[keluarga-islam] Doa Untuk Sahabat Terkasih
Doa Untuk Sahabat Terkasih Sahabat, Ijinkan saya berdoa untuk anda dengan hati yang tulus, semoga doa ini cukup didengar bagi Sang Khaliq dan memberikan kemudahan dalam hidup kita Ya Alloh yang memudahkan semua kesulitan, Ya Alloh yang mengumpulkan segala yang berpisah, Ya Alloh yang menjadi sahabat bagi setiap orang yang kesepian, Ya Alloh yang mencukupi kebutuhan bagi setiap orang yang kekurangan, Ya Alloh, Pemberi kekuatan kepada si lemah, Ya Alloh yang memberikan rasa aman bagi setiap orang yang dilanda ketakutan, Berilah kemudahan pada kami atas segala kesulitan-kesulitan kami, karena menghilangkan kesulitan itu mudah saja bagi Mu ya Alloh. Amin.. Ya Robbal 'alamin... Salam Cinta, Agussyafii === Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye Keluargaku, Surgaku silahkan kirimkan dukungan dan komentar anda di http://agussyafii.blogspot.com atau sms 0888 176 48 72
[keluarga-islam] Masih KIRIM DO`A - Dan Penggal Penggal Kata
Ana ingin bertanya tentang keterangan Ibnu Abbas ra tentang di-mansukh-kannya ayat : DAN TIADALAH BAGI SESEORANG KECUALI APA YG DIPERBUATNYA dengan ayat “DAN ORANG-ORANG YG BERIMAN YG DIIKUTI KETURUNAN MEREKA DENGAN KEIMANAN”. terus terang ana beberapa hari yang lalu berdebat dengan orang yang mengaku ahlussunnah wal jama'ah yang bersikukuh dengan pendapatnya bahwa hal mengirim doa dan pahala bagi orang yang telah meninggal (tahlilan) itu bid'ah dhalalah. === JAWAB: === Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh, Rahmat dan Kebahagiaan semoga selalu terlimpah pada hari hari anda dan keluarga, Saudaraku yg kumuliakan, mengenai ucapan Ibn Abbas ra yg mengatakan ayat itu mansukh dijelaskan pada Muharrar Alwajiiz Juz 6 hal 233, jelaslah sudah bahwa Imam Nawawi menjelaskan dalam hal ini ada dua pendapat, dan yg lebih masyhur adalah yg mengatakan tak sampai, namun yg lebih shahih mengatakannya sampai, tentunya kita mesti memilih yg lebih shahih, bukan yg lebih masyhur, Imam nawawi menjelaskan bahwa yg shahih adalah yg mengatakan sampai, walaupun yg masyhur mengatakan tak sampai, berarti yg masyhur itu dhoif, dan yg shahih adalah yg mengatakan sampai. maka dari kesimpulannya Imam Nawawi menukil bahwa sebagian ulama syafii mengatakan semua pengiriman amal sampai. Berkata Imam Ibn Katsir : “ Yakni sebagaimana dosa seseorang tidak dapat menimpa kepada orang lain, demikian juga manusia tidak dapat memperoleh pahala melainkan dari hasil amalanya sendiri, dan dari ayat yang mulin ini (ayat 39,Surah An-Najm) Imam Syaf’i dan Ulama-ulama yang mengikutinya mengambil kesimpulan, bahwa bacaan yang pahalanya dikirimkan kepada mayit adalah tidak sampai, karena bukan dari hasil usahanya sendiri. Oleh karena itu Rosulullah shallallahu 'alayhi wa sallam tidak pernah menganjurkan umatnya untuk mengamalkan (pengiriman pahala melalui bacaan), dan tidak pernah memberikan bimbingan baik dengan nash maupun isyarat, dan tidak ada seorangpun (shahabat) yang mengamalkan perbuatan tersebut, jika amalan itu baik, tentu mereka lebih dahulu mengamalkanya, padalah amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala hanya terbatas yang ada nash-nashnya dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, dan tidak boleh dipalingkan dengan qiyas-qiyas dan pendapat-pendapat” Mereka memutusnya sampai disini, demikian kelicikan mereka, padahal kelanjutannya adalah : “Namun mengenai doa dan sedekah maka hal itu sudah sepakat seluruh ulama atas sampainya, dan telah ada Nash nash yg jelas dari syariah yg menjelaskan keduanya” (Tafsir Imam Ibn Katsir juz 4 hal 259). nah. telah jelas bahwa tahlilan itu adalah doa, dan semua pengiriman amal itu dengan doa : wahai Allah, sampaikanlah apa yg kami baca, dari dst, hadiah yg sampai, dan rahmat yg turun, dan keberkahan yg sempurna, kehadirat. bukankah ini doa?, maka Imam Ibn Katsir telah menjelaskan mengenai doa dan sedekah maka tak ada yg memungkirinya. Lalu berkata pula Imam Nawawi : أن الصدقة عن الميت تنفع الميت ويصله ثوابها وهو كذلك باجماع العلماء وكذا أجمعوا على وصول الدعاء وقضاء الدين بالنصوص الواردة في الجميع ويصح الحج عن الميت اذا كان حج الاسلام وكذا اذا وصى بحج التطوع على الأصح عندنا واختلف العلماء في الصوم اذا مات وعليه صوم فالراجح جوازه عنه للأحاديث الصحيحة فيه والمشهور في مذهبنا أن قراءة القرآن لا يصله ثوابها وقال جماعة من أصحابنا يصله ثوابها وبه قال أحمد بن حنبل “Sungguh sedekah untuk dikirimkan pada mayyit akan membawa manfaat bagi mayyit dan akan disampaikan padanya pahalanya, demikian ini pula menurut Ijma (sepakat) para ulama, demikian pula mereka telah sepakat atas sampainya doa doa, dan pembayaran hutang (untuk mayyit) dengan nash2 yg teriwayatkan masing masing, dan sah pula haji untuk mayyit bila haji muslim, demikian pula bila ia berwasiat untuk dihajikan dengan haji yg sunnah, demikian pendapat yg lebih shahih, namun berbeda pendapat para ulama mengenai puasa, dan yg lebih benar adalah yg membolehkannya sebagaimana hadits hadits shahih yg menjelaskannya, dan yg masyhur dikalangan madzhab kita bahwa bacaan Alqur’an tidak sampai pada mayyit pahalanya, namun telah berpendapat sebagian dari ulama madzhab kita bahwa sampai pahalanya, dan Imam Ahmad bin Hanbal berpegang pada yg membolehkannya” (Syarh Imam Nawawi ala shahih Muslim Juz 7 hal 90) Dan dijelaskan pula dalam Almughniy : ولا بأس بالقراءة ثم القبر وقد روي عن أحمد أنه قال إذا دخلتم المقابر اقرؤوا آية الكرسي وثلاث مرار قل هو الله أحد الإخلاص ثم قال اللهم إن فضله لأهل المقابر وروي عنه أنه قال القراءة ثم القبر بدعة وروي ذلك عن هشيم قال أبو بكر نقل ذلك عن أحمد جماعة ثم رجع رجوعا أبان به عن نفسه فروى جماعة أن أحمد نهى ضريرا أن يقرأ ثم القبر وقال له إن القراءة ثم القبر بدعة فقال له محمد بن قدامة الجوهري يا أبا عبد الله ما تقول في مبشر فلهذا قال ثقة قال فأخبرني مبشر عن أبيه أنه أوصى إذا دفن يقرأ عنده بفاتحة البقرة وخاتمتها وقال سمعت ابن عمر يوصي بذلك قال أحمد بن حنبل فارجع فقل للرجل يقرأ “Tidak ada larangannya membaca Alqur’an dikuburan , dan
