berumut Paleocene dan dapat dikorelasikan dengan Fm Jatibarang (yang volcanics) dan dengan Kikim Volcanics di Sumatra Selatan. Selama ini Fm Cikotok dianggap berinterfingering dengan Fm Bayah (Eocene) dan Fm Cijengkol (Oligocene). Jadi sekarang saya yakin bahwa pre-Tertiary di Jawa itu selain terdapat sebagai melange di Ciletuh dan Loh Ulo serta sekis di Bayat (Central Jawa) juga terdapat di Banten selatan yang tidak pernah disebut-sebut di Van Bemmelen atau literatur lainnya. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA
Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)
Penjelasannya nanti saya kirimkan peta rekonstruksinya. Tentang tatanama, saya justru lebih setuju Talangakar dan Baturaja tidak dipakai di NW Java basinal area, tetapi justru nama seperti Zelda dan Gita dipakai, apa lagi Talangakar Atas dan bawah itu dipisahkan oleh unconformity (Zelda masih synrift, Gita sudah post-rift) - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 8:36 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Menarik Pak soal memutus hubungan antara Luk Ulo dan Meratus, saya menampilkan hal yang sama, yaitu bahwa ofiolit Meratus berdiri sendiri dan tidak bersambung dengan Luk Ulo, di PIT IAGI kemarin dalam paper berjudul Accretion and Dispersion of SE Sundaland : the Growing and Slivering of a Continent (saya akan kirim ke Pak Koesoema). Ofiolit/melange Meratus yang sedemikian besarnya dibanding spotted seperti di Ciletuh dan Luk Ulo mengesankan bahwa mekanismenya bukan melalui scrapping off kerak samudra di subduction, tetapi emplacement model obduction oleh dua micro-continent yang collided (Schwaner x Paternoster). Saya menyambungkan Luk Ulo ke Bantimala berdasarkan umur, mekanisme emplacement, fasies metamorfik dan kandungan radiolaria. Hanya mekanisme transduction tidak saya aplikasikan di situ. Kalau Bayah bersambung dengan Jatibarang, maka ada dua pertanyaan : (1) berapa gap umur antara terjadinya subduction dengan munculnya volcanic arc asosiasinya, apakah sejauh Late Cretaceous ke Paleocene-Eocene ? (2) apa yang mengatur ketidakteraturan jarak rumpang palung-busur (ATG - arc trench gap). Sebab, Bayah Arc begitu dekat dengan Ciletuh Trench, sementara Jatibarang Arc begitu jauh dari Luk Ulo trench. Seolah-olah ATG ini membaji menyempit di SW Java dan semakin lebar ke arah Jawa Timur. Apakah itu terjadi oleh mega-shear (transduction ?), megashear yang mana pada umur itu yang menggeser ATG ? Di paper lain tentang tektonik Jawa Tengah (Structural Indentation of Central Java : a strike-slip segmentation - publikasi khusus oleh IAGI Pengda Yogya JAwa Tengah 2003), saya menaruh dua sesar mendatar besar yang mengapit Jawa Tengah yang menyebabkan indentasi Jawa Tengah : sinistral Muria-Kebumen (arah Meratus) dan dextral Pamanukan-Cilacap (arah Sumatra) yang umur2nya di ! sekitar Early Tertiary, apakah sesar2 ini (yang keberadaannya terutama didasarkan pada segmentasi data gayaberat) yang menyebabkan transduction, kelihatannya Pak Koesoema memilih sesar lain dengan arah Jawa (B-T), seperti RMK (Rembang-Madura-Kangean), tetapi itu jadinya harus dextral bila menggeser jalur trench ke Satanger, sementara saat ini RMK sangat mengesankan sinistral, ini selanjutnya akan mengarah ke origin RMK sendiri dan histori slip-nya. Kelihatannya OAF (Old Andesite Formation) dan juga Jatibarang Formation batasannya harus dilihat lagi. Tulisan tentang Jatibarang sangat sedikit, sehingga menyulitkan sintesis regionalnya. Penertiban penamaan stratigrafi memang jadi salah satu agenda Komisi Stratigrafi IAGI. Saya memulainya sejak tahun 2002 dengan menginformasikan ke KPS2 yang terkait tentang penamaan ini, hanya memang belum kelihatan efeknya. Nama2 seperti Zelda, Gita, Banuwati telah lama dipakai sejak akhir 60an, mengubahnya jadi Talang Akar atau apa pun yang resmi ternyata tidak mudah. Bahkan, betulkah memakai Talang Akar dan Baturaja di Jawa Barat sementyara lokasi tipenya di Sum Sel dan ini sudah lintas cekungan. Saya pikir tidak tepat. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote: Van Bemmelen memasukkan Cikotok Fm sebagai Old Andesite Fm. Kemudian dalam peta P3G Old Andesite Fm di Bayah dipetakan sebagai Cikotok fm, dan yang di Pegunungan Jawa Barat Selatan sebagai Jampang Fm, dan di Jawa Timur oleh Prof Sartono diberi nama Besole Fm Di Sumatra Selatan Old Andesite kemungkinan sama dengan Kikim Tuffs (Volcanics) dari orang Stanvac, sedangkan Lahat Fm dari Shell (Pertamina) terdiri dari 2 bagian, yang bawah (volcanic facies) saya kira masuk ke Kikim volcanics, sedangkan yang bahagian atas (sedimentary facies) sama dengan Lemat fm orang Stanvac (Exspan). Saya korelasikan Cikotok fm dengan Jatibarang Volcanics (Disini harus hati-hati pula, karena Jatibarang fm orang Arco (BP) itu tidak equivalent dengan Jatibarang Volcanics dari Pertamina, tetapi sama dengan Banuwati shale dari orang Maxus (CNOOC), atau Jatibarang Fm bagian atas (lake deposit) dari Pertamina. Saya lihat banyak age dating dari Jatibarang volcanics menunjukkan umur 54 dan 72 Ma. Jatibarang Fm sering dinyatakan sebagai Eocene, tetapi saya kira ini adalah Jatibarangnya orang Arco. Saya kira BP Migas perlu menertibkan nama-nama formasi yang kacau ini. Hypothesa saya sekarang adalah bahwa Cikotok Fm dan Jatibarang volcanics adalah merupakan volcanic arc dari Ciletuh dan Loh Ulo accretion zone (melange) yang berumur Paleocene-Cretaceous. Melange Meratus itu berumur Early
RE: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)
Pak koesoema , Kalau di NW java basin unconformitynya itu di intra TAF yang memisahkan TA atas dan TA bawah, Kalau di South Sumatera Basin ,dimana pak ?? apakah diantara TAF dan BRF yang memisahkan syn-rift deposite dan post-rift transgression ?? seperti yang terlihat di Regional Stratigraphic nya pak koesoema ?? dan apakah Unconformity ini yang memisahkan Tectono-Stratigraphy Paleogene dan Neogene ?? Terimakasih. Salam, Rudhy Tarigan -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 10:05 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Penjelasannya nanti saya kirimkan peta rekonstruksinya. Tentang tatanama, saya justru lebih setuju Talangakar dan Baturaja tidak dipakai di NW Java basinal area, tetapi justru nama seperti Zelda dan Gita dipakai, apa lagi Talangakar Atas dan bawah itu dipisahkan oleh unconformity (Zelda masih synrift, Gita sudah post-rift) - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 8:36 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB) Menarik Pak soal memutus hubungan antara Luk Ulo dan Meratus, saya menampilkan hal yang sama, yaitu bahwa ofiolit Meratus berdiri sendiri dan tidak bersambung dengan Luk Ulo, di PIT IAGI kemarin dalam paper berjudul Accretion and Dispersion of SE Sundaland : the Growing and Slivering of a Continent (saya akan kirim ke Pak Koesoema). Ofiolit/melange Meratus yang sedemikian besarnya dibanding spotted seperti di Ciletuh dan Luk Ulo mengesankan bahwa mekanismenya bukan melalui scrapping off kerak samudra di subduction, tetapi emplacement model obduction oleh dua micro-continent yang collided (Schwaner x Paternoster). Saya menyambungkan Luk Ulo ke Bantimala berdasarkan umur, mekanisme emplacement, fasies metamorfik dan kandungan radiolaria. Hanya mekanisme transduction tidak saya aplikasikan di situ. Kalau Bayah bersambung dengan Jatibarang, maka ada dua pertanyaan : (1) berapa gap umur antara terjadinya subduction dengan munculnya volcanic arc asosiasinya, apakah sejauh Late Cretaceous ke Paleocene-Eocene ? (2) apa yang mengatur ketidakteraturan jarak rumpang palung-busur (ATG - arc trench gap). Sebab, Bayah Arc begitu dekat dengan Ciletuh Trench, sementara Jatibarang Arc begitu jauh dari Luk Ulo trench. Seolah-olah ATG ini membaji menyempit di SW Java dan semakin lebar ke arah Jawa Timur. Apakah itu terjadi oleh mega-shear (transduction ?), megashear yang mana pada umur itu yang menggeser ATG ? Di paper lain tentang tektonik Jawa Tengah (Structural Indentation of Central Java : a strike-slip segmentation - publikasi khusus oleh IAGI Pengda Yogya JAwa Tengah 2003), saya menaruh dua sesar mendatar besar yang mengapit Jawa Tengah yang menyebabkan indentasi Jawa Tengah : sinistral Muria-Kebumen (arah Meratus) dan dextral Pamanukan-Cilacap (arah Sumatra) yang umur2nya di ! sekitar Early Tertiary, apakah sesar2 ini (yang keberadaannya terutama didasarkan pada segmentasi data gayaberat) yang menyebabkan transduction, kelihatannya Pak Koesoema memilih sesar lain dengan arah Jawa (B-T), seperti RMK (Rembang-Madura-Kangean), tetapi itu jadinya harus dextral bila menggeser jalur trench ke Satanger, sementara saat ini RMK sangat mengesankan sinistral, ini selanjutnya akan mengarah ke origin RMK sendiri dan histori slip-nya. Kelihatannya OAF (Old Andesite Formation) dan juga Jatibarang Formation batasannya harus dilihat lagi. Tulisan tentang Jatibarang sangat sedikit, sehingga menyulitkan sintesis regionalnya. Penertiban penamaan stratigrafi memang jadi salah satu agenda Komisi Stratigrafi IAGI. Saya memulainya sejak tahun 2002 dengan menginformasikan ke KPS2 yang terkait tentang penamaan ini, hanya memang belum kelihatan efeknya. Nama2 seperti Zelda, Gita, Banuwati telah lama dipakai sejak akhir 60an, mengubahnya jadi Talang Akar atau apa pun yang resmi ternyata tidak mudah. Bahkan, betulkah memakai Talang Akar dan Baturaja di Jawa Barat sementyara lokasi tipenya di Sum Sel dan ini sudah lintas cekungan. Saya pikir tidak tepat. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote: Van Bemmelen memasukkan Cikotok Fm sebagai Old Andesite Fm. Kemudian dalam peta P3G Old Andesite Fm di Bayah dipetakan sebagai Cikotok fm, dan yang di Pegunungan Jawa Barat Selatan sebagai Jampang Fm, dan di Jawa Timur oleh Prof Sartono diberi nama Besole Fm Di Sumatra Selatan Old Andesite kemungkinan sama dengan Kikim Tuffs (Volcanics) dari orang Stanvac, sedangkan Lahat Fm dari Shell (Pertamina) terdiri dari 2 bagian, yang bawah (volcanic facies) saya kira masuk ke Kikim volcanics, sedangkan yang bahagian atas (sedimentary facies) sama dengan Lemat fm orang Stanvac (Exspan). Saya korelasikan Cikotok fm dengan Jatibarang Volcanics (Disini harus hati-hati pula, karena Jatibarang
Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB
Sebetulnya laporan Devonian Expedition itu ada dalam bentuk tugas akhir (thesis) mahasiwa. Mungkin sebaiknya thesis itu dipublikasikan di Bulletin Geologi, atau JTM. Namun perlu seorang editor yang tekun. Saya sendiri mencoba melakukan itu dengan mengkompilasikan menjadi satu paper dalam bahasa Inggris, tetapi selalu ada halangan. Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau UPN yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant. Contohnya saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre Tertiar di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai contact aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip serta peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras oleh Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada di bawah Fm Bayah yang berumur Eocene Tengah. Ini jelas memperkuat dugaan saya bahwa Fm Cikotok itu berumut Paleocene dan dapat dikorelasikan dengan Fm Jatibarang (yang volcanics) dan dengan Kikim Volcanics di Sumatra Selatan. Selama ini Fm Cikotok dianggap berinterfingering dengan Fm Bayah (Eocene) dan Fm Cijengkol (Oligocene). Jadi sekarang saya yakin bahwa pre-Tertiary di Jawa itu selain terdapat sebagai melange di Ciletuh dan Loh Ulo serta sekis di Bayat (Central Jawa) juga terdapat di Banten selatan yang tidak pernah disebut-sebut di Van Bemmelen atau literatur lainnya. Saya kira kalau ada yang tekun ingin mempublikasikan suatu penemuan baru, dapat melakukannya dengan menekuni thesis-thesis mahasiswa S-1 dari berbagai universitas (tentu keakuratannya harus diteliti). Begitu banyak yang bisa dilakukan untuk memberikan sumbangan pada khanazah ilmu pengetahuan Indonesia yang significant untuk dunia, tetapi waktu melorot begitu cepat. Wassalam RPK - Original Message - From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 03, 2004 6:14 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Untung mengatakan: contoh batuan lapangan pun tersimpang sangat rapih. Saya jadi ingat Ekspedisi Devon mahasiswa Geologi ITB lebih dari 10 tahun yang lalu. Pertanyaan saya: - apakah laporan ini terdokumentasikan dengan baik di PPPG. - apakah laporan ini sudah di publikasikan? Saya lihat GSM (Geological Society of Malaysia) sudah mempublikasikan peta-peta yang dibuat oleh rekan-rekan mantan mahasiswa ITB, dalam publikasi Geological map of Borneo (CD version) by Robert Tate, 2000. - dimana saya bisa beli laporan ini? - apakah contoh batuannya masih ada (dulu saya pernah dengar batuannya hilang, ada lagi yang bilang sudah jadi ganjal pintu di lab ITB). Mudah-mudahan info ini tidak benar. Pertanyaan untuk mahasiswa sekarang: - Proyek penelitian apa yang sedang berlangsung? Salam, Herman -Original Message- From: mohamad untung [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 00:04 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe Bagi rekan-rekan yang belum pernah melihat arsip laporan para geologiwan Belanda silahkan datang di perpustakaan P3G. Rapi dengan tulisan tangan yang masih sangat jelas untuk dibaca. Seket lapangan sangat teliti sampai detail sekali. Contoh batuan lapangan pun tersimpan sangat rapi. Memang jaman berubah. Dulu tahun 20-30 -an kondisinya menghendaki demikian. Kini dengan teknologi sangat canggih orang terpaku bekerja di depan komputer. Dengan data seadanya orang dapat menyulapnya menjadi informasi yang aduhai. Tentang kebenarannya harus dicheck di lapangan. {Pada umumnya tidak sangat benar). Yang penting semangat dan ketekunannya serta dedikasinya terhadap ilmu itu yang kita tiru. Kalau itu ada Insya Allah hasil kerja kita pasti akan sempurna. - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 02, 2004 1:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe Keakuratan peta-peta Belanda memang tidak usah diragukan lagi, itu harus diwarisi oleh kita, bangsa yang pernah dijajahnya. Tetapi, sebaiknya, kekaguman kita hendaknya tidak berhenti di peta geologi. Coba bukalah lembaran-lembaran arsip lama laporan geologi Belanda yang memuat foto-foto survey oleh Duyfjes atau Hetzel atau Koolhoven atau Koperberg atau Molengraaf, dll. maka kita akan berkesimpulan : pantas petanya bagus sebab logistik lapangan pun sangat terjamin. Puluhan sampai ratusan koeli dikerahkan, termasuk yang membawa tandu kalau-kalau sang geoloog kelelahan. Kalau mereka sampai masuk jauh ke pedalaman Kalimantan, Sumatra, dan Papua yang pada saat itu masih banyak suku pengayaunya (ada disebutkan di salah satu geologische rapport W.C.B. Koolhoven di Kal Teng) itu karena banyaknya koeli yang mendukung mereka. Tidak ada geoloog yang berangkat sendirian, coba periksa dengan teliti laporan biaya mereka. Saya masih menyimpan beberapa arsip jaarboek
RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB
Pak Koeseoma, Setahu saya Devonian Expedition juga menuliskan report untuk perusahaan-perusahaan yang memberikan sponsor, seperti Unocal, VICO, dan Total kalau tidak salah. Kemungkinan besar laporan itu dibuat dalam bahasa Ingris. Banyak rekan-rekan anggota expedisi ini yang nyangkut di IAGI-net. Kita bisa dengarkan pendapat mereka. Mengenai sample / contoh batuan,.. apakah benar sudah jadi ganjal pintu lab? Saya usul PPPG diberikan juga sebagian contoh batuannya. Herman -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 18:56 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Sebetulnya laporan Devonian Expedition itu ada dalam bentuk tugas akhir (thesis) mahasiwa. Mungkin sebaiknya thesis itu dipublikasikan di Bulletin Geologi, atau JTM. Namun perlu seorang editor yang tekun. Saya sendiri mencoba melakukan itu dengan mengkompilasikan menjadi satu paper dalam bahasa Inggris, tetapi selalu ada halangan. Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau UPN yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant. Contohnya saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre Tertiar di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai contact aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip serta peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras oleh Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada di bawah Fm Bayah yang berumur Eocene Tengah. Ini jelas memperkuat dugaan saya bahwa Fm Cikotok itu berumut Paleocene dan dapat dikorelasikan dengan Fm Jatibarang (yang volcanics) dan dengan Kikim Volcanics di Sumatra Selatan. Selama ini Fm Cikotok dianggap berinterfingering dengan Fm Bayah (Eocene) dan Fm Cijengkol (Oligocene). Jadi sekarang saya yakin bahwa pre-Tertiary di Jawa itu selain terdapat sebagai melange di Ciletuh dan Loh Ulo serta sekis di Bayat (Central Jawa) juga terdapat di Banten selatan yang tidak pernah disebut-sebut di Van Bemmelen atau literatur lainnya. Saya kira kalau ada yang tekun ingin mempublikasikan suatu penemuan baru, dapat melakukannya dengan menekuni thesis-thesis mahasiswa S-1 dari berbagai universitas (tentu keakuratannya harus diteliti). Begitu banyak yang bisa dilakukan untuk memberikan sumbangan pada khanazah ilmu pengetahuan Indonesia yang significant untuk dunia, tetapi waktu melorot begitu cepat. Wassalam RPK - Original Message - From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 03, 2004 6:14 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Untung mengatakan: contoh batuan lapangan pun tersimpang sangat rapih. Saya jadi ingat Ekspedisi Devon mahasiswa Geologi ITB lebih dari 10 tahun yang lalu. Pertanyaan saya: - apakah laporan ini terdokumentasikan dengan baik di PPPG. - apakah laporan ini sudah di publikasikan? Saya lihat GSM (Geological Society of Malaysia) sudah mempublikasikan peta-peta yang dibuat oleh rekan-rekan mantan mahasiswa ITB, dalam publikasi Geological map of Borneo (CD version) by Robert Tate, 2000. - dimana saya bisa beli laporan ini? - apakah contoh batuannya masih ada (dulu saya pernah dengar batuannya hilang, ada lagi yang bilang sudah jadi ganjal pintu di lab ITB). Mudah-mudahan info ini tidak benar. Pertanyaan untuk mahasiswa sekarang: - Proyek penelitian apa yang sedang berlangsung? Salam, Herman -Original Message- From: mohamad untung [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 00:04 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe Bagi rekan-rekan yang belum pernah melihat arsip laporan para geologiwan Belanda silahkan datang di perpustakaan P3G. Rapi dengan tulisan tangan yang masih sangat jelas untuk dibaca. Seket lapangan sangat teliti sampai detail sekali. Contoh batuan lapangan pun tersimpan sangat rapi. Memang jaman berubah. Dulu tahun 20-30 -an kondisinya menghendaki demikian. Kini dengan teknologi sangat canggih orang terpaku bekerja di depan komputer. Dengan data seadanya orang dapat menyulapnya menjadi informasi yang aduhai. Tentang kebenarannya harus dicheck di lapangan. {Pada umumnya tidak sangat benar). Yang penting semangat dan ketekunannya serta dedikasinya terhadap ilmu itu yang kita tiru. Kalau itu ada Insya Allah hasil kerja kita pasti akan sempurna. - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 02, 2004 1:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe Keakuratan peta-peta Belanda memang tidak usah diragukan lagi, itu harus diwarisi oleh kita, bangsa yang pernah dijajahnya. Tetapi, sebaiknya, kekaguman kita hendaknya tidak berhenti di peta geologi. Coba bukalah lembaran-lembaran arsip lama laporan geologi Belanda yang memuat foto-foto
[iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)
sebagai melange di Ciletuh dan Loh Ulo serta sekis di Bayat (Central Jawa) juga terdapat di Banten selatan yang tidak pernah disebut-sebut di Van Bemmelen atau literatur lainnya. Saya kira kalau ada yang tekun ingin mempublikasikan suatu penemuan baru, dapat melakukannya dengan menekuni thesis-thesis mahasiswa S-1 dari berbagai universitas (tentu keakuratannya harus diteliti). Begitu banyak yang bisa dilakukan untuk memberikan sumbangan pada khanazah ilmu pengetahuan Indonesia yang significant untuk dunia, tetapi waktu melorot begitu cepat. Wassalam RPK - Original Message - From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 To: Sent: Wednesday, March 03, 2004 6:14 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB Pak Untung mengatakan: contoh batuan lapangan pun tersimpang sangat rapih. Saya jadi ingat Ekspedisi Devon mahasiswa Geologi ITB lebih dari 10 tahun yang lalu. Pertanyaan saya: - apakah laporan ini terdokumentasikan dengan baik di PPPG. - apakah laporan ini sudah di publikasikan? Saya lihat GSM (Geological Society of Malaysia) sudah mempublikasikan peta-peta yang dibuat oleh rekan-rekan mantan mahasiswa ITB, dalam publikasi Geological map of Borneo (CD version) by Robert Tate, 2000. - dimana saya bisa beli laporan ini? - apakah contoh batuannya masih ada (dulu saya pernah dengar batuannya hilang, ada lagi yang bilang sudah jadi ganjal pintu di lab ITB). Mudah-mudahan info ini tidak benar. Pertanyaan untuk mahasiswa sekarang: - Proyek penelitian apa yang sedang berlangsung? Salam, Herman -Original Message- From: mohamad untung [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 00:04 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe Bagi rekan-rekan yang belum pernah melihat arsip laporan para geologiwan Belanda silahkan datang di perpustakaan P3G. Rapi dengan tulisan tangan yang masih sangat jelas untuk dibaca. Seket lapangan sangat teliti sampai detail sekali. Contoh batuan lapangan pun tersimpan sangat rapi. Memang jaman berubah. Dulu tahun 20-30 -an kondisinya menghendaki demikian. Kini dengan teknologi sangat canggih orang terpaku bekerja di depan komputer. Dengan data seadanya orang dapat menyulapnya menjadi informasi yang aduhai. Tentang kebenarannya harus dicheck di lapangan. {Pada umumnya tidak sangat benar). Yang penting semangat dan ketekunannya serta dedikasinya terhadap ilmu itu yang kita tiru. Kalau itu ada Insya Allah hasil kerja kita pasti akan