Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan
Berikut ini syair versi Bahasa Inggrisnya. Mungkin saya terlalu bodoh untuk memahami makna lagu tersebut. Bisakah anda menolong saya untuk menunjukkan ayat dalam Ar Arohman yang dibahasa ulangkan dalam lagu ini The Prince of Love Song: Ahmad Dhani Lyrics: Ahmad Dhani, Faiz M. Second after second, each following the next. as the minutes fly past. The days keep slipping by. month after month as well. The constant cycle of age after age. This life, too, is bound to end in death. Time will annihilate everything on earth. but not my love for You, Because I'm the Divine Prince of Love. Night after night yields to dawn. as morning turns to midday. Passing years dissolve into the flow of centuries. all that is young must grow old. The seasons are constantly changing. This life, too, is bound to end in death. Nothing in this world is eternal. nothing everlasting. Time will annihilate everything on earth. but not my love for You, Because I'm the Divine Prince of Love. - Original Message - From: IPD Wiska Susetio [EMAIL PROTECTED] To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org Sent: Wednesday, February 22, 2006 2:55 PM Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Mas Teddy kalau hendak mengkritik sebaiknya obyek yang dikritik diteliti terlebih dahulu dengan tuntas, baru dikomentari. Coba posisikan kalau itu ungkapan dari Sang Pencipta, bukan milik si penyanyi. Si penyanyi / penyair seolah-olah hanya melafalkan ulang saja. Jadi di awal syair coba tambahkan kalimat yang dibuang / disembunyikan yakni (Seakan-akan Allah berfirman :) Jadi dengarkannya seperti ini : (Seakan-akan Allah berfirman :) .. semua itu pasti akan musnah kecuali cintaKu padamu karena Aku Sang Pangeran Cinta . Di sini sepertinya sang seniman sedang berusaha membahasakan ulang QS. Ar Rahman. Wallahu 'alam. = Wizh = Please respond to Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv) Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Saya sependapat ada lagu dewa yang menyesatkan pada album laskar cinta Secara tidak sengaja saya mendengar lagu pangeran cinta milik dewa dinyanyikan oleh pengamen. Syairnya diantaranya : semua itu pasti akan musnah kecuali cintaku padamu karena aku sang pangeran cinta Yang dimaksud dengan semua itu adalah alam semesta ini seperti yang diungkapkan pada awal lagu tersebut, sayang saya tidak hapal seluruh syair lagu tsb karena bukan fans dewa. - Original Message - From: A Nizami [EMAIL PROTECTED] To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org Sent: Wednesday, February 22, 2006 1:06 PM Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Wa'alaikum salam wr wb, Jika memang bermaksud mengatakan: Aku ini adalah milikMu Tulis saja seperti di atas. Sebab makna: Aku ini adalah diriMu / Aku ini adalah Allah Sangat berbeda. Itu adalah perkataan Fir'aun! Allah saja bisa berkomunikasi dengan manusia lewat bahasa Arab yang mudah dipahami dengan Al Qur'an. Nabi juga berkomunikasi dengan manusia lewat hadits2nya. Nah mengapa Ahmad Dhani tidak bisa? Wassalam --- IPD Wiska Susetio [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikum salam warohmatullaahi wabarokaatuh. Kang Nizami sudah tabayyun dengan Kang Ahmad Dhani ? Barangkali perlu untuk menghindari salah paham. Bahasa seniman biasanya adalah bahasa sastra. Bahasa sastra menggunakan ungkapan-ungkapan yang tidak bisa diartikan secara harfiah, langsung. Selain itu ungkapan-ungkapan sastra biasa menggunakan ungkapan yang sekilas terdengar provokatif, agar bisa menyentak perhatian pembacanya. Bagaimana kalau lirik tersebut tersebut memiliki kata yang dibuang - yang lazim dalam penulisan puisi. Barangkali lengkapnya begini dengan kata tambahan di dalam kurung : AKU INI..ADALAH DIRI (MILIK) MU CINTA INI ADALAH CINTA (MILIK) MU AKU INI ADALAH DIRI (MILIK) MU JIWA INI ADALAH JIWA (MILIK) MU Mestinya memang penafsiran yang benar ini disampaikan agar tidak membingungkan khalayak yang awam. Tapi hal ini bisa mengurangi kenikmatan pembaca yang lain yang apresiasi Ilmu Tauhid nya tingkat mahir. Barangkali ini dilema seorang seniman, antara dipahami publik tapi tidak menyentak dengan tidak dipahami publik tapi heboh sehingga populer. Kesalahan Al Hallaj dan Syaikh Siti Jenar ialah menyatakan ungkapan-ungkapan sastra seperti itu dihadapan khalayak yang belum mampu memahaminya sehingga salah paham. Mestinya Wahdatusy syuhud jadi wahdatul wujud. Barangkali mas Ahmad Dhani sendiri mesti lebih hati-hati lagi kedepannya. Adapun ungkapan *tidak ada seorang pun yang berhak menyatakan agamanya benar* tidak bertentangan dengan tauhid. Seorang muwahhid tidak menerima klaim kebenaran orang-orang non muslim karena klaim itu berasal dari manusia. Seorang muwahhid HANYA menerima dienul qoyyim
Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan
Oleh karena itulah dalam Islam ada adab dan aturannya. Sebagai contoh untuk membaca Al Qur'an kita diharuskan membaca ta'awudz, bismillah, serta sikap yang benar. Sehingga ketika melantunkan Sesungguhnya kami ciptakan langit dan bumi orang tahu bahwa dia sedang membaca Al Qur'an. Bukan mengaku menciptakan langit dan bumi. Begitu pula hadits Nabi. Biasanya disebut: An Abi huroiroh qoola: Qoola Rasulullah Dari Abi Huroiroh dia berkata: Rasulullah berkata Jadi tidak ada miskomunikasi. Nah anggota milis Isnet yang ilmu agamanya umumnya di atas rata2 saja masih bingung, bagaimana para pendengar Dewa yang rata2 awam atau sama sekali tidak pernah belajar agama? Bagaimana jika mereka melantunkan Aku ini adalah DiriMU..kusebut namaMu..yang selalu kupuja.. --- Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote: Setahu saya yg dimaksud Pangeran Cinta pada lirik lagu tersebut adalah Nabi Muhammad shalallahu`alayhi wasallam. Hal itu diketahui dari ungkapan terimakasih Ahmad Dhani pada sampul kaset album tsb, yaitu diantara yg ditujukan ungkapan terimakasihnya adalah salah satunya kepada Nabi Muhammad (Sang pangeran Cinta). -sebagaimana tertulis di sampul album tsb dgn sebutan Sang pangeran Cinta dlm tanda kurung setelah menyebut Nabi Muhammad- Jadi Ahmad Dhani sendiri yg ingin menjelaskan bahwa yg dimaksud Sang Pangeran Cinta dlm salah satu lagu di album tsb adalah julukannya utk Nabi Muhammad. - Original Message - From: IPD Wiska Susetio [EMAIL PROTECTED] To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org Sent: Wednesday, February 22, 2006 2:55 PM Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Mas Teddy kalau hendak mengkritik sebaiknya obyek yang dikritik diteliti terlebih dahulu dengan tuntas, baru dikomentari. Coba posisikan kalau itu ungkapan dari Sang Pencipta, bukan milik si penyanyi. Si penyanyi / penyair seolah-olah hanya melafalkan ulang saja. Jadi di awal syair coba tambahkan kalimat yang dibuang / disembunyikan yakni (Seakan-akan Allah berfirman :) Jadi dengarkannya seperti ini : (Seakan-akan Allah berfirman :) .. semua itu pasti akan musnah kecuali cintaKu padamu karena Aku Sang Pangeran Cinta . Di sini sepertinya sang seniman sedang berusaha membahasakan ulang QS. Ar Rahman. Wallahu 'alam. = Wizh = Please respond to Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv) Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Saya sependapat ada lagu dewa yang menyesatkan pada album laskar cinta Secara tidak sengaja saya mendengar lagu pangeran cinta milik dewa dinyanyikan oleh pengamen. Syairnya diantaranya : semua itu pasti akan musnah kecuali cintaku padamu karena aku sang pangeran cinta Yang dimaksud dengan semua itu adalah alam semesta ini seperti yang diungkapkan pada awal lagu tersebut, sayang saya tidak hapal seluruh syair lagu tsb karena bukan fans dewa. - Original Message - From: A Nizami [EMAIL PROTECTED] To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org Sent: Wednesday, February 22, 2006 1:06 PM Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Wa'alaikum salam wr wb, Jika memang bermaksud mengatakan: Aku ini adalah milikMu Tulis saja seperti di atas. Sebab makna: Aku ini adalah diriMu / Aku ini adalah Allah Sangat berbeda. Itu adalah perkataan Fir'aun! Allah saja bisa berkomunikasi dengan manusia lewat bahasa Arab yang mudah dipahami dengan Al Qur'an. Nabi juga berkomunikasi dengan manusia lewat hadits2nya. Nah mengapa Ahmad Dhani tidak bisa? Wassalam --- IPD Wiska Susetio [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikum salam warohmatullaahi wabarokaatuh. Kang Nizami sudah tabayyun dengan Kang Ahmad Dhani ? Barangkali perlu untuk menghindari salah paham. Bahasa seniman biasanya adalah bahasa sastra. Bahasa sastra menggunakan ungkapan-ungkapan yang tidak bisa diartikan secara harfiah, langsung. Selain itu ungkapan-ungkapan sastra biasa menggunakan ungkapan yang sekilas terdengar provokatif, agar bisa menyentak perhatian pembacanya. Bagaimana kalau lirik tersebut tersebut memiliki kata yang dibuang - yang lazim dalam penulisan puisi. Barangkali lengkapnya begini dengan kata tambahan di dalam kurung : AKU INI..ADALAH DIRI (MILIK) MU CINTA INI ADALAH CINTA (MILIK) MU AKU INI ADALAH DIRI (MILIK) MU JIWA INI ADALAH JIWA (MILIK) MU Mestinya memang penafsiran yang benar ini disampaikan agar tidak membingungkan khalayak yang awam. Tapi hal ini bisa mengurangi kenikmatan pembaca yang lain yang apresiasi Ilmu Tauhid nya tingkat mahir. Barangkali ini dilema seorang seniman, antara dipahami publik tapi tidak menyentak dengan tidak dipahami publik tapi heboh sehingga populer. Kesalahan Al Hallaj
Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan
Iya betul Pak setuju. Ini perkara yang sensitif oleh karenanya butuh kehati-hatian, ketaqwaan, kewaro'an dalam berkomunikasi. Rasulullah sholallaahu 'alaihi wa sallam berwasiat untuk sangat menjaga mulut, sumber ekspresi .Syaikh Siti Jenar saja dihukum MATI karena kesembronoan dalam mengajar. Ini refleksi buat diri. Duh, betapa banyak kekurang waspadaan saya dalam mengekspresikan perkara agama, misal saat mengobrol dengan teman, di majelis, ketika mengajar anak-anak, dsb, dsb. Betapa sering saya mengekspresikan perkara agama dengan bumbu-bumbu, tambahan-tambahan atau cara lain yang dianggap sepele demi mengejar perhatian audiens, padahal konsekuensinya bisa sangat-sangat serius. Astaghfirullaahal adzhiim. Mudah-mudahan pengalaman seperti ini menambah kehati-hatian kita, saya khususnya. Mudah-mudahan saya bukan pendusta, yang mengungkapkan apa saja yang saya dengar. Wallaahul musta'an. = Wizh = Please respond to Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv) Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Oleh karena itulah dalam Islam ada adab dan aturannya. Sebagai contoh untuk membaca Al Qur'an kita diharuskan membaca ta'awudz, bismillah, serta sikap yang benar. Sehingga ketika melantunkan Sesungguhnya kami ciptakan langit dan bumi orang tahu bahwa dia sedang membaca Al Qur'an. Bukan mengaku menciptakan langit dan bumi. Begitu pula hadits Nabi. Biasanya disebut: An Abi huroiroh qoola: Qoola Rasulullah Dari Abi Huroiroh dia berkata: Rasulullah berkata Jadi tidak ada miskomunikasi. Nah anggota milis Isnet yang ilmu agamanya umumnya di atas rata2 saja masih bingung, bagaimana para pendengar Dewa yang rata2 awam atau sama sekali tidak pernah belajar agama? Bagaimana jika mereka melantunkan Aku ini adalah DiriMU..kusebut namaMu..yang selalu kupuja.. --- Naufal [EMAIL PROTECTED] wrote: Setahu saya yg dimaksud Pangeran Cinta pada lirik lagu tersebut adalah Nabi Muhammad shalallahu`alayhi wasallam. Hal itu diketahui dari ungkapan terimakasih Ahmad Dhani pada sampul kaset album tsb, yaitu diantara yg ditujukan ungkapan terimakasihnya adalah salah satunya kepada Nabi Muhammad (Sang pangeran Cinta). -sebagaimana tertulis di sampul album tsb dgn sebutan Sang pangeran Cinta dlm tanda kurung setelah menyebut Nabi Muhammad- Jadi Ahmad Dhani sendiri yg ingin menjelaskan bahwa yg dimaksud Sang Pangeran Cinta dlm salah satu lagu di album tsb adalah julukannya utk Nabi Muhammad. - Original Message - From: IPD Wiska Susetio [EMAIL PROTECTED] To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org Sent: Wednesday, February 22, 2006 2:55 PM Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Mas Teddy kalau hendak mengkritik sebaiknya obyek yang dikritik diteliti terlebih dahulu dengan tuntas, baru dikomentari. Coba posisikan kalau itu ungkapan dari Sang Pencipta, bukan milik si penyanyi. Si penyanyi / penyair seolah-olah hanya melafalkan ulang saja. Jadi di awal syair coba tambahkan kalimat yang dibuang / disembunyikan yakni (Seakan-akan