[keluarga-islam] Re: Masih KIRIM DO`A - Dan Penggal Penggal Kata
Bismillahirrohmanirrohiim, Assalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu, KHILAFIYYAH : PAHALA BACAAN AL QUR'AN bagi YANG SUDAH MENINGGAL Alhamdulillaahi Robbil `alamiina, al qooilu fii kitabihil kariim. Wash-sholatu was salaamu'ala asy-syrofil mursaliin sayyidina Muhammadin shollallohu'alaihi wasallama wa'ala aalihi wa ash-haabihi ajma'in ammaaba'du. Membaca Al Qur'an untuk orang yang sudah meninggal, di Indonesia merupakan hal yang sangat lazim dilakukan, baik oleh anak almarhum dan almarhumah maupun oleh keluarga dan sanak saudara dan kerabatnya. Yang biasa dibaca adalah Surat Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas, Yasiin, Awal dan Akhir Al Baqoroh, juga dengan bacaan Tahlil, Tahmid, serta Sholawat nabi SAW. Dan kemudian dibacakan do'a-do'a. Bacaan-bacaan tersebut, diniatkan pahalanya untuk orang yang telah meninggal, dan diiringi do'a agar Alloh berkenan menyampaikan pahala itu bagi arwah yang dimaksud. Dikalangan umat Islam, amalan seperti ini termasuk Masalah Khilafiyyah, dalam arti ada yang setuju dan ada yang tidak setuju, ada yang mengatakan baik sekali kalau dilakukan, namun ada pula yang mengatakan tidak baik, bahkan dihukumi bid'ah, ada yang berkata pahala bacaan itu sampai kepada si mayyit, dan adapula yang mengatakan tidak sampai pada si mayyit. Masing-masing mempunyai dasar terhadap khilafiyyah ini, maka seyogyanya, tidak perlu dibesarkan perbedaan itu, tapi semestinya saling mengambil manfaat dan pengetahuan untuk mempersatukan umat Islam ini. Dalil Hadiah Pahala Bacaan Al Qur'an untuk Yang Sudah Meninggal. Firman Alloh : QS Muhammad ayat 19 : Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. QS Al Hasyr ayat 10 : Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman yang mendahului kami (meninggal), dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. QS Al Baqoroh ayat 152 : Karena itu, dzikirlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) -Ku. Hadits tentang wasiat Ibnu Umar pada Syarah Aqidah Thahawiyah (hal. 458) : Dari Ibnu Umar RA: Bahwasanya beliau berwasiat agar diatas kuburnya nanti sesudah pemakaman dibacakan awal-awal Al Baqoroh dan akhirnya. Dan dari sebagian Muhajirin dinukil juga adanya pembacaan surat Al baqoroh Hadits diatas menjadi pegangan Syaikh Muhammad bin Hasan, dan Imam Ahmad bin Hanbal , beliau sebelumnya termasuk yang menganut bahwa pahala bacaan Al Qur'an tidak sampai pada mayyit, namun setelah dari orang kepercayaan mendengar tentang wasiat Ibnu Umar tersebut, maka beliau mencabut pengingkaran akan hal ini, dan mennjadikan beliau juga mendukung bahwa pahala bacaan itu sampai pada si mayyit, ( kitab Mukhtasar Tazkirah Qurtubi, hal. 25 ) Pada buku : Yasaluuna Fid Diin Wal hayat, oleh Dr. Ahmad Syarbasi jilid III/423, disebutkan : maka ada riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal bahwa beliau berkata :Sampai kepada mayyit (pahala) tiap-tiap kebaikan karena ada nash-nash yang dating padanya dan juga karena kaum muslimin pada berkumpul disetiap negeri, mereka membaca Al Qur'an dan menghadiahkan (pahalanya) kepada mereka yang sudah meninggal. Hal ini terjadi tanpa ada yang mengingkari, maka jadilah dia `Ijma' Hadits dalam Sunan Baihaqi, isnad Hasan : Bahwasanya Ibnu Umar menyukai agar dibaca diatas pekuburan sesudah pemakaman awal surat Al Baqoroh dan akhirnya. Hadits riwayat Daruqutni : barang siapa masuk ke pekuburan lalu membaca Qulhuallhu ahad 11 kali kemudian dia menghadiahkan pahalanya kepada orang-orang yang telah mati (di kuburan itu), maka ia akan diberi pahala sebanyak orang yang mati disitu. Hadits Riwayat Thabarani, dan Baihaqi : Dari Ibnu Umar RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : Jika mati salah seorang kamu, maka janganlah kamu menahannya dan segeralah membawanya ke kubur dan bacakanlah Fatihatul kitab disamping kepalanya . Hadits riwayat Abu Daud , Nasa'I, Ahmad, dan Ibnu Hibban : dari Ma'qil bin Yasar RA , dari Nabi SAW, beliau bersabda : Bacakanlah surat Yasiin untuk orang-orang yang mati diantara kamu . Demikian saudaraku semua, saya sampaikan Dalil-dalil Masalah Khilafiyyah Pahala bacaan Al Qur'an yang dihadiahkan pada Orang Yang Sudah Meninggal ini. Semoga kita bisa mengambil hikmah, tanpa perlu terpecah belah. Subhaanakallohuma Wabihamdika Asyhaduanlaailahaillaa anta Astaghfiruka wa'atubuilayka. Wasalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu, dodi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Nashir Ahmad M. [EMAIL PROTECTED] wrote: Ana ingin bertanya tentang keterangan Ibnu Abbas ra tentang di-mansukh-kannya ayat : DAN TIADALAH BAGI SESEORANG KECUALI APA YG
[keluarga-islam] Membalik Sisi Gelap Dalam Diri