sempurna. - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Tuesday, March 02, 2004 1:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe Keakuratan peta-peta Belanda memang tidak usah diragukan lagi, itu harus diwarisi oleh kita, bangsa yang pernah dijajahnya. Tetapi, sebaiknya, kekaguman kita hendaknya tidak berhenti di peta geologi. Coba bukalah lembaran-lembaran arsip lama laporan geologi Belanda yang memuat foto-foto survey oleh Duyfjes atau Hetzel atau Koolhoven atau Koperberg atau Molengraaf, dll. maka kita akan berkesimpulan : pantas petanya bagus sebab logistik lapangan pun sangat terjamin. Puluhan sampai ratusan koeli dikerahkan, termasuk yang membawa tandu kalau-kalau sang geoloog kelelahan. Kalau mereka sampai masuk jauh ke pedalaman Kalimantan, Sumatra, dan Papua yang pada saat itu masih banyak suku pengayaunya (ada disebutkan di salah satu geologische rapport W.C.B. Koolhoven di Kal Teng) itu karena banyaknya koeli yang mendukung mereka. Tidak ada geoloog yang berangkat sendirian, coba periksa dengan teliti laporan biaya mereka. Saya masih menyimpan beberapa arsip jaarboek (yearbook) tahun 30an u! ntuk beberepa ekspedisi geologi Dienst van Het Mijnwezen. Bagaimanapun, tidak bisa kita pungkiri bahwa mereka memang hebat, dan sangat terorganisasi baik. Salam, Awang zaim wrote: Saya juga punya pengalaman menarik tentang akurasi data Belanda. Tahun 1999 saya dengan Frank Huffman dari Univ. Texas at Austin (UTA) melakukan penelitian geologi lapangan sepanjang daerah Pegunungan Kendeng dengan rujukan menggunakan peta geologi dari Duyfjes (1936 dan 1938), melacak penyebaran formasi-formasi Kalibeng, Pucangan, Kabuh dan Notopuro. Hasilnya, singkapan batuan ditempat-tempat yang belum terganggu oleh pembangunan pemerintah kita seperti dam, waduk dlsb, data penyebaran batuan/formasi, jurus dan kemiringan lapisan yang ada di peta si Bule tersebut, sangat akurat dengan kenyataan lapangan, dan sangat tepat baik lokasi bahkan sampai besarnya jurus dan kemiringan lapisannya. Bukan ma. Wassalam, Yahdi Zaim Departemen Teknik Geologi FIKTM - ITB - Original Message - From: Shofiyuddin To: Sent: Tuesday, March 02, 2004 12:57 PM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe Sekedar berbagi cerita. Saya pernah menggunakan peta geology (Blue Print) Belanda untuk mencari sumur sumur tua di daerah Sumatra Selatan, 2 hari ekspedisi. Detail yang tergambar dengan rapih dan
RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB
Pak Untung mengatakan: contoh batuan lapangan pun tersimpang sangat rapih. Saya jadi ingat Ekspedisi Devon mahasiswa Geologi ITB lebih dari 10 tahun yang lalu. Pertanyaan saya: - apakah laporan ini terdokumentasikan dengan baik di PPPG. - apakah laporan ini sudah di publikasikan? Saya lihat GSM (Geological Society of Malaysia) sudah mempublikasikan peta-peta yang dibuat oleh rekan-rekan mantan mahasiswa ITB, dalam publikasi Geological map of Borneo (CD version) by Robert Tate, 2000. - dimana saya bisa beli laporan ini? - apakah contoh batuannya masih ada (dulu saya pernah dengar batuannya hilang, ada lagi yang bilang sudah jadi ganjal pintu di lab ITB). Mudah-mudahan info ini tidak benar. Pertanyaan untuk mahasiswa sekarang: - Proyek penelitian apa yang sedang berlangsung? Salam, Herman -Original Message- From: mohamad untung [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 March 2004 00:04 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe Bagi rekan-rekan yang belum pernah melihat arsip laporan para geologiwan Belanda silahkan datang di perpustakaan P3G. Rapi dengan tulisan tangan yang masih sangat jelas untuk dibaca. Seket lapangan sangat teliti sampai detail sekali. Contoh