Re: [iagi-net-l] CCS - Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-18 Terurut Topik Yanto R.Sumantri




Rekan 

Ada juga yang bernama Carbon Capture
Sequestatrion , kelihatannya ini lebih  canggih dan
menyeluruh.

Bisa dilihat di
http://www.netl.doe.gov/technologies/carbon_seq//faqs_html

si
Abah

On Fri, September 16, 2011 2:17 pm, Oman Abdurahman
wrote:
 CCS = Carbon Capture Storage; formasi batuan untuk
menyimpan gas emisi
 karbon (CO2). tks
 
 Sent
from my iPhone
 Oman Abdurahman
 
 On 16 Sep
2011, at 13:48, Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com wrote:
 
 CCS=Carbon Capture Sequestration?


 --paulus


 2011/9/16  herman.dar...@shell.com:

Maaf, CCS itu apa yha?

 Herman



 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5
departemen, banyak biro...


 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint
Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29

September 2011

-
 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email
to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

 For
topics not directly related to Geology, users are advised to post
 the email to: o...@iagi.or.id

 Visit
IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota
ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli
Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta
Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

-
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
 posted on its mailing lists, whether posted by
IAGI or others. In no
 event shall IAGI or its members be
liable for any, including but not
 limited to direct or
indirect damages, or damages of any kind
 whatsoever,
resulting from loss of use, data or profits, arising out of

or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
 list.

-

 


 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5
departemen, banyak biro...


 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention
Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
 September 2011

-
 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 
 For topics not
directly related to Geology, users are advised to post the
 email
to: o...@iagi.or.id
 
 Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123
0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

-
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
 shall IAGI or its members be liable for
any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data
or profits, arising out of or in connection with
 the use of any
information posted on IAGI mailing list.

-
 
 


-- 
___
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.


Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-16 Terurut Topik rimbawan prathidina
Terima Kasih Pak Awang atas penjelasan nya, kita tunggu data-data terbaru
untuk mengungkapkan keunikan di daerah garis Wallace ini

salam
Rimbawan

2011/9/16 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Pak Rimbawan,

 Saya tak pernah menyaksikan tayangan NG channel tersebut, tetapi bahwa
 komodo mungkin berasal dari spesies yang justru berukuran lebih besar,
 sehingga di tempatnya sekarang ia mengalami dwarfism bukan gigantism seperti
 yang saya tulis, adalah memang merupakan sedikit perdebatan di seputar
 komodo ini.

 Komodo (Varanus komodoensis) baru terbuka kepada dunia ilmu pengetahuan
 pada tahun 1912 ditandai dengan munculnya deskripsi fauna ini dalam sebuah
 jurnal ilmu pengetahuan oleh Ouwens seorang penelitti di Kebun Raya Bogor.
 Deskripsinya itu didasarkan atas penemuan komodo untuk pertama kalinya (bagi
 dunia barat mestinya) oleh seorang tentara Belanda yang ditugaskan di Flores
 pada tahun 1910. Kini komodo hidup di beberapa pulau kecil yang terletak
 antara Sumbawa dan Flores, yaitu: Pulau Komodo, Rinca, Padar, Gili Motang
 dan Flores bagian barat dan utara.

 Seekor komodo dewasa yang tumbuh maksimum dapat mencapai panjang hampir 3
 meter dan berat 70-90 kg. Komodo adalah kadal/biawak terbesar di dunia.
 Bahwa komodo berasal dari fauna yang lebih besar lagi, pernah diduga, yaitu
 berasal dari kadal/biawak raksasa berukuran 7 meter, berat 650 kg, yang pada
 30.000 tahun lalu berkeliaran  di Australia bagian timur, yaitu Megalania
 prisca. Tetapi, para peneliti menganggap komodo-komodo yang ditemukan di
 pulau2 sebelah barat Flores, adalah berasal dari Flores.

 Apakah komodo produk gigantisme dari biawak atau produk dwarfism dari
 Megalania Australia belum diketahui dengan jelas. MacKinnon (1986)
 mengatakan komodo2 di pulau2 kecil di sebelah barat Flores berasal dari
 Flores pada waktu Plistosen, atau produk gigantisme dari biawak2 yang banyak
 ditemukan di kawasan Australasia atau Oriental (Asiatik), di luar wilayah
 Wallacea, biawak ini mengalami gigantisme di wilayah Wallacea. Pendapat lain
 yang mungkin juga, adalah justru komodo produk dwarfism dari Megalania
 prisca yang hidup di Australia bagian timur (Ciofi, 1997). Langkanya fosil2
 Megalania dalam jalur migrasi dari Australia ke Flores merupakan faktor yang
 menyulitkan pendapat ini, di samping genus yang berbeda antara Varanus
 (komodo) dan Megalania.

 Apa pun itu, daerah Wallacea di Indonesia bagian tengah mengakomodasi baik
 dwarfism maupun gigantism, berlaku bagi spesies fauna maupun hominid.

 salam,
 Awang

 --- Pada Kam, 15/9/11, rimbawan prathidina rimbawanprathid...@gmail.com
 menulis:


 Dari: rimbawan prathidina rimbawanprathid...@gmail.com
 Judul: Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad 
 geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS 
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Tanggal: Kamis, 15 September, 2011, 1:30 PM


 Pak Awang

 Hanya mau Cross Check saja pak Awang, saya pernah lihat tayangan di
 National Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih besar dari ukuran
 nya sekarang dan dikarenakan jembatan darat tadi tertutup maka para komodo
 tersebut terisolasi sehingga terjadi penurunan kuantitas (jumlah dan ukuran
 binatang buruan)  makanan sehingga mereka berbadan kecil (Dwarfism) seperti
 saat ini. Tapi tentu saja ini perlu di cross cek juga bila ditemukan fosil -
 fosil komodo purba.

 salam
 Rimbawan


 2011/9/15 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Sulawesi, yang sepuluh hari lagi akan banyak dikunjungi para geoscientists
 yang mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara HAGI dan IAGI (JCM- Joint
 Convention Makassar, 26-29 September 2011), merupakan wilayah yang sangat
 unik-menarik-namun rumit secara geologi maupun biologi. Sulawesi adalah
 wilayah benturan antara berbagai terrane (mintakat) geologi, sekaligus
 merupakan wilayah benturan antara dunia fauna. Kedua benturan geologi dan
 biologi ini 'klop' alias saling mendukung dan saling berhubungan
 sebab-akibat.  Fenomena ini bukan barang baru, tetapi saya ingin
 mengangkatnya lagi menggunakan analisis dan sintesis baru dalam rangka
 menghargai sebuah pulau unik di Indonesia dalam sebuah makalah yang akan
 dipresentasikan di JCM berjudul,Sulawesi: Where Two Worlds Collided -
 Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line. Tujuannya adalah semoga
 kita makin menghargai bagian Tanah Air kita yang unik-menarik-walaupun rumit
 ini. Abstrak makalahnya ada
  di
  bawah tulisan ini.

 Sulawesi menduduki daerah Wallacea paling barat. Wallacea adalah suatu nama
 wilayah di bagian tengah Indonesia gagasan Dickerson (1928) yang di sebelah
 barat dibatasi oleh Garis Wallace (1863), di sebelah timur dibatasi Garis
 Lydekker (1896). Garis Wallace membatasi tepi timur penyebaran fauna
 Asiatik, sedangkan Garis Lydekker membatasi tepi barat fauna Australis.
 Secara geologi tepi-tepi ini masing-masing berhubungan dengan tepi Sunda
 Land dan Sahul Land. Di daerah Wallacea-lah terjadi

RE: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-16 Terurut Topik Herman.Darman
Maaf, CCS itu apa yha?

Herman

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Friday, September 16, 2011 3:47 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism

Pak Rimbawan,
 
Saya tak pernah menyaksikan tayangan NG channel tersebut, tetapi bahwa komodo 
mungkin berasal dari spesies yang justru berukuran lebih besar, sehingga di 
tempatnya sekarang ia mengalami dwarfism bukan gigantism seperti yang saya 
tulis, adalah memang merupakan sedikit perdebatan di seputar komodo ini.
 
Komodo (Varanus komodoensis) baru terbuka kepada dunia ilmu pengetahuan pada 
tahun 1912 ditandai dengan munculnya deskripsi fauna ini dalam sebuah jurnal 
ilmu pengetahuan oleh Ouwens seorang penelitti di Kebun Raya Bogor. 
Deskripsinya itu didasarkan atas penemuan komodo untuk pertama kalinya (bagi 
dunia barat mestinya) oleh seorang tentara Belanda yang ditugaskan di Flores 
pada tahun 1910. Kini komodo hidup di beberapa pulau kecil yang terletak antara 
Sumbawa dan Flores, yaitu: Pulau Komodo, Rinca, Padar, Gili Motang dan Flores 
bagian barat dan utara.
 