Allah berfirman :) Jadi dengarkannya seperti ini : (Seakan-akan Allah berfirman :) .. semua itu pasti akan musnah kecuali cintaKu padamu karena Aku Sang Pangeran Cinta . Di sini sepertinya sang seniman sedang berusaha membahasakan ulang QS. Ar Rahman. Wallahu 'alam. = Wizh = Please respond to Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv) Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Saya sependapat ada lagu dewa yang menyesatkan pada album laskar cinta Secara tidak sengaja saya mendengar lagu pangeran cinta milik dewa dinyanyikan oleh pengamen. Syairnya diantaranya : semua itu pasti akan musnah kecuali cintaku padamu karena aku sang pangeran cinta Yang dimaksud dengan semua itu adalah alam semesta ini seperti yang diungkapkan pada awal lagu tersebut, sayang saya tidak hapal seluruh syair lagu tsb karena bukan fans dewa. - Original Message - From: A Nizami [EMAIL PROTECTED] To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org Sent: Wednesday, February 22, 2006 1:06 PM Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Wa'alaikum salam wr wb, Jika memang bermaksud mengatakan: Aku ini adalah milikMu Tulis saja seperti di atas. Sebab makna: Aku ini adalah diriMu / Aku ini adalah Allah Sangat berbeda. Itu adalah perkataan Fir'aun! Allah saja bisa berkomunikasi dengan manusia lewat bahasa Arab yang mudah dipahami dengan Al Qur'an. Nabi juga berkomunikasi dengan manusia lewat hadits2nya. Nah mengapa Ahmad Dhani tidak bisa? Wassalam --- IPD Wiska Susetio [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikum salam warohmatullaahi wabarokaatuh. Kang Nizami sudah tabayyun dengan Kang Ahmad Dhani ? Barangkali perlu untuk
Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan
Wa'alaikum salam wr wb, Jika memang bermaksud mengatakan: Aku ini adalah milikMu Tulis saja seperti di atas. Sebab makna: Aku ini adalah diriMu / Aku ini adalah Allah Sangat berbeda. Itu adalah perkataan Fir'aun! Allah saja bisa berkomunikasi dengan manusia lewat bahasa Arab yang mudah dipahami dengan Al Qur'an. Nabi juga berkomunikasi dengan manusia lewat hadits2nya. Nah mengapa Ahmad Dhani tidak bisa? Wassalam --- IPD Wiska Susetio [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikum salam warohmatullaahi wabarokaatuh. Kang Nizami sudah tabayyun dengan Kang Ahmad Dhani ? Barangkali perlu untuk menghindari salah paham. Bahasa seniman biasanya adalah bahasa sastra. Bahasa sastra menggunakan ungkapan-ungkapan yang tidak bisa diartikan secara harfiah, langsung. Selain itu ungkapan-ungkapan sastra biasa menggunakan ungkapan yang sekilas terdengar provokatif, agar bisa menyentak perhatian pembacanya. Bagaimana kalau lirik tersebut tersebut memiliki kata yang dibuang - yang lazim dalam penulisan puisi. Barangkali lengkapnya begini dengan kata tambahan di dalam kurung : AKU INI..ADALAH DIRI (MILIK) MU CINTA INI ADALAH CINTA (MILIK) MU AKU INI ADALAH DIRI (MILIK) MU JIWA INI ADALAH JIWA (MILIK) MU Mestinya memang penafsiran yang benar ini disampaikan agar tidak membingungkan khalayak yang awam. Tapi hal ini bisa mengurangi kenikmatan pembaca yang lain yang apresiasi Ilmu Tauhid nya tingkat mahir. Barangkali ini dilema seorang seniman, antara dipahami publik tapi tidak menyentak dengan tidak dipahami publik tapi heboh sehingga populer. Kesalahan Al Hallaj dan Syaikh Siti Jenar ialah menyatakan ungkapan-ungkapan sastra seperti itu dihadapan khalayak yang belum mampu memahaminya sehingga salah paham. Mestinya Wahdatusy syuhud jadi wahdatul wujud. Barangkali mas Ahmad Dhani sendiri mesti lebih hati-hati lagi kedepannya. Adapun ungkapan *tidak ada seorang pun yang berhak menyatakan agamanya benar* tidak bertentangan dengan tauhid. Seorang muwahhid tidak menerima klaim kebenaran orang-orang non muslim karena klaim itu berasal dari manusia. Seorang muwahhid HANYA menerima dienul qoyyim Al Islam karena ALLAH LAH yang menetapkan demikian, penetapan ini bukan berasal dari manusia. Wallahu 'alam, sekadar brain storming kalau-kalau diri saya yang salah paham. Untuk lebih jelasnya perlu tabayyun kepada sang seniman itu sendiri. = Wizh = Please respond to Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org