Membalik Sisi Gelap Dalam Diri Manusia di ciptakan dengan memiliki dua potensi diri yaitu kebaikan dan keburukan, penyemaian bibit potensi tersebut kita lakukan setiap hari melalui adaptasi diri dan lingkungan yang kemudian membentuk suatu kebiasaan oleh sebab itu orang yang paling jahatpun pasti mempunyai nilai kebaikan dalam dirinya. Nilai kebaikan dan keburukan sering bertambah pada diri seseorang tanpa disadari seiring dengan volume aktifitas orang tersebut. Sensasi rasa yang dimunculkan ketika berbuat baik maupun berbuat tidak baik hanya terjadi sesaat sampai kita meningkatkan volumenya. sebagai contoh ketika kita terbiasa bersedekah dengan uang lima ribu rupiah dan kita tingkatkan menjadi lima puluh ribu rupiah maka ada rasa yang timbul didada tanpa kita sadari namun semakin sering kiita bersedekah dengan nilai tersebut rasa tadi semakin hilang dan akan muncul kembali ketika kita tambahkan nilainya. Demikian juga halnya dengan keburukan, orang yang pertama kali menerima suap pasti akan mengalami rasa yang tidak nyaman namun ketika suap telah membudaya maka rasa tadi pun menjadi hilang secara perlahan Ketika Allah menurunkan peringatan lewat bencana maka hati kita merasa ketakutan, namun ketika bencana terus menerus terjadi, sepertinya wajah ketakutanpun mulai memudar, dan inilah bencana yang sesungguhnya dimana Allah mencabut rasa takut dihati kita terhadap laknatnya dan mencabut rasa syukur dihati kita terhadap nikmatnya. Sisi gelap diri menjadi lebih dominan tanpa kita sadari walaupun setiap hari kita sibuk membolak-balik ayat-ayat suci. Setinggi apapun ilmu yang kita miliki baik ilmu Al Qur'an maupun hadist hanya akan berujung pada pengindetifikasian masalah dan bukan pada penyelesaian karena penyelesaian membutuhkan tindakan dari dalam diri yang harus dilakukan dengan secara sadar dan contoh yang sering saya kemukakan adalah pecandu rokok, dimana pengetahuan mengenai bahaya rokok sudah sering di publikasikan dimana-mana dan para dokterpun sering melontarkan kiat agar bisa berhenti merokok tapi apakah masalah selesai ? tidak selama sang perokok belum bergerak membalik sisi gelap diri nya secara sadar maka selama itupula semuanya hanya sekedar wacana ,tidak lebih. Di negeri kita para Da'i atau penceramah naik turun silih berganti, pertanyaannya adalah apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi , apakah kualitas mereka menurun atau materi yang mereka sampaikan sudah tidak menarik ? Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ada pengaruhnya khutbah jumat yang telah kita dengarkan pada ahlak keseharian kita, bukankah kita telah mendengarkan khutbah juma'at hampir 50 kali dalam setahun belum lagi diluar itu, lalu apa amal apa yang membedakan ahlak kita dari tahun kemaren, bukankah ilmu yang kita miliki telah bertambah, bukankah nasehat yang telah kita dengar sangat banyak, bukankah buku yang kita baca juga telah berlimpah. Harus kita akui bahwa mata, telinga bahkan lidah kita mempunyai titik jenuh yang ketika sudah sampai pada puncaknya maka akan terjadi penolakan tubuh, dan secara fitrah tubuh akan mencari yang baru, yang enak dilihat, yang enak didengar bahkan yang enak untuk dirasakan, kecuali hati. Maka melihat, mendengar dan rasakanlah dengan hati. maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS 22:46) Wassallam David http://vidyan-dariketiadaan.blogspot.com
Re: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
salaamun alaikum rasanya masih perlu dikaji agar kita tidak lalai dan larut pada berbagai pandangan semu yang berujung pada kesesatan dari jalan Allah. saya jadi ingat faham kristen yang meyakini adanya transfer dosa adam kepada keturunanya, disini ada lagi orang menganggap tarnsfer pahala kepada orang yang sudah mati, dalam arti perbuatan baik yang dilakukan sang Anak bisa ditransfer / dikirim untuk orang tua yang sudah meninggal. sebenarnya Allah sudah menjelaskan cukup gamblang mengenai hal ini dalam ayat berikut.. Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-sekali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hamba(Nya) (QS. 41:46) jadi tidak ada istilah transfer pahala seperti itu. kalau ada syaikh atau Ulama bisa menguraikan dengan pendapat yang berbeda, silahkan saja dikaji, karena buat kita Rasulullah pasti meyakini ayat tersebut, jadi tidaklah akan ada rasul mengeluarkan pendapat yang akan bertentangan dari pakem Allah tersebut... mengenai pahala orang yang Sedakah dengan harta, jiwa dan Ilmu yang bermaanfaat, tidak akan sampai lagi pahalanya kepada orang yang sudah meninggal, karena semua itu sudah diperhitungkan Allah pada saat orang itu memberikan sedekah harta, jiwa atau Ilmunya... bukankah Allah sudah mengatakan... ..Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan.Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya. (QS. 14:51) jadi keMaha cepatan Allah dalam menghisab pahala orang tidak perlu nunggu waktu sampai setelah orangnya meninggal. mengenai do'a Anak yang shaleh, yang harus dikaji lebih dulu saya kira kesalehan seseorangnya bukan soal Do'anya. seorang yang saleh itu menurut ukuran apa, dan siapa ? itu yg penting, apakah seseorang bisa disebut shaleh kalau masih meragukan aturan2 Allah..? mengenai shalat jenazah, ini cuma tradisi agama, dan bukan ajaran Allah, karena tak satupun dalam Al Quran yang memerintahkan manusia melakukan itu, tapi larangan terhadap tradisi ini ada, sebaigimana ayat berikut. Dan janganlah sekali-kali kamu menshalati (jenazah) seseorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. 