Seekor komodo dewasa yang tumbuh maksimum dapat mencapai panjang hampir 3 meter 
dan berat 70-90 kg. Komodo adalah kadal/biawak terbesar di dunia. Bahwa komodo 
berasal dari fauna yang lebih besar lagi, pernah diduga, yaitu berasal dari 
kadal/biawak raksasa berukuran 7 meter, berat 650 kg, yang pada 30.000 tahun 
lalu berkeliaran  di Australia bagian timur, yaitu Megalania prisca. Tetapi, 
para peneliti menganggap komodo-komodo yang ditemukan di pulau2 sebelah barat 
Flores, adalah berasal dari Flores.
 
Apakah komodo produk gigantisme dari biawak atau produk dwarfism dari Megalania 
Australia belum diketahui dengan jelas. MacKinnon (1986) mengatakan komodo2 di 
pulau2 kecil di sebelah barat Flores berasal dari Flores pada waktu Plistosen, 
atau produk gigantisme dari biawak2 yang banyak ditemukan di kawasan 
Australasia atau Oriental (Asiatik), di luar wilayah Wallacea, biawak ini 
mengalami gigantisme di wilayah Wallacea. Pendapat lain yang mungkin juga, 
adalah justru komodo produk dwarfism dari Megalania prisca yang hidup di 
Australia bagian timur (Ciofi, 1997). Langkanya fosil2 Megalania dalam jalur 
migrasi dari Australia ke Flores merupakan faktor yang menyulitkan pendapat 
ini, di samping genus yang berbeda antara Varanus (komodo) dan Megalania.

Apa pun itu, daerah Wallacea di Indonesia bagian tengah mengakomodasi baik 
dwarfism maupun gigantism, berlaku bagi spesies fauna maupun hominid.

salam,
Awang

--- Pada Kam, 15/9/11, rimbawan prathidina rimbawanprathid...@gmail.com 
menulis:


Dari: rimbawan prathidina rimbawanprathid...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 15 September, 2011, 1:30 PM


Pak Awang

Hanya mau Cross Check saja pak Awang, saya pernah lihat tayangan di National 
Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih besar dari ukuran nya 
sekarang dan dikarenakan jembatan darat tadi tertutup maka para komodo tersebut 
terisolasi sehingga terjadi penurunan kuantitas (jumlah dan ukuran binatang 
buruan)  makanan sehingga mereka berbadan kecil (Dwarfism) seperti saat ini. 
Tapi tentu saja ini perlu di cross cek juga bila ditemukan fosil - fosil komodo 
purba.

salam
Rimbawan


2011/9/15 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

Sulawesi, yang sepuluh hari lagi akan banyak dikunjungi para geoscientists yang 
mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara HAGI dan IAGI (JCM- Joint Convention 
Makassar, 26-29 September 2011), merupakan wilayah yang sangat 
unik-menarik-namun rumit secara geologi maupun biologi. Sulawesi adalah wilayah 
benturan antara berbagai terrane (mintakat) geologi, sekaligus merupakan 
wilayah benturan antara dunia fauna. Kedua benturan geologi dan biologi ini 
'klop' alias saling mendukung dan saling berhubungan sebab-akibat.  Fenomena 
ini bukan barang baru, tetapi saya ingin mengangkatnya lagi menggunakan 
analisis dan sintesis baru dalam rangka menghargai sebuah pulau unik di 
Indonesia dalam sebuah makalah yang akan dipresentasikan di JCM 
berjudul,Sulawesi: Where Two Worlds Collided - Geologic Controls on 
Biogeographic Wallace's Line. Tujuannya adalah semoga kita makin menghargai 
bagian Tanah Air kita yang unik-menarik-walaupun rumit ini. Abstrak makalahnya 
ada
 di
 bawah tulisan ini.

Sulawesi menduduki daerah Wallacea paling barat. Wallacea adalah suatu nama 
wilayah di bagian tengah Indonesia gagasan Dickerson (1928) yang di sebelah 
barat dibatasi oleh Garis Wallace (1863), di sebelah timur dibatasi Garis 
Lydekker (1896). Garis Wallace membatasi tepi timur penyebaran fauna Asiatik, 
sedangkan Garis Lydekker membatasi tepi barat fauna Australis. Secara geologi 
tepi-tepi ini masing-masing berhubungan

[iagi-net-l] CCS - Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-16 Terurut Topik Paulus Tangke Allo
CCS=Carbon Capture Sequestration?


--paulus


2011/9/16  herman.dar...@shell.com:
 Maaf, CCS itu apa yha?

 Herman


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] CCS - Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-16 Terurut Topik Oman Abdurahman
CCS = Carbon Capture Storage; formasi batuan untuk menyimpan gas emisi karbon 
(CO2). tks

Sent from my iPhone
Oman Abdurahman

On 16 Sep 2011, at 13:48, Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com wrote:

 CCS=Carbon Capture Sequestration?
 
 
 --paulus
 
 
 2011/9/16  herman.dar...@shell.com:
 Maaf, CCS itu apa yha?
 
 Herman
 
 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
 September 2011
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 
 For topics not directly related to Geology, users are advised to post the 
 email to: o...@iagi.or.id
 
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
 IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or 
 indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of 
 use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
 information posted on IAGI mailing list.
 -
 


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-16 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Sayang Abah, korupsinya mencederai keunikan geologi, alam dan budaya Indonesia 
yang luhur, sehingga barangkali di luar Indonesia lebih dikenal karena 
korupsinya dibandingkan karena keunikan alam dan budayanya.

Selamat berakhir pekan juga.

Awang

From: Yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id]
Sent: 16 September 2011 2:46
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism


Awang

Memang NKRI ini unik yh , unik juga dengan kasus KORUPSI - nya yang aduhai.
Semoga ndak ada anggota IAGI/HAGI yantg terlibat
Akh just a  joke .

Selamat berakhir pekan .

si Abah.


On Fri, September 16, 2011 8:52 am, Awang Satyana wrote:
 Abah,

 Land bridges atau jembatan daratan adalah pulau-pulau kontinen yang muncul
 karena fluktuasi muka laut saat susut. Area ini muncul di atas laut dan
 menjadi jembatan daratan yang digunakan fauna bermigrasi. Indonesia kaya
 akan land bridges, disertai sejarah fluktuasi muka laut yang kompleks,
 jadilah jembatan daratan ini muncul atau juga tenggelam.

 Lombok dan Sumbawa pernah bersatu (bukan karena Selat Alas di antaranya
 belum ada, selat itu ada, tetapi tersingkap dasarnya akibat susut muka
 laut). Komodo dan Lomblen pernah bersatu, Roti menjadi satu dengan Semau
 dan Timor. Sula dan Banggai, Bacan dan Halmahera, Tanah
 Jampea-Salayar-Doang-Kangean-Madura adalah contoh-contoh jembatan daratan.

 Stegodon bisa berenang, tetapi tak lebih dari 30 km (Monk et al.1997);
 bila sekarang ada fosil Stegodon ditemukan dan pulau-pulau di sekitarnya
 jauhnya misalnya 50 km, maka bisa diduga bahwa dulu Stegodon tersebut
 pindah pulau melalui jembatan daratan. Sulawesi dihubungkan oleh jembatan
 daratan sekitar Doang-Tanah Jampea-Salayar dengan Sundaland atau Nusa
 Tenggara, ke arah Sulawesi Selatan itulah, tepatnya Lembah Walanae, pada
 Pliosen-Pleistosen, beberapa fauna dari Sundaland dan Nusa Tenggara
 bermigrasi, dan kini di dunia paleontologi vertebrata kumpulan migrated
 fauna itu disebut Kelompok Cabenge, Sulawesi Selatan.

 Salam,
 Awang


 --- Pada Kam, 15/9/11, Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id menulis:

 Dari: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Judul: Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Kamis, 15 September, 2011, 2:21 PM


 Awang

 jembatan itu  posisinya secara geologi apa ya ?

 si Abah ?


 On Thu, September 15, 2011 1:30 pm, rimbawan prathidina
 wrote:
  Pak Awang
 
  Hanya mau Cross Check saja pak Awang, saya pernah
 lihat tayangan di
  National
  Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih
 besar dari ukuran nya
  sekarang dan dikarenakan jembatan darat tadi tertutup
 maka para komodo
  tersebut terisolasi sehingga terjadi penurunan
 kuantitas (jumlah dan
  ukuran
  binatang buruan)  makanan sehingga mereka
 berbadan kecil (Dwarfism)
  seperti
  saat ini. Tapi tentu saja ini perlu di cross cek juga
 bila ditemukan fosil
  -
  fosil komodo purba.
 
  salam
  Rimbawan
 
  2011/9/15 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 
  Sulawesi, yang sepuluh hari lagi akan banyak
 dikunjungi para
  geoscientists
  yang mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara
 HAGI dan IAGI (JCM-
  Joint
  Convention Makassar, 26-29 September 2011),
 merupakan wilayah yang
  sangat
  unik-menarik-namun rumit secara geologi maupun
 biologi. Sulawesi adalah
  wilayah benturan antara berbagai terrane
 (mintakat) geologi, sekaligus
  merupakan wilayah benturan antara dunia fauna.
 Kedua benturan geologi
  dan
  biologi ini 'klop' alias saling mendukung dan
 saling berhubungan
  sebab-akibat.  Fenomena ini bukan barang
 baru, tetapi saya ingin
  mengangkatnya lagi menggunakan analisis dan
 sintesis baru dalam rangka
  menghargai sebuah pulau unik di Indonesia dalam
 sebuah makalah yang akan
  dipresentasikan di JCM berjudul,Sulawesi: Where
 Two Worlds Collided -
  Geologic Controls on Biogeographic Wallace's
 Line. Tujuannya adalah
  semoga
  kita makin menghargai bagian Tanah Air kita yang
 unik-menarik-walaupun
  rumit
  ini. Abstrak makalahnya ada di
   bawah tulisan ini.
 