To: is-lam is-lam@milis.isnet.org cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv) Subject: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Assalamu'alaikum wr wb, Setelah heboh dengan ustad Wahfiuddin dan juga FPI dalam kasus penginjakan kaligrafi Allah yang jadi logo Album Dewa, ternyata setelah saya simak syair lagu Dewa juga menyesatkan. Sebagai contoh syair lagu Satu: SATU AKU INI..ADALAH DIRIMU CINTA INI �ADALAH CINTAMU AKU INI �ADALAH DIRIMU JIWA INI �ADALAH JIWAMU Di situ Dewa berkata, Aku ini adalah DiriMu (Allah). Ini persis seperti paham Wihdatul Wujud yang menyatakan bersatunya manusia dengan Allah. Karena paham itu 2 orang sufi, Al Hallaj dan Syekh Siti Jenar difatwa sesat dan dihukum mati oleh para ulama. Sesungguhnya surat Al Ikhlas yang menyatakan Allah itu Satu dan tidak ada satu pun yang setara denganNya cukup bagi kita. Demikian pula dengan dzikir La ilaaha illallah wahdahu la syarika lahu. Tidak ada Tuhan selain Allah, Dia Satu, dan tak ada sekutu baginya. Selain itu Allah berfirman: Tidaklah diciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah Allah Nah jika 1000 orang seperti Ahmad Dhani, Al Hallaj, dsb mengaku sebagai Allah, tentu akan ada 1000 Allah. Bagaimana manusia bisa menyembah Allah jika dia sendiri merasa menjadi Allah? Nama Dewa sendiri yang merupakan sesembahan agama lain menyiratkan kesombongan. Semoga ummat Islam tidak terbuai melantunkan lagu yang mengandung kesesatan tersebut. Selain itu ucapan Ahmad Dhani yang berkata bahwa tidak ada seorang pun yang berhak menyatakan agamanya benar sudah merusak aqidah Islam dan bertentangan dengan ayat berikut: �Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. � [Ali Imran:19] �Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. � [Ali Imran:85] Dari lagunya terkesan seolah-olah Ahmad Dhani menganggap ajaran Islam penuh dengan kebencian sehingga dia perlu mengajarkan tentang cinta. Ahmad Dhani perlu mempelajari penindasan bangsa Palestina yang dilakukan oleh Israel atau pun penindasan bangsa Iraq dan
Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan
Saya sependapat ada lagu dewa yang menyesatkan pada album laskar cinta Secara tidak sengaja saya mendengar lagu pangeran cinta milik dewa dinyanyikan oleh pengamen. Syairnya diantaranya : semua itu pasti akan musnah kecuali cintaku padamu karena aku sang pangeran cinta Yang dimaksud dengan semua itu adalah alam semesta ini seperti yang diungkapkan pada awal lagu tersebut, sayang saya tidak hapal seluruh syair lagu tsb karena bukan fans dewa. - Original Message - From: A Nizami [EMAIL PROTECTED] To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org Sent: Wednesday, February 22, 2006 1:06 PM Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Wa'alaikum salam wr wb, Jika memang bermaksud mengatakan: Aku ini adalah milikMu Tulis saja seperti di atas. Sebab makna: Aku ini adalah diriMu / Aku ini adalah Allah Sangat berbeda. Itu adalah perkataan Fir'aun! Allah saja bisa berkomunikasi dengan manusia lewat bahasa Arab yang mudah dipahami dengan Al Qur'an. Nabi juga berkomunikasi dengan manusia lewat hadits2nya. Nah mengapa Ahmad Dhani tidak bisa? Wassalam --- IPD Wiska Susetio [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikum salam warohmatullaahi wabarokaatuh. Kang Nizami sudah tabayyun dengan Kang Ahmad Dhani ? Barangkali perlu untuk menghindari salah paham. Bahasa seniman biasanya adalah bahasa sastra. Bahasa sastra menggunakan ungkapan-ungkapan yang tidak bisa diartikan secara harfiah, langsung. Selain itu ungkapan-ungkapan sastra biasa menggunakan ungkapan yang sekilas terdengar provokatif, agar bisa menyentak perhatian pembacanya. Bagaimana kalau lirik tersebut tersebut memiliki kata yang dibuang - yang lazim dalam penulisan puisi. Barangkali lengkapnya begini dengan kata tambahan di dalam kurung : AKU INI..ADALAH DIRI (MILIK) MU CINTA INI ADALAH CINTA (MILIK) MU AKU INI ADALAH DIRI (MILIK) MU JIWA INI ADALAH JIWA (MILIK) MU Mestinya memang penafsiran yang benar ini disampaikan agar tidak membingungkan khalayak yang awam. Tapi hal ini bisa mengurangi kenikmatan pembaca yang lain yang apresiasi Ilmu Tauhid nya tingkat mahir. Barangkali ini dilema seorang seniman, antara dipahami publik tapi tidak menyentak dengan tidak dipahami publik tapi heboh sehingga populer. Kesalahan Al Hallaj dan Syaikh Siti Jenar ialah menyatakan ungkapan-ungkapan sastra seperti itu dihadapan khalayak yang belum mampu memahaminya sehingga salah paham. Mestinya Wahdatusy syuhud jadi wahdatul wujud. Barangkali mas Ahmad Dhani sendiri mesti lebih hati-hati lagi kedepannya. Adapun ungkapan *tidak ada seorang pun yang berhak menyatakan agamanya benar* tidak bertentangan dengan tauhid. Seorang muwahhid tidak menerima klaim kebenaran orang-orang non muslim karena klaim itu berasal dari manusia. Seorang muwahhid HANYA menerima dienul qoyyim Al Islam karena ALLAH LAH yang menetapkan demikian, penetapan ini bukan berasal dari manusia. Wallahu 'alam, sekadar brain storming kalau-kalau diri saya yang salah paham. Untuk lebih jelasnya perlu tabayyun kepada sang seniman itu sendiri. = Wizh = Please respond to Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org To: is-lam is-lam@milis.isnet.org cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv) Subject: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Assalamu'alaikum wr wb, Setelah heboh dengan ustad Wahfiuddin dan juga FPI dalam kasus penginjakan kaligrafi Allah yang jadi logo Album Dewa, ternyata setelah saya simak syair lagu Dewa juga menyesatkan. Sebagai contoh syair lagu Satu: SATU AKU INI..ADALAH DIRIMU CINTA INI �ADALAH CINTAMU AKU INI �ADALAH DIRIMU JIWA INI �ADALAH JIWAMU Di situ Dewa berkata, Aku ini adalah DiriMu (Allah). Ini persis seperti paham Wihdatul Wujud yang menyatakan bersatunya manusia dengan Allah. Karena paham itu 2 orang sufi, Al Hallaj dan Syekh Siti Jenar difatwa sesat dan dihukum mati oleh para ulama. Sesungguhnya surat Al Ikhlas yang menyatakan Allah itu Satu dan tidak ada satu pun yang setara denganNya cukup bagi kita. Demikian pula dengan dzikir La ilaaha illallah wahdahu la syarika lahu. Tidak ada Tuhan selain Allah, Dia Satu, dan tak ada sekutu baginya. Selain itu Allah berfirman: Tidaklah diciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah Allah Nah jika 1000 orang seperti Ahmad Dhani, Al Hallaj, dsb mengaku sebagai Allah, tentu akan ada 1000 Allah. Bagaimana manusia bisa menyembah Allah jika dia sendiri merasa menjadi Allah? Nama Dewa sendiri yang merupakan sesembahan agama lain menyiratkan kesombongan. Semoga ummat Islam tidak terbuai melantunkan lagu yang mengandung kesesatan tersebut. Selain itu ucapan Ahmad Dhani yang berkata bahwa tidak ada seorang pun yang berhak menyatakan agamanya benar sudah merusak aqidah Islam dan bertentangan dengan ayat berikut: �Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam
Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan
Wa'alaikum salam warohmatullaahi wabarokaatuh. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk menjelang hidayah Allah. Allah mampu membuka hati manusia sehingga mampu menyerap cahaya Ilmu dari Kalam-kalamNya dengan mudah. Allah juga mampu menutup hati manusia sehingga bebal tidak mampu dimasuki cahaya Al Qur'an. Adapun Nabi Muhammad Sholallaahu 'alaihi wa sallam dikaruniai Bayan sebagaimana diriwayatkan dalam hadits. Sehingga ungkapan-ungkapan beliau itu bisa padat, ringkas namun mengena dan mudah dipahami. Di sisi lain Assunnah sendiri adalah Al Hikmah yang diturunkan Allah. Tapi Ahmad Dhani hanyalah manusia biasa yang sedang berusaha mengekspresikan naluri kesenimanannya. Yakni mencoba menampilkan kebenaran sebagai keindahan. Sebagaimana seniman-seniman lain yang ungkapannya bisa kebablasan dan tidak mudah dimengerti. Saya sendiri punya banyak pengalaman pribadi mengenai persoalan *ungkapan sastra* ini. Pernah nyoba-nyoba bikin puisi-puisi, eh malah bikin orang sakit hati. Dasar seniman kelas teri. Kalau terlalu gamblang, kesannya malah garing, klise. Jadi perlu diolah agar ungkapan-ungkapan yang keluar terdengar segar. Apalagi ini lirik lagu, berarti ada konstrain tambahan di musiknya. Harus pas. Salah satu tekniknya ialah dengan membuang sebagian komponen kalimatnya. Ini lazim sebenarnya. Jangan salah pada ungkapan Laa ilaaha ilallaah saja ada kata yang dibuang atau disembunyikan di sana. Makanya karya sastra itu tidak bisa dibaca sebagaimana membaca teks ilmiah. Beda dong. Karya sastra perlu kritikus. Perlu disyarah. Adanya mekanisme kritik sastra ini juga yang bisa membuat masyarakat umum terhindar dari kesalah pahaman. Misalnya kitab Jauhar Tauhid, yang berisi nazhom-nazhom Tauhid Syaikh Ibrahim Al Laqoni, yang beredar di masyarakat yang telah disyarah misalnya oleh Imam Bajuri. Tapi dari kasus-kasus seperti ini terdapat pelajaran, betapa sensitifnya berkreasi di domain keyakinan. Saya pribadi mengajak kalau sudah masuk ke ranah keyakinan, sebaiknya kita pakai ungkapan-ungkapan *yang sudah jelas* saja. Tapi kadang naluri kesenimanan itu sukar ditahan... Wallahul muwaffiq. = Wizh = Please respond to Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv) Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Wa'alaikum salam wr wb, Jika memang bermaksud mengatakan: Aku ini adalah milikMu Tulis saja seperti di atas. Sebab makna: Aku ini adalah diriMu / Aku ini adalah Allah Sangat berbeda. Itu adalah perkataan Fir'aun! Allah saja bisa berkomunikasi dengan manusia lewat bahasa Arab yang mudah dipahami dengan Al Qur'an. Nabi juga berkomunikasi dengan manusia lewat hadits2nya. Nah mengapa Ahmad Dhani tidak bisa? Wassalam --- IPD Wiska Susetio [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikum salam warohmatullaahi wabarokaatuh. Kang Nizami sudah tabayyun dengan Kang Ahmad Dhani ? Barangkali perlu untuk menghindari salah paham. Bahasa seniman biasanya adalah bahasa sastra. Bahasa sastra menggunakan ungkapan-ungkapan yang tidak bisa diartikan secara harfiah, langsung. Selain itu ungkapan-ungkapan sastra biasa menggunakan ungkapan yang sekilas terdengar provokatif, agar bisa menyentak perhatian pembacanya. Bagaimana kalau lirik tersebut tersebut memiliki kata yang dibuang - yang lazim dalam penulisan puisi. Barangkali lengkapnya begini dengan kata tambahan di dalam kurung : AKU INI..ADALAH DIRI (MILIK) MU CINTA INI ADALAH CINTA (MILIK) MU AKU INI ADALAH DIRI (MILIK) MU JIWA INI ADALAH JIWA (MILIK) MU Mestinya memang penafsiran yang benar ini disampaikan agar tidak membingungkan khalayak yang awam. Tapi hal ini bisa mengurangi kenikmatan pembaca yang lain yang apresiasi Ilmu Tauhid nya tingkat mahir. Barangkali ini dilema seorang seniman, antara dipahami publik tapi tidak menyentak dengan tidak dipahami publik tapi heboh sehingga populer. Kesalahan Al Hallaj dan Syaikh Siti Jenar ialah menyatakan ungkapan-ungkapan sastra seperti itu dihadapan khalayak yang belum mampu memahaminya sehingga salah paham. Mestinya Wahdatusy syuhud jadi wahdatul wujud. Barangkali mas Ahmad Dhani sendiri mesti lebih hati-hati lagi kedepannya. Adapun ungkapan *tidak ada seorang pun yang berhak menyatakan agamanya benar* tidak bertentangan dengan tauhid. Seorang muwahhid tidak menerima klaim kebenaran orang-orang non muslim karena klaim itu berasal dari manusia. Seorang muwahhid HANYA menerima dienul qoyyim Al Islam karena ALLAH LAH yang menetapkan demikian, penetapan ini bukan berasal dari manusia. Wallahu 'alam, sekadar brain storming kalau-kalau diri saya yang salah paham. Untuk lebih jelasnya perlu tabayyun kepada sang seniman itu sendiri. = Wizh = Please respond to Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org To: is-lam is-lam@milis.isnet.org cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv) Subject: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Assalamu'alaikum wr wb, Setelah heboh dengan ustad Wahfiuddin dan
Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan
Mas Teddy kalau hendak mengkritik sebaiknya obyek yang dikritik diteliti terlebih dahulu dengan tuntas, baru dikomentari. Coba posisikan kalau itu ungkapan dari Sang Pencipta, bukan milik si penyanyi. Si penyanyi / penyair seolah-olah hanya melafalkan ulang saja. Jadi di awal syair coba tambahkan kalimat yang dibuang / disembunyikan yakni (Seakan-akan Allah berfirman :) Jadi dengarkannya seperti ini : (Seakan-akan Allah berfirman :) .. semua itu pasti akan musnah kecuali cintaKu padamu karena Aku Sang Pangeran Cinta . Di sini sepertinya sang seniman sedang berusaha membahasakan ulang QS. Ar Rahman. Wallahu 'alam. = Wizh = Please respond to Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv) Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Saya sependapat ada lagu dewa yang menyesatkan pada album laskar cinta Secara tidak sengaja saya mendengar lagu pangeran cinta milik dewa dinyanyikan oleh pengamen. Syairnya diantaranya : semua itu pasti akan musnah kecuali cintaku padamu karena aku sang pangeran cinta Yang dimaksud dengan semua itu adalah alam semesta ini seperti yang diungkapkan pada awal lagu tersebut, sayang saya tidak hapal seluruh syair lagu tsb karena bukan fans dewa. - Original Message - From: A Nizami [EMAIL PROTECTED] To: Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org Sent: Wednesday, February 22, 2006 1:06 PM Subject: Re: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Wa'alaikum salam wr wb, Jika memang bermaksud mengatakan: Aku ini adalah milikMu Tulis saja seperti di atas. Sebab makna: Aku ini adalah diriMu / Aku ini adalah Allah Sangat berbeda. Itu adalah perkataan Fir'aun! Allah saja bisa berkomunikasi dengan manusia lewat bahasa Arab yang mudah dipahami dengan Al Qur'an. Nabi juga berkomunikasi dengan manusia lewat hadits2nya. Nah mengapa Ahmad Dhani tidak bisa? Wassalam --- IPD Wiska Susetio [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikum salam warohmatullaahi wabarokaatuh. Kang Nizami sudah tabayyun dengan Kang Ahmad Dhani ? Barangkali perlu untuk menghindari salah paham. Bahasa seniman biasanya adalah bahasa sastra. Bahasa sastra menggunakan ungkapan-ungkapan yang tidak bisa diartikan secara harfiah, langsung. Selain itu ungkapan-ungkapan sastra biasa menggunakan ungkapan yang sekilas terdengar provokatif, agar bisa menyentak perhatian pembacanya. Bagaimana kalau lirik tersebut tersebut memiliki kata yang dibuang - yang lazim dalam penulisan puisi. Barangkali lengkapnya begini dengan kata tambahan di dalam kurung : AKU INI..ADALAH DIRI (MILIK) MU CINTA INI ADALAH CINTA (MILIK) MU AKU INI ADALAH DIRI (MILIK) MU JIWA INI ADALAH JIWA (MILIK) MU Mestinya memang penafsiran yang benar ini disampaikan agar tidak membingungkan khalayak yang awam. Tapi hal ini bisa mengurangi kenikmatan pembaca yang lain yang apresiasi Ilmu Tauhid nya tingkat mahir. Barangkali ini dilema seorang seniman, antara dipahami publik tapi tidak menyentak dengan tidak dipahami publik tapi heboh sehingga populer. Kesalahan Al Hallaj dan Syaikh Siti Jenar ialah menyatakan ungkapan-ungkapan sastra seperti itu dihadapan khalayak yang belum mampu memahaminya sehingga salah paham. Mestinya Wahdatusy syuhud jadi wahdatul wujud. Barangkali mas Ahmad Dhani sendiri mesti lebih hati-hati lagi kedepannya. Adapun ungkapan *tidak ada seorang pun yang berhak menyatakan agamanya benar* tidak bertentangan dengan tauhid. Seorang muwahhid tidak menerima klaim kebenaran orang-orang non muslim karena klaim itu berasal dari manusia. Seorang muwahhid HANYA menerima dienul qoyyim Al Islam karena ALLAH LAH yang menetapkan demikian, penetapan ini bukan berasal dari manusia. Wallahu 'alam, sekadar brain storming kalau-kalau diri saya yang salah paham. Untuk lebih jelasnya perlu tabayyun kepada sang seniman itu sendiri. = Wizh = Please respond to Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org To: is-lam is-lam@milis.isnet.org cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv) Subject: [is-lam] Lagu Dewa Menyesatkan Assalamu'alaikum wr wb, Setelah heboh dengan ustad Wahfiuddin dan juga FPI dalam kasus penginjakan kaligrafi Allah yang jadi logo Album Dewa, ternyata setelah saya simak syair lagu Dewa juga menyesatkan. Sebagai contoh syair lagu Satu: SATU AKU INI..ADALAH DIRIMU CINTA INI �ADALAH CINTAMU AKU INI �ADALAH DIRIMU JIWA INI �ADALAH JIWAMU Di situ Dewa berkata, Aku ini adalah DiriMu (Allah). Ini persis seperti paham Wihdatul Wujud yang menyatakan bersatunya manusia dengan Allah. Karena paham itu 2 orang sufi, Al Hallaj dan Syekh Siti Jenar difatwa sesat dan dihukum mati oleh para ulama. Sesungguhnya surat Al Ikhlas yang menyatakan Allah itu Satu dan tidak ada satu pun yang setara denganNya cukup bagi kita. Demikian pula dengan dzikir La ilaaha