9:84) ayat diatas cukup jelas memberi uraian bahwa seseorang yang Ingkar atau fasik tidaklah boleh kita menshalatinya..., itu kalau mau tunduk pada aturan Allah. lalu kalau orangnya tidak fasik, apakah boleh di shalati..?, akan timbul pertanyaanya, siapakah yang bisa mengetahui dan menjamin bahwa seseorang itu tidaklah Fasik dalam kematiannya? sebagian anda pasti tidak setuju dangan pemikiran seperti itu... dan mengatakan, bagaimana kalau yang meninggal itu orang yang benar2 beriman..? akan tetapi Allah sudah menyatakan... Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. 9:111) jadi buat apa ritual2 itu dilakukan..? kalau hanya ingin mengiktui tradisi , silahkan dilakukan, tapi jelas pelaksanaan hal tersebut tidak ada hubungannya dengan aturan Allah. demikianlah, mohon maaf dan koreksinya salaam. --- Mujiarto Karuk [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualikum Warohmatullohi Wabarokatuh Salam Dan sejahtera semoga Alloh limpahkan bagi seluruh hamba Nya yang taqwa Termakasih banyak bagi seluruh anggota milis KI dengan diskusi yang indah ini kita sama sama membaca dan mengetahui pendapat para baik itu para ustaz serta utusan para ustaz dan atau anggota milis lainnya yang tergabung di milis KI ini , dan berikut ini saya kirimkan jawaban Al-Qur'an yang diterjemahkan dalam bahasa Indonmesia terjemahan Departemen AGAMA RI , tentang pertanggung jawaban atas prilaku kita masing masing sebagai bahan pengingat serta sebagai rujukan agar kita tetap istikomah dan tetap melanjutkan diskusi dengan sikap berhati hati dan waspada : S U R A T A L - A N ' A A M 6:52. Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim)[475]. [475]. Ketika Rasulullah s.a.w. sedang duduk-duduk bersama orang mukmin yang dianggap rendah dan miskin oleh kaum Quraisy, datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak bicara dengan Rasulullah, tetapi mereka enggan
RE: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Wa'alaykumussalam ... Wahai saudaraku, Mengapa menafikan sunnah Rasul/hadits, serta qaul ulama? Mengapa merasa diri lebih faham akan ayat2 Al-Qur'an ketimbang para mufassirin yang faqih? Apakah hanya dengan menafsirkan sendiri ayat2 Qur'an, tanpa mau melihat hadits dan qaul sahabat, tabi'in, ulama', itu sudah berarti cukup? Hendaknya kita berhati-hati ... dan semoga tidak tergolong inkarussunnah ... Astaghfirullah ... Salam sayang, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of bahtiar lim Sent: Thursday, April 03, 2008 4:07 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy salaamun alaikum rasanya masih perlu dikaji agar kita tidak lalai dan larut pada berbagai pandangan semu yang berujung pada kesesatan dari jalan Allah. saya jadi ingat faham kristen yang meyakini adanya transfer dosa adam kepada keturunanya, disini ada lagi orang menganggap tarnsfer pahala kepada orang yang sudah mati, dalam arti perbuatan baik yang dilakukan sang Anak bisa ditransfer / dikirim untuk orang tua yang sudah meninggal. sebenarnya Allah sudah menjelaskan cukup gamblang mengenai hal ini dalam ayat berikut.. Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-sekali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hamba(Nya) (QS. 41:46) jadi tidak ada istilah transfer pahala seperti itu. kalau ada syaikh atau Ulama bisa menguraikan dengan pendapat yang berbeda, silahkan saja dikaji, karena buat kita Rasulullah pasti meyakini ayat tersebut, jadi tidaklah akan ada rasul mengeluarkan pendapat yang akan bertentangan dari pakem Allah tersebut... mengenai pahala orang yang Sedakah dengan harta, jiwa dan Ilmu yang bermaanfaat, tidak akan sampai lagi pahalanya kepada orang yang sudah meninggal, karena semua itu sudah diperhitungkan Allah pada saat orang itu memberikan sedekah harta, jiwa atau Ilmunya... bukankah Allah sudah mengatakan... ..Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan.Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya. (QS. 14:51) jadi keMaha cepatan Allah dalam menghisab pahala orang tidak perlu nunggu waktu sampai setelah orangnya meninggal. mengenai do'a Anak yang shaleh, yang harus dikaji lebih dulu saya kira kesalehan seseorangnya bukan soal Do'anya. seorang yang saleh itu menurut ukuran apa, dan siapa ? itu yg penting, apakah seseorang bisa disebut shaleh kalau masih meragukan aturan2 Allah..? mengenai shalat jenazah, ini cuma tradisi agama, dan bukan ajaran Allah, karena tak satupun dalam Al Quran yang memerintahkan manusia melakukan itu, tapi larangan terhadap tradisi ini ada, sebaigimana ayat berikut. Dan janganlah sekali-kali kamu menshalati (jenazah) seseorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. 9:84) ayat diatas cukup jelas memberi uraian bahwa seseorang yang Ingkar atau fasik tidaklah boleh kita menshalatinya..., itu kalau mau tunduk pada aturan Allah. lalu kalau orangnya tidak fasik, apakah boleh di shalati..?, akan timbul pertanyaanya, siapakah yang bisa mengetahui dan menjamin bahwa seseorang itu tidaklah Fasik dalam kematiannya? sebagian anda pasti tidak setuju dangan pemikiran seperti itu... dan mengatakan, bagaimana kalau yang meninggal itu orang yang benar2 beriman..? akan tetapi Allah sudah menyatakan... Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. 9:111) jadi buat apa ritual2 itu dilakukan..? kalau hanya ingin mengiktui tradisi , silahkan dilakukan, tapi jelas pelaksanaan hal tersebut tidak ada hubungannya dengan aturan Allah. demikianlah, mohon maaf dan koreksinya salaam. - This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message.
Re: [keluarga-islam] Kisah dari tanah Makkah,,
Bagus banget Kang Nceps, buat introspeksi diri. Mau lagi dong yang seperti ini. - Original Message - From: Kang-Nceps To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, April 02, 2008 6:07 AM Subject: [keluarga-islam] Kisah dari tanah Makkah,, Dari seorang teman wassalam KnC Untuk renungan bersama .. Selama hampir sembilan tahun menetap di Mekah dan membantu ayah saya menguruskan jemaah haji dan umrah, saya telah melalui pelbagai pengalaman menarik dan pelik. Bagaimanapun, dalam banyak-banyak peristiwa itu, ada satu kejadian yang pasti tidak akan saya lupakan sampai bila-bila. Ianya berlaku kepada seorang wanita yang berusia di pertengahan 30-an.Kejadian itu berlaku pada pertengahan 1980-an semasa saya menguruskan satu rombongan haji. Ketika itu umur saya 20 tahun dan masih menuntut di Universiti Al-Azhar, Kaherah. Kebetulan ketika itu saya balik ke Mekah sekejap untuk menghabiskan cuti semester. Saya menetap di Mekah mulai 1981 selepas menamatkan pengajian di Sekolah Agama Gunung Semanggol, Perak. Keluarga saya memang semuanya di Mekah, cuma saya seorang saja tinggal dengan nenek saya di Perak. Walaupun masih muda, saya ditugaskan oleh bapa saya, Haji Nasron untuk menguruskan jemaah haji dan umrah memandangkan saya adalah anak sulung dalam keluarga. Berbalik kepada cerita tadi, ketibaan wanita tersebut dan rombongan haji di Lapangan Terbang Jeddah kami sambut dengan sebuah bas. Semuanya nampak riang sebab itulah kali pertama mereka mengerjakan haji. Sebaik sampai, saya membawa mereka menaiki bas dan dari situ, kami menuju ke Madinah. Alhamdulillah, segalanya berjalan lancar hinggalah kami sampai di Madinah. Tiba di Madinah, semua orang turun dari bas berkenaan. Turunlah mereka seorang demi seorang sehingga tiba kepada giliran wanita terbabit. Tapi tanpa apa-apa sebab, sebaik sahaja kakinya mencecahkan bumi Madinah, tiba-tiba wanita itu tumbang tidak sedarkan diri. Sebagai orang yang dipertanggungjawabk an mengurus jemaah itu, saya pun bergegas menuju ke arah wanita berkenaan. Kakak ni sakit, kata saya pada jemaah-jemaah yang lain. Suasana yang tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas. Semua jemaah nampak panik dengan apa yang sedang berlaku. Badan dia panas dan menggigil. Kakak ni tak sedarkan diri, cepat tolong saya...kita bawa dia ke hospital, kata saya.Tanpa membuang masa, kami mengangkat wanita tersebut dan membawanya ke hospital Madinah yang terletak tidak jauh dari situ. Sementara itu, jemaah yang lain dihantar ke tempat penginapan masing-masing. Sampai di hospital Madinah, wanita itu masih belum sedarkan diri. Berbagai-bagai usaha dilakukan oleh doktor untuk memulihkannya, namun semuanya gagal. Sehinggalah ke petang, wanita itu masih lagi koma. Sementara itu, tugas mengendalikan jemaah perlu saya teruskan. Saya terpaksa meninggalkan wanita tersebut terlantar di hospital berkenaan. Namun dalam kesibukan menguruskan jemaah, saya menghubungi hospital Madinah untuk mengetahui perkembangan wanita tersebut. Bagaimanapun, saya diberitahu dia masih tidak sedarkan diri. Selepas dua hari, wanita itu masih juga tidak sedarkan diri. Saya makin cemas, maklumlah, itu adalah pengalaman pertama saya berhadapan dengan situasi seperti itu. Memandangkan usaha untuk memulihkannya semuanya gagal, maka wanita itu dihantar ke Hospital Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan rawatan lanjut sebab pada masa itu hospital di Jeddah lebih lengkap kemudahannya berbanding hospital madinah. Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil. Jadual haji mesti diteruskan. Kami bertolak pula ke Mekah untuk mengerjakan ibadat haji. Selesai haji, sekali lagi saya pergi ke Jeddah. Malangnya, bila sampai di Hospital King Abdul Aziz, saya diberitahu oleh doktor bahawa wanita tersebut masih koma. Bagaimanapun, kata doktor, keadaannya stabil. Melihat keadaannya itu, saya ambil keputusan untuk menunggunya di hospital. Selepas dua hari menunggu, akhirnya wanita itu membuka matanya. Dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, dia memandang ke arah saya. Tapi sebaik saja terpandang wajah saya, wanita tersebut terus memeluk saya dengan erat sambil menangis teresak- esak. Sudah tentu saya terkejut sebab saya ni bukan muhrimnya. Tambahan pula kenapa saja dia tiba-tiba menangis?? Saya b ertanya kepada wanita tersebut, Kenapa kakak menangis? Mazlan.. kakak taubat dah Lan. Kakak menyesal, kakak takkan buat lagi benda-benda yang tak baik. Kakak bertaubat, betul-betul taubat. Kenapa pulak ni kak tiba-tiba saja nak bertaubat? tanya saya masih terpinga-pinga. Wanita itu terus menangis teresak-esak tanpa menjawab pertanyaan saya itu. Seketika kemudian dia bersuara, menceritakan kepada saya mengapa dia berkelakuan demikian, cerita yang bagi saya perlu diambil iktibar oleh kita semua. Katanya, Mazlan, kakak ni sudah berumah tangga, kahwin dengan lelaki orang putih. Tapi kakak silap. Kakak ini cuma
[keluarga-islam] SWDKLLJ Bakalan naik 60%
| Arsip http://www.motorplus-online.com/news_arsip.asp | *28 March 2008 17:36 WIB* *SWDKLLJ NAIK 60 PERSEN* Mulai 27 Februari 2008, biaya perpanjangan STNK motor bakal naik. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 36/PMK.010/2008, 26 Februari 2008 tarif Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) ditetapkan naik. Kenaikannya rata-rata 60 persen. Jadi jangan kaget kalau saat perpanjangan nanti akan kena beban lebih besar lagi. Besaran tarif baru itu yakni untuk motor berkapasitas 50 cc s/d 250 cc menjadi Rp 35 ribu dari sebelumnya Rp 22 ribu. Sedangkan untuk motor berkapasitas di atas 250 cc menjadi Rp 83 ribu. Azhar, seorang pengendara yang memperpanjang STNK terkejut. Kenaikannya sangat tinggi. Jauh di atas perkiraan, jelas pria yang memperpanjang surat Honda Supra X 2006. Ia menilai, mestinya kenaikan ini juga diiringi oleh perbaikan fasilitas umum. Lihat saja, jalan yang rusak lama sekali diperbaiki. Kami selalu dibebankan tapi perhatian pemerintah sangat sedikit, tutupnya. Capek, akh! *Tining Syamsuriah *
[keluarga-islam] Sirami Ruhani Sejukkan Hati di 102.70 Salam FM
Alhamdulillah Dengan rahmat dan hidayah Alloh AWT Radio Salam FM yang dipancarkan dari kawasan Bukit Indah Sukajadi - Batam - Indonesia bisa bersilaturrahiim dengan kaum muslimin dan muslimat diseluruh dunia. Antum bisa mendengarkan Radio Salam Media Dakwah dan Informasi dengan mengunjungi web kami di www.radiosalamfm.com ato pakai winamp langsung dengan memasukkan url address berikut ini. http://66.197.244.46:7040/ lalu enter (afwan ini hanya bisa untuk mereka yang bisa akses internet). Mohon saran, masukannya agar kedepan bisa lebih sempurna. Jazakumullohi Khoiran Katsiiran Wassalamu'alaikum Abu Husna NB : Kajian Setiap Selasa Sore : Kajian Tauhid bersama Ust, Isfiraini, Lc Jam 16.30 WIB Kajian Setiap Kamis Sore : Kajian Fiqh Sunnah bersama ust. Bachtiar, Lc Jam 16.30 WIB Telp. interaktif +62-778-6071545 (onair) Sms Center +62-815-3601-1027 Yahoo mesenger id radio_salamfm - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Re: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Assalamu'alaikum, Menurut saya sih, terlepas boleh atau tidaknya mentransfer pahala.. mungkin harus direnungkan dulu apakah saya sendiri sudah kelebihan pahala sehingga lebih baik dibagi-bagi saja ya? apakah yakin diri saya sendiri sudah banyak mengerjakan amal ibadah sehingga kelebihan amal tersebut kita berikan saja pada orang lain? apakah shalat saya sendiri sudah sangat khusyu' dan seumur hidup ga pernah tinggal sehingga kita boleh mendahulukan kewajiban shalat orang lain daripada diri sendiri? Afwan jika tidak berkenan, Salam On 4/3/08, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang kalo udah mentok terus kepepet yg paling gampang tinggal menuduh wahabi deh sama lawan bicara yg beda pemahaman... :) Kenapa saya ambil contoh pendapat2 dari Internet? Itu hanya untuk menunjukkan kepada pak Arland bahwa sebenarnya pemahaman anda tentang transfer pahala sholat itu berbeda sendiri. Artinya sebelum pak Arland berani memperbolehkan transfer pahala sholat dengan dasar hadits tersebut seharusnya pak Arland sendiri yang mesti kroscek apa hadits yg pak Arland temukan itu benar ada di Sunan Dawud atau tidak? KArena jika hal itu tidak pernah ada, maka pak arland sama dengan telah menciptakan suatu bid'ah. Lagi pula jika memang ada, saya rasa tidak akan mungkin dari sekian banyak ustadz2 yg ada (ustadznya pak Wandi, ustadz saya, ustadz yg ada di internet, dan yg lainnya) tidak ada satu pun yang mengetahuinya. Sehingga pada akhirnya mereka dengan sangat hati2 tidak berani memperbolehkan bahkan menyarankan utk tidak melaksanakan sholat yang tidak jelas dasarnya tersebut. Ini masalah ibadah mahdhoh, tidak boleh sembarangan kita memperbolehkannya hanya berdasarkan sebuah hadits yang belum jelas keberadaannya melebihi seorang ustadz atau ulama.. :) Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah... inilah yang saya maksud CIRI dari WAHABIYAH. Ini terakhir reply saya ya... Kan kemarin saya sudah suruh cek and receq di kitab sunan Abu Daud. Disana ada redaksi haditnya. Kalau memang ga punya, saya bisa kirim dalam bentuk file JPG. Saya ga suruh anda percaya sama saya kok, saya cuma mengungkap fakta dan realita bahwa hadits tersebut sebenarnya ada, cuma mungkin kebetulan ga ditayang di Internet atau ga diungkap di pengajian yang anda ikuti. Mana saya Tahu? Itu saja.. Makanya saya suruh anda ngaji dan belajar lebih banyak, perbaiki dan mantapkan nahwu dan sorof, jadi anda bisa baca langsung kitab- kitab aslinya, bukan terjemahan saja. dan jangan hanya menuduh atau berkata seakan2 ini adalah akal-akalan saya. Untungnya apa sih saya akal-akalan bagi saya tentang hadits? Kamu ga tau ya? ancamannya neraka... saya sih takut yeee... Kalau anda ga takut neraka , ya sembunyikan saja hadits-hadits yang memang ada, anda anggap ga ada. Jangan2 jadi Inkarus-sunnah... Na'uzubillah... Min Zalik... Ke dua ; Buat apa saya menyuruh anda percaya sama saya??? Kenal juga saya belum sama anda. Mohon maaf bila anda tersinggung. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Bisa jadi tidak ketemu, bisa jadi memang tidak ada, ya tho? :) Yang jelas jumhur ulama internet menyatakan tidak ada itu yang namanya transfer pahala sholat. Kalo masalah pendapat Syeikh, kan sudah saya tulis besar2 anda KELIRU SEKALI. Hal ini sudah sering kami bahas dalam pengajian. Kalo saya jelas lebih percaya ustadz2 yg sudah jelas keilmuannya termasuk ustadz2 yg ada di Internet seperti era muslim, syariah online dsb daripada ilmu dan akal pak Arland... Mohon maaf ya pak.. :) Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada. Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu. Di internet ya sekedar tambahan saja. Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab klasik dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan kehilangan obor. Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari adanya pengiriman pahala sholat. Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya. Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching internet jg wassalam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs Islam, mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat utk ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala yang demikian. Apa
Re: [keluarga-islam] Fwd: FW: [tower99] PEMBERITAHUAN!!! ..kalo ditilang jgn coba menyuap POLISI!!!
--- budi setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Note: forwarded message attached. - You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total Access, No Cost. From: steve [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED], 'Juliasfa' [EMAIL PROTECTED], 'haris.spriadi' [EMAIL PROTECTED], 'donald tambunan' [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: FW: [tower99] PEMBERITAHUAN!!! ..kalo ditilang jgn coba menyuap POLISI!!! Date: Thu, 3 Apr 2008 11:27:12 +0700 _ From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ruruh imam Sent: Thursday, April 03, 2008 11:10 AM To: [EMAIL PROTECTED]; tower99 milist stt99; erwin riswantoro; erwin gmail Subject: [tower99] PEMBERITAHUAN!!! ..kalo ditilang jgn coba menyuap POLISI!!! FYI.. PEMBERITAHUAN!-!! Segala pelanggaran di jalan Raya baik naik motor/mobil JANGAN MINTA DAMAI, MEMBERI UANG = BERARTI MENYUAP (Biarpun Polisi Tawari Damai Karena itu HANYA PANCINGAN / JEBAKAN) Lebih baik minta ditilang nanti diurus di pengadilan. Ini instruksi Kapolri kepada jajaran polisi - Bagi POLISI yg bisa membuktikan warga yg Menyuap Polisi- Dapat Bonus Rp. 10jt / warga dan Penyuap kena hukuman 10 tahun. PENTING HARAP JANGAN MAIN2Info tsb banyak YG tidak tahu. Jadi Polisi cari2 KELEMAHAN / KELENGAHAN kita biar Menyuap. DI JKT/SBY sudah banyak yg kena Jebak karena Tidak tahu Instruksi Ini..pernah dimuat/ada beritanya juga di detik.com bbp mgg lalu..PLS infokan berita ini kepada siapa saja. -_-_-_-_-_-_ You rock. That's why Blockbuster'-s offering you one month of Blockbuster Total Access, No Cost. HYPERLINK http://tc.deals.yahoo.com/tc/blockbuster/text5.comhttp://tc.deals.-yahoo.c om/-tc/blockbuster/-text5.com Internal Virus Database is out-of-date. Checked by AVG. Version: 7.5.518 / Virus Database: 269.21.7/1325 - Release Date: 3/11/2008 1:41 PM Internal Virus Database is out-of-date. Checked by AVG. Version: 7.5.518 / Virus Database: 269.21.7/1325 - Release Date: 3/11/2008 1:41 PM haaallah... bukannya aq ga setuju.. dr mana sumbernya...?? ada yg resminya..?? kyk gtau bobroknya kepolisian indonesia aja... capee dee...! You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total Access, No Cost. http://tc.deals.yahoo.com/tc/blockbuster/text5.com
Re: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Ramai orang bersalah kerana kesalahan orang lain Bahkan sering sahaja berlaku orang buat salah kerana kesalahan orang Adakalanya kesalahan itu lebih besar daripada kesalahan orang terhadapnya Mengikut Tuhan, orang yang bersalah kerana orang itu membuat salah kepadanya tetap dianggap salah Itu berdendam namanya berdendam adalah salah dan haram Tiada siapa yang boleh menghukum orang lain sekalipun membuat salah kepadanya kecuali melalui pemerintah Kesalahan itu mestilah dihukum mengikut ketentuan Allah atau yang tidak ditentukan adalah takzir berdasarkan kebijaksanaan hakim Kesalahan yang berlaku kerana kesalahan orang lumrah berlaku di mana-mana sahaja di dalam kehidupan Orang sombong dengannya dia pun berdendam dengannya menunggu peluang untuk merosakkan orang itu dia pun fitnah orang itu Orang tipu dia, dia pun marah kemudian orang itu dipukulnya Orang fitnah dia, dia pun sakit hati dibakarnya rumah orang itu hingga musnah Ada orang mengganggu anak isterinya kerana marah, dibunuhnya orang itu kesalahannya lebih besar daripada orang itu Ada orang menghina dia, dia pun membenci setiap kali bertemu dimakinya orang itu Orang curi barangnya dia umpat merata negeri orang itu hingga orang itu malu Tidak kurang ada orang mencerca kita mengata-ngata kita, kita doakan dia kebinasaan atau kecelakaan Cukup sekadar itu sebagai contoh yang lain kiaskan sahaja Begitulah umat Islam hari ini di seluruh dunia mereka sering berdosa kerana dosa orang lain kepadanya Mereka melakukan kesalahan kerana kesalahan umat Islamm lain kepadanya Di mana ada persaudaraan? Di mana kasih sayang? Di mana perpaduan? Di mana bermaaf-maafan? Maaf-maafan sudah tidak ada Bertolak ansur sudah tidak berlaku Berlapang dada sudah hilang bahtiar lim [EMAIL PROTECTED] wrote: salaamun alaikum rasanya masih perlu dikaji agar kita tidak lalai dan larut pada berbagai pandangan semu yang berujung pada kesesatan dari jalan Allah. saya jadi ingat faham kristen yang meyakini adanya transfer dosa adam kepada keturunanya, disini ada lagi orang menganggap tarnsfer pahala kepada orang yang sudah mati, dalam arti perbuatan baik yang dilakukan sang Anak bisa ditransfer / dikirim untuk orang tua yang sudah meninggal. sebenarnya Allah sudah menjelaskan cukup gamblang mengenai hal ini dalam ayat berikut.. Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-sekali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hamba(Nya) (QS. 41:46) jadi tidak ada istilah transfer pahala seperti itu. kalau ada syaikh atau Ulama bisa menguraikan dengan pendapat yang berbeda, silahkan saja dikaji, karena buat kita Rasulullah pasti meyakini ayat tersebut, jadi tidaklah akan ada rasul mengeluarkan pendapat yang akan bertentangan dari pakem Allah tersebut... mengenai pahala orang yang Sedakah dengan harta, jiwa dan Ilmu yang bermaanfaat, tidak akan sampai lagi pahalanya kepada orang yang sudah meninggal, karena semua itu sudah diperhitungkan Allah pada saat orang itu memberikan sedekah harta, jiwa atau Ilmunya... bukankah Allah sudah mengatakan... ...Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan.Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya. (QS. 14:51) jadi keMaha cepatan Allah dalam menghisab pahala orang tidak perlu nunggu waktu sampai setelah orangnya meninggal. mengenai do'a Anak yang shaleh, yang harus dikaji lebih dulu saya kira kesalehan seseorangnya bukan soal Do'anya. seorang yang saleh itu menurut ukuran apa, dan siapa ? itu yg penting, apakah seseorang bisa disebut shaleh kalau masih meragukan aturan2 Allah..? mengenai shalat jenazah, ini cuma tradisi agama, dan bukan ajaran Allah, karena tak satupun dalam Al Quran yang memerintahkan manusia melakukan itu, tapi larangan terhadap tradisi ini ada, sebaigimana ayat berikut. Dan janganlah sekali-kali kamu menshalati (jenazah) seseorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. 9:84) ayat diatas cukup jelas memberi uraian bahwa seseorang yang Ingkar atau fasik tidaklah boleh kita menshalatinya..., itu kalau mau tunduk pada aturan Allah. lalu kalau orangnya tidak fasik, apakah boleh di shalati..?, akan timbul pertanyaanya, siapakah yang bisa mengetahui dan menjamin bahwa seseorang itu tidaklah Fasik dalam kematiannya? sebagian anda pasti tidak setuju dangan pemikiran seperti itu... dan mengatakan, bagaimana kalau yang meninggal itu orang yang benar2 beriman..? akan tetapi Allah sudah menyatakan... Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?
[keluarga-islam] RE: Re: Tanya - Pak Wandy ~ Pay Attn.
Kesannya Pelit Amat, he he he... Dalam dunia bisnis pemimikiran seperti tidak pernah bisa berhasil karena teori seperti ini menggunakan pemahaman Otak Kiri, bukan Otak Kanan, maaf ini dalam dunia bisnis. Kalau dicocok-cocokkan, maka kita pun takkan pernah mau menyumbang karena kita sendiri merasa belum cukup, tak mau pula menyelamatkan orang lain yg dalam bahaya, karena merasa dia sendiri belum tentu selamat. dan akhirnya tak mau mendoakan orang lain agar selamat, karena merasa dirinya belum tentu selamat. Jika kita pernah belajar ilmu grafitasi tarik-menarik, maka teorinya benar bahwa pada akhirnya tidak selamat karena dipenuhi pemikiran Tidak Selamat ataupun Psimis, namun itu teorinya belum tentu persis benar. Jika kita memberi maka kita akan menerima, Engkau Do`akan saudaramu, dengan sendirinya engkau di Do`akan orang lain, Alangkah indahnya hidup bersahaja seperti ini, dan benarlah Islam Itu adalah Rahmat bagi seluruh Alam, Dia bermanfaat bagi orang lain dan orang lainpun bermanfaat bagi dirinya. Semoga kelembutan hati senantiasa bersama kita. Salam, Nashir Ummu Hanif [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum, Menurut saya sih, terlepas boleh atau tidaknya mentransfer pahala.. mungkin harus direnungkan dulu apakah saya sendiri sudah kelebihan pahala sehingga lebih baik dibagi-bagi saja ya? apakah yakin diri saya sendiri sudah banyak mengerjakan amal ibadah sehingga kelebihan amal tersebut kita berikan saja pada orang lain? apakah shalat saya sendiri sudah sangat khusyu' dan seumur hidup ga pernah tinggal sehingga kita boleh mendahulukan kewajiban shalat orang lain daripada diri sendiri? Afwan jika tidak berkenan, Salam On 4/3/08, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang kalo udah mentok terus kepepet yg paling gampang tinggal menuduh wahabi deh sama lawan bicara yg beda pemahaman... :) Kenapa saya ambil contoh pendapat2 dari Internet? Itu hanya untuk menunjukkan kepada pak Arland bahwa sebenarnya pemahaman anda tentang transfer pahala sholat itu berbeda sendiri. Artinya sebelum pak Arland berani memperbolehkan transfer pahala sholat dengan dasar hadits tersebut seharusnya pak Arland sendiri yang mesti kroscek apa hadits yg pak Arland temukan itu benar ada di Sunan Dawud atau tidak? KArena jika hal itu tidak pernah ada, maka pak arland sama dengan telah menciptakan suatu bid'ah. Lagi pula jika memang ada, saya rasa tidak akan mungkin dari sekian banyak ustadz2 yg ada (ustadznya pak Wandi, ustadz saya, ustadz yg ada di internet, dan yg lainnya) tidak ada satu pun yang mengetahuinya. Sehingga pada akhirnya mereka dengan sangat hati2 tidak berani memperbolehkan bahkan menyarankan utk tidak melaksanakan sholat yang tidak jelas dasarnya tersebut. Ini masalah ibadah mahdhoh, tidak boleh sembarangan kita memperbolehkannya hanya berdasarkan sebuah hadits yang belum jelas keberadaannya melebihi seorang ustadz atau ulama.. :) Salam Recent Activity 4 New Members 2 New Files Visit Your Group Wellness Spot on Yahoo! Groups A resource for living the Curves lifestyle. Get in Shape on Yahoo! Groups Find a buddy and lose weight. Best of Y! Groups Check it out and nominate your group to be featured. . - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
RE: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Wa'alaikum salam wr.wb., Syarifah, Apa kabar? Menurut saya prinsip tersebut kurang tepat. Memikirkan kekurangan diri tidak akan pernah selesai ... jadi kapan kita akan 'shodaqoh' kepada saudara2 kita? Setahu saya prinsip memberi dalam Islam, apalagi berkenaan dengan amal ibadah, ilmu, bahkan infaq harta dll, sejatinya tidak akan pernah mengurangi yang ada pada kita. Justru akan bertambah dan terus bertambah di hadapan Gusti Allah SWT. Yang arif, jika memang masih ada perbedaan pendapat, adalah saling memahami. Lanaa a'maaluna walakum a'maalukum. Saling bertoleransi atas pemahaman dan keyakinan masing2, sepanjang tidak menyalahi aqidah dan syari'at. Lha kita2 ini, apa yang kita tahu? Selain ber-ittiba' kepada guru2 kita, para ulama, yang sanadnya (dalam menuntut ilmu) sampai kepada Kanjeng Rasulullah SAW. Yang menjadi masalah (dan benar-benar masalah) adalah munculnya tuduhan satu kepada selainnya, sesama saudara muslim, namun beda pemahaman, dengan ungkapan bid'ah, sesat, dst ... Andai tidak didasari oleh semangat tersebut, tentu diskusi - yang sama2 menyampaikan hujjah (bukan membuat2 hujjah dari pemikiran diri sendiri) - menjadi lebih santun. Namun yang terjadi adalah sebaliknya ... Jadi intinya saling memahami bahwa ada perbedaan pendapat, dan jangan segan atau merasa berat untuk menerima pendapat dari selainnya. Sekadar dari saya ... al'afwu minkum. Salam sayang, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ummu Hanif Sent: Friday, April 04, 2008 9:15 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy Assalamu'alaikum, Menurut saya sih, terlepas boleh atau tidaknya mentransfer pahala.. mungkin harus direnungkan dulu apakah saya sendiri sudah kelebihan pahala sehingga lebih baik dibagi-bagi saja ya? apakah yakin diri saya sendiri sudah banyak mengerjakan amal ibadah sehingga kelebihan amal tersebut kita berikan saja pada orang lain? apakah shalat saya sendiri sudah sangat khusyu' dan seumur hidup ga pernah tinggal sehingga kita boleh mendahulukan kewajiban shalat orang lain daripada diri sendiri? Afwan jika tidak berkenan, Salam . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=15337060/grpspId=1705038064/ msgId=23552/stime=1207271710/nc1=4990212/nc2=5170417/nc3=4763759 This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message.