  Sulawesi menduduki daerah Wallacea paling barat.
 Wallacea adalah suatu
  nama
  wilayah di bagian tengah Indonesia gagasan
 Dickerson (1928) yang di
  sebelah
  barat dibatasi oleh Garis Wallace (1863), di
 sebelah timur dibatasi
  Garis
  Lydekker (1896). Garis Wallace membatasi tepi
 timur penyebaran fauna
  Asiatik, sedangkan Garis Lydekker membatasi tepi
 barat fauna Australis.
  Secara geologi tepi-tepi ini masing-masing
 berhubungan dengan tepi Sunda
  Land dan Sahul Land. Di daerah Wallacea-lah
 terjadi percampuran dua
  dunia
  fauna Asiatik dan Australis. Nama Wallacea tentu
 kita bisa duga, yaitu
  berasal dari Alfred Russel Wallace,
 naturalist  Inggris yang menjelajah
  alam
  Indonesia selama delapan tahun (1854-1862). Daerah
 Wallacea adalah
  daerah
  yang sangat rumit dalam geologi Indonesia, banyak
 mikrokontinen, sliver,
  oceanic plateaux,  ofiolit, baik secara
 in-situ maupun ex-situ yang
  berasal
  dari berbagai area asal

Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-16 Terurut Topik Yanto R.Sumantri



Awang
 
Memang NKRI ini unik yh , unik juga
dengan kasus KORUPSI - nya yang aduhai.
Semoga ndak ada anggota
IAGI/HAGI yantg terlibat 
Akh just a  joke .

Selamat
berakhir pekan .

si Abah.


On Fri, September
16, 2011 8:52 am, Awang Satyana wrote:
 Abah,
 
 Land bridges atau jembatan daratan adalah pulau-pulau kontinen yang
muncul
 karena fluktuasi muka laut saat susut. Area ini muncul di
atas laut dan
 menjadi jembatan daratan yang digunakan fauna
bermigrasi. Indonesia kaya
 akan land bridges, disertai sejarah
fluktuasi muka laut yang kompleks,
 jadilah jembatan daratan ini
muncul atau juga tenggelam.
 
 Lombok dan Sumbawa pernah
bersatu (bukan karena Selat Alas di antaranya
 belum ada, selat
itu ada, tetapi tersingkap dasarnya akibat susut muka
 laut).
Komodo dan Lomblen pernah bersatu, Roti menjadi satu dengan Semau
 dan Timor. Sula dan Banggai, Bacan dan Halmahera, Tanah

Jampea-Salayar-Doang-Kangean-Madura adalah contoh-contoh jembatan
daratan.
 
 Stegodon bisa berenang, tetapi tak lebih
dari 30 km (Monk et al.1997);
 bila sekarang ada fosil Stegodon
ditemukan dan pulau-pulau di sekitarnya
 jauhnya misalnya 50 km,
maka bisa diduga bahwa dulu Stegodon tersebut
 pindah pulau
melalui jembatan daratan. Sulawesi dihubungkan oleh jembatan

daratan sekitar Doang-Tanah Jampea-Salayar dengan Sundaland atau Nusa
 Tenggara, ke arah Sulawesi Selatan itulah, tepatnya Lembah Walanae,
pada
 Pliosen-Pleistosen, beberapa fauna dari Sundaland dan Nusa
Tenggara
 bermigrasi, dan kini di dunia paleontologi vertebrata
kumpulan migrated
 fauna itu disebut Kelompok Cabenge, Sulawesi
Selatan.
 
 Salam,
 Awang
 


 --- Pada Kam, 15/9/11, Yanto R.Sumantri
yrs...@rad.net.id menulis:
 
 Dari: Yanto
R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Judul: Re: [iagi-net-l]
Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism

Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Kamis, 15 September,
2011, 2:21 PM


 Awang

 jembatan itu  posisinya secara geologi
apa ya ?

 si Abah ?


 On Thu, September 15, 2011 1:30 pm, rimbawan
prathidina
 wrote:
  Pak Awang


  Hanya mau Cross Check saja pak Awang, saya
pernah
 lihat tayangan di
  National
  Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih
 besar dari ukuran nya
  sekarang dan
dikarenakan jembatan darat tadi tertutup
 maka para komodo
  tersebut terisolasi sehingga terjadi penurunan
 kuantitas (jumlah dan
  ukuran

 binatang buruan)  makanan sehingga mereka
 berbadan
kecil (Dwarfism)
  seperti
  saat ini.
Tapi tentu saja ini perlu di cross cek juga
 bila ditemukan
fosil
  -
  fosil komodo purba.
 
  salam
  Rimbawan
 
  2011/9/15 Awang Satyana
awangsaty...@yahoo.com
 
 
Sulawesi, yang sepuluh hari lagi akan banyak
 dikunjungi
para
  geoscientists
  yang
mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara
 HAGI dan IAGI
(JCM-
  Joint
  Convention
Makassar, 26-29 September 2011),
 merupakan wilayah yang
  sangat
  unik-menarik-namun rumit
secara geologi maupun
 biologi. Sulawesi adalah

 wilayah benturan antara berbagai terrane
 (mintakat)
geologi, sekaligus
  merupakan wilayah benturan
antara dunia fauna.
 Kedua benturan geologi

 dan
  biologi ini 'klop' alias saling
mendukung dan
 saling berhubungan
 
sebab-akibat.  Fenomena ini bukan barang
 baru, tetapi
saya ingin
  mengangkatnya lagi menggunakan analisis
dan
 sintesis baru dalam rangka
 
menghargai sebuah pulau unik di Indonesia dalam
 sebuah
makalah yang akan
  dipresentasikan di JCM
berjudul,Sulawesi: Where
 Two Worlds Collided -
  Geologic Controls on Biogeographic Wallace's
 Line. Tujuannya adalah
  semoga
  kita makin menghargai bagian Tanah Air kita yang
 unik-menarik-walaupun
  rumit
  ini. Abstrak makalahnya ada di

  bawah tulisan ini.
 

 Sulawesi menduduki daerah Wallacea paling barat.

Wallacea adalah suatu
  nama
 
wilayah di bagian tengah Indonesia gagasan
 Dickerson (1928)
yang di
  sebelah
  barat
dibatasi oleh Garis Wallace (1863), di
 sebelah timur
dibatasi
  Garis
  Lydekker
(1896). Garis Wallace membatasi tepi
 timur penyebaran
fauna
  Asiatik, sedangkan Garis Lydekker membatasi
tepi
 barat fauna Australis.
  Secara
geologi tepi-tepi ini masing-masing
 berhubungan dengan tepi
Sunda
  Land dan Sahul Land. Di daerah
Wallacea-lah
 terjadi percampuran dua
 
dunia
  fauna Asiatik dan Australis. Nama Wallacea
tentu
 kita bisa duga, yaitu
  berasal
dari Alfred Russel Wallace,
 naturalist  Inggris yang
menjelajah
  alam
  Indonesia
selama delapan tahun (1854-1862). Daerah
 Wallacea adalah
  daerah
  yang sangat rumit dalam
geologi Indonesia, banyak
 mikrokontinen, sliver,
  oceanic plateaux,  ofiolit, baik secara
 in-situ maupun ex-situ yang
  berasal
  dari berbagai area asal dipindahkan ke sini.
 Laut-laut paling dalam
  Indonesia dan
   pembusuran (arching) Banda terjadi  di
 sini juga. Endemisme fauna
  Indonesia
paling tinggi berasal dari daerah
 Wallacea, sebut saja
  misalnya
  keberadaan komodo,
babirusa, anoa, dan maleo; yang
 berasal dan hidup
  hanya
  di daerah Wallacea, tidak
ada di bagian dunia yang
 lain.
 
  Dalam tulisan kali ini, saya ingin

Re: [iagi-net-l] CCS - Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-16 Terurut Topik Yanto R.Sumantri



Pak Paulus 

Apa fungsi CCS itu dalam
eksplorasi/produksimigas ??

si Abah

On Fri,
September 16, 2011 1:48 pm, Paulus Tangke Allo wrote:
 CCS=Carbon
Capture Sequestration?
 
 
 --paulus


 
 2011/9/16  herman.dar...@shell.com:
 Maaf, CCS itu apa yha?