batuan lapangan pun tersimpan sangat rapi. Memang jaman berubah. Dulu tahun 20-30 -an kondisinya menghendaki demikian. Kini dengan teknologi sangat canggih orang terpaku bekerja di depan komputer. Dengan data seadanya orang dapat menyulapnya menjadi informasi yang aduhai. Tentang kebenarannya harus dicheck di lapangan. {Pada umumnya tidak sangat benar). Yang penting semangat dan ketekunannya serta dedikasinya terhadap ilmu itu yang kita tiru. Kalau itu ada Insya Allah hasil kerja kita pasti akan sempurna. - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 02, 2004 1:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe Keakuratan peta-peta Belanda memang tidak usah diragukan lagi, itu harus diwarisi oleh kita, bangsa yang pernah dijajahnya. Tetapi, sebaiknya, kekaguman kita hendaknya tidak berhenti di peta geologi. Coba bukalah lembaran-lembaran arsip lama laporan geologi Belanda yang memuat foto-foto survey oleh Duyfjes atau Hetzel atau Koolhoven atau Koperberg atau Molengraaf, dll. maka kita akan berkesimpulan : pantas petanya bagus sebab logistik lapangan pun sangat terjamin. Puluhan sampai ratusan koeli dikerahkan, termasuk yang membawa tandu kalau-kalau sang geoloog kelelahan. Kalau mereka sampai masuk jauh ke pedalaman Kalimantan, Sumatra, dan Papua yang pada saat itu masih banyak suku pengayaunya (ada disebutkan di salah satu geologische rapport W.C.B. Koolhoven di Kal Teng) itu karena banyaknya koeli yang mendukung mereka. Tidak ada geoloog yang berangkat sendirian, coba periksa dengan teliti laporan biaya mereka. Saya masih menyimpan beberapa arsip jaarboek (yearbook) tahun 30an u! ntuk beberepa ekspedisi geologi Dienst van Het Mijnwezen. Bagaimanapun, tidak bisa kita pungkiri bahwa mereka memang hebat, dan sangat terorganisasi baik. Salam, Awang zaim [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya juga punya pengalaman menarik tentang akurasi data Belanda. Tahun 1999 saya dengan Frank Huffman dari Univ. Texas at Austin (UTA) melakukan penelitian geologi lapangan sepanjang daerah Pegunungan Kendeng dengan rujukan menggunakan peta geologi dari Duyfjes (1936 dan 1938), melacak penyebaran formasi-formasi Kalibeng, Pucangan, Kabuh dan Notopuro. Hasilnya, singkapan batuan ditempat-tempat yang belum terganggu oleh pembangunan pemerintah kita seperti dam, waduk dlsb, data penyebaran batuan/formasi, jurus dan kemiringan lapisan yang ada di peta si Bule tersebut, sangat akurat dengan kenyataan lapangan, dan sangat tepat baik lokasi bahkan sampai besarnya jurus dan kemiringan lapisannya. Bukan ma. Wassalam, Yahdi Zaim Departemen Teknik Geologi FIKTM - ITB - Original Message - From: Shofiyuddin To: Sent: Tuesday, March 02, 2004 12:57 PM Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe Sekedar berbagi cerita. Saya pernah menggunakan peta geology (Blue Print) Belanda untuk mencari sumur sumur tua di daerah Sumatra Selatan, 2 hari ekspedisi. Detail yang tergambar dengan rapih dan sempurna, semisal rembesan minyak dan gas. Sampai sekarang zonasi reservoirnya nya masih menggunakan korelasi si belanda punya, termasuk nama field dan sumurnya... sudah bisa ditebakkan field nya? -Original Message- From: Witan O.A [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 02, 2004 9:19 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe Saya juga pernah ke tempat penyimpanan data Shell di De Hague, untuk cari sumur2 jaman Walanda yang terdapat di blok TAC kami. Ternyata laporannya sangat lengkap dan masih dalam keadaan cukup baik padahal dibuat antara tahun 1923 s/d 1935. Mungkin yang harus kita tiru dari mereka adalah sistim arsip mereka yg rapih dan preservation data tsb. Witan -Original Message- From: