[keluarga-islam] Doa Untuk Sahabat Terkasih

2008-04-03 Terurut Topik agussyafii
Doa Untuk Sahabat Terkasih

Sahabat,
Ijinkan saya berdoa untuk anda
dengan hati yang tulus, semoga doa ini
cukup didengar bagi Sang Khaliq
dan memberikan kemudahan dalam hidup kita


Ya Alloh yang memudahkan semua kesulitan, 
Ya Alloh yang mengumpulkan segala  yang berpisah, 
Ya Alloh yang menjadi sahabat bagi  setiap orang yang kesepian, 
Ya Alloh yang mencukupi kebutuhan bagi setiap orang yang kekurangan, 
Ya Alloh, Pemberi  kekuatan  kepada si  lemah,
Ya Alloh yang memberikan rasa aman bagi setiap orang yang dilanda
ketakutan, 

Berilah kemudahan pada kami atas segala kesulitan-kesulitan kami, 
karena menghilangkan kesulitan itu mudah saja bagi Mu ya Alloh.

Amin.. Ya Robbal 'alamin...


Salam Cinta,
Agussyafii

===
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye Keluargaku, Surgaku
silahkan kirimkan dukungan dan komentar anda di
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 0888 176 48 72




[keluarga-islam] Masih KIRIM DO`A - Dan Penggal Penggal Kata

2008-04-03 Terurut Topik Nashir Ahmad M.
Ana ingin bertanya tentang keterangan Ibnu Abbas ra tentang di-mansukh-kannya 
ayat :
  DAN TIADALAH BAGI SESEORANG KECUALI APA YG DIPERBUATNYA 
  dengan ayat
   “DAN ORANG-ORANG YG BERIMAN YG DIIKUTI KETURUNAN MEREKA DENGAN KEIMANAN”.
terus terang ana beberapa hari yang lalu berdebat dengan orang yang mengaku 
ahlussunnah wal jama'ah yang bersikukuh dengan pendapatnya bahwa hal mengirim 
doa dan pahala bagi orang yang telah meninggal (tahlilan) itu bid'ah dhalalah.
   
  ===
  JAWAB:
  ===
   
  Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Rahmat dan Kebahagiaan semoga selalu terlimpah pada hari hari anda dan keluarga,

Saudaraku yg kumuliakan,
mengenai ucapan Ibn Abbas ra yg mengatakan ayat itu mansukh dijelaskan pada 
Muharrar Alwajiiz Juz 6 hal 233,

jelaslah sudah bahwa Imam Nawawi menjelaskan dalam hal ini ada dua pendapat, 
dan yg lebih masyhur adalah yg mengatakan tak sampai, namun yg lebih shahih 
mengatakannya sampai,
  
tentunya kita mesti memilih yg lebih shahih, bukan yg lebih masyhur, Imam 
nawawi menjelaskan bahwa yg shahih adalah yg mengatakan sampai, walaupun yg 
masyhur mengatakan tak sampai, berarti yg masyhur itu dhoif, dan yg shahih 
adalah yg mengatakan sampai.
maka dari kesimpulannya Imam Nawawi menukil bahwa sebagian ulama syafii 
mengatakan semua pengiriman amal sampai.

Berkata Imam Ibn Katsir : “ Yakni sebagaimana dosa seseorang tidak dapat 
menimpa kepada orang lain, demikian juga manusia tidak dapat memperoleh pahala 
melainkan dari hasil amalanya sendiri, dan dari ayat yang mulin ini (ayat 
39,Surah An-Najm) Imam Syaf’i dan Ulama-ulama yang mengikutinya mengambil 
kesimpulan, bahwa bacaan yang pahalanya dikirimkan kepada mayit adalah tidak 
sampai, karena bukan dari hasil usahanya sendiri. Oleh karena itu Rosulullah 
shallallahu 'alayhi wa sallam tidak pernah menganjurkan umatnya untuk 
mengamalkan (pengiriman pahala melalui bacaan), dan tidak pernah memberikan 
bimbingan baik dengan nash maupun isyarat, dan tidak ada seorangpun (shahabat) 
yang mengamalkan perbuatan tersebut, jika amalan itu baik, tentu mereka lebih 
dahulu mengamalkanya, padalah amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala 
hanya terbatas yang ada nash-nashnya dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, dan tidak 
boleh dipalingkan dengan qiyas-qiyas dan pendapat-pendapat”

Mereka memutusnya sampai disini, demikian kelicikan mereka, padahal 
kelanjutannya adalah :
  
“Namun mengenai doa dan sedekah maka hal itu sudah sepakat seluruh ulama atas 
sampainya, dan telah ada Nash nash yg jelas dari syariah yg menjelaskan 
keduanya” (Tafsir Imam Ibn Katsir juz 4 hal 259).

nah. telah jelas bahwa tahlilan itu adalah doa, dan semua pengiriman amal itu 
dengan doa : wahai Allah, sampaikanlah apa yg kami baca, dari dst, hadiah 
yg sampai, dan rahmat yg turun, dan keberkahan yg sempurna, kehadirat.

bukankah ini doa?, maka Imam Ibn Katsir telah menjelaskan mengenai doa dan 
sedekah maka tak ada yg memungkirinya.
Lalu berkata pula Imam Nawawi :

أن الصدقة عن الميت تنفع الميت ويصله ثوابها وهو كذلك باجماع العلماء وكذا أجمعوا 
على وصول الدعاء وقضاء الدين بالنصوص الواردة في الجميع ويصح الحج عن الميت اذا 
كان حج الاسلام وكذا اذا وصى بحج التطوع على الأصح عندنا واختلف العلماء في الصوم 
اذا مات وعليه صوم فالراجح جوازه عنه للأحاديث الصحيحة فيه
والمشهور في مذهبنا أن قراءة القرآن لا يصله ثوابها وقال جماعة من أصحابنا يصله 
ثوابها وبه قال أحمد بن حنبل

“Sungguh sedekah untuk dikirimkan pada mayyit akan membawa manfaat bagi mayyit 
dan akan disampaikan padanya pahalanya, demikian ini pula menurut Ijma 
(sepakat) para ulama, demikian pula mereka telah sepakat atas sampainya doa 
doa, dan pembayaran hutang (untuk mayyit) dengan nash2 yg teriwayatkan masing 
masing, dan sah pula haji untuk mayyit bila haji muslim,
demikian pula bila ia berwasiat untuk dihajikan dengan haji yg sunnah, demikian 
pendapat yg lebih shahih, namun berbeda pendapat para ulama mengenai puasa, dan 
yg lebih benar adalah yg membolehkannya sebagaimana hadits hadits shahih yg 
menjelaskannya,
  dan yg masyhur dikalangan madzhab kita bahwa bacaan Alqur’an tidak sampai 
pada mayyit pahalanya, namun telah berpendapat sebagian dari ulama madzhab kita 
bahwa sampai pahalanya, dan Imam Ahmad bin Hanbal berpegang pada yg 
membolehkannya” (Syarh Imam Nawawi ala shahih Muslim Juz 7 hal 90)

Dan dijelaskan pula dalam Almughniy :

ولا بأس بالقراءة ثم القبر وقد روي عن أحمد أنه قال إذا دخلتم المقابر اقرؤوا آية 
الكرسي وثلاث مرار قل هو الله أحد الإخلاص ثم قال اللهم إن فضله لأهل المقابر وروي 
عنه أنه قال القراءة ثم القبر بدعة وروي ذلك عن هشيم قال أبو بكر نقل ذلك عن أحمد 
جماعة ثم رجع رجوعا أبان به عن نفسه فروى جماعة أن أحمد نهى ضريرا أن يقرأ ثم 
القبر وقال له إن القراءة ثم القبر بدعة فقال له محمد بن قدامة الجوهري يا أبا عبد 
الله ما تقول في مبشر فلهذا قال ثقة قال فأخبرني مبشر عن أبيه أنه أوصى إذا دفن 
يقرأ عنده بفاتحة البقرة وخاتمتها وقال سمعت ابن عمر يوصي بذلك قال أحمد بن حنبل
 فارجع فقل للرجل يقرأ

“Tidak ada larangannya membaca Alqur’an dikuburan , dan 

[keluarga-islam] Re: Masih KIRIM DO`A - Dan Penggal Penggal Kata

2008-04-03 Terurut Topik dodindra
Bismillahirrohmanirrohiim, Assalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu, 

KHILAFIYYAH : PAHALA BACAAN AL QUR'AN bagi YANG SUDAH MENINGGAL

Alhamdulillaahi Robbil `alamiina, al qooilu fii kitabihil kariim.
Wash-sholatu was salaamu'ala asy-syrofil mursaliin sayyidina
Muhammadin shollallohu'alaihi wasallama wa'ala aalihi wa ash-haabihi
ajma'in ammaaba'du.

Membaca Al Qur'an untuk orang yang sudah meninggal, di Indonesia
merupakan hal yang sangat lazim dilakukan, baik oleh anak almarhum dan
almarhumah maupun oleh keluarga dan sanak saudara dan kerabatnya.
Yang biasa dibaca adalah Surat Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, An
Nas, Yasiin, Awal dan Akhir Al Baqoroh, juga dengan bacaan Tahlil,
Tahmid, serta Sholawat nabi SAW. Dan kemudian dibacakan do'a-do'a.
Bacaan-bacaan tersebut, diniatkan pahalanya untuk orang yang telah
meninggal, dan diiringi do'a agar Alloh berkenan menyampaikan pahala
itu bagi arwah yang dimaksud.

Dikalangan umat Islam, amalan seperti ini termasuk Masalah
Khilafiyyah, dalam arti ada yang setuju dan ada yang tidak setuju,
ada yang mengatakan baik sekali kalau dilakukan, namun ada pula yang
mengatakan tidak baik, bahkan dihukumi bid'ah, ada yang berkata pahala
bacaan itu sampai kepada si mayyit, dan adapula yang mengatakan tidak
sampai pada si mayyit.
Masing-masing mempunyai dasar terhadap khilafiyyah ini, maka
seyogyanya, tidak perlu dibesarkan perbedaan itu, tapi semestinya
saling mengambil manfaat dan pengetahuan untuk mempersatukan umat
Islam ini.

Dalil Hadiah Pahala Bacaan Al Qur'an untuk Yang Sudah Meninggal.

Firman Alloh :

QS Muhammad ayat 19 :
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq)
melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa)
orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui
tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.

QS Al Hasyr ayat 10 :
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar),
mereka berdoa: Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara
kami yang telah beriman yang mendahului kami (meninggal), dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap
orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang.

QS Al Baqoroh ayat 152 :
Karena itu, dzikirlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(ni`mat) -Ku.

Hadits tentang wasiat Ibnu Umar pada Syarah Aqidah Thahawiyah (hal. 458) :
Dari Ibnu Umar RA: Bahwasanya beliau berwasiat agar diatas kuburnya
nanti sesudah pemakaman dibacakan awal-awal Al Baqoroh dan akhirnya.
Dan dari sebagian Muhajirin dinukil juga adanya pembacaan surat Al
baqoroh

Hadits diatas menjadi pegangan  Syaikh Muhammad bin Hasan, dan Imam
Ahmad bin Hanbal , beliau sebelumnya termasuk yang menganut bahwa
pahala bacaan Al Qur'an tidak sampai pada mayyit, namun setelah dari
orang kepercayaan mendengar tentang wasiat Ibnu Umar tersebut, maka
beliau mencabut pengingkaran akan hal ini, dan mennjadikan beliau juga
mendukung bahwa pahala bacaan itu sampai pada si mayyit, ( kitab
Mukhtasar Tazkirah Qurtubi, hal. 25 )

Pada buku : Yasaluuna Fid Diin Wal hayat, oleh Dr. Ahmad Syarbasi
jilid III/423, disebutkan : maka ada riwayat dari Imam Ahmad bin
Hanbal bahwa beliau berkata :Sampai kepada mayyit (pahala) tiap-tiap
kebaikan karena ada nash-nash yang dating padanya dan juga karena kaum
muslimin pada berkumpul disetiap negeri, mereka membaca Al Qur'an dan
menghadiahkan (pahalanya) kepada mereka yang sudah meninggal. Hal ini
terjadi tanpa ada yang mengingkari, maka jadilah dia `Ijma' 

Hadits dalam Sunan Baihaqi, isnad Hasan :  Bahwasanya Ibnu Umar
menyukai agar dibaca diatas pekuburan sesudah pemakaman awal surat Al
Baqoroh dan akhirnya.
Hadits riwayat Daruqutni : barang siapa masuk ke pekuburan lalu
membaca Qulhuallhu ahad 11 kali kemudian dia menghadiahkan pahalanya
kepada orang-orang yang telah mati (di kuburan itu), maka ia akan
diberi pahala sebanyak orang yang mati disitu.

Hadits Riwayat Thabarani, dan Baihaqi :
 Dari Ibnu Umar RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : Jika mati salah
seorang kamu, maka janganlah kamu menahannya dan segeralah membawanya
ke kubur dan bacakanlah Fatihatul kitab disamping kepalanya .

Hadits riwayat Abu Daud , Nasa'I, Ahmad, dan Ibnu Hibban :
 dari Ma'qil bin Yasar RA , dari Nabi SAW, beliau bersabda :
Bacakanlah surat Yasiin untuk orang-orang yang mati diantara kamu .

Demikian saudaraku semua, saya sampaikan Dalil-dalil Masalah
Khilafiyyah Pahala bacaan Al Qur'an yang dihadiahkan pada Orang Yang
Sudah Meninggal ini.
Semoga kita bisa mengambil hikmah, tanpa perlu terpecah belah.

Subhaanakallohuma Wabihamdika Asyhaduanlaailahaillaa anta Astaghfiruka
wa'atubuilayka.

Wasalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu,
dodi

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M.
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ana ingin bertanya tentang keterangan Ibnu Abbas ra tentang
di-mansukh-kannya ayat :
   DAN TIADALAH BAGI SESEORANG KECUALI APA YG 

[keluarga-islam] Membalik Sisi Gelap Dalam Diri

2008-04-03 Terurut Topik David Sofyan
 
Membalik Sisi Gelap Dalam Diri


Manusia di ciptakan dengan memiliki dua potensi diri yaitu kebaikan dan 
keburukan, penyemaian bibit potensi tersebut kita lakukan setiap hari melalui 
adaptasi diri dan lingkungan yang kemudian membentuk suatu kebiasaan oleh sebab 
itu orang yang paling jahatpun pasti mempunyai nilai kebaikan dalam dirinya. 
Nilai kebaikan dan keburukan sering bertambah pada diri seseorang tanpa 
disadari seiring dengan volume aktifitas orang tersebut. Sensasi rasa yang 
dimunculkan ketika berbuat baik maupun berbuat tidak baik hanya terjadi sesaat 
sampai kita meningkatkan volumenya. sebagai contoh ketika kita terbiasa 
bersedekah dengan uang lima ribu rupiah dan kita tingkatkan menjadi lima puluh 
ribu rupiah maka ada rasa yang timbul didada tanpa kita sadari namun semakin 
sering kiita  bersedekah dengan nilai tersebut rasa tadi semakin hilang dan 
akan muncul kembali ketika kita tambahkan nilainya. Demikian juga halnya dengan 
keburukan, orang yang pertama kali menerima suap pasti akan mengalami rasa yang 
tidak nyaman namun ketika suap telah membudaya maka rasa tadi pun menjadi 
hilang secara perlahan 

Ketika Allah menurunkan peringatan lewat bencana maka hati kita merasa 
ketakutan, namun ketika bencana terus menerus terjadi, sepertinya wajah 
ketakutanpun  mulai memudar, dan inilah bencana yang sesungguhnya dimana Allah 
mencabut rasa takut dihati kita terhadap laknatnya dan mencabut rasa syukur 
dihati kita terhadap nikmatnya. Sisi gelap diri menjadi lebih dominan tanpa 
kita sadari walaupun setiap hari kita sibuk membolak-balik ayat-ayat suci. 
Setinggi apapun ilmu yang kita miliki baik ilmu Al Qur'an maupun hadist hanya 
akan berujung pada pengindetifikasian masalah dan bukan pada penyelesaian 
karena penyelesaian membutuhkan tindakan dari dalam diri yang harus dilakukan 
dengan secara sadar dan contoh yang sering saya kemukakan adalah pecandu rokok, 
dimana pengetahuan mengenai bahaya rokok sudah sering di publikasikan 
dimana-mana dan para dokterpun sering melontarkan kiat agar bisa berhenti 
merokok tapi apakah masalah selesai ? tidak selama sang perokok belum bergerak 
membalik sisi gelap diri nya secara sadar maka selama itupula semuanya hanya 
sekedar wacana ,tidak lebih.

Di negeri kita para Da'i atau penceramah naik turun silih berganti, 
pertanyaannya adalah apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi , apakah 
kualitas mereka menurun atau materi yang mereka sampaikan sudah tidak menarik ? 
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ada pengaruhnya khutbah jumat yang telah 
kita dengarkan pada ahlak keseharian kita, bukankah kita telah mendengarkan 
khutbah juma'at hampir 50 kali dalam setahun belum lagi diluar itu, lalu apa 
amal apa yang membedakan ahlak kita dari tahun kemaren, bukankah ilmu yang kita 
miliki telah bertambah, bukankah nasehat yang telah kita dengar sangat banyak, 
bukankah buku yang kita baca juga telah berlimpah. Harus kita akui bahwa mata, 
telinga bahkan lidah kita mempunyai titik jenuh yang ketika sudah sampai pada 
puncaknya maka akan terjadi penolakan tubuh, dan secara fitrah tubuh akan 
mencari yang baru, yang enak dilihat, yang enak didengar bahkan yang enak untuk 
dirasakan, kecuali hati. Maka melihat, mendengar dan rasakanlah dengan hati. 

maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati 
yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu 
mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi 
yang buta, ialah hati yang di dalam dada.  (QS 22:46)


Wassallam 


David
http://vidyan-dariketiadaan.blogspot.com

Re: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy

2008-04-03 Terurut Topik bahtiar lim
salaamun alaikum

rasanya masih perlu dikaji agar kita tidak lalai dan
larut pada berbagai pandangan semu yang berujung pada
kesesatan dari jalan Allah.

saya jadi ingat faham kristen yang meyakini adanya
transfer dosa adam kepada keturunanya, disini ada lagi
orang menganggap tarnsfer pahala kepada orang yang
sudah mati, dalam arti perbuatan baik yang dilakukan
sang Anak bisa ditransfer / dikirim untuk orang tua
yang sudah meninggal.

sebenarnya Allah sudah menjelaskan cukup gamblang
mengenai hal ini dalam ayat berikut..

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka
(pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang
berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan
sekali-sekali tidaklah Rabbmu menganiaya
hamba-hamba(Nya) (QS. 41:46)


jadi tidak ada istilah transfer pahala seperti itu.
kalau ada syaikh atau Ulama bisa menguraikan dengan
pendapat yang berbeda, silahkan saja dikaji, karena
buat kita Rasulullah pasti meyakini ayat tersebut,
jadi tidaklah akan ada rasul mengeluarkan pendapat
yang akan bertentangan dari pakem Allah tersebut...


mengenai pahala orang yang Sedakah dengan harta, jiwa
dan Ilmu yang bermaanfaat, tidak akan sampai lagi
pahalanya kepada orang yang sudah meninggal, karena
semua  itu sudah diperhitungkan Allah pada saat orang
itu memberikan sedekah harta, jiwa atau Ilmunya...
bukankah Allah sudah mengatakan...

..Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang
terhadap apa yang ia usahakan.Sesungguhnya Allah Maha
cepat hisab-Nya. (QS. 14:51)

jadi keMaha cepatan Allah dalam menghisab pahala orang
tidak perlu  nunggu waktu sampai setelah orangnya
meninggal.

mengenai do'a Anak yang shaleh, yang harus dikaji
lebih dulu saya kira kesalehan seseorangnya bukan soal
Do'anya.

seorang yang saleh itu menurut ukuran apa, dan siapa ?
itu yg penting, apakah seseorang bisa disebut shaleh
kalau masih meragukan aturan2  Allah..?

mengenai shalat jenazah, ini cuma tradisi agama, dan
bukan ajaran Allah, karena tak satupun dalam Al Quran
yang memerintahkan manusia melakukan itu, tapi
larangan terhadap tradisi ini ada, sebaigimana ayat
berikut.

 Dan janganlah sekali-kali kamu menshalati (jenazah)
seseorang yang mati di antara mereka, dan janganlah
kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya. Sesungguhnya
mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan
mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. 9:84)

ayat diatas cukup jelas memberi uraian bahwa seseorang
yang Ingkar  atau fasik tidaklah boleh kita
menshalatinya..., itu kalau mau tunduk pada aturan
Allah.

lalu kalau orangnya tidak fasik, apakah boleh di
shalati..?, akan timbul pertanyaanya, 
siapakah yang bisa mengetahui dan menjamin bahwa
seseorang itu tidaklah Fasik dalam kematiannya?

sebagian anda pasti tidak setuju dangan pemikiran
seperti itu... dan mengatakan, bagaimana kalau yang
meninggal itu orang yang benar2 beriman..?

akan tetapi Allah sudah menyatakan...

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang
mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga
untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi)
janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan
al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan
jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar. (QS. 9:111)


jadi buat apa ritual2 itu dilakukan..? kalau hanya
ingin mengiktui tradisi , silahkan dilakukan, tapi
jelas   pelaksanaan hal tersebut tidak ada hubungannya
dengan aturan Allah.

demikianlah, mohon maaf dan koreksinya 

salaam.



--- Mujiarto Karuk [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamualikum Warohmatullohi Wabarokatuh
   Salam Dan sejahtera semoga Alloh limpahkan bagi
 seluruh hamba Nya yang taqwa

   Termakasih banyak bagi seluruh anggota milis KI
 dengan diskusi yang indah ini kita sama sama membaca
 dan mengetahui pendapat para baik itu para ustaz
 serta utusan para ustaz dan atau anggota milis
 lainnya yang tergabung di milis KI ini , dan berikut
 ini saya kirimkan jawaban Al-Qur'an yang
 diterjemahkan dalam bahasa Indonmesia terjemahan
 Departemen AGAMA RI , tentang pertanggung jawaban
 atas prilaku kita masing masing sebagai bahan
 pengingat serta sebagai rujukan agar kita tetap
 istikomah dan tetap melanjutkan diskusi dengan sikap
 berhati hati dan waspada :
  


   S U R A T   A L - A N ' A A M 

   6:52. Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang
 menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang
 mereka menghendaki keridhaanNya. Kamu tidak memikul
 tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka
 dan merekapun tidak memikul tanggung jawab
 sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan
 kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu
 termasuk orang-orang yang zalim)[475].

   [475]. Ketika Rasulullah s.a.w. sedang duduk-duduk
 bersama orang mukmin yang dianggap rendah dan miskin
 oleh kaum Quraisy, datanglah beberapa pemuka Quraisy
 hendak bicara dengan Rasulullah, tetapi mereka
 enggan 

RE: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy

2008-04-03 Terurut Topik Hidayat, Akhmad

Wa'alaykumussalam ...

 

Wahai saudaraku,

Mengapa menafikan sunnah Rasul/hadits, serta qaul ulama?  Mengapa merasa
diri lebih faham akan ayat2 Al-Qur'an ketimbang para mufassirin yang
faqih?  Apakah hanya dengan menafsirkan sendiri ayat2 Qur'an, tanpa mau
melihat hadits dan qaul sahabat, tabi'in, ulama', itu sudah berarti
cukup?

 

Hendaknya kita berhati-hati ...  dan semoga tidak tergolong
inkarussunnah ...

 

Astaghfirullah ...

 

Salam sayang,

Hidayat

 



From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of bahtiar lim
Sent: Thursday, April 03, 2008 4:07 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy

 

salaamun alaikum

rasanya masih perlu dikaji agar kita tidak lalai dan
larut pada berbagai pandangan semu yang berujung pada
kesesatan dari jalan Allah.

saya jadi ingat faham kristen yang meyakini adanya
transfer dosa adam kepada keturunanya, disini ada lagi
orang menganggap tarnsfer pahala kepada orang yang
sudah mati, dalam arti perbuatan baik yang dilakukan
sang Anak bisa ditransfer / dikirim untuk orang tua
yang sudah meninggal.

sebenarnya Allah sudah menjelaskan cukup gamblang
mengenai hal ini dalam ayat berikut..

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka
(pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang
berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan
sekali-sekali tidaklah Rabbmu menganiaya
hamba-hamba(Nya) (QS. 41:46)

jadi tidak ada istilah transfer pahala seperti itu.
kalau ada syaikh atau Ulama bisa menguraikan dengan
pendapat yang berbeda, silahkan saja dikaji, karena
buat kita Rasulullah pasti meyakini ayat tersebut,
jadi tidaklah akan ada rasul mengeluarkan pendapat
yang akan bertentangan dari pakem Allah tersebut...

mengenai pahala orang yang Sedakah dengan harta, jiwa
dan Ilmu yang bermaanfaat, tidak akan sampai lagi
pahalanya kepada orang yang sudah meninggal, karena
semua itu sudah diperhitungkan Allah pada saat orang
itu memberikan sedekah harta, jiwa atau Ilmunya...
bukankah Allah sudah mengatakan...

..Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang
terhadap apa yang ia usahakan.Sesungguhnya Allah Maha
cepat hisab-Nya. (QS. 14:51)

jadi keMaha cepatan Allah dalam menghisab pahala orang
tidak perlu nunggu waktu sampai setelah orangnya
meninggal.

mengenai do'a Anak yang shaleh, yang harus dikaji
lebih dulu saya kira kesalehan seseorangnya bukan soal
Do'anya.

seorang yang saleh itu menurut ukuran apa, dan siapa ?
itu yg penting, apakah seseorang bisa disebut shaleh
kalau masih meragukan aturan2 Allah..?

mengenai shalat jenazah, ini cuma tradisi agama, dan
bukan ajaran Allah, karena tak satupun dalam Al Quran
yang memerintahkan manusia melakukan itu, tapi
larangan terhadap tradisi ini ada, sebaigimana ayat
berikut.

Dan janganlah sekali-kali kamu menshalati (jenazah)
seseorang yang mati di antara mereka, dan janganlah
kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya. Sesungguhnya
mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan
mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. 9:84)

ayat diatas cukup jelas memberi uraian bahwa seseorang
yang Ingkar atau fasik tidaklah boleh kita
menshalatinya..., itu kalau mau tunduk pada aturan
Allah.

lalu kalau orangnya tidak fasik, apakah boleh di
shalati..?, akan timbul pertanyaanya, 
siapakah yang bisa mengetahui dan menjamin bahwa
seseorang itu tidaklah Fasik dalam kematiannya?

sebagian anda pasti tidak setuju dangan pemikiran
seperti itu... dan mengatakan, bagaimana kalau yang
meninggal itu orang yang benar2 beriman..?

akan tetapi Allah sudah menyatakan...

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang
mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga
untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi)
janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan
al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan
jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar. (QS. 9:111)

jadi buat apa ritual2 itu dilakukan..? kalau hanya
ingin mengiktui tradisi , silahkan dilakukan, tapi
jelas pelaksanaan hal tersebut tidak ada hubungannya
dengan aturan Allah.

demikianlah, mohon maaf dan koreksinya 

salaam.

- 



This message and any attached files may contain information that is 
confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the 
intended recipient. If you are not the intended recipient or the person 
responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised 
that you have received this message in error and that any dissemination, 
copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the 
disclosure of the information therein. If you have received this message in 
error please notify the sender immediately and delete the message.

Re: [keluarga-islam] Kisah dari tanah Makkah,,

2008-04-03 Terurut Topik LILIS

Bagus banget Kang Nceps, buat introspeksi diri. Mau lagi dong yang seperti ini.

  - Original Message - 
  From: Kang-Nceps 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, April 02, 2008 6:07 AM
  Subject: [keluarga-islam] Kisah dari tanah Makkah,,



  Dari seorang teman




  wassalam

  KnC


  Untuk renungan bersama ..

  Selama hampir sembilan tahun menetap di Mekah dan membantu ayah saya 
menguruskan jemaah haji dan umrah, saya telah melalui pelbagai pengalaman 
menarik dan pelik.  Bagaimanapun, dalam banyak-banyak peristiwa itu, ada satu 
kejadian yang pasti tidak akan saya lupakan sampai bila-bila.

  Ianya berlaku kepada seorang wanita yang berusia di pertengahan 
30-an.Kejadian itu berlaku pada pertengahan 1980-an semasa saya menguruskan 
satu rombongan haji. Ketika itu umur saya 20 tahun dan masih menuntut di 
Universiti Al-Azhar, Kaherah. Kebetulan ketika itu saya balik ke Mekah sekejap 
untuk menghabiskan cuti semester.

  Saya menetap di Mekah mulai 1981 selepas menamatkan pengajian di Sekolah 
Agama Gunung Semanggol, Perak. Keluarga saya memang semuanya di Mekah, cuma 
saya seorang saja tinggal dengan nenek saya di Perak. Walaupun masih muda, saya 
ditugaskan oleh bapa saya, Haji Nasron untuk menguruskan jemaah haji dan umrah 
memandangkan saya adalah anak sulung dalam keluarga.

  Berbalik kepada cerita tadi, ketibaan wanita tersebut dan rombongan haji di 
Lapangan Terbang Jeddah kami sambut dengan sebuah bas. Semuanya nampak riang 
sebab itulah kali pertama mereka mengerjakan haji.

  Sebaik sampai, saya membawa mereka menaiki bas dan dari situ, kami menuju ke 
Madinah. Alhamdulillah, segalanya berjalan lancar hinggalah kami sampai di 
Madinah. Tiba di Madinah, semua orang turun dari bas berkenaan. Turunlah mereka 
seorang demi seorang sehingga tiba kepada giliran wanita terbabit.

  Tapi tanpa apa-apa sebab, sebaik sahaja kakinya mencecahkan bumi Madinah, 
tiba-tiba wanita itu tumbang tidak sedarkan diri. Sebagai orang yang 
dipertanggungjawabk an mengurus jemaah itu, saya pun bergegas menuju ke arah 
wanita berkenaan. Kakak ni sakit, kata saya pada jemaah-jemaah yang lain. 
Suasana yang tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas. Semua jemaah 
nampak panik dengan apa yang sedang berlaku.

  Badan dia panas dan menggigil. Kakak ni tak sedarkan diri, cepat tolong 
saya...kita bawa dia ke hospital, kata saya.Tanpa membuang masa, kami 
mengangkat wanita tersebut dan membawanya ke hospital Madinah yang terletak 
tidak jauh dari situ. Sementara itu, jemaah yang lain dihantar ke tempat 
penginapan masing-masing.

  Sampai di hospital Madinah, wanita itu masih belum sedarkan diri. 
Berbagai-bagai usaha dilakukan oleh doktor untuk memulihkannya, namun semuanya 
gagal. Sehinggalah ke petang, wanita itu masih lagi koma. Sementara itu, tugas 
mengendalikan jemaah perlu saya teruskan. Saya terpaksa meninggalkan wanita 
tersebut terlantar di hospital berkenaan. Namun dalam kesibukan menguruskan 
jemaah, saya menghubungi hospital Madinah untuk mengetahui perkembangan wanita 
tersebut.

  Bagaimanapun, saya diberitahu dia masih tidak sedarkan diri. Selepas dua 
hari, wanita itu masih juga tidak sedarkan diri. Saya makin cemas, maklumlah, 
itu adalah pengalaman pertama saya berhadapan dengan situasi seperti itu. 
Memandangkan usaha untuk memulihkannya semuanya gagal, maka wanita itu dihantar 
ke Hospital Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan rawatan lanjut sebab pada masa 
itu hospital di Jeddah lebih lengkap kemudahannya berbanding hospital madinah. 
Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil.

  Jadual haji mesti diteruskan. Kami bertolak pula ke Mekah untuk mengerjakan 
ibadat haji. Selesai haji, sekali lagi saya pergi ke Jeddah. Malangnya, bila 
sampai di Hospital King Abdul Aziz, saya diberitahu oleh doktor bahawa wanita 
tersebut masih koma. Bagaimanapun, kata
  doktor, keadaannya stabil. Melihat keadaannya itu, saya ambil keputusan untuk 
menunggunya di hospital. 

  Selepas dua hari menunggu, akhirnya wanita itu membuka matanya. Dari sudut 
matanya yang terbuka sedikit itu, dia memandang ke arah saya. Tapi sebaik saja 
terpandang wajah saya, wanita tersebut terus memeluk saya dengan erat sambil 
menangis teresak- esak. Sudah tentu saya terkejut sebab saya ni bukan 
muhrimnya. Tambahan pula kenapa saja dia tiba-tiba menangis??

  Saya b ertanya kepada wanita tersebut, Kenapa kakak menangis? Mazlan.. 
kakak taubat dah
  Lan. Kakak menyesal, kakak takkan buat lagi benda-benda yang tak baik. Kakak 
bertaubat, betul-betul taubat.

  Kenapa pulak ni kak tiba-tiba saja nak bertaubat? tanya saya masih 
terpinga-pinga. Wanita itu terus menangis teresak-esak tanpa menjawab 
pertanyaan saya itu. Seketika kemudian dia bersuara, menceritakan kepada saya 
mengapa dia berkelakuan demikian, cerita yang bagi saya perlu diambil iktibar 
oleh kita semua. Katanya, Mazlan, kakak ni sudah berumah tangga, kahwin dengan 
lelaki orang putih. Tapi kakak silap. Kakak ini cuma 

[keluarga-islam] SWDKLLJ Bakalan naik 60%

2008-04-03 Terurut Topik Kang-Nceps
 | Arsip http://www.motorplus-online.com/news_arsip.asp |

*28 March 2008  17:36 WIB*

*SWDKLLJ NAIK 60 PERSEN*

Mulai 27 Februari 2008, biaya perpanjangan STNK motor bakal naik. Sesuai
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 36/PMK.010/2008, 26 Februari 2008 tarif
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) ditetapkan naik.
Kenaikannya rata-rata 60 persen. Jadi jangan kaget kalau saat perpanjangan
nanti akan kena beban lebih besar lagi.

Besaran tarif baru itu yakni untuk motor berkapasitas 50 cc s/d 250 cc
menjadi Rp 35 ribu dari sebelumnya Rp 22 ribu. Sedangkan untuk motor
berkapasitas di atas 250 cc menjadi Rp 83 ribu.

Azhar, seorang pengendara yang memperpanjang STNK terkejut. Kenaikannya
sangat tinggi. Jauh di atas perkiraan, jelas pria yang memperpanjang surat
Honda Supra X 2006.
Ia menilai, mestinya kenaikan ini juga diiringi oleh perbaikan fasilitas
umum. Lihat saja, jalan yang rusak lama sekali diperbaiki. Kami selalu
dibebankan tapi perhatian pemerintah sangat sedikit, tutupnya.

Capek, akh!

   *Tining Syamsuriah *


[keluarga-islam] Sirami Ruhani Sejukkan Hati di 102.70 Salam FM

2008-04-03 Terurut Topik heri btm
Alhamdulillah
Dengan rahmat dan hidayah Alloh AWT Radio Salam FM yang dipancarkan dari 
kawasan Bukit Indah Sukajadi - Batam - Indonesia bisa bersilaturrahiim dengan 
kaum muslimin dan muslimat diseluruh dunia. Antum bisa mendengarkan Radio Salam 
Media Dakwah dan Informasi dengan mengunjungi web kami di 
www.radiosalamfm.com ato pakai winamp langsung dengan memasukkan url address 
berikut ini.  http://66.197.244.46:7040/  lalu enter (afwan ini hanya bisa 
untuk mereka yang bisa akses internet). Mohon saran, masukannya agar kedepan 
bisa lebih sempurna.

Jazakumullohi Khoiran Katsiiran

Wassalamu'alaikum
Abu Husna

NB :

Kajian Setiap Selasa Sore :
Kajian Tauhid bersama Ust, Isfiraini, Lc Jam 16.30 WIB

Kajian Setiap Kamis Sore  :
Kajian Fiqh Sunnah bersama ust. Bachtiar, Lc Jam 16.30 WIB 

Telp. interaktif  +62-778-6071545 (onair)
Sms Center +62-815-3601-1027 
Yahoo mesenger id radio_salamfm

   
-
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

Re: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy

2008-04-03 Terurut Topik Ummu Hanif
Assalamu'alaikum,

Menurut saya sih, terlepas boleh atau tidaknya mentransfer pahala.. mungkin
harus direnungkan dulu  apakah saya sendiri sudah kelebihan pahala sehingga
lebih baik dibagi-bagi saja ya? apakah yakin diri saya sendiri sudah banyak
mengerjakan amal ibadah sehingga kelebihan amal tersebut kita berikan saja
pada orang lain? apakah shalat saya sendiri sudah sangat khusyu' dan seumur
hidup ga pernah tinggal sehingga kita boleh mendahulukan kewajiban shalat
orang lain daripada diri sendiri?

Afwan jika tidak berkenan,

Salam

On 4/3/08, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Memang kalo udah mentok terus kepepet yg paling gampang tinggal
 menuduh wahabi deh sama lawan bicara yg beda pemahaman... :)

 Kenapa saya ambil contoh pendapat2 dari Internet? Itu hanya untuk
 menunjukkan kepada pak Arland bahwa sebenarnya pemahaman anda
 tentang transfer pahala sholat itu berbeda sendiri. Artinya sebelum
 pak Arland berani memperbolehkan transfer pahala sholat dengan dasar
 hadits tersebut seharusnya pak Arland sendiri yang mesti kroscek apa
 hadits yg pak Arland temukan itu benar ada di Sunan Dawud atau
 tidak? KArena jika hal itu tidak pernah ada, maka pak arland sama
 dengan telah menciptakan suatu bid'ah. Lagi pula jika memang ada,
 saya rasa tidak akan mungkin dari sekian banyak ustadz2 yg ada
 (ustadznya pak Wandi, ustadz saya, ustadz yg ada di internet, dan yg
 lainnya) tidak ada satu pun yang mengetahuinya. Sehingga pada
 akhirnya mereka dengan sangat hati2 tidak berani memperbolehkan
 bahkan menyarankan utk tidak melaksanakan sholat yang tidak jelas
 dasarnya tersebut. Ini masalah ibadah mahdhoh, tidak boleh
 sembarangan kita memperbolehkannya hanya berdasarkan sebuah hadits
 yang belum jelas keberadaannya melebihi seorang ustadz atau
 ulama.. :)

 Salam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
 Arland [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Nah... inilah yang saya maksud CIRI dari WAHABIYAH.
  Ini terakhir reply saya ya...
 
  Kan kemarin saya sudah suruh cek and receq di kitab sunan Abu Daud.
  Disana ada redaksi haditnya.
  Kalau memang ga punya, saya bisa kirim dalam bentuk file JPG.
 
  Saya ga suruh anda percaya sama saya kok, saya cuma mengungkap
 fakta
  dan realita bahwa hadits tersebut sebenarnya ada, cuma mungkin
  kebetulan ga ditayang di Internet atau ga diungkap di pengajian
 yang
  anda ikuti. Mana saya Tahu?
  Itu saja..
 
  Makanya saya suruh anda ngaji dan belajar lebih banyak, perbaiki
 dan
  mantapkan nahwu dan sorof, jadi anda bisa baca langsung kitab-
 kitab
  aslinya, bukan terjemahan saja. dan jangan hanya menuduh atau
 berkata
  seakan2 ini adalah akal-akalan saya.
 
  Untungnya apa sih saya akal-akalan bagi saya tentang hadits?
  Kamu ga tau ya? ancamannya neraka... saya sih takut yeee...
  Kalau anda ga takut neraka , ya sembunyikan saja hadits-hadits
 yang
  memang ada, anda anggap ga ada.
  Jangan2 jadi Inkarus-sunnah... Na'uzubillah... Min Zalik...
 
  Ke dua ; Buat apa saya menyuruh anda percaya sama saya???
  Kenal juga saya belum sama anda.
 
  Mohon maaf bila anda tersinggung.
  Wassalam,
  Arland-Jkt.
 
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
 y4tie y4tie@ wrote:
  
   Bisa jadi tidak ketemu, bisa jadi memang tidak ada, ya tho? :)
  
   Yang jelas jumhur ulama internet menyatakan tidak ada itu yang
   namanya transfer pahala sholat. Kalo masalah pendapat Syeikh, kan
   sudah saya tulis besar2 anda KELIRU SEKALI. Hal ini sudah sering
  kami
   bahas dalam pengajian.
  
   Kalo saya jelas lebih percaya ustadz2 yg sudah jelas keilmuannya
   termasuk ustadz2 yg ada di Internet seperti era muslim, syariah
  online
   dsb daripada ilmu dan akal pak Arland... Mohon maaf ya pak.. :)
  
   Wassalam
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com,
 Arland hmd098@ wrote:
   
Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada.
   
Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu.
Di internet ya sekedar tambahan saja.
Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab
  klasik
dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan
kehilangan obor.
   
Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
Utsaimin
Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari
  adanya
pengiriman pahala sholat.
Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya.
   
Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching
 internet
  jg
   
wassalam,
   
   
   
   
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com,
 y4tie y4tie@ wrote:

 Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs
  Islam,
 mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala
 sholat
  utk
 ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah
 pahala
  yang
 demikian. Apa 

Re: [keluarga-islam] Fwd: FW: [tower99] PEMBERITAHUAN!!! ..kalo ditilang jgn coba menyuap POLISI!!!

2008-04-03 Terurut Topik Ahmd Hyhd oz

--- budi setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 Note: forwarded message attached.

 -
 You rock. That's why Blockbuster's offering you one
 month of Blockbuster Total Access, No Cost. From:
steve [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED],
   'Juliasfa' [EMAIL PROTECTED],
   'haris.spriadi' [EMAIL PROTECTED],
   'donald tambunan' [EMAIL PROTECTED],
   [EMAIL PROTECTED],
   [EMAIL PROTECTED]
 Subject: FW: [tower99] PEMBERITAHUAN!!! ..kalo
 ditilang jgn coba menyuap POLISI!!!
 Date: Thu, 3 Apr 2008 11:27:12 +0700
 
  
 
  
 
_  
 
 From: [EMAIL PROTECTED]
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
 ruruh imam
 Sent: Thursday, April 03, 2008 11:10 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]; tower99 milist stt99;
 erwin riswantoro; erwin
 gmail
 Subject: [tower99] PEMBERITAHUAN!!! ..kalo ditilang
 jgn coba menyuap
 POLISI!!!
 
  
 
 FYI..
 
 PEMBERITAHUAN!-!! Segala pelanggaran di jalan Raya
 baik
 naik motor/mobil JANGAN MINTA DAMAI, MEMBERI UANG =
 BERARTI MENYUAP (Biarpun Polisi Tawari Damai Karena
 itu HANYA PANCINGAN / JEBAKAN) Lebih baik minta
 ditilang nanti diurus di pengadilan. Ini instruksi
 Kapolri kepada jajaran polisi - Bagi POLISI yg bisa
 membuktikan warga yg Menyuap Polisi- Dapat Bonus Rp.
 10jt / warga dan Penyuap kena hukuman 10 tahun.
 PENTING HARAP JANGAN MAIN2Info tsb banyak YG
 tidak
 tahu. Jadi Polisi cari2 KELEMAHAN / KELENGAHAN kita
 biar Menyuap. DI JKT/SBY sudah banyak yg kena Jebak
 karena Tidak tahu Instruksi Ini..pernah dimuat/ada
 beritanya juga di detik.com bbp mgg lalu..PLS
 infokan
 berita ini kepada siapa saja.
 
 

-_-_-_-_-_-_
 You rock. That's why Blockbuster'-s offering you one
 month of Blockbuster
 Total Access, No Cost. 
 HYPERLINK

http://tc.deals.yahoo.com/tc/blockbuster/text5.comhttp://tc.deals.-yahoo.c
 om/-tc/blockbuster/-text5.com
 
  
 
 
 Internal Virus Database is out-of-date.
 Checked by AVG.
 Version: 7.5.518 / Virus Database: 269.21.7/1325 -
 Release Date: 3/11/2008
 1:41 PM
 
 
 
 Internal Virus Database is out-of-date.
 Checked by AVG. 
 Version: 7.5.518 / Virus Database: 269.21.7/1325 -
 Release Date: 3/11/2008
 1:41 PM
  
 
haaallah...
bukannya aq ga setuju..
dr mana sumbernya...??
ada yg resminya..??
kyk gtau bobroknya kepolisian indonesia aja...
capee dee...!


  

You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total 
Access, No Cost.  
http://tc.deals.yahoo.com/tc/blockbuster/text5.com


Re: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy

2008-04-03 Terurut Topik sirrull-asrar
Ramai orang bersalah kerana kesalahan orang lain
Bahkan sering sahaja berlaku orang buat salah
kerana kesalahan orang
Adakalanya kesalahan itu lebih besar
daripada kesalahan orang terhadapnya
Mengikut Tuhan, orang yang bersalah
kerana orang itu membuat salah kepadanya
tetap dianggap salah
Itu berdendam namanya
berdendam adalah salah dan haram
Tiada siapa yang boleh menghukum orang lain
sekalipun membuat salah kepadanya
kecuali melalui pemerintah
Kesalahan itu mestilah dihukum
mengikut ketentuan Allah
atau yang tidak ditentukan adalah takzir
berdasarkan kebijaksanaan hakim
Kesalahan yang berlaku kerana kesalahan orang
lumrah berlaku di mana-mana sahaja
di dalam kehidupan
Orang sombong dengannya
dia pun berdendam dengannya
menunggu peluang untuk merosakkan orang itu
dia pun fitnah orang itu
Orang tipu dia, dia pun marah
kemudian orang itu dipukulnya
Orang fitnah dia, dia pun sakit hati
dibakarnya rumah orang itu hingga musnah
Ada orang mengganggu anak isterinya
kerana marah, dibunuhnya orang itu
kesalahannya lebih besar daripada orang itu
Ada orang menghina dia, dia pun membenci
setiap kali bertemu dimakinya orang itu
Orang curi barangnya
dia umpat merata negeri orang itu
hingga orang itu malu
Tidak kurang ada orang mencerca kita
mengata-ngata kita, kita doakan dia kebinasaan
atau kecelakaan
Cukup sekadar itu sebagai contoh
yang lain kiaskan sahaja

Begitulah umat Islam hari ini di seluruh dunia
mereka sering berdosa
kerana dosa orang lain kepadanya
Mereka melakukan kesalahan
kerana kesalahan umat Islamm lain kepadanya
Di mana ada persaudaraan?
Di mana kasih sayang?
Di mana perpaduan?
Di mana bermaaf-maafan?
Maaf-maafan sudah tidak ada
Bertolak ansur sudah tidak berlaku
Berlapang dada sudah hilang

bahtiar lim [EMAIL PROTECTED] wrote:  salaamun alaikum

rasanya masih perlu dikaji agar kita tidak lalai dan
larut pada berbagai pandangan semu yang berujung pada
kesesatan dari jalan Allah.

saya jadi ingat faham kristen yang meyakini adanya
transfer dosa adam kepada keturunanya, disini ada lagi
orang menganggap tarnsfer pahala kepada orang yang
sudah mati, dalam arti perbuatan baik yang dilakukan
sang Anak bisa ditransfer / dikirim untuk orang tua
yang sudah meninggal.

sebenarnya Allah sudah menjelaskan cukup gamblang
mengenai hal ini dalam ayat berikut..

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka
(pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang
berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan
sekali-sekali tidaklah Rabbmu menganiaya
hamba-hamba(Nya) (QS. 41:46)

jadi tidak ada istilah transfer pahala seperti itu.
kalau ada syaikh atau Ulama bisa menguraikan dengan
pendapat yang berbeda, silahkan saja dikaji, karena
buat kita Rasulullah pasti meyakini ayat tersebut,
jadi tidaklah akan ada rasul mengeluarkan pendapat
yang akan bertentangan dari pakem Allah tersebut...

mengenai pahala orang yang Sedakah dengan harta, jiwa
dan Ilmu yang bermaanfaat, tidak akan sampai lagi
pahalanya kepada orang yang sudah meninggal, karena
semua itu sudah diperhitungkan Allah pada saat orang
itu memberikan sedekah harta, jiwa atau Ilmunya...
bukankah Allah sudah mengatakan...

...Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang
terhadap apa yang ia usahakan.Sesungguhnya Allah Maha
cepat hisab-Nya. (QS. 14:51)

jadi keMaha cepatan Allah dalam menghisab pahala orang
tidak perlu nunggu waktu sampai setelah orangnya
meninggal.

mengenai do'a Anak yang shaleh, yang harus dikaji
lebih dulu saya kira kesalehan seseorangnya bukan soal
Do'anya.

seorang yang saleh itu menurut ukuran apa, dan siapa ?
itu yg penting, apakah seseorang bisa disebut shaleh
kalau masih meragukan aturan2 Allah..?

mengenai shalat jenazah, ini cuma tradisi agama, dan
bukan ajaran Allah, karena tak satupun dalam Al Quran
yang memerintahkan manusia melakukan itu, tapi
larangan terhadap tradisi ini ada, sebaigimana ayat
berikut.

Dan janganlah sekali-kali kamu menshalati (jenazah)
seseorang yang mati di antara mereka, dan janganlah
kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya. Sesungguhnya
mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan
mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. 9:84)

ayat diatas cukup jelas memberi uraian bahwa seseorang
yang Ingkar atau fasik tidaklah boleh kita
menshalatinya..., itu kalau mau tunduk pada aturan
Allah.

lalu kalau orangnya tidak fasik, apakah boleh di
shalati..?, akan timbul pertanyaanya, 
siapakah yang bisa mengetahui dan menjamin bahwa
seseorang itu tidaklah Fasik dalam kematiannya?

sebagian anda pasti tidak setuju dangan pemikiran
seperti itu... dan mengatakan, bagaimana kalau yang
meninggal itu orang yang benar2 beriman..?

akan tetapi Allah sudah menyatakan...

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang
mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga
untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi)
janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan
al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? 

[keluarga-islam] RE: Re: Tanya - Pak Wandy ~ Pay Attn.

2008-04-03 Terurut Topik Nashir Ahmad M.
Kesannya Pelit Amat, he he he...
  Dalam dunia bisnis pemimikiran seperti tidak pernah bisa berhasil
  karena teori seperti ini menggunakan pemahaman Otak Kiri, bukan Otak Kanan, 
maaf ini dalam dunia bisnis.
   
  Kalau dicocok-cocokkan, maka kita pun takkan pernah mau menyumbang
  karena kita sendiri merasa belum cukup, tak mau pula menyelamatkan
  orang lain yg dalam bahaya, karena merasa dia sendiri belum tentu selamat.
  dan akhirnya tak mau mendoakan orang lain agar selamat, karena merasa 
  dirinya belum tentu selamat.
  Jika kita pernah belajar ilmu grafitasi tarik-menarik, maka teorinya benar
  bahwa pada akhirnya tidak selamat karena dipenuhi pemikiran Tidak Selamat 
ataupun Psimis, namun itu teorinya belum tentu persis benar.
   
  Jika kita memberi maka kita akan menerima,
  Engkau Do`akan saudaramu, dengan sendirinya engkau di Do`akan orang lain,
  Alangkah indahnya hidup bersahaja seperti ini, dan benarlah Islam Itu adalah 
Rahmat bagi seluruh Alam, Dia bermanfaat bagi orang lain dan orang lainpun 
bermanfaat bagi dirinya.
   
  Semoga kelembutan hati senantiasa bersama kita.
   
  Salam,
   
  Nashir 
   
  

Ummu Hanif [EMAIL PROTECTED] wrote:
Assalamu'alaikum,
   
  Menurut saya sih, terlepas boleh atau tidaknya mentransfer pahala.. mungkin 
harus direnungkan dulu  apakah saya sendiri sudah kelebihan pahala sehingga 
lebih baik dibagi-bagi saja ya? apakah yakin diri saya sendiri sudah banyak 
mengerjakan amal ibadah sehingga kelebihan amal tersebut kita berikan saja pada 
orang lain? apakah shalat saya sendiri sudah sangat khusyu' dan seumur hidup ga 
pernah tinggal sehingga kita boleh mendahulukan kewajiban shalat orang lain 
daripada diri sendiri?

Afwan jika tidak berkenan,
   
  Salam
   
  On 4/3/08, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Memang kalo udah mentok terus kepepet yg paling gampang tinggal 
menuduh wahabi deh sama lawan bicara yg beda pemahaman... :)

Kenapa saya ambil contoh pendapat2 dari Internet? Itu hanya untuk 
menunjukkan kepada pak Arland bahwa sebenarnya pemahaman anda 
tentang transfer pahala sholat itu berbeda sendiri. Artinya sebelum 
pak Arland berani memperbolehkan transfer pahala sholat dengan dasar 
hadits tersebut seharusnya pak Arland sendiri yang mesti kroscek apa 
hadits yg pak Arland temukan itu benar ada di Sunan Dawud atau 
tidak? KArena jika hal itu tidak pernah ada, maka pak arland sama 
dengan telah menciptakan suatu bid'ah. Lagi pula jika memang ada, 
saya rasa tidak akan mungkin dari sekian banyak ustadz2 yg ada 
(ustadznya pak Wandi, ustadz saya, ustadz yg ada di internet, dan yg 
lainnya) tidak ada satu pun yang mengetahuinya. Sehingga pada 
akhirnya mereka dengan sangat hati2 tidak berani memperbolehkan 
bahkan menyarankan utk tidak melaksanakan sholat yang tidak jelas 
dasarnya tersebut. Ini masalah ibadah mahdhoh, tidak boleh 
sembarangan kita memperbolehkannya hanya berdasarkan sebuah hadits 
yang belum jelas keberadaannya melebihi seorang ustadz atau 
ulama.. :)

Salam   









Recent Activity

  4
  New Members
  
  2
  New Files

Visit Your Group 
  Wellness Spot
  on Yahoo! Groups
  A resource for living
  the Curves lifestyle.

Get in Shape
  on Yahoo! Groups
  Find a buddy
  and lose weight.

Best of Y! Groups
  Check it out
  and nominate your
  group to be featured.



  .

 
   

   
-
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

RE: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy

2008-04-03 Terurut Topik Hidayat, Akhmad

Wa'alaikum salam wr.wb.,

 

Syarifah,

Apa kabar?

 

Menurut saya prinsip tersebut kurang tepat.  Memikirkan kekurangan diri
tidak akan pernah selesai ...  jadi kapan kita akan 'shodaqoh' kepada
saudara2 kita?  Setahu saya prinsip memberi dalam Islam, apalagi
berkenaan dengan amal ibadah, ilmu, bahkan infaq harta dll, sejatinya
tidak akan pernah mengurangi yang ada pada kita.  Justru akan bertambah
dan terus bertambah di hadapan Gusti Allah SWT.

 

Yang arif, jika memang masih ada perbedaan pendapat, adalah saling
memahami.  Lanaa a'maaluna walakum a'maalukum.  Saling bertoleransi atas
pemahaman dan keyakinan masing2, sepanjang tidak menyalahi aqidah dan
syari'at.  Lha kita2 ini, apa yang kita tahu?  Selain ber-ittiba' kepada
guru2 kita, para ulama, yang sanadnya (dalam menuntut ilmu) sampai
kepada Kanjeng Rasulullah SAW.

 

Yang menjadi masalah (dan benar-benar masalah) adalah munculnya tuduhan
satu kepada selainnya, sesama saudara muslim, namun beda pemahaman,
dengan ungkapan bid'ah, sesat, dst ...  Andai tidak didasari oleh
semangat tersebut, tentu diskusi - yang sama2 menyampaikan hujjah (bukan
membuat2 hujjah dari pemikiran diri sendiri) - menjadi lebih santun.
Namun yang terjadi adalah sebaliknya ...

 

Jadi intinya saling memahami bahwa ada perbedaan pendapat, dan jangan
segan atau merasa berat untuk menerima pendapat dari selainnya.

 

Sekadar dari saya ...  al'afwu minkum.

 

Salam sayang,

Hidayat

 



From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ummu Hanif
Sent: Friday, April 04, 2008 9:15 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy

 

Assalamu'alaikum,

 

Menurut saya sih, terlepas boleh atau tidaknya mentransfer pahala..
mungkin harus direnungkan dulu  apakah saya sendiri sudah kelebihan
pahala sehingga lebih baik dibagi-bagi saja ya? apakah yakin diri saya
sendiri sudah banyak mengerjakan amal ibadah sehingga kelebihan amal
tersebut kita berikan saja pada orang lain? apakah shalat saya sendiri
sudah sangat khusyu' dan seumur hidup ga pernah tinggal sehingga kita
boleh mendahulukan kewajiban shalat orang lain daripada diri sendiri?

Afwan jika tidak berkenan,

 

Salam

 

.

 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=15337060/grpspId=1705038064/
msgId=23552/stime=1207271710/nc1=4990212/nc2=5170417/nc3=4763759 
 



This message and any attached files may contain information that is 
confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the 
intended recipient. If you are not the intended recipient or the person 
responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised 
that you have received this message in error and that any dissemination, 
copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the 
disclosure of the information therein. If you have received this message in 
error please notify the sender immediately and delete the message.