 Herman
 


 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5
departemen, banyak biro...


 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah Joint Convention
Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
 September 2011

-
 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 
 For topics not
directly related to Geology, users are advised to post the
 email
to: o...@iagi.or.id
 
 Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123
0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

-
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
 shall IAGI or its members be liable for
any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data
or profits, arising out of or in connection with
 the use of any
information posted on IAGI mailing list.

-
 
 


-- 
___
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.


RE: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-16 Terurut Topik Herman.Darman
Awang and Abah,

 

Melalui dunia geologi yang kita tekuni, semoga kita bisa mengimbangi
'image' korupsi dengan keunikan alam budaya Indonesia yang luhur.

Saya rasa ini tanggung jawab kita sebagai geologiwan Indonesia.

 

Salam,

Herman

 

 

From: Awang Harun Satyana [mailto:aha...@bpmigas.go.id] 
Sent: Friday, September 16, 2011 9:48 AM
To: 'iagi-net@iagi.or.id'
Subject: RE: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism

 

Sayang Abah, korupsinya mencederai keunikan geologi, alam dan budaya
Indonesia yang luhur, sehingga barangkali di luar Indonesia lebih
dikenal karena korupsinya dibandingkan karena keunikan alam dan
budayanya.

 

Selamat berakhir pekan juga.

 

Awang

 

From: Yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] 
Sent: 16 September 2011 2:46
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism

 


Awang
 
Memang NKRI ini unik yh , unik juga dengan kasus KORUPSI - nya yang
aduhai.
Semoga ndak ada anggota IAGI/HAGI yantg terlibat 
Akh just a  joke .

Selamat berakhir pekan .

si Abah.


On Fri, September 16, 2011 8:52 am, Awang Satyana wrote:
 Abah,
 
 Land bridges atau jembatan daratan adalah pulau-pulau kontinen yang
muncul
 karena fluktuasi muka laut saat susut. Area ini muncul di atas laut
dan
 menjadi jembatan daratan yang digunakan fauna bermigrasi. Indonesia
kaya
 akan land bridges, disertai sejarah fluktuasi muka laut yang kompleks,
 jadilah jembatan daratan ini muncul atau juga tenggelam.
 
 Lombok dan Sumbawa pernah bersatu (bukan karena Selat Alas di
antaranya
 belum ada, selat itu ada, tetapi tersingkap dasarnya akibat susut muka
 laut). Komodo dan Lomblen pernah bersatu, Roti menjadi satu dengan
Semau
 dan Timor. Sula dan Banggai, Bacan dan Halmahera, Tanah
 Jampea-Salayar-Doang-Kangean-Madura adalah contoh-contoh jembatan
daratan.
 
 Stegodon bisa berenang, tetapi tak lebih dari 30 km (Monk et al.1997);
 bila sekarang ada fosil Stegodon ditemukan dan pulau-pulau di
sekitarnya
 jauhnya misalnya 50 km, maka bisa diduga bahwa dulu Stegodon tersebut
 pindah pulau melalui jembatan daratan. Sulawesi dihubungkan oleh
jembatan
 daratan sekitar Doang-Tanah Jampea-Salayar dengan Sundaland atau Nusa
 Tenggara, ke arah Sulawesi Selatan itulah, tepatnya Lembah Walanae,
pada
 Pliosen-Pleistosen, beberapa fauna dari Sundaland dan Nusa Tenggara
 bermigrasi, dan kini di dunia paleontologi vertebrata kumpulan
migrated
 fauna itu disebut Kelompok Cabenge, Sulawesi Selatan.
 
 Salam,
 Awang
 
 
 --- Pada Kam, 15/9/11, Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id menulis:
 
 Dari: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Judul: Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Kamis, 15 September, 2011, 2:21 PM


 Awang

 jembatan itu  posisinya secara geologi apa ya ?

 si Abah ?


 On Thu, September 15, 2011 1:30 pm, rimbawan prathidina
 wrote:
  Pak Awang
 
  Hanya mau Cross Check saja pak Awang, saya pernah
 lihat tayangan di
  National
  Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih
 besar dari ukuran nya
  sekarang dan dikarenakan jembatan darat tadi tertutup
 maka para komodo
  tersebut terisolasi sehingga terjadi penurunan
 kuantitas (jumlah dan
  ukuran
  binatang buruan)  makanan sehingga mereka
 berbadan kecil (Dwarfism)
  seperti
  saat ini. Tapi tentu saja ini perlu di cross cek juga
 bila ditemukan fosil
  -
  fosil komodo purba.
 
  salam
  Rimbawan
 
  2011/9/15 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 
  Sulawesi, yang sepuluh hari lagi akan banyak
 dikunjungi para
  geoscientists
  yang mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara
 HAGI dan IAGI (JCM-
  Joint
  Convention Makassar, 26-29 September 2011),
 merupakan wilayah yang
  sangat
  unik-menarik-namun rumit secara geologi maupun
 biologi. Sulawesi adalah
  wilayah benturan antara berbagai terrane
 (mintakat) geologi, sekaligus
  merupakan wilayah benturan antara dunia fauna.
 Kedua benturan geologi
  dan
  biologi ini 'klop' alias saling mendukung dan
 saling berhubungan
  sebab-akibat.  Fenomena ini bukan barang
 baru, tetapi saya ingin
  mengangkatnya lagi menggunakan analisis dan
 sintesis baru dalam rangka
  menghargai sebuah pulau unik di Indonesia dalam
 sebuah makalah yang akan
  dipresentasikan di JCM berjudul,Sulawesi: Where
 Two Worlds Collided -
  Geologic Controls on Biogeographic Wallace's
 Line. Tujuannya adalah
  semoga
  kita makin menghargai bagian Tanah Air kita yang
 unik-menarik-walaupun
  rumit
  ini. Abstrak makalahnya ada di
   bawah tulisan ini.
 
  Sulawesi menduduki daerah Wallacea paling barat.
 Wallacea adalah suatu
  nama
  wilayah di bagian tengah Indonesia gagasan
 Dickerson (1928) yang di
  sebelah
  barat dibatasi oleh Garis Wallace (1863), di
 sebelah timur dibatasi
  Garis
  Lydekker (1896). Garis Wallace membatasi tepi
 timur penyebaran fauna
  Asiatik, sedangkan Garis Lydekker membatasi tepi
 barat fauna Australis.
  Secara geologi tepi-tepi ini masing-masing
 berhubungan dengan tepi Sunda
  Land dan Sahul Land. Di daerah

Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-16 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2011/9/16 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Pak Rimbawan,

 Saya tak pernah menyaksikan tayangan NG channel tersebut, tetapi bahwa
 komodo mungkin berasal dari spesies yang justru berukuran lebih besar,
 sehingga di tempatnya sekarang ia mengalami dwarfism bukan gigantism seperti
 yang saya tulis, adalah memang merupakan sedikit perdebatan di seputar
 komodo ini.


Dua proses menarik buat saya adalah *dwarfism *dan *gigantism* pengkerdilan
dan peraksasaan (apa ya alihbahasanya?).

Karena makanannya sedikit tetapi predatornya tetap banyak, maka sebuah
spesies memang mungkin mengalami pengkerdilan (dwafism). Dan tentusaja
predator tidak melulu mencari yg gemuk (besar) malah kadangkala yg kecil
mudah ditangkap dan terseleksi. Kalau proses ini berlangsung terus tetapi
dan terjadi ketidak stabilan ketersediaan makanan, maka si predatorpun
bisa-bisa ikutan kerdil. Atau si predator beradaptasi dengan berganti mangsa
dan makanannya.

Gigantism juga bisa terjadi akibat berlimpahnya makanan dan predatornya
berkurang. Dan sepertinya kawan-kawan Dino Saurus menjadi semakin besar saja
karena predatornya menjadi takut karena makanannya sekarang besar-besar.

Proses spesiasi yg pernah saya baca juga bermacam-macam mekanismenya, saya
menuliskan sederhana disini :
- http://rovicky.wordpress.com/2007/02/15/evolusi-4-mekanisme-evolusi-1/
- http://rovicky.wordpress.com/2007/02/24/evolusi-4-mekanisme-evolusi-2/

Smoga menambah info ttg spesiasi

RDP


RE: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-16 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Herman,

Iya, setuju sekali; itulah yang bisa dan harus kita lakukan sambil menjaga diri 
kita sendiri agar tidak ikut2-an mencederai Negeri ini.

Salam,
Awang

From: herman.dar...@shell.com [mailto:herman.dar...@shell.com]
Sent: 16 September 2011 3:42
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism

Awang and Abah,

Melalui dunia geologi yang kita tekuni, semoga kita bisa mengimbangi 'image' 
korupsi dengan keunikan alam budaya Indonesia yang luhur.
Saya rasa ini tanggung jawab kita sebagai geologiwan Indonesia.

Salam,
Herman


From: Awang Harun Satyana [mailto:aha...@bpmigas.go.id]
Sent: Friday, September 16, 2011 9:48 AM
To: 'iagi-net@iagi.or.id'
Subject: RE: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism

Sayang Abah, korupsinya mencederai keunikan geologi, alam dan budaya Indonesia 
yang luhur, sehingga barangkali di luar Indonesia lebih dikenal karena 
korupsinya dibandingkan karena keunikan alam dan budayanya.

Selamat berakhir pekan juga.

Awang

From: Yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id]
Sent: 16 September 2011 2:46
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism


Awang

Memang NKRI ini unik yh , unik juga dengan kasus KORUPSI - nya yang aduhai.
Semoga ndak ada anggota IAGI/HAGI yantg terlibat
Akh just a  joke .

Selamat berakhir pekan .

si Abah.


On Fri, September 16, 2011 8:52 am, Awang Satyana wrote:
 Abah,

 Land bridges atau jembatan daratan adalah pulau-pulau kontinen yang muncul
 karena fluktuasi muka laut saat susut. Area ini muncul di atas laut dan
 menjadi jembatan daratan yang digunakan fauna bermigrasi. Indonesia kaya
 akan land bridges, disertai sejarah fluktuasi muka laut yang kompleks,
 jadilah jembatan daratan ini muncul atau juga tenggelam.

 Lombok dan Sumbawa pernah bersatu (bukan karena Selat Alas di antaranya
 belum ada, selat itu ada, tetapi tersingkap dasarnya akibat susut muka
 laut). Komodo dan Lomblen pernah bersatu, Roti menjadi satu dengan Semau
 dan Timor. Sula dan Banggai, Bacan dan Halmahera, Tanah
 Jampea-Salayar-Doang-Kangean-Madura adalah contoh-contoh jembatan daratan.

 Stegodon bisa berenang, tetapi tak lebih dari 30 km (Monk et al.1997);
 bila sekarang ada fosil Stegodon ditemukan dan pulau-pulau di sekitarnya
 jauhnya misalnya 50 km, maka bisa diduga bahwa dulu Stegodon tersebut
 pindah pulau melalui jembatan daratan. Sulawesi dihubungkan oleh jembatan
 daratan sekitar Doang-Tanah Jampea-Salayar dengan Sundaland atau Nusa
 Tenggara, ke arah Sulawesi Selatan itulah, tepatnya Lembah Walanae, pada
 Pliosen-Pleistosen, beberapa fauna dari Sundaland dan Nusa Tenggara
 bermigrasi, dan kini di dunia paleontologi vertebrata kumpulan migrated
 fauna itu disebut Kelompok Cabenge, Sulawesi Selatan.

 Salam,
 Awang


 --- Pada Kam, 15/9/11, Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id menulis:

 Dari: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Judul: Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Kamis, 15 September, 2011, 2:21 PM


 Awang

 jembatan itu  posisinya secara geologi apa ya ?

 si Abah ?


 On Thu, September 15, 2011 1:30 pm, rimbawan prathidina
 wrote:
  Pak Awang
 
  Hanya mau Cross Check saja pak Awang, saya pernah
 lihat tayangan di
  National
  Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih
 besar dari ukuran nya
  sekarang dan dikarenakan jembatan darat tadi tertutup
 maka para komodo
  tersebut terisolasi sehingga terjadi penurunan
 kuantitas (jumlah dan
  ukuran
  binatang buruan)  makanan sehingga mereka
 berbadan kecil (Dwarfism)
  seperti
  saat ini. Tapi tentu saja ini perlu di cross cek juga
 bila ditemukan fosil
  -
  fosil komodo purba.
 
  salam
  Rimbawan
 
  2011/9/15 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 
  Sulawesi, yang sepuluh hari lagi akan banyak
 dikunjungi para
  geoscientists
  yang mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara
 HAGI dan IAGI (JCM-
  Joint
  Convention Makassar, 26-29 September 2011),
 merupakan wilayah yang
  sangat
  unik-menarik-namun rumit secara geologi maupun
 biologi. Sulawesi adalah
  wilayah benturan antara berbagai terrane
 (mintakat) geologi, sekaligus
  merupakan wilayah benturan antara dunia fauna.
 Kedua benturan geologi
  dan
  biologi ini 'klop' alias saling mendukung dan
 saling berhubungan
  sebab-akibat.  Fenomena ini bukan barang
 baru, tetapi saya ingin
  mengangkatnya lagi menggunakan analisis dan
 sintesis baru dalam rangka
  menghargai sebuah pulau unik di Indonesia dalam
 sebuah makalah yang akan
  dipresentasikan di JCM berjudul,Sulawesi: Where
 Two Worlds Collided -
  Geologic Controls on Biogeographic Wallace's
 Line. Tujuannya adalah
  semoga
  kita makin menghargai bagian Tanah Air kita yang
 unik-menarik-walaupun
  rumit
  ini. Abstrak makalahnya ada di
   bawah tulisan ini.
 
  Sulawesi menduduki daerah Wallacea paling barat.
 Wallacea adalah suatu
  nama
  wilayah di bagian tengah Indonesia gagasan
 Dickerson (1928) yang di
  sebelah
  barat dibatasi oleh Garis Wallace

Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-15 Terurut Topik rimbawan prathidina
Pak Awang

Hanya mau Cross Check saja pak Awang, saya pernah lihat tayangan di National
Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih besar dari ukuran nya
sekarang dan dikarenakan jembatan darat tadi tertutup maka para komodo
tersebut terisolasi sehingga terjadi penurunan kuantitas (jumlah dan ukuran
binatang buruan)  makanan sehingga mereka berbadan kecil (Dwarfism) seperti
saat ini. Tapi tentu saja ini perlu di cross cek juga bila ditemukan fosil -
fosil komodo purba.

salam
Rimbawan

2011/9/15 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Sulawesi, yang sepuluh hari lagi akan banyak dikunjungi para geoscientists
 yang mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara HAGI dan IAGI (JCM- Joint
 Convention Makassar, 26-29 September 2011), merupakan wilayah yang sangat
 unik-menarik-namun rumit secara geologi maupun biologi. Sulawesi adalah
 wilayah benturan antara berbagai terrane (mintakat) geologi, sekaligus
 merupakan wilayah benturan antara dunia fauna. Kedua benturan geologi dan
 biologi ini 'klop' alias saling mendukung dan saling berhubungan
 sebab-akibat.  Fenomena ini bukan barang baru, tetapi saya ingin
 mengangkatnya lagi menggunakan analisis dan sintesis baru dalam rangka
 menghargai sebuah pulau unik di Indonesia dalam sebuah makalah yang akan
 dipresentasikan di JCM berjudul,Sulawesi: Where Two Worlds Collided -
 Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line. Tujuannya adalah semoga
 kita makin menghargai bagian Tanah Air kita yang unik-menarik-walaupun rumit
 ini. Abstrak makalahnya ada di
  bawah tulisan ini.

 Sulawesi menduduki daerah Wallacea paling barat. Wallacea adalah suatu nama
 wilayah di bagian tengah Indonesia gagasan Dickerson (1928) yang di sebelah
 barat dibatasi oleh Garis Wallace (1863), di sebelah timur dibatasi Garis
 Lydekker (1896). Garis Wallace membatasi tepi timur penyebaran fauna
 Asiatik, sedangkan Garis Lydekker membatasi tepi barat fauna Australis.
 Secara geologi tepi-tepi ini masing-masing berhubungan dengan tepi Sunda
 Land dan Sahul Land. Di daerah Wallacea-lah terjadi percampuran dua dunia
 fauna Asiatik dan Australis. Nama Wallacea tentu kita bisa duga, yaitu
 berasal dari Alfred Russel Wallace, naturalist  Inggris yang menjelajah alam
 Indonesia selama delapan tahun (1854-1862). Daerah Wallacea adalah daerah
 yang sangat rumit dalam geologi Indonesia, banyak mikrokontinen, sliver,
 oceanic plateaux,  ofiolit, baik secara in-situ maupun ex-situ yang berasal
 dari berbagai area asal dipindahkan ke sini. Laut-laut paling dalam
 Indonesia dan
  pembusuran (arching) Banda terjadi  di sini juga. Endemisme fauna
 Indonesia paling tinggi berasal dari daerah Wallacea, sebut saja misalnya
 keberadaan komodo, babirusa, anoa, dan maleo; yang berasal dan hidup hanya
 di daerah Wallacea, tidak ada di bagian dunia yang lain.

 Dalam tulisan kali ini, saya ingin mengulas sedikit tentang gagasan
 terkenal dalam dunia paleontologi vertebrata/mamalia Indonesia berasal dari
 D.A. Hooijer (1957, 1967), ahli paleontologi vertebrata berkebangsaan
 Belanda yang pernah bekerja di Indonesia, yang konsepnya bernama
 Stegoland. Hooijer menemukan fosil-fosil gajah kerdil Stegodon di berbagai
 pulau di Indonesia (Sangihe, Sulawesi, Jawa, Flores, Sumba, Timor).
 Bagaimana Stegodon yang berumur Pliosen Akhir-Plistosen Awal ini (1,2-1,0
 Ma) ditemukan di berbagai pulau tersebut yang sekarang terpisah cukup jauh
 satu sama lain? Hooijer berpendapat bahwa dahulu Nusa Tenggara-Jawa-Sulawesi
 dihubungkan oleh suatu jembatan daratan yang disebutnya Stegoland, di
 sepanjang jembatan daratan itulah Stegodon berjalan. Lalu karena aktivitas
 tektonik dan fluktuasi muka laut pada Plistosen, jembatan ini tenggelam.
 Konsep Hooijer ini mendapat tantangan dari beberapa ahli paleontologi yang
 datang lebih kemudian,
  misalnya Gert van den Bergh (yang juga beberapa kali berkarya di
 Indonesia). Gert yang belum lama ini (2009) membantu Tim Paleontologi
 Vertebrata Badan Geologi dalam penelitian penemuan gajah purba di Blora
 menyebutkan bahwa konsep Hooijer tak bisa diterima, gajah-gajah itu
 berenang, bukan berjalan melalui jembatan daratan. Begitulah Stegoland,
 setiap konsep yang diajukan, ada yang mendukungnya (pro) tetapi selalu ada
 juga yang menentangnya (kontra).

 Dalam makalah saya, saya memuat model paleogeografi Sulawesi dan sekitarnya
 yang dibuat oleh Moss dan Wilson (1998) serta fluktuasi muka laut di
 pulau-pulau Indonesia Timur dari Tjia (1996) pada Pliosen-Holosen, lalu
 menggunakannya untuk meneliti konsep Hooijer (1957) tentang Stegoland.
 Beberapa citra satelit yang dalam zaman Hooijer (1957) belum ada, saya lihat
 juga untuk memeriksa adakah jembatan daratan antara
 Timor-Sumba-Flores-Jawa-Sulawesi-Sangihe pada sekitar Pliosen-Plistosen -
 Holosen. Dari model-model dan data satelit itu dapat diketahui bahwa
 kemungkinan jembatan seperti yang dimaksud Hooijer (1957) kelihatannya ada
 walaupun memang sekarang sudah tenggelam. Dari model ini, bisa diduga pola
 migrasi Stegodon di 

Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-15 Terurut Topik Yanto R.Sumantri


Awang

jembatan itu  posisinya secara geologi apa ya ?

si Abah ?


On Thu, September 15, 2011 1:30 pm, rimbawan prathidina wrote:
 Pak Awang

 Hanya mau Cross Check saja pak Awang, saya pernah lihat tayangan di
 National
 Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih besar dari ukuran nya
 sekarang dan dikarenakan jembatan darat tadi tertutup maka para komodo
 tersebut terisolasi sehingga terjadi penurunan kuantitas (jumlah dan
 ukuran
 binatang buruan)  makanan sehingga mereka berbadan kecil (Dwarfism)
 seperti
 saat ini. Tapi tentu saja ini perlu di cross cek juga bila ditemukan fosil
 -
 fosil komodo purba.

 salam
 Rimbawan

 2011/9/15 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Sulawesi, yang sepuluh hari lagi akan banyak dikunjungi para
 geoscientists
 yang mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara HAGI dan IAGI (JCM-
 Joint
 Convention Makassar, 26-29 September 2011), merupakan wilayah yang
 sangat
 unik-menarik-namun rumit secara geologi maupun biologi. Sulawesi adalah
 wilayah benturan antara berbagai terrane (mintakat) geologi, sekaligus
 merupakan wilayah benturan antara dunia fauna. Kedua benturan geologi
 dan
 biologi ini 'klop' alias saling mendukung dan saling berhubungan
 sebab-akibat.  Fenomena ini bukan barang baru, tetapi saya ingin
 mengangkatnya lagi menggunakan analisis dan sintesis baru dalam rangka
 menghargai sebuah pulau unik di Indonesia dalam sebuah makalah yang akan
 dipresentasikan di JCM berjudul,Sulawesi: Where Two Worlds Collided -
 Geologic Controls on Biogeographic Wallace's Line. Tujuannya adalah
 semoga
 kita makin menghargai bagian Tanah Air kita yang unik-menarik-walaupun
 rumit
 ini. Abstrak makalahnya ada di
  bawah tulisan ini.

 Sulawesi menduduki daerah Wallacea paling barat. Wallacea adalah suatu
 nama
 wilayah di bagian tengah Indonesia gagasan Dickerson (1928) yang di
 sebelah
 barat dibatasi oleh Garis Wallace (1863), di sebelah timur dibatasi
 Garis
 Lydekker (1896). Garis Wallace membatasi tepi timur penyebaran fauna
 Asiatik, sedangkan Garis Lydekker membatasi tepi barat fauna Australis.
 Secara geologi tepi-tepi ini masing-masing berhubungan dengan tepi Sunda
 Land dan Sahul Land. Di daerah Wallacea-lah terjadi percampuran dua
 dunia
 fauna Asiatik dan Australis. Nama Wallacea tentu kita bisa duga, yaitu
 berasal dari Alfred Russel Wallace, naturalist  Inggris yang menjelajah
 alam
 Indonesia selama delapan tahun (1854-1862). Daerah Wallacea adalah
 daerah
 yang sangat rumit dalam geologi Indonesia, banyak mikrokontinen, sliver,
 oceanic plateaux,  ofiolit, baik secara in-situ maupun ex-situ yang
 berasal
 dari berbagai area asal dipindahkan ke sini. Laut-laut paling dalam
 Indonesia dan
  pembusuran (arching) Banda terjadi  di sini juga. Endemisme fauna
 Indonesia paling tinggi berasal dari daerah Wallacea, sebut saja
 misalnya
 keberadaan komodo, babirusa, anoa, dan maleo; yang berasal dan hidup
 hanya
 di daerah Wallacea, tidak ada di bagian dunia yang lain.

 Dalam tulisan kali ini, saya ingin mengulas sedikit tentang gagasan
 terkenal dalam dunia paleontologi vertebrata/mamalia Indonesia berasal
 dari
 D.A. Hooijer (1957, 1967), ahli paleontologi vertebrata berkebangsaan
 Belanda yang pernah bekerja di Indonesia, yang konsepnya bernama
 Stegoland. Hooijer menemukan fosil-fosil gajah kerdil Stegodon di
 berbagai
 pulau di Indonesia (Sangihe, Sulawesi, Jawa, Flores, Sumba, Timor).
 Bagaimana Stegodon yang berumur Pliosen Akhir-Plistosen Awal ini
 (1,2-1,0
 Ma) ditemukan di berbagai pulau tersebut yang sekarang terpisah cukup
 jauh
 satu sama lain? Hooijer berpendapat bahwa dahulu Nusa
 Tenggara-Jawa-Sulawesi
 dihubungkan oleh suatu jembatan daratan yang disebutnya Stegoland, di
 sepanjang jembatan daratan itulah Stegodon berjalan. Lalu karena
 aktivitas
 tektonik dan fluktuasi muka laut pada Plistosen, jembatan ini tenggelam.
 Konsep Hooijer ini mendapat tantangan dari beberapa ahli paleontologi
 yang
 datang lebih kemudian,
  misalnya Gert van den Bergh (yang juga beberapa kali berkarya di
 Indonesia). Gert yang belum lama ini (2009) membantu Tim Paleontologi
 Vertebrata Badan Geologi dalam penelitian penemuan gajah purba di Blora
 menyebutkan bahwa konsep Hooijer tak bisa diterima, gajah-gajah itu
 berenang, bukan berjalan melalui jembatan daratan. Begitulah Stegoland,
 setiap konsep yang diajukan, ada yang mendukungnya (pro) tetapi selalu
 ada
 juga yang menentangnya (kontra).

 Dalam makalah saya, saya memuat model paleogeografi Sulawesi dan
 sekitarnya
 yang dibuat oleh Moss dan Wilson (1998) serta fluktuasi muka laut di
 pulau-pulau Indonesia Timur dari Tjia (1996) pada Pliosen-Holosen, lalu
 menggunakannya untuk meneliti konsep Hooijer (1957) tentang Stegoland.
 Beberapa citra satelit yang dalam zaman Hooijer (1957) belum ada, saya
 lihat
 juga untuk memeriksa adakah jembatan daratan antara
 Timor-Sumba-Flores-Jawa-Sulawesi-Sangihe pada sekitar Pliosen-Plistosen
 -
 Holosen. Dari model-model dan data satelit itu dapat diketahui bahwa
 

Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-15 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rimbawan,
 
Saya tak pernah menyaksikan tayangan NG channel tersebut, tetapi bahwa komodo 
mungkin berasal dari spesies yang justru berukuran lebih besar, sehingga di 
tempatnya sekarang ia mengalami dwarfism bukan gigantism seperti yang saya 
tulis, adalah memang merupakan sedikit perdebatan di seputar komodo ini.
 
Komodo (Varanus komodoensis) baru terbuka kepada dunia ilmu pengetahuan pada 
tahun 1912 ditandai dengan munculnya deskripsi fauna ini dalam sebuah jurnal 
ilmu pengetahuan oleh Ouwens seorang penelitti di Kebun Raya Bogor. 
Deskripsinya itu didasarkan atas penemuan komodo untuk pertama kalinya (bagi 
dunia barat mestinya) oleh seorang tentara Belanda yang ditugaskan di Flores 
pada tahun 1910. Kini komodo hidup di beberapa pulau kecil yang terletak antara 
Sumbawa dan Flores, yaitu: Pulau Komodo, Rinca, Padar, Gili Motang dan Flores 
bagian barat dan utara.
 
Seekor komodo dewasa yang tumbuh maksimum dapat mencapai panjang hampir 3 meter 
dan berat 70-90 kg. Komodo adalah kadal/biawak terbesar di dunia. Bahwa komodo 
berasal dari fauna yang lebih besar lagi, pernah diduga, yaitu berasal dari 
kadal/biawak raksasa berukuran 7 meter, berat 650 kg, yang pada 30.000 tahun 
lalu berkeliaran  di Australia bagian timur, yaitu Megalania prisca. Tetapi, 
para peneliti menganggap komodo-komodo yang ditemukan di pulau2 sebelah barat 
Flores, adalah berasal dari Flores.
 
Apakah komodo produk gigantisme dari biawak atau produk dwarfism dari Megalania 
Australia belum diketahui dengan jelas. MacKinnon (1986) mengatakan komodo2 di 
pulau2 kecil di sebelah barat Flores berasal dari Flores pada waktu Plistosen, 
atau produk gigantisme dari biawak2 yang banyak ditemukan di kawasan 
Australasia atau Oriental (Asiatik), di luar wilayah Wallacea, biawak ini 
mengalami gigantisme di wilayah Wallacea. Pendapat lain yang mungkin juga, 
adalah justru komodo produk dwarfism dari Megalania prisca yang hidup di 
Australia bagian timur (Ciofi, 1997). Langkanya fosil2 Megalania dalam jalur 
migrasi dari Australia ke Flores merupakan faktor yang menyulitkan pendapat 
ini, di samping genus yang berbeda antara Varanus (komodo) dan Megalania.

Apa pun itu, daerah Wallacea di Indonesia bagian tengah mengakomodasi baik 
dwarfism maupun gigantism, berlaku bagi spesies fauna maupun hominid.

salam,
Awang

--- Pada Kam, 15/9/11, rimbawan prathidina rimbawanprathid...@gmail.com 
menulis:


Dari: rimbawan prathidina rimbawanprathid...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 15 September, 2011, 1:30 PM


Pak Awang

Hanya mau Cross Check saja pak Awang, saya pernah lihat tayangan di National 
Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih besar dari ukuran nya 
sekarang dan dikarenakan jembatan darat tadi tertutup maka para komodo tersebut 
terisolasi sehingga terjadi penurunan kuantitas (jumlah dan ukuran binatang 
buruan)  makanan sehingga mereka berbadan kecil (Dwarfism) seperti saat ini. 
Tapi tentu saja ini perlu di cross cek juga bila ditemukan fosil - fosil komodo 
purba.

salam
Rimbawan


2011/9/15 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

Sulawesi, yang sepuluh hari lagi akan banyak dikunjungi para geoscientists yang 
mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara HAGI dan IAGI (JCM- Joint Convention 
Makassar, 26-29 September 2011), merupakan wilayah yang sangat 
unik-menarik-namun rumit secara geologi maupun biologi. Sulawesi adalah wilayah 
benturan antara berbagai terrane (mintakat) geologi, sekaligus merupakan 
wilayah benturan antara dunia fauna. Kedua benturan geologi dan biologi ini 
'klop' alias saling mendukung dan saling berhubungan sebab-akibat.  Fenomena 
ini bukan barang baru, tetapi saya ingin mengangkatnya lagi menggunakan 
analisis dan sintesis baru dalam rangka menghargai sebuah pulau unik di 
Indonesia dalam sebuah makalah yang akan dipresentasikan di JCM 
berjudul,Sulawesi: Where Two Worlds Collided - Geologic Controls on 
Biogeographic Wallace's Line. Tujuannya adalah semoga kita makin menghargai 
bagian Tanah Air kita yang unik-menarik-walaupun rumit ini. Abstrak makalahnya 
ada
 di
 bawah tulisan ini.

Sulawesi menduduki daerah Wallacea paling barat. Wallacea adalah suatu nama 
wilayah di bagian tengah Indonesia gagasan Dickerson (1928) yang di sebelah 
barat dibatasi oleh Garis Wallace (1863), di sebelah timur dibatasi Garis 
Lydekker (1896). Garis Wallace membatasi tepi timur penyebaran fauna Asiatik, 
sedangkan Garis Lydekker membatasi tepi barat fauna Australis. Secara geologi 
tepi-tepi ini masing-masing berhubungan dengan tepi Sunda Land dan Sahul Land. 
Di daerah Wallacea-lah terjadi percampuran dua dunia fauna Asiatik dan 
Australis. Nama Wallacea tentu kita bisa duga, yaitu berasal dari Alfred Russel 
Wallace, naturalist  Inggris yang menjelajah alam Indonesia selama delapan 
tahun (1854-1862

Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-15 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,

Land bridges atau jembatan daratan adalah pulau-pulau kontinen yang muncul 
karena fluktuasi muka laut saat susut. Area ini muncul di atas laut dan menjadi 
jembatan daratan yang digunakan fauna bermigrasi. Indonesia kaya akan land 
bridges, disertai sejarah fluktuasi muka laut yang kompleks, jadilah jembatan 
daratan ini muncul atau juga tenggelam.

Lombok dan Sumbawa pernah bersatu (bukan karena Selat Alas di antaranya belum 
ada, selat itu ada, tetapi tersingkap dasarnya akibat susut muka laut). Komodo 
dan Lomblen pernah bersatu, Roti menjadi satu dengan Semau dan Timor. Sula dan 
Banggai, Bacan dan Halmahera, Tanah Jampea-Salayar-Doang-Kangean-Madura adalah 
contoh-contoh jembatan daratan.

Stegodon bisa berenang, tetapi tak lebih dari 30 km (Monk et al.1997); bila 
sekarang ada fosil Stegodon ditemukan dan pulau-pulau di sekitarnya jauhnya 
misalnya 50 km, maka bisa diduga bahwa dulu Stegodon tersebut pindah pulau 
melalui jembatan daratan. Sulawesi dihubungkan oleh jembatan daratan sekitar 
Doang-Tanah Jampea-Salayar dengan Sundaland atau Nusa Tenggara, ke arah 
Sulawesi Selatan itulah, tepatnya Lembah Walanae, pada Pliosen-Pleistosen, 
beberapa fauna dari Sundaland dan Nusa Tenggara bermigrasi, dan kini di dunia 
paleontologi vertebrata kumpulan migrated fauna itu disebut Kelompok Cabenge, 
Sulawesi Selatan.

Salam,
Awang


--- Pada Kam, 15/9/11, Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id menulis:

 Dari: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Judul: Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Kamis, 15 September, 2011, 2:21 PM
 
 
 Awang
 
 jembatan itu  posisinya secara geologi apa ya ?
 
 si Abah ?
 
 
 On Thu, September 15, 2011 1:30 pm, rimbawan prathidina
 wrote:
  Pak Awang
 
  Hanya mau Cross Check saja pak Awang, saya pernah
 lihat tayangan di
  National
  Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih
 besar dari ukuran nya
  sekarang dan dikarenakan jembatan darat tadi tertutup
 maka para komodo
  tersebut terisolasi sehingga terjadi penurunan
 kuantitas (jumlah dan
  ukuran
  binatang buruan)  makanan sehingga mereka
 berbadan kecil (Dwarfism)
  seperti
  saat ini. Tapi tentu saja ini perlu di cross cek juga
 bila ditemukan fosil
  -
  fosil komodo purba.
 
  salam
  Rimbawan
 
  2011/9/15 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 
  Sulawesi, yang sepuluh hari lagi akan banyak
 dikunjungi para
  geoscientists
  yang mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara
 HAGI dan IAGI (JCM-
  Joint
  Convention Makassar, 26-29 September 2011),
 merupakan wilayah yang
  sangat
  unik-menarik-namun rumit secara geologi maupun
 biologi. Sulawesi adalah
  wilayah benturan antara berbagai terrane
 (mintakat) geologi, sekaligus
  merupakan wilayah benturan antara dunia fauna.
 Kedua benturan geologi
  dan
  biologi ini 'klop' alias saling mendukung dan
 saling berhubungan
  sebab-akibat.  Fenomena ini bukan barang
 baru, tetapi saya ingin
  mengangkatnya lagi menggunakan analisis dan
 sintesis baru dalam rangka
  menghargai sebuah pulau unik di Indonesia dalam
 sebuah makalah yang akan
  dipresentasikan di JCM berjudul,Sulawesi: Where
 Two Worlds Collided -
  Geologic Controls on Biogeographic Wallace's
 Line. Tujuannya adalah
  semoga
  kita makin menghargai bagian Tanah Air kita yang
 unik-menarik-walaupun
  rumit
  ini. Abstrak makalahnya ada di
   bawah tulisan ini.
 
  Sulawesi menduduki daerah Wallacea paling barat.
 Wallacea adalah suatu
  nama
  wilayah di bagian tengah Indonesia gagasan
 Dickerson (1928) yang di
  sebelah
  barat dibatasi oleh Garis Wallace (1863), di
 sebelah timur dibatasi
  Garis
  Lydekker (1896). Garis Wallace membatasi tepi
 timur penyebaran fauna
  Asiatik, sedangkan Garis Lydekker membatasi tepi
 barat fauna Australis.
  Secara geologi tepi-tepi ini masing-masing
 berhubungan dengan tepi Sunda
  Land dan Sahul Land. Di daerah Wallacea-lah
 terjadi percampuran dua
  dunia
  fauna Asiatik dan Australis. Nama Wallacea tentu
 kita bisa duga, yaitu
  berasal dari Alfred Russel Wallace,
 naturalist  Inggris yang menjelajah
  alam
  Indonesia selama delapan tahun (1854-1862). Daerah
 Wallacea adalah
  daerah
  yang sangat rumit dalam geologi Indonesia, banyak
 mikrokontinen, sliver,
  oceanic plateaux,  ofiolit, baik secara
 in-situ maupun ex-situ yang
  berasal
  dari berbagai area asal dipindahkan ke sini.
 Laut-laut paling dalam
  Indonesia dan
   pembusuran (arching) Banda terjadi  di
 sini juga. Endemisme fauna
  Indonesia paling tinggi berasal dari daerah
 Wallacea, sebut saja
  misalnya
  keberadaan komodo, babirusa, anoa, dan maleo; yang
 berasal dan hidup
  hanya
  di daerah Wallacea, tidak ada di bagian dunia yang
 lain.
 
  Dalam tulisan kali ini, saya ingin mengulas
 sedikit tentang gagasan
  terkenal dalam dunia paleontologi
 vertebrata/mamalia Indonesia berasal
  dari
  D.A. Hooijer (1957, 1967), ahli paleontologi
 vertebrata berkebangsaan
  Belanda yang pernah bekerja di Indonesia, yang
 konsepnya bernama
  Stegoland

Re: [iagi-net-l] Sulawesi: Stegoland Island Dwarfism

2011-09-15 Terurut Topik Yanto R.Sumantri



Awang 

Terima kasih atas  penjelasannya..
Mebgenai binatang besar seperti kijang , atau kerbau memang pernah saya
dengar.
Bahkan sewaktu di pulau Sumbawa , ada rakyat yang berceritera
bahwa kijang kijang dapat berenanag dari panta i ke daerah Gn.
(lupa namanya).

si Abah



On Fri,
September 16, 2011 8:52 am, Awang Satyana wrote:
 Abah,


 Land bridges atau jembatan daratan adalah pulau-pulau kontinen
yang muncul
 karena fluktuasi muka laut saat susut. Area ini
muncul di atas laut dan
 menjadi jembatan daratan yang digunakan
fauna bermigrasi. Indonesia kaya
 akan land bridges, disertai
sejarah fluktuasi muka laut yang kompleks,
 jadilah jembatan
daratan ini muncul atau juga tenggelam.
 
 Lombok dan
Sumbawa pernah bersatu (bukan karena Selat Alas di antaranya

belum ada, selat itu ada, tetapi tersingkap dasarnya akibat susut muka
 laut). Komodo dan Lomblen pernah bersatu, Roti menjadi satu dengan
Semau
 dan Timor. Sula dan Banggai, Bacan dan Halmahera, Tanah
 Jampea-Salayar-Doang-Kangean-Madura adalah contoh-contoh jembatan
daratan.
 
 Stegodon bisa berenang, tetapi tak lebih
dari 30 km (Monk et al.1997);
 bila sekarang ada fosil Stegodon
ditemukan dan pulau-pulau di sekitarnya
 jauhnya misalnya 50 km,
maka bisa diduga bahwa dulu Stegodon tersebut
 pindah pulau
melalui jembatan daratan. Sulawesi dihubungkan oleh jembatan

daratan sekitar Doang-Tanah Jampea-Salayar dengan Sundaland atau Nusa
 Tenggara, ke arah Sulawesi Selatan itulah, tepatnya Lembah Walanae,
pada
 Pliosen-Pleistosen, beberapa fauna dari Sundaland dan Nusa
Tenggara
 bermigrasi, dan kini di dunia paleontologi vertebrata
kumpulan migrated
 fauna itu disebut Kelompok Cabenge, Sulawesi
Selatan.
 
 Salam,
 Awang
 


 --- Pada Kam, 15/9/11, Yanto R.Sumantri
yrs...@rad.net.id menulis:
 
 Dari: Yanto
R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Judul: Re: [iagi-net-l]
Sulawesi: Stegoland  Island Dwarfism

Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Kamis, 15 September,
2011, 2:21 PM


 Awang

 jembatan itu  posisinya secara geologi
apa ya ?

 si Abah ?


 On Thu, September 15, 2011 1:30 pm, rimbawan
prathidina
 wrote:
  Pak Awang


  Hanya mau Cross Check saja pak Awang, saya
pernah
 lihat tayangan di
  National
  Geographic Channel bahwa Komodo itu dulunya lebih
 besar dari ukuran nya
  sekarang dan
dikarenakan jembatan darat tadi tertutup
 maka para komodo
  tersebut terisolasi sehingga terjadi penurunan
 kuantitas (jumlah dan
  ukuran

 binatang buruan)  makanan sehingga mereka
 berbadan
kecil (Dwarfism)
  seperti
  saat ini.
Tapi tentu saja ini perlu di cross cek juga
 bila ditemukan
fosil
  -
  fosil komodo purba.
 
  salam
  Rimbawan
 
  2011/9/15 Awang Satyana
awangsaty...@yahoo.com
 
 
Sulawesi, yang sepuluh hari lagi akan banyak
 dikunjungi
para
  geoscientists
  yang
mengikuti pertemuan ilmiah gabungan antara
 HAGI dan IAGI
(JCM-
  Joint
  Convention
Makassar, 26-29 September 2011),
 merupakan wilayah yang
  sangat
  unik-menarik-namun rumit
secara geologi maupun
 biologi. Sulawesi adalah

 wilayah benturan antara berbagai terrane
 (mintakat)
geologi, sekaligus
  merupakan wilayah benturan
antara dunia fauna.
 Kedua benturan geologi

 dan
  biologi ini 'klop' alias saling
mendukung dan
 saling berhubungan
 
sebab-akibat.  Fenomena ini bukan barang
 baru, tetapi
saya ingin
  mengangkatnya lagi menggunakan analisis
dan
 sintesis baru dalam rangka
 
menghargai sebuah pulau unik di Indonesia dalam
 sebuah
makalah yang akan
  dipresentasikan di JCM
berjudul,Sulawesi: Where
 Two Worlds Collided -
  Geologic Controls on Biogeographic Wallace's
 Line. Tujuannya adalah
  semoga
  kita makin menghargai bagian Tanah Air kita yang
 unik-menarik-walaupun
  rumit
  ini. Abstrak makalahnya ada di

  bawah tulisan ini.
 

 Sulawesi menduduki daerah Wallacea paling barat.

Wallacea adalah suatu
  nama
 
wilayah di bagian tengah Indonesia gagasan
 Dickerson (1928)
yang di
  sebelah
  barat
dibatasi oleh Garis Wallace (1863), di
 sebelah timur
dibatasi
  Garis
  Lydekker
(1896). Garis Wallace membatasi tepi
 timur penyebaran
fauna
  Asiatik, sedangkan Garis Lydekker membatasi
tepi
 barat fauna Australis.
  Secara
geologi tepi-tepi ini masing-masing
 berhubungan dengan tepi
Sunda
  Land dan Sahul Land. Di daerah
Wallacea-lah
 terjadi percampuran dua
 
dunia
  fauna Asiatik dan Australis. Nama Wallacea
tentu
 kita bisa duga, yaitu
  berasal
dari Alfred Russel Wallace,
 naturalist  Inggris yang
menjelajah
  alam
  Indonesia
selama delapan tahun (1854-1862). Daerah
 Wallacea adalah
  daerah
  yang sangat rumit dalam
geologi Indonesia, banyak
 mikrokontinen, sliver,
  oceanic plateaux,  ofiolit, baik secara
 in-situ maupun ex-situ yang
  berasal
  dari berbagai area asal dipindahkan ke sini.
 Laut-laut paling dalam
  Indonesia dan
   pembusuran (arching) Banda terjadi  di
 sini juga. Endemisme fauna
  Indonesia
paling tinggi berasal dari daerah
 Wallacea, sebut saja
  misalnya
  keberadaan komodo,
babirusa, anoa, dan maleo; yang
 berasal dan hidup
  hanya